Hari Minggu, Awal Musim Summer.

Claire menatap dirinya di kaca, "Sempurna! Aku merasa sangat percaya diri!" ucapnya sambil tersenyum lebar. Claire mengenakan baju overall nya warna biru jeans yang selutut sebagai luarannnya dan mengenakan kaus pendek polos berwarna peach di balik overallnya. Ia mengikat rambut pirangnya dengan ikat rambut strawberry favoritnya. "Tidak sabar ketemu Jack," batin Claire dengan senyum manisnya kemudian mengambil tas selempangnya.

Hari ini semua anggota osis akan jalan-jalan ke pusat kota merayakan keberhasilan jalannya teater tempo hari. "Iya, telat banget ya, baru sempat jalan-jalan sekarang sih," batin Claire sambil melangkah keluar kamarnya.

"Mah, Pah, aku pergi dulu ya!" ucap Claire sambil menghampiri Papa dan Mama nya yang sedang duduk di ruang makan berdua kemudian mengecup pipi kedua orang tua nya bergantian.

"Tidak makan siang dulu?" ucap Mama Claire kemudian menyeruput teh kesukaannya.

"Tidak mah, nanti makan bareng-bareng sama yang lain," seru Claire sambil melambaikan tangannya menuju pintu depan rumahnya dan mengenakan sepatunya.

"Hati-hati Claire, jangan pulang malam!" seru Papa Claire dibalik koran yang dia baca.

"Siap Pah!" seru Claire sambil membuka pintu dan berjalan keluar.


Blonde!

Harvest Moon by Natsume

Warning: Typo, OOC, AU (Alternate Universe), dll.

.

.

Enjoy~


"Hai semuanya!" seru Claire menghampiri Muffy, Nami, Skye, dan Gray yang sudah berkumpul di depan salah satu toko kue di pusat kota, tempat mereka janjian.

"Halo Claire!" jawab mereka bersamaan. "Kalian terlihat beda banget kalau tidak pakai seragam!" puji Claire sambil tersenyum lebar.

"Claire jugaaa, manis banget loh!" seru Muffy tidak kalah lebar senyumannya. "Iya bener loh," tambah Skye sambil mengedipkan matanya, diikuti dengan anggukan Nami dan Gray hanya terdiam sambil menurunkan topinya.

Claire menyengir malu, "Terima kasih, semuanya!"

"Jadi, Mary dan Jack belum datang?" ucap Claire sambil melihat sekeliling.

"Iya, mereka telat," jawab Gray singkat. Tidak lama setelah itu, Jack dan Mary berlari ke arah mereka. "Teman-teman maaf kami telat! Tadi tidak sengaja aku ketemu Mary di jalan juga," ucap Jack ketika sudah sampai dihadapan mereka sambil menyengir.

"Jack!" batin Claire berbunga-bunga. "Hm.. bisa barengan sama Mary," batin Claire lagi.

"Tidak apa-apa guys, Claire juga baru datang," ucap Skye santai.

"Syukurlah," ucap Mary lega kemudian tersenyum.

"Yuk, kita jalan ke Restoran yang ku maksud kemarin," ucap Gray sambil mulai berjalan yang diikuti oleh yang lain. "Baiklah!" seru yang lain dengan semangat.

.

"Ini enak banget!" seru Claire sambil melahap makanan yang ia pesan, Spaghetti Aglio Olio.

"Punya ku juga!" balas Mary dengan senang sambil memakan Nasi Kari yang ia pesan.

"Betul kan," ucap Gray dengan senyum puas nya, khawatir ia salah membawa teman-teman nya ke restoran ini. Disambut dengan acungan jempol teman-temannya yang lain.

"Habis ini kita kemana?" ucap Jack setelah menyelesaikan suapan terakhir makanannya.

"Terserah kalian, mumpung kita lagi di pusat kota juga," balas Gray kemudian menyeruput minumannya.

"Aku ingin ke toko buku deh," ucap Nami sambil mengusap mulutnya dengan tisu.

"Oh! Aku juga ingin," balas Mary dengan semangat. Ya, buku adalah favoritnya Mary.

Jack mendengarnya terkekeh, "Boleh tuh, kita bareng-bareng kesana." Claire menatap bingung reaksi Jack yang seperti itu. "Ah, apasih Claire," batinnya mencoba mengabaikan itu.

"Setujuu," seru Claire yang ikut bersemangat.

.

"Claire," ucap Gray pada Claire yang sedang asik melihat deretan buku komik kesukaannya.

Claire mendengarnya langsung menoleh, "aku masih canggung kau memanggilku dengan nama," ucap Claire kemudian terkekeh.

Gray mendengarnya langsung menurunkan topi nya, "ayolah," rengek Gray.

"Iyaaa," ucap Claire kemudian menjulurkan lidahnya. "Kenapa?" ucap Claire lagi sambil menatap deretan buku komik di hadapannya.

"Aku mau membelikan seseorang suatu barang dan aku butuh pendapatmu," ucap Gray.

"Okay, kenapa aku? Kau bisa minta Jack atau Skye kan? Atau Muffy, Marry, Nami?" jawab Claire.

"Aku mau memberikan sesuatu itu ke perempuan, kedua laki-laki itu sama saja clueless -nya dengan ku, Muffy, Mary, dan Nami tidak tau kemana," jelas Gray sambil terus menatap Claire.

Claire yang awalnya menatap antusias deretan buku didepannya langsung menoleh ke Gray, "Siapa?!" seru Claire hampir mirip teriakan.

"SSTTT! Berisik," ucap Gray sambil meletakkannya telunjuknya di mulutnya, menandakan untuk diam. "Untuk ibu ku," balas Gray kemudian dibalas dengan 'ooh' nya Claire. "Kenapa tidak dari awal bilang ibu mu?" goda Claire.

"Yasudahlah, tidak penting. Di depan toko buku ini ada toko akseseoris, kita liat di sana," jelas Gray sambil menunjuk ke arah depan toko.

"Boleh, ayo," ucap Claire santai kemudian mulai melangkah yang langsung diikuti oleh Gray.

.

"Ibu mu suka apa?" tanya Claire sambil melihat aksesesori lucu di hadapannya.

"Em.. yang berbau anak muda lah," jawab Gray seadanya.

"Hm.. gaul juga ibu mu," balas Claire mangut mangut. "Beliin mug lucu ini aja," ucap Claire sambil mengangkat salah satu mug berwarna coklat muda dengan bentuk muka beruang.

"Menurut mu dia suka?" balas Gray sambil memperhatikan mug tersebut.

"HEEEE? Mana ku tau, kan dia ibu mu," balas Claire kemudian tertawa.

Gray menyadari apa yang diucapkannya langsung ikut tertawa dengan canggung, "iya juga ya, suka sih Ibu sama mug gitu," ucap Gray cepat.

"Yasudah ini aja," jawab Claire kemudian menyerahkan mug yang dipegangnya ke Gray.

"Kalau menurut mu, kamu suka mug ini?" jawab Gray sambil menerima mug tersebut. Claire menatap Gray kemudian menatap mug tersebut kemudian tatapannya berpindah ke deretan mug lainnya, "Aku lebih suka warna pink sih atau ungu," ucap Claire sambil menunjuk mug yang berawarna ungu dengan bentuk muka kelinci dan mug berwarna pink dengan bentuk muka kucing secara bergantian.

"Oh.." balas Gray singkat dan bersamaan dengan Jack yang menegur mereka dari depan toko. "Hoi! Kalian dicariin dari tadi loh! Udah pada selesai nih," seru Jack sambil melambai-lambaikan tangannya.

"Jack!" batin Claire senang. "Ah, iya, tadi nemenin Gray!" seru Claire dengan senyum lebarnya. "Yasudah, kau duluan saja ke mereka, aku mau bayar ini," ucap Gray sambil mulai melangkah ke kasir. Claire mengangguk dan segera menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu depan toko.

.

"Jadi kalian udah baikan nih?" Goda Muffy ke Claire dan Gray sambil berjalan bersama yang lain menuju arah pulang.

Claire dan Gray langsung menatap Muffy bersamaan, "Eh?" ucap mereka bersamaan.

"Kalian sempat diem-diem an kan kemarin," ucap Skye santai. Claire mendengarnya terdiam kemudian melirik Gray yang ternyata masih dengan ekspresi tenangnya.

"Iya, aku menyakiti Claire dengan ucapan dingin ku," ucap Gray dengan tenang. "Tapi sudah baikan, ya kan, Claire?" ucap Gray lagi sambil menatap Claire.

"Ah! Iya betul," balas Claire kemudian tertawa canggung. Dibalas dengan anggukan yang lain, Mary mendengarnya hanya tersenyum manis.

