WORLD

.

Disclaimer:

Naruto [Masashi Kishimoto]

High School DxD [Ichiei Ishibumi]

Dan semua sumber anime yang bersangkutan Bukan milik kyo.

Yang terpenting saya tak mengambil keuntungan apapun dari sumber anime atau character yang saya pinjam untuk fiction yang saya publish.

Rate : M

Pair: Naruto x..

Genre : Action, Adventure, Fantasy.

Warning!: Imajinasi liar!, Ooc, AU, Typo, Isekai, Etc, Semi Lime, Don't like don't read!.

Summary: Dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang ' malapetaka dunia'. sementara itu, Naruto, seorang pemuda yang masuk academi karena tujuannya. Harus dipandang sebelah mata karena keterbatasannya.

.


Chapter 26: Uzushio arc: Uninvited of Hero.

.

Opening Song:

Ikimono Gakari – Blue Bird

.

.

.

.

.

Konoha, 1043 M.

.

Disebuah rumah yang terletak di tengah desa Konoha, terlihat seorang wanita cantik yang sedang memasak didapur.

Wanita tersebut nampak memiliki kulit putih cantik berambut hitam keunguan dengan poni rata dan rambut panjang membingkai pipinya. Rambut belakangnya diikat ponitail dan memiliki warna mata merah Crimson di Irisnya.

Wanita itu menggunakan pakaian kaos lengan pendek putih dan dibalut sebuah daster dibawah lutut.

"Aku yakin Miyuki dan Naruto akan senang ketika pulang nanti.." gumam wanita cantik itu pada dirinya sendiri.

Sudah 13 tahun wanita itu hidup bertiga dengan kedua anaknya di desa Konoha ini.

Naruto Shiba dan Miyuki Shiba, dua orang kakak beradik yang hidup bersama ibunya tanpa seorang ayah di Konoha ini karena telah meninggal dalam sebuah insiden.

"Tadaima, Kaa-chan!"

Suara lembut khas seorang gadis kecil terdengar di telinga wanita cantik yang sedang memasak itu. Membuatnya sedikit menoleh kearah pintu dari dapur itu.

"Okaeri, Miyuki-chan.. Kaa-chan sedang masak didapur. Kemarilah bantu Kaa-chan menyiapkan makan malam.." balas wanita cantik itu seraya menyiapkan piring di meja makan dapur itu.

Gadis kecil yang sudah berada didalam rumah itu pergi ke dapur setelah melepas sepatunya. Menghampiri asal suara ibunya yang memanggilnya.

Gadis kecil itu nampak menggunakan pakaian terusan tanpa lengan diatas paha dengan celana panjang hitam ditubuh imutnya.

Memiliki rambut hitam indigo dengan diikat ponitail. Memiliki iris mata biru seindah langit dan pipi yang chubi.

Gadis kecil itu sampai didepan pintu dapur dan menatap ibunya yang sedang menyiapkan makan malam mereka karena hari sudah mulai sore.

Segera gadis kecil itu membantu ibunya dengan senyum riang diwajah imutnya menata beberapa gelas diatas meja yang lebih tinggi dari tubuhnya itu dengan bantuan ibunya.

Setelah semuanya siap, kedua wanita itu nampak duduk di meja makan seraya menunggu satu orang keluarga mereka yang belum datang di hari yang menjelang malam itu.

Miya Shiba, duduk di kursi yang berada di hadapan Miyuki kecil. Menatap bingung pada gadis kecilnya yang hanya duduk diam memainkan sendok dan garpu di piringnya tanpa dimakan.

"Are? Dimana Nii-chan'mu, Miyuki-chan? Bukankah kalian tadi bermain bersama di taman bermain Konoha?" tanya Miya menatap gadis kecilnya.

"Mmm. Tadi kami memang sedang main baleng.. ta-tapi saat kami pulang, Nii-chan mengantalku sampai depan rumah dan pamit menemui Yugao-neechan.." dengan cadelnya gadis kecil itu bicara menatap ibunya polos.

"begitu ya.. yasudahlah, Miyuki-chan segera makan dulu. Nanti biar ibu sisakan untuk nii-chan'mu.." sang ibu hanya tersenyum berkata pada gadis kecil berusia 11 tahun itu.

"Tapi.. Miyuki mau dicuapi Nii-chan.." gadis itu masih manyun sambil memainkan sendok di tangan kanannya.

"Hihi.. iya besok pagi biar Nii-chan'mu yang menyuapimu. Tapi malam ini kau harus segera menghabiskan makananmu dan mandi sebelum beristirahat malam.." sang ibu Kembali memberikan pengertian pada anaknya itu.

"Umm.. tapi nanti Nalu-nii halus menemaniku tidul." Ucap Miyuki dengan wajah sendu menatap ibunya.

Ibunya yang melihat itu hanya tersenyum dan mengangguk pada Miyuki kecil.

"Yah.. nanti akan Kaa-chan sampaikan pada Nii-chan'mu . Jadi sekarang cepat habiskan makananmu, Miyuki-chan.." ucap Miya lembut.

"Yeii!.. baiklah kalau begitu.. Aaumm!" dengan riang, gadis kecil itu memakan makanannya yang terdapat di piringnya.

Miya menatap anak gadisnya bahagia. Namun juga sedikit cemas. Karena kakaknya Miyuki ini yang membuatnya mulai cemas akhir-akhir ini.

Miya tau apa yang sebenarnya dilakukan Naruto. Anak itu pasti berlatih dengan Yugao Uzuki. seorang Anbu Konoha.

Walaupun Miya adalah seorang Sorcerer, tapi dia diterima dengan baik oleh Konoha. Terutama Hiruzen Sarutobi sang kepala desa ini. Sang Hokage itu dengan baik hati memberikan uang setiap bulan padanya untuk kehidupan Miya dan kedua anaknya itu.

Bukan karena apa, tetapi karena Hiruzenlah yang menyelamatkan Miya dari pembantaian Klan Shiba 12 tahun yang lalu, dimana dirinya sedang hamil muda.

Putrinya yang tak lain adalah Miyuki Shiba. Dan membawa dirinya untuk tinggal di Konoha.

Membuat Miya Shiba sebagai satu-satunya Sorcerer yang selamat dari pembantaian yang dilakukan oleh sebuah organisasi yang belum diketahui identitasnya.

Miya sendiri menemukan bayi Naruto di depan pintu rumahnya yang dulu berada di sudut desa Konoha dekat dinding. Sebelum dirinya akhirnya pindah ke rumah barunya ini.

Nama Naruto sendiri Miya temukan dari ukiran tulisan di papan kayu yang ada di sisi keranjang bayi Naruto waktu itu.

Tanpa berpikir panjang Miya merawat bayi itu hingga sekarang berumur 12 tahun. Selisih 1 tahun dengan Miyuki yang berusia 11 tahun saat ini.

Kepribadian kedua anak itu pun berbeda. Naruto cenderung ke bocah yang pendiam, dan Miyuki lebih cerewet dan hyper aktif.

Miyuki memiliki sifat yang baik hati dan lembut. Sangat menyayangi kakaknya dan ibunya tentunya.

Namun harus Miya akui, bahwa Naruto sejak kecil adalah bocah yang jenius dan rajin.

Terbukti dengan dirinya yang sampai saat ini suka berlatih, dan bermain pedang. Padahal bocah seusianya itu lebih suka bermain-main, berbanding terbalik dengan Naruto.

Alasannya Naruto sering telat pulang pun Miya tau. Pasti karena sedang berlatih dengan Yugao. Walaupun bocah itu tak memiliki Mana ataupun Chakra.

Itulah yang membuat Miya bingung tentang Naruto. Dia tak merasakan sedikitpun aura keduanya dari bocah itu sejak bayi.

membuat Naruto tak bisa melakukan Jutsu ataupun Magic seperti Shinobi ataupun Sorcerer pada umumnya.

Tapi semangat berlatihnya melebihi bocah seusianya. Bahkan tak jarang Naruto sering pulang dengan babak belur dan baju kotor bahkan robek.

Karena Naruto suka sekali berkelahi. Apalagi ketika adiknya Miyuki diganggu oleh anak-anak yang lain, pasti Naruto'lah yang menghajar bocah-bocah itu.

.

.

.

20.00 pm.

.

Langit gelap dengan cahaya bulan dan bintang terlihat di malam ini. Lampu-lampu tampak menghiasi rumah-rumah penduduk Konoha dan membuatnya seperti lautan bintang di permukaan bumi.

Seorang bocah usia 12 tahun berambut pirang spike dengan pakaian yang lusuh dan terdapat beberapa bekas luka di tubuhnya. Berjalan masuk ke dalam rumahnya seraya menatap kanan kiri seperti memastikan sesuatu.

"Fiuhh.. untunglah mereka sudah tidur." Gumam bocah pirang itu menghela nafas seraya kembali berjalan melewati lorong ruang tamu.

Bocah itu segera mandi dan berganti pakaian agar tak diketahui penghuni rumah itu.

Tap. Tap. Tap.

Bocah itu terus berjalan untuk menuju ke kamar ibunya. Memastikan jika orang tuanya sudah tidur.

Kriet!

Bocah itu membuka sedikit pintu kamar itu dan mengintip kedalam. Namun tak ada orang didalam sana. Kasurnya pun masih rapi.

'Mungkin dikamar Miyu-chan..' batin bocah itu yang kemudian berjalan ke kamar yang ada di ruang kamar lantai atas.

Sesampainya disana, Naruto kembali membuka pintu perlahan dan mengintip dari luar pintu.

Dan dapat dilihatnya jika ibu dan adiknya tidur di kasur yang sama.

Naruto kecil pun masuk kedalam dan mendekat ke kasur itu. Menatap ibunya yang tidur mengenakan terusan tanpa lengan seperti gaun tidur berwarna putih hingga menampakkan belahan dadanya.

Dan disebelahnya Miyuki tidur memeluk boneka kesukaannya.

Naruto menatap keluarganya datar. Seraya mengepalkan tangannya tanpa sadar.

'Maaf, Kaa-chan, Miyu-chan.. sepertinya aku akan melakukan pelatihan diluar desa beberapa hari lagi. Aku harap kalian baik-baik saja selama aku berlatih..' batin Naruto kecil yang kemudian berjalan kembali keluar dari kamar itu untuk makan di dapur sebelum ia akan memutuskan untuk tidur di kamar ibunya saja.

.

.

03.00 Am.

.

Naruto terbangun dari tidurnya seperti biasanya. Dia sudah terbiasa bangun pukul 3 dini hari untuk kemudian berlatih dengan berlari pagi dan sebagainya.

Tapi kali ini ada yang berbeda. Dirinya terbangun karena merasakan tubuhnya tak bisa digerakkan. Karena itu dirinya menatap sebuah garis yang tepat berada di wajahnya yang memiliki struktur kenyal dan empuk. Sebuah tempat yang baginya sangat nyaman dan hal yang seharusnya biasa baginya.

'Kaa-chan..' batin Naruto ketika merasakan dirinya yang tidur dipeluk oleh ibunya tepat di dadanya itu.

Naruto hanya membenamkan wajahnya pada aset itu seperti biasanya dan membalas pelukan ibunya.

