(Mini Chapter dalam rangka Project Ultah Kyuhyun, yaitu meng-update semua ff yang bleum tamat minimal 140 kata. Mianhe kalau pendek, karena semua dikebut dalam 3 hari hehehe. Gomawo sudah mau membacanya *bow)

.

Shadow Warrior

Chapter 11

"Menyingkirlah Belpegoleu!" Heechul melirik tajam dari antara helaian rambut yang menutupi wajahnya. "Menyingkirlah! Kalau tidak, aku akan membunuhmu!"

"Lancang sekali!" Belpegoleu tidak menghiraukan ancaman Heechul. Ia melancarkan serangan ke arah Kyuhyun. Melihat itu, Heechul menarik pedangnya dan menyerang balik Belpegoleu.

Kyuhyun tidak tinggal diam. Ia menggunakan pedangnya yang sudah bebas untuk menangkis serangan Belpegoleu. Meski tak terlihat sebentuk bendapun yang keluar dari tongkat naga itu, gelombang yang keluar dari sana sangat kuat. Pedang Kyuhyun terasa seperti menghantam bola-bola besi tak kasat mata. Belpegoleu yang masih disibukkan oleh serangan Heechul memberinya kesempatan mengambil pedang milik Zhoumi. Kondisinya yang tidak baik membuat Kyuhyun memerlukan sebuah pedang lagi untuk dijadikannya perisai. Namun keinginannya tinggallah sebuah keinginan. Belpegoleu dan Heechul yang melihatnya bergerak, langsung menyerang secara bersamaan. Kyuhyun terpaksa menahan pedang dan tongkat itu dengan masing-masing pedang.

Aku tidak boleh kalah sekarang. Jika aku kalah, mereka bertiga juga akan dibunuh. Aku harus bisa membawa mereka kembali…

Kyuhyun mengerahkan seluruh tenaganya untuk membuat kedua lawannya terdorong mundur. Begitu Belpegoleu dan Heechul menarik serangan, Kyuhyun bergerak maju, membuat mereka menjauhi Donghae, Siwon, dan Zhoumi yang tergeletak. Ia berusaha menempatkan dirinya tetap berada di tengah, di antara ketiga pengawal dan kedua lawannya. Mata Kyuhyun mengawasi gerakan Belpegoleu dan Heechul dengan kedua tangan memegang pedang.

Pertarungan yang sedikit janggalpun terjadi. Setiap Belpegoleu menyerangnya, Heechul akan membantu Kyuhyun menyingkirkan Belpegoleu. Tetapi Heechul sendiri juga menyerang Kyuhyun. Kadang kala Kyuhyun harus menangkis serangan mereka berdua sekaligus. Diam-diam Kyuhyun terus mendorong mereka menjauh hingga ketiga pengawal-nya dalam jarak yang aman.

Karena sibuk menghadapi Heechul yang menyerang terus-menerus, Kyuhyun tidak melihat saat Belpegoleu melompat tinggi sambil menghunus pedangnya ke bawah, berniat untuk membelah tubuhnya menjadi dua. Sudah sangat terlambat saat ia menyadari serangan. Tiba-tiba Heechul berdiri membelakangi Kyuhyun dan menahan serangan Belpegoleu. Belum sempat Kyuhyun menghilangkan keheranannya, Heechul kembali menyerang. Mereka bertiga kembali bertarung satu sama lain.

Pertarungan ini tidak akan selesai jika seperti ini terus…

Kyuhyun melompat mundur, membuat jarak yang cukup jauh agar ia memiliki waktu mengerahkan jurus Jujak untuk kedua pedang di tangannya. Baru saja kedua pedangnya terselimut api, Belpegoleu dan Heechul kembali menyerang. Kyuhyun menyabetkan pedangnya bergantian kepada mereka, membuat kobaran api tampak seperti dua tali yang berpilin satu sama lain.

Donghae dalam keadaan antara sadar dan tidak, mendengar suara dentingan pedang beradu. Ketika matanya sedikit terbuka, tampak pertarungan Heechul, Belpegoleu dan Kyuhyun di kejauhan.