"Kalian kompak deh, kalau saling suka jadian aja," seru Jack sambil merangkul Claire dan Gray bersamaan. Muka Claire langsung merah padam dengan perasaan campur aduk mau marah karena dijodoh-jodohkan dengan Gray atau senang karena dirangkul oleh Jack. "HEH!" seru Gray sambil melepaskan rangkulan Jack dan berjalan lebih cepat. Dan Claire hanya bisa menjawab seadanya dengan perasaan campur aduk tersebut, "Hahahahaha, ngaco deh Jack." Jack hanya membalas dengan tawa renyah nya dan dibalas dengan tawa yang lain.

"Sudah di stasiun nih," ucap Nami sambil menunjuk stasiun di hadapannya. "Bareng yuk Nami, rumah kita tidak begitu jauh juga," timpal Muffy langsung merangkul tangan Nami dibalas dengan anggukan Nami.

"Aku bareng kalian deh girls, mau mampir ke rumah teman ku arah sana," ucap Skye melangkah mendekati dua gadis tersebut. "Oke!" jawab Muffy dan Nami berbarengan.

"Aku dan Mary juga sepertinya barengan nih, rumah kami tidak begitu jauh juga," ucap Jack. "Gray mau bareng? Claire rumahnya di mana?" Lanjut Jack dengan menimpali pertanyaan.

"Eh, aku rumahnya berbeda jalan dengan Mary, kalau dari pusat kota aku harus naik bus," jelas Claire agak kecewa tapi mencoba tersenyum.

"Aku bawa motor, parkir di stasiun," balas Gray santai.

"Wah sayang sekali, baiklah, hati2 di jalan kalian semua, sampai ketemu besok," ucap Jack dengan senyum lebarnya.

"Hati-hati di jalan Claire dan Gray, sampai ketemu besok!" ucap Mary sambil melambaikan tangannya ke Claire ditimpali dengan Muffy, Nami, dan Skye, "Dadah Claire dan Gray!"

"Iya, teman-teman! Hati-hati di jalan juga," seru Claire membalas lambaian tangan mereka yang mulai berjalan memasuki stasiun.

"Kenapa kau tidak naik kereta bareng Jack dan Mary? Rumah kalian dekatan kan?" tanya Claire kepada Gray yang masih berdiri di sampingnya ketika teman-temannya sudah memasuki stasiun.

Gray terdiam sejenak. "Aku lebih suka naik motor," jawab Gray singkat kemudian menatap Claire yang masih menatap arah stasiun.

"Jack dan Mary cukup dekat ya ternyata," batin Claire agak sedih.

"Ayo ku antar pulang," ucap Gray singkat sambil mulai melangkah. Mendengar itu membuat Claire terpecah dari lamunannya.

Gray menoleh kembali ke arah Claire karena tidak menemukan jawaban, terlihat Claire tersenyum lirih kepada Gray. "Tidak usah Gray, rumah kita berbeda arah banget kan, aku bisa pulang sendiri kok," ucap Claire tanpa basa basi dan mulai melangkah menuju halte bus.

Gray langsung mengejar Claire dan berjalan disebelah nya, "Tidak masalah, tidak bagus pulang sendiri sudah sore begini," ucap Gray dengan muka khawatir nya. Claire menanggapinya dengan tersenyum tipis, "Serius, tidak apa-apa Gray, tenang saja," ucap Claire sambil menepuk pundak Gray. "Sampai ketemu besok Gray," lanjut Claire dengan senyum khas nya dan menghampiri bus yang kebetulan sudah sampai di halte.

Gray hanya terdiam dan menatap Claire yang sudah memasuki bus.

.

.

PRIITT!

"Hari ini saya akan mengambil nilai masing-masing murid untuk lari sprint dengan lintasan sepanjang 50 mana tes nya dengan diadu antara dua murid dalam satu trek. Untuk laki-laki dan perempuan akan dipisah," jelas Zack yang merupakan guru olahraga Mineral High School.

"Murid perempuan yang akan saya ambil nilai terlebih dahulu, untuk yang murid laki-laki boleh bermain bola dulu," ucap Pak Zack lagi dan disambut oleh sorakan murid laki-laki yang mulai berlari menuju lapangan bola yang tidak jauh dari trek sprint.

"Ayo lari! Aku tidak sabar giliranku!" seru Popuri kegirangan sambil lari di tempat dengan semangat.

"Seperti anak ayam bertemu induknya," ucap Karen sambil memperhatikan Popuri. Teman-teman kelas yang mendengar ucapan Karen langsung tertawa geli, mendengarnya Popuri hanya memberikan cengiran malu.

"Yang pertama, Popuri dan Nami!" seru Pak Carter memanggil nama yang disebutnya untuk berdiri di tulisan START yang berada di trek sprint.

Mendengar namanya dipanggil, Popuri dengan semangat menggebu-gebu langsung menuju tulisan start dan diikuti oleh Nami.

"Bersedia!" teriak Pak Zack, mendengar aba-aba tersebut Popuri dan Nami langsung bersamaan berjongkok dengan kaki kanan menekuk ke depan dan kaki kiri menekuk agak ke belakang, tangan mereka berada di belakang garis start.

"Siap!" seru Pak Zack kembali, yang kemudian posisi Popuri dan Nami berubah dengan mengangkat pinggul ke atas.

Semua memperhatikan dengan serius termasuk Kai yang ada di lapangan bola.

PRIIITT!

Mendengar pluit Pak Zack melengking, langsung Popuri dan Nami menolakkan kaki mereka dan berlari sekuat-kuatnya, teman-teman perempuan kelas XI langsung bersorak-sorak.

"Semangat Popuri dan Nami!" teriak Claire dengan bersemangat diikuti dengan Elli, Karen, Ann, dan Mary yang tidak kalah bersemangat.

Popuri dan Nami berlari sekencang-kencangnya untuk merebut posisi pertama, mereka bersaing ketat. Ketika sudah 25 Meter berlalu, Popuri mulai kehilangan keseimbangannya, sehingga kaki kiri nya tertekuk dan membuatnya terguling.

BRUUK

Reflek yang menonton langsung terkejut dan ada yang berteriak, seketika Nami yang menjadi lawannya berhenti dan menoleh ke arah Popuri dengan panik.

"POPURI!" Teriak Ann dengan keras. Nami yang tidak jauh dari Popuri langsung berlari menghampiri Popuri yang sudah tersungkur dan merintih kesakitan. Bersamaan dengan itu Pak Zack langsung berlari menghampiri Popuri yang agak jauh dari posisi berdirinya, tetapi dari sisi lapangan bola terlihat Kai langsung berlari dengan kencang menyalip Pak Zack dan menghampiri Popuri yang sedang direngkuh oleh Nami.

"Popuri, apakah kau sadar? Sakit dibagian mana?" seru Kai panik memegang tangan Popuri yang sudah dengan keadaan lemas dan luka berdarah di lutut, siku nya dan terdapat lecet di pipi nya.

"Sakittt," rintih Popuri dengan mata nya yang berkaca-kaca. Bersamaan dengan itu Pak Zack dan murid lainnya termasuk lima teman dekatnya menghampiri Popuri di tengah trek lari.

"Popuri harus segera di bawa UKS, biar say—" ucap Pak Zack tetapi segera dipotong Kai, "Saya saja pak! Saya bisa bawa Popuri," seru Kai cepat sambil mengangkat tangannya. Semua yang mengerubungi Popuri langsung menatap Kai, ingin tertawa tetapi suasana sangat tidak mendukung.

Pak Zack hanya menghela nafas menanggapi murid nya itu. "Baik Kai, bapak minta tolong bawa Popuri. Tolong anak UKS di sini temani Kai," seru Pak Zack dan segera disambut dengan seruan Elli. "Saya anak UKS, Pak!" seru Elli cepat sambil mengangkat tangannya.

"Oke, Kai silahkan bawa Popuri ke UKS bersama dengan Elli," ucap Pak Zack dan dibalas dengan anggukan Kai.

"Ayo Popuri," Ucap Kai lembut sambil mengangkat Popuri perlahan dari rengkuhan Nami, dengan hati-hati Kai membawa Popuri dengan bridal style. Setelah posisi yang pas, Kai mulai berjalan meninggalkan lapangan olahraga diikuti oleh Elli disebelahnya.

"Popuri beruntung sekali," bisik salah satu murid perempuan yang memerhatikan Kai membawa Popuri. Ann mendengar tersebut langsung berseru, "Ssst! Popuri lagi sakit tau, ga ada yang beruntung," kemudian memasang ekspresi cemberut.

"Semoga luka nya Popuri tidak parah," ucap Mary khawatir dan diikuti oleh anggukan Claire, Karen, dan Ann.

"Baik semuanya, kita lanjutkan pengambilan nilainya, tapi sebelumnya kita akan pemanasan lagi secara bersama-sama agar saya bisa memperhatikan pemanasan setiap murid dan tidak terjadi seperti tadi, semuanya mohon berbaris!" seru Pak Zack memecah riuh para murid kemudian meniup pluitnya.