Baginya, tempat ternyaman adalah dalam pelukan ibunya. Sepertinya ibunya tau jika Naruto tidur dikamarnya dan menemani bocah itu semalam saat Naruto sudah tertidur pulas. Dan itu adalah hal yang sudah biasa terjadi padanya.

Namun beberapa menit kemudian, Naruto melepaskan pelukan itu setelah dirinya sudah siap untuk berlatih seperti biasanya. Bocah itu mencium kening ibunya dan pergi dari kamar ibunya itu untuk berlatih.

Dan melanjutkan pelatihannya dengan Yugao dikediaman gadis itu setelah lari paginya.

.

.

.

15.00 Pm.

.

Sore hari pun tiba. Naruto nampak bangun dari tidurnya. Namun bukan ditempat biasa dia tidur dirumahnya. Tapi di rumah gurunya yang biasa melatihnya ilmu berpedang di Konoha.

"Nghh~.. Naruh~ aku masih ngantuk.. tidurlah lagi. "

Sebuah suara seperti desahan terdengar di telinga bocah pirang itu. Tak lain adalah sosok gadis berambut ungu panjang yang digerai indah berwajah cantik berkulit putih. Yang saat ini tidur dengan memeluk dirinya di kasur dalam kamar gadis itu tanpa busana.

Ini adalah hal yang sudah biasa terjadi ketika Naruto numpang tidur di rumah Yugao. Gadis itu selalu bersikap seperti ini padanya. Jadi Naruto tak heran jika gadis itu sering tidur dengannya tanpa busana seperti sekarang ini.

"Aumpth.."

Naruto yang gemas karena tubuhnya tak dilepaskan akhirnya mengulum aset milik Yugao dan meremas dengan tangannya.

Hal seperti ini sering dia lakukan pada gadis itu. Karena kejahilan gadis itu yang selalu memaksanya untuk mengikuti perintah Senseinya itu.

Walaupun Naruto memang tertarik pada aset milik Yugao dan sering tidur bersama seperti ini, tapi Senseinya selalu bilang jika Naruto tak boleh melakukan hal ini pada gadis lain.

Naruto tak paham apa maksutnya. Tapi jika itu adalah perintah, Naruto akan menjalankan perintah itu. Asalkan senseinya ini mau terus mengajarinya seni berpedang dan membuatnya kuat seperti Senseinya itu.

"Enghh~ Naruhh~.. Terushh~.."

Yugao yang merasakan asetnya di mainkan oleh bocah pirang itu hanya mendesah dan malah menenggelamkan wajah Naruto di dadanya itu.

Inilah yang kadang membuat Naruto bingung. Kenapa gadis ini suka sekali jika dirinya melakukan hal itu padanya. Entah itu ketika mandi bersama ataupun tidur bersama, gadis itu selalu suka jika Naruto memainkan aset miliknya itu.

.

Hingga beberapa menit kemudian, Naruto telah berada di meja makan bersama Yugao yang baru selesai memasakkan ramen untuk mereka makan.

Yugao hanya mengenakan pakaian tidurnya tanpa dalaman seperti biasa saat bersama Naruto kecil. Namun Naruto sudah biasa dengan hal itu dan memakan ramen buatan Yugao.

"Ne, Naruto-kun.. apakah rencanamu berlatih keluar desa jadi kau laksanakan lusa?" tanya Yugao yang nampak khawatir pada bocah itu.

Karena jika dipikir-pikir, memang membiarkan bocah seumuran Naruto ini untuk berlatih di luar desa adalah hal yang tak mungkin. Apalagi tanpa Mana ataupun Chakra. Yugao sejujurnya khawatir dengan keselamatan bocah ini. Apalagi banyak makhluk berbahaya dan raksasa di alam sana yang mengancam nyawa manusia.

Tapi jika dipikir-pikir, memang Naruto ini memiliki tekad yang kuat untuk menjadi kuat dan bisa melindungi orang yang dia sayangi. Apalagi kemampuan berpedang bocah itu dan pengetahuannya tentang bertahan hidup sudah seperti orang dewasa pada umumnya.

Tapi tetap saja Yugao khawatir jika terjadi sesuatu pada bocah itu nantinya.

"Ya, Yugao-nee.. aku sudah membulatkan tekadku untuk berlatih dan mencari kekuatan diluar sana. Dan aku yakin jika aku bisa melindungi orang-orang yang berharga bagiku. Jadi kau jangan menganggap ku sebagai anak kecil yang tak tau apa-apa Yugao-nee." Ujar Naruto kecil yang menatap tajam Yugao saat ini.

"Hmm.. bagiku kau hanya bocah yang suka minum susu dariku Naruto-kun, hihi.." Yugao hanya tersenyum jahil pada Naruto yang mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Hm? Aumpha?" Tanya Naruto bingung yang dimulutnya masih penuh ramen menatap Yugao yang kemudia tertawa.

"Hihihi.. tidak kok. Aku percaya padamu Otouto.. tapi kau harus berpamitan pada keluargamu dulu sebelum kau pergi, oke?.." ucap Yugao yang tersenyum pada Naruto kecil.

"Aku tau.. mungkin mereka tidak akan setuju. Tapi aku akan tetap pergi walaupun mereka tak setuju." Ujar Naruto kecil yang mengangguk menanggapi perkataan Yugao barusan.

"Sebaiknya kau jangan memaksakan diri Naruto-kun.. mereka pasti juga tak mau terjadi apa-apa padamu.. begitupun juga aku." Ucap Yugao dengan bayangan surainya menutup ekspresi wajahnya saat ini.

"Aku sangat yakin dengan keputusanku Yugao-nee.. kau tau sendiri jika aku tak akan berguna tanpa Mana ataupun Chakra. Maka dari itu, aku akan mencari kekuatan dan jati diriku diluar sana. Aku hanya berharap kau mau menjaga Kaa-chan dan Miyu-chan disini saat aku pergi." Ucap Naruto penuh keyakinan dimatanya itu.

Yugao yang menatap ekspresi Naruto hanya terpaku dan membisu mendengar ucapan dari bocah 12 tahun itu.

Sungguh bocah ini memiliki pemikiran yang luas dan tak mau menyerah dengan keadaanya. Dirinya yang lama sebagai gurunya Naruto tau semua yang dilakukan bocah itu.

Bocah yang tak memiliki sumber energy spiritual namun memiliki kekuatan fisik yang kuat dan pemikiran yang cerdas melebihi bocah seumurannya. Itu adalah poin plus yang membuat Yugao mendekati bocah ini dan mau mengajari Naruto ilmu berpedang sampai saat ini.

Karena Naruto sendiri tak mau masuk ke academi Shinobi di Konoha bukan kerena dirinya merasa lemah. Tapi karena Naruto lebih suka berlatih otodidak dan dilatih oleh Yugao yang sefrekuensi dengannya dalam pola berpikir.

Tak jarang Yugao mendapati Naruto yang babak belur habis berkelahi dengan para Genin Konoha ini karena tak mau kalah.

Dan berakhir dengan dirinya yang menghukum bocah itu karena kelakuan Naruto yang pendiam namun suka berkelahi itu.

"Hah.. baiklah jika keputusanmu sudah bulat Naruto-kun.. tapi kau harus mempersiapkan semuanya sebelum kau berangkat.." ujar Yugao yang menghela nafasnya saat ini dan berdiri dari duduknya seraya merapikan sisa makanan dimeja makan.

"Hai' Yugao-nee.." balas Naruto yang kemudian juga berdiri dari duduknya seraya mendekat kearah Yugao yang membelakanginya di sebelah meja makan dekat cucian piring.

Sret!

Naruto kecil menarik pelan tangan Yugao dan membuat gadis itu berbalik dan menatap Naruto.

Cup!

Seakan paham dengan tarikan tangan Naruto, gadis itu merendahkan tubuhnya dan mencium bibir kecil Naruto dan melumatnya.

"Aulmh~.. anhhmmllmh~.."

Yugao hanya mendesah saat merasakan bocah itu membalas kulumannya seraya meremas asetnya yang tak memakai dalaman itu.

.

.

.

Keesokan harinya nampak seorang gadis kecil yang sedang bermain di taman Konoha bersama seorang gadis kecil lainnya disana.

Mereka nampak bermain pasir dan membuat sebuah istana pasir disana. Para anak kecil itu nampak riang bermain bersama.

Hingga 5 anak laki-laki yang nampak lebih tua dan lebih tinggi dari mereka itu datang dan menatap tajam anak-anak kecil itu.

"Hoi! Apa yang kau lakukan di kotak pasirku? Sejak kapan kalian diperbolehkan menyentuhnya.." ujar anak laki-laki yang berada diposisi paling depan berambut coklat spike.

"Mm.. ini bukan milikmu! Ini memang ada disini untuk bermain bersama!" balas seorang gadis berambut kuning pendek yang berdiri di depan anak laki-laki itu.

Gadis kecil berambut hitam panjang yang digerai dibelakangnya nampak ikut berdiri dan berlindung di belakang gadis berambut kuning itu.

"Sudahlah ino-chan.. sebaiknya kita pelgi saja." Bisiknya pada gadis bernama ino itu.

"Hoi kau Sorcerer adiknya si cacat itu ya! Sebaiknya kau pergi dari sini!" Seorang laki-laki yang nampak berdiri disamping anak berambut coklat itu menatap tak suka Miyuki.

"Apa maksutmu, ha?! Nii-chan bukan olang cacat!" Miyuki tak terima dan berteriak pada anak-anak itu.

"Kalian ini sebenarnya punya otak atau tidak? Buat apa kalian menghina orang yang tak bersalah?" anak laki-laki dengan rambut diikat seperti nanas yang berada dekat pohon ikut mendekat pada keramaian anak-anak itu.

"Shikamaru! Kau jangan membela mereka. Apa gunanya kau ikut-ikutan masalah kami!" bocah yang berada di tengah tadi kembali berucap dan mencengkram kerah baju bocah bernama Shikamaru itu.

Shikamaru yang diperlakukan seperti itupun tak tinggal diam dan mendorong anak laki-laki itu.

Membuat ke empat temannya tak terima dan mengeroyok Shikamaru. Sehingga membuat anak-anak yang lain kabur kecuali Ino dan Miyuki yang mencoba memisah para anak-anak nakal itu.

Duag! Bag! Bug!

Perkelahian yang berat sebelah itu membuat Shikamaru tersudut dan Ino yang kewalahan.

Satu orang anak laki-laki yang tadi menghina Miyuki nampak geram pada gadis Shiba itu dan meraih tangan gadis kecil itu.

"Kau pengganggu!" ujar bocah itu seraya mencengkram lengan Miyuki.

"Kya!" Miyuki berteriak ketika bocah itu akan memukul wajah Miyuki.

Seperti slow motion yang membuat Ino membolakan matanya berusaha membantu dan Shikamaru yang masih terkunci pergerakannya.

Wuss! Tap!

Semua pasang mata di taman bermain itu membola dan terpaku seketika. Menatap seorang anak laki-laki berambut pirang yang muncul tiba-tiba seperti menggunakan Shunsin Jutsu para Shinobi, yang mencengkram tangan kanan bocah berambut hitam itu yang akan memukul Miyuki.

"Beraninya kau menyentuh Miyuki-chan.."

