WORLD
.
Disclaimer:
Naruto [Masashi Kishimoto]
High School DxD [Ichiei Ishibumi]
Dan semua sumber anime yang bersangkutan Bukan milik kyo.
Yang terpenting saya tak mengambil keuntungan apapun dari sumber anime atau character yang saya pinjam untuk fiction yang saya publish.
BerRate : M
Pair: Naruto x..
Genre : Action, Adventure, Fantasy.
Warning!: Imajinasi liar!, Ooc, AU, Typo, Isekai, Etc, Don't like don't read!.
Summary: Dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang ' malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.
.
Chapter 25: Uzushio arc: Absolute Training.
.
Opening Song:
Ikimono Gakari – Blue Bird
.
.
.
.
.
Diatas pulau Uzu, tampak dua orang pria berpakaian hitam dengan aksen awan merah dijubahnya. Nampak berdiri diatas sebuah naga putih yang terbuat dari tanah liat.
Satu orang berambut pirang panjang yang dikuncir ponitail dengan poni panjang, nampak mengendalikan naga itu dengan heandseal tangan kanannya.
Sedangkan satu orang lagi nampak berdiri dibelakangnya yang berambut hitam dengan masker menutup wajahnya. Pakaiannya pun sama dengan pria didepannya.
Keduanya tampak mendarat disebuah hutan sebelah barat pulau Uzu. Dimana tempat itu cukup jauh dari kastil dan pertahanan Uzushio.
Keduanya nampak berjalan tenang dengan pria berambut pirang itu memimpin jalannya. Seraya meremas-remas tanah liat ditangan kanannya yang memiliki mulut itu.
"Aku sudah siap dengan seni ledakanku ini, un.." ucap pria pirang itu yang menyeringai menatap tangan kanannya yang memiliki bekas sambungan jahitan dilengannya.
"Bersyukurlah aku telah membantu menyambung tanganmu itu, Deidara.." seorang bermasker bermata hijau itu berkata seraya melirik temannya itu.
"Ya, ya.. aku berterimakasih padamu, Kakuzu-san.. tapi untuk kali ini aku memastikan hal ini tak akan terulang lagi, un.." ucap pria bernama Deidara itu memandang malas pada rekannya.
Karena ulah bocah pirang itu, dia harus kehilangan tangannya. Hingga akhirnya dia harus rela menerima bantuan dari rekan setimnya itu untuk menyambungkan tangan buatan padanya.
Walau sebenarnya dia masih bisa bertarung hanya dengan 1 tangan. Tapi mendengar informasi dari Obito, membuatnya harus mau tak mau menggunakan tangan buatan untuk bisa mengalahkan bocah pirang itu.
Karena dari feeling-nya, mereka akan bertemu lagi dengan Naruto di misinya kali ini.
Dan dia sudah mempersiapkan semuanya untuk melawan pria pirang itu.
Sebuah seringai menghiasi wajah Deidara dengan tangan kirinya yang menyibak poninya yang menutupi mata kirinya.
Menampakkan sebuah alat yang menutupi mata kirinya berlensa merah disana.
"Kau sudah mempersiapkannya juga ternyata, Deidara.." ucap Kakuzu yang melirik dengan iris matanya pada pria berambut panjang pirang itu.
"Aku tak akan kalah kali ini dengannya, un.." gumam Deidara dengan seringainya.
.
.
.
.
.
_{{sAs}}_
.
.
.
.
.
Seorang pemuda yang berada dibawah kaki gunung Uzushio, menatap datar sekitarnya yang hanya terdapat pepohonan, bebatuan dan tanah yang membuatnya harus berpikir ulang tentang ucapan seorang kakek tua yang menemuinya semalam.
.
.
.
Flashback.
.
.
.
Seorang pria yang nampak tertidur dengan sebuah sleeping bad yang beralaskan rumput dibawah sebuah pohon besar beratapkan langit berbintang malam ini.
Mata biru langitnya perlahan mulai tertutup kelopak matanya. Hingga perlahan dirinya terlelap dalam alam mimpinya dimalam itu.
Tap. Tap. Tap.
'Jadi kau yang sudah membangunkanku ya.. kau bukan seorang Uzumaki rupanya.. tapi sepertinya, kau adalah anak yang dimaksut'nya'.'
Seseorang nampak berjalan dan mendekat pada pria yang tertidur itu. Hingga berdiri tepat disebrang api unggun tempat Naruto tidur.
Siluet bayangannya semakin terlihat. Hingga dirinya tepat berada di samping Naruto. Nampaklah seorang pria tua berambut putih dan berjanggut putih yang mengenakan pakaian seperti sebuah jubah panjang semata kaki.
Pria tua itu mendekatkan telapak tangannya dan menyentuh dahi Naruto yang terlelap tanpa tau keberadaan pria itu. Cahaya biru bersinar di tangan pria itu dan juga tubuhnya perlahan menghilang.
.
.
Mindscape.
.
Disebuah tempat yang terlihat serba putih. Seorang pria bersurai pirang nampak berdiri dengan memandang sekelilingnya bingung.
"Are? Tempat apa ini?.." Naruto bergumam pada dirinya sendiri yang tak ada balasan dari seorang gadis yang biasanya selalu merespon kata-katanya.
Hingga nampaklah cahaya tepat didepan Naruto yang muncul perlahan hingga membentuk sebuah tubuh seorang pria tua yang saat ini menatap Naruto dengan senyum diwajah tuanya.
"Selamat datang, Naruto.." ucap pria tua itu yang semakin membuat Naruto bertanya-tanya siapa kakek tua itu.
"Kau.. siapa? Kenapa bisa tau namaku?" tanya Naruto datar.
"Aku? Hmm.. anggap saja aku adalah kakek tua yang menjaga tempat ini. Uzushiogakure.." ucap pria tua itu yang nampak nyengir diakhir kalimatnya. Menampakkan gigi-gigi putihnya diumur yang setua itu.
"Hmm.. begitu ya.. kenapa kau bisa tau namaku?" Naruto kembali bertanya.
"yah, mudah saja.. aku bisa membaca riwayat perjalananmu beberapa hari lalu. Ketika aku menyentuhmu tadi. Dan perkenalkan, aku adalah Asahi Uzumaki.."
Pria tua itu memperkenalkan dirinya kembali dengan wajah yang santai menatap Naruto yang saat ini curiga padanya.
"Jangan-jangan kau melihat semua kegiatanku akhir-akhir ini, ha?.." Naruto memicing tajam menatap Kakek tua didepannya.
"Haha.. yah, sedikit sih.. termasuk pengalaman pertamamu dengan wanita Eldia itu.. HAHAHA.."
Ucap kakek tua itu yang tertawa terbahak-bahak menatap wajah Naruto yang memerah dibalik wajah datarnya.
Setetes keringat nampak diblakang kepala Naruto menatap pria nista yang suka mengintip kegiatan pribadi orang lain dan membicarakannya seperti itu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Hoi, Ero-jiji.. kau tak usah membahas itu juga.. kau memberitahu darimana kau tau namaku saja sudah cukup.. tak usah dijabarkan sedetail itu juga.." ucap Naruto swetdrop dengan lawan bicaranya kali ini.
"Hehe.. dasar anak muda jaman sekarang.. hah.. ehmm.. baiklah, aku akan memberitahumu tujuanku menemuimu disini Naruto." Kakek itu mulai membuka suara untuk tujuannya menemui pria pirang itu.
Naruto memandang serius dengan pria tua itu yang mengambil sebuah daun emas dari saku dibalik jubahnya itu. Dan menunjukkannya pada Naruto.
"Itu.. darimana kau mendapatkannya?" tanya Naruto datar.
"Daun ini adalah daun chakra buatan yang kau temui kemarin. Tepat dibawah pohon itu adalah batu yang kubuat dengan fuinjutsu khas klan Uzumaki yang kuciptakan sendiri.. dan kau berhasil menemukannya." Kakek itu menjelaskan seraya memasukkan kembali daun itu kedalam jubahnya.
"Lalu?" gumam Naruto yang masih dapat didengar oleh Asahi.
"Aku adalah orang terkuat di Uzushio, aku menciptakan ribuan ilmu pengetahuan yang ku tulis bersama rekanku di disini.." Kakek itu menjeda kalimatnya.
"Aku tau jika aku kuat itupun percuma, suatu saat aku akan mati dan tak ada yang tersisa dariku. Maka dari itu, aku menciptakan Klan Uzumaki dengan semua ilmu pengetahuan yang ku miliki disini.. aku menuangkan semuanya kedalam Poneglyph yang tertuliskan dibatu itu. Bagi keturunanku, dan juga sahabatku.." Asahi mengehentikan ceritanya sejenak dan memandang wajah Naruto dengan sebuah senyuman.
"Sebelum dia pergi, dia berkata padaku untuk menuntun seseorang yang akan datang kesini suatu saat dengan tujuan 'Reiatsu'.. aku sadar jika aku juga akan mati suatu saat nanti, walaupun kami memiliki umur yang panjang.. maka dari itu, aku menciptakan daun chakra buatan ini dari sisa peninggalan sahabatku. Dan membuatnya akan aktif memanggil chakraku yang tersimpan di dalam batu tersebut jika pemiliknya mengaktifkan Reiatsu'nya.. dan itu adalah kau.. Naruto." Kakek itu menghentikan ceritanya seraya memandang Naruto yang membolakan matanya saat ini.
"Ja-jadi.. Sensei sudah berpikir sejauh itu? Untukku?" gumam Naruto yang kembali mengingat masalalunya dengan gurunya yang bau tanah itu.
Dia ingat semua yang di ajarkan gurunya tentang pusat energy spiritual dari para makhluk hidup.
Mana, Chakra, Semua diajarkan olehnya untuk Naruto. Termasuk gurunya sendiri yang juga bilang padanya jika dirinya sendiri tak memiliki keduanya. Karena Naruto dapat merasakan jika gurunya adalah manusia biasa yang memiliki bakat berpedang yang hebat.
Tapi dia tak pernah menceritakan tentang Reiatsu padanya selama ini.
'Jadi.. Sensei sebenarnya sudah tau jika aku memiliki potensi yang sama dengannya? Sedangkan dirinya sendiri menutupi kenyataannya padaku..' batin Naruto yang ekspresinya menjadi terlihat sendu diwajah datarnya.
"Yah.. mungkin dia adalah orang terkuat yang aku lawan saat aku muda. Dia berhasil mengalahkan ku dengan tehnik berpedangnya.. dan kemampuan mengendalikan Reiatsu'nya yang membuatku kagum dengannya.. sampai-sampai kau muridnya tak tau jika dia adalah pengguna Reiatsu.." kakek itu tersenyum mengingat masalalunya dengan sahabatnya itu.
"Sensei memiliki control Reiatsu tingkat tinggi.." gumam Naruto yang masih dapat didengar oleh kakek itu.