"….Jeonha…" Donghae meringis sambil berusaha bangkit, namun tubuhnya begitu sakit hingga sulit digerakkan. Serangan Heechul tadi membuatnya tidak sadarkan diri untuk beberapa saat. Ia tidak bisa membayangkan jika pedang Heechul benar-benar mengenainya. Angin yang dihasilkan dari tebasannya saja bisa membuat tubuh Donghae terhempas. Sepasang matanya menatap Kyuhyun yang tengah bertarung sendirian, cukup jauh dari tempatnya terbaring. Meski Kyuhyun sudah mengerahkan jurus Jujak, tenaganya terlihat melemah. Hal itu membuat Donghae sangat cemas.

Kyuhyun berhasil menangkis tongkat Belpegoleu yang melayang ke arah kepalanya. Di saat yang sama, pedangnya yang lain berada tepat di depan leher Heechul yang tengah melancarkan serangan kepada Belpegoleu. Lagi-lagi Kyuhyun dibuat keheranan dengan tindakan Heechul. Namun ia tidak melepaskan matanya dari sosok misterius itu.

Menyadari posisinya yang tidak menguntungkan, Belpegoleu menarik mundur tongkatnya. "Kali ini aku akan melepaskanmu," katanya kepada Kyuhyun. Rongga mata yang kosong itu sekilas tampak berkilat sambil menghadap ke arah Heechul. "Heechul…. Jenderal Agma pasti tidak akan menyukai hal ini. Bersiaplah!"

Begitu sosok Belpegoleu menghilang, Kyuhyun menurunkan pedangnya yang tadi masih terhunus kepada Heechul. "Kau siapa? Mengapa kau…."

"Aku menginginkan kekuatanmu," cetus Heechul. "Aku ingin menghisap kekuatanmu untuk meningkatkan kekuatanku dan pedangku ini… Yeobo, bukankah itu yang kau harapkan?"

Kyuhyun tidak ingin berpikir banyak tentang alasan Heechul memanggil pedangnya sendiri dengan kata 'yeobo'. Ia kembali bersiap karena Heechul mengambil langkah untuk menyerang. Keduanya untuk beberapa saat hanya saling mengawasi, mencari saat yang tepat dan titik lemah lawan masing-masing.

Begitu salah satu bergerak, pertarungan dimulai. Donghae dengan diam mengawasi keduanya. Ketiga pedang saling menangkis, menimbulkan bunyi berdenting.