Bocah berambut hitam itupun terpaku dan membeku menatap ekspresi dingin dari Naruto yang menatapnya saat ini.

"Ka-kau!-"

Buagh!

Wus! Brakk!

Ucapan bocah itu seketika terhenti saat Naruto menghantam wajahnya dan membuatnya terpental beberapa meter dan menabrak pagar taman hingga jebol.

"Ha!"

Tak tinggal diam, ke empat kawannya pun langsung mengeroyok Naruto yang siap dengan kuda-kudanya saat ini.

.

.

.

Dua orang bocah laki-laki dan dua orang gadis kecil yang sedang berjalan di sepanjang jalan Konoha nampak babak belur untuk para laki-lakinya.

Sedangkan dua gadis itu hanya kotor di pakaian mereka saja. Dan Miyuki yang digendong Naruto dipunggungnya.

Mereka berjalan bersama untuk pulang kerumah masing-masing.

Shikamaru dan Ino menatap Miyuki yang mengalung erat di leher Naruto. Membuat mereka heran dengan anak laki-laki pirang itu.

"Miyuki-chan. Kau sepertinya suka sekali digendong Naruto-kun.." tanya Ino yang menatap Miyuki.

Miyuki yang ditanya hanya menenggelamkan wajahnya di leher Naruto seraya menggigit kecil leher Naruto.

"Akwu swuka digendong Nii-chan.." balas Miyuki yang tak memperdulikan Ino yang melihat kearah lain dengan semburat merah di pipi chubbynya.

"Hah.. kau memang kuat Naruto. Aku salut padamu bisa mengalahkan mereka sendirian. Aku berterimakasih padamu.." ucap Shikamaru yang melirik Naruto dengan ekor matanya.

Karena di pikaran Shikamaru, Naruto itu tak seperti yang orang lain katakan. Bahwa Naruto itu lemah karena tak memiliki energy spiritual dalam tubuhnya.

Banyak orang yang menjauhi Naruto karena perbedaan itu. Namun kali ini Shikamaru melihat sendiri jika bocah pirang itu bahkan lebih kuat dari mereka semua.

Mungkin karena Naruto yang jarang bergaul dengan anak-anak seumurannya itu yang membuatnya jarang terlihat.

Apalagi bocah pirang itu masih mampu berjalan dan menggendong adiknya setelah perkelahian tadi.

Ditambah setiap pukulan Naruto yang membuat anak-anak nakal tadi terpental 5 meter. Sungguh tidak seperti yang Shikamaru dengar dari omongan orang-orang yang membenci Naruto itu.

Naruto yang mendengar ucapan Shikamaru juga melirik dengan ekor matanya dan sedikit tersenyum pada bocah dari klan Nara itu.

"Tidak.. akulah yang berterimakasih padamu karena menolong Miyuki-chan.." balas Naruto.

Kedua anak yang berjalan bersama Naruto itu hanya menatap Naruto dalam diam dan tetap melanjutkan perjalanan mereka kerumah masing-masing.

.

.

.

Two Days later, Forest of death.

.

Naruto Shiba, anak laki-laki yang keluar dari desanya untuk berlatih dan mencari kekuatan diluar sana.

Banyak rintangan yang menghadang perjalanan Naruto. Seperti serangan Goblin, Minotour dan berbagai monster lainnya yang ditemuinya di perjalanan.

Hanya bermodalkan pedang pemberian Yugao dan Tanto. Tak lupa tas dan perlengkapan bertarung lain yang dia bawa untuk menunjang latihannya.

Dirinya harus berpamitan pada keluarganya dirumah dan sedikit drama disana untuk bisa menjalankan niatnya.

Walaupun orang tuanya tak setuju, tapi Naruto tetap meyakinkan keluarganya itu dan terpaksa mereka menyetujui keinginan Naruto itu.

.

.

Sudah beberapa bulan Naruto berlatih pedang otodidak dan menjalani kehidupan di alam liar.

Selalu mengasah kemampuan berpedangnya melawan berbagai monster diusianya yang masih belia ini.

Menurutnya ini adalah latihan yang lebih efektif untuk mengasah naluri tempur dan kesiap Siagaan menghadapi para makhluk raksasa itu.

Semua ilmu yang dia dapat dari gurunya dia terapkan dalam bertahan hidup, kamuflase, memburu dan sebagainya.

Hingga dirinya bertemu dengan gurunya Lambert Xiaoyu, sang legenda Gladiator yang tinggal di dalam hutan kematian.

Naruto bertemu dengan Lambert yang memang sudah tua. Namun masih memiliki kekuatan untuk bertarung dan bermain pedang.

Naruto yang tak merasakan energy spiritual apapun dari Lambert, membuat dirinya semakin bersemangat ingin menjadi kuat seperti guru barunya itu.

Banyak hal baru yang didapatkan dari gurunya itu. Termasuk sebuah pedang yang ditemukan Naruto disebuah tempat terlarang dihutan kematian itu.

Pedang itu adalah Saber. Sebuah pedang besar yang bahkan lebih besar dari tubuhnya sendiri.

Namun karena posisinya yang terdesak dalam gua tempat menemukannya Saber waktu itu, Naruto mampu menggunakan pedang itu seperti sebuah ranting yang ringan dan mudah untuk digerakkan.

Hingga Lambert pun heran dengan pedang Naruto yang baru itu. selain ukurannya yang over size melibihi tubuh orang dewasa itu, namun karena dia tak bisa mengangkat pedang itu sedikitpun.

Great Sword itu hanya Patuh pada Naruto seorang.

.

Hingga setahun kemudian tepat diumur Naruto yang ke 13, tahun 1044 Gurunya Lambert meninggal karena umurnya yang memang sudah tua.

Selain itu tanpa Naruto ketahui, desa Konoha telah diserang oleh beberapa ekor Naga dan dan menewaskan banyak penduduk Konoha. termasuk Miya Shiba yang tewas melindungi Miyuki dalam serangan itu.

Dan selama 3 tahun Naruto berlatih dan terus membunuh Monster liar yang dia temui.

Bermodalkan Great Sword yang selalu menemaninya kemanapun, Naruto tumbuh menjadi sebuah mesin pembunuh yang handal tanpa menggunakan energy spiritual dalam dirinya.

Tepat diumurnya yang ke 17, Ditahun 1047 Naruto memutuskan untuk kembali ke desanya untuk bertemu kembali dengan keluarganya yang telah tiada tanpa sepengetahuannya.

.

.

.

.

.

_{{sAs}}_

.

.

.

.

.

Today, 1048 Uzushiogakure.

.

Groaarr!

Teriakan para Magical Beast dan Dragon yang mengamuk di hutan sebelah timur Uzushio. Menghancurkan apapun yang dihadapannya serta para Shinobi Uzu yang tak mampu menahan gempuran makhluk raksasa itu.

Membuat sosok pria bertopeng Neko yang telah hancur separuh topengnya, menampakan wajahnya dengan iris mata hitam. Yang saat ini terduduk kehabisan chakra dan terdapat luka dibeberapa bagian tubuhnya.

Pria itu menahan bahu sebelah kanannya yang nampak tertancap sebuah batu runcing yang menembus tubuhnya.

Tubuhnya serasa tak mampu untuk berdiri hanya sekedar meninggalkan Medan tempur.

Sudah banyak Shinobi Uzu yang mati menahan makhluk raksasa itu agar tak kembali ke desa.

Neko menatap nanar sosok Minotour yang tau posisinya saat ini dan mendekat kearah Neko membawa kapak raksasa miliknya.

"Chougt!.. agh.. maafkan aku, Kushina-sama.. sepertinya cukup sampai disini aku mampu bertahan." Gumam Neko pasrah dengan dirinya yang melihat Minotour tepat didepannya seraya mengangkat kapak besarnya bersiap menghancurkan Neko berkeping-keping.

Groar!

Wuss! Crass!

Brakk!

Groaa!

Minotour yang sudah mengayunkan kapaknya seketika harus kehilangan kakinya dan merasakan tubuhnya dihantam oleh tubuh seekor harimau putih raksasa yang ukurannya hampir sama dengan dirinya, yang kemudian mendorongnya hingga terjungkal ketanah dan menghancurkan tanah dibawahnya.

Groaa!

"Mati kau banteng sialan!" teriak harimau itu mengayunkan cakarnya yang dipertajam dengan element angin.

Crass!

Cras! Cras! Cras! Cras!

Dengan sekali ayunan kepala banteng itu terlepas dan hancur tersayat cakar angin milik Byakko. Tak hanya sampai disitu, Byakko menyayat seluruh tubuh Minotour hingga armornya hancur dan tubuhnya yang terpisah-pisah akibat sayatan cakar Byakko berkali-kali.

Neko yang menatap Harimau raksasa itu terpaku dan tak bisa berkata apapun. Seraya pandangannya tak lepas dari sosok harimau putih bertaring pedang itu yang mengecil dan berdiri tepat didepannya saat ini.

"Grr.. cepat naiklah. Kita harus ke kastil secepatnya." Ujar Harimau itu yang menatap Neko yang berkeringat dingin saat ini.

"Aa.. ba-baiklah.." balas Neko yang mengikuti perintah Byakko dan naik ke punggungnya.

Seraya berlari, Neko mencabut duri batu di bahunya dan berpegangan pada Harimau putih itu.

"Tunggu dulu! Bagaimana dengan rekan-rekanku? Aa-" ucap Neko yang berhenti dikata-kata terakhirnya.

"Byakko! Itu namaku.. Teman-temanku sudah mengurus sisanya. Tak perlu khawatir. Kita harus membantu Minato saat ini.." ujar Byakko yang masih berlari ke arah kastil Uzushio.

Mendengar ucapan harimau itu, Neko menatap ke arah samping kanannya jauh terdapat burung api raksasa yang melawan Hydra yang memiliki element api, air dan racun. Melawan api dari burung itu yang terbang disekitar naga tersebut.

Sedangkan di sisi kirinya jauh terdapat Golem yang melawan seekor kura-kura hitam yang menggelinding seperti roda raksasa. Keduanya memiliki element yang sama namun Genbu lebih cepat gerakannya saat dalam mode menggelinding itu.

"Aku paham.. tapi bagaimana dengan Kushina-sama dan Naruko-sama? Sepertinya mereka lebih kesulitan melawan Akatsuki dan naga hitam itu." Ujar Neko yang menahan nyeri di bahunya saat ini.

"Kau jangan kuatir.. 'dia' sudah tiba disana.. kita fokus saja mengalahkan Akatsuki yang berada di kastil." Balas Byakko yang mempercepat larinya dengan element angin untuk mendorong dirinya lebih cepat.

'Byakko.. jangan-jangan mereka adalah legenda penjaga Uzushio ini.. tapi bagaimana mungkin ada yang bisa menjalin kontrak dengan mereka sekaligus..' Batin Neko menatap punggung Byakko.

Karena pada dasarnya seorang Shinobi ataupun Sorcerer yang memiliki kuchiyose ataupun mount, pasti memiliki 1 jenis Magical Beast yang di kontraknya sampai akhir hayatnya.

Karena jarang ada magical beast yang menerima manusia jika orang itu memiliki kekuatan dibawah mereka.