.

.

.

KRINGGG!

Bel sekolah berbunyi menandakan sudah selesainya pelajaran olahraga.

"Ayo kita lihat keadaan Popuri!" Seru Ann sambil berjalan keluar lapangan, "Ayo!" dibalas berbarengan oleh Claire, Karen, dan Mary.

Sesampai di depan ruang UKS, ketika Ann akan membuka pintu terdengar suara yang tidak asing sedang mengobrol di dalam ruang UKS. Ann dan yang lainnya segera mengurungkan niat untuk membukanya dan langsung menempelkan kuping mereka bersamaan ke pintu UKS.

"Popuri, lain kali harus lebih berhati-hati, kau membuatku sangat khawatir," ujar seseorang di dalam.

"Itu suara Rick," bisik Karen kemudian dibalas dengan anggukan Claire, Ann, dan Mary.

"Maafkan aku kak, tolong jangan bilang Ibu, aku tidak mau membuatnya khawatir," ujar Popuri sedih. Terdengar Rick hanya menghela nafasnya sebagai jawaban.

"Kai, terima kasih banyak sudah bersikap cepat membawa adikku ke UKS," ucap Rick lembut. Hal tersebut membuat empat gadis yang menguping terkejut dan saling menatap bersamaan. "Yakin itu Rick yang ngomong?" bisik Karen yang tidak percaya pada ucapan dari mulut pacarnya sendiri. Yang lain tertawa kecil mendengar ucapan Karen.

Tanpa mereka sadari, pintu ruang UKS terbuka tiba-tiba dan terlihat Rick menatap Ann, Karen, Mary, dan Claire dengan sinis. "Hei, kalian seneng bgt nguping ya," ujar Rick.

Para gadis tersebut hanya menyengir tanpa rasa dosa. "Maafkan kami ya, Rick," ujar Karen dengan suara yang manis. Mendengar itu Popuri yang terbaring di kasur UKS mendengus kesal, "ew," ringis Popuri. Dibalas dengan gelak tawa Ann, Mary, Claire, Rick dan juga Elli dan Kai yang berada di dalam ruang UKS.

"Ayo masuk," ajak Elli sambil melambai-lambaikan tangannya ke teman-temannya yang masih di luar, segera Claire, Ann, dan Mary masuk ke dalam ruang UKS.

"Baiklah titip Popuri ya, aku habis ini ada kelas lagi," ucap Rick sambil mengacak-acak rambut adik semata wayangnya. "Siap!" seru Ann bersemangat. Sebelum keluar ruangan, Rick menepuk pundak Kai, "thanks," ucapnya kemudian dibales dengan senyum lebar dan anggukan antusias Kai. Yang lain hanya pura-pura tidak mendengar dan tidak melihat kejadian langka itu. Rick yang melihat tingkah teman-temannya Popuri hanya memutar matanya.

"Popuri, jangan pulang sendiri, pulang sama kakak nanti ya," seru Rick sambil berjalan keluar ruang UKS. "Iyaaaa kaaakkkkk," jawab Popuri malas.

Setelah Rick keluar ruangan UKS, langsung Karen menyeru, "Kai! Kau baru saja dapat restu!"

Kai dan yang lain mendengarnya tertawa. "Besok kita nikah ya, pop," seru Kai kemudian tersenyum kepada Popuri. Popuri yang mendengar itu, muka nya langsung merah merona dan menutup muka nya, "Kai!" seru Popuri, dibalas dengan tawa teman-temannya.

.

.

"Aku ingin ke toilet dulu, kalian bisa duluan ke ruang ganti," ucap Claire sambil menutup pintu UKS. "Baiklah," ucap Karen, Ann dan Elli bersamaan. "Aku mau antar barang dulu ke ruang Osis, kalian duluan aja," ucap Mary kepada teman-temannya, dan dibalas dengan anggukan dan jempol.

.

Claire mengusap tangannya dengan tisu sambil melangkah keluar toilet. Ketika ia menoleh ke arah lorong sekolah ia melihat Jack sedang berjalan sendiri di lorong. Seketika raut muka Claire menjadi cerah dengan senyum lebarnya, "Hai Jack!" seru Claire sambil membuang tisu di tempat sampah lorong sekolah dan dibalas senyum lebar juga oleh Jack.

"Claire! Sedang apa?" ucap Jack yang kemudian menghampiri Claire.

"Ah anu, baru selesai dari toilet," balas Claire dengan cengirannya, "Jack mau kemana?" tanya Claire balik.

"Oh sedang jalan-jalan aja suntuk bgt di kelas," balas Jack. "Kita ngobrol-ngobrol yuk sebentar, kau belum ada kelas kan?" tanya Jack sambil melihat jam nya.

"Hehhhh, mimpi apa aku semalam," seru Claire girang dalam hatinya. "Eh belum sih, mau ganti baju habis olahraga tapi nanti juga gapapa," balas Claire asal kemudian tersenyum lebar. "Ayo, sambil di kantin boleh," usul Claire tersenyum malu.

"Ide yang bagus, ayo!" seru Jack sambil mengubah arahnnya ke arah kantin dan segera diikuti Claire dengan riang.

Claire segera mengikuti Jack dan berjalan disampingnya, "Emang Jack lagi pelajaran apa?" tanya Claire.

"Matematika," ucap Jack pura-pura sedih sambil mengangkat bahunya. "Siapa coba yang suka matematika?" ucap Jack lagi kemudian tertawa. Dibalas tertawa oleh Claire, "Iyaaa, siapa jugaa," balas Claire dengan mengikuti nada suara Jack. Melihat itu Jack tertawa lepas membuat Claire tersipu malu.

"Memangnya Jack kalau sudah lulus ingin langsung bekerja atau kuliah?" sambung Claire kemudian menatap Jack. Jack mendengar itu langsung menatap Claire balik dengan mata berbinar, "Aku ingin menjadi Petani yang hidup tenang di pinggir desa, jauh dari hiruk pikuk kota!" seru Jack semangat.

Claire yang mendengarnya langsung tersenyum lebar, "Keren!" seru Claire.

"Keren apanya?" potong seseorang tiba-tiba. Mendengar itu, Jack dan Claire langsung menoleh ke arah suara yang berada di depan mereka. Tanpa mereka sadari ternyata mereka berpapasan dengan Gray.

"Heeee, jangan meremehkan mimpi seseorang," seru Claire sambil menunjuk Gray yang berada dihadapannya. Gray yang saat itu ditunjuk, hanya mendengus kesal dan berjalan menghampiri Jack dan Claire.

"Gray jahaaaaaatt," rengek Jack dengan ekspresi sedih yang dilebih-lebihkan. Mendengar itu, Gray langsung bergidik ngeri dan menatap Jack sinis. "Ayo ke kelas, dicariin Pak Thomas, beliau lagi mampir ke kelas kita," ujar Gray kemudian merangkul Jack dan menyeretnya berbalik arah dari kantin.

"Yah, gajadi ke kantin deh," ucap Claire sedih. Mendengar itu, Gray seketika berhenti dan menoleh ke arah Claire.

"Oh iyaa Claire, lain kali yaa, udah jadi buronan nih aku," seru Jack sambil menunjuk-nunjuk Gray yang sedang merangkulnya.

Claire mendengarnya tertawa, "Tidak apa Jack, bisa lain kali!" ucap Claire dengan senyum lebarnya. Mendengar itu Gray memalingkan mukanya dan lanjut menyeret Jack ke arah kelas. "Byeee Clairee," seru Jack dengan senyum lebarnya sambil melambaikan tangan. Claire membalasanya dengan tertawa kecil.

"Senangnya bisa ngobrol dengan Jack," batin Claire kemudian berjalan dengan riang menuju ruang ganti.

.

.

"Hari ini berasa lamaa bangeet," ujar Ann meregangkan tangannya setelah kelas ditutup oleh Pak Carter. Karen yang mendegarnya mengangguk keras kemudian menguap lebar, tapi ditepuk pundaknya oleh Elli dengan tatapannya hei-jangan-lebar-lebar, Karen hanya tertawa geli saat ditegur Elli.

"Daag duluan ya," seru Kai kepada Cliff sambil berdiri dan merangkul tasnya. Cliff hanya mengangguk dan memberikan jempol sambil membereskan buku dan barang-barangnya di atas meja.

Mendengar itu Claire langsung menegur Kai, "Cepet banget, mau kemana?"

Kai masih tetap berjalan ke arah luar kelas, menatap temannya itu, "Mau nemenin Popuri sampai kakanya jemput," ucap Kai yang kemudian dibalas anggukan Claire yang baru ingat temannya masih terbaring di UKS.