"Kau...?!" Heechul menahan pedangnya, padahal benda itu hampir menebas kepala Kyuhyun. "Apa kau benar guardian?" "Apa kau benar gwaekgi dari sungai Henggi?" Kyuhyun balik bertanya sambil mendorong pedangnya. Saat itu Heechul baru menyadari ia belum mengalahkan Kyuhyun. Entah bagaimana, kedua pedang Kyuhyun sudah bersilangan dengan pedangnya sehingga ia tidak mungkin memisahkan kepala Kyuhyun dari tubuhnya. "Kau bukan hantu. Kau manusia." Kyuhyun menatap sosok Heechul dengan perasaan heran. "Bagaimana seorang manusia bisa menjadi pengikut Jenderal Agma? Apa kau juga bergentanyangan di sungai kematian?" Heechul tidak menjawab. Ia kembali menyerang Kyuhyun. Meski sudah menggunakan dua buah pedang, Kyuhyun tahu tenaganya telah banyak tersita hari itu. Ia sudah tidak mampu mengeluarkan jurus Jujak untuk menghadapi Heechul. Gerakannya juga mulai melambat. Ketika Kyuhyun mengayunkan pedangnya, Heechul bergerak menghindar dengan cepat. Sebelum Kyuhyun berbalik untuk serangan berikutnya, pedang Heechul sudah merobek bahu kanan Kyuhyun. "Aaaargh!" Rasa sakit menjalar begitu cepat ke telapak tangan kanan Kyuhyun hingga pedang yang dipegangnya terlepas. "Jeonha!" Donghae berusaha berdiri melihat Kyuhyun terhuyung ke belakang. Namun jarak mereka terlalu jauh. Kondisinya tidak memungkinkan ia bergerak cepat. Jika Donghae memaksa untuk mendekat, ia hanya akan mengacaukan perhatian Kyuhyun dan menjadi sasaran empuk bagi Heechul. Karena itu Donghae terpaksa berdiam diri di tempatnya, sekaligus menjaga Siwon dan Zhoumi yang masih terbaring pingsan. "Ugh!" Kyuhyun jatuh berlutut dengan salah satu kaki. Walau tubuhnya tampak limbung, ia tidak menancapkan pedangnya yang tersisa ke tanah untuk menahan tubuhnya. Kyuhyun justru melintangkan pedang di depan tubuhnya, bersiap menangkis serangan. "Kau rupanya tipe yang tidak mudah menyerah." Heechul tersenyum dan tidak melakukan serangan susulan. "Sepertinya kondisimu sedang tidak baik, guardian Jujak. Hari yang berat? Pertarungan yang panjang?" Kyuhyun tidak menyahut. Matanya mengawasi setiap langkah Heechul yang mendekat dengan waspada. Ilmu pedang Heechul sangat aneh. Hanya dengan sebuah goresan, Kyuhyun bisa merasa sebagian tenaganya seakan terhisap oleh pedang lawan. Hal itu membuat kondisinya semakin melemah. Badannya mulai terasa mengapung di udara. "Aku tidak menginginkan pertarungan semacam ini!" Heechul menempatkan ujung pedangnya di depan wajah Kyuhyun yang menatapnya tanpa berkedip. Heechul menarik pedangnya, namun tiba-tiba kembali mengayunkannya untuk menebas leher Kyuhyun. Karena kewaspadaannya, Kyuhyun berhasil mengelak. Namun tak urung jantungnya berdegub kencang melihat tanah terbelah begitu dalam di tempat yang terkena serangan Heechul. "Kau bisa membayangkan jika tubuhmu yang terkena pedang ini?" Heechul tertawa melihat Kyuhyun tertegun karena hasil serangannya tadi. "Guardian Jujak, kau berutang nyawa padaku hari ini. Pastikan kau membayarnya dengan memuaskan." Heechul menyeringai melihat Kyuhyun masih saja memandangnya dengan waspada. "Kita batalkan saja pertarungan ini. Suatu hari setelah kau pulih, aku akan melanjutkannya. Sekarang aku ingin tidur. Aku akan pergi dan tidur..." Donghae yang sudah berhasil memaksa dirinya berlari, tiba di sisi Kyuhyun dengan napas memburu. Keduanya memandang sosok Heechul yang menjauh sambil terus bergumam 'aku ingin tidur'. "Dia manusia atau gaekwi? Dia melepas Jeonha begitu saja? Makhluk aneh." "Dia manusia. Bukan makhluk penghuni sungai Henggi." Kyuhyun melangkah meninggalkan Donghae yang masih terheran-heran. "Tunggulah di sini. Masih ada yang harus aku bereskan di dalam bangunan itu." Tanpa menunggu reaksi Donghae, Kyuhyun berjalan menaiki bangunan. Wanita setengah gaekgwi masih meratap di lantai. Tubuhnya menggeliat kesakitan karena perubahan tubuhnya kini hanya menyisakan wajahnya. Di sisi lain, yeoja yang masih terikat di pilar sudah tersadar entah sejak kapan dan menjerit-jerit ketakutan melihat keadaan sekitarnya. Kyuhyun mengeluarkan neuralyzer dan menempatkannya hingga setinggi mata yeoja yang menjerit-jerit ketakutan. Ia untuk beberapa saat membujuk dengan suara pelan, mencoba mengarahkan perhatian yeoja itu. Sinar memancar begitu mata sang yeoja terfokus pada alat. "Semua yang terjadi malam ini adalah mimpi buruk." Kyuhyun memulai 40 detik miliknya. "Kau tengah makan malam di tengah pesta Halloween ketika rasa lelah membuatmu tertidur. Sekarang, lanjutkan tidurmu…. Beberapa jam lagi, kau akan terbangun dan melanjutkan kehidupanmu seperti biasa." Kepala yeoja itu terkulai, menandakan dirinya telah masuk ke alam mimpi. Kyuhyun merasa lega. Namun ketika ia kembali kepada sosok yang nyaris berubah sebagai gaekgwi, wajahnya menunjukkan perasaan tak berdaya. "Tolong selamatkan aku….sakit….rasanya sakit sekali…." Wanita itu menangis semakin keras. Kini sebagian wajahnya juga mulai berubah. "Aku tidak ingin menjadi tua… Aku tidak ingin mati…" "Itu mustahil." Kyuhyun menggeleng. "Sekali saja kau memberikan jiwamu kepada gaekgwi, sesungguhnya hidupmu sudah berakhir." "TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAK!" Yeoja itu berteriak putus asa. Wujudnya kini berubah sempurna sebagai gaekgwi. Penampilan muda yang ia inginkan membuatnya terperosok menjual jiwanya kepada gaekgwi dan menyeret orang-orang tak bersalah ke dalam kematian. Kyuhyun dengan cepat mengeluarkan jurus Jujak. Sebelum gaekgwi itu semakin kuat, pedangnya sudah membuat gaekgwi tadi menjadi serpihan. . . Kyuhyun duduk bersila di dalam kamarnya sementara seorang dokter menjahit luka yang terdapat pada tulang belikatnya. Sesekali ia memejamkan mata saat rasa sakit muncul dari bagian-bagian tubuhnya yang lain yang terkena serangan Belpegoleu. Luka pedang yang ditorehkan Heechul tadi sama sekali tidak terasa karena dokter sudah memberi suntikan bius sebelum menjahit luka yang cukup panjang itu.

