Title : Shadow Warrior ch 19
Genre : Friendship/Brothership, fantasy, action, horor
Rating : Fiction M
Cast : Kyuhyun, Leeteuk, Sungmin, Yesung, Kangin
Disclaimer : All them belong to themselves and GOD.I own only the plot.
Warning : Fanfic just Fanfic, typos, geje , if read don't bash, jangan meng-copy paste meskipun menyertakan nama; Share saja dalam bentuk link ffn, tidak kurang dari itu. Gomawo
Summary :
.
.
"Apakah… apakah uri magnae terbunuh?"
Wajah Song Il Kook menegang. Ia mencoba menoleh ke arah putranya tetapi setiap gerakannya terasa berat dan kaku. Ia memandang Eunhyuk yang balik menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Appa…. Kyuhyunie… uri Kyuhyunie…."
"…Kau…Sejak kapan…?"
Eunhyuk terisak dengan kencang, tidak mengamati ayahnya yang kini benar-benar membeku di hadapannya.
.
Shadow Warrior
Ch 18
.
.
Jenderal Agma melepaskan cengkeramannya sehingga tubuh Kyuhyun jatuh begitu saja ke tanah. Ia memberi kode agar Andeulaseu, Ryeowook, dan Heechul mendekat. Ryeowook mengambil tempat di sisi Jenderal Agma, sementara Heechul yang dijaga ketat oleh Andeulaseu berdiri di hadapannya, sehingga Kyuhyun yang terbaring tak sadarkan diri ada di tengah-tengah mereka.
"Ryeowook, bangunkan dia! Aku ingin dia melihat semuanya!"
.
"Appa, Kyuhyunie masih hidup!" Eunhyuk merasa lega menyadari kata-kata Jenderal Agma. Ia menatap Il Kook penuh harap. "Kita harus menolongnya."
"Tidak."
Mata Eunhyuk melebar tak percaya. "Appa?!"
"Kita berdua tidak akan bisa menolongnya, Eunhyuk-ah. Itu hanya membuang nyawa."
"Tapi…."
"Selama dia belum sadar siapa dirinya, dia tidak berguna. Kita tetap harus melindungi Sungmin sshi."
"MWO?!"
Il Kook mencoba mengabaikan pandangan Eunhyuk yang terpukul. "Kita tidak punya pilihan lain, dan jangan coba-coba melakukan sesuatu. Aku tidak ingin melukaimu."
Eunhyuk terdiam. Ia tahu jika ia mencoba membantu Kyuhyun, ayahnya akan dengan mudah mematahkan gerakannya sebelum orang lain menyadari kehadiran mereka. Tetapi melihat Ryeowook berjalan mendekati tubuh Kyuhyun yang bersimbah darah, Eunhyuk rasanya ingin berteriak dan menyerbu ke sana untuk melindungi magnae-nya, magnae yang baru ia ketahui belum lama ini, magnae yang selama ini disembunyikan keberadaaannya oleh semua orang. Dan Eunhyuk yakin Donghae juga tidak mengetahuinya.
.
.
Ryeowook berlutut di sisi Kyuhyun. Ia tampak berkonsentrasi penuh sambil mengulurkan tangan kanannya, menyentuh kening pemuda yang tak sadarkan diri itu.
.
Kau harus kembali!
Kyuhyun tengah terjatuh di dalam kegelapan ketika suara itu terdengar. Tubuhnya terasa melayang dan semuanya begitu gelap. Seharusnya ia merasa takut. Tetapi saat itu Kyuhyun justru merasa tenang. Semua yang ia tahan sampai saat ini rasanya sudah berakhir. Ia sudah bisa lepas dari semua tanggung jawabnya. Ia bisa beristirahat sekarang.
Kembali!