Apalagi legenda Uzushio ini adalah para makhluk yang dimiliki oleh pendiri klan Uzumaki terdahulu. Sang pencipta Fuinjutsu Uzumaki yang melindungi pulau Uzushiogakure ini.

Dan mereka tak pernah muncul lagi setelah Great war yang sudah sangat lama sekali berakhir sebelum para Sorcerer dan Shinobi menjadi aliansi seperti sekarang ini.

'Dia.. pasti bukan orang sembarangan.' batin Neko yang masih fokus menutup lukanya dengan element kayu miliknya.

.

.

.

.

.

Naruko Side.

.

Dipinggiran desa Uzu yang masih terdapat bangunan warga disana. Dimana tempat itu telah tak berbentuk akibat pertarungan makhluk raksasa yang menyerang desa.

Banyak mayat Shinobi yang tergeletak di sekitar Medan tempur itu. Ada juga penduduk yang juga menjadi korban dari serangan makhluk raksasa tersebut.

Termasuk seorang wanita yang saat ini terduduk dengan pakaian yang robek dibeberapa bagian. Luka ditubuhnya dan kelelahan membuatnya tak mampu berdiri lagi.

Irisnya menatap nanar seorang pria bersurai pirang panjang berjubah hitam awan merah yang berjalan mendekati wanita berambut merah tersebut.

Pria itu juga nampak tak terdapat luka sedikitpun ditubuhnya. Hanya pakaiannya saja yang robek dibeberapa bagian.

"Khe.. kau sudah tak bisa berbuat apa-apa ya, Kushina.. dan aku yakin, Minato pun sudah menjadi mayat ditangan Kakuzu, Unn." Ucap Deidara yang mengangkat tangannya menyentuh pipi putih wanita itu memalingkan wajahnya kearah lain.

Namun Deidara segera mencengkram dagu wanita cantik itu dan mengarahkannya pada wajahnya yang menatap tajam seraya mendekat hingga berjarak beberapa centi.

Kushina hanya mampu menahan lengan Deidara dengan kedua tangannya yang lemas. Seraya menatap nanar Deidara yang menyeringai.

"Bangsat kau Akatsuki.." gumam Kushina kasar.

"Khe.. aku tak peduli apa yang kau katakan, unn. namun kau memiliki seni yang lumayan indah, Kushina-sama.." ujar Deidara yang langsung menolehkan wajah Kushina ke arah kiri mereka.

Dimana sosok mode chakra sempurna Kyubi yang tertahan ditanah oleh Hellborn yang berdiri diatas tubuhnya.

Groarr!

Crass!

"Graaa! Bajingan kau kadal!" Kyubi nampak berteriak keras ketika naga itu menggigit tangan kanannya hingga putus.

Sedangkan kaki kanannya dan sebagian tubuhnya telah hancur akibat ledakan naga tanah liat Deidara.

Naruko nampak sudah hampir tak kuat menahan mode itu. Terlihat dengan Naruko yang sudah melemah dan terengah-engah dengan peluh menetes dari sekujur tubuhnya.

Iris Naruko melirik ke arah kanannya jauh dimana ibunya yang juga memandangnya nanar saat ini.

'Kaa-chan.. ma-maafkan aku..' batin Naruko yang nampak setetes air mata mengalir dari sudut matanya.

Begitupun Kushina yang juga nampak dipalingkan wajahnya oleh Deidara agar kembali menatap pria itu yang menyeringai.

"Dia juga akan mati setelah kami mengambil Kyubi dari dalam tubuhnya, Unn.. tapi sebelum itu kau sepertinya akan jadi seni yang cocok sebelum ku bunuh, Kushina-sama.." ucap Deidara masih dengan seringainya.

Greb!

"Kya!" teriak Kushina nyaring saat tubuhnya didorong oleh Deidara hingga telentang di rerumputan itu.

Deidara pun menahan pergerakan wanita berambut merah itu diatas perutnya seraya mencengkram kedua tangan Kushina diatas kepalanya dengan tangan kirinya.

Srak!

Mengangkat tangan kanannya, Deidara merobek seketika atasan Kushina hingga wanita itu tak memakai atasan sama sekali.

Memandang tubuh indah Kushina dan mencium aroma tubuh wanita itu dari leher hingga turun ke belahan dadanya. Membiarkan wanita itu yang menangis seraya meronta-ronta.

"Haha.. senimu ini memang masih bagus Kushina-sama.."

Ujar Deidara yang melihat atasan Kushina dan meremas aset Kushina dengan tangan kanannya dan mengulum putingnya dengan mulut yang ada di telapak tangannya itu.

"Aahhnngghh!.."

Teriak Kushina dalam desahannya yang masih menangis merasakan tubuhnya disentuh pria lain.

'Gomenasai.. Minato-kun..' batin Kushina yang menangis seraya menatap Naruko dari kejauhan yang menangis seraya berteriak keras menatap kosong keadaan dirinya saat ini.

"Aku akan menikmatinya sebelum ku bu-"

Sring!

Crass!

Duag!

Ucapan Deidara seketika terhenti dan merasakan dirinya terlempar karena sebuah tendangan keras yang mengenai kepalanya dan mati rasa ditangan kanannya saat ini.

Brak!

"Argg!.." tubuh Deidara menabrak sebuah puing bangunan dan terdengar teriakan keras dari dalam debu tempat pria itu karena tangan kanannya yang telah terpotong.

Kushina yang tadi memejamkan matanya merasakan tubuhnya digendong oleh seseorang, membuka matanya dan menatap seorang pria berambut pirang raven panjang, dengan mata putih beriris biru pekat yang terang dengan pola riak air dan 6 tomoe hitam.

Wanita itu terpaku menatap wajah pria pirang itu yang juga menatapnya datar dengan iris biru pekat yang terang miliknya.

Sring!

Sosok itu menghilang dan muncul tak jauh dari tempat sebelumnya, ditempat agak jauh dari Medan tempur dibawah sebuah pohon rindang yang lebih aman.

Meletakkan wanita itu disana dan mengambil sebuah kain dari saku celananya dan mengelap darah di sudut bibir wanita itu perlahan dan bagian tubuh yang nampak terkena darah di beberapa bagian.

Kushina yang diperlakukan seperti itu hanya diam membeku dengan rona merah diwajah cantiknya. Irisnya tak lepas dari wajah dan mata pria pirang itu yang hanya fokus membersihkan tubuh indahnya.

Selang beberapa detik, pria itu melepas jubahnya dan memakaikannya pada Kushina yang hanya diam saja.

Hingga pria pirang itu hanya mengenakan kaos tanpa lengan dan syal merah bergerak liar dibalakang tubuhnya yang saat ini sudah kembali berdiri membelakangi Kushina.

Kushina memperhatikan pria itu lekat dari ujung kaki hingga kepalanya. Menatap tato biru ditangan kanan pria itu dan sepasang mata aneh yang indah namun juga mengerikan dari pria itu.

"Kau.. si-siapa?" tanya Kushina tanpa sadar tanpa melepaskan sedikitpun pandangannya dari pria pirang itu.

"Aku.. Naruto.. kau beristirahatlah dulu. Biar aku yang menghabisi orang itu.." balas pria itu datar seraya berjalan meninggalkan Kushina yang masih membolakan matanya mendengar sosok orang didepannya.

'Naruto..' batin Kushina masih syok.

Karena dia masih ingat dengan sosok pria yang pernah ditemuinya beberapa hari yang lalu. Memiliki nama dan ciri fisik yang sama.

Namun banyak perubahan yang nampak pada pemuda itu hanya dalam beberapa hari ini yang membuatnya tak ingat dengan pria pirang itu.

Apalagi iris matanya yang berbeda, rambut yang lebih panjang dan tato berlambangkan kepala naga dan bulan sabit yang belum pernah wanita itu lihat sebelumnya.

.

Tap! Tap! Tap!

Tak menunggu lama, Naruto berlari ke arah Deidara yang kembali berdiri dengan tangan kiri yang nampak memakan tanah liat di kantung pinggang kirinya.

"Kau akan melihat seni ku yang sesungguhnya, un!"

Teriak Deidara yang melompat mundur seraya melempar 5 buah burung putih yang dengan cepat berubah menjadi seukuran burung normal dan melesat kearah Naruto.

Tak menghindari burung-burung itu, Naruto mengaktifkan matanya dan menciptakan kerangka putih astral di sekitarnya yang membentuk tulang rusuk dan kerangka tulang lengan kanan yang besar.

Wuss!

Duar! Duar! Duar!

Dengan sekali kibasan kerangka lengan itu, 3 burung itu meledak hebat ditempat Naruto.

Fufftt!

Namun api itu terhisap dan menghilang seketika oleh Naruto.

Duar! Duar!

Baru saja api itu menghilang, Naruto dibuat kembali melompat tinggi menghindari dua burung yang masih tersisa dan meledak menabrak tanah.

Tap! Brak!!

Wuss!

Tak menunggu lama Naruto menggunakan tangan astral itu untuk menggapai tanah dan melakukan lompatan lebih jauh untuk menggapai Deidara.

Tap! Wuss!

Brakk!

Hingga sampai di depan Deidara yang akan mendarat dari lompatannya tadi, Akatsuki itu kembali dibuat menghindari pukulan tangan astral Naruto yang mengenai tanah hingga hancur.

'Cih.. tanpa menggunakan pedang pun sekarang dia makin merepotkan.. dan matanya itu berbeda dari terakhir kali bertemu..' batin Deidara yang masih melompat-lompat menghindari serangan cepat Naruto dengan tangan astralnya itu.

Duar! Duar! Duar!

Naruto kembali bertahan saat Deidara kembali melempar burung peledak tanah liatnya.

Hingga Naruto berhenti menyerang dan menatap Deidara yang nampak mengatur nafasnya saat ini seraya tangan kirinya kembali memakan tanah liat dikantungnya.

"Heh.. kemana pedangmu sekarang, Unn? Kau bahkan sulit menyentuhku tanpa bedang besarnya itu.." ujar Deidara yang nampak mengulur waktu untuk dirinya menyiapkan Jutsunya.

Naruto yang tau apa maksut dari Deidara hanya memandang datar lawannya itu. Seraya memfokuskan Reiatsu dalam tubuhnya ke matanya saat ini.

Hingga 6 tomoe itu berputar pelan dengan tato ditangan kanannya itu kembali bersinar.

{Hangetsuken}

Sring!

Hingga munculla dimensi putih disamping kiri depan Naruto yang memunculkan gagang pedang disana. Dan Naruto menggunakan tangan astral itu untuk mencabut pedang itu perlahan dari Eyes Dimention miliknya itu.

"Sepertinya aku harus menarik kata-kataku kembali, Unn." Gumam Deidara yang sedikit menyeringai dengan keringat dingin dipelipisnya menatap sebuah pedang astral dari api putih sepanjang 3 meter itu.

"Kau tak perlu cemas. Saber selalu bersamaku.." ucap Naruto datar yang siap dengan tulang rusuk astral yang tersambung ke bahu dan tulang tangan astral bagian kanan yang memegang pedang api putih astral sepanjang 3 meter.

Wuss!

Naruto melesat cepat kearah Deidara yang menyeringai tak menghindari seperti tadi.

Sring!

Jleb!