Shindong memperhatikan sang dokter yang dengan hati-hati menusukkan jarum ke dalam kulit Kyuhyun, untuk kemudian merapatkannya dengan bagian kulit yang lain yang seharusnya tidak terpisah dengan lembaran kulit yang tadi. Meski merasa takut melihat hal itu, Shindong merasa wajib duduk dan tidak mengalihkan pandangannya. Namun kemudian matanya berpindah ke punggung Kyuhyun yang penuh dengan bekas luka akibat pertarungan yang selama ini dihadapinya. Kyuhyun sekalipun tidak pernah mengeluh mengenai luka-lukanya. Namun Shindong jadi sedikit bersyukur Kyuhyun tidak bersekolah seperti anak seusianya. Kyuhyun pasti akan mendapat kesulitan dengan bekas luka sebanyak itu.

Setelah menyelesaikan tugasnya, sang dokter menarik napas lega. Entah sudah berapa kali dia menjahit luka Kyuhyun. Namun sampai saat ini hal itu masih membuatnya tertekan. Ia mengeluarkan beberapa butir obat yang selalu berada di tasnya.

"Jeonha, aku sudah menempelkan perban tahan air. Tetapi Jeonha tetap harus menjaga agar luka ini tidak terkena air dalam waktu lama, karena bisa meresap ke dalam perban. Ini obat penawar sakit dan penurun demam. Kemungkinan beberapa jam lagi Jeonha akan mengalami demam, jadi minumlah obat ini."

"Berikan saja kepada He ajussi. Dia yang akan mengatur jadwalku," kata Kyuhyun sambil meraih kemejanya. "Aku akan keluar sebentar."

"Jeonha! Luka-lukamu belum selesai diobati!"

Kyuhyun menoleh ke arah Shindong yang memandangnya dengan cemas. "Tidak ada yang parah. Lebih baik euisa-nim menengok yang lain. Aku juga akan ke bangunan tengah, ajussi."

