Title : Shadow Warrior Ch 22
Genre : Friendship/Brothership, fantasy, action, horor
Rating : Fiction M
Cast : Kyuhyun, Leeteuk, Sungmin, Yesung, Kangin
Disclaimer : All them belong to themselves and GOD.I own only the plot.
Warning : Fanfic just Fanfic, typos, geje , if read don't bash, jangan meng-copy paste meskipun menyertakan nama; Share saja dalam bentuk link ffn, tidak kurang dari itu. Gomawo
Summary :
.
.
Shadow Warrior
.
CHAPTER 22
Catatan :
Sebelum melanjutkan ke chapter 22, aku ingin berterima kasih buat teman-teman yang sudah mereview ff ini. Aku akan menjawab beberapa pertanyaan yang bisa dijawab karena pertanyaan itu bukan spoiler, dan menghindari adanya salah pengertian terhadap cerita. Kalau teman-teman merasa jawabanku lebih dari yang ditanyakan, itu karena pertanyaan untuk adegan yang sama dari beberapa orang aku gabungkan. Ada juga pertanyaan yang tidak aku jawab karena jawabannya memang akan diulur untuk nanti
Donghae tahu siapa Kyuhyun, tetapi yang dia tidak mengerti adalah kenapa Kyuhyun bisa menyembuhkan luka-lukanya sendiri padahal ia belum sadar siapa dirinya. Tetapi Heechul tahu alasannya. Sayang alasan ini untuk sementara hanya milik Heechul dan author kkkk
Soal 3 hari, itu perjanjian Kyuhyun dan Sungmin di mana Kyuhyun akan menyerahkan posisi Jujak kepada Sungmin setelah 7 hari. Kyuhyun berjanji pada Sungmin mengenai 7 hari itu pada malam hari. Paginya dia terkena jurusnya sendiri, dan malamnya (tepat 1 hari) Jenderal Agma menyerang. Ia dibawa Heechul pada malam yang sama, selama 3 hari. Jadi baru 4 hari. Belum seminggu. Karena itulah dia bilang waktunya 3 hari lagi (Mereka mendengarkan keluhan Donghae di malam hari, hari ke-empat).
Yup, Kyuhyun saudara kandung Eunhyuk dan Donghae. IlKook menyembunyikan kalau Kyuhyun adalah anak bungsunya dari Leeteuk dan Hankyung, juga dari kedua anaknya. Hanya ia dan istrinya yang tahu. Sekarang ditambah Eunhyuk. Siapa istrinya? Itu akan dibahas kemudian. Dia akan muncul, tenang saja.
Kenapa Kyuhyun tidak juga sadar siapa dirinya yang sebenarnya? Itu ada alasannya, yang akan diterangkan nanti :-)
Kyuhyun dan Donghae punya ikatan kuat bukan karena mereka saudara. Hal itu juga akan diterangkan nanti juga :-)
AKU SETUJU KALAU JENDERAL AGMA MENGENASKAN WKWKWKWK #EVILLAUGH
Bibit demon itu dimasukkan oleh Henry pemberian seseorang yang masih rahasia, bukan bawaan dari reinkarnasi.
Soal Kyuhyun mengira Heechul itu sudah mati, karena ia tidak tahu persis bagaimana seorang manusia bisa menjadi setengah gaekgwi; Tidak tahu apakah Heechul meninggal lebih dulu baru menjadi seperti itu atau tidak. Biasanya manusia yang membuat ikatan dengan gaekgwi akan menjadi gaekgwi sepenuhnya dan sisi manusianya mati.
Heechul menduga ia sudah hidup sekitar 200 tahun. Tepatnya Heechul sendiri tidak pernah berhitung.
Soal Kyuhyun kagemusha atau jeoha, dua-duanya benar. Ini adalah rahasia yang dibuat oleh IlKook, Hankyung, dan Leeteuk.
Awalnya Kyuhyun di istana karena dia dibesarkan sebagai anak Leeteuk yang saat itu menyamar sebagai Jujak untuk melindungi Hankyung.
Soal siapa yang dimaksud kepala kuil akan diterangkan kemudian :-)
IlKook bukan adik Leeteuk. Dan dia bukan Leeteuk. Mereka tidak ada hubungan karena Leeteuk adalah demon bukan manusia. Masih ada rahasia tentang Leeteuk yang belum dibahas.