'Apa!' batin Naruto yang langsung menusuk tepat perut Deidara itu namun tak bisa mencabut kembali pedangnya.

Dan sosok Deidara tadi berubah menjadi patung tanah liat yang menempel pada pedang Naruto dan tak bisa dicabutnya.

Brakk!

Wuss!

Sosok Deidara ternyata muncul dari dalam tanah dan melompat kebelakang untuk menjaga jarak dari Naruto yang hanya menatap datar.

"Seniku adalah Ledakan!.. Katsu!"

Duar!

Deidara yang berteriak barusan, seketika patung tanah liat yang mengunci pedang Naruto langsung meledak hingga radius 50 meter.

Wuss!

Tap!

Deidara yang berhasil menghindar dan mendarat di reruntuhan bangunan desa itu seketika mengatur nafasnya yang terengah dan menatap kepulan asap jauh didepannya itu.

"Apakah berhasil.." gumamnya yang sedikit tak yakin dengan serangannya barusan.

Sring!

Blarr!

Dan benar saja, pedang besar sepanjang 3 meter itu tiba-tiba melesat dari balik debu dan hampir mengenai tubuh Deidara yang berhasil menghindar kekanan dengan waktu yang tepat. Hingga pedang raksasa itu menghancurkan bangunan di belakang Deidara.

"Kuso! Pedangnya bahkan lebih besar dari yang dulu, unn!" umpat Deidara yang menahan rasa sakit ditubuhnya itu dengan satu tangan yang tersisa.

Dari balik kepulan asap itu Naruto yang masih hidup nampak menghisap api itu seraya berlari keluar dan mendekati Deidara dengan cepat.

"Cukup sampai disini, Deidara.." gumam Naruto dingin dengan iris yang berputar lambat dan mulut yang masih berapi.

{Ittou Shura}

Blar!

Sring!

Dalam keadaan berlari itu, Naruto mengaktifkan tehniknya dan menghilang seketika lalu muncul tepat didepan Deidara yang membolakan sempurna matanya.

Bagaikan slow motion, sosok Naruto berselimut aura putih dengan iris biru riak air 6 tomoe aktif bersiap melayangkan pukulannya.

.

.

.

Groaa!

Sementara di sisi Naruko, dirinya yang sudah dalam keputus asaan melihat ibunya itu dikejutkan dengan sosok Naga biru yang bertubuh panjang terbang cepat kearahnya dan mengangkat Hellborn tinggi ke langit dengan kaki depannya.

"A-Apa.. Naga?" Gumam Naruko terpaku menatap naga sejenis Shenlong yang mampu terbang tanpa sayap itu.

Dengan mudah membawa Naga hitam yang ukuran tubuhnya memang lebih besar dari Seiryu dan bertarung diatas langit tanpa sayap naga.

Tubuh tak utuh Kyubi pun nampak terduduk dan memandang ke atas langit. Dimana sosok ular naga berwarna biru itu bertarung dengan Hellborn yang nampak kewalahan dengan gerakan lincah dari Seiryu.

"Azure Dragon, Seiryu.. Naga legenda penjaga Uzushiogakure.. sepertinya kita kedatangan pahlawan yang tak diundang, Naruko.." ucap Kyubi yang saat ini semakin menghilang dari mode ekor 9.

Menyisakan Naruko yang juga terduduk dengan nafas berat dan tubuh yang terasa lemas setelah menggunakan mode Kyubi barusan.

"A-apa? Itu kan naga penjaga Uzu.. bukankah pemiliknya adalah Jiji.. dan dia telah lama tiada." Ucap Naruko yang masih mengatur nafasnya menatap ke arah naga yang bertarung di langit itu.

"Grr.. yah, aku rasa mereka milik pria yang sedang melawan Akatsuki itu.." ujar Kyubi yang melihat dari dalam Naruko.

Naruko yang mendengar ucapan Kyubi segera menolehkan kepalanya pada sosok Naruto yang saat ini dipenuhi sebuah aura putih yang menari-nari ditubuhnya dengan iris mata yang menyala.

Dimana Pemuda pirang berambut raven panjang itu nampak menghajar Deidara yang tak bisa membaca gerakan Naruto sedikitpun.

"A-Apa! Gerakannya cepat sekali.." gumam Naruko dengan iris membola menyaksikan pertarungan didepannya jauh itu.

Begitupun Kyubi yang juga takjub dari dalam tubuh Naruko melihat kecepatan Naruto saat ini.

Brak! Brak! Brak!

Dimana Naruto memukul bertubi-tubi Deidara tanpa perlawanan yang kehilangan satu tangannya dengan darah di beberapa bagian tubuhnya.

{Genshiryoku no Tekken}

Duag! Buag! Wuss!

Naruto yang tiba-tiba menghilang dan kembali muncul dibelakang Deidara langsung melakukan tendangan berputar hingga membuat tulang rusuk Deidara terasa patah. Dan memukul upper cut perut Deidara dengan tangan kanan yang terlapisi Reiatsu api putih dengan tato naga yang menyala biru. Membuat Deidara terpental tinggi keudara dengan gelombang kejut dari pukulan ledakan api putih itu. hingga hanya tampak kecil dari jarak setinggi itu.

Sring!

'Ma-manusia macam apa dia se-benarnyaggh!' batin Deidara kesakitan, yang saat ini merasakan Naruto kembali muncul dibelakangnya yang masih melayang di udara itu.

"Tak ada ampun bagi kalian Akatsuki.." ucap dingin Naruto yang tak memberikan kesempatan sedikitpun Deidara untuk bernafas.

Dimana saat ini garis-garis ditangan kanan Naruto menyala biru dan tangan kanannya terkepal dengan terlapis Dragon Claws putih dari Reiatsu yang dipadatkan seraya seluruh Reiatsu ditubuhnya memadat menjadi api putih di Dragon Claws tangan kanannya.

Bagaikan slow motion, Deidara membolakan Irisnya melirik dengan ekor matanya. Tepat dibelakangnya sosok Naruto yang Iris birunya bersinar dengan tangan kanan yang terlapis Dragon Claws yang terbakar api putih.

Dimana api putih itu yang semakin membesar membentuk kepala naga dengan suhu panas yang tinggi hingga pakaian Deidara dan Naruto mulai terbakar.

{Genshiryoku no Ryuenjin}

Blar!

Syung!

Bomm

Dengan sekejap Naruto melayangkan pukulan tangan kanan penuh Reiatsu yang memadat membentuk kepala naga api putih itu tepat dipunggung Deidara hingga menghasilkan sebuah ledakan api putih dengan gelombang kejut membentuk cincin api yang melebar. Dan membuat tubuh Deidara seketika melesat jatuh dengan kecepatan tinggi seperti meteor dengan api putih yang jatuh cepat ke permukaan bumi. Dan menghasilkan sebuah ledakan api putih dengan radius 100 meter disana.

Wuss!

Membuat sebuah gelombang kejut yang terjadi untuk kedua kalinya di daratan dan menumbangkan pohon dan sisa runtuhan bangunan disekitarnya.

.

.

.

Sementara Seiryu nampak berhasil menjatuhkan Hellborn dari ketinggian karena memotong sayap dan melubangi tubuh Hellborn di beberapa bagian dengan elemen airnya yang dipadatkan seperti sebuah peluru yang mampu menembus sisik dan tubuh naga sekalipun.

Wuss!

Blarr!

Groaarr!

Hellborn nampak kesakitan ketika tubuhnya membentur permukaan bumi dengan keras. Ditambah tubuhnya yang terluka parah disana membuatnya susah payah untuk sekedar berdiri.

"Masih hidup kau rupanya.. matilah kau dengan tenang!" ujar Seiryu yang kembali mengumpulkan energy dalam tubuhnya dan memadatkannya di mulutnya.

Sring!

Dzing! Dzing! Dzing!

Seketika Seiryu membuka mulutnya dan memunculkan lingkaran sihir biru didepan mulutnya yang bersinar. Dan menembakan peluru air yang dipadatkan dengan kecepatan tinggi berkali-kali. Hingga nampak seperti sebuah hujan peluru air besar yang melesat cepat dari langit ke bawah.

Jleb! Jleb! Jleb!

Blar! Blar Blar!

Groarr!!

Bullet Water itu menghujani Hellborn yang tak bisa menghindar lagi dan hanya meraung kesakitan. Dimana peluru air itu menembus tubuh naga hitam itu hingga tercerai berai dan menghancurkan permukaan tanah disekitar mayat Hellborn.

Bomm!

Baru saja Azure Dragon itu selesai dengan lawannya, dia menyaksikan dua buah ledakan di langit dan disusul ledakan kedua di darat.

Yang tak lain adalah tubuh Akatsuki itu yang dihantam oleh masternya saat ini. Membuat naga air yang masih melayang dilangit itu menyaksikan dengan seksama kobaran api putih hasil dari serangan Naruto.

'Tak heran jika Jiji percaya pada manusia dari Varathea itu.. dia punya murid yang spesial rupanya..' batin Seiryu yang nampak kagum dengan kemampuan Naruto saat ini.

Bahkan hasil dari serangannya itu menghasilkan sebuah cekungan selebar 100 meter dengan kedalaman 50 meter disana.

Hanya dengan sekali pukulan!

Itulah kenapa sejak pertama bertemu dengan Naruto, mereka berempat tak ragu sedikitpun pada Naruto. Karena dalam pelatihannya pun pemuda itu mampu mengimbangi pergerakan mereka dan menahan serangan mereka dengan tehnik barunya itu.

Seiryu pun masih ingat jika dalam satu serangan mereka, mampu diimbangi dengan serangan penghancur masal milik Naruto yang hasilnya pun menghancurkan area pelatihan mereka saat itu.

Dan untungnya tempat itu mampu kembali seperti semula walau hancur seperti apapun.

Dan satu hal yang membuat mereka berempat sangat kagum dengan Naruto adalah dia mampu bersatu dengan pedang miliknya dan menyatukan kedua energy yang berbeda unsur itu.

Hingga menghasilkan sebuah senjata baru yang saat ini menyerupai Kekkai Genkai Doujutsu milik para Shinobi dari 5 pilar.

Doujutsu yang dimanifestasikan dari otak yang menerima dua energy spiritual dalam satu tubuh dan menghasilkan sebuah kekuatan baru yang meningkatkan kecepatan, intuisi, prediksi dan daya tahan tubuh penggunanya saat aktif.

Hingga kini, Naruto bahkan mampu memprediksi gerakan musuhnya dan bergerak lebih cepat dari mereka seperti mata klan uchiha yang pernah dilawannya saat peperangan dulu.

Lebih dari itu, beberapa tehnik yang Naruto ciptakan dari kemampuan mata itu menurutnya adalah kemampuan penghancur masal dan pertahanan absolute yang bisa dibuatnya.

Dan mata itu adalah sebuah Doujutsu baru yang hanya dimiliki Naruto seorang saat ini. Dan itu adalah..

.

.

.

.

.

"Getsugan.. sebuah kekuatan dari mata yang dihasilkan oleh penggabungan Mana dan Reiatsu yang dimiliki, Master saat ini.. Akatsuki itu tak akan mampu melawannya.."

Ucap seekor Harimau putih bertaring pedang yang berada di samping Neko saat ini.