"Yaudah kita ikut jugaaa," seru Karen yang diikuti dengan anggukan Claire, Mary, Ann, dan Elli. "Ayoo," seru Kai dari jauh karena sudah posisi di luar kelas. Segera mereka berempat beberes barang-barangnya.

Ketika akan keluar kelas, Cliff mengampiri Ann, "Mau pulang bareng nanti setelah melihat Popuri?" ucap Cliff kemudian tersenyum, Ann yang mendengarnya langsung tersenyum lebar, "Mau!" jawab Ann mantap dengan tidak bisa menyembunyikan muka merona nya.

Cliff mendengarnya tersenyum kembali, "Baiklah, aku tunggu depan sekolah ya," ucap Cliff kemudian melangkah keluar kelas.

"CIEEEEEEEEEEE," seru Claire, Karen, Mary dan Elli bersamaan sambil meyikut Ann yang sedang memerah mukanya.

.

"Syukurlah Popuri sudah membaik," ucap Ann sambil melihat Popuri dan Kakaknya memasuki taksi dan dibantu oleh Kai. Rick memutuskan memesan taksi agar Popuri tidak kesakitan saat naik kendaraan umum. Terlihat berlebihan tapi Popuri merupakan adik semata wayangnya, Rick tidak ingin membuat tambah parah. Claire, Karen, Mary, dan Elli hanya mengangguk setuju.

Ketika sudah masuk taksi, Popuri melambaikan tangannya ke teman-temannya yang berdiri di depan gerbang sekolah mengantar Popuri pulang. Segera teman-temannya membalas lambaian Popuri seiring taksi tersebut berjalan.

"Let's go kita pulang," ucap Karen sambil meregangkan tangannya.

"Bye girls, hati-hati di jalan," ucap Kai berlari memasuki sekolah lagi, kemudian berpapasan dengan Cliff yang sedang berdiri tak jauh dari situ, "Hati-hati, bro, mau main bola dulu," ucap Kai kemudian memberikan high five ke temannya dan dibalas anggukan dan senyuman Cliff.

Karen yang melihat Cliff langsung menyikut Ann, "Tuh udh ditungguin," bisik Karen dan dibalas dengan senyum Ann yang malu-malu. Teman-temannya yang melihat tingkah Ann langsung tertawa kecil dan mendorong Ann ke arah Cliff yang menghampiri ke arah mereka.

"Ayo Ann," ucap Cliff ketika sudah dihadapan Ann, yang mana Ann langsung mengangguk. "Kami duluan ya," ucap Cliff tersenyum kepada Claire, Karen, Mary, dan Elli. Segera keempat temannya membalas antusias dengan anggukan dan jempol kepada Cliff, kemudian Ann mulai berjalan bersama dengan Cliff. Ann yang sudah mulai berjalan keluar sekolah menoleh ke belakang ke arah teman-temannya sambil memberikan jempol. Melihat tingkah Ann teman-temanya tertawa bersamaan.

"Ayo," ucap Mary kemudian mulai berjalan dan diikuti teman-temannya. Seiring berjalan, Claire baru sadar bahwa ia tidak membawa tas bekal makanannya dan langsung menupuk jidatnya, "Aduh tas bekal ku ketinggalan," pekik Claire membuat teman-temannya menoleh ke arah Claire kemudian tertawa bersamaan.

"You're so dead, Claire," ucap Karen sambil membuat gestur memotong kepala dengan tangannya, "Kotak bekal makan hilang, sama saja mati ditangan ibu," lanjut Karen dengan muka horor nya. "Ih Karen jangan nakutin gitu, muka mu horor," seru Elli memukul pelan pundak Karen tetapi sambil diselipi tawa bersamaan dengan tawa Mary.

Claire mendengarnya langsung panik, "Ahhh tidakk, kalian pulang duluan deh, aku lupa ketinggalannya di mana, antara ruang ganti atau di kelas," ucap Calire sambil mengingat-ingat. "Tidak apa Claire?" ucap Mary khawatir.

"Tenang saja, aku tidak mau membuat kalian menunggu," seru Claire mulai berbalik ke arah sekolah, "Sampai ketemu besok!" seru Claire lagi mulai berlari ke arah sekolah dan dibalas dengan lambaian tangan teman-temannya.

.

"Untung ketemu," batin Claire kemudian menghela napasnya sambil melangkah keluar dari ruang ganti membawa tas bekal nya. "Aku harus menghilangkan kebiasaan kelupaan dan ketinggalan ini," batin Claire lagi.

"Oy," seru seseorang dari belakang, membuat Claire bergidik ngeri membayangkan akan ada sosok hantu dibelakangnya karena keadaan sekolah sudah sepi sekali. Claire menoleh perlahan dan menemukan sosok tidak asing baginya yang sedang menatapnya bingung.

"Kenapa tatapanmu seperti melihat hantu begitu," ucap Gray yang bingung melihat Claire pucat pasi. Claire langsung membalas dengan napas lega karena yang ditemuinya bukan hantu. "Kupikir hantu," ucap Claire kemudian tertawa kecil. Mendengarnya Gray hanya mengeleng-gelengkan kepalanya, "kenapa belum pulang?" tanya nya sambil menghampiri Claire. Claire menatapnya kemudian mulai berjalan, "Tas bekal ku ketinggalan, aku harus mencari dulu," ucap Claire sambil menunjukkan tas kecil yang ia bawa, Gray hanya mengangguk.

"Kenapa kau belum pulang?" tanya Claire balik pada Gray yang berjalan disebelahnya.

"Habis bertemu dengan Pak Thomas, beliau ada permintaan kepada Osis," jawab Gray sambil melihat jam tangannya. Mata Claire langsung berbinar mendengar akan ada projek lagi untuk Osis, ia senang karena akan ada waktu bekerja bersama dengan Jack lagi. "Permintaan apaaa?" ucap Claire senang sambil melangkah keluar gedung sekolah, diikuti dengan Gray.

"Festival Musim Panas," jawab Gray singkat sambil menyusuri lapangan, Claire mendengarnya berseru senang, "Wooooo! Aku suka musim panas," seru Claire sambil mengangkat tangannya. Double senang kalau menurut Claire, ia sangat mencintai musim panas.

Gray yang melihat tingkah Claire hanya tersenyum simpul. Saat mereka sudah berhenti di depan gerbang sekolah, Gray lanjut menjelaskan, "Banyak yang harus kita persiapkan, besok kita akan ada rapat sebelum mulai kelas, aku akan menghubungi para anggota Osis, jadi persiapkan dirimu," ujar Gray dan langsung dibalas jempol oleh Claire bersemangat.

Gray lanjut menjelaskan, "Oh ya, aku ingin kau segera menyiapkan rancangan anggarannya, nanti komponennya—"

Claire sudah tidak mendengarkan ucapan Gray, seketika raut wajah senangnya tentang festival musim panas berubah menjadi wajah terkejut, ia mematung melihat ke arah halte yang tidak jauh dari gerbang sekolah. Di sana Claire melihat Jack sedang berada di halte, bukan Jack yang membuat wajahnya berubah, tetapi ia melihat Mary juga berdiri disebelah Jack sedang tertawa bersama dan bergandengan, Claire merasakan sesuatu yang menusuk di dalam hatinya, perasaan yang tidak enak.

"—ei, Claire, Hei, kamu mendengarkan ku?" ucap Gray sambil menatap Claire aneh, Claire masih tetap mematung melihat pemandangan tersebut, Gray yang menyadari Claire sedang melihat sesuatu langsung melihat ke arah pandangan Claire, dan mendapati Jack dan Mary sedang bergandengan dan mengobrol akrab sambil memasuki bus yang baru saja tiba di halte. Setelah bus tersebut pergi dari halte, Gray kembali menatap Claire dengan nanar, Claire masih mematung dan hanyut pada pikirannya sendiri.

"Apakah mereka betulan bersama?" batin Claire yang mulai merasakan matanya panas, akan menitikkan air mata, tetapi lamunannya terpecah ketika Gray memegang pergelangan tangannya, membuat air matanya tidak jadi keluar. Claire langsung mengedip-ngedipkan matanya cepat dan menatap Gray, kembali sadar dari lamunannya. "Ma-Maaf, tadi kau bilang apa?" ucap Claire gelagapan masih tetap membiarkan Gray menggenggam pergelangan tangannya.

"Mau pergi makan es krim?" ucap Gray masih menatap Claire.

"A-Apa?"

.

.

.

"Ini," ucap Gray sambil menyodorkan es krim cone rasa strawbery dengan toping marshmallow kecil di atasnya, yang dipegang ditangan kanannya, tangan kirinya memegang es krim cone coklat polos tanpa toping. Strawberry selalu menjadi favoritnya Claire, apalagi rasa tersebut berada di es krim dan dimakan saat musim panas, tetapi hal tersebut tidak membuatnya bersemangat, untuk saat ini.