Suara itu menariknya begitu kuat. Kyuhyun berusaha tinggal di tempatnya, namun lagi-lagi suara itu terdengar, memaksa dirinya untuk bergerak. Sebuah cahaya terlihat samar dari arah munculnya suara. Cahaya itu sama sekali tidak menenangkan. Cahaya itu terasa panas sehingga Kyuhyun mencoba menjauh. Meski begitu, entah bagaimana, ia tahu cahaya itu akan berhasil menariknya, dan akan menyakitinya.
Kembali! Sekarang!
Kyuhyun tersadar.
Napas Kyuhyun tersentak. Ia terbatuk sehingga tulang rusuknya yang patah terasa menusuk. Ini belum selesai! Kyuhyun bisa merasakan jantungnya berdetak begitu cepat. Ia hampir tidak bisa bernapas. Sebuah erangan meluncur dari mulutnya. Kyuhyun ingin kembali ke kegelapan yang damai dan dingin; Kembali ke perasaan tenang yang baru ia rasakan tadi.
Tiba-tiba sesuatu mendesak keluar dari tenggorokannya. Ketika Kyuhyun membuka mulutnya, darah segar keluar begitu saja. Ia kesulitan untuk bernapas. Matanya menangkap sosok mungil yang berlutut di sisinya, yang mengawasinya dengan tajam.
"Dia sudah sadar, Jenderal."
Kyuhyun mengenali suara itu. Ternyata sosok mungil itu adalah pemilik suara yang menariknya kembali… kembali ke pertempuran yang tidak mungkin ia menangkan.
Mata Kyuhyun terpejam beberapa saat, mencoba mengumpulkan semua sisa tenaganya, keberaniannya, dan harapannya. Ia tahu mungkin hari ini adalah hari terakhir hidupnya. Tidak apa. Ia telah mencemaskan hal itu bertahun-tahun sampai kehilangan rasa cemas yang semestinya ada. Ia justru merasa lega jika semua ini bisa berakhir dengan cepat.
"Kau tidak boleh pergi begitu saja, Jujak. Pesta belum dimulai." Jenderal Agma mendekat sambil tersenyum bengis. Ia mencengkeram rambut Kyuhyun dengan kasar dan menariknya sampai Kyuhyun berteriak kesakitan. "Kau sudah menyebabkan banyak masalah. Aku tidak menyangka, mengurus seorang Jujak kecil bisa merepotkan seperti ini. Seharusnya kau bukan ancaman besar. Seharusnya anak buahku bisa membunuhmu dengan mudah. Entah kenapa, kau begitu sulit diatasi. Apa aku harus menganggap bahwa kau lebih kuat?"
Jenderal Agma melepaskan cengkeramannya dan membiarkan kepala Kyuhyun kembali terjatuh.
Tangan Jenderal Agma mengarah ke portal yang menjadi jalan masuknya tadi, lalu memindahkannya ke dekat Heechul hanya dengan mengarahkan tangannya.
Kyuhyun mencoba bangkit berdiri untuk melihat lebih jelas, namun akhirnya ia harus puas hanya bertumpu di salah satu sikunya untuk sekedar menarik kepalanya bangun.
"Sudah seratus tahun aku mencoba membuat pintu ini, pintu yang menghubungkan langsung dunia manusia dan sungai Henggi." Jenderal Agma menatap pintu portal itu dengan wajah bersemangat. "Tetapi pintu ini sangat kecil. Perlu ratusan tahun lagi untuk memperbesarnya agar aku bisa membuat keduanya menyatu, sehingga kapalku bisa berenang dengan bebas di dunia manusia tanpa memikirkan batas waktu."
"Tanpa berada di sungai Henggi, kau tidak bisa apa-apa bukan?" cetus Kyuhyun di antara tarikan napasnya yang berat. Ia meringis melihat Jenderal Agma memicingkan mata ke arahnya dengan kesal.
"Ada satu cara lagi yang tidak kau tahu, Jujak."
Kalimat itu membuat Kyuhyun gelisah.
"Heechul sshi." Jenderal Agma beralih kepada Heechul yang baru saja dilepaskan dari 'ikatan'-nya. "Kau adalah manusia setengah gaekgwi yang terkuat saat ini. Kuharap kau tidak lupa bahwa aku yang membuatmu bisa tetap hidup."