"Hm.. dan kau adalah murid yang hebat hingga mampu menjadi seorang sword master tanpa energy spiritual, dan menjadi seorang Lunar Knight yang hebat dengan pedangmu itu.. dia pasti juga bangga padamu" ucap Asahi.
Naruto tampak termenung mendengar ucapan Asahi. Dan kembali mengangkat wajahnya menatap wajah tua Asahi.
"Lunar Knigt? Bukankah itu julukan dari Shion setelah aku menyelesaikan Quest disana?" ujar Naruto.
"Entah itu sebuah kebetulan atau tidak, tapi sebutan itu bukan hanya ada untukmu. Tapi dia juga pernah bercerita, jika sahabatku itu adalah seorang Gladiator. Sedangkan ada sebuah tingkatan lain yang merupakan rival dari Gladiator itu sendiri.. Lunar Knight. Atau yang biasa disebutnya adalah Moon lord." Ucap Asahi yang sebelumnya menggeleng membalas perkataan Naruto barusan.
Naruto terpaku mendengar ucapan kakek itu. Kenapa kakek itu sampai tau sejauh ini tentang gurunya itu. Sedangkan dirinya saja tak diberitahu apapun soal itu. Dia hanya diajarkan bagaimana caranya bertahan hidup, dan ilmu berpedang yang dimilikinya saat itu.
Hingga pernah suatu ketika gurunya itu pergi ke suatu daerah yang katanya ingin mengunjungi sahabatnya itu. Ternyata yang dia maksut adalah pria tua ini.
"Begitu ya.. jadi kau bisa memberitahuku semua tentang Reiatsu? Karena dari informasi yang ku dengar, info itu mengarah ke sebuah perpustakaan yang berada di Uzushio.. tapi sampai saat ini aku belum menemukannya." Ujar Naruto datar.
Dia ingat betul, jika ucapan dari sosok yang mirip dirinya didalam Mindscape'nya beberapa Minggu yang lalu mengarah pada sebuah ilmu pengetahuan yang luas.
Sedangkan tempat yang pas untuk itu adalah perpustakaan. Dan perpustakaan terbesar yang diketahuinya selama perjalanannya adalah di Uzushio ini.
Tapi sampai saat ini tak ditemukannya tempat itu.
Asahi kembali menggeleng menatap Naruto yang mengernyit heran menatapnya saat ini.
"Aku tak bisa memberikanmu informasi tentang itu.. tugasku hanya membimbingmu saja Naruto. Dan tempat yang kau cari ada 3 km dari batu yang kau temui itu ke arah gunung Uzu di Utara. Kau carilah sebuah pintu bawah tanah disana dan gunakanlah Reiatsumu untuk membuka segel itu melalui daun emas yang ku buat untukmu, Naruto.."
Kakek itu berkata dengan sebuah senyum diwajahnya menatap Naruto yang mengangguk paham. Dengan tubuhnya yang perlahan bersinar putih yang semakin terang secara perlahan.
"Naruto.. jika kau sudah menemukan jawabannya, aku memohon padamu untuk merahasiakan tempat itu.. dan juga titip salamku pada gadis kecilku Naruko-chan.. aku sangat merindukannya. Hehe.." ucap Asahi yang perlahan termakan cahaya itu dan hampir menghilang.
"Hmm.. dan titipkan salamku pada Sensei disana.. Ero-jiji.." ucap datar Naruto sebelum Asahi benar-benar menghilang.
"Hahaha.. dasar kau bocah tengik!.. maaf, nak.. sepertinya chakraku sudah mulai habis.. sampai bertemu lagi, Naruto.." ucap pria tua itu dengan senyum lebar diwajah tuanya. yang kemudian menghilang seutuhnya menyisakan Naruto yang berdiri sendiri di tempat itu.
"Arigatou.. Jiji.."
.
.
.
Flashback end.
.
.
.
Naruto memandang sekelilingnya. Tapi tak menemukan apa-apa disana. Hingga dia berjalan beberapa meter memandang kesekelilingnya.
"Coba gunakan Reiatsumu Master. Mungkin kau dapat merasakan energy spiritual disekitar sini.." ujar Arthuria yang saat ini melihat dari dalam Naruto.
Naruto mengangguk. Dan memejamkan matanya seraya memfokuskan dirinya untuk merasakan energy disekitarnya.
'Agh.. panas .' batin Naruto yang merasakan tubuhnya mulai memanas ketika mengaktifkan Reiatsu'nya.
Hingga beberapa menit, dia menghentikan kegiatannya dan terduduk menahan nyeri didadanya. Seakan jantungnya berdetak sangat cepat efek dari Reiatsu yang bergejolak dalam tubuhnya.
"Hah.. hah.. ada setitik chakra kecil beberapa meter ke arah barat, Arthuria.." ujar Naruto yang mengatur nafasnya seraya kembali berdiri bersiap untuk kembali berjalan.
"Perlahan saja, Master.. jangan memaksakan diri " ucap Arthuria yang khawatir dengan keadaan Naruto saat ini.
Dari kemarin Naruto terus mencari pintu masuknya, tapi tak kunjung ditemukannya. Hingga berkali-kali pria itu menggunakan Reiatsu'nya untuk menemukan jawabannya tapi nihil.
Baru tadi pagi dia bercerita kalau dia telah menemukan jawabannya dari dalam mimpinya.
Sedangkan Arthuria sendiri sudah siap dengan segala kemungkinan bila akan terjadi pertarungan, dia siap mensuplay Mana'nya untuk bertarung habis-habisan kali ini.
Dia tak mau jika Masternya harus menggunakan Reiatsu yang belum sempurna dikuasai Master'nya itu.
"Tak apa Arthuria.. aku masih sanggup menahannya.." ujar Naruto yang masih berjalan.
Hingga akhirnya pria itu berhenti tepat di sebuah perengan kaki bukit yang diapit oleh dua pohon dan semak-semak belukar disana.
Hingga Naruto menyingkirkan semak-semak itu dan meraba perengan tanah itu mencari asal Chakra yang dirasakannya.
Hingga tangannya meraba sebuah celah kecil disana. Yang terlihat tipis untuk dimasuki sebuah kunci. Hingga Naruto mengingat kata kakek itu.
Naruto mengeluarkan daunnya dan mengalirkan Reiatsu'nya, hingga daun itu bercahaya emas. Dan memasukkannya ke celah disana.
Drrt!
Hingga detik itu juga, sebuah getaran terjadi disekitar perengan itu. Membuat Naruto sedikit menjauh dari sana dan melihat jika tanah tepat diatas kunci itu nampak ambles kebawah dan memperlihatkan sebuah mulut gua disana.
Naruto memandang tajam gua itu dan berjalan masuk kedalam.
Drrt!
Hingga sampai didalam, pintu itu kembali tertutup dan lampu obor di pinggiran dinding menyala dengan sendirinya.
Menampakkan sebuah dinding yang terbuat dari batu di dindingnya yang nampak terukir tulisan-tulisan segel Fuin disepanjang dinding itu.
Naruto terus berjalan masuk kedalam menapakki lantainya yang juga terbuat dari batu yang rata.
Hingga mengikutinya sampai turun kesebuah pintu yang setinggi 2 meter tepat didepannya yang terkunci.
Terdapat lambang klan Uzumaki dipintu kanannya. Dan lambang yang baru Naruto lihat pintu sebelah kirinya yang seperti kepala Naga dengan bulan diblakang kepala itu.
Naruto kembali mengalirkan Reiatsu'nya dan menyentuh lambang Naga itu.
Pendar putih keluar dari tubuh Naruto dan menjalar ke lambang itu dan bergerak terus ke sepanjang garis di pintu itu hingga cahaya itu bersinar terang dan berhenti seketika.
Kriet!
Pintu itu pun terbuka. Membuat Naruto penasaran dan berjalan masuk kedalam.
Dengan tubuh terpaku menatap seluruh ruangan yang begitu luas terdapat rak buku yang begitu banyak dan tinggi. Dengan banyak buku yang tersusun rapi disana yang jumlahnya ribuan.
Naruto berkeliling mencari informasi yang dia butuhkan.
.
.
12 hours later.
.
Sudah 12 jam Naruto membaca setiap buku yang dia butuhkan disini. Namun tak ada satupun tentang Reiatsu disana.
Hanya ada banyak Jutsu rank C-SS yang dia baca. Termasuk sebuah informasi jika ada sebuah perpustakaan lagi yang sangat besar yang terletak di negara angin.
"Hm. Apa aku harus kesana? Disini tak ada informasi apapun tentang Reiatsu. Tapi kenapa Sensei menyiapkan semuanya jika tak ada informasi apapun disini.." gumam Naruto yang pada dirinya sendiri.
Arthuria yang menatap Masternya dari dalam tubuh Naruto nampak khawatir. Karena sudah setengah hari pria itu membaca berbagai buku tapi tak menemukan informasi yang dia butuhkan.
Tapi cukup bagus juga untuk mereka karena menemukan berbagai informasi tentang Fuinjutsu klan Uzumaki, Jutsu hight rank, bahkan hal umum lainnya yang Naruto tak ketahui tentang dunia yang luas ini.
Termasuk beberapa buku yang menjelaskan berbagai jenis naga dan cara mengalahkannya tertulis disana.
Berbagai tempat pun seperti sebuah peta yang dunia Naruto temukan disana. Dan menyimpannya kedalam Dimention Ring miliknya.
Naruto banyak menggunakan Reiatsu'nya untuk membaca buku secara singkat dengan tehnik barunya yang dia ciptakan sendiri.
Ini memudahkannya menyerap informasi dari setiap benda yang disentuhnya.
Itupun berkat buku-buku yang dia baca disini. Dia menirukan sebuah Fuinjutsu kuno yang memfokuskan Chakra pada Fuin ditangan dan mengaktifkannya pada buku yang disentuhnya untuk menyerap informasi yang ada didalamnya.
Hampir 8 jam dia mempelajari itu menggunakan Reiatsu'nya. Tapi efeknya bahkan lebih parah dari sebelumnya. Tubuhnya terasa panas setiap menggunakannya.
Itulah mengapa Arthuria nampak cemas melihat Masternya saat ini.
"Cukup Master. Cobalah cari sebuah pintu rahasia disini. Siapa tau ada informasi lain yang bisa kita dapat dari balik ruang rahasia itu.." Arthuria angkat suara dan memberikan sebuah saran pada Naruto yang berlebihan menggunakan Reiatsu'nya yang belum sempurna ia kuasai.
Tapi Arthuria cukup takjub dengan Naruto yang ternyata jenius. Hanya dalam beberapa jam dia mampu menguasai sebuah tehnik baru dari Jutsu para Shinobi ini.
Ini sangat memudahkannya dalam mencari informasi tanpa harus membaca buku berhari-hari.