Claire kembali dalam lamunannya dan menatap taman air yang berada dihadapannya. Taman air yang sedang Gray dan Claire kunjungi sekarang, merupakan taman air yang menyemprotkan air dari dalam tanahnya secara acak. Gray bilang taman ini aktif airnya saat musim panas, dan tentu hal tersebut membuat taman ini menjadi ramai saat musim panas. Jika tidak aktif semprotan air nya, taman ini hanya sekedar taman biasa karena ada tempat bermainnya juga. Tidak hanya taman bermain, tetapi terdapat kedai-kedai makanan atau minuman yang dapat dinikmati saat berada di taman itu.

Terlihat banyak orang dari anak kecil sampai sudah lanjut usia sedang berada di taman itu. Ada anak-anak kecil yang sedang berlarian sambil tertawa di taman yang ada semprotan airnya sambil menebak-nebak dengan teman-temannya yang mana akan keluar airnya. Sedangkan yang lanjut usia terlihat sedang menyusuri trek berjalan yang mengelilingi taman sambil mengobrol dengan teman lanjut usia yang lain.

Gray yang tidak mendapati respon dari Claire, langsung memanggil namanya, "Claire," ucap Gray agak keras. Claire seketika langsung sadar dari lamunannya dan menengok ke arah suara yang memanggilnya.

"Maaf, maaf," ucap Claire cepat dan segera mengambil es krim yang sudah disodorkan oleh Gray. Gray hanya mengangguk dan duduk disebelah Claire. Saat ini mereka duduk di salah satu kursi di taman tersebut.

Hening di antara mereka, hanya terdengar suara tawa anak-anak kecil dan suara obrolan disekitar mereka. Gray kemudian mulai melahap es krim nya, tetapi Claire tetap belum melahap es krim nya dan masih menatap kosong taman air di hadapannya.

"Kedai es krim di taman ini enak, kau harus mencobanya," ucap Gray tetap fokus pada es krimnya.

Claire langsung tersadar dari lamunannya dan segera memandang es krimnya yang mulai cair di tangannya. "Ah iya," ucap Claire kemudian menyengir dan mulai menjilat es krim nya.

"Ini enak!" seru Claire terlihat kembali matanya kembali hidup, yang sebelumnya terlihat kosong.

Gray mendengarnya tersenyum kecil dan menatap Claire yang mulai melahap es krimnya, "Betul kan."

"Kau harus coba juga rasa blueberry nya, itu juga enak, adikku suka," ucap Gray kemudian mengigit cone es krim nya.

"Kau punya adik juga?" ucap Claire agak kaget berhenti sebentar dari melahap es krimnya. "Kukira kau hanya punya kakak, namanya—" ucap Claire kemudian terpotong untuk mengingat nama kakak Gray yang pernah Mary sebut.

"Blue," balas Gray datar. Claire langsung mengangguk cepat, "Iya, itu. Berarti kau 3 bersaudara?" tanya Claire lagi. Gray mengangguk sebagai balasannya.

"Aku tidak menyangka," balas Claire tersenyum tipis dan mulai kembali melahap es krim nya. "Laki-laki juga? Atau perempuan?" tanya Claire lebih lanjut.

"Perempuan," balas Gray singkat kemudian menarik topinya sedikit ke bawah. Claire hanya mengangguk sebagai jawaban.

Gray sudah menghabiskan es krimnya kemudian menatap Claire yang mulai mengigit bagian cone es krim.

"Mau jalan-jalan menyusuri taman habis ini?" tanya Gray. Claire menatap Gray kemudian mengangguk.

.

.

"Taman ini merupakan tamanku saat masih kecil, aku suka bermain di sini setelah pulang dari sekolah," jelas Gray kepada Claire sambil berjalan menyusuri pinggir taman. Claire mendengarnya mengangguk sambil melihat sekeliling taman.

"Memang menyenangkan sih, bisa menjadi tempat santai yang enak," ucap Claire kemudian tertawa kecil, "Sayang bgt jauh dari rumah ku, kalau dekat aku bisa kesini tiap pulang sekolah," keluh Claire.

Gray mendengarnya kemudian menatap Claire, "Maaf, aku malah jauh jauh mengajak mu kesini," ucap Gray. Claire hanya tertawa kecil kemudian memukul pelan pundak Gray, "Hey, tidak masalah!" seru Claire.

Gray hanya tersenyum, "Ya karena tempat es krim yang enak yang terpikir olehku hanya di sini," ucap Gray sambil menggaruk kepala nya. "Yes, the best one I've ever test," ucap Claire sambil megacungkan jempol. Gray mendengarnya tersenyum puas.

Keduanya terdiam sejenak sambil tetap berjalan menyusuri taman air tersebut, ditemani suara hiruk pikuk anak-anak.

"Gray, terima kasih sudah mengajakku makan es krim," ucap Claire pelan kemudian menatap Gray. Gray yang mendengarnya menatap Claire sekilas kemudian mengalihkan tatapannya dan mengangguk.

Claire tersenyum kemudian menatap ke depan kembali sambil berjalan. Sunyi kembali. Membuat pikiran Claire kembali apa yang dia lihat sepulang sekolah.

"hmm.. Jika benar Jack dan Mary benar bersama, harusnya aku senang kan. Mary anak yang baik, teman yang baik, wajar kalau Jack suka pada nya," batin Claire.

"Jack.. Kenapa aku sesuka itu padanya ya.." batin Claire lagi. "Jack.. Bukannya tinggal dekat Gray ya? Bersama Mary?" batin Claire menyadari di daerah mana ini.

"Bukannya Jack dan Mary tinggal di dekat sini ya, Gray? Tetangga mu kan?" ucap Claire memecah kesunyian membuat Gray bergidik dan menatap Claire dengan agak panik.

"Ga terlalu dekat sih, beda komplek," ucap Gray sedatar mungkin mencoba menyembunyikan rasa paniknya. "Disini bisa bermain air loh," ucap Gray asal, mencoba mengalihkan pembicaraan, yang sepertinya sedari tadi mencoba tidak menyebut Jack dan Mary.

Claire yang tidak begitu menggubris ucapan Gray hanya mengangguk kemudian menunduk, melihat itu Gray menatap sedih Claire.

Kemudian Gray melihat sekeliling dan melangkah ke arah tengah taman, "Hey Claire, sini, ada yang mau kutunjukkan," seru Gray dari tengah taman sambil melambaikan tangannya ke Claire. Claire mendengarnya kemudian menoleh ke arah Gray yang sudah berdiri di tengah taman, "Apa itu?" ucap Claire sambil berjalan menuju Gray.

"Coba sini," ucap Gray menginstruksikan untuk berdiri di sebelahnya. Claire menatap Gray bingung dan kemudian menurutinya berdiri disebelahnya. Setelah Claire sudah berdiri disebelahnya, Gray langsung mengambil beberapa langkah mundur dari posisi Claire, melihat itu Claire hanya menatap Gray bingung.

"Apa sih Gr—" belum selesai pertanyaan Claire, tiba-tiba air keluar dari bawah tanah menyemprot keluar dan membasahi Claire. BYUURRR

"AAAAA—" teriak Claire kebasahan kemudian menatap Gray yang sudah agak jauh dari nya. Claire melihat Gray sedang tertawa lepas. Gray jarang sekali tertawa, sepanjang ia mengenal Gray, Gray hanya terkekeh, atau mukanya masam, atau muka marah-marahnya. Tapi yang dihadapannya Gray sedang tertawa, tertawa lepas, gigi rapihnya terlihat, raut wajahnya seperti bersinar karena Claire lebih sering melihatnya suram. Melihat Gray tertawa lepas tanpa sadar membuat Claire menjadi tersenyum.

"HEH, NYEBELIN BANGET, AWAS KAMU, KUBALAS" teriak Claire kemudian mulai mengejar Gray. Gray yang merasa mulai dikejar langsung panik disela gelak tawanya mencoba berlari menjauh dari Claire.

Sebelum Claire menangkap Gray, tanpa sadar Gray berlari ke arah semprotan air di tengah taman dan- BYURRRR

Air keluar dari bawah tanah mengenai Gray yang sedang berlari di dekat semprotan air. Hal tersebut membuat Gray berhenti dari larinya dan kemudian mematung. Claire yang melihat langsung kejadian itu jadi berhenti mengejar Gray dan langsung tertawa lepas.

"Rasakaaannnn, karma dibayar tunai!" seru Claire sambil menunjuk Gray yang sedang basah kuyub.

Gray kemudian menoleh ke Claire yang sedang menertawakannya, "Lihat dirimu juga dong," ucap Gray santai. Claire terdiam dari tawannya, melihat dirinya basah kuyub, kemudian mereka saling menatap.

"Bener juga," ucap Claire kemudian disambut dengan gelak tawa nya dan gelak tawa Gray.