"Dengan keluargaku sebagai bayarannya." Heechul mendengus.
Perasaan cemas mulai muncul di hati Kyuhyun. Ia menyimak semua itu meski tidak terlalu memahaminya.
"Mereka hanya sandera agar kau tidak bertindak terlalu jauh." Senyum di wajah Jenderal Agma lebih tampak seperti seringai. "Sudah tiba saatnya mereka dibebaskan. Jika kau memperlebar pintu penghubung ini, mereka akan aku bebaskan dari pedangmu itu, sehingga mereka bisa beristirahat dengan tenang."
Kyuhyun mengamati saat Heechul meraba badan pedangnya seperti membelai seseorang.
"Yeobo…."
Gumaman pelan itu membuat wajah Kyuhyun memucat. Ia berusaha bangkit sambil menahan rasa sakit yang timbul, akhirnya berhasil mencapai posisi duduk. Kedua matanya memandang Jenderal Agma dengan berang.
"Kau…kau menahan keluarganya di dalam pedang?!" desis Kyuhyun tajam.
"Heechul sshi menginginkan kekuatan dan kehidupan abadi. Aku membantunya menjadi setengah gaekgwi agar bisa terus hidup. Bukankah bayarannya sepadan? Dan kini, aku akan membebaskan keluarganya jika ia membantuku."
Jenderal Agma berjalan ke tengah-tengah lingkaran, di mana para gaekgwi dan pengawal menyaksikan semua kejadian dengan diam. Andeulaseu juga sudah mengirim kekuatannya kepada Siwon dan Zhoumi. Mereka semua hanya bisa memandang dengan diam, bisa berpikir, namun tidak mampu bergerak ataupun berbicara.
"Kalian semua akan menjadi saksi bersatunya dunia manusia dan sungai Henggi. Mulai saat ini, lautan darah akan memenuhi bumi dan tidak ada lagi yang membatasi kekuatanku!"
Sorak sorai para gaekgwi membuat wajah Kyuhyun pucat pasi. Heechul mulai melebarkan kakinya di depan portal untuk memantapkan kuda-kudanya; Kedua tangan mengangkat pedang, siap diturunkan untuk melebarkan portal.
Melihat wajah Kyuhyun yang semakin pucat, tawa Jenderal Agma menggelegar. "Kau harus menyaksikannya baik-baik, Jujak! Sebentar lagi sungai darah akan mengalir deras ke Istana ini dan merata ke seluruh bumi! Kau bisa menyaksikan akibat kegagalanmu sebagai guardian terakhir! Kau juga harus menyaksikan kematian semua orang yang melindungimu! Heechul sshi, segera lakukan!"
"TIDAK! HENTIKAN!" Teriakan Kyuhyun membuat tangan Heechul terhenti di udara.
Kyuhyun berusaha berdiri, tetapi semua luka-lukanya membuat tubuhnya tidak mau bergerak lebih banyak. Akhirnya ia merangkak pelan hingga kedua tangannya bisa memeluk kaki Heechul. Kyuhyun tidak peduli apakah hal ini akan menghancurkan harga dirinya di depan semua pengawal dan bawahannya. Ia belum tentu sempat merasakan malu jika semua ini akan menjadi akhir bagi mereka semua. Yang ada dipikirannya kali ini hanyalah mencegah sebisa mungkin.
"Heechul sshi, kau masih manusia bukan? Kumohon, jangan lakukan itu. Jebal… Jangan la… Arghhhh"
"Pengganggu!"
Kyuhyun berteriak kesakitan karena Andeulaseu menendangnya dengan sangat keras. Tetapi ia tetap memegang kaki Heechul dengan kuat.
"Jebal, Heechul sshi…. Aaaarrgghh!"