"Hah.. baiklah Arthuria.. aku akan mencoba mencari disekitar blok paling ujung dari sini.." ujar Naruto yang kemudian berkemban berjalan ke blok bagian paling ujung dari dalam perpustakaan yang luas itu.
Hingga dia berhenti pada sebuah rak buku raksasa yang memiliki jumlah buku paling sedikit disana.
Dia mencari buku yang setidaknya paling mencurigakan. Hingga dia menemukan sebuah buku merah memiliki sebuah simbol kepala naga dengan bulan diblakangnya.
Dia menyentuh buku itu dan tanpa sadar menyerap Reiatsu dalam dirinya. Hingga membuatnya mundur beberapa langkah menatap tajam rak buku itu yang nampak bergetar.
Drrt!
SRINGG!
Hingga buku merah itu nampak berpindah posisinya menjadi miring kesamping kanan, dan rak buku itu terbelah ditengahnya dan memunculkan sebuah portal dimensi biru disana.
"Portal dimensi.. aku rasa sesuatu tersimpan didalamnya, Master.." ucap Arthuria yang dibalas anggukan oleh Naruto saat ini.
Naruto pun berjalan masuk kedalam portal itu tanpa ragu.
Sring!
Portal itupun menghilang selepas Naruto masuk kedalamnya.
.
.
Shio Dimention.
.
Naruto membuka matanya ketika melihat cahaya terang didepannya mulai meredup, dan menampakkan sebuah tempat yang luas dengan pepohonan dan padang rumput disana.
Membuat Naruto bingung menatap tempat yang baru dikunjunginya ini.
"Tempat apa ini.." ujar Naruto yang bertanya entah pada siapa, seraya memandang keseluruh tempat itu.
Dihadapan Naruto tampak 4 buah patung raksasa yang berbentuk Naga, burung, harimau dan kura-kura disana.
Dan ada sebuah patung yang membentuk tubuh manusia ditengah-tengah patung itu yang menghadap tepat kearah Naruto.
Hingga Naruto berjalan kearah patung itu dan berhenti tepat didepannya.
Patung itu seolah merespon kedatangan Naruto, dengan matanya yang mengeluarkan cahaya biru disana. Dan perlahan tubuh patung itu bersinar dan menampakkan seorang laki-laki disana.
"Selamat datang, Naruto.. senang bertemu denganmu kembali.." ucap pria berambut kuning yang mengenakan sebuah armor dan membawa sebuah Great sword dihadapan Naruto.
Naruto hanya membeku terpaku menatap sosok pria yang berada dihadapannya saat ini.
Irisnya membola menatap sosok yang sangat dirindukannya ini. Sosok yang mengajarinya ilmu berpedang dan bertarung melawan para monster dan Naga diluar sana.
Sosok yang menjadikannya seorang Lunar Knight sampai saat ini.
"Lambert-sensei.."
.
.
.
.
.
_{{sAs}}_
.
.
.
.
.
.
Soul City.
.
Seorang pria nampak berdiri diatas sebuah dinding tinggi yang menatap hutan tepat di bawahnya.
Menatap datar seraya menggenggam dua buah pedang yang tersambung di Odm Gear di pinggangnya.
Wajahnya mengeras menatap hutan jauh didepannya di malam itu.
"Sebentar lagi persiapanku akan cukup.." pria berambut coklat dengan iris hijau itu mengeras menatap rembulan dimalam itu.
Wus!
Tap!
Sosok gadis berambut hitam panjang dengan tubuh kecil, datang dengan keadaan melayang dan mendarat tepat dibelakang pria itu.
Menatap datar punggung pria dengan pakaian berlambang sayap kebebasan disana.
"Eren.. apa kau sudah yakin dengan kemampuanmu saat ini?" ujar gadis loli itu datar.
Membuat pria yang membelakanginya saat ini berbalik dan menatap gadis itu. Matanya memicing tajam menatap gadis yang selama ini membantunya dalam menjalankan Quest akhir-akhir ini.
"Ophis-chan.. aku berterimakasih karena kau sudah membantuku selama disini. Aku tau mungkin aku sudah berkembang. Tapi Naruto juga pasti berkembang pesat selama setahun ini.." Ucap Eren.
"Tugasku hanya membantu kalian. Apapun yang diinginkan Naruto.. aku juga akan mendukungnya.. lagipula, Dia sebentar lagi akan kembali kesini." Balas gadis loli itu datar seraya tangannya bersidekap dibawah dadanya yang berukuran sedang itu.
Yah, tugasnya selama ini adalah membantu rekan-rekan Naruto disini. Termasuk menjaga Eren yang memiliki Mana sangat rendah.
Dan dia tau jika Eren bukanlah berasal dari negara ini. Melainkan dari bangsa Eldia yang terletak diperbatasan negara api dan air.
Ophis mendengar cerita dari Eren tentang dirinya dan tempat asalnya. Termasuk jika pria itu adalah seorang Half Titan yang sulit mengendalikan kekuatannya.
Maka dari itu Ophis sedikit membantu pria itu dalam berlatih dan menjalankan Quest.
Lagipula pria ini juga membantu Ophis dalam mengawasi gadis-gadis yang dekat dengan Naruto selama ini.
Jadi Ophis tak perlu repot mengawasi mereka satu persatu.
"Semoga dia datang disaat yang tepat.. karena seven star festival akan segera berlangsung.. aku ingin melawannya nanti, dan membalas kekalahanku waktu itu.." ujar Eren menyeringai seraya menatap pedangnya yang nampak bersinar merah disana.
Ophis tersenyum tipis diwajah datarnya. Seakan mulai tertarik dengan apa yang dikatakan Eren.
"Coba saja.. dan satu lagi, kau sebaiknya segera kembali ke tempat asalmu setelah festival selesai. Karena mungkin kau akan mendapatkan sesuatu yang menarik disana." Ucap Ophis yang nampak melayang perlahan. Membuat angin yang berhembus malam itu menggoyangkan pakaian kimono hitam miliknya.
"Aku tau itu. Aku sudah mendapatkan apa yang ku butuhkan disini. Maka tak ada tujuan lain selain aku akan kembali kesana setelah aku bertarung dengan Naruto.."
Eren menatap tajam Ophis yang menyeringai diatas sana berlatarkan bulan purnama malam itu.
Angin berhembus menggoyangkan surai dan pakaian mereka berdua disana. Dengan berlatarkan bulan purnama yang bersinar terang dimalam tersebut.
Sring!
Tubuh Ophis perlahan menghilang ditelan lingkaran sihir ungu dari bawah kakinya. Menyisakan Eren yang menatap kota Soul dari atas dinding itu.
Pria itu menatap datar kota Soul dengan lampu-lampu dibawah sana bagaikan langit berbintang yang berada dipermukaan bumi.
.
.
"Dunia.. ada dibawah kakiku.."
.
.
.
.
.
_{{sAs}}_
.
.
.
.
.
Seorang gadis cantik berambut indigo saat ini tampak duduk dikasur yang baru saja dia ganti spreinya. Terdapat foto pria berambut kuning spike diatas nakas itu yang berdiri dibelakang gadis berambut indigo yang tersenyum manis. Sedangkan pria di belakangnya menyandarkan dagunya di pundak gadis itu dan tersenyum tipis disana.
Gadis beriris amethys itu tersenyum melihat foto itu.
Lalu merebahkan tubuhnya ke atas kasur itu seraya menggenggam foto yang tadi diatas nakas disamping kasurnya.
Gadis itu memeluk foto itu seraya memejamkan matanya. Mengingat kembali semua kenangannya bersama Naruto.
Hingga beberapa menit, gadis itu nampak diam tak bergeming dari posisinya saat ini.
Kriet!
Hingga pintu kamar itu terbuka dan menampakkan seorang gadis cantik bersurai silver yang saat ini mengintip dari celah pintu kamar tersebut.
Irisnya menatap sendu gadis yang tertidur di kasur itu seraya menutup kembali pintu itu perlahan.
'Hinata-chan.. dia pasti sangat merindukan Naruto-kun.' Batin gadis cantik itu yang kembali ke kamarnya yang ia pinjam sementara.
Beberapa Minggu ini Rossweisse sengaja sering menginap di tempat Hinata. Karena mereka terbiasa melakukan hal bersama akhir-akhir ini, jadi ia ingin tinggal dengan Hinata sementara ini.
Mungkin inilah alasannya berada di tempat ini dengan Hinata. Untuk menemani gadis itu dan bertanya hal mengenai Naruto selama ini.
Lagipula mereka sering pulang dan pergi ke academi bersama.
Dan saat ini gadis cantik berambut silver itu tidur dikamar Hinata. Dan Hinata sering tidur dikamar Naruto yang lama.
Tak jarang juga mereka pergi untuk ke pasar malam bersama juga dikala waktu senggang.
'Hah.. Sudahlah. Lebih baik aku memikirkan pertandingan yang besok akan diselenggarakan Academi. Aku harus terpilih menjadi peserta Tujuh festival bintang.' Batin Rossweisse yang saat ini berdiri di depan sebuah cermin dan menatap tubuhnya sendiri.
Pipinya memerah ketika melihat bagian dadanya yang nampak besar dibalik kaos tanpa lengan yang dipakainya. Menampakkan belahan dadanya yang terlihat indah bagi siapapun yang melihatnya.
Menggelengkan kepalanya, gadis itu melepas seluruh pakaian luarnya dan hanya mengenakan pakaian dalam saja. Lalu berjalan ke kasurnya dan merebahkan tubuhnya disana.
Gadis itu menarik selimut dan menutupi tubuhnya dengan selimut diatas kasur itu. Seraya memejamkan matanya untuk masuk ke alam mimpinya malam itu.
.
.
.
.
.
_{{sAs}}_
.
.
.
.
.
Seorang pria bersurai pirang nampak berdiri dihadapan seorang pria paruh baya yang bersidekap dada menatap pria bersurai pirang raven itu.
"Selamat datang, Naruto.. tak kusangka kau sudah besar rupanya. Satu-satunya muridku yang menyandang gelar Lunar Knight. Seperti yang ku harapkan." Ucap Lambert dengan senyum diwajahnya.
Naruto yang mendengar itu hanya menatap datar sosok didepannya saat ini. Membuat Lambert menaikan sebelah alisnya bingung.
"Aku sudah bukan anak kecil lagi yang bisa kau bohongi, Sensei.. kau tau betapa aku sangat kehilangan ketika dirimu tiada didepan mataku sendiri. Dan saat aku tau kau menyembunyikan semua ini dariku, kau pikir itu yang dinamakan guru dan murid?" ujar Naruto yang mengepalkan tangannya.
"Naruto.." gumam Lambert yang tampak shok dengan apa yang didengarnya saat ini.