Sungmin tidak tahu apa yang terjadi karena Kyuhyun memerintahkan agar tidak ada yang memberitahu Sungmin. Kenapa Sungmin tidak mencari tahu? Itu akan diterangkan nanti kkkk
Jika dipanggil, Donghae bisa datang kemanapun Kyuhyun berada. Jadi hal itu tidak menentukan jarak jauh atau dekat. Tetapi jika Donghae mencarinya, dia tidak akan bisa kalau sudah terlalu jauh. Dan posisi gua itu jauh. Kenapa? Karena Donghae tidak merasakan keberadaan Kyuhyun dengan sendirinya. Tidak bisa mencarinya
Nah, semoga semua penjelasan ini bisa membantu teman-teman dalam mengikuti chapter-chapter yang berikutnya. Jika masih ada yang tidak dimengerti, silahkan bertanya di review. Aku selalu membacanya meski tidak bisa menjawab satu persatu karena waktu yang semakin sempit. Tapi aku sangat menghargai setiap review yang masuk. Itu selalu membuatku tersenyum, bahkan membaca ulang bagian yang kalian bahas untuk mengerti lebih jauh
Mengenai ff yang lain akan aku selesaikan satu persatu. RS mungkin akan langsung dalam bentuk buku tetapi aku belum menulis lagi soal itu. Baper sama Kyuhyun karena kangen kkkk
Baiklah, mari kita masuk ke chapter 22. Selamat membaca
Shadow Warrior
Chapter 22
Note:
Kyuhyun 17 tahun
Kibum 18 tahun
Donghae 19 tahun
Sungmin dan Eunhyuk 20 tahun
Siwon dan Zhoumi 23 tahun
Yesung 24 tahun
Shindong 49 tahun
.
.
Ketika Donghae keluar kamar, Kyuhyun menunggu beberapa saat sebelum menyingkirkan selimutnya dan diam-diam keluar dari jendela. Gerakannya begitu ringan dan halus sehingga tak seorang penjaga pun yang menyadarinya. Kyuhyun bergerak hingga atap paling tinggi, bersembunyi di antara bayang-bayang pohon untuk mengedarkan pandangan ke sekeliling istana. Matanya berubah kelam melihat banyaknya kerusakan yang terjadi meski beberapa tampak sudah diperbaiki selama dia pergi.
Sejak kembali, ia belum sempat bertanya tentang keadaan mereka semua karena hari sudah larut malam. Donghae langsung memaksanya duduk dan memeriksa luka-lukanya yang sudah lenyap. Meski begitu Donghae tetap menyalurkan tenaganya agar kekuatan Kyuhyun kembali dengan alasan Jenderal Agma bisa menyerang kapan saja dan ia ingin Kyuhyun tidak dalam keadaan kelelahan akut jika hal itu terjadi.
Menjemput dan mengembalikan Kyuhyun dengan jarak yang sepertinya cukup jauh, ditambah ia memaksakan diri untuk menyalurkan tenaganya yang tersisa, membuat emosi Donghae menjadi tidak stabil. Ia meledak dan menumpahkan semua perasaannya dengan teriakan dan tangisan. Itu sebabnya Shindong langsung menyuguhkan makanan manis untuk memulihkan tenaga Donghae.
Mengingat hal itu membuat kesedihan Kyuhyun sedikit menghilang berganti senyuman lebar. Ia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi jika Shindong tidak memiliki banyak persediaan makanan manis. Apakah mereka harus mendengar tangisan Donghae sampai pagi?
Senyum itu hanya bertahan beberapa detik. Kyuhyun kembali memandang sekitarnya dengan muram, dan pandangannya terhenti di bangunan bagian tengah yang sebagian berubah fungsi menjadi ruang pengobatan.
"Kibum sshi meminta saya menyampaikan bahwa terlihat beberapa orang yang mencurigakan di sekitar tempat pertarungan terakhir melawan Belpegoleu. Mereka sepertinya berusaha mencari tahu siapa saja yang sempat muncul di sana dan apa hubungan orang-orang itu dengan Jeonha."