"Jeonha!" Shindong hanya bisa menggeleng melihat Kyuhyun bergegas keluar kamar. "Padahal sudah ada yang merawat mereka…. Apanya yang tidak parah? Justru lukanya lebih parah..."

"Jeonha sedang cemas." Sang dokter tersenyum. "Aku akan ke sana, Shindong sshi. Aku tidak ingin Jeonha menganggapku mengabaikan perintahnya. Lagipula, lebih banyak yang mengobati akan lebih baik."

"Kalau begitu aku ikut."

.

.

Ketika tiba di bangunan tengah, Shindong melihat Kyuhyun berdiri diam memandang ke dalam tanpa melangkah masuk. Shindong memberi kode agar dokter bergabung dengan yang lain, sementara ia sendiri tetap ditempatnya sambil mengawasi Kyuhyun.

Wajah Kyuhyun tampak sangat khawatir. Matanya sesekali terlihat mengikuti gerakan orang-orang di dalam kamar Siwon. Ketiga namja itu dirawat di kamar yang sama untuk memudahkan dokter mengawasi. Sesekali mulut Kyuhyun terbuka seperti hendak meneriakkan sesuatu, namun akhirnya hanya terdiam. Wajah itu sama seperti yang dilihatnya sebelas tahun yang lalu, saat Leeteuk menghampiri mereka dengan tubuh penuh luka dan darah membasahi nyaris seluruh pakaiannya. Kyuhyun hanya memandang dengan mata terbelalak, cemas dan sedih, namun tidak mengatakan apapun. Bahkan Kyuhyun sama sekali tidak menangis.

Saat ini, Shindong ingin menarik Kyuhyun dan memeluknya, membiarkannya menangis sepuas mungkin seperti waktu itu. Namun Shindong mencoba menahan dirinya. Kyuhyun yang sekarang akan kembali menarik diri jika ia memeluknya, jika Shindong tahu apa yang ia rasakan. Shindong ingin membiarkan Kyuhyun tetap seperti ini, kembali merasakan sesuatu, meski itu perasaan sakit. Ia berharap Kyuhyun akan bisa mengatasinya dengan baik, bukan lagi dengan cara mematikan perasaannya seperti selama ini.

.

Euisa-nim, bagaimana keadaan mereka? Apakah mereka baik-baik saja? Apakah mereka tidak terluka parah? Tidak…tidak mungkin mereka baik-baik saja…. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, mereka dengan bodohnya menahan serangan Belpegoleu. Bahkan saat mereka sudah terkena, mereka tetap bertahan di tempat sehingga terkena serangan terus menerus. Apakah yang seperti itu bisa dibilang baik-baik saja? Aku berharap kebodohan mereka bisa menyelamatkan mereka. Aku pernah membaca, katanya orang bodoh kepalanya keras dan umurnya panjang. Bukankah begitu?

Sejak kejadian di taman bermain, Kyuhyun selalu mencoba menahan perasaannya terhadap siapapun. Mencoba tidak terlalu merasa senang, tidak terlalu merasa sedih, membentengi dirinya sendiri dengan banyak alasan sehingga ia tidak menjadi dekat dengan siapapun. Namun sejak kedua pengawal itu memasuki kehidupannya, perlahan semua mulai berubah. Ia mulai sesekali merasa geli, senang, sedih, marah, juga kecewa. Dan saat ini, melihat Donghae, Siwon dan Zhoumi terbaring dalam pengawasan dokter, hatinya dipenuhi kesedihan dan kekecewaan yang luar biasa. Kekecewaan pada dirinya sendiri karena tidak mampu melindungi mereka bertiga.

"Jeonha sudah berhasil melindungi mereka. Kalau tidak, mereka tidak akan kembali hidup-hidup ke tempat ini".

Kyuhyun menggelengkan kepala ketika teringat kata-kata Shindong saat ia dan Donghae berhasil sampai di bangunan utama sambil memapah Zhoumi dan Siwon yang tidak sadarkan diri. Donghae yang sudah kehabisan tenaga, langsung tersungkur tak sadarkan diri.