"Kenapa kau tidak bilang semuanya dari awal? Kenapa kau harus menyembunyikan jati dirimu yang sebenarnya dariku? Apa kau tak menganggap ku muridmu, Sensei?!"
Iris Naruto nampak memicing tajam menatap gurunya. Rahangnya mengeras ketika mengingat ucapan kakek tua kemarin.
"Gomenasai, Naruto.." ujar Lambert yang sedikit menundukkan wajahnya. Namun kembali mendongak menatap serius iris Naruto yang juga menatapnya.
"Katakan padaku apa alasannya, Sensei.." ucap Naruto datar.
"Hmm. Baiklah jika itu maumu. Berarti ini saatnya kita menyelesaikan tugas kita masing-masing, Naruto.." ucapan Lambert dijeda dengan menancapkan pedangnya tepat di permukaan tanah didepannya.
"Sebelumnya aku akan menceritakan dulu asal mula diriku bisa berada disini.. Aku adalah seorang Gladiator dari negeri Althea. Kami para pengguna Reiatsu adalah manusia yang memiliki kemampuan diatas manusia rata-rata. Dan kekuatan kami ditujukan untuk mengalahkan para monster, dan Naga di dunia Varathea.." ujar Lambert yang memulai ceritanya.
Naruto nampak mendengarkan dengan seksama.
"Singkatnya, aku terlempar oleh kekuatan besar Black Dragon ketika aku dan timku melawannya di Black Mountain, Althea. Aku yang memegang kunci dimensi saat itu hampir mati ketika melawan naga hitam itu. Hingga aku mengaktifkan kekuatan itu untuk melempar naga itu ke dimensi lain, namun gagal dan akulah yang terserap kedalam lubang dimensi itu." Ucap Lambert.
"Dan sampailah disaat aku bertemu denganmu Naruto.. aku menyembunyikan semua kemampuanku dari siapapun karena aku sadar, jika diriku berbeda dari semua makhluk hidup disini.. dan ketika aku bertemu denganmu, hatiku berkata bahwa kau adalah orang yang sama dengan kami."
"Maksutmu aku dari Varathea? Sama sepertimu?.." tanya Naruto sedikit terkejut.
"Hm.. ntahlah. Tapi yang jelas, aku tak asing dengan energymu saat ini, Naruto." Balas Lambert.
Naruto yang mendengar itu hanya mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Lalu?" gumam Naruto.
"Aku tak yakin.. tapi itu semua akan terjawab dalam perjalananmu mencari jati dirimu yang sesungguhnya nanti.." Lambert mengeluarkan sebuah gulungan kertas dari Ring Dimention miliknya dan memberikannya pada Naruto.
Naruto menerimanya dan menatap gulungan coklat dengan sebuah segel emas berlambangkan kepala Naga disana.
"Kau hanya bisa membacanya di dunia ini saja Naruto. Jadi kau menghafalnya disini dan menyelesaikan tugasmu disini.. sebelum kau keluar dari tempat ini." Ujar Lambert yang menyeringai menatap Naruto yang memicing padanya saat ini.
"Aku paham skarang tentang dirimu.. tapi bisakah kau jelaskan tentang tugasku dan tugasmu yang kamu maksut sebelumnya?" ujar Naruto mencari tahu.
"Yare-yare.. tenanglah.. tugasmu disini adalah berlatih, Naruto.. dan aku akan melatihmu seperti dulu.. namun dengan konsep yang sedikit berbeda. Terutama dalam penggunaan Reiatsu.. agar kau bisa menyelaraskan antara Mana dari Saber, dan Reiatsu dari dalam dirimu sendiri.." Lambert menjelaskan.
Naruto yang mendengarnya pun sedikit tersentak dengan ucapan Lambert.
"Jadi maksutmu, kau bisa membantuku menguasai Reiatsu ini?" Naruto menatap serius senseinya itu.
"Hm.. konsepnya sama saja dengan energy lainnya. Hanya saja kau memiliki 2 sumber energy yang berbeda. Dan kau harus mensinkronkan keduanya agar tak saling mendominasi. Antara Yin dan Yang, yang berbeda tapi tak bisa dipisahkan.. kau harus menyatukannya di satu tempat dan merubah Mana yang kau terima dari Saber, menjadi Reiatsu tambahan untukmu.." Lambert tampak menjeda kalimatnya dan menyeringai pada Naruto.
"Dan jika kau berhasil menyelaraskan keduanya, kau akan memiliki Reiatsu diatas rata-rata.. dan itu akan melebihi Clan Uzumaki sendiri yang memiliki Chakra yang melimpah.." ujar Lambert yang bersidekap dada setelah ucapannya.
Naruto yang mendengar itu kembali dibuat shok dengan iris sedikit membola.
"Maksutmu, aku akan memiliki Reiatsu yang melimpah, sebagaimana Saber yang mensuplaiku dengan Mana? Dan aku dapat menggunakannya sebagai Reiatsu sesuai kebutuhanku?" Ujar Naruto yang menatap tangannya yang mengepal didepan tubuhnya.
"Yah, intinya seperti itu.. kau akan memiliki Reiatsu melimpah dari dirimu, dan dari Mana Saber yang kau terima sebagai Reiatsu.. dan aku akan menjelaskan kekuatan dari Reiatsu itu sendiri.."
Ujar Lambert yang saat ini mengangkat pedangnya dan mengalirkan Reiatsu'nya pada pedangnya yang ujungnya terarah kedepan.
BLARR!
Swuss!
Seketika Naruto terlempar kebelakang karena ledakan energy yang tiba-tiba muncul dari Lambert. Namun Naruto dapat menyeimbangkan tubuhnya kembali menatap tajam sosok dengan penuh aura biru didepannya.
Dimana sosok Lambert saat ini memakai sebuah zirah berbentuk naga dengan sayap dan ekor naga tanpa membawa pedangnya.
Sring!
Namun hanya beberapa saat saja. Hingga armor naga itu kembali menghilang dan menampakkan Lambert yang tertawa menatap Naruto saat ini.
"Haha.. biasa saja Naruto.. jangan terkejut seperti itu.. tadi hanya sepersepuluh dari kekuatan asliku.. haha."
Ucapan Lambert membuat Naruto sedikit shok. Namun pria itu kembali mendekat pada gurunya dengan tanah pijakan gurunya yang tadi hancur, kembali seperti sedia kala.
"Hanya sepersepuluh tapi sudah sekuat itu. Sedangkan ini bukanlah tubuhmu yang asli.." ujar Naruto yang takjub dengan kekuatan gurunya itu.
"Yah.. ini hanyalah sebagian Reiatsu'ku yang ku simpan untuk membimbingmu. Dan aku akan menjelaskan tehnik yang kugunakan tadi.. seraya melatihmu dari control dasar Reiatsu.. selama satu tahun disini.." ujar Lambert menyeringai menatap Naruto.
"Satu tahun?" gumam Naruto yang mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Kau tenang saja. Satu tahun disini sama dengan satu hari di dunia nyata. Reiatsu'ku yang tersegel di dunia ini akan bertahan selama kau berlatih didunia ini. Namun jika didunia nyata, mungkin hanya 1 hari dapat bertahan.. makanya aku menggunakan tempat ini sebagai medianya.. jadi aku bisa menyiksamu sepuasnya.."
Ucapan Lambert membuat Naruto sedikit menyeringai mendengar kata siksaan dari gurunya itu.
"Heh.. aku tak sabar memukulmu seperti dulu Sensei.." balas Naruto.
"Haha.. baiklah kalau begitu. Sebelum kita mulai latihannya, kau harus berkenalan dulu dengan penjaga Uzushio disini.. karena mereka juga akan ikut melatihmu sebagai lawan tandingmu.." ucap Lambert yang kemudian berjalan ke arah 4 patung dibelakangnya dan menyentuh mereka bergantian.
'Prasaanku tak enak..' Batin Naruto yang melihat ke empat patung raksasa didepannya tiba-tiba retak.
Pyar!
Groaarr!
Hingga ke empat patung batu itu pecah dan menampakkan seekor naga, burung api, kura-kura dan seekor harimau putih disana.
Ke empat hewan raksasa itu berjalan mendekat dan berdiri didepan Naruto. menatap pria pirang raven itu.
"Perkenalkan mereka adalah 4 penjaga gerbang Uzushio. Mereka yang menguasai daratan Uzushio ini.. dan mereka nyata." Lambert nampak menjelaskan dengan memandang keempat hewan yang saat ini di samping kanan kirinya.
"Perkenalkan, Kami adalah Four Guardian of Cardinal Gates Uzushio.. kami adalah magical beast yang menjaga Uzushiogakure ini. Dan aku adalah The Goddes Of Fire, sang penjaga arah mata angin Selatan, penguasa element api. Namaku adalah Suzaku."
Suara feminim itu terdengar dari seekor burung raksasa Yang berdiri disamping kanan belakang Lambert. yang nampak memiliki bulu berwarna orange kemerahan disekujur tubuhnya dengan ekor yang panjang.
"Hm.. Aku adalah Seiryu. Sang Azure Dragon, dan satu-satunya ras naga penjaga arah mata angin Timur. Penguasa element air."
Suara berat berasal dari seekor naga besar dan panjang yang berdiri dengan keempat kakinya disebelah kanan Suzaku. Memiliki 2 tanduk bercabang dengan sisik berwarna biru. Tubuhnya tampak yang paling panjang dari yang lain.
"Perkenalkan.. kami adalah Genbu. Sang Black Turtle penjaga arah mata angin utara, dengan element Tanah."
Kali ini seekor kura-kura yang memiliki tubuh besar dengan cangkangnya yang nampak bergerigi, memiliki 4 kaki dan ekor yang seperti ular. Kura-kura raksasa itu berdiri di sebelah kiri Suzaku.
"Grrr.. Aku adalah Byakko sang White Tiger yang perkasa. Sang penjaga arah mata angin Barat. Penguasa element angin."
Satu-satunya harimau putih dengan taring yang panjang disebelah kiri Genbu nampak berbicara dengan suara berat.
"Aku, Naruto Shiba.. Salam kenal." Balas Naruto yang menatap datar ke empat sosok raksasa didepannya.
"Baiklah Naruto.. mulai skarang kau akan melakukan pelatihan yang ku beri nama, Absolute Training.. dibawah naunganku dan bantuan dari kawan-kawanku ini.. khukhukhu.." Lambert berkata seraya memasang wajah sadist dihadapan Naruto.
Sedangkan Naruto hanya menatap datar kebiasaan gurunya itu dari dulu yang memang aneh menurutnya.
Selain sifatnya yang tak bisa ditebak, pria itu pun memiliki semangat yang bagus dalam hal berlatih dan bertarung.
"Lalu bagaimana aku bisa keluar dari sini?" tanya Naruto.
