WORLD

.

Disclaimer:

Naruto [Masashi Kishimoto]

High School DxD [Ichiei Ishibumi]

Dan semua sumber anime yang bersangkutan Bukan milik kyo.

Yang terpenting saya tak mengambil keuntungan apapun dari sumber anime atau character yang saya pinjam untuk fiction yang saya publish.

BerRate : M

Pair: Naruto x..

Genre : Action, Adventure, Fantasy.

Warning!: Imajinasi liar!, Ooc, AU, Typo, Isekai, Etc, Don't like don't read!.

Summary: Dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang ' malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.

.


Chapter 23: Uzushiogakure.

.

Opening Song:

Ikimono Gakari – Blue Bird

.

.

.

.

.

8 Months Ago.

.

Langit malam yang terhampar begitu luas diatas bumi. Dengan jutaan cahaya kecil yang nampak menghiasai lautan gelap tak berujung itu.

Hamparan tanah dengan pepohonan luas yang dihiasi bebatuan di beberapa tempat, nampak hancur tak berbentuk.

Semua tempat yang sebelumnya indah, rusak dengan banyak cekungan lebar dan pepohonan yang terbakar dan tumbang.

Duar! Duar! Duar!

Ledakan demi ledakan terdengar di bagian barat Kirigakure. Sebuah kerajaan di negara air yang sering tertutup kabut dengan luas perairannya lebih lebar dari pada negara-negara lain.

Trank! Trank! Trank!

Bomm! Bomm!

Dentingan logam terdengar di setiap tempat didaerah Kirigakure. Pulau itu seakan menjadi sebuah lautan api Karena dilanda peperangan besar.

Peperangan yang menentukan nasip Shinobi negara air kedepannya. Antara Mizukage Yagura, seorang Shinobi yang memimpin kerajaan Kiri, dan pasukan revolusioner yang dipimpin Shinobi bernama Mei Terumi dan pasukannya.

Peperangan itu berlangsung berat sebelah. Dimana jumlah pasukan Mei yang lebih sedikit daripada pasukan Shinobi Yagura.

Ditambah dipihak Yagura ada para pengguna 7 pedang legendaris Kiri. Atau yang biasa disebut Kirigakure's Legendary Swordsman of the mist.

Mereka adalah 4 orang Shinobi pemegang pedang dari 7 pedang legendaris Kirigakure.

Ameyuri Ringo, A Rank dengan pedangnya yang bernama Kiba Sword dengan element petirnya.

Jinpachi Munashi, A Rank dengan pedangnya yang bernama Shibuki Sword dengan elemen api dan kertas peledak di pedang itu.

Kushimaru kuriarare, A Rank dengan pedang tertipis seperti jarum yang diperbesar dari Kirigakure yang bernama Nuibari. Dengan benang yang tersambung dia dapat menembus tubuh lawannya dengan mudah dan mengaitkan musuhnya satu sama lain.

Jinin Akebino. Rank A dengan pedangnya yang bernama Kabutowari. Sebuah kapak di tangan kanan yang tersambung dengan palu di tangan kiri penggunanya dan memiliki element tanah.

Keempat orang Shinobi itu adalah Pengguna pedang terkuat dari Kirigakure dibawah pimpinan Yagura sang Jinchuriki Sanbi. Dengan puluhan ribu pasukan Shinobi dibawah pimpinan Mizukage, mereka lebih unggul jauh dari pasukan Revolusi.

Sedangkan Mei Terumi, seorang gadis cantik berambut merah yang memiliki element Yoton atau lava. Dengan element dasarnya api, air, tanah, petir.

Mei sendiri didukung oleh Ao, dan Chojuro yang merupakan pemegang 1 dari 7 pedang legendaris Kirigakure.

Hanya pria berambut biru spike itu yang mendukung Mei dan menentang Mizukage daripada pengguna pedang legendaris yang lain.

Sementara 2 pedang yang lainnya dipegang oleh Missing Nin yang skarang menjadi anggota dari kelompok Akatsuki dan Kubikiribochou yang dipegang mendiang Zabuza.

Hingga kini pedang itu masih tak terlihat dimana posisinya setelah pemiliknya mati oleh Akatsuki.

Sementara kelompok Revolusi yang hanya berjumlah ratusan. Menjadi kesulitan dengan lawan mereka yang jumlahnya ribuan.

.

Kembali lagi ke Medan tempur Kirigakure.

Para pasukan Revolusi tampak kwalahan menahan serangan dari segala arah oleh pasukan Mizukage Yagura diluar kerajaan.

Ke empat pendekar pedang Kiri menjadi komando di 4 sisi mata angin di luar dinding Kiri kingdom.

Di Utara, Ameyuri berdiri tegak diatas dinding memberi komando pasukannya yang berjumlah sekitar 1000 orang. Melawan pasukan Revolusi yang dipimpin Ao disana.

Di arah barat, Kushimaru ikut membantai para pasukan Revolusi dengan pasukannya yang sekitar 1000 orang.

Dari arah timur yang berjumlah 1000 Shinobi dipimpin Jinpachi bertarung dengan Chojuro dan pasukan revolusi yang dipimpinnya.

Sedangkan diarah selatan, Mei Terumi mengeluarkan seluruh kemampuannya memimpin pasukannya melawan Jinin Akebino dan 1000 pasukannya.

Yagura sang Mizukage nampak diam dikastilnya, di blok paling belakang didalam dinding Kiri Kingdom. Menyaksikan seluruh pertempuran itu dari sebuah cermin yang ada di hadapannya.

Pria bertubuh kecil namun sebenarnya adalah orang dewasa, memiliki rambut abu-abu spike dengan bekas jahitan di pipinya. Memegang sebuah Staff dengan bunga hijau diujungnya.

Duduk di singgasananya menatap datar pertarungan dari cermin air didepannya.

"Mei Terumi.. berani juga dia datang lagi kemari." Ucap datar pria pendek itu.

Pria itu masih ingat, ketika dirinya hampir membunuh gadis itu dalam mode Jinchuriki'nya. Namun gadis itu berhasil kabur dan membawa sisa pasukannya.

Sudah satu tahun gadis itu menghilang dari Kiri, dan kini kembali muncul dengan perlawanan sengit.

Walaupun jumlahnya tak sebanyak pasukan Yagura, tapi semangat bertarung mereka mampu mengimbangi pertarungan yang berat sebelah itu.

Sedangkan para pemimpin pasukan revolusi pun tak tinggal diam. Kedua orang itu juga bertarung dengan sekuat tenaga mereka.

"Kita lihat sampai sejauh mana kau mampu bertahan, Mei.."

.

.

.

Ao side.

.

Di Medan laga, semua pasukan Mei nampak kelelahan. Di regu 3, diutara yang dipimpin Ao banyak yang terluka.

Ao dengan pedang ditangannya menebas pasukan Yagura dengan lincah. Sudah hampir 5 jam mereka bertarung. Namun musuh seakan tak habis-habis.

Dia sebagai komandan regu 3 harus berjuang lebih keras untuk anggota-anggota dibawahnya. Dengan begitu, semangat anggotanya tak akan surut.

"Haa!.. Hanya segini kemampuan kalian, ha!"

Dengan semangatnya, Ao terus menebas musuh yang berdatangan seraya menatap serius sosok Ameyuri yang menyeringai menatap remeh lawannya dibawah sana.

"Dasar. Kau bahkan akan mati duluan sebelum menghadapi aku.."

Gadis itu berkata dengan santainya. Seraya menggenggam kedua pedangnya yang dia arahkan ke langit.

"Cukup sampai disini.. Ao.."

Sring!

Bzzt! Bzzt! Bzzt!

Kilatan-kilatan petir menyambar dari pedang itu yang membumbung tinggi ke langit. Hingga muncul awan hitam yang semakin banyak.

Semua pasukan Ao menatap horor awan dengan kilatan petir dilangit gelap itu.

'I-itu! Lihat dilangit!'

''Menghindar!" Teriak Ao yang tau apa yang akan dilakukan gadis berelemen petir itu.

Blar! Blar! Blar!

Arrgg!

Petir-petir menyambar dari gumpalan awan dilangit itu yang memporak-porandakan pasukan Ao.

.

.

Chojuro side.

.

Dipihak Chojuro, pria itu bertarung sengit dengan Jinpachi. Kedua pemegang pedang legendaris Kiri itu saling berjual beli serangan dengan sengit dan berusaha saling mendominasi keadaan.

"Mati kau, Oji-san berjanggut!"

Chojuro dengan semangat membara menebaskan pedang chakra ditangannya yang menjadi sebuah palu besar pada seorang pria berjanggut dua yang menangkis setiap serangan Chojuro.

"Kaulah yang harus mati, Bocah tengik!" Teriak Jinpachi yang tak mau kalah.

Sring!

Blar! Blar!

Pedang yang dipegang Jinpachi seketika meledak berkali-kali dengan kertas peledak disisi pedang itu.

Membuat Chojuro mundur dan mengambil jarak dari ledakan-ledakan lawannya.

"Kuso! Kalian semua! Jangan menyerah!"

Teriakan Chojuro mendapat perhatian dari para anggotanya. Dengan pria berambut biru itu yang kembali merengsek maju berusaha memenggal Jinpachi dengan pedangnya yang berubah menjadi pedang tajam di kedua sisinya.

'Haaa! Kami juga tak mau kalah untuk yang kedua kalinya, Taichou!'

'Hai'.. Taichou!'

Para anggota Chojuro kembali bersemangat mendengar teriakan Chojuro. Mereka tak mau kalah untuk yang kesekian kalinya setelah satu tahun mereka membangun pasukan ini bersama Mei.

"Heh.. kalau itu mau kalian, akan ku beri kalian kemenangan.. diakhirat! Haha.."

.

.

.

Mei side.

.

Di sisi selatan, Mei juga nampak kelelahan. Untuk seorang wanita seperti dirinya yang harus menjadi komandan pasukan revolusi ini, bukanlah hal yang mudah.

Kemampuan fisiknya yang terbatas menjadikan batasannya saat bertarung terus menerus seperti ini.

Banyak chakra yang dia gunakan dan hampir mencapai batasnya.

Seraya melihat semua anggota regu nya yang nampak mengelilinginya memberikan perlindungan, Mei mengumpulkan Chakranya kembali. Memandang kedepan jauh dekat dinding, Jinnin yang menjaga sisi selatan masih berdiri tegak bertarung dengan pasukan revolusi.

"Mei-sama! Kami akan melindungimu.. kau adalah kunci kemenangan dipertempuran ini!"