Dimana Neko sedang menutup luka fatal dari Minato ditubuhnya yang tak sadarkan diri.

Sedangkan lawannya Kakuzu nampak tergelatak dengan tubuh penuh darah keluar dari pori-pori seluruh tubuhnya saat ini yang telah sekarat.

"Jadi, itu kekuatan dari orang yang membantu Kushina-sama disana ya.. aku tak heran jika kalian adalah miliknya.." balas Neko yang mendengar jawaban dari Byakko setelah pertanyaannya tadi.

"Aku pun baru tau jika ada Doujutsu sejenis itu didunia ini. Karena kami pun juga pernah bertarung dengan Shinobi pengguna Doujutsu. Dan baru kali ini aku melihat manusia yang mampu menggunakan Magic, Kenjutsu, dan Doujutsu sekaligus." Gumam Byakko menatap tubuh Kakuzu yang terbujur kaku itu.

'Begitu ya.. aku berterimakasih padamu, Naruto-san.' Batin Neko yang tersenyum dibalik topengnya saat ini.

"Kalau begitu sebaiknya kita segera membawa Minato-sama ke tempat para medic. aku hanya menghentikan pendarahannya untuk sementara, kalau tidak segera ditolong dia akan mati.." ujar Neko yang dibalas anggukan kepala Byakko.

Mereka berdua pun segera membawa tubuh Minato ke tempat medic di desa sekitar kastil Uzu.

.

.

.

.

.

Seorang gadis berambut kuning twintail dan wanita berambut merah panjang yang berada di sekitar area pertempuran nampak terpaku dan memandang syok apa yang barusan tersaji didepan mereka saat ini.

Kawah yang tercipta akibat ledakan dari hantaman serangan Naruto membuat mereka berdua bergidik ngeri.

Naruko bahkan harus pergi ketempat ibunya dan menggunakan mode chakra Kyubi yang berupa kepala dilapisi kesembilan ekornya untuk membuat perisai agar terlindung dari dampak serangan itu.

Bahkan area disekitarnya nampak tersapu ke segala arah akibat gelombang kejut dari serangan barusan.

Wuss!

Tap.

Kedua wanita itu kembali dikejutkan dengan sosok pria berambut pirang raven panjang yang mendarat tepat didepan mereka saat ini.

Kedua mata indah wanita itu menatap lekat tubuh Naruto dari bawah sampai atas. Dimana pakaian atas Naruto Telah habis terbakar menyisakan celana panjang dan sepatunya saja.

Namun iris mereka berhenti saat melihat garis-garis diltangan kanannya yang masih menyala biru disana.

"Na-Naruto-san.. apa kau baik-baik saja?" ucap Kushina yang berdiri disamping Naruko tepat dibelakangnya saat ini.

Naruko yang mendengar ibunya sedang khawatir pada orang yang baru dikenalnya itu sedikit heran. Namun disaat situasi seperti ini, bukan waktunya untuk bertanya hal yang kurang penting.

'I-ini..' batin Naruko sedikit terkejut ketika merasakan chakra Deidara masih ada Di cekungan itu.

"Berhati-hatilah Naruko.. Deidara itu masih hidup . Aku masih mengisi ulang chakraku setelah pertarungan tadi." Ujar Kyubi yang nampak duduk bersila dengan telapak tangan menyatu didalam tubuh Naruko.

Karena pertarungan tadi, membuat Chakranya banyak terkuras. Apalagi setelah ledakan serangan Naruto tadi, membuatnya mengeluarkan kembali mode Kyubi itu walaupun tak bisa sempurna karena Chakranya yang tak cukup.

Dan jika terjadi pertempuran lagi, Kyubi tak menjamin bisa banyak membantu nantinya jika dalam keadaan seperti ini.

"Naruto-san berhati-hatilah!" Kushina yang juga merasakan bahwa Deidara masih hidup, segera memperingatkan Naruto.

Sedangkan dipenglihatannya Naruto saat ini. Nampak sosok pria yang berdiri ditengah cekungan itu menatap Naruto yang berada diatas dengan seringai diwajahnya.

Menghiraukan tubuhnya yang penuh luka bakar dan satu tangannya yang masih tersisa.

"Hahaha!.. Aku tak akan membiarkan kalian hidup! rasakanlah seni terkuatku!" ujar Deidara.

Dia menggigit tali segel didada kirinya dengan mulut ditangannya yang masih tersisa. Membuat sebuah mulut didadanya itu terbuka tepat tersambung ke jantungnya.

Seketika Deidara mengambil sisa tanah liat dikantungnya dan memberikannya pada mulut didadanya yang terbuka lebar itu hingga dimakan habis hingga kembali mulut itu tertutup.

Dan perlahan seluruh tubuh Deidara semakin terhisap oleh wajah dijantungnya itu yang semakin menghitam dan membentuk bola hitam transparan.

Ketiga orang yang mlihat apa yang terjadi pada Deidara kembali memasang kuda-kuda mereka. Namun Berbeda dengan Naruto yang mampu melihat seluruh aliran Chakra Deidara seluruhnya berkumpul dan terserap oleh bola hitam yang semakin menghisap habis tubuh Deidara itu.

"Dia akan meledakkan dirinya, Master.. dan kemungkinan besar, efek destruktifnya pasti luas. Kau harus membawanya pergi dari sini, Master. Kalau tidak, desa ini pun akan terkena imbasnya.." ujar Arthuria yang angkat bicara dalam tubuh Naruto.

Wuss!

"Naruto-san!"

Kedua wanita itu nampak terkejut dengan apa yang dilakukan Naruto saat ini.

{X Dash}

Dimana Naruto langsung melompat turun ke arah tubuh Deidara yang hampir tak terlihat itu dengan menggunakan tehniknya.

Greb!

Sring!

Dash! Dash! Dash!

Membuat Deidara syok diambang kesadarannya saat ini. Dimana Naruto langsung menggendong tubuh Deidara yang sudah hampir menghilang dan melompat tinggi seraya berlari diudara dengan kecepatan tinggi melakukan lompatan setinggi mungkin ke langit.

"A-apa yang kau lakukan, Ha?! Kau akan mati dengan seni tertinggiku-"

Teriak Deidara di ujung hayatnya sebelum akhirnya tertelan habis oleh bola hitam berbentuk wajah itu yang saat ini di genggam oleh kedua tangan Naruto.

"Maaf.. tapi tak akan kubiarkan kau membunuh penduduk desa yang tak bersalah lagi.. Seiryu!" ujar Naruto yang kemudian berteriak keras tanpa menghentikan lompatan jarak jauhnya itu.

"Ku serahkan padamu, Master!" teriak Seiryu yang telah paham apa yang akan dilakukan Naruto yang sebelumnya telah terbang mengikuti Naruto.

Dzing!

Brass!

Swuss!

Dengan jarak 10 meter dibawah Naruto, Seiryu mengumpulkan energy dimulutnya dan menciptakan lingkaran sihir didepan mulutnya. Kemudian menembakkan air dari lingkaran sihir itu yang berkecepatan tinggi dan mendorong Naruto yang menggunakan itu sebagai tolakan kakinya supaya dapat melesat lebih jauh dalam lompatannya yang terakhir.

Hingga sampai menembus awan di atas bumi dan mengumpulkan Reiatsu ditangan kanannya seraya mengarahkan bola hitam yang ada ditangan kanannya ke atas dalam posisi yang hampir berhenti dalam lesatannya.

"Berakhirlah.." gumam Naruto datar.

Dumm!

Swuss!

Dengan hentakan dari ledakan energy yang terkumpul di tangan kanannya, Naruto melesatkan bola hitam yang sudah retak disemua bagian dan mengeluarkan cahaya siap untuk meledak itu ke jarak yang lebih tinggi lagi.

Bumm!

Naruto mendengar bahwa bola hitam itu meledak namun tak mengeluarkan ledakan api sedikitpun. Dimana posisinya saat ini nampak terjatuh telentang kebawah menatap langit yang disekitar terdapat awan dan burung yang terbang di atasnya itu semua terkikis dan menghilang perlahan karena ledakan mikro itu.

Membuat iris Naruto membola ketika melihat dengan matanya yang dipandangannya saat ini semua menjadi hitam putih dan nampak seperti partikel-partikel yang meluas itu menghabisi semua yang terkena partikel tersebut.

Dan jika dibiarkan, ledakan partikel tak terlihat itu akan mengenai penduduk Uzushio yang berada dibawahnya saat ini.

Dalam posisi masih terjatuh, Naruto menyilangkankedua tangannya sejajar dengan pinggangnya hingga muncul cahaya putih dari seluruh tubuhnya yang menguar liar. Kemudia berkumpul di telapak tangan kanannya dan semakin memadat.

Garis-garis ditangan kanannya yang berlambang naga dan bulan itu bersinar biru terang.

Dalam slow motion, Naruto memandang tajam partikel ledakan Deidara itu yang hampir mendekatinya dengan jarak 10 meter. Dan memicing tajam seraya terus memadatkan tehnik ditangan kanannya.

Hingga bola di tangan kanannya itu nampak semakin membesar dengan inti hitam keunguan ditengahnya dan api putih melapisi bola Reiatsu itu yang semakin memadat.

'Belum cukup!' Batin Naruto yang masih terus berkonsentrasi.

Karena untuk mengehentikan Jutsu pemusnah masal dengan jangkauan luas itu perlu serangan yang juga memiki jangkauan yang luas pula.

Hingga bola hitam berlapis api putih itu membesar sebesar kepala naga. Seraya tangannya yang terangkat keatas menahan tehniknya ini.

Sring!

Bola itu terus berputar dan membentuk sebuah bola hitam berapi putih yang berputar membentuk Shuriken raksasa.

Naruto menutup sebelah matanya saat ini dan memfokuskan tehniknya dalam 1 titik. Hingga terbentuklah sebuah kerangka putih disekitar tubuhnya yang tersambung dengan sebuah tangan bercakar ditangan kanannya yang digunakan untuk menahan Shuriken raksasa ditangan kanannya itu.

"Belum.. belum!.. haaagh!" Naruto berteriak hingga kerangka Reiatsu disekitar tubuhnya dengan tangan kanan astral itu digerakkan kebelakang dan melempar bola Shuriken raksasa itu ke arah langit seraya berucap..

{Genshiryoku no Rasenshuriken)

BOOMMM!

Seketika bola atomic shuriken raksasa itu melesat kelangit dan meledak dilangit sore itu. Hingga menghasilkan gelombang kejut api putih yang melenyapkan partikel mikro ledakan Deidara sebelumnya dilangit itu.

Membuat seluruh pasang mata yang berada di Uzushiogakure melihat sebuah seni ledakan terbesar yang baru pertama kali mereka lihat dilangit Uzu yang menjadi terang sesaat dalam keadaan menjelang malam itu.

Kushina dan Naruko membolakan matanya sempurna ketika melihat ledakan besar yang membentuk bulatan hitam dengan gelombang badai api putih yang menyebar kesegala arah itu.

Termasuk penduduk Uzushio, Neko dan keempat Magical Beast Naruto yang juga memandang takjub pada hasil serangan pemusnah masal Naruto itu.

"Kau memang manusia pilihan, Master.." ucap seekor burung Phoenix yang berdiri di atas mayat Hydra yang telah hangus terbakar itu.