Tidak, ajussi… Aku sudah gagal melindungi mereka. Seharusnya mereka semua tidak pernah terlibat dalam pertarungan ini. Seharusnya aku bersikeras mengusir mereka dari sini dengan cara apapun. Seharusnya aku bisa menolak keinginan ajussi sehingga semua ini tidak pernah terjadi!

Kyuhyun menatap nanar wajah Donghae, Zhoumi, dan Siwon satu per satu.

Mereka… Apapun yang aku katakan, mereka pasti akan melakukan hal ini lagi… Tidak peduli apapun yang aku perintahkan… Mereka akan memposisikan diri mereka untuk menjadi tamengku…

Wajah Kyuhyun mengernyit teringat saat Siwon dan Zhoumi berdiri di depannya, menahan serangan Belpegoleu yang ditujukan untuknya.

Aku tidak bisa membahayakan mereka lagi. Kalau mereka tidak mau pergi…. Mungkin sebaiknya aku yang pergi dari sini….

Kyuhyun tidak menyadari kehadiran Shindong. Ia berjalan kembali menuju bangunan utama dengan tergesa. Melihat wajah Kyuhyun yang sangat muram, Shindong hendak mengikuti. Namun seorang dokter keluar dan menahannya.

"Shindong sshi, ada yang ingin kami bicarakan."

Dengan terpaksa Shindong menunda keinginannya mengikuti Kyuhyun.

.

.

Kyuhyun menutup pintu kamar dan melangkah cepat ke lemari kayu. Saat ia meraih ransel biru itu, ingatannya melayang jauh ke belakang…

"Kenapa ajussi membelikanku tas ransel?" tanya Kyuhyun sewaktu Shindong menyerahkan tas berwarna biru itu kepadanya, beberapa minggu setelah mereka pergi ke taman bermain.

"Simpanlah tas ransel ini, siapa tahu Jeonha akan memerlukannya," jawab Shindong waktu itu. "Seperti janjiku, jika Jeonha suatu saat memutuskan untuk pergi, aku tidak akan mencegahnya. Tapi Jeonha harus berjanji untuk hidup dengan baik dan berbahagia."

Kyuhyun menelusuri tas ransel yang dikeluarkannya dari dalam lemari dengan perasaan bingung. Selama ini, Shindong sudah seperti keluarganya sendiri. Ia tidak ingin meninggalkan Shindong begitu saja. Ia bahkan mulai merasa berat meninggalkan ketiga pengawalnya.

Dari percakapan euisa tadi, luka mereka bertiga tidak parah. Akan pulih dalam beberapa hari. Tetapi pertarungan akan tetap berlanjut sampai Sungmin hyung bisa menyegel Jenderal Agma… Jika aku tetap bersama mereka, cepat atau lambat mereka akan….

Kyuhyun menggigit bibirnya menahan perasaan sedih yang meluap. Bagaimanapun tempat ini adalah rumahnya, tempat ia bertumbuh bersama orang-orang yang selama ini ada di sekelilingnya. Ditekannya perasaan enggan dan sedih itu jauh-jauh. Dengan cepat Kyuhyun mengambil beberapa pakaian dan memasukkannya ke dalam ransel. Ia takut pikirannya akan berubah mengikuti perasaannya. Kyuhyun kemudian mengenakan jaket tebal, sepatu, dan topi.

Suara langkah khas Shindong yang tertangkap telinganya, membuat Kyuhyun bergegas meninggalkan kamar melewati jendela.

.

.

TBC

3 3 3 HAPPY BIRTHDAY CHO KYUHYUN 3 3 3

Akhirnya Project ini selesai juga hahaha

Kagak lagi-lagi deh,

Benar-benar kalang-kabut membuat 7 mini chapter

Terima kasih sudah membaca ff-ku.

Terima kasih banyak buat yang masih setia memberikan review

Ditunggu komentarnya hehehe

Kamsahamnida