Seorang Shinobi dengan ikat kepala berlambang Kirigakure, yang saat ini berada didepan Mei berucap seraya memasang kuda-kudanya.

Shinobi itu tau pemimpinnya sangat kelelahan. Bahkan yang paling banyak membunuh adalah Mei. Hingga tersisa separuh dari kekuatan Yagura di selatan ini.

Shinobi ini harus mengakui, jika Mei adalah seorang wanita yang tangguh. Bahkan setelah kekalahannya dulu, gadis itu tak menyerah demi Kirigakure.

Maka dari itu, apapun yang terjadi dia harus melindungi perempuan itu dengan nyawanya sendiri.

"Hah.. hah. Tak apa. Kita tunggu saja waktunya tiba.." Ucap Mei yang kembali berdiri dengan seringai diwajahnya. Seraya mengusap darah disudut bibir ranumnya.

Mei Terumi, tak takut jika dia harus mati dipertempuran akhir ini. Cukup sudah penderitaannya dulu dan masyarakat Kiri.

Cukup orang tuanya mati karena kepemimpinan Yagura. Tak akan ada lagi kesempatan kedua baginya setelah ini.

Cukup kali ini Mei berharap untuk kemenangannya dipertempuran akhir ini. Bukan untuk dirinya sendiri. Tapi untuk semua orang di negara air ini.

"Mei-sama! Pasukan kita semakin habis. Kita tak mungkin menang jika terus seperti ini!"

Seorang Shinobi berlari kearah Mei dan masuk kedalam barisan para pelindung Mei itu. Dengan wajah yang pucat dan darah mengalir dari dahinya.

Mei yang melihat pria itu menyampaikan pesan padanya hanya terdiam dengan ekspresi yang tak terlihat karena bayangan surainya.

'Apa yang kau bilang, hah?! Jangan menyerah begitu saja! Ini belum berakhir!'

Sanggah salah seorang prajurit yang mencengkram kerah baju Shinobi yang baru tiba itu dengan wajah mengeras.

'Mei-sama! Berikan perintahmu!'

'Mei-sama!'

Para pasukan yang mengelilingi Mei nampak masih bersemangat dan menolak untuk menyerah. Hingga Shinobi Revolusi yang disekitar Mei terdiam menunggu respon sang pemimpin.

Hingga beberapa detik kemudian bibir gadis itu nampak bergerak untuk mengucapkan kalimat dan perintah apa yang akan dilakukan para Shinobi itu.

"Heh.. jika kita kalah disini. Maka semua akan berakhir. Dan kita akan bertemu lagi di akhirat nanti.." hanya bibir gadis itu yang nampak dan berucap datar dengan ekspresi tak terlihat.

Semua shok mendengar perkataan Mei yang jelas itu bukanlah sebuah perintah. Melainkan keputusasaan yang terucap.

"A-Apa maksut an-"

Perkataan salah seorang Shinobi perempuan yang ada di samping Mei terhenti seketika. Tubuhnya seakan mematung dengan ekspresi bingung menatap Mei yang mengangkat wajahnya dengan seringai dibibir ranumnya itu.

"Tapi tidak untuk saat ini.." ucap Mei yang semakin nampak tersenyum pada pasukannya.

Pasukan revolusi itu semakin bingung menatap gadis itu yang malah tersenyum tenang disaat genting seperti ini.

Sring! Zwuss!

Blarr!

Arrgg!

Hingga semua orang yang sedang bertarung itu menoleh ke arah barat. Melihat sebuah cahaya biru yang muncul dan menghilang dengan sebuah ledakan dan teriakan kesakitan.

"Aku tidak akan pernah datang kesini jika tak memiliki persiapan yang matang.."

Mei kembali berkata dan menatap kearah barat. Diikuti pasukannya yang menatap Shok sesuatu yang nampak jauh namun masih terlihat oleh mata telanjang.

Swuzz!

Blarr!

Sebuah cahaya yang berbentuk gelombang bulan sabit vertikal yang tingginya melebihi dinding Kirigakure, nampak melesat dan menembus dinding sebelah barat yang tebalnya bukan main.

'Ca-cahaya apa itu?!'

Sebuah kata-kata yang muncul dari seorang Shinobi yang mewakili semua pasang mata yang menatap cahaya barusan.

"Sang Lunar Knight.."

Ucapan Mei yang terdengar pelan, namun masih mampu didengar oleh para Shinobi di sekitar Mei. Hingga dia mendapat perhatian dari anggotanya yang menatap gadis itu bingung.

Sedangkan sosok Mei Terumi yang menjadi perhatian anggotanya hanya tersenyum manis menatap anggotanya itu. Membuat rona merah muncul di wajah anggotanya yang menatap gadis cantik itu terpesona.

Sring! Swuzz!

Blarr!

Ledakan dengan cahaya biru malam itu kembali terdengar. Hingga nampak sosok yang melompat tinggi dan nampak berlari diudara dan mengayunkan sebuah Great sword berbalut kain putih. Yang disetiap tebasannya memunculkan gelombang bulan sabit yang membelah apapun yang dilewatinya.

Namun yang membuat semua Shinobi disana shok dan merinding menatapnya adalah ukuran dan jarak serangannya yang diluar nalar!

Dengan ukuran 100 meter dan jarak yang jauh, sudah sangat mematikan bagi yang terkena serangan itu.

.

.

.

Naruto pov.

.

Aku menatap sekumpulan orang-orang bodoh yang berusaha menyerang ku dari segala arah. Para Shinobi dengan ikat kepala yang menandakan mereka adalah pasukan dari Kirigakure. Dan pasukan gadis itu yang berbeda dari segi penampilan dan sebuah kain merah yang terlilit di lengan mereka. Yang menandakan kalau mereka adalah pasukan revolusi.

Cukup cerdas untuk seorang wanita yang kuat seperti dia.

Aku tau apa yg dia pikirkan sampai mengenakan itu. Untuk membedakan mana kawan dan lawan agar aku tak asal membunuh pasukannya.

Walaupun aku datang kesini agak terlambat karena harus mengambil sesuatu. Tapi aku akan menebusnya dengan hasil yang maksimal.

Aku ingat 2 bulan lalu pertemuanku dengannya sebelum pertarungan ku dengan Akatsuki di Namigakure.

Dia memintaku menemuinya disuatu tempat untuk berdiskusi. Dan yang jelas akan sangat menguntungkan untukku dan dirinya tentunya.

Inilah salah satu kesepakatan kami.

Dia memberikanku informasi mengenai Akatsuki. Dan sebagai imbalannya aku membantunya tanpa syarat dalam pertempuran yang 2 bulan lagi akan dia lakukan.

Dan ini lah saatnya.

Sring! Sring!

Crass! Crass! Crass!

Aku menebas siapapun yang menyerang ku seraya menghindari setiap serangan dari lawanku. Aku memenggal kepala mereka dan meremukkan tulang mereka dengan Saber ditanganku.

Aku mengandalkan Arthuria dalam pertarungan ini. Untuk melawan ribuan orang Shinobi hanya dengan Ittou Shura, tak akan cukup. Aku akan menerima efeknya sebelum pertempuran ini selesai.

Yah, Arthuria mensuplay Mana'nya dari pedang yang ku genggam ini. Dengan mengandalkan kondisi fisikku, aku harus segera menyelesaikannya secepat mungkin.

Kembali ke pertempuran ini. Aku menatap sisa pasukan revolusi yang berjumlah tak sampai 100 orang dibelakangku ini datar. Dan kembali menatap kedepan.

Aku tak peduli semua orang itu menatap horor padaku yang berlumuran darah musuhku.

"Jika kalian sudah tak sanggup bertarung.. mundurlah. Biar kuselesaikan sendiri sisanya.."

Ucapan datarku terdengar jelas oleh para pasukan revolusi belakangku yang ku lirik dengan ekor mataku.

'A-apa yang dia bilang?'

'Apa kau gila?!'

Ocehan dari orang-orang di blakangku tak ku hiraukan. Dan mulai berjalan perlahan kedepan menatap puluhan orang yang juga nampak siap menyerang ku.

Tap! Tap! Tap!

'Haa!..'

'Matilah kau pengganggu!..'

Teriak para Shinobi didepanku yang berlari mengikis jarak diantara aku dan mereka.

Tap! Tap! Tap!

Aku pun berlari menyongsong kedepan. Menatap dingin pasukan Yagura yang juga berlari bersamaan ke arahku.

.

Naruto POV End.

.

Bagaikan sebuah slow motion. Naruto berlari sendirian menerjang para pasukan Yagura yang juga berlari mengikis jarak mereka.

Naruto yang telah siap dengan Saber disisi kanannya segera mengerem mendadak dan memutar tubuhnya 360 Drajat ke kiri. Seraya menebas Saber yang nampak bercahaya biru.

Sring!

Zwuss!

Crass! Crass! Crass!

Arrgg!

Sebuah gelombang energy padat yang menyerupai bulan sabit horizontal sepanjang 50 meter melesat cepat dan membelah semua orang didepannya menjadi dua bagian sekaligus.

Termasuk seorang pemegang pedang legendaris yang saat ini membolakan matanya yang nampak terjatuh ditanah dengan separuh tubuh bawahnya mati rasa.

Tubuhnya terbelah menjadi dua dan hanya mampu menatap nanar tanpa mampu mengucapkan sepatah kata apapun karena kejadian yang begitu cepat.

'Ma-manusia m-macam.. A-Apagh.. k-kaugh'

Pria pemegang Nuibari itu membolakan matanya menatap Naruto yang berdiri didepannya memandang dingin tanpa ada emosi apapun.

Crass!

Tanpa basa-basi, Naruto seketika memenggal kepala pria itu dan mengambil pedangnya. Memasukkannya kedalam Ring Dimention miliknya.

Swuss!

[Ittou Shura]

Blarr!

Tap! Sring!

Dengan cepat Naruto mengaktifkan tehniknya hingga membuat cekungan dipijakannya itu dan melompat ke udara seraya berlari diudara kemudian menghilang dengan kecepatannya.

Sementara sisa pasukan revolusi yang jauh diblakang Naruto memandang horor pria pirang yang menggunakan pedang dengan ukuran tak wajar itu.

Bagaimana tidak, pria itu datang dengan tiba-tiba dari hutan di barat Kirigakure dan melepaskan sebuah gelombang biru menyerupai bulan sabit yang membabat hampir separuh pasukan Yagura di sisi barat itu.

Dengan pakaian Naruto yang menggunakan kaos jaring dengan dilapisi pakaian seperti jubah berhodie lengan panjang dikiri dan tanpa lengan dikanan yang berwarna hitam.