Karena dari yang dia dengar, Absolute Training adalah pelatihan tak terbatas yang menurutnya aneh. Sedangkan dia juga harus keluar dari tempat ini suatu saat nanti. Tak mungkin dia harus menua di tempat ini, kan.
"Hehe.. tenanglah, kau akan keluar dari tempat ini secara otomatis setelah pelatihanmu selesai.." ujar Lambert yang tampak bersidekap dada dengan bangganya.
"Hai' Sensei.." ujar Naruto yang selanjutnya menatap sebuah gulungan besar di permukaan tanah tepat dihadapannya yang muncul secara tiba-tiba dari cahaya.
Gulungan besar itu terbuka secara otomatis dan menampakkan sebuah nama dengan tinta merah seperti darah disana.
"Asahi Uzumaki.. ini sebuah kontrak?" ujar Naruto yang nampak duduk bersila tepat di depan gulungan itu.
"Yah, itu adalah Contract Roll Four Gates Shio. Mereka hanya mau melatih orang yang sudah berkontrak dengan mereka saja.. tuliskan saja namamu dengan darahmu di kontrak itu. Dan kau akan menjadi orang kedua yang menjalin kontrak dengan mereka.." ujar Lambert yang memandang serius Naruto.
'Tak ku sangka, aku adalah orang kedua.. selama ini berarti hanya Ero-jiji yang bersama mereka.' Batin Naruto sedikit terkejut.
Karena pasalnya baru dua orang yang berkontrak dengan mereka. Sedangkan ke empat makhluk legenda itu adalah para penjaga pulau Uzushiogakure ini.
Disatu sisi Naruto sedikit bangga dengan dirinya yang menjadi orang kedua yang bisa menjalin kontrak dengan keempat legenda itu, namun disisi lain dia harus sedikit khawatir dengan pelatihan apa yang akan dia jalani bersama seorang manusia overpower dan 4 makhluk legenda yang ada dihadapannya saat ini.
"Aku tau apa yang kau pikirkan. Karena hanya Asahi dan aku saja yang tau tempat ini selama ini. Dan saat ini, kau adalah satu-satunya orang yang mewarisi kontrak ini, Naruto."
Lambert berucap seraya menatap Naruto yang mengangguk paham. Seraya pria pirang raven itu menuliskan namanya dengan darah diujung jarinya untuk membuat kontrak.
Gulungan itu tertutup dengan sendirinya ketika Naruto selesai mengoleskan darahnya. Dan Naruto memasukkannya kedalam Dimention Ring miliknya.
"Baiklah.. kau akan menjalani tahap dasar pelatihan ini dari control Reiatsu, berlanjut ke pengendalian tehnik kunci pertama atau kami menyebutnya.. Shikai."
Ucap Lambert yang menatap serius Naruto yang saat ini masih duduk bersila dihadapannya. Seraya pria pirang raven itu mengangguk paham.
"Salah satu kemampuan yang mampu memaksimalkan Reiatsu dalam tubuh, dan memanifestasikannya kedalam wujud penggunanya sebagai sebuah senjata atau perisai yang kuat.." lanjut Lambert.
"Aku paham.. aku pernah menggunakannya sekali dalam pertarungan ku, Sensei.." balas Naruto.
"Baguslah kalau begitu.. karena pada dasarnya prinsip dari Reiatsu sama dengan kedua energy spiritual yang lain.. kau dapat menciptakan tehnikmu sendiri dari Reiatsumu itu jika kau menguasai Control Reiatsu tingkat tinggi.."
Ucap Lambert yang menciptakan 10 great sword dari partikel cahaya biru yang terkumpul dibelakangnya dan melayang dengan ujungnya mengarah tepat pada Naruto.
Lambert menyeringai menatap Naruto yang nampak kagum menatap kemampuan senseinya itu.
"Tapi sebelum itu, kau harus mensingkronasikan dulu Reiatsu dan Mana dari Saber dalam tubuhmu Naruto. Baru kita akan ketahap yang ku katakan tadi.." ucap Lambert yang menghilangkan semua pedang itu.
"Hai' Sensei." Balas Naruto paham.
.
.
.
.
.
_{{sAs}}_
.
.
.
.
.
1 Days Later.
Hagun 8.00 Am.
.
Seorang gadis cantik berambut putih nampak berdiri diatas sebuah arena bertarung dalam sebuah ruangan yang luas yang terdapat di gedung E academi Hagun.
Gadis itu memakai seragam wanita Hagun dengan blazer dan rok diatas lutut.
Memandang datar seorang pria yang membawa sebuah pedang didepannya saat ini.
Dengan banyak murid lain yang juga menonton pertandingan itu dari kursi penonton.
Termasuk gadis bersurai indigo dan gadis bersurai silver disana. Kedua gadis itu duduk berdampingan dengan dua orang gadis berambut merah dan dua gadis lagi berambut hitam. Namun yang satu diikat pony tail dengan pita orange dan gadis satunya digerai indah.
Hinata, Rossweisse, Rias, Akeno dan Miyuki nampak duduk di barisan bangku penonton yang sama.
Karena mereka adalah para murid yang telah berhasil lolos untuk maju ke Festival nanti.
Termasuk ada Sasuke, Menma, Arthur, Vali, Nagato, Rock Lee, Eren dan beberapa murid lain yang lolos untuk mewakili academi Hagun dalam Festival Tujuh Bintang yang akan diselenggarakan seminggu lagi.
Dan saat ini seluruh pasang mata academi Hagun menatap sang ketua OSIS Kaguya Otsutsuki dalam pertarungan terakhir melawan seorang Sorcerer laki-laki dari kelas 3.
'Hajime!'
Sring!
Wasit mengintruksikan untuk memulai pertarungan, hingga siswa laki-laki itu menyerang seketika dengan pedangnya siap untuk menebas Kaguya.
Sring!
Namun dihindari dengan mudah dengan dirinya yang menghilang terhisap dalam dimensi kubus yang terbuka di belakangnya.
Pria dengan pedang itu nampak kebingungan mencari keberadaan Kaguya yang tak ada di sekitarnya.
Zyut!
Sring!
"A-Apa!"
Pria itu dikagetkan dengan senjatanya yang tiba-tiba terhisap lubang kubus yang terbuka disamping kanannya.
Semua pasang mata melihat sendiri Jutsu dimensi milik Kaguya yang mampu membuat penggunanya berpindah kemanapun dengan mudah.
Zyut!
Tak! Duag!
Wuss! Blarr!
Kubus-kubus kembali muncul diblakang pria itu dengan cepat mengeluarkan Kaguya dari dalam dimensi dan memukul titik Tanketsu tengkuk pria itu lalu menendangnya dengan keras hingga meluncur dan membentur dinding area pembatas.
'Yosh! Kaichou hebat!'
'Kaguya-san! Kau memang idolaku~'
'Tak perlu diragukan lagi! Kaulah yang terkuat Kaguya-kaichou!'
"Selesai! Pemenangnya, Kaguya Otsutsuki!"
Wasit laki-laki dengan luka melintang di atas hidungnya itu tersenyum diarena menatap Kaguya yang keluar dari dimensinya.
"Selamat, Kaguya-chan.. kau berhasil menjadi perwakilan Academi Hagun.." ujar laki-laki dengan rambut hitam dikuncir itu.
"Arigatou.. Iruka-sensei.." balas gadis cantik itu datar dan beranjak pergi dari arena tersebut.
.
"Sugoi.. Kaguya-senpai memang hebat. Tak heran dia menjadi kebanggaan klan Otsutsuki. Tak ada yang bisa menandingi kemampuan spesial Byakugan Dimention miliknya." Ujar seorang pria berambut hitam spike dengan tiga garis dipipinya yang menyeringai melirik pada para Sorcerer perempuan dibangku Rias.
Karena posisi mereka satu baris di deretan bangku yang sama diutara arena.
Sedangkan Sasuke hanya datar menatap Kaguya yang berjalan keluar arena. Lebih tepatnya kearah Byakugan Kaguya.
'Byakugan.. dia bahkan mampu menguasai spesial Jutsu kuno itu. Bahkan klan Hyuga masih berada dibawah klan mereka. Walaupun kedua klan itu termasuk dalam 5 pilar Shinobi. Klan Otsutsuki tetap masih unggul.' Batin Sasuke.
Karena selama ini yang dia tahu dari Doujutsu Byakugan, penggunanya sangat istimewa hingga mampu melihat ke jarak yang sangat jauh hingga seluas 360 drajat.
Memiliki kemampuan pertahanan yang hebat dan menguasai titik Tanketsu lawannya.
Tapi sebagai seorang Uchiha, Sharingan baginya masih lebih unggul dan mampu membaca semua gerakan lawannya.
Apalagi jika Mangekyou Sharingannya diaktifkan. Tak ada yang bisa menghentikannya selama matanya masih bisa melihat
Nagato yang berada di sisi paling kiri dari yang lainnya hanya melirik dengan iris matanya pada bocah uchiha dan Uzumaki yang sedang menyeringai itu.
Nagato tau apa yang di pikirkan kedua pria angkuh itu.
'Sangat yakin sekali dengan kemampuan mereka.. padahal pernah dikalahkan oleh Naruto yang bahkan tak memiliki energy spiritual seperti mereka.' Batin Nagato yang sedikit tersenyum mengingat kekalahan kedua orang itu.
"Aku tak suka melihat kedua orang itu.. aku ingin sekali memukul wajahnya." Ujar seorang pria berambut jamur beralis tebal yang menatap tak suka pada Uchiha dan Uzumaki itu.
Nagato yang berada di sampingnya hanya terkekeh geli menatap kawannya itu.
"Tenanglah Rock Lee.. aku merasakan firasat jika akan terjadi hal yang menarik di Festival Tujuh Bintang nanti.. dan yang pasti akan mewakili perasaanmu itu.." ucap Nagato santai.
"Benarkah? Aku tak sabar menunggunya Nagato-san.. Dan aku harap bertemu dengan Naruto ditempat itu nanti." Balas Rock Lee.
'Lee..' batin Nagato melirik rekannya itu.
Sementara seorang pria beriris hijau berambut coklat yang ada diblakang Nagato dan Lee hanya memandang dengan mata tajam ke aren.
Pikirannya saat ini adalah kampung halamannya. Dia ingin segera kembali ke tempat tinggalnya setelah misinya selesai disini.
Lagi pula dia tak pernah berniat serius untuk menjadi seorang Knight kerajaan dengan masuk di Academi ini.
Baginya apapun yang berhubungan dengan academi hanyalah sebuah Title semata. Semua hanya bisa dibuktikan dengan kekuatan.
'Tunggu aku.. Mikasa-chan.' Batin Eren yang berjalan pergi dari tempat itu meninggalkan kedua temannya.
Sementara Nagato hanya melirik kepergian Eren dengan ekor matanya. Dan Rock Lee yang bingung menatap Eren.