.

.

"Hey, bener tidak apa-apa nih aku pinjam baju adik mu?" bisik Claire kepada Gray yang sedang memasuki motornya ke garasi rumahnya.

Claire sekarang sudah berada di rumah Gray, karena rumah Gray tidak jauh dari taman air tersebut. Melihat keadaan mereka yang basah kuyub sebagai rasa tanggung jawab Gray yang sudah isengin, ia menawarkan untuk ganti baju dan meminjam baju adiknya di rumahnya.

"Beneran, adikku orangnya santai banget, tenang saja," ucap Gray melepas helmnya kemudian melangkah ke arah pintu rumahnya dan diikuti oleh Claire.

"Mama papa mu ada di rumah? Aku menganggu gak?" timpal Claire lagi dengan pertanyaan karena merasa tidak enak bertamu sudah hampir malam. Jam tangannya menunjukkan pukul 6 sore.

"Tenang sajaaa," balas Gray kemudian membuka pintu rumahnya. "Aku pulang," seru Gray kemudian memasuki rumahnya. "Permisii," ucap Claire pelan sambil celingak celinguk masuk rumah Gray. "Iya nak, mama di dapur ya," ucap seorang wanita dari dalam rumah.

"Gray, aku basah banget nih, ga enak masuk rumahmu basah-basah gini," bisik Claire panik kemudian Gray berhenti dan menatapnya. "Iya juga sih, yasudah kamu tunggu sini sebentar, aku ambilkan handuk dulu," ucap Gray mulai melepas sepatu dan kaos kaki nya. Claire membalasnya dengan mengangguk.

Gray membiarkan pintu depan terbuka kemudian memasuki rumahnya dengan basah kuyub sehingga banyak genangan air dari pintu depan sampai tangga ke atas yang sepertinya mengarah ke kamarnya. Claire melihat itu hanya menatap Gray dengan sweatdrop.

"Gray?" seru seorang wanita yang tiba tiba keluar dari ruangan di sisi kanan dekat dengan pintu masuk rumah. Wanita tersebut merupakan wanita paruh baya yang tidak terlalu tinggi dan agak gemuk, memiliki rambut berwarna coklat muda tetapi sudah ada beberapa uban, rambut panjangnya diikat rapih, dan wajahnya yang sudah memiliki beberapa keriput dibagian mata dan dahinya memancarkan sifat keibuannya.

Ia mendapati banyak genangan air yang berceceran di ruang tamu sampai tangga, "Grayyyyy! Ya ampun, Ibu baru aja ngepel, kamu habis ngapain sihh?" teriak wanita tersebut ke arah tangga sambil berkecak pinggang. "Maaf buuu, aku habis dari taman air bersama temanku, dia di depan, habis ini aku beresin," seru Gray dari lantai atas. Wanita yang disebut Ibu tersebut hanya membalas dengan menghela nafas dan geleng-geleng kepala. Claire yang menyaksikan hal tersebut hanya mematung, mukanya panik dan merasa bersalah jadi merepotkan Ibu nya Gray.

Ibu Gray baru sadar kemudian menoleh ke arah pintu depan dan melihat Claire sedang berdiri mematung dan basah kuyub. "Ya ampun nak, kamu temannya Gray? Kok tidak masuk? Masuk nak, dingin diluar sudah mau malam," seru Ibu Gray panik melihat Claire. Claire mendengarnya kemudian tersenyum sopan dan membungkuk, "Salam kenal tante, saya Claire, adik kelas nya Gray," ucap Claire memperkenalkan dirinya. "Tidak apa tante, saya takut membasahi lantai jadi saya tunggu disini saja, Gray katanya mau membawakan handuk kok," jelas Claire sambil tersenyum malu-malu.

"Ya ampun anak ituuu, udh masuk aja gapapa, nanti Gray yang bersihkan, dingin diluar," ucap Ibu Gray dengan lembut sambil menggandeng Claire masuk rumah dan menutup pintu, Claire malu-malu memasuki rumah mengikuti ibunya, "Sebentar ya, tante ambilkan handuk," ucap Ibu Gray ketika Claire sudah di dalam. Claire mengangguk, "Terima kasih banyak tante, mohon maaf merepotkan," ucap Claire membungkuk, dibalas dengan ibunya, "Tidak masalah nakk," balas Ibu Gray sambil tersenyum lembut dan segera memasuki sebuah kamar.

"Ibu Gray baik sekali," batin Claire sambil tersenyum malu. Sambil menunggu, Claire melihat sekilas sekeliling rumah Gray, rumah yang cukup besar, Claire sedang berdiri di ruang tamu, yang mana terdapat satu sofa besar dan dua sofa kecil, terdapat tv yang tidak terlalu besar, di dindingnya terdapat foto keluarga cukup besar yang mana semua yang ada di foto menggunakan baju formal, ada Gray yang tidak memakai topinya berdiri di posisi belakang sebelah kiri, disebelah Gray ada Kakaknya Gray, Blue, Claire pernah melihat Blue di salah satu dokumen Osis, kemudian di sebelah Blue ada seorang anak perempuan yang kisaran umur 14 tahun berdiri disebelah kanan ia sangat mirip dengan ibu nya Gray. Kemudian di posisi depan merupakan posisi duduk ada Ibunya dan dua pria, disebelah kiri tepat di depan Gray ada ibunya, duduk disebelah ibu nya ada pria paruh baya kemungkinan itu ayah nya, pria tersebut memiliki perawakan yang tegas rambutnya warna coklat tua yang beberapa sudah beruban, dan terakhir yang duduk di posisi kanan seorang pria yang sudah lanjut usia berjenggot dan berkumis panjang yang mana seluruhnya sudah memutih dan banyak keriput di wajahnya. Claire menebak sepertinya itu kakek nya Gray.

"Manisnya foto keluarga Gray," batin Claire tersenyum senang.

Tidak lama, Ibu Gray keluar kamar sambil membawa handuk dan baju beserta celana nya, kemudian menghampiri Claire, bersamaan dengan itu Gray dengan keadaan masih basah kuyub juga membawa handuk saja menuruni tangga.

"Bu, adek ga ada di rumah? Aku mau pinjem bajunya tadi, buat temanku," ujar Gray cepat sambil menghampiri Claire yang sudah disebelah ibunya. "Eh, ibu sudah ketemu Claire ya," ucap Gray canggung. Ibunya hanya mengangguk sambil berkecak pinggang menatap Gray.

"Adek lagi ada acara sama temannya, kamu kok belum ganti sih, jadi basah kemana-mana nih," ucap Ibu Gray sambil menyerahkan handuk yang dibawanya ke Claire.

"Loh, ibu juga udh bawa?" ucap Gray menatap handuk yang dibawa ibunya. "Iya, kamu kelamaan, yaudah handuk yang kamu bawa, buat kamu ajaa," ucap Ibunya yang kemudian membalutkan handuknya kepada Claire, Claire menurut saja sambil tersenyum malu.

Gray mengangguk dan langsung menaruh handuknya diatas kepalanya yang masih berbalut topinya. "Ya ampun Gray, ibu udh berkali-kali bilang gausah pake topi lagii, mana basah lagi itu," omel Ibu Gray sambil menunjuk topi Gray, Gray yang mendengarnya hanya acuh tak acuh. Claire hanya tertawa kecil melihat Ibunya Gray mengomeli.

"Kamu mandi Gray, biar Claire mandi juga ya," ucap Ibu Gray kemudian menatap Gray dan Claire bergantian.

Claire mendengarnya tanpa sadar muka nya menjadi merah. Gray pun juga tak kalah merah mendengar ucapan ibunya. "Bu-bu!" seru Gray gelagapan.

Melihat tingkah kedua remaja dihadapannya Ibu Gray tertawa, "Ya ga mandi bareng lah, Claire mandi di kamar mandi bawah, kamu mandi di kamar mandi atas," ucap Ibunya santai. Gray hanya mendengus kesal mendengar ibunya menggodanya. Claire hanya menunduk malu.

"Tidak apa tante? Mohon maaf sekali merepotkan," ucap Claire malu sambil menatap Ibu Gray. Ibu Gray menjawab dengan senyum lebarnya, "Gapapa dong nak, ayo, nanti sakit, ada air panasnya loh, sini tante tunjukin kamar mandinya," ucap Ibu Gray mulai melangkah dan segera diikuti Claire. Gray hanya tersenyum kecil melihat Claire mengikuti ibunya.

.

.

"Claire mana bu?" ucap Gray menghampiri ibunya yang sedang memasak di Dapur. Gray sudah selesai mandi, ia memakai kaos putih polos dan celana jeans juga tak lupa topi nya yang lain. Ia membawa tas ransel dari kamar dan meletakkan di meja dekat ruang makan.