Memakai sarung tangan setengah jari berwarna biru Dongker dengan plat besi silver di punggung telapak tangannya berlambangkan bulan sabit biru.

Sedangkan bawahannya memakai celana panjang abu-abu dengan sepatu bot khas Shinobi berwarna hitam. Tak lupa kantung kunai di paha kirinya.

Membuat para pasukan revolusi tak tau siapa yang baru datang dan sepertinya membantu mereka.

'Semuanya! Kita berpencar ke Utara dan Selatan! Kita berkumpul dengan pasukan revolusi yang lain!'

'Hai''

Teriakan dari salah satu pasukan revolusi itu membuyarkan lamunan mereka semua. Dan dengan cepat berlari ke arah yang sudah ditentukan mereka itu.

.

.

.

"Semuanya mundur! Kita bertahan!"

Mei Terumi berteriak lantang dengan seluruh sisa kekuatannya. Membuat semua anggotanya yang sedang bertempur di regunya mundur seketika mengikuti perintah Mei dan mengambil jarak sejauh 200 meter dari medan pertempuran.

Membuat pasukan Yagura mengira mereka telah menang dengan pasukan musuh yang telah menyerah.

'Hah.. hah.. Mei-sama! Apa maksut anda? Kenapa kita mundur? Kami masih bisa bertarung..'

Salah satu Shinobi berkata pada Mei dengan nafas yang ter engah-engah. Membuat Mei menatap pria itu dengan sebuah senyuman dibawajahnya yang sedang letih dan kehabisan banyak Chakra.

Begitupun melihat semangat pasukannya yang nampak membara walaupun sudah kehabisan banyak Chakranya juga. Ditambah luka mereka yang terkena kunai ataupun serangan musuh membuat mereka menahan sakit ditubuhnya.

Seseorang yang nampak berlari diudara muncul diatas Medan tempur Mei dan melemparkan sebuah gulungan besar diudara dan kembali menghilang kearah kastil di Kiri kingdom.

Bofft!

Groarr!

Wuss!

Seketika Mei dan pasukannya serta seluruh Shinobi Yagura memandang ke langit. Karena sebuah kepulan asap diatas sana yang tiba-tiba muncul dan menampakkan seekor Naga berukuran sekitar 10 meter dengan panjang 15 meter.

Naga itu memiliki kepala hitam bermata biru. Sebuah Cristal biru tampak didahi kepala naga itu. Bulu indah mencuat dari atas kepalanya hingga leher belakangnya berwarna merah muda.

Tampak berwarna hitam dan corak biru dibeberapa bagian-bagian tubuhnya, 6 tanduknya, sayap dan sirip naga di ekornya.

Memiliki tubuh ramping namun indah dengan sayap naga yang mengembang berwarna hitam kebiruan dengan bintik dan garis biru putih menyala.

Sayap yang mengembang seperti langit malam dengan bintang-bintang biru menyala disana.

Dilehernya nampak seperti sirip biru seperti membentuk kerah. 4 kaki kokoh dengan cakar biru dan Ekornya nampak panjang dengan ujung ekornya terdapat sirip naga yang mengembang berwarna hitam beraksen biru.

Naga yang tampak bersinar keunguan di langit malam itu nampak indah dengan sayapnya yang membentang.

'I-itu, lihat dilangit! Ada dragon!'

'Naga apa itu? Aku baru melihatnya'

Semua kata tak percaya terdengar dari para Shinobi yang menatap heran naga hitam bercahaya ungu yang terbang di langit malam itu.

Baru kali ini mereka semua melihat naga yang indah namun juga mengerikan disaat bersamaan.

Naga itu nampak berhenti di langit dan memunculkan cahaya ungu dari mulutnya.

Sring!

Brizngg! Dabb!

Boomm!

Arggg!

Semua Shinobi revolusi menatap Shok apa yang tersaji didepan mereka. Naga itu menembakan sebuah laser keunguan kebawah. Namun sebelum laser itu dilepas, semua yang berada dibawahnya seakan tertekan kebawah tertarik gravitasi hingga mereka semua nampak terlentang ditanah dengan cekungan dibawah mereka. Dan laser keunguan itu dilepaskan kemudian meledak ditanah dengan semua pasukan Yagura sebagai sasarannya.

Semua yang berada di dekat Mei nampak Shok menatap serangan gila dari seekor Naga yang bahkan belum pernah mereka temui ataupun jenisnya.

Kecuali seorang gadis berambut merah yang menjadi pemimpin pasukan revolusi itu tentunya.

"Legend Dragon: Arae Auraveil.. Queen of the Galactic.." Mei Terumi berucap seraya menatap dragon itu yang terbang pergi ke sisi timur Kirigakure.

'A-apa?! Itu kan naga yang tidak tinggal dibumi. Bagaimana bisa naga itu muncul disini. Dia adalah penghuni galaksi' ucap salah satu Shinobi yang sedikit tau tentang legenda-legenda.

Ucapan Mei barusan sontak membuat seluruh anggotanya menatapnya shok.

Bagaimana tidak, itu adalah salah satu naga yang mampu bernafas di kehampaan. Hampir sama seperti Legend Dragon Great Red sang penghuni celah dimensi.

Dari info yang sering tersebar Great Red tak pernah tampak dibumi. Tapi pernah muncul beberapa kali dalam pertarungan sengit melawan sesama naga itu sendiri.

Hingga akhirnya sang naga merah raksasa itu tak tampak lagi hingga saat ini. namun naga itu tetap menjaga celah dimensi dan pasti muncul saat ada sesuatu yang memaksanya untuk keluar dari celah dimensi tersebut.

Sedangkan untuk Arae, dia adalah naga yang tak dapat di temui karena keberadaannya bukan di bumi. Melainkan di luar angkasa menghuni galaksi.

Naga itu akan muncul atas kehendaknya sendiri. Atau ada sesuatu yang membuatnya harus muncul disini.

"Sebaiknya kita bereskan sisanya secepat mungkin dan membantu Chojuro dan Ao.." Ucap Mei yang mulai kembali fokus ke Medan tempur.

"HAI'.."

Semua pasukan di regu Mei segera bergerak membersihkan sisa pasukan Yagura yang masih hidup dan membagi kelompok untuk berpencar membantu pasukan Revolusi yang lain.

.

.

.

.

.

Naruto side.

.

Blarr!

Pintu besar dari sebuah kastil yang ada di Kirigakure nampak hancur dengan seorang Shinobi Kiri yang tergeletak tak sadarkan diri menabrak pintu barusan.

Debu yang nampak mengepul membuat siluet bayangan terlihat dari singgasana Yagura yang telah berdiri dari duduknya dan menatap siluet didepannya datar.

"Ternyata kau yang bernama Yagura disini.."

Sosok siluet itu berjalan masuk dan menampakkan sosok pria berambut pirang raven berjambang yang separuh wajahnya tertutup kain yang tersambung ke pakaiannya menjadikannya baf yang menutupi leher hingga dibawah matanya.

"Siapa kau? Seorang Sorcerer yang ikut campur urusan para Shinobi dinegara air ini.. lancang sekali kau bocah." Ucap Yagura datar dengan menggenggam tongkat ditangan kanannya.

Naruto hanya mengangkat sebelah alisnya mendengar ucapan pria dihadapannya yang bahkan lebih kecil dari dirinya.

"Kau berkata aku bocah? Kau sendiri juga bocah.." balas Naruto datar.

Perempatan muncul di dahi Yagura dan membuat ekspresinya tak terlihat bayangan poninya.

"Apa kau bilang? Aku ini pria dewasa!" Yagura tampak ngotot dengan penekanan jika dirinya seorang pria dewasa.

"Hm.. aku tak peduli kau siapa. Tugasku hanya.. membunuhmu." Ucap Naruto yang menggenggam Saber di tangan kanannya seraya membuat kuda-kuda.

"Jangan bercanda kau!"

Swuss!

Mendengar ucapan Naruto Yagura tak mau pikir panjang. Jelas didepannya adalah musuh, dengan cepat pria yang seperti anak kecil itu melesat menerjang Naruto yang siap menebas pedangnya.

.

.

.

1 hour later

.

Di sisi timur semua anggota pasukan Revolusi tampak berkumpul. Dengan ribuan mayat yang teronggok disetiap tempat.

Beberapa Shinobi yang tampak menyerah dan menyerahkan diri dari pasukan Yagura pun nampak terikat di sekitar dinding luar Kirigakure.

Ao dan Chojuro yang nampak terluka parah sedang di obati oleh beberapa medic Nin dari kelompok mereka.

"semuanya! Bagi yang masih sanggup bertarung, ikut bersamaku masuk ke kastil.. kita bantu, Naruto-kun!" ucap Mei yang masih mampu berdiri dan berjalan kearah dinding.

Semua pasukanya nampak berdiri dan mengikuti Mei. Kecuali Ao yang tak sadarkan diri.

"Aku masih sanggup bertarung, Mei-sama!"

'Yosh!!'

Chojuro berkata dengan dibalas oleh sisa pasukan yang nampak berdiri di sekitar Chojuro. Membuat Mei tersenyum menatap para Shinobi itu.

Blarr!

Grooaa!

Semua Shinobi yang nampak akan berjalan itu terkejut ketika mendengar sebuah ledakan dan menatap sesuatu tampak terpental melayang tinggi keudara diatas benteng itu.

Sring!

Swuss!

Semua kembali dikejutkan dengan sebuah gelombang bulan sabit raksasa vertikal berwarna biru setinggi 100 meter dengan diameter 50 meter yang bersinar biru terang, melesat membelah langit malam dan udara mengarah pada sosok merah yang terpental dilangit itu.

CRASS!

GROAAA!

BOOMM!

Hingga nampak sosok yang berwarna merah dan memiliki 3 ekor yang melayang itu terkena serangan gila tersebut tepat ditengah tubuhnya vertical. Dengan teriakan terakhir dan sebuah ledakan besar dilangit itu pun terjadi.

sebuah bola biru raksasa nampak terbentuk dari ledakan Mana dilangit malam itu. hingga nampak seperti bulan yang bercahaya, bersinar dimalam itu.

Wuss!

'A-apa itu!'

'Itu tadi seperti Jinchuriki Shanbi!'

'I-itu Jutsu yang mengerikan!'

Semua yang menyaksikan ledakan besar diudara itu segera berlindung dari gelombang kejut dahsyat yang menghembuskan angin kencang kesegala arah.

Dengan banyak suara-suara dari para Shinobi yang menyaksikan serangan itu dengan shok dan mata yang membola.

Hingga beberapa detik kemudian. Semua tampak tenang dan Suasana yang nampak hening seketika.