"Eren akhir-akhir ini sangat pendiam ya.." ujar Lee.
"Aku juga tak paham dengan pikirannya Lee. Semenjak kekalahannya dengan Naruto itu, dia menjadi berubah." Balas Nagato datar.
.
Sementara para gadis Sorcerer yang menatap hasil pertandingan itu nampak sedikit shok dan kagum.
Apalagi para Sorcerer yang memang menjadi rival dari para Shinobi. Memandang kemampuan dari Pemilik Doujutsu saja membuat mereka sedikit berpikir dua kali.
Apalagi kemampuan menguasai ruang dan waktu milik Kaguya. Sudah jelas jika kemampuan itu bukanlah Jutsu sembarangan.
"Para pengguna Doujutsu memang mengerikan.." ujar Rias yang saat ini bersidekap dada.
"Ara~ara~.. aku pun berpikiran sama Rias. Para Shinobi itu memiliki kekuatan yang yang diluar nalar." Ujar Akeno menyetujui perkataan Rias.
"Aku yakin jika Naruto-kun ada disini dia pasti juga akan menjadi perwakilan dari akademi Hagun.." Hinata bergumam datar.
Namun masih dapat didengar oleh teman-teman disekitarnya. Hingga membuat gadis itu menjadi sorotan gadis-gadis disekitarnya itu.
"Hinata-chan.." Rossweisse yang mendengar hanya bergumam lirih seraya menatap gadis cantik itu.
"Si penghianat itu? Jangankan ikut, dia datang kembali kesini saja sudah menjadi musuh bagi kami. Tak mungkin dia berani datang lagi kemari Hinata-chan.." Rias menatap tajam Hinata saat ini.
"Ara~ara~.. mungkin apa yang kau katakan benar Rias. Orang yang sudah menyerang rekannya sendiri sudah dinyatakan sebagai musuh.. tak ada jalan lagi untuknya kembali jika dia ingin datang lagi." Akeno nampak membenarkan ucapan Rias.
Karena memang dari informasi yang mereka tau Naruto menyerang Miyuki dan Rossweisse dalam Quest. Jadi itu tak menutup kemungkinan jika saat ini Naruto di cap sebagai pemberontak.
"Tidak.. kalian salah. Sejak awal siapapun bebas ingin menentukan jalan hidup kita masing-masing. Tak pernah ada keputusan resmi juga tentang masalah Naruto-kun.. bahkan kepala sekolah menutupi masalah ini, dan menganggap Naruto tak pernah menjadi bagian dari academi. Jadi kalian jangan membuat persepsi sendiri.."
Rossweisse yang berucap datar kali ini menjadi pusat perhatian Rias dan Akeno. Keduanya menatap tajam Rossweisse yang membela Naruto itu.
"Yah, mungkin apa yang kau katakan itu benar Ross.. tapi bagiku siapapun yang melakukan hal seperti itu adalah musuh bagi klan Gremory." Ujar Rias yang kemudian berjalan pergi meninggalkan tempat itu sendirian.
"Ara~ara~.. mungkin Rias hanya kesal karena Naruto menyerang rekannya sendiri itu.. tapi menurutku aku tak bisa ikut campur urusan orang lain, Selama itu tak melibatkanku dalam masalah.. Jaa-nee.." Akeno pun ikut pergi dari sana dengan melambaikan tangannya pada Rossweisse dan Hinata.
Sementara seorang gadis cantik berambut hitam digerai lurus hanya melenggang pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Namun kedua gadis cantik berbeda warna rambut itu tau apa yang dirasakan Miyuki saat ini.
'Miyuki-san..' batin Hinata yang menatap kepergian Miyuki.
.
.
Sementara seorang gadis cantik yang duduk paling belakang berambut putih seputih salju hanya meremas tangannya kuat dengan ekspresi tak terlihat oleh bayangan poninya.
'Aku akan menemukanmu.. Naruto-kun..' batin Ellen yang sedari tadi mendengar percakapan para gadis didepannya itu. Kemudian melenggang pergi dari kursi penonton.
.
.
.
.
.
_{{sAs}}_
.
.
.
.
.
Uzushiogakure, 11.00 Am.
.
Seekor burung putih yang terbuat dari tanah liat nampak terbang diatas desa Uzushio tepat dipinggiran desa itu. dengan sosok pria berjubah hitam awan merah berdiri di punggung burung itu.
"Aku sudah menemukan keberadaanmu Jinchuriki Kyubi.." gumam pria berambut kuning panjang diikat ponitail itu.
Karena pencarian informasinya selama beberapa hari di Uzushio ini membuahkan hasil. Dan ini adalah waktu yang tepat menjalankan misi mereka.
Pria itu menyeringai dengan tangannya yang menggenggam dua buah gulungan ditangannya.
Pria yang berdiri diatas burung putih itu pelepaskan gulungan itu dan membiarkannya jatuh. Seraya tangannya membentuk sebuah segel.
"Keluarlah kau, Kyuubi!.. Kai!" ucap pria itu dengan seringai diwajahnya.
Boft! Boft! Boft! Boft!
Dari dua gulungan itu terbuka dan memunculkan gulungan lain yang berjumlah masing-masing 4. Hingga semua gulungan itu meledak dan mengeluarkan kepulan asap yang tebal disana.
Duar! Duar! Duar! Duar!
Groaarr!!!
Hingga muncullah 4 ekor makhluk raksasa yang berbeda ukuran diatas desa itu. Tepatnya di tengah desa yang berada di selatan kastil Uzushio.
2 ekor Dragon yang berbeda ukuran namun memiliki tingkat bahaya Huge sampai Gargantuan disana.
Ditambah 2 Magical Beast raksasa yang memiliki tingkat bahaya yang sama pula dengan kedua naga itu.
Satu Magical Beast berwujud sosok Minotour raksasa dengan sebuah kapak ditangannya dengan tinggi sekitar 15 meter. Dengan tubuh berwarna hitam dan tanduk yang besar dikepalanya. Beberapa armor emas nampak di pergelangan tangan, pundak kanan, pinggang dan kakinya.
Sedangkan Magical Beast yang satunya adalah Stone Golem yang memiliki tubuh setinggi 20 meter dengan tubuh terbuat dari batu dan tumbuhan di tubuhnya.
Sementara naga yang muncul adalah seekor Hellborn Dragon berwarna hitam dengan tinggi 20 meter dan panjang 25 meter. Memiliki 6 tanduk dikepalanya, dua sayap, dua kaki Kokok bercakar disana.
Dan satu lagi seekor Legend Dragon: Hydra yang memiliki 5 kepala bersirip diatas kepalanya. Lehernya yang panjang dengan tubuh dan 4 kaki kokoh yang memiliki cakar tajam disana. Satu ekornya yang panjang nampak melambai-lambai liar dibelakang tubuhnya.
Sosok pria yang berdiri diatas burung putih dari tanah liat itu menyeringai. Melihat sang mangsa yang nampak keluar dari sebuah toko makanan sekitar 200 meter dari tempatnya terbang.
"Ketemu kau, un.. Jinchuriki Kyubi." Ucap Deidara yang mengawasi dari langit itu.
Dirinya cukup menunggu apa yang akan dilakukan sang Jinchuriki. Seraya menunggu kesempatan untuk melakukan serangan penghabisan disaat Jinchuriki itu sudah lemah.
"Sekarang tinggal menunggu seberapa lama kau bisa menahan si kilat kuning.. hahaha.." ujar Deidara yang mengingat rekannya Kakuzu saat ini.
.
.
.
Duar! Duar! Duar!
Groarr!
Seorang gadis berambut kuning twintail bergaris dipipinya, yang memakai sebuah pakaian berupa baju yang menutupi bagian dada hingga atas perutnya berwarna orange dan pinggirannya hitam yang menampakan belahan dadanya. Dilapisi sebuah jaket lengan panjang sepinggang berwarna hitam yang dibiarkan terbuka menampakkan perut indahnya.
Sementara bawahannya memakai sebuah rok orange diatas lutut dengan dalaman soft Hitam diatas lutut. Dengan kantung kunai di paha kirinya dan memakai sepatu Shinobi berwarna biru.
Gadis itu tampak menyelamatkan beberapa orang penduduk Uzushio yang berada di area para makhluk raksasa itu.
Dirinya menatap 4 raksasa yang menyebar ke 4 arah yang berbeda seraya menghancurkan bangunan yang dilaluinya.
"Kuso! Kenapa muncul para makhluk ini dalam Kekkai? Pasti ada penyusup yang melepaskan mereka dari dalam Kekkai." Ujar Naruko yang saat ini berdiri diatas sebuah atap rumah.
Irisnya mencari ke segala arah. Memastikan siapakah pelaku dari pelepasan makhluk raksasa ini.
Hingga Irisnya berhenti tepat pada sosok manusia yang berpakaian hitam beraksen awan merah yang berdiri diatas seekor burung putih yang terbang tinggi di langit.
"Grr.. Pasti dia pelakunya.." gumam Naruko yang saat ini kedua Irisnya menjadi merah bergaris lurus. Garis dipipinya nampak semakin tebal dengan Taring dan cakarnya yang memanjang.
"Naruko, mereka adalah makhluk yang sengaja di tangkap dan dilepaskan disini. Jadi walaupun kita berhasil mengalahkan pengguna Jutsu itu, mereka tak akan pergi begitu saja.. jadi satu-satunya cara adalah mengalahkan mereka semua." Ujar kyubi yang berada dalam Naruko.
"Tapi masalahnya.. ini akan sangat sulit menghadapi mereka semua di tempat ini. Tempat ini bisa hancur lebur karena pertarungan kita." Lanjut Kyubi yang menggeram didalam tubuh Naruko.
'Lalu, apa yang harus kita lakukan, Kurama?' batin Naruko yang masih menatap tajam sosok Deidara.
"Satu-satunya cara adalah mengambil alih perhatian mereka semua hingga pergi ke hutan di tepi pantai Naruko.. abaikan saja pria itu, keselamatan penduduk adalah prioritas kita.." ujar Kyubi.
"Baiklah.. aku pinjam kekuatanmu Kurama!" ujar Naruko yang membuat segel Jutsu ditangannya.
"Yosh!!" balas Kurama yang mulai bersemangat.
Blarr!!
Wuss!
Aura orange menguar hebat dari tubuh Naruko. Hingga seluruh tubuhnya diselimuti oleh chakra Kyubi. Membuat gelombang kejut Chakra yang sengaja dilepaskan dalam skala luas.
Groarr!
Membuat keempat makhluk raksasa itu memperhatikan sosok Naruko yang berselimut chakra dengan 3 ekor melambai disana.
(Kage Bunshin no Jutsu)
Boft! Boft! Boft! Boft!
Naruko membuat Jutsu bayangan dirinya berjumlah 8 yang muncul di sekitarnya.