Andeulaseu kini benar-benar murka. Ia menghajar Kyuhyun tanpa ampun hingga hampir kehilangan kesadaran. Meski begitu Kyuhyun tetap tidak melepaskan pegangannya. Kyuhyun mengatupkan rahangnya, berusaha tidak berteriak kesakitan meski suara erangan yang samar lolos dari mulutnya.
Jenderal Agma memandang kejadian itu dari tempatnya berdiri, tidak merasa perlu untuk ikut campur. "Aku mengagumi sikap keras kepalamu, Jujak. Sangat mengesankan. Tetapi itu sia-sia. Aku akan menghancurkanmu, orang-orang yang kamu cintai, dan semua yang kamu lindungi," ujarnya.
Kedua tangan Kyuhyun mulai berdarah dan terdengar suara tulang patah ketika Andeulaseu memutuskan untuk menendang dan menginjaknya agar Kyuhyun melepaskan Heechul. Namun Kyuhyun tidak menyerah.
"Heechul sshi…. Jebal…. Aku tahu kau ingin membebaskan keluargamu, tapi jangan seperti ini." Kyuhyun terus memeluk kakinya. "Kita akan cari jalan lain, arrachi…? Jebal…"
Heechul melirik tajam ke arah Andeulaseu sehingga gaekgwi itu menghentikan kegiatannya dan sedikit mundur. Kini Heechul menurunkan tubuhnya hingga matanya hanya berada sedikit di atas mata Kyuhyun yang tertelungkup di dekat kakinya, masih sambil memeluknya.
"Jangan salah paham, Jujak. Aku sama sekali tidak memikirkan soal itu. Bahkan dengan adanya mereka di dalam pedangku, kekuatanku bertambah besar, dan aku mampu menghisap kemampuan para lawanku sehingga aku semakin kuat." Heechul memamerkan smirk-nya melihat mata Kyuhyun melebar ketika memahami kata-katanya. "Nah, sekarang menyingkirlah."
"TIDAK!" seru Kyuhyun tegas. "Kau tidak sekejam itu, Heechul sshi!"
"Kau tidak mengenalku!" seru Heechul dengan berang, kali ini ia sendiri yang menendang Kyuhyun hingga pelukan pada kakinya lepas.
"Aku akan bertarung sampai mati denganmu!" seru Kyuhyun meski suaranya tidak sekeras yang ia mau. "Kau menginginkannya bukan? Aku akan memenuhinya. Karena itu, karena itu jangan buka portal itu!"
"Kau benar-benar mengganggu!" Andeulaseu kini menyerang Kyuhyun dengan membabi buta hingga Kyuhyun berteriak kesakitan.
Heechul memandang Kyuhyun sebelum melancarkan pedangnya. Kyuhyun memandangnya dengan pandangan memohon di sela-sela serangan Andeulaseu.
Kenapa dia memohon untuk menyelamatkan nyawa orang lain begitu keras, tetapi sama sekali tidak memohon untuk nyawanya?
Heechul menjadi ragu.
"Cepat!" Andeulaseu yang berada di dekat Kyuhyun mencoba mengingatkan.
Ketika Heechul hendak mengayunkan pedang, ujung matanya menangkap gerakan mulut Kyuhyun.
"Serang...!" Ucapan itu begitu pelan karena Kyuhyun nyaris kehilangan kesadarannya. Tetapi Heechul dan Andeulaseu mendengarnya cukup jelas.
Tiba-tiba burung-burung beterbangan. Jumlah mereka begitu banyak. Mereka terbang menuju Heechul dan Andeulaseu, membuat semua yang menyaksikannya terkejut.
Andeulaseu dan Heechul terperanjat, apalagi mereka mendengarkan kata-kata Kyuhyun tadi.
"Kenapa tiba-tiba begini?" Andeulaseu berpandangan dengan Heechul sampai keduanya teringat sesuatu dan wajah mereka berubah tegang.
Andeulaseu menoleh ke arah Kyuhyun yang berada dalam keadaan antara sadar dan tidak. "Kau… kau bisa berbicara dengan binat…. ARGGGH!" Andeulaseu tidak menyangka Heechul tiba-tiba menebasnya tanpa ampun. "He…Heechul sshi….kau….."