Laporan dari Kibum saat itu membuat Kyuhyun khawatir identitas Sungmin akan terbongkar dan Istana Gerbang Selatan yang asli akan diserang. Ia memutuskan untuk memancing kelompok Jenderal Agma dengan keberadaannya, menurunkan tingkat keamanan portal sehingga Sungmin dan yang lain tidak lagi menjadi prioritas mereka. Ia juga meminta Donghae membocorkan posisinya kepada Andeulaseu saat Jenderal Agma tidak peka dengan umpannya. Tidak ada yang akan melewatkan kesempatan untuk membunuh musuh utama mereka bukan? Keberadaan orang-orang di sekitarnya tidak lagi penting karena mereka sudah bisa mendapatkannya. Rencananya berhasil.
Tetapi ada korban-korban yang jatuh…
Kyuhyun mengernyit menahan perasaan sedih yang menusuknya, yang tiba-tiba membuatnya kesulitan untuk bernapas. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Jantungnya berdetak begitu cepat. Yang ia lakukan hanya duduk bergelung di atap, di dalam bayang-bayang. Ia bergelung begitu rupa seakan ingin bersembunyi dari dunia. Napasnya semakin pendek dan dadanya terasa semakin sesak. Wajahnya mulai memerah dan tangannya mengepal dengan erat.
Ketika Kyuhyun merasa dirinya akan pingsan, seseorang menarik tangannya dengan kuat. Orang itu menahan kedua telapak tangan Kyuhyun di dadanya dan bernapas begitu keras dengan cara yang tidak normal. Orang itu menarik napas dengan panjang, menahannya lebih lama, kemudian menghembuskannya pendek-pendek. Semua dengan bersuara.
Orang itu tampak mengatakan sesuatu tetapi Kyuhyun tidak bisa mendengarnya. Ia berusaha menarik tangannya ketika suara itu berubah menjadi keras.
"Jeonha, bernapaslah bersamaku!" seruan itu membuat Kyuhyun mengerjapkan matanya dengan bingung. "Ikuti aku, mengerti? Bernapas seperti yang aku lakukan. Kau bisa merasakannya kan? Ayo!"
Orang itu kembali menarik napas dengan keras, begitu keras sehingga Kyuhyun tanpa sadar ikut menarik napas bersamanya. "Tahan! Tahan sekuat yang Jeonha bisa!"
Kyuhyun tidak mengerti, dan ia menghembuskan napasnya dengan cepat sehingga perasaan sesak itu kembali menekannya.
"Tarik napas bersamaku, tahan, lalu Jeonha menghembuskannya bersama-sama dengan panjang. Apa Jeonha bisa mendengarku?"
Kyuhyun tidak menjawab. Ia mencoba menarik tangannya untuk bergelung seperti semula, tetapi sosok itu menahan sekuat tenaga. Sayang tenaga orang itu tidak sebanding dengan Kyuhyun. Erangan keluar dari mulut orang itu saat Kyuhyun berhasil bergelung kembali.
Pandangan Kyuhyun semakin gelap dan jantungnya terasa begitu sakit. Tenaganya mulai menghilang sehingga sosok itu kembali mendapatkan kedua tangannya, lagi-lagi menaruhnya di dadanya.
"Kyuhyunie… uri Kyuhyunie… bernapaslah bersamaku, arrachi?" Bisikan sedih itu membuat Kyuhyun terlepas sejenak dari rasa sakitnya. Kebingungan lebih menguasai pikirannya dari hal-hal lain. Saat itulah ia bisa mendengar orang itu menarik napas dengan keras, menahannya, dan menghembuskannya dengan lambat. "Ikuti aku… Tolong ikuti aku…"
Kyuhyun masih kebingungan, tidak tahu apa yang mengganggunya dari suara itu, namun ia mengikuti dengan patuh. Ia terus mencoba mengikuti hingga kini keduanya bernapas dengan cara yang sama, tempo yang sama, dan Kyuhyun takjub karena rasa sakit di dadanya mereda. Napasnya semakin lega dan perlahan ia menjadi tenang.
"Bagus. Terus seperti itu. Terus seperti itu, Jeonha."