"Hm.. kami setuju denganmu Suzakku." Seekor kura-kura hitam yang berdiri dengan keempat kakinya di samping Phoenix yang masih menatap ke langit.

Dimana ledakan bola raksasa itu hampir menghilang mengurai, menghasilkan bekas ledakan seluas 10 km yang membelah awan dilangit yang menjelang malam itu.

.

Sementara Seiryu nampak baru mendarat dengan tubuhnya yang panjang itu, diatas permukaan tanah di belakang Kushina dan Naruko saat ini yang masih terpaku dengan aksi Naruto itu.

"Heh.. Memang cocok sebagai pelindung Uzushio ini, kan Kushina-sama.." gumam Seiryu yang sedikit tersenyum dengan moncong naganya itu.

Sementara Kushina dan Naruko yang mendengar ucapan Seiryu hanya mengangguk seraya irisnya tak lepas dari hasil serangan Naruto yang membuat awan dilangit nampak menyebar dengan tengah-tengahnya yang kosong tak ada apapun seluas 10 km dilangit itu.

"Kaa-sama.. aku akan menangkapnya!" Naruko yang menyadari seonggok tubuh nampak terjatuh dari ketinggian itu segera melompat tinggi dibantu ekor Seiryu yang paham dengan keadaan saat ini.

Greb!

Bruss!

"Akh!"

Hingga Naruko berhasil menangkap tubuh Naruto yang tak sadarkan diri itu, dan terjatuh ke bola air yang diciptakan Seiryu untuk menahan tubuh mereka berdua.

Hingga Kushina dan Seiryu mendatangi mereka berdua dan melihat Naruko yang tak sadarkan diri diatas tubuh Naruto. dan Naruto yang ada dibawahnya pun juga tak sadarkan diri.

"Mereka hanya kelelahan, Kushina-sama.. aku titipkan Master padamu.. tugasku disini telah selesai.." ucap Seiryu yang kemudian tubuhnya mengurai menjadi cahaya dan menghilang.

Meninggalkan Kushina yang terduduk disamping mereka dengan tersenyum bangga.

Angin berhembus lembut menggoyangkan rambut mereka bertiga. Direruntuhan pinggiran desa Uzushio itu, Dihiasi langit yang memerah akan tibanya malam dihari itu.

"Arigatou.. Naruto-san.."

.

.

.

.

.

_{{sAs}}_

.

.

.

.

.

09.00 Am, Uzushiogakure.

.

Pagi hari di kastil Uzushio. Seorang pria berambut pirang dengan iris blue shappire sedang duduk di teras samping kastil dengan kain lebar yang menutupi tubuhnya yang tak memakai atasan.

Sementara di belakangnya tampak seorang gadis berambut pirang twintail yang mengenakan singlet hitam yang memperlihatkan belahan dadanya itu dan celana pendek diatas paha yang memperlihatkan paha mulusnya.

Dimana gadis itu tampak tersenyum atas hasil kerjanya kali ini.

"Yosh.. sudah selesai. Rambutmu sudah rapi sekarang, Naruto-kun.." ucap Naruko yang menyodorkan sebuah cermin di depan wajah Naruto.

Dengan seksama Naruto menatap cermin itu yang menampakkan wajahnya dengan mata birunya. Terutama model rambutnya saat ini yang lebih rapi dari sebelumnya.

Dimana model rambutnya saat ini memiliki poni panjang belah tengah membingkai wajahnya dan rambut ditengah nya sampai atas matanya.

Rambut atas dan belakangnya yang sebelumnya panjang, kini nampak lebih pendek dan mencuat kebelakang agak keatas raven. namun masih ada sisa rambut yang panjang dibagian atas tengkuknya yang tipis panjang sepinggang diikat dibagian pangkalnya.

Hampir tak jauh beda dari model rambutnya setahun yang lalu di dimensi Uzu. namun lebih panjang ke poni dan bagian diatas tengkuknya yang panjang diikat seperti ekor.

"Hmm. Arigatou, Naruko-chan.. ini terlihat lebih baik dari sebelumnya." Ujar Naruto yang tersenyum kecil pada gadis yang ada disampingnya itu.

"E-eh.. tak masalah Naruto-kun. Kau terlihat lebih tampan dari yang tadi.." gumam Naruko lirih dengan rona merah dipipinya itu seraya mengalihkan wajahnya agar tak memandang senyum Naruto.

Sedangkan Naruto hanya mengangkat sebelah alisnya bingung karena sikap mendadak gadis itu.

Yah, Naruto menjadi tamu khusus di dikediaman Kushina saat ini. Dimana sang pahlawan desa mereka itu disambut baik oleh keluarga Naruko.

Keduanya sudah sadar sejak tadi malam. Mungkin lebih tepatnya Naruto yang sadar terlebih dahulu. Dengan keadaan yang tak begitu parah.

Namun tangan kanannya saja yang harus diperban karena efek serangannya kemarin.

Sementara Minato masih beristirahat karena kondisinya yang terluka parah. Dan Kushina harus merawat suaminya itu.

Sedangkan Neko nampak mengontrol desa dengan memastikan korban yang selamat dan yang telah tiada dibantu oleh Anbu dan Shinobi Uzu yang lain.

Naruko pun memutuskan untuk membuat Naruto sebagai kelinci percobaannya karena melihat penampilan Naruto yang sedikit lusuh dengan rambut panjang tak terawat seperti kemarin.

Dan jadilah Naruto seperti sekarang ini. Menjadi model dadakan bagi Naruko yang dengan sesuka hatinya memoles Naruto.

Naruto pun hanya diam dan menuruti saja. Karena baginya tak ada ruginya juga dibantu keluarga ini. Apalagi dia sudah diberikan fasilitas yang baik di kastil itu.

"Ne, Naruko-chan.. tubuhmu sudah pulih setelah pertarungan kemarin?" Tanya Naruto datar.

Dimana iris blue shappire Naruto memperhatikan tubuh Naruko yang berdiri didepannya sedang menyisir rambut pirangnya saat ini.

Mengabaikan aset Naruko yang menggantung tepat didepan wajahnya beberapa centi saat ini yang sedang membungkuk. Setelah sebelumnya melepas kain yang menutupi tubuh Naruto dan membersihkan sisa potongan rambut dilantai itu.

"Mm.. Aku memiliki Regenerasi yang lumayan dari Kurama yang ada dalam tubuhku. Dia yang selalu membantuku selama ini. Lagipula regenerasiku tak cukup baik, kok. Masih kalah dengan klan Phoenix dari Sorcerer dan klan Shiba yang telah lama tiada itu.."

Ujar Naruko yang menjeda kalimatnya yang telah selesai merapikan rambut Naruto dan duduk dihadapan Naruto saat ini dengan santai.

"Dan jika aku boleh tau, siapa kau sesungguhnya Naruto-kun?" tanya Naruko yang melihat beberapa bekas luka melintang di tubuh Naruto saat ini yang tak memakai atasan itu.

Karena dari sejak pertama bertemu kemarin, pria ini telah menyelamatkan keluarganya dan membunuh Akatsuki itu.

Apalagi daya hancur yang dihasilkan tehniknya kemarin itu setara dengan Bijudama milik Kyubi. Sedangkan pria itu adalah seorang manusia.

"Hm.. namaku Naruto.. Naruto Shiba, dari Konoha." Balas Naruto datar.

Ucapan pria itu seketika membuat Naruko sedikit tersentak mendengar marga dari Naruto itu.

"Apa? Ternyata masih ada keturunan dari klan itu? Berarti kau seharusnya memiliki kemampuan Renegerasi itu, kan.." ucap Naruko tak percaya.

Karena dia pernah mendengar jika ada sebuah kemampuan khusus yang mampu meregenerasikan luka dirinya dan orang lain separah apapun itu. Dan bahkan mampu menghidupkan yang telah tiada sekalipun sebelum dalam kurun waktu tertentu. Klan Shiba dari ras Sorcerer itulah yang pernah Naruko dengar dari cerita ayahnya ketika dia masih kecil.

Dan saat ini, gadis itu bertemu langsung dengan salah satu anggota klan Shiba dirumahnya ini.

Namun perkataan Naruko dibalas gelengan pelan dari Naruto yang mengaktifkan Getsugan miliknya saat ini.

Membuat Naruko kembali dibuat syok ketika memandang kedua mata Naruto yang berubah Irisnya menjadi biru pekat seperti bulan biru terang dengan pola riak air dan 6 tomoe berputar pelan disana.

"A-Apa maksutmu? Dan ada-apa dengan ma-matamu itu?" ucap Naruko yang penasaran dan agak takut menatap mata itu.

"Aku adalah anak angkat dari Miya Shiba. Dan adikku saat ini adalah orang yang kau maksut, Miyuki Shiba. Dia adalah keturunan terakhir klan Shiba.." ujar Naruto yang memunculkan sebuah lingkaran dimensi kecil berwarna biru sampingnya dan mengambil Tanto dari gagangnya itu yang keluar perlahan.

"Dan kaa-san telah tiada saat aku keluar desa 5 tahun lalu.. ini adalah peninggalan dari dirinya yang masih ku simpan sebelum aku menjadi diriku yang sekarang ini.." ujar Naruto yang Irisnya kembali seperti semula dan menatap Tanto miliknya yang dia pegang dengan pandangan yang sedikit menyendu datar.

Sementara Naruko merasa sedikit bersalah saat mendengar cerita Naruto. Dan berusaha menenangkan pria itu dengan menyentuh tangan Naruto tanpa sadar.

"Gomenesai.. aku tak bermaksut.."

"Tak apa.. aku tak mempermasalahkannya. Dan soal mataku, mungkin aku sama denganmu yang memiliki keistimewaan seorang teman didalam tubuh." Ucap Naruto yang memotong perkataan Naruko barusan. Seraya tersenyum tipis pada gadis cantik itu.

"E-em.. Maksutmu kau memiliki makhluk seperti Kurama?" tanya Naruko yang segera melepaskan tangannya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan rona merah di pipi mulusnya itu.

Naruto yang tau apa yang dimaksud Kurama oleh Naruko hanya mengangguk pelan dan kembali menyimpan Tantonya ke Eye dimensionnya dengan mata yang kembali aktif.

"Yah, seperti itulah. mataku adalah manifestasi dari pedangku Saber yang bersatu seutuhnya dengan tubuhku. Makadariitu kombinasi antara Reiatsu dan Mana yang berada dalam tubuhku, akhirnya terciptalah Doujutsu ini." Naruto sedikit bercerita menatap Naruko yang tampak takjub dengan mata Naruto yang indah namun juga mengerikan itu.

"Kau bukan dari klan lima pilar tapi memiliki Doujutsu. Dan bisa dibilang pedangmu yang kau ceritakan tadi adalah tubuhmu sendiri.." ujar Naruko yang menerka ucapan Naruto.

"Hmm.. bisa dibilang seperti itu. Tapi lebih tepatnya aku bisa mengontrol Reiatsuku lebih kuat saat mengaktifkan mata ini. Dan tehnik yang kau lihat kemarin adalah salah satu tehnik baruku yang belum sempurna. Aku masih butuh berlatih lagi.."