"Maju! Pancing mereka ke arah hutan!" Ujar Naruko.
'Yosh!..'
Semua Bunshin Naruko melesat cepat kearah masing-masing monster itu masing-masing 2 Bunshin.
.
"Hm.. boleh juga gadis itu, Unn.." gumam Deidara yang bersidekap dada.
Pria rambut kuning itu melihat jika semua bayangan Naruko mengeluarkan bola chakra di tangan mereka dengan diperkuat chakra orange disana.
Hingga serangan dari masing-masing klon itu berhasil mengenai mereka dan membuat para makhluk raksasa itu mengikuti arah perginya klon Naruko.
Namun satu ekor Naga hitam nampak terbang. Membuat bayangan Naruko nampak berpegangan erat diatas kepala bertanduk naga yang terbang tak tentu arah itu.
Groaarr!
Zuorrr!
Deidara menatap Hellborn Dragon yang terbang dengan menyemburkan apinya ke sembarang arah dengan seringainya.
"Hahaha.. Sepertinya aku tak perlu repot menggunakan C2 milikku untuk meratakan desa ini.." gumam Deidara.
Deidara menatap Naruko yang asli juga ikut membantu Bunshinnya yang melawan Hellborn.
Hingga beberapa Shinobi berambut merah muncul dari arah kastil di Utara desa yang berjumlah sekitar 100 orang Shinobi.
Para Shinobi Uzu nampak bersatu membagi personil ke 4 musuh raksasa yang sudah mulai menjauhi desa itu.
"Mereka datang juga rupanya, Unn.." gumam Deidara masih dengan seringai diwajahnya.
.
.
.
Kastil Uzushio.
.
Trank! Trank! Trank!
Suara dentingan logam beradu. Antara seorang pria berambut pirang berjambang dengan pria bermasker hitam yang saat ini menggunakan rambut di sekujur tubuhnya untuk menyerang Minato.
Kunai Minato terus menepis serangan rambut-rambut tajam dari Kakuzu saat ini.
Trank! Trank!
Minato melempar kunai cabang tiganya kedepan dan ditangkis dengan mudah oleh Kakuzu dengan rambut yang keluar dari tangannya.
Namun detik itu juga, Minato muncul tepat diatas Kakuzu dengan sebuah bola Chakra di tangan kanannya.
(Rasengan)
Blarr!
Seketika itu juga Kakuzu terkena telak serangan itu ditubuhnya. Dan menghancurkan area depan kastil.
Minato menatap hasil ledakan itu setelah mendarat 20 meter dari kepulan asap didepannya.
'Apakah berhasil..' Batin Minato menatap tajam sosok bayangan dalam kepulan asap itu yang nampak kembali berdiri.
"Hmm.. aku ternyata kau sesuai dengan legenda yang ku dengar, Minato.. tapi itu tak cukup untuk mengalahkanku."
Suara berat itu berasal dari sosok manusia mulai nampak tubuhnya yang telah berdiri sempurna dengan baju yang sudah robek disana sini.
Minato sedikit membolakan matanya ketika menatap sosok yang nampak tak terluka sedikitpun didepannya.
'Bagaimana mungkin.. Jutsu ku jelas-jelas mengenainya.' Batin Minato tak percaya.
Minato menatap Kakuzu yang merobek jubah awan merahnya dan menampakkan tubuhnya yang penuh jahitan disana.
"Kau memang sangat cepat Minato.. tapi tak semudah itu untuk membunuhku.." ujar Kakuzu yang membentuk segel tangannya.
(Katon: Jukokku)
Seketika itu sebuah bola api besar keluar dari mulut Kakuzu yang yang tertutup masker itu, dan melesat cepat ke arah si kilat kuning.
Duar!
Namun dengan mudah berhasil dihindari oleh Minato dengan Hiraishin'nya ke arah kunai cabang tiganya yang berada jauh di samping kanan Kakuzu yang sempat terpental sebelumnya. Membuat bola api raksasa itu menghancurkan tanah area tanah disekitarnya.
"Kau memang sangat cepat.. tapi kau tak sekuat Hashirama Senju, Minato.." ujar Kakuzu yang menatap datar Minato yang membolakan matanya saat ini.
'A-apa?! Bagaimana mungkin.. dia pernah melawan Hashirama? Siapa sebenarnya orangnya..' batin Minato shok.
Karena dari informasi yang dia tau, Hashirama sudah mati begitu lama setelah pertarungannya dengan Madara Uchiha, Sang rival abadinya.
Tapi kali ini Minato bertemu dengan orang yang bahkan pernah melawan Hashirama? Sungguh organisasi Akatsuki ini memiliki orang-orang yang sangat mengerikan.
Ya, Minato sudah tau tentang kelompok kriminal ini. Hanya saja dirinya tak menyangka jika kelompok ini bisa menemukan tempat mereka secepat ini.
Apalagi Minato tau jika lawannya ini bukan orang sembarangan. Karena siapapun yang pernah melawan Hashirama adalah orang yang kuat.
Sedangkan di tengah desa putrinya sedang berjuang bersama para Shinobi Uzushiogakure yang lain. Begitupun istrinya yang pergi membantu putrinya saat ini.
"Aku akan memperkenalkan diriku sekali lagi, Minato.. aku adalah Kakuzu pengguna Kinjutsu dari Akatsuki." Ucap Kakuzu datar.
Minato menatap tajam Kakuzu yang kembali membuat segel tangan dan mengeluarkan benang-benang dipunggungnya yang seperti terbuka.
Hingga mengeluarkan tiga buah topeng berbeda warna dari punggungnya yang membentuk monster benang hitam yang berdiri dengan dua kaki dan dua tangan.
Dimana masing-masing topeng itu memiliki warna merah, kuning dan biru di masing-masing tubuh makhluk itu sebagai wajahnya.
Wuss! Wuss! Wuss! Wuss!
"Jantungmu akan menjadi cadangan untukku, Minato!" ujar Kakuzu yang kemudian dia berlari bersamaan dengan ketiga makhluk disisinya menerjang Minato.
Boft!
Sring! Sring! Sring! Sring!
"Sepertinya ini tak akan mudah.." ujar Minato yang ketika itu juga mengambil Scroll Dimention dari kantung ninja di blakang pinggangnya dan melemparnya ke atas. Hingga puluhan Kunai cabang tiga keluar dari dalam gulungan itu dan menyebar ke segala arah di sekitar area pertarungan mereka.
Kakuzu berlari seraya membuat segel tangannya. Dengan ketiga makhluk itu membuka mulutnya.
Disaat yang bersamaan Minato membuat segel satu tangan dengan tangan kirinya menggenggam kunai cabang tiganya seraya bersiap menggunakan Jutsunya.
(Hiraishin)
.
.
.
.
.
_{{sAs}}_
.
.
.
.
.
Kushina side.
.
Seorang wanita berambut merah menggunakan pakaian Shinobi berupa pakaian kimono kuning dengan celana hitam diatas lutut dan sepatu ninja yang menggunakan stoking hitam sampai atas lutut.
Wanita itu berlari dengan 10 orang Shinobi bertopeng putih dengan rompi abu-abu.
"Kushina-sama, sebaiknya anda berhati-hati.. nampaknya para makhluk itu bergerak ke arah tepian desa yang mengarah ke hutan.. tapi Akatsuki masih berada diatas desa." Ujar seorang Anbu dengan topeng kucing tepat disamping Kushina.
Mereka semua nampak berlari dan melompati atap rumah untuk mencapai pusat desa. Dimana mereka dapat melihat sosok Deidara yang terbang diatas burungnya menatap Naruko yang bergantung diatas naga hitam bersama 2 bayangannya.
"Neko, sebaiknya kalian pergi ke arah para makhluk itu dan tahan mereka sebisa mungkin agar tak memasuki desa. Aku dan Naruko akan mengurus naga itu.." ujar Kushina yang memberikan perintah pada Neko.
"Hai' Kushina-sama.. aku akan menggunakan Jutsu 'itu' untuk menghentikan mereka.." ujar Neko yang kemudian pergi bersama pasukan Anbu'nya.
Sementara Kushina nampak mengangguk dan membentuk segel tangan dengan cepat.
(Chakra Chains)
Muncul 10 rantai chakra diblakang tubuh Kushina yang kemudian melompat tinggi seraya menggunakan rantainya untuk menggapai kaki Hellborn yang terbang rendah diatasnya.
Wuss!
Tap!
"Kaa-sama!" ujar Naruko yang melihat ibunya datang untuk membantunya saat ini dengan bergantung dengan rantai chakra yang berayun dan mendarat tepat diatas punggung naga itu.
Sring! Sring! Sring!
Groarr!
"Naruko! Aku akan menggunakan rantai chakra untuk mengendalikan naga ini! Kau gunakan Jutsu terkuatmu untuk menyerang ke arah matanya!" ujar Kushina yang langsung menggunakan semua rantanya mengikat leher dan bagian tubuh naga itu untuk menjadikannya kendali manual.
"Hai' Kaa-sama!" Balas Naruko yang masih terselimut chakra Kyubi situbuhnya yang kemudia melnciptakan bola chakra ditangan kanannya dengan bantuan bayangannya.
Sring!
Wuss!
Dengan cepat Naruko melompat kesamping dengan tangan Chakranya yang memegang tanduk Hellborn sebagai pegangan untuk berayun.
"Haa!"
(Rasengan)
Blarr!
Groaarr!
Dengan telak serangan Naruko mengenai mata kiri Hellborn dan membuat naga itu terbang jatuh kearah pinggiran desa.
Bomm!
Groarr!
Sring! Sring! Sring!
Naga yang terbentur ke tanah itu tak dibiarkan bernafas, muncul puluhan rantai chakra dari dalam tanah yang kemudian mengikat seluruh tubuh naga itu dan menahan pergerakannya.
"Sekarang, Naruko!" teriak Kushina yang berada tak jauh dari naga itu seraya mempertahankan segel tangannya yang mengaktifkan rantai chakra itu.
Sring!
Hingga dari atas Naruko yang masuk ke mode ekor 6 yang tubuhnya dipenuhi chakra Kyubi dengan jubah orange dan garis hitam serta magatama dibeberapa bagian tubuhnya. Sudah siap dengan bola chakra hitam keunguan ditangannya.
"Ha!!.." teriak Naruko.
(Bijudama Rasengan)
Sring! Boomm!
Groaa!
.
.
.
Neko Side.
.
Para Anbu yang saat ini sedang melawan para makhluk raksasa bersama Shinobi Uzushio.
Ketiga monster itu tampak kesulitan bergerak karena banyak naga kayu yang melilit tubuh mereka.
Sedangkan beberapa Shinobi Uzushio menggunakan Fuinjutsu untuk mengekang pergerakan mereka.
Sring! Sring! Sring!
Crass! Crass! Crass!
Groaa!