"Masih di kamar mandi," balas Ibu Gray, "Sini bantu mama siapin makan malam, adek sama Ayah pulang telat, ajak Claire makan malam dulu," ucap Ibu Gray lagi kemudian dibalas dengan anggukan Gray.

Gray mulai mengambil beberapa piring dari rak, dan membawanya ke meja makan. "Jadi, sudah mulai buka hati lagi nih?" goda Ibu Gray kemudian mencicip masakannya.

Gray mendengarnya terdiam, ia merasakan muka nya panas dan ia belum bisa menjawab pertanyaan itu dengan gamblang. Apakah benar ia sudah membuka hatinya?

Mendapati tanpa jawaban, Ibu Gray menoleh ke Gray dan melihat Gray sedang termenung menatap meja makan yang baru saja ia tata. "Tidak usah terlalu dipikirkan, nanti kamu akan tau kapan waktunya," ucap Ibu Gray santai kemudian mematikan kompor.

"Maaf tante, boleh aku pinjam telfon rumah, aku ingin mengabari ibuku," ucap Claire tiba tiba yang sudah berdiri di depan ruang makan. Gray yang termenung langsung tersadar, dan menatap Claire sudah selesai mandi dan mengenakan kaos ibunya yang agak kebesaran untuknya dan celana leging yang terlihat agak kebesaran juga, Gray tersenyum kecil melihat Claire seperti itu.

"Oh ya, terima kasih juga tante atas bajunya, nanti akan saya cuci dan kembalikan," ucap Claire lagi tersenyum malu-malu. "Ah tidak masalah, nak, santai saja," balas ibu Gray dengan senyum lebarnya. "Oh ya Gray, tolong bantu Claire pakai telfon rumah," ucap Ibu Gray sambil mulai memindahkan lauk, "Claire ikut makan malam ya, sama tante dan Gray, udh tante siapin nih," timpalnya lagi.

"Wah, tante terima kasih, maaf merepotkan," ucap Claire tersenyum lebar. "Ayo, Claire," ucap Gray mulai melangkah ke arah ruang tamu, segera Claire mengikuti Gray, "Permisi tante."

"Ibu mu baik sekali Gray," ucap Claire tersenyum manis, Gray mendengarnya tertawa kecil, "Senang mendengarnya." Mendengar itu, Claire agak lama menatap Gray, karena bukan dengusan atau memutar mata nya sebagai respon. Hari ini Claire benar-benar melihat sisi lain Gray.

"Oh ya Gray, Kak Blue tidak ada?" tanya Claire ketika sudah di ruang tamu. Gray menggeleng, "Dia sedang kuliah di luar kota, jadi sementara tidak tinggal di rumah kami dulu, ketemu kalau sedang libur panjang saja," jelas Gray dan dibalas dengan anggukan Claire.

"Oh ya, kamu sudah kasih hadiah mug ke Ibu mu?" tanya Claire teringat mug yang waktu itu dimintai pendapatnya. "Hah? Mu-Mug? Mug apa?" jawab Gray gelagapan. Claire menatapnya bingung, "Ih, yang waktu itu kamu mintain pendapatnya ke aku akhir pekan lalu, katanya mau kasih ibu mu," jelas Claire. Gray langsung teringat, "Ohhh itu, iya sudah ku kasih," jawab Gray cepat dan dibalas dengan anggukan Claire. "Dia suka tidak?" tanya Claire penasaran, Gray hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ini telfonnya, kamu telfon ke rumah berarti?" ujar Gray menunjuk telfonnya. Claire menggeleng, "Aku akan menelpon kantor mama ku, mama lembur hari ini, papa lagi di luar kota," ucap Claire kemudian mulai menekan nomer telfon.

"Kamu di rumah sendirian?" ucap Gray pelan. "Oh, sudah biasa kok, mereka workaholic emang," ujar Claire santai sambil meletakkan telfon di telinganya. Gray hanya mengangguk sebagai balasan. "Nanti aku yang antar pulang ya," sambung Gray.

Claire tersenyum kemudian mengangguk sebagai balasan, dan mulai berbicara dengan lawan telfon nya saat sudah mulai tersambung.

.

"Masakan tante enak sekali," ucap Claire senang kemudian mengusap mulutnya dengan tisu. "Wah senang sekali mendengarnya, anak-anak tante jarang yang muji, paling om saja yang muji," sindir Ibu Gray dengan nada sok sedih. "Enak bu," keluh Gray malas kemudian dibalas dengan tawa Claire dan Ibu Gray.

"Sini saya bantu beresin meja makan tante," ujar Claire mulai bangun dari tempat duduknya. "Tidak usah," ucap Ibu Gray dan Gray bersamaan, langsung Gray bangun dari duduknya dang mulai mengambil piring kotor di meja, "Kamu duduk saja, tidak apa," ucap Gray kemudian berjalan ke arah cuci piring. "Terima kasih Gray," ucap Claire kemudian tersenyum dan duduk kembali.

"Anak laki-laki harus diajarin juga bisa beberes loh, ga harus selalu perempuan," ucap Ibu Gray kemudian menyeruput teh yang dibuatnya tadi. Claire mendengarnya terpana kemudian mengangguk setuju dengan ucapan Ibu Gray. Claire benar-benar melihat sisi yang berbeda dari Gray.

"Oh ya, ngomong-ngomong, tante suka sekali dengan rambut kamu, cantik banget, cocok sekali dengan wajahmu yang manis," puji Ibu Gray kemudian tersenyum. Mendengar itu Claire benar-benar dibuat seperti kepiting rebus, mukanya merah sekali, matanya sudah berkaca-kaca, hal itu sangat membuatnya senang, karena betapa jarangnya orang mengomentari secara positif tentang rambutnya.

"Te-terima kasih tante, sa-saya senang sekali menerima pujian dari tante," ucap Claire pelan dengan terbata-bata. Gray yang mendengarnya hanya tersenyum kecil.

"Eh-eh ya ampun, dengan senang hati, kamu harus pe-de ya sama rambutmuu," ucap Ibu Gray mengelus pundak Claire. Claire membalasnya dengan anggukan dan senyuman lebar.

"Aku pulaanng," seru seorang perempuan dari pintu depan. "Kami di ruang makan," seru Ibu Gray.

"Adek Gray baru pulang nih," ucap Ibu Gray kepada Claire dan dibalas dengan anggukan antusias Claire. Claire sebenarnya agak cemas, bagaimana respon adiknya takut dianggap menganggu.

"Bu, ada tamu ya aku liat ada sepatu lain— Eeeh," ucap Adik Gray sambil melangkah memasuki ruang makan dan menemukan Claire, Ibu Gray, dan Gray.

"Dek, ini Claire, temannya Gray," ucap Ibu Gray kemudian Claire langsung berdiri dan membungkuk meperkenalkan dirinya, "Halo, saya Claire, adik kelas Gray," ucap Claire kemudian tersenyum.

"Ya ampun, kakak cantik banget! Gausah formal-formal kak! Aku Ran, adiknya Kak Gray dan Kak Blue, pasti kakak kenal Kak Blue juga kann," ucap Ran riang sambil menghampiri Claire.

Claire mendengarnya tersipu malu, "te-terima kasih Ran, kamu juga cantik sekali," puji Claire senang, "Iya, aku hanya tau Blue saja, belum pernah kenal, karena aku murid pindahan," jelas Claire sambil tersenyum.

"Wahh, semoga kakak betah ya!" ucap Ran senang dibalas dengan anggukan antusias Claire. "Oh ya kak, kakak tau kalo Kak Gray ketua osis kan?" bisik Ran di kuping Claire tapi tetap terdengar oleh Gray maupun Ibunya. Gray mendengarnya mendengus, "Heh, dibilang rahasia, tapi tidak masalah sih, Claire juga osis," balas Gray santai. Claire mendengarnya hanya tertawa kecil.

"Waaaahhh! Kerennnn! Aku mau masuk Sekolah kak Gray dan kak Claire juga kalau sudah lulus junior high school! Nanti aku jadi ketua osis juga," seru Ran senang menggebu-gebu. Claire mendengarnya tertawa, "keren bgt sekeluarga ketua osis nanti," ucap Claire kemudian dibalas tawa oleh Ran, Gray dan Ibunya.

"Sudah terlalu malam, Claire harus sudah pulang," ucap Gray kemudian mencari kunci motornya dan merangkul tas ransel yang ia letakkan di meja tadi. Mendengar itu, Ran kemudian merengek, "Yahhh, baru ngobrol jugaa."

"Lagian baru pulang," ujar Gray santai kemudian mulai mencari helm nya dan helm untuk Claire. Ran hanya cemberut sambil menjulurkan lidah ke kakaknya.

"Ayo, Claire tante antar ke depan," ucap Ibu Gray sambil menggandeng Claire, Claire mengangguk senang kemudian diikuti oleh Ran juga, "Ikuut."