Ucap Naruto yang menonaktifkan Getsugan dan memandang tangan kanannya yang terkepal didepan tubuhnya itu.

"Begitu ya.. mm, lalu yang kau maksut Reiatsu itu? Aku baru pertama kali mendengarnya." Naruko kembali bertanya hal yang menurutnya baru saja ia dengar itu.

"Reiatsu.. jangan-jangan.." gumam Kyubi yang berada didalam tubuh Naruko ketika mendengar cerita dari laki-laki pirang itu dalam tubuh Naruko.

Iris Kyubi seketika menatap tajam Naruto dengan menggeram dari dalam tubuh Naruko.

Namun Naruko yang terlalu fokus pada Naruto tak mendengar apa yang dikatakan Kyubi dalam tubuhnya.

"Itu adalah energy spiritual yang hampir sama dengan mana atau chakra, Namun berbeda dari Varathea. Kami memiliki banyak Specialization yang melambangkan kekuatan khusus yang kami miliki.."

Ujar Naruto yang menjeda kalimatnya seraya menatap serius kearah Naruko yang perhatiannya tak lepas dari Naruto saat ini.

Naruto kembali mengaktifkan Getsugan miliknya dan menatap datar Naruko yang tak bergeming dan terpaku didepannya itu.

"Dan aku adalah seorang, Dragon Slayer."

"A-Apa! Jadi kau memiliki kekuatan sama dengan legenda yang diceritakan Kurama? Bukankah itu adalah sihir pembunuh naga? Tapi kau bisa memiliki Doujutsu seperti Shinobi.." gumam Naruko syok.

Naruko masih tak percaya jika lawan bicaranya ini memiliki kekuatan legenda yang pernah diceritakan Kurama padanya.

"Sudah ku duga.." gumam Kurama dalam tubuh Naruko.

Karena sejak awal Kurama telah merasakan jika energy milik Naruto itu sangat berbeda dari mereka.

"Hm.. itulah yang diajarkan guruku.." ujar Naruto datar.

"Hah.. baiklah kalau begitu. Tapi ngomong-ngomong, kau akan pergi kemana setelah dari sini?" tanya Naruko.

'Tinggal di sini pun tak apa jika kau mau, hihi..' Batin Naruko melanjutkan kalimatnya dalam hati. Sementara rona merah tipis diwajahnya masih terlihat oleh Naruto didepannya.

"Aku akan pergi ke kota Soul di Vermilion untuk menyelesaikan urusanku sebentar." Ujar Naruto datar.

"Souka? Mm, kebetulan disana ada Nii-chan ku, Menma Uzumaki.. kalau kau bertemu dengannya titip salamku padanya, ya.." ucap Naruko dengan sebuah senyum manis diwajahnya.

Sedangkan Naruto yang mendengar nama itu hanya sedikit terkejut namun tak terlihat dengan ekspresi datarnya.

'Jadi dia berasal dari tempat ini juga ya..' Batin Naruto dalam diamnya dan hanya mengangguk membalas perkataan Naruko.

"Ne, Naruto-kun ini waktunya makan siang.. aku akan memasakkan makanan untukmu dan yang lain, dulu. Kau bisa beristirahat dulu-"

"Naruko-chan, Naruto-kun.. makanan sudah siap. Ayo kita makan.."

Baru saja Naruko berucap, Kushina kekluar dari dalam ruangan dan memanggil mereka berdua seraya berdiri tepat di dekat pintu masuk.

"Kaa-chan.." gumam Naruto yang sedikit terpaku dengan Kushina yang saat ini memakai kimono dan rambut yang dikuncir dibelakang dengan poni yang menyamping. Membuat Naruto mengingat mendiang ibunya saat melihat wanita itu.

"E-eh! Mm, tak apa kok jika kau memanggilku begitu, Ttebane.." ujar Kushina tersenyum.

Kushina yang masih mendengar kata-kata Naruto sedikit kaget dan kemudian tersenyum manis dengan rona merah dipipinya.

"He-hei! Ayo kita segera makan.. aku lapar.."

Naruko yang nampak cemberut segera mengalihkan perhatian mereka berdua dan menarik tangan Naruto untuk pergi ke ruang makan melewati pintu dibelakang ibunya itu.

Sementara Kushina nampak sedikit melamun melihat kepergian Naruto itu dengan rona merah dipipinya. Namun segera dia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran negatif dalam otaknya yang tiba-tiba itu.

'Apasih.. kenapa aku memikirkan hal itu lagi.. tapi walaupun dia sudah menyelamatkan kami, dia juga sudah melihat dan memeluk tubuhku.. gomenesai, Anata.' Batin Kushina yang nampak menyentuh asetnya dengan tangan kanan dan memeluk tubuhnya sendiri dengan tangan kiri.

Dirinya sedikit kecewa ketika mengingat kejadian kemarin yang membuatnya harus disentuh oleh pria lain.

Namun tak dapat dipungkiri jika Naruto itu memang tampan juga. Hampir mirip dengan suaminya.

"Engh~.."

Kushina nampak sedikit mendesah tertahan dengan menggigit bibir bawahnya ketika tangan kanannya itu sedikit meremas asetnya perlahan.

Kembali wanita itu menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikirannya itu dan kembali ke ruang makan untuk ikut makan siang.

.

.

.

.

.

_{{sAs}}_

.

.

.

.

.

Soul city. Academy Hagun.

.

Siang hari di Academi Hagun nampak seorang wanita berambut pirang yang duduk dikursi dalam ruang kerjanya seperti biasa. Memandang sebuah berkas yang baru saja dia dapat dari hasil laporan akhir tahun ini.

"Hmm.. sepertinya kita memiliki perwakilan yang cukup kompeten untuk festival nanti." Ucap wanita berambut pirang yang memandang berkas ditangannya itu.

"Hai' Tsunade-sama.. mungkin mereka menjadi peserta hanya beberapa yang nampak memiliki potensi untuk menang." Balas seorang pria berambut nanas dengan garis melintang di atas hidungnya itu.

"Kita memiliki seorang pengguna Secred Gear dan pengguna Doujutsu. Tapi ada juga dari lawan kita nanti yang nampaknya setara dengan murid kita."

Tsunade nampak berpikir seraya menganalisis kemampuan yang dimiliki tiap muridnya.

Karena itu yang akan menentukan kemenangan mereka nantinya di pertandingan.

Jika diingat, dari negara lain pun memiliki banyak murid yang berbakat. Bahkan ada banyak pengguna Secred Gear Longinus dari setiap negara.

"Tsunade-sama.. jika aku boleh bertanya, tentang saudara Miyuki-shiba.. apakah dia telah menjadi buronan? Setelah sekian lama dia menghilang dengan apa yang telah dia lakukan dulu.."

Pria berambut nanas itu bertanya apa yang selama ini dia pikirkan. Karena sejak lama dia memperhatikan murid-murid yang ada di Academi ini, dia sedikit tertarik dengan saudara laki-laki dari Miyuki Shiba ini.

Karena dengan data-data dari laporan yang dia baca, pemuda itu mampu mengalahkan duo pilar sekaligus dan mengusir kelompok bernama Akatsuki dalam Quest adiknya dulu.

Walaupun apa yg sudah pemuda itu lakukan seperti sudah berhianat pada temannya sendiri, tapi Iruka masih mencoba untuk mencaritahu apa penyebabnya hingga laki-laki itu melakukan hal sejauh itu.

Dia sebagai guru di Academi ini merasa gagal karena tak mampu mendidik muridnya dengan baik.

"Jika aku melaporkan kejadiannya ke atas, mungkin iya. Tapi aku menutupi semua masalah yang ada di Academi ini atas wewenang keluarga Senju. Aku masih menganggap dia adalah bagian dari keluarga academi ini.." Tsunade menjeda kalimatnya dan menutup berkas yang ada di mejanya seraya menatap kearah jendela luar academi.

"Dari hasil klarifikasi Rossweisse dan Miyuki, mereka tak terluka oleh Naruto. Tapi Naruto lah yang menyingkirkan Akatsuki itu dan menyelamatkan mereka. Walaupun aku masih belum tau apa tujuannya sampai saat ini. Tapi aku masih mempercayainya, Iruka-san." Lanjut Tsunade.

Kembali wanita itu mengingat semua berkas dan informasi yang dia terima dari suaminya, bahwa Naruto banyak membantu diluar sana.

Apalagi membantu kerajaan Kiri untuk merdeka. Dan berita itu baru tersampaikan padanya lewat mata-mata suaminya akhir-akhir ini.

Jadi biarlah waktu yang menentukan hasil akhirnya seperti apa. Tugasnya hanya memastikan keadaan murid-muridnya dalam keadaan baik-baik saja.

Apapun yang dilakukan murid-murid nya, mereka tetaplah anak bagi Tsunade sendiri. Walaupun bukan dirinya yang mengandung mereka.

"Aku mengerti Tsunade-sama.. kalau begitu aku pamit undur diri." Ucap Iruka yang membungkukkan sebentar badannya dan pergi dari ruangan kepala sekolah itu.

Sementara Tsunade hanya terdiam menatap kepergian Iruka yang dibalas anggukan seraya memangku dagunya dengan kedua tangan diatas meja.

.

.

"Naruto Shiba, sang Lunar Knight.. sungguh pemuda yang tangguh.."

.

.

.

.

.

To be continued..

.

.

Ending:

Michi To You All - Aluto

.

.


A/N: Assalamualaikum wr. wb.

Kembali lagi dengan author gaje ini. Mohon maaf jika ada salah dan typo yang bertebaran dimana-mana.

sedikit saya mau menjelaskan dari tehnik mata yang dimaksud disini.

Getsugan.. disini sudah dijelaskan kalau bangkit dari penggabungan Mana dan Reiatsu.

dimana Reiatsu adalah Naruto itu sendiri dan Mana pedang Sabernya itu sendiri. jadi terciptalah mata itu yang menjadi pedang untuk Naruto dalam menciptakan tehnik dalam mengendalikan Reiatsunya.

intinya itu adalah kunci dari kekuatan Naruto yang masih akan berkembang seiring berjalannya waktu.

dan kedepannya mungkin bakal agak banyak adegan panas sih mengisi alur cerita ini. dengan begitu bakal sedikit kliatan siapa pairnya Naruto ini.

.

Untuk kalian yang masih setia membaca, kalian bisa mendownload aplnya Fanfiction di playstore agar lebih mudah mengakses ffn.

Dan untuk yang ingin tau image dari setiap character, dragon, sword dan info lain di World ini. Kalian bisa add FB saya dengan Nick name:

Kyoigneel

Foto sama dengan di bio ini. Semua image dari fict saya ada disana agar lebih mengena fellnya saat membaca.

.

Sekali lagi saya minta maaf jika ada yang tersinggung dan cerita yang terkesan gaje.

Semua ini hanyalah imajinasi dan fictif belaka yang tertuang di sebuah tulisan.

Terimakasih, jika ada kritik dan saran silahkan coret-coret dikolom Review.

Semua saya terima dengan iklas dan semoga menjadi berkah. Aamiin..

karena saya sangat berharap sekali komentar dari kalian untuk membangun cerita ini agar menjadi lebih berkembang lagi.

Sampai jumpa lagi dengan chapter selanjutnya!

.

Kyoigneel out!