Mei yang sadar terlebih dahulu segera melesat melewati dinding dengan berlari di dinding itu dan menuju kedalam tepat ke blok paling ujung di kastil Mizukage. Begitupun para anggotanya yang juga mengikuti gadis cantik itu.

.

.

'A-apa!'

'Mengerikan..'

Terdengar berbagai ucapan shok dari semua Shinobi dan penduduk Kirigakure yang tiba di sekitar kastil.

Semua pasang mata termasuk para penduduk yang keluar dari dalam rumah mereka berkumpul menatap daerah kastil dan sekitarnya yang hancur lebur bekas pertarungan.

Namun nampak sangat parah dengan sebuah cekungan besar yang terdapat di tengah-tengah puing kastil.

Debu dan asap yang mengepul di sekitar kastil semakin menipis dan hampir menghilang.

Hingga semua orang nampak mematung memandang sosok yang terdapat didalam kepulan debu itu.

Sesuatu yang bersinar putih yang seperti mata dan sebuah pedang besar yang dibawa sosok itu nampak dari balik debu tersebut.

Hingga dengan jelas, nampak lah seorang pria yang berdiri diatas sebuah puing batu menyamping memegang sebuah great sword di pundaknya mengadah ke langit dengan tubuhnya yang kembali normal.

'Kita menang!'

'Yossa!'

Dan akhirnya terdengarlah suara-suara teriakan dari para pasukan revolusi yang menatap kemanangan Naruto melawan Yagura tersebut.

Semua orang bersorak Sorai dengan keberhasilan mereka. dengan berbagai ekspresi dan emosi yang mereka keluarkan dalam akhir dari pertempuran yang mengorbankan banyak hal tersebut.

Wuss!

Groaaa!

Dengan seekor naga yang tampak terbang berputar diatas langit Kiri Kingdom yang seakan ikut merayakan kemenangan mereka.

Begitu pula seorang gadis cantik berambut merah yang menatap Naruto saat ini dengan sebuah senyuman diwajahnya.

Berjalan mendekati Naruto hingga sampai tepat disamping pria itu berdiri yang saat ini juga memandangnya.

Membuat semua Shinobi yang berada disana memandang Mei dengan sebuah senyum di wajah mereka.

"Aku tak tau harus berkata apa lagi padamu, Naruto-kun.. tapi.."

Greb!

Naruto hanya mematung dengan ekspresi datar menatap Surai Mei yang saat ini sedang memeluknya.

Sesuatu yang basah nampak terasa dibaju yang digunakan Naruto ketika gadis itu memeluk dirinya saat ini.

"Hiks.. arigatou.. Lunar Knight"

Ucapan Mei terdengar mengalun merdu ditelinga semua orang termasuk Naruto.

Dengan background cahaya matahari yang perlahan nampak dari ufuk timur menyinari pagi hari yang indah dengan hembusan angin sejuk menggoyangkan surai dan pakaian para Shinobi Kirigakure itu.

Naruto membalas pelukan wanita itu dengan tangan Kirinya di pinggang ramping Mei hingga tak ada jarak antara keduanya dan aset milik wanita itu yang menempel pada tubuh Naruto.

Seulas senyum tipis diwajah tampan Naruto mengembang seraya memandang iris Mei yang masih berkaca dengan senyum manis dibibir merahnya.

"Yokatta.. Mei-sama.." balas Naruto.

Dan semua berakhir dengan mentari pagi yang telah bersinar menyinari Kirigakure. yang memberikan kehangatan bagi makhluk hidup yang ada disana.

.

.

.

.

.

Seorang pria berjubah hitam menggunakan topeng spiral nampak di sebuah pinggiran benteng Utara Kirigakure.

Berjongkok menatap seorang pria yang skarat dengan tubuhnya hampir terbelah setengah.

Namun masih nampak beregenerasi karena sebuah chakra merah yang kembali menyelimuti tubuh pria yang tak sadarkan diri itu.

"Hm.. sudah cukup sampai disini ya kemampuanmu, Yagura.. saatnya untuk mengambilnya.." ucap sosok itu datar.

Syutt!

Dengan menyentuh tubuh skarat Yagura, sosok itu menghisapnya bersama dengan dirinya menghilang terhisap ke dalam lubang spiral yang muncul dari lubang di mata kanannya.

.

.

.

.

.

[(sAs)]

.

.

.

.

.

Today. Oktober 1048M

.

Disebuah kapal yang berlayar diatas laut di daerah negara api. Kapal yang terbilang cukup besar dan dapat menampung 20 orang lebih. Dengan layar yang mengembang diterpa hembusan angin laut di siang itu.

Seorang pemuda dengan pakaian khas Shinobi dengan plat baja di dadanya dan slayer merah di lehernya. Nampak tidur telentang diatas sebuah futon dalam salah satu ruangan didalam kapal itu.

Laut yang menjadi perbatasan negara api dan negara air. Iris birunya menatap datar langit-langit kapal itu yang terbuat dari kayu.

Pria berambut pirang raven dengan jambang itu bergelut dengan pikirannya sendiri.

Memikirkan seorang yang harus dia tinggalkan dan tak dapat ikut bersamanya.

Bukan tidak bisa. Tapi karena memang tidak boleh.

.

.

.

Flashback.

.

.

.

Tok! Tok! Tok!

Kriet!

"Tadaima.."

Seorang pria berambut pirang nampak mengetuk pintu sebuah rumah. Dan membuka pintu itu seraya masuk kedalam.

"Okaeri, Naruto-kun.."

Seorang gadis cantik berambut hitam sebahu yang nampak berdiri dari duduknya dikursi meja makan. Menatap seorang pria yang masuk kerumahnya dan berjalan mendekatinya.

Gadis itu tersenyum pada pria itu yang juga membalas senyuman tipis diwajah tampanya.

"Bagaimana, Naruto-kun? Apa yang dikatakan, Historia-sama?"

Gadis itu bertanya penasaran. Ketika melihat pria didepannya hanya tersenyum padanya seraya berjelan melewati gadis itu dengan tangan kanannya mengelus rambut Mikasa.

Membuat gadis itu sedikit bingung dengan Naruto yang memandang ke sekeliling ruangan dirumahnya. Dan kembali berbalik menatap gadis itu.

"Tidak ada.. Ne, Mikasa-chan.. berbaliklah." Ucap Naruto datar seperti biasanya.

Gadis cantik itu nampak bingung dengan perkataan Naruto. Namun dia hanya menuruti perintah pria itu saja dengan ekspresi bingung.

"Seperti ini?" tanya Mikasa yang berdiri membelakangi Naruto.

Naruto mengeluarkan sesuatu dari kantung ninja di blakang pingganggnya. Lalu berjalan pelan dan berhenti beberapa centi di blakang gadis cantik itu.

Sret.

"A-Apa.. ini?" Gumam Mikasa pelan.

Gadis cantik itu nampak terkejut dengan jantung yang sedikit berdetak kencang. Ketika merasakan sesuatu terpasang di lehernya, kemudian merasakan Naruto juga memeluknya dari belakang. Tubuh mereka tak ada jarak. Dengan kedua tangan Naruto melingkar di pinggang dan dadanya.

"Mungkin ini yang bisa ku titipkan padamu, Mikasa-chan.. aku mohon jaga baik-baik."

Sebuah ucapan pelan dari Naruto ditelinganya. Terdengar seperti sebuah bisikan kecil namun penuh makna.

Membuat sebuah perasaan aneh muncul dihatinya.

"A-apa maksutmu, Naruto-kun? A-aku tak butuh apapun darimu.. kau sudah memberikan semua yang kau bisa, Naruto-kun.. kau adalah pahlawan di Paradise ini." Gumam Mikasa lirih.

Mikasa dengan perasaan tak enak itu mengalungkan kedua tangannya pada tangan Naruto ditubuhnya.

"Tidak.. aku sudah pernah bilang, kan.. dulu. Bahwa aku tak akan tinggal lama disini."

Ucapan Naruto semakin membuat pikiran gadis cantik itu blank. Seakan overload menerima terlalu banyak muatan.

Mikasa masih belum paham.

Naruto hanyak mengeratkan pelukannya. Menghirup aroma harum leher gadis cantik itu yang entah kenapa membuatnya candu.

Tapi gadis yang menjadi objek Naruto hanya mematung merasakan sensasi itu. Pikirannya lebih berat ketika mencerna ucapan-ucapan Naruto ketimbang merasakan sensasi aneh ditubuhnya.

"Apa maksutmu, Naruto-kun?" Sebuah gumaman yang dapat didengar jelas dari jarak sedekat itu.

Mikasa masih berpikir.

Mencerna ucapan Naruto dan mengingat kembali pertama kali kedatangan pria itu disini. Hingga akhirnya mereka bisa se atap.

Mikasa ingat. Dulu, 6 bulan yang lalu, Naruto datang dengan sebuah kapal dari laut perbatasan negara air.

Sesuatu yang melayang di langit dan suara-suara ledakan terdengar dari sebuah pulau didepan Naruto. Hingga membuat Naruto masuk kepulau itu dan menemukan Mikasa yang tersudut dengan para Titan mengepungnya.

Banyak orang yang memakai baju yang sama yang mati disekitar Mikasa. Hingga Naruto membantu gadis itu dan membantu Eldia hingga perang itu usai.

Mikasa yang menjadi penanggung jawab Naruto, menghabiskan waktu bersama didirumahnya.

Hingga suatu hari, ketika mereka sedang berjalan bersama. Gadis itu ingat, disela percakapan mereka.

' Naruto-san.. kau hebat bisa mengalahkan para Titan itu dan mesin terbang mereka tanpa Alat seperti kami.. jika ratu berkenan, kau akan menjadi pemimpin pasukan yang hebat disini.'

Ucap Mikasa yang menatap datar kesamping, pada Naruto yang hanya berjalan santai menatap sekeliling yang penuh orang berlalu lalang dipasar malam itu.

'Maaf, Mikasa-san.. sepertinya aku tidak akan lama tinggal disini. Jika tugasku disini telah usai, mungkin aku akan melanjutkan perjalananku.'

.

Deg!

Seketika jantung Mikasa seakan berhenti berdetak ketika mengingat kembali perkataan Naruto yang telah lama itu.

Greb!

Seketika gadis itu melepaskan lengan Naruto dan berbalik memeluk pria itu. Menenggelamkan kepalanya di dada bidang sang pria yang terlapis plat besi.

"Apa yang kau bilang?.. apa kau mau pergi seenaknya dari sini, hah?!"

Gadis itu berucap serak tertahan di dada Naruto. seakan menahan emosi dalam dirinya ketika tau apa maksut dari ucapan Naruto.