"Dia milikku!" desis Heechul sebelum tubuh Andeulaseu berubah menjadi serpihan.
Burung-burung masih menyerbunya meski Kyuhyun sudah terkulai pingsan. Heechul mengibaskan pedangnya menghalau burung-burung itu dan secepat kilat melayangkan pedangnya ke arah portal.
"HEECHUL SSHI, APA YANG KAU LAKUKAN?!"
Jenderal Agma meraung penuh amarah ketika yang Heechul lakukan dengan pedangnya bukanlah memperlebar portal; Heechul justru menutup rapat sehingga hasil usaha Jenderal Agma selama 100 tahun musnah begitu saja.
"Jeonha!"
Donghae berusaha bergerak di antara para burung itu menuju ke arah Kyuhyun yang terbaring tak sadarkan diri. Namun Heechul sudah mengangkat Kyuhyun, memanggulnya di bahunya, dan meninggalkan tempat itu dengan cepat. Donghae tidak mampu menyusul kecepatannya.
Jenderal Agma hendak mengejar Heechul saat sebuah tangan mencegahnya.
"Jenderal, kita kembali ke sungai Henggi. Jika Anda lebih lama lagi di sini, Anda akan berubah menjadi serpihan."
Jenderal Agma mengalihkan pandangan dari Ryeowook ke tubuhnya sendiri. Tubuhnya mulai sulit digerakkan seakan berubah menjadi batu. Dengan terpaksa ia mengikuti Ryeowook kembali melalui jalan yang biasa dilewati oleh gaekgwi lain. Semua gaekgwi ikut menghilang meninggalkan para pengawal yang kebingungan dan mulai bisa bergerak.
"Di mana Jeonha?"
Pertanyaan Shindong yang baru saja muncul, dijawab dengan gelengan oleh Siwon dan Zhoumi.
"Jeonha…." Donghae masih terpekur di tempat Kyuhyun tadi terbaring.
.
Kyuhyun tersentak oleh rasa sakit yang menyerangnya, mengembalikan kesadarannya yang sempat menghilang. Ia mencoba memusatkan perhatiannya kepada apapun yang ada di sekitarnya, namun Kyuhyun tidak mampu mengolah semua hal yang tertangkap oleh matanya. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit sehingga pikirannya menolak untuk memikirkan hal lain.
Kyuhyun berada di batas kesadaran saat suara Heechul kembali menerpa gendang telinganya.
"Kau ini aneh! Apa yang kau rahasiakan? Kau begitu tenang ketika dirimu sebagai satu-satunya penyegel akan dibunuh… Tetapi kau memohon begitu keras agar aku tidak melebarkan pintu portal?"
"Tidak ada yg perlu kukatakan… Arrrgh!"
Kyuhyun kembali tersentak oleh rasa sakit. Ia merasa tubuhnya terbakar dari dalam. Ia terengah-engah dan menyadari bahwa napasnya semakin lemah. Kyuhyun berusaha bernapas lebih dalam tetapi tubuhnya tidak berhenti terbakar.
Semburan rasa sakit yang lain datang dari bagian perutnya, menyela pikirannya yang sedang kalut. Mata Kyuhyun melebar melihat pedang Heechul telah bersarang di perutnya.
"Kau….?!"
"Maaf, Jujak, waktu kita sudah habis."
.
.
TBC
Setelah tertunda menulis hingga beberapa hari, akhirnya selesai juga chapter ini.
Anggap saja chapter ini sebagai hadiah dariku di hari spesial ini.
Hi, I'm Pepero Girl kkkk
(Aku terlambat setengah jam sepertinya, sudah ganti hari)
Chapter ini sepertinya akan banyak pertanyaan,
tetapi tolong bersabar, pasti akan terjawab satu per satu.
Terima kasih untuk semua yang sudah membacanya.
Kamsahamnida