Ketika akhirnya Kyuhyun bisa memandang orang itu tanpa dibebani perasaan sakitnya, orang itu tersenyum lebar ke arahnya. Senyuman yang merupakan campuran kebahagiaan dan kelegaan. Kyuhyun mengerutkan kening saat mengenali sosok penolongnya. Hal itu justru membuatnya tidak mengerti ekspresi yang terpancar di wajah orang itu.
"Kau…"
"Eunhyuk imnida, Jeonha. Kita belum benar-benar berkenalan sebelumnya, Jeonha." Eunhyuk tersenyum dan duduk berselonjor di sisi Kyuhyun yang sudah bisa duduk dengan tenang.
"Aku… apa yang terjadi tadi?" Kyuhyun lagi-lagi dibuat bingung oleh pandangan sedih yang terpancar di mata namja itu. "Kau, mengapa kau ada di sini?"
"Alangkah enaknya jika kita menjadi orang jahat seperti Jenderal Agma bukan?"
Kyuhyun menautkan alis, tidak mengerti arah pembicaraan yang berubah. Eunhyuk tertawa kecil melihat kebingungan di wajah Kyuhyun.
"Jika kita menjadi Jenderal Agma, yang kita cemaskan hanyalah kemenangan musuh kita. Tetapi jika kita menjadi orang baik..." Eunhyuk menghela napas panjang. "Jika kita menjadi orang baik, apalagi seorang guardian, yang kita cemaskan adalah orang-orang yang harus kita lindungi, orang-orang yang menjadi korban dari setiap keputusan kita, bahkan mungkin keluarga dari musuh yang kita lawan. Itulah sebabnya Jeonha mengalami serangan panik. Itu menandakan Jeonha merasa cemas dan tertekan terus menerus belakangan ini."
Serangan panik? Kyuhyun tidak mengetahui apa-apa tentang hal itu, jadi ia hanya diam mencoba menelaah kata-kata Eunhyuk. Pandangannya kembali tertuju ke bangunan tengah yang tampak hening. Sudah tidak ada dokter maupun perawat yang berlalu-lalang untuk mengobati para pengawal yang terluka.
"Jeonha tidak akan ragu mengorbankan diri sendiri untuk mereka jika memungkinkan. Sayangnya, masih ada yang harus Jeonha lindungi; Dan bagi mereka, Jeonha adalah orang yang harus mereka lindungi... Itu seperti lingkaran yang buruk." Eunhyuk melirik ke arah Kyuhyun untuk mengetahui apakah Kyuhyun masih menyimak kata-katanya. "Jeonha, rasanya memang menyesakkan, tetapi itu bukan lingkaran yang buruk. Itu lingkaran yang mengagumkan. Jeonha harus tahu bahwa semua ini punya tujuan yang jauh lebih besar, untuk melindungi lebih banyak nyawa."
"Aku mengerti. Itu sebabnya aku tetap melakukannya. Tetapi hal itu tidak membuatku merasa tidak apa-apa ketika jatuh korban…"
"Itulah kenyataan pahit yang orang tidak ketahui tentang seorang guardian." Eunhyuk tertawa saat Kyuhyun memandangnya dengan wajah tak mengerti. "Bagian tidak enak menjadi seorang guardian adalah hidup dengan menanggung rasa bersalah atas kematian orang-orang yang tidak bisa mereka selamatkan. Berbeda dengan orang jahat yang tidak merasa menanggung apapun kecuali kekesalan atas kekalahan mereka."
Kyuhyun tidak menanggapi. Ia hanya terdiam sambil memandang ke sekitarnya, menghindari memandang Eunhyuk.
"Ingat apa yang aku ajarkan tadi, Jeonha. Serangan panik pertama, tidak pernah menjadi yang terakhir. Selama beban itu ada, itu akan selalu di sana dan mengintai. Yang Jeonha harus lakukan adalah bernapas lebih panjang dan lambat, dengarkan suara apapun yang ada di sekitar. Jangan sampai beban itu membuat Jeonha tidak melakukan apa yang seharusnya Jeonha lakukan. Jika ini bisa meringankan perasaan Jeonha, seandainya aku adalah salah seorang yang menjadi korban, aku akan menganggapnya sebagai sebuah kehormatan bisa menjadi orang yang mendukungmu; Meski karena itu aku harus kehilangan nyawaku."