"Tugasku disini telah selesai, Hime.. aku masih memiliki tugas ditempat lain dan harus ku selesaikan."

Naruto hanya diam menatap surai hitam Mikasa. Merasakan reaksi dari gadis cantik itu yang menyembunyikan wajahnya didada Naruto.

"Apa kau akan meninggalkanku disini?.. apa kau tak memikirkanku?.. hiks.."

Sesuatu yang menumpuk dipelupuk mata Mikasa sudah tak mampu ia bendung. Hingga gadis itu melepaskan perasaannya yang tertahan.

Entah apa yang dipikirkan gadis itu. Kenapa sampai seberat ini melepas Naruto.

Padahal pria itu memang sudah bilang dari awal. Jika dia tak akan tinggal lama disini.

Mereka juga tak memiliki hubungan apapun.

Walaupun mereka telah menghabiskan waktu yang lumayan lama bersama, tapi apakah bisa waktu itu diputar kembali?

Hingga membuatnya harus sekali lagi merasakan perasaan nyaman bersama pria pirang itu.

Menghabiskan waktunya untuk berlatih bersama, makan bersama hingga apapun yang dilakukan pria itu, Mikasa selalu ada disana.

Apa sesulit ini melepaskan orang yang telah memiliki tempat diruang hatinya?

"Mikasa-chan.."

Naruto meregangkan pelukan Mikasa dan menangkup wajah gadis itu perlahan. Menatap iris mata mikasa yang berlinang air mata dengan wajah sedih.

Untuk kali ini, Naruto menatap serius gadis cantik itu.

Gadis yang slalu ada untuknya di tempat itu. Yang slalu memasakkan makanan untuknya setiap hari. Yang bahkan menemaninya dimanapun pria itu berada selama 6 bulan ini.

"Aku tak begitu tau soal perempuan. Tapi Yugao-neechan sering mengajarkanku untuk tidak membuat seorang gadis menangis karena'ku.."

Naruto menyeka air mata yang ada di pipi gadis cantik itu dengan lembut. Seraya pandangan datarnya menatap bibir gadis itu sekali lagi.

Mikasa yang diperlakukan seperti itu memerah pipinya namun tipis. Karena perasaannya yang masih campur aduk saat ini.

Gadis itu paham dengan arah pandang Naruto. Namun mencoba untuk mentralkan diri dan menahan sesuatu yang bergejolak dalam dirinya.

"Aku tau kita bukan siapa-siapa, dan tak ada hubungan apa-apa, Naruto-kun. Ta-tapi.."

Perkataan Mikasa tercekat hingga tenggorokannya. Dia tak mampu berkata lebih dari itu. Dengan bibir bawahnya yang ia gigit sedikit menahan emosinya.

"Kau adalah orang yang berarti bagiku.. Mikasa-chan."

Deg!

Ucapan Naruto sekali lagi membuat degub jantungnya seakan berhenti sejenak. Tubuhnya mematung menatap iris blue shappire Naruto yang seakan menenggelamkannya dalam keindahan itu.

"Tugasku disini sudah selesai.. bukan berarti aku akan meninggalkanmu disini selamanya.. suatu saat kita akan bertemu lagi. Dan pasti aku akan membutuhkan bantuanmu.. dan tentu saja para Eldia.. Mikasa-chan."

Kalimat yang diucapkan Naruto yang berakhir dengan sebuah senyum tulus dari pria pirang berwajah tembok itu.

Seakan sebuah hipnotis yang membuat setetes kristal bening mengalir dari sudut mata indah Mikasa.

Hatinya seakan tersentuh. Pikirannya terbuka ketika mendengar ucapan pria itu barusan.

Mereka pasti akan bertemu lagi.

"Kau berjanji, Naruto-kun?"

Mikasa bergumam dengan ucapannya yang tiba-tiba terlontar begitu saja dari pikirannya. Menatap penuh harap pada pria berambut raven pirang itu yang menampakkan wajah penuh ketulusan padanya.

"Aku berjanji, Mikasa-chan.. karena seorang laki-laki tidak akan pernah mengingkari janjinya.." ucap Naruto yakin.

Berusaha memberikan sebuah kepastian dari ucapannya kali ini. berharap gadis itu paham dengan keadaannya saat ini

"Kenapa? Apa aku tak bi-bisa ikut denganmu saja, Naruto-kun?" Mikasa berucap lirih.

Cukup untuknya menahan perasaan ini. Mungkin sudah terlambat, tapi tak ada salahnya berusaha.

Mungkin terdengar aneh baginya. Karena status mereka yang bukan siapa-siapa, tapi ingin mengikuti pria itu pergi dari pulau ini.

Tapi Mikasa tak bisa menahannya lagi. Cukup waktu untuknya mengenal pria itu selama 6 bulan ini.

Naruto hanya menggelengkan kepalanya pelan. Berusaha memberikan ketenangan pada gadis itu yang masih sesenggukan menahan tangisnya.

"Untuk saat ini tidak bisa, Mikasa-chan. Aku tak bisa melibatkan mu dalam bahaya.. percayalah, suatu saat kau akan ada untukku.."

Ucap Naruto berusaha memberikan pengertian pada gadis cantik itu yang mulai mengerti dengan keadaan Naruto saat ini.

"Uhmm.. aku percaya padamu, Naruto-kun."

Gadis cantik itu tak mampu berpikir apa-apa lagi. Otaknya buntu seketika saat melihat ekspresi Naruto yang penuh keyakinan padanya.

Walaupun dirinya merasa berat saat harus melepaskan pria itu pergi, tapi apa boleh buat. Mikasa yakin Naruto tidak akan mengingkari janjinya.

"Gommennasai.. Naruto-kun.."

Gadis cantik itu seakan tenggelam dalam iris blue shappire Naruto. Dirinya memilih untuk percaya pada pria pirang itu.

Membuatnya sedikit lega, walaupun masih terasa berat untuk Mikasa. Gadis itu mengangkat kedua lengannya dan mengalung di leher Naruto.

Seakan Naruto yang paham dengan gadis itu, iris matanya menatap wajah gadis cantik itu yang memerah dengan seulas senyum manis diwajah Mikasa.

"Tak apa Mikasa-chan.. aku masih memiliki waktu untukmu sebelum aku pergi.. Ne, Hime.."

Naruto sebenarnya tak tega. Tapi mau bagaiman lagi, ini adalah jalan yang sulit baginya. Dia tak bisa melibatkan orang lain dalam misi nya kali ini.

Setidaknya gadis yang tak bersalah ini tak boleh tergores hanya karena ke egoisannya sendiri.

"Uhmm.. a-aku masih bisa meminta sedikit waktumu, kan.. Na-Naruto-kunhh.."

Entah apa yang dipikirkannya kali ini. Tapi keadaan saat ini memaksa otaknya teringat kejadian kemarin malam.

Kejadian yang bahkan tanpa mereka sadari karena kondisi mabuk. Tapi kesadaran gadis itu masih setengah sadar dengan apa yang sudah mereka lakukan berdua dikamar Mikasa.

Dan perasaan itu muncul lagi.

Naruto yang melihat gelagat aneh dari gadis yang hampir tak ada jarak dengannya itu, seakan paham. Karena entah memang kebetulan atau bagaimana, Naruto ingin merasakan sensasi yang membuatnya candu dari gadis itu sekali lagi.

"Apapun yang kau mau.. Hime.."

Dengan kata-kata terakhirnya, Naruto mendekatkan wajahnya pada Mikasa. Begitupun gadis itu yang juga terpejam mendekatkan bibirnya pada Naruto.

Cup!

"Ahulmmhh~.. Ahmh~ Ahhssh.. Eulmhh~.."

Desah Mikasa merasakan tangan kanan Naruto yang meremas gemas aset miliknya yang entah kapan pria itu membuka kancing bajunya.

Bibir yang bersatu tanpa jarak itu saling berpagutan dan saling mendominasi. Naruto yang candu dengan bibir Mikasa mengobrak-abrik isi didalamnya.

Bersamaan dengan tangan Naruto yang bergerilya ditubuh indah Mikasa. Berusaha menyelesaikan apa yang belum sempat terselesaikan kemarin malam.

Dengan Mikasa semakin menempelkan tubuh mereka dan mendorong perlahan tubuh Naruto kedalam kamar gadis cantik itu.

Hingga mereka berdua tenggelam dalam hasrat mereka masing-masing Dimalam itu.

.

.

.

Flashback end.

.

.

.

"Gomennasai, Mikasa-chan. Aku tak mau jika orang yang tak ada kaitannya dengan masalahku.. harus berada dalam bahaya.."

Cukup Naruto sendiri yang akan menyelesaikan masalahnya. Mungkin sedikit egois, tapi ini lebih baik daripada harus membuat orang lain terluka karena dirinya.

Lagipula Naruto sudah memberikan semua yang dia bisa untuk gadis itu. Dia tak perlu khawatir tentang Mikasa.

Semua sudah berada dalam kendalinya.

Walaupun Naruto harus mati sekalipun, orang yang berharga baginya harus tetap hidup.

'Itulah jalanku..'

Batin Naruto yang menutup kelopak matanya dan menyelam kedalam alam mimpinya di sore itu.

.

.

.

.

.

[(sAs)]

.

.

.

.

.

Unknown Place.

.

Disebuah tempat yang nampak seorang pria duduk di sebuah kursi dengan meja didepannya. Nampak ruangan yang sedikit gelap.

Seorang pria dengan satu mata yang tertutup dan huruf x didagunya, dengan pakaian khas Shinobi namun satu tangan kanannya yang tak terlihat karena diikat didalam pakaiannya. Nampak memandang dua orang pria yang berdiri didepannya saat ini dengan pandangan datar diwajahnya.

"Jadi, informasi apa yang kalian berikan kali ini?.." Pria berambut hitam dengan satu matanya itu berucap.

"Kami berhasil mendapatkan informasi mengenai pemilik mata terkuat uchiha itu.."

Seorang pria berambut orange membuka suara, menyampaikan apa yang dia dapatkan dari hasil penyelidikannya beberapa bulan ini.

"Ku harap ini bukan hanya sekedar informasi biasa. Karena kita benar-benar harus mendapatkannya." Balas pria bermata satu itu dengan nada sedikit kecewa.

"kali ini kita pasti akan mendapatkannya.. dia selalu bergerak sendiri. Lagipula, kali ini kami akan turun tangan agar tidak gagal seperti menculik Miyuki tahun lalu."

Pria berambut hitam spike berbaju biru Dongker yang berdiri disamping rekannya si pria berambut orange ikut meyakinkan.