.

"Tante, terima kasih banyak sudah memperbolehkan saya mandi di sini dan juga diajak makan bersama, masakan tante enak-enak, saya senang sekali tante, terima kasih sekali lagi," ujar Claire kepada Ibu Gray ketika sudah di depan rumah Gray. Gray sudah menaiki motornya menunggu Claire berpamitan.

"Dengan senang hati nak, jangan kapok ya main kesini, nanti main lagi biar ngobrol sama Ran," ujar Ibu Gray dan disambut dengan anggukan Ran.

"Tentu tante, nanti kita ngobrol lagi ya Ran, biar kita gosipin kakakmu," ucap Claire kemudian terkekeh. "Wah harus itu kak!" ucap Ran dengan tawa liciknya. Gray mendengarnya hanya mendengus.

"Baik, saya pamit dulu Ran dan Tante, salam buat om," ucap Claire membungkuk kemudian melambaikan tangannya dan dibalas dengan lambaian tangan Ibu Gray dan Ran.

.

.

.

"Wah, mama sepertinya sudah pulang," ucap Claire ketika motor Gray yang membawanya sudah berhenti di depan rumahnya, dan lampu di dalam rumahnya terlihat menyala.

"Oh syukurlah, jadi kau tidak sendiri di rumah," ucap Gray. Claire menanggapinya tertawa kecil. "Kenapa?" tanya Gray bingung. "Tidak, hanya kau jadi aneh, sejak kapan perhatian sama aku," ujar Claire terkekeh. Ucapan Claire berhasil membuat Gray tertegun, "Ntahlah," jawab Gray sedatar mungkin. "Nah itu, baru Gray yang kukenal," ucap Claire terkekeh dan turun dari motor Gray. Claire melepas helmnya dan memberikan kepada Gray.

"Gray, terima kasih banyak hari ini, aku senang sekali bisa bertemu keluargamu, makan malam bersama ibu mu dan bermain di taman air, oh ya es krim tadi sore juga enak banget, terima kasih sekali pokoknya," ucap Claire senang sambil membayangkan es krim yang ia makan tadi dan masakan Ibu Gray.

Gray tersenyum tipis, "Aku juga terima kasih, maaf kalau tadi isengin kamu sama air," ucap Gray.

Claire tertawa lepas, "Gapapa, it actually made my day, thank you!" balas Claire dengan senyum lebarnya.

Gray mengangguk, "Maaf juga kalau ibuku dan Ran bawel dan membuatmu ga nyaman."

"Ya ampun Gray, mereka baik banget, aku senang sekali bisa ketemu mereka, apalagi ucapan mama mu soal rambutku, aku senang," ucap Claire tersenyum tipis, "ga kayak anaknya, ga suka sama rambutku," sindir Claire menatap Gray. Gray mendengarnya kemudian menunduk, "Maaf, Claire..," terdengar suara nanar dari ucapan Gray.

"Eh, Gray ya ampun, aku bercanda, sudah lewat itu," balas Claire kemudian terkekeh sambil menepuk pundak Gray. Gray hanya mengangguk pelan.

"Baiklah kalau gitu, I see you tommorrow?" seru Claire menatap Gray dengan senyuman.

"Yea," ucap Gray pelan. "Kau kenapa?" ucap Claire bingung karena melihat Gray terlihat cemas.

"Tidak, hanya aku mau memberikan ini," ucap Gray kemudian membuka tas nya dan mengeluarkan kotak kardus kecil dan ada pita di atasnya. Claire terbelalak melihat kotak yang diberikan Gray kepadanya, kemudian menatap Gray bingung, "Ini untukku? Dalam rangka apa?" tanya Claire bingung kemudian menerima kotak itu.

"Hanya permintaan maaf saja, sampai saat ini aku masih merasa bersalah atas apa yang sudah kulakukan padamu," jelas Gray dibalik helmnya.

"Gray, tidak apa, aku sudah memaafkanmu, tidak perlu repot-repot sampai kasih aku sesuatu," ucap Claire sambil menatap Gray. "Tidak apa, ini juga atas kemauan ku sendiri ingin memberikan mu sesuatu," jelas Gray menatap balik Claire. Claire mendengarnya tersenyum, "Baiklah, aku terima ya, terima kasih banyak Gray," ucap Claire senang. Gray mengangguk dan terlihat tersenyum dibalik helm nya. "Boleh ku buka sekarang?" tanya Claire sambil menimbang-nimbang kotak tersebut. Gray mengangguk, "Silahkan. Maaf kalau kau tidak suka," ucap Gray. "Pasti suka," balas Claire cepat sambil membuka kotak tersebut.

Di dalam kotak tersebut terdapat mug warna ungu dengan bentuk muka kelinci, Claire melihatnya langsung terkejut, "Ini bukannya mug yang akhir pekan kemarin kamu tanyain pendapatku? Jadi kamu ga kasih ibmu?" tanya Claire menatap Gray. Gray mengangguk dan tertawa kecil, "Aku tetap memberikan ke ibu ku kok," balas Gray. "Ya ampun Gray," ucap Claire sambil terkekeh. "Terima kasih Gray, aku suka sekali, sesuai sama pilihanku loh," goda Claire.

Gray tertawa mendengar itu, "Ada lagi di kotak itu," ucap Gray sambil menunjuk kotak yang ia berikan tadi. Claire langsung melihat ke dalam dan terdapat bando berwarna pink dengan aksesoris starwberry yang menempel di atas bandonya.

"Astaga manisnya!" ucap Claire sambil mengeluarkan bando tersebut dari dalam kotak. Claire menatap Gray lagi dengan senang, "Bagaimana kau tau aku suka strawberry saat itu?" tanya Claire.

"Sebenarnya aku tidak tau, kau bilang suka mug ungu dan pink, kupikir masa memberikan dua mug, jadi kubelikan aksesoris yang berwarna pink" jelas Gray tersenyum kembali. "Astaga.. Terima kasih sekali lagi, Gray, aku senang," ucap Claire senang menggengam mug dan bando nya. Gray melihatnya tersenyum simpul, dan mengangguk.

"Kalau begitu aku pulang dulu, terima kasih untuk hari ini," ucap Gray mulai menyalakan motornya.

"Terima kasih juga Gray, hati-hati di jalan ya," balas Claire tersenyum dan dibalas dengan anggukan Gray. "Oh ya, besok pagi kita rapat Osis ya," tambah Gray dan dibalas dengan acungan jempol Claire. Gray membalasnya dengan mengangguk dan mulai menjalankan motornya meninggalkan rumah Claire.

Claire masih tersenyum melihat perginya Gray sampai tidak terlihat lagi di persimpangan jalan.

.

.

.

"Baik, terima kasih semuanya sudah berkumpul pagi ini," ucap Gray ke seluruh anggota Osis yang hadir di ruangan Osis. "Kita dapet projek baru dari kepala sekolah," lanjut Gray kemudian mengambil spidol marker dan menulis di papan tulis di belakangnya, semua anggota mengamati dengan seksama dan penasaran apa yang akan di tulis Gray. Tidak untuk Claire, karena ia tahu betul apa yang akan ditulis Gray.

FESTIVAL MUSIM PANAS

"Ini, projek cukup besar dan berat yang akan kita jalani satu bulan ke depan," ucap Gray kembali menghadap para anggota Osis. Semua anggota menanggapinya dengan sorakan dan tepuk tangan.

.

.

.


a/n:

Hai, ainagihara di sini huahaha sudah terlalu lama saya hiatus, sudah 7 tahun ya terakhir update fanfict ini wkwk saya pribadi ga yakin kalau masih ada yang minat untuk baca, tapi udh beberapa minggu ini kepikiran pengen selesaiin fanfict ini. Jadi, saya usahakan buat selesaiin Blonde!. Ditambah ada yang sampe Direct Message saya di Instagram dan meninggalkan review terakhir buat lanjutin, thanks to Keiko Alvita. Sesama sepuh yang pernah menulis cerita Harvest Moon di Fanfiction huehue

Harvest Moon Friends of Mineral Town/More Friends of Mineral masih terus menjadi game favorit saya, ditambah sekarang ada Story of Seasons: Friends of Mineral Town (by Xseed Games), bikin tambah nostalgia, walaupun karakternya banyak berubah ya. Tapi ga masalah Gray tetap ganteng apalagi ga pake topi nya (/)

Yap, intinya saya akan tamatin ini fanfict karena cukup menghantui saya 7 tahun terakhir ini huahua

Semoga suka di chapter ini, karena character development Gray keliatan banget! Dan chapter ini cukup panjang, biar menebus dosa ku selama 7 tahun lol X) /ga ngaruh woi/

Thanks to para reviewer yang masih meninggalkan jejaknya di 7 tahun terakhir, cukup memotivasi saya ^^

Have a good day, mind to RnR?