Kyuhyun memandang Eunhyuk dengan tatapan tak senang. Ia sama sekali tidak menyukai pemikiran itu. Eunhyuk berpura-pura tidak melihatnya, sibuk mengamati langit malam yang dihiasi bulan dan bintang.
Untuk beberapa saat keduanya terdiam, duduk dengan pikiran masing-masing. Tiba-tiba Eunhyuk bangkit berdiri.
"Setelah serangan panik, sangat bagus untuk berjalan-jalan. Jeonha mau menemaniku?"
Kyuhyun menatap Eunhyuk dengan pandangan curiga. "Bukankah Shindong ajussi sudah mengganti uang yang kupinjam?"
Eunhyuk memutar matanya dengan lucu. "Tidak ada hubungannya. Lagipula Jeonha mencurinya."
"Aniyo. Aku berniat mengembalikannya jadi aku tidak…"
"Sudahlah, uang itu bukan milikku. Itu uang appa." Eunhyuk mengedipkan mata sambil menarik Kyuhyun berdiri. "Tapi Jeonha berhutang padaku. Aku merasa sedih karena hal itu, apalagi appa memarahiku."
Eunhyuk membuat wajah yang sangat mengenaskan sehingga Kyuhyun merasa bersalah. Eunhyuk mati-matian menahan tawa melihat ekspresi Kyuhyun.
"Maafkan aku. Apa yang harus aku lakukan untuk menebusnya?"
"Temani aku berjalan-jalan sebelum aku menyebutkan permintaanku. Tiga permintaan."
"Banyak sekali? Ini sudah larut malam!" Kyuhyun menolak.
"Asal Jeonha tahu, di dunia luar, larut malam adalah saat yang paling bagus untuk berjalan-jalan. Dengan kemampuan yang kita miliki, kita tidak perlu khawatir mengenai perampok dan semacamnya bukan? Jadi, mari kita pergi."
Eunhyuk menarik tangan Kyuhyun untuk melompat turun. Mereka mengendap-endap menghindari para penjaga istana, melompati gerbang dengan mudah, dan berjalan menuju portal.
"Kyuhyunie… uri Kyuhyunie…"
Kyuhyun memandang Eunhyuk, hendak menanyakan apa yang ia dengar tadi; Apakah benar Eunhyuk memanggilnya seperti itu. Tetapi ia ragu karena saat ia benar-benar menyadari sekelilingnya, Eunhyuk memanggilnya seperti Donghae dan yang lain. Ia khawatir Eunhyuk akan mentertawakan bayangannya itu. Kyuhyun memutuskan ia akan membahasnya nanti.
Lamunan Kyuhyun hancur ketika Eunhyuk menariknya mendekat. Ia melontarkan protes dan mendorong Eunhyuk menjauh sementara namja itu justru tertawa dengan keras. Kyuhyun tidak menyadari seseorang mengawasi mereka berdua.
Saat Kyuhyun membuka portal, Eunhyuk melemparkan pandangan ke arah sosok yang mengikuti mereka tanpa mengadakan gerakan yang terlalu mencolok. Ia tidak ingin sosok itu sadar kalau ia sudah tahu. Sosok itu sudah mengikutinya sepanjang hari ini dan Eunhyuk akan berusaha membuat posisinya sangat jelas.
Ketika keduanya lenyap di balik portal, sosok itu menatap portal yang kembali menutup, mempertimbangkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.
"Benarkah dia orangnya? Aku harus memastikannya sendiri. Dia tidak boleh menjadi penghalang rencanaku!" Sosok itu berdesis.
Sinar bulan yang muncul dari balik awan membuat bayangan sosok itu terlihat di permukaan tanah. Jubahnya yang panjang tampak berkibar dengan kedua tanduk yang besar yang mencuat dari sisi kepalanya.
.
TBC
.
Selamat malam kkkk
Setelah sedikit intermezzo kemarin, aku pikir sudah seharusnya aku update lebih cepat, meski hanya sedikit.
Aku harap penjelasan dari pertanyaan yang ada dan chapter yang pendek ini cukup memantapkan pemahaman teman-teman untuk chapter selanjutnya.
Terima kasih sudah membaca cerita ini dan mereview.
Kamsahamnida