Karena kelalaian anggota mereka yang telah gagal menjalankan misinya untuk menculik gadis Clan Shiba itu untuk yang ke tiga kalinya.

"Aku tau mungkin memang sulit karena gadis itu selalu bersama orang-orang kuat yang bahkan aku tak tau informasi tentang mereka. Jadi untuk gadis itu kita kesampingkan dulu.."

Pria dengan penutup mata itu tampak mengambil pipa rokok dan meniupnya. Lalu menghembuskannya perlahan.

"Tapi kali ini.. aku akan berhadapan dengannya langsung."

.

.

.

.

.

[(sAs)]

.

.

.

.

.

Disebuah tempat seperti gua, yang nampak gelap dengan beberapa cahaya lilin yang menerangi setiap sudut gua itu. Dengan ruangan yang nampak luas dan memiliki sebuah patung raksasa setengah badan yang berada di ujung gua itu.

Setiap orang nampak berdiri di atas jari-jari patung raksasa tersebut yang berjumlah 9 orang Shinobi.

Namun tubuh beberapa orang itu nampak seperti hologram. Hanya ada beberapa saja yang nampak asli. Termasuk gadis cantik berambut ungu dengan bunga kertas di Surai sebelah kanannya.

"Jadi apa rencanamu untuk mendapatkan sisa Biju yang belum terkumpul?" tanya seorang pria hologram dengan topeng dan lubang di mata kanannya pada pria yang dipandangnya saat ini.

"Un.. tentu saja kami akan menuju ke Uzushio untuk mengambil Kyuubi." Ucap pria dengan satu tangan yang ditatap oleh pria bertopeng itu.

"Sebaiknya kau jangan gegabah. Kau bisa kehilangan anggota tubuhmu yang lain jika tak berhati-hati." Ucap seorang yang nampak pendek dengan tubuh bungkuk berekor besi.

"Hm.. jika kita bertemu lagi dengannya, aku akan menghabisinya kali ini." Pria dengan iris mata hijau bercadar menyahut dengan tangan yang nampak mengepal.

"Sebaiknya kalian berhati-hati jika bertemu dengan bocah pirang itu.. dia bukan manusia sembarangan."

Ucapan dari seorang pria bertopeng dengan satu lubang dimatanya itu seketika mendapatkan perhatian dari seluruh orang yang ada disana.

"Apa yang dikatakannya benar.. dia bocah dari Konoha yang tak bisa diremehkan.." ucap seorang pria dengan Sharingan di kedua matanya yang berputar pelan.

"Hmm.. mungkin kau bisa menceritakan tentangnya atas kekalahanmu di Paradise obito-kun.." satu-satunya seorang gadis disana berucap penasaran tentang sosok yang telah mengalahkan anggota mereka.

Pasalnya gadis itu beberapa kali mendapat informasi dari rekan-rekannya itu jika mereka dikalahkan dan hampir tewas oleh seorang pria pirang yang katanya tak memiliki Mana ataupun Chakra.

Padahal anggota mereka bukanlah Shinobi biasa. Melainkan para Shinobi yang kuat dan terkenal dengan semua misi yang mereka lakukan pasti sukses.

Tapi kali ini hanya kegagalan yang dia dengar dari rekan-rekannya itu.

"Haha.. mungkin itu belum hari keberuntunganmu.. tapi aku dan Samehada sangat tertarik dengan bocah itu jika dia adalah seorang Sword master." Pria dengan wajah seperti hiu nampak menyeringai mendengar obrolan rekan-rekannya itu.

"Kalian tenang saja. Aku akan mencari informasi tentangnya nanti.. tapi ngomong-ngomong, dimana, dia? Kenapa tak hadir saat seperti ini?"

Seorang yang mirip Venus dengan wajah separuh hitam dan putih nampak mencari seseorang yang tak menempati posisinya saat ini yang kosong.

"Dia sedang ada Quest hari ini.. jadi tak bisa hadir dalam rapat kali ini. Tapi aku akan menyampaikan hasilnya padanya nanti." Gadis cantik berambut biru pendek itu menyahut datar.

"Sekali lagi ku tekankan pada kalian tentang bocah pirang itu. kemampuannya bahkan tak bisa ku kuda sama sekali.. dia mempunya kemampuan khusus yang mampu menyerap api sekalipun.. Jutsu api tak akan mempan padanya."

Pria bertopeng itu kembali berkata dengan wajah serius dibalik topengnya seraya menatap anggotanya yang lain.

Dengan semua anggotanya yang mengangguk mengerti atas perkataan pria bertopeng tersebut.

"Baiklah kalau begitu.. rapat hari ini selesai. Kalian bisa kembali pada misi kalian masing-masing."

Setelah pria bertopeng itu berucap, mereka semua menghilang dan kembali ke tubuh mereka yang asli di berbagai tempat.

Sedangkan seorang gadis berambut biru yang masih di tempatnya nampak melompat turun dari jari patung itu dan berjalan keluar dari tempat itu.

'Apa dia benar-benar sekuat itu? Sampai 'dia' bahkan mulai tertarik pada orang itu.' Batin gadis itu yang semakin penasaran dengan pria yang menjadi topik pembicaraan mereka barusan.

"Memakan Jutsu, ya.. pria sepertinya dia pria yang menarik.." Gadis itu bergumam lirih dengan sebuah senyum tipis diwajah datarnya.

.

.

.

.

.

[(sAs)]

.

.

.

.

.

Uzushiogakure.

.

Pagi hari disebuah pelabuhan yang terdapat di daerah negara api. Pelabuhan yang masih masuk di daerah Uzushiogakure.

Seorang pria dengan pakaian khas Shinobinya nampak turun dari kapal layar itu dan berjalan hingga dia menginjakkan kakinya di permukaan beton yang dipijaknya saat ini.

Pria itu nampak melihat kesekelilingnya yang nampak beberapa orang terlihat menggunakan pakaian khas Shinobi. Namun dari yang dia rasakan, tak ada yang menggunakan Mana disini. Hanya chakra yang terdeteksi.

Dan satu hal yang membuat Naruto tertarik dengan Uzushio.

'Rambut mereka semua berwarna merah.. inikah yang dinamakan Clan Uzumaki..' batin Naruto datar menatap orang-orang yang berlalu lalang itu.

Beberapa mount juga nampak digunakan oleh Shinobi disini. Seperti The builder dan the warrior yang ditunggangi para Shinobi disana.

Naruto berjalan masuk ke sebuah rumah makan. Disana dirinya nampak tertarik dengan menu makanan yang tersaji. Dan memilih mengisi perutnya terlebih dahulu dengan makanan khas para dewa yang bernama Ramen itu.

.

Selesai pria pirang itu makan, dia berjalan menelusuri Uzushio. Ditempat itu nampak tak ada dinding pelindung. Namun sebuah Kekkai mampu dirasakan Naruto di beberapa tempat.

Seperti saat ini, Naruto berada di sebuah hutan di daerah Utara Uzushio. Mencari sesuatu yang mungkin bisa digunakan sebagai sebuah petunjuk.

"Master, sebaiknya kau bertanya pada seseorang. Mungkin Shinobi asli sini mengetahui sesuatu yang kau cari." Suara feminim terdengar di pikiran Naruto.

"Bukannya aku tak ingin bertanya. Tapi sepertinya tempat di pulau Uzushio ini penduduknya agak sensitif jika melihat orang luar yang datang ke wilayah mereka." Balas Naruto.

Yah. Apa yang dirasakan Naruto memang seperti itu. Karena sejak ia datang ketempat ini, banyak pasang mata yang menatapnya. Karena warna rambutnya yang berbeda.

Makadari itu, Naruto tampak menggunakan sebuah kain hitam yang diberikan pasukan revolusi untuknya beberapa bulan lalu untuk menjadi ikat kepalanya dan menutupi rambut pirangnya itu.

Hingga Naruto berhenti dan menatap seseorang didepannya saat ini. Orang itu nampak menggunakan pakaian casual biasa. Dengan sebuah kantung yang berisi sayuran dan jamur disana.

Sosok yang di pandang Naruto nampak memiliki rambut merah panjang yang indah dengan tubuh tinggi proporsional dan kulit putih.

Naruto berhenti dan berdiri disana, membuat wanita itu nampak merasakan hawa seseorang didekatnya. Dia pun memutar badannya yang sedang berjongkok kesamping.

Tapi wanita itu tak melihat siapapun disana.

Membuatnya bingung. Tapi dia kembali melanjutkan aktifitasnya dan kemudian berjalan kembali.

Sementara Naruto nampak berada dibalik pohon itu dan kembali berjalan mengikuti wanita itu dari belakang seraya menjaga jarak.

Hingga beberapa menit aksi Naruto itu lakukan, namun sepertinya wanita didepannya hanya berjalan berputar-putar diwilayah itu.

Hingga detik berikutnya wanita didepannya berhenti mendadak. Membuat Naruto kembali bersembunyi dibalik pohon.

Sring!

Set!

Baru saja Naruto Kembali menengok dibalik pohon itu untuk melihat wanita tersebut, dia sudah tak ada ditempatnya. Hingga tiba-tiba sebuah kunai melesat dari sampingnya hampir mengenai kepalanya. Namun dengan mudah dia hindari dengan memiringkan kepalanya.

Sring!

Trank! Trank!

Tiba-tiba seseorang muncul dari belakangnya dengan mengayunkan kunai ditangan kanannya. Tapi dengan cepat Naruto menangkis semua serangan itu dengan mudah.

Dan nampaklah sang pelaku yang tak lain adalah wanita berambut merah yang Naruto ikuti tadi. Wanita itu memandang Naruto dengan tajam disela adu kekuatannya.

"Siapa kau? Kenapa kau terus mengikutiku?"

Wanita itu berucap dengan suara feminim yang membuat Naruto sedikit menegang. Seperti ada yang merasuk kedalam hatinya ketika mendengar suara indah itu ditelinganya.

Hingga kemudian dirinya kembali mengontrol emosinya dan kembali menatap wanita itu datar.

Keduanya mengambil jarak. Dengan Naruto yang menghilangkan kuda-kudanya dan memasukkan kembali kunai miliknya di kantung kunainya.

Wanita itu pun menjadi bingung menatap Naruto yang membungkuk padanya. Membuat wanita itu juga menghilangkan kuda-kuda bertarungnya.

"Gomennasai.. Aku hanya tersesat di hutan ini.. aku tak berniat jahat padamu." Ucap Naruto yang terdengar tulus.

Wanita yang mendengar itu pun juga kembali menyimpan kunainya dan memandang Naruto dari atas sampai bawah.