Sementara sisa Anbu dan Shinobi lainnya nampak menggunakan Jutsu dan senjata mereka untuk menyerang makhluk raksasa tersebut.
"Ggh.. I-ini menguras Chakraku.." ujar Anbu Neko yang saat ini masih bersila dialtar dengan 4 kayu berkepala naga di sekitarnya.
Neko tampak menggunakan Jutsu Mokuton miliknya untuk mengendalikan pohon dan kayu disekitarnya untuk mengendalikan pergerakan ketiga monster itu.
'bertahanlah, Neko-san! Kita adalah utusan khusus Konoha yang telah lama menjadi ujung tombak Uzushio. Kami percaya padamu!'
'Berjuanglah!'
Teriakan beberapa Shinobi terdengar di telinga Neko. Membuat dirinya sedikit tersenyum tipis di balik topengnya.
"Aku tau.. aku adalah satu-satunya pewaris Kekkai Genkai pengguna Mokuton! Akan ku akhiri satu persatu!" teriak Neko yang kemudian membentuk segel Jutsu dengan cepat.
(Mokuton: Mokujin no Jutsu)
Groaa!
Dengan sekali hentakan kedua tangannya ketanah, muncullah sebuah patung kayu raksasa yang besarnya sama dengan para monster itu. Dengan ekor naga kayu yang mampu menyerap chakra dan mana sekalipun.
Neko berdiri diatas Mokujin yang berlari kearah Minotour yang paling dekat dengannya.
Wus!
Duarr!
Groaaa!
Mokujin melompat dan menginjak badan Minotour hingga terjungkal ke tanah. Naga kayu menyerap energy Minotour dengan melilit ke lehernya.
"Belum selesai!" teriak Neko yang kembali membuat segel tangannya.
Jrass!
Muncullah sebuah tombak kayu runcing dari pohon yang ada disekitarnya. Dan mengambil tombak itu ditangan kanan Mokujin.
Sring!
Jrass!
Groaa!
Dengan mudah Mokujin menusukkan tombak itu tepat di jantung Minotour hingga darah menyembur dari tusukan itu.
Groa!
Prakk!
Brakk! Brakk!
Satu-satunya Golem yang memiliki tenaga paling kuat memukulkan kedua tangan batunya ke tanah. Hingga muncullah duri-duri batu disekitarnya yang menghancurkan Naga kayu Neko dan Fuin Jutsu yang mengekangnya.
Groa!
Bumm!
Brakk! Brakk! Brakk!
Sekali lagi Golem melompat rendah dan menghantam tanah. Dan kembali memunculkan duri batu yang menjalar tepat kearah Mokujin.
Jleb! Jleb! Jleb!
Brakk!
Neko membolakan Irisnya dibalik topengnya ketika serangan Golem menembus tubuh Mokujin dan menghentikan pergerakannya.
Groaa!
Brakk!
Grakk! Grakk! Grakk!
Detik itu pun Neko kembali dikejutkan dengan Hydra yang juga terlepas dari Naga kayunya dan berlari menghancurkan tanah yang dipijaknya. Kemudian membenturkan tubuhnya kepada Mokujin hingga patung raksasa itu ambruk ke tanah dan menggigit setiap tubuh Mokujin dengan kelima kepalanya.
"Kuso!"umpat Neko yang melompat jauh dari atas kepala Mokujin menjauh dari serangan para makhluk raksasa itu.
'Neko-san!'
'Taichou!'
Para Shinobi dan Anbu yang lain nampak khawatir melihat kepulan asap dengan monster disana yang membuat Neko tak terlihat saat ini.
.
.
.
.
.
Naruko Side.
.
Sementara Naruko dan Kushina nampak terengah dalam wujud chakra Kyubi sempurna berwarna orange.
Dihadapannya sosok Hellborn yang masih terbang diatas perbatasan hutan dan desa. Bersama sosok naga putih dari tanah liat yang besarnya sama dengan Hellborn.
Sedangkan Deidara nampak masih berdiri diatas burung putih miliknya seraya memasukkan kedua tangannya dalam kantung tanah liat di kanan kiri pinggangnya
Deidara menyeringai menatap mangsanya yang kali ini tampak kelelahan. Ditambah seorang wanita dewasa yang menurutnya masih cukup cantik diusianya yang kepala empat.
"Khukhu.. sepertinya kami akan mendapatkan hadiah ganda kali ini, Unn.." gumam Deidara yang mengangkat kedua tangannya dan membuka telapak tangannya.
Sepuluh buah burung tanah liat keluar dari mulut di telapak tangannya itu. Dan melemparkannya begitu saja.
Boft! Boft! Boft! Boft!
Swus! Swus! Swus! Swus!
Dengan cepat burung kecil itu berubah menjadi ukuran burung pada umumnya dan terbang cepat ke arah tubuh raksasa Kyubi.
.
"Naruko, bertahanlah.. jenis naga ini memang memiliki ketahanan fisik yang kuat dan sisik naga yang kebal dari api.. apalagi ada Akatsuki yang membantu menahan serangan Bijudama dari Kyubi tadi.." Ujar Kushina yang menatap putrinya yang mulai kelelahan.
Apalagi serangan Kyubi sebelumnya pada Hellborn berhasil ditahan oleh Deidara dengan naga tanah liat miliknya. walaupun naga itu tetap terkena serangan penghancur masal itu juga.
Mengontrol dan mempertahankan Chakra besar Kyubi dibentuk ini memang sulit karena ini pertama kali bagi Naruko dalam mode ini.
Karena selama ini putrinya hanya pernah menggunakan hingga mode chakra Kyubi ekor 6.
Ini adalah pertama kalinya gadis itu membuka chakra sebesar ini untuk mengalahkan musuh yang berat sekelas Dragon. Ditambah Akatsuki yang memang memiliki kemampuan bertarung diatas-rata Shinobi pada umumnya.
"Hah.. hah.. aku masih sanggup Kaa-sama-"
Swuss!
Duar! Duar! Duar! Duar!
Ucapan Naruko terpotong seketika saat sepuluh burung Deidara akan mengenai tubuh Kyubi, dia menggerakkan tubuhnya untuk berputar dengan ekornya sebagai tameng. Dan meledak mengenai ekor Kyubi itu.
Groa!
Wuss! Buagh!
Asap yang belum menghilang sepenuhnya, Kyubi kembali dikagetkan dengan naga putih miliki Deidara yang menabrak langsung ke tubuhnya hingga membuat Kyubi terseret kebelakang dengan kedua tangannya mencengkram sisi tubuh naga putih itu.
"Kau meremehkanku, Akatsuki! Haa!" teriak Kyubi.
Swuss!
Brakk!
Groaa!
Dengan kuat, Kyubi mengangkat naga putih itu dan membantingnya kebelakang. Membuat Naga itu menghancurkan tanah disekitarnya.
Groaa!
Dzum!
Kyubi yang melihat asal suara besar itu dari atas, menatap Hellborn yang sedang mengumpulkan bola energy dalam mulutnya. Dan menembakan sebuah bola api merah ke arah Kyubi dengan intensitas besar.
"Haaa!" teriak Kyubi.
Sring!
(Bijudama)
Dzum!
Sebuah bola hitam sebesar dua kali kepala Kyubi terbentuk didepan mulutnya, dan menembakkannya ke arah lajur tembakan bola api Hellborn.
Syung! Syung!
Boommm!!
Kedua bola penghancur itu saling mengikis jarak dan bertabrakan diudara. Hingga menciptakan ledakan besar di langit dengan gelombang kejut yang kuat ke segala arah.
Membuat cekungan besar dibawahnya dengan pepohonan dan tanah yang hancur akibat dari ledakan besar itu yang sedang berlangsung.
.
.
.
.
.
_{{sAs}}_
.
.
.
.
.
Didalam sebuah gua yang terletak dikaki bukit Uzushio. Nampak siluet bayangan hitam yang semakin lama semakin terlihat karena berjalan keluar dari dalam gua itu.
Hingga sosok itu sampai di mulut gua dan hampir keluar, sosok itu berhenti dan masih dalam bayangan gelap gua itu.
Kelopak matanya terbuka perlahan dan menampakkan mata dengan sclera putih, dengan iris mata yang nampak bersinar berwarna biru pekat yang terang dihiasi pola riak air dan 6 tomoe hitam nampak disana.
Sepasang mata biru yang bersinar didalam kegelapan gua itu menatap datar namun tajam bak elang yang siap memangsa.
Pria itu mengangkat tangan kanannya yang tak tertutup kain lengan baju. terdapat garis abstrak biru yang menjalar dari punggung tangannya sampai bahunya. Dengan lambang bulan sabit di punggung tangannya dan garis bentuk kepala naga di bahunya.
"Arigatou.. Sensei. Aku paham sekarang kemana arahku harus berjalan.." gumam sosok dalam kegelapan itu datar seraya mengepalkan tangan kanannya.
Mengingat sosok guru yang telah melatihnya selama ini. Dan semua pengetahuan yang diberikan padanya soal dunia, dan kekuatan yang dimilikinya.
Pria dengan rambut pirang raven panjang sepinggang berjambang itu menyeringai kecil ketika merasakan aura chakra yang tak asing baginya saat ini.
Sebuah aura yang sangat ingin dia bunuh sejak lama.
"Akatsuki, ya.. tak akan kubiarkan kalian lolos kali ini.. akan ku tunjukkan.."
.
.
.
"Legenda yang sesungguhnya pada kalian.."
.
.
.
.
.
To be continued..
.
.
Ending:
Michi To You All - Aluto
.
.
A/N: Assalamualaikum wr. wb.
Kembali lagi dengan author gaje ini. Mohon maaf jika ada salah dan typo yang bertebaran dimana-mana.
Seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit akan terungkap siapa itu Naruto. Jadi mohon bersabar dan ikuti terus World sampai End.
.
Untuk kalian yang masih setia membaca, kalian bisa mendownload aplnya Fanfiction di playstore agar lebih mudah mengakses ffn.
Dan untuk yang ingin tau image dari setiap character, dragon, sword dan info lain di World ini. Kalian bisa add FB saya dengan Nick name:
Kyoigneel
Foto sama dengan di bio ini. Semua image dari fict saya ada disana agar lebih mengena fellnya saat membaca.
Karena FB lama saya di hack Dangan nama yang sama. Jadi ya mau gak mau buat baru lagi.
.
Sekali lagi saya minta maaf jika ada yang tersinggung dan cerita yang terkesan gaje.
Semua ini hanyalah imajinasi dan fictif belaka yang tertuang di sebuah tulisan.
Terimakasih, jika ada kritik dan saran silahkan coret-coret dikolom Review.
Semua saya terima dengan iklas dan semoga menjadi berkah. Aamiin..
Sampai jumpa lagi dengan chapter selanjutnya!
.
Kyoigneel out!