"Are?.. kau sepertinya bukan dari Clan Uzumaki.. kau siapa?" tanya wanita itu yang menatap curiga pada Naruto.

"Aku hanya seorang pengembara yang kebetulan lewat sini. Karena aku melihatmu, aku sepertinya perlu bertanya arah padamu.." Ucapan Naruto kali ini ada benarnya dan ada salahnya. Keduanya sama-sama saling menatap.

"Souka? Apa kau sedang ada Quest? Karena sepertinya kau lebih muda dariku, dattebane.." wanita itu kembali berucap dengan aksen aneh diakhir kalimatnya. Membuat Naruto sedikit aneh memandang wanita itu.

"Maaf, aku hanya sedang mencari sebuah tempat.. dan sepertinya masih muda dirimu daripada aku. wajahmu tak terlihat lebih tua dariku. Kau juga tampak cantik seperti gadis remaja." Ucap Naruto polos.

Bingo! Ucapan Naruto kali ini membuat wajah wanita itu memerah.

'Sepertinya Yugao-nee memang memberikanku ilmu yang bermanfaat..' Batin Naruto.

Sementara Arthuria yang menyaksikan itu hanya mendesah pasrah melihat kelakuan Masternya.

"A-apa k-kau bilang? TI-tidak kok.. ehm.. lagipula aku adalah wanita dewasa yang sudah berkeluarga.. hehe.. ta-tapi terimakasih, dattebane.." wanita itu tampak tersenyum lembut pada Naruto.

"Emm.. jadi kau sudah berkeluarga ya.. kalau begitu aku minta maaf jika sudah mengganggumu.. aku akan segera pergi dari sini." Ucap Naruto yang kemudian kembali membungkuk lalu berbalik untuk meninggalkan wanita itu.

"Hai! Aa.. Bisakah ku tau namamu?"

Teriakan wanita itu membuat Naruto kembali berhenti dan sedikit menoleh kesamping.

"Naruto.. Namaku Naruto." Ucap Naruto datar.

Wanita itu hanya memandang punggung pria itu yang kembali berjalan menjauh darinya.

"Namaku, Uzumaki Kushina!"

Detik berikutnya Naruto dapat mendengar wanita itu yang berteriak menyebutkan namanya.

.

.

Seorang pemuda yang saat ini nampak berdiri dipuncak pohon tertinggi di hutan itu. Berusaha mencari sebuah objek yang mungkin bisa digunakan untuk sebuah petunjuk.

Sekeliling mata memandang tak ada yang mencurigakan.

Namun detik berikutnya Naruto nampak memicingkan matanya menatap sesuatu yang nampak berkelip dikejauhan. Tepat diatas sebuah pohon yang nampak rimbun. Atau sesuatu seperti berada dibalik pepohonan itu.

"Aku merasakan chakra tepat jam 12. Sepertinya sesuatu yang kau lihat itu bisa jadi sebuah petunjuk, Master."

Ucapan Arthuria di kepalanya nampak mendapat perhatian dari Naruto yang saat ini melompat diatas dahan-dahan pohon menuju ke arah Utara Uzushio.

'Chakra? Tapi kenapa dari petunjuk tentang Reiatsu, mengarah ke sumber chakra? Aku tak merasakan sedikitpun Reiatsu dari sana.' Batin Naruto yang didengar oleh Arthuria.

"Entahlah, Master. Lebih baik kita pastikan saja.." balas Arthuria.

Naruto terus melompati dahan demi dahan menuju ke objek yang dilihatnya tadi.

Hingga beberapa menit berlalu, Naruto berhenti dan berdiri diatas dahan pohon. Menatap kebawah tepat didepannya sebuah batu yang berada tepat dibawah pohon yang memiliki batang lebih lebar dari pohon yang lain.

Memandang keatas tepat di dahan paling tinggi nampak sesuatu yang berkilau. Hingga Naruto melompat ke dahan paling tinggi disana.

"Daun emas.."

Dipenglihatannya saat ini, Naruto melihat selembar daun yang berwarna emas. Memetiknya lalu kembali melompat kebawah dan berdiri tepat di hadapan sebuah batu dengan ukiran poneglyph disana.

Arthuria yang melihat dari dalam Naruto nampak ikut berpikir. Antara daun emas dan sebuah batu bertuliskan aksara kuno atau yang biasa disebut poneglyph.

Dirinya yang sudah hidup lama baru kali ini dia menemukan sebuah aksara yang belum bisa dia baca. Aksara kuno sudah sering dia temui dulu dan paham artinya. Tapi untuk yang ini kenapa berbeda.

"Master. Aku baru melihat aksara itu.. mungkin ada alternatif lain yang bisa memberikan sebuah petunjuk untukmu." Ujar Arthuria.

"Jika sesuatu yang kita cari tentang Reiatsu, mungkin aku coba menggunakannya saja.." Ucap Naruto yang mengalirkan Reiatsu'nya perlahan dari tubuhnya ke telapak tangannya.

Mengangkat tangan kanannya dan mengarahkannya untuk menyentuh batu yang tingginya hanya sebatas pinnggangnya itu.

Tak ada reaksi apapun.

Lalu melihat daun emas ditangan kirinya, begitupun Arthuria yang nampak berpikiran sama.

"Coba gunakan daun itu sebagai medianya, Master." Ucap Arthuria.

'Ternyata kau sepemikiran juga Arthuria..' batin Naruto membalas ucapan Arthuria yang kemudian mengalirkan Reiatsu'nya di tangan kirinya pada daun itu.

Sring!

Aura putih nampak bersinar di tangannya, kemudian terkena daun itu yang kemudian ikut bersinar emas. Tapi ketika daun itu di satukan dengan poneglyph, tak terjadi apapun.

"Tetap tak bisa.. hah.." ucap Naruto yang kemudian menyimpan kembali daun itu seraya duduk di samping batu tersebut.

"Sepertinya kita memang perlu bantuan Clan Uzumaki, Master." Ucap Arthuria.

Naruto yang mendengar itu pun kembali berdiri dan berjalan mencari seseorang yang mungkin bisa membantunya.

"Seharusnya kita minta bantuan wanita itu.." gumam Naruto yang baru sadar jika dia siang tadi bertemu wanita bernama Kushina yang mungkin bisa membantunya. Tapi dia sia-siakan kesempatan itu.

Naruto hanya berjalan seraya mencari beberapa ranting untuk membuat api dan memasak. Seraya berjalan mencari sumber air yang bisa ditemukan. Sukur-sukur jika ada sungai untuknya mandi. Karena hari sudah mulai malam.

.

.

.

.

.

[(sAs)]

.

.

.

.

.

Uzu Castle.

Training Ground.

.

Disebuah training ground dengan tanah lapang dan beberapa dummi kayu sebagai media berlatih di sekitar lapangan itu.

Lapangan yang nampak luas dengan disamping lapangan itu terdapat sebuah kastil yang cukup besar dan terlihat indah.

Pepohonan rindang terdapat di luar lapangan tersebut menghiasi pemandangan training ground itu.

Seorang gadis remaja nampak berlatih dengan Taijutsu pada Dummi di pinggir lapangan itu.

Memiliki kulit putih dengan tiga garis di kedua pipinya dan bermata blue shappire. rambut kuning diikat dua yang panjang. Dengan pakaian Shinobi lengan panjang dan bawahannya memakai pantas ketat hitam dilapisi rok pendek diluarnya.

Dengan kemampuan Taijutsunya gadis itu berlatih memukul dan menendang Dummi tersebut dengan kuat.

Sedangkan seorang wanita nampak menatap dari jendela yang berada di dalam kastil itu. Menatap gadis berambut kuning yang sedang berlatih tersebut.

"Tsuma?"

Suara berat khas seorang pria dari blakang wanita itu membuatnya menoleh ke asal suara. Dan dapat dilihatnya seorang pria berambut kuning berjambang yang saat ini menatap bingung wanita itu.

"Anata.." balas wanita berambut merah itu menatap suaminya.

"Kenapa kau diam disini dan melihat Naruko seperti itu? Apa kau sedang memikirkan sesuatu?" tanya pria berambut kuning itu pada istrinya.

Karena tidak biasanya istrinya ini melamun menatap putrinya sendiri. Istrinya adalah tipe wanita yang cerewet dan banyak tingkah. Namun dia adalah wanita yang baik hati dan penyayang.

"Mm.. aku kemarin bertemu dengan seorang pemuda seusia Anak kita dihutan dekat Kekkai kastil." Wanita itu menatap suaminya.

Sedangkan suaminya saat ini menatap istrinya sedikit tertarik dengan cerita wanita itu.

"Lalu?" tanya pria itu.

"Yah.. sebenarnya tidak ada masalah. Aku sedang mencari jamur untuk mengisi waktu luang dan masak makan malam kita.. tapi aku bertemu dengan pemuda itu.. dia.. memiliki warna rambut yang sama denganmu dan naruko." Ucap wanita berambut merah itu.

Sedangkan pria yang saat ini menjadi lawan bicaranya nampak sedikit terkejut dengan apa yang dibicarakan istrinya itu.

"Benarkah, Kushina? Menma saja tidak mewarisi warna rambutku. Dan klan Namikaze pun hanya tersisa aku.." pria berambut pirang itu nampak berpikir.

Memang kenyataannya tidak hanya klan Namikaze yang memiliki rambut pirang. Tapi memang jarang ada yang memiliki warna rambut seperti itu. Sama halnya dengan klan uzumaki.

"Lalu apa yang terjadi?" tanya pria itu.

"Aku menyerangnya. Tapi dia hanya menangkis seranganku. Dia hanya tersesat dan hendak menanya jalan." Balas Kushina.

Kalau bocah itu bukan orang jahat, lantas apa tujuannya datang ke Uzushio? Tak mungkin jika orang diluar klan uzu masuk ke wilayah mereka hanya untuk singgah.

"Apa dia mencari sesuatu dari Uzshio? Atau dia dari anggota yang berbahaya dan mengincar seseorang?" pria bersurai pirang itu memicing tajam menatap istrinya.

"Benarkah? Tapi dia tak seperti orang jahat. Dia bahkan tak membalas seranganku." Kushina nampak sedikit berpikir.

"Hm. Kalau begitu aku akan mengutus beberapa orang untuk mencari dia dan mengundangnya kemari jika dia bukan seorang kriminal.."

Pria berambut pirang nampak memandang istrinya saat ini. Membuat sebuah senyum mengembang di wajah cantik wanita itu.

Lagi pula Pria itu juga penasaran dengan orang yang dibicarakan istrinya tersebut.

"Umm.. itu terserah kau saja, Anata.. dan aku ingat namanya adalah.. Naruto."

.

.

21.00 pm

.

Gadis cantik yang berambut pirang panjang diikat twintail, saat ini sedang membaca di sebuah perpustakaan di kastil Uzu. Membaca sebuah buku yang berjudul 'Legend Dragon of Dragon' ditangannya.

Gadis itu sangat suka dengan naga. Walaupun dirinya sendiri tau jika naga itu adalah musuh bagi mereka umat manusia.

Mungkin karena sosok Kyuubi dalam tubuhnya yang berteman dengannya, membuatnya tertarik ingin memiliki teman seekor naga. Karena sifat aslinya yang memang mudah berteman dan akrab dengan orang lain maupun magical beast ataupun hewan biasa disekitarnya.

Hanya 1 yang belum dia miliki dan sangat ingin dia miliki sampai saat ini. Apalagi diumurnya yang ke 16 tahun ini, dia sangat ingin bertemu dengan seekor naga legenda dihari ulang tahunnya yang tinggal beberapa hari lagi.

"Dxd.. Seekor naga legenda yang menghuni celah dimensi. Apakah dia sekuat itu ya.." gadis cantik itu bergumam sendiri seraya membalik buku yang dibacanya.

" Grr.. tak ada makhluk yang lebih kuat dari aku.. selain 'dia'"

Sebuah suara berat terdengar di kepala gadis cantik yang mengenakan pakaian singlet berwarna putih menutupi asetnya yang besar dengan belahan dadanya. dengan celana pendek kuning diatas paha yang menampakkan kaki putih dan mulus miliknya.

"Haha.. aku tau Kurama.. tapi ingatlah diatas langit masih ada langit.." Gadis itu pun tertawa mendengar pernyataan sepihak dari sahabat berbulunya itu, seraya menjeda kalimatnya dengan iris matanya yang masih fokus pada bukunya.

"Dan jika yang kau maksut 'dia' adalah spesies yang sama denganmu, sepertinya naga yang ini terlihat lebih kuat, deh.." lanjutnya.

Gadis cantik itu tampak menunjuk sebuah gambar seekor naga merah raksasa yang bertuliskan ukuran tubuh dan kemampuan dari naga itu.

"Hm.. itu adalah gambar Great Red. Sang legenda naga penghuni celah dimensi. Atau yang biasa disebut DXD.. dia memang kuat. Aku pernah melihatnya dulu. Itu sudah sangat lama sekali.."

Suara Kurama didalam gadis itu terdengar lagi. Dengan Kurama yang nampak duduk dengan mengibas-ngibaskan ke sembilan ekor berbulunya didalam mindscape Naruko.

Sedangkan gadis yang menjadi lawan bicaranya saat ini tampak sedikit tertarik dengan yang dibicarakan bola berbulu itu.

"Souka?.. berarti benar jika naga itu lebih kuat dari kalian para Biju, kan?" ucap Naruko.

"Tidak.. mungkin jika kami suka bertarung, maka kami seimbang dengan para naga itu. Tapi jika 'dia' sudah keluar.. maka naga legenda yang kau bicarakan itu ada 1 level dibawah'nya'.. lagipula, naga yang kau bicarakan itu bukanlah naga yang paling kuat.." Kyuubi nampak menggelengkan sebentar kepalanya.

"Jadi masih ada naga lain yang lebih kuat dari Great red ini?" tanya gadis itu yang semakin penasaran dengan naga.

"Dulu sekali.. Ada seekor naga yang bahkan menghancurkan apapun yang dilaluinya. Hingga tak ada yang bisa menghentikannya termasuk Great Red.." ucapan Kurama tampak di jeda dengan dirinya yang nampak menggeram mengingat kejadian buruk itu.

"Hingg Jiji dan Solomon turun tangan dan menggunakan tehnik penyegelan tingkat tinggi untuk menyegel naga itu sampai sekarang.." Kurama mengakhiri ceritanya.

Gadis cantik berdada besar itu nampak berpikir dengan cerita yang disampaikan sahabatnya.

"Jika naga yang dimaksud itu adalah naga terkuat, pasti ada yang bisa mengalahkannya, bukan? Apakah kalian mampu mengalahkannya dengan wujud 'dia'? Bukankah 'dia' katamu adalah yang paling kuat dari semua bijuu?" Tanya Naruko.

"Hmm.. Kami belum pernah tau jika hal itu sampai terjadi. Tapi jika kami para Biju bersatu, maka itulah malapetaka bagi dunia ini. Karena 'dia' juga adalah simbol dari kehancuran dan mimpi buruk dunia ini.. jadi aku tak berharap padanya.. tapi.."

Kurama kembali menjeda kalimatnya. Membuat gadis cantik itu kembali dibuat penasaran. Apalagi wajah serius dari Kurama membuatnya seakan informasi yang disampaikan sangatlah penting.

"Jika kau membahas soal naga tak ada yang tau sekuat apa mereka sesungguhnya. Jika hanya naga biasa itu bukanlah sebuah ancaman yang berarti.. tapi ada sebuah legenda yang mengatakan, ada kekuatan yang dapat membunuh naga itu sendiri.."

Kali ini ucapan Kurama benar-benar membuat Naruko terkejut. Bukan karena apa, melainkan sesuai dengan julukan mereka. Naga adalah simbol dari kehancuran dan musuh bagi para manusia.

Begitupun bijuu, magical beast dan sebagainya. Tapi naga berada ditingkat paling atas dari semuanya. Sejajar dengan bijuu.

Untuk membunuh seekor naga legenda adalah hal yang bisa dibilang mustahil. Bisa pun sangat susah. Sama halnya dengan Bijuu.

Karena mereka mempunyai kemampuan masing-masing yang mendukung mereka dalam pertempuran jarak dekat maupun jauh.

Ditambah kulit dan sisik mereka yang hampir tak bisa ditembus, membuat itu menjadi sulit untuk melawan mereka jika hanya menggunakan Jutsu atau magic biasa.

Dan kali ini dia mendengar ada kekuatan yang bisa membunuh naga?

Memang Naruko pernah membaca ada sebuah cerita yang mengatakan bahwa ada manusia yang mampu mengalahkan naga seorang diri.

Itupun masih belum diketahui kebenaranya.

"Tunggu dulu, Kurama.. jika apa yang kau katakan benar, apakah dia seorang Sorcerer atau Shinobi?" tanya Naruko.

"Yang ku tau, jiji dan Solomon itu adalah pendahulu yang pasti bisa mengalahkan mereka. Tapi legenda itu mengatakan masih ada lagi seorang manusia yang mamiliki kekuatan itu.. dan kekuatan itu terbukti nyata. Dan skarang saksi hidup tersebut sedang menghuni celah dimensi.. Great Red" ucap Kurama.

Untuk kesekian kalinya ucapan Kurama membuat Naruko shok. Karena gadis itu baru tau cerita sesungguhnya dari great red yang tak tertulis dibuku.

"Jadi Great Red dikalahkan oleh manusia? Tapi dari legenda yang ada dia bertarung dengan seekor naga. Dan setelah pertarungan itu dia menguasai celah dimensi.. jadi, mana yang benar?" ucap Naruko yang sedikit bingung dengan cerita Kurama ini.

"Hmm. Aku juga membenarkan cerita dibuku itu. Karena saat pertarungan kedua naga legenda itu, kami semua menjauh dari pertarungan dan memilih tidak ikut campur.. tapi kekuatan yang ku tahu itu berasal dari seorang Sorcerer.. dan kekuatan itu adalah.."

.

.

.

"Dagon Slayer.."

.

.

.

.

.

To be continued..

.

.

Ending:

Michi To You All - Aluto

.

.


A/N: Assalamualaikum wr. wb.

Kembali lagi dengan author gaje ini. Mohon maaf jika ada salah dan typo yang bertebaran dimana-mana.

Mungkin ada yang komen masalah typo ya di chap kemaren. Sebenernya bukan tidak saya cek ulang. Bahkan sudah 6 kali saya sunting.. dan saya baca ulang sebelum saya posting.

Tapi masih aja ada itu typo bertebaran yang membuat pusing.

Ya saya hanya manusia biasa jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya jika banyak kesalahan.

Kali ini ada beberapa yang udah terbuka lagi misterinya. Walaupun masih samar-samar kedepannya akan seperti apa.

Tapi saya udah ada endingnya seperti apa. Tapi ya tinggal ngikutin alurnya aja dengan memanfaatkan waktu luang yang kadang-kadang sesuai dengan mood dalam menulis yang kadang bagus kadang down.

Sekali lagi untuk kalian para readers tetap semangat dalam membaca maupun berkarya.

1. fans Naruto harem: oke kawan. Thanks supportnya. Ikutin terus ya.

2. ZhongEi: maaf kalau ada yang bikin gak enak diliat. Bukan nggk di baca ulang, bahkan udah 6 kali di baca ulang masih aja ada itu typo wkwk. Maaf ya.. ditunggu review selanjutnya kawan.

3. Moulanasaktialmag: wkwk.. bisalah request bikin anda jadi aktornya hehe.. makasih udah baca. Ditunggu komentarnya kawan.

4. FCI. Racemoon: ini udah masuk ark Uzushio, ditunggu komentarnya ya kawan.

5. Alive to Die: oke terimakasih kawan. Ditunggu reviewnya ya.

Mungkin Cuma itu yang baru bisa saya balas review-nya.

Untuk para guest jangan berkecil hati. Tetap ikuti WORLD, dan jangan lupa review-nya. Pasti akan saya balas di chapter depan jika reviewnya berupa pertanyaan yang perlu dijawab.

.

Mungkin itu saja yang saya sampaikan di chapter kali ini.

Untuk kalian yang masih setia membaca, kalian bisa mendownload aplnya Fanfiction di playstore agar lebih mudah mengakses ffn.

Dan untuk yang ingin tau image dari setiap character, dragon, sword dan info lain di World ini. Kalian bisa add FB saya dengan Nick name:

Kyoigneel

Foto sama dengan di bio ini. Semua image dari fict saya ada disana agar lebih mengena fellnya saat membaca.

Karena FB lama saya di hack Dangan nama yang sama. Jadi ya mau gak mau buat baru lagi.

.

Sekali lagi saya minta maaf jika ada yang tersinggung dan cerita yang terkesan gaje.

Semua ini hanyalah imajinasi dan fictif belaka yang tertuang di sebuah tulisan.

Terimakasih, jika ada kritik dan saran silahkan coret-coret dikolom Review.

Semua saya terima dengan iklas dan semoga menjadi berkah. Aamiin..

Sampai jumpa lagi dengan chapter selanjutnya!

.

Kyoigneel out!