Title : Shadow Warrior chapter 3

Genre : Friendship/Brothership, fantasy, action, horor

Rating : Fiction T

Cast : Kyuhyun, Siwon, Zhoumi, Shindong, Kibum, Leeteuk, Sungmin

Disclaimer : All them belong to themselves and GOD.I own only the plot.

Warning : Fanfic just Fanfic, typos, geje , ooc, if read don't bash, jangan meng-copy paste meskipun menyertakan nama; Share saja dalam bentuk link ffn, tidak kurang dari itu. Gomawo

Summary : tidak ada

.

Shadow WarriorChapter 3

Note:

Kyuhyun 17 th

Siwon dan Zhoumi 23 th

Shindong 49 th

Kangin 38 th

Sungmin 20 tahun

.

Seperti malam-malam biasanya, rumah sakit itu tampak lengang. Para pasien rawat inap sudah tertidur di kamar masing-masing. Hanya satu dua orang perawat yang sesekali lewat untuk memeriksa keadaan pasien mereka.

Dokter Jung memandang jam dinding ruang kerjanya. Pukul 10 malam. Ia melepaskan kacamatanya sejenak untuk membersihkan kabut di sana. Cuaca mulai bertambah dingin semenjak memasuki musim gugur.

"Pohon ginkgo di sini sangat indah. Saat musim gugur mulai, semua daunnya berwarna kuning terang. Aku akan mengajak putraku ke sini untuk melihatnya."

Namja separuh baya itu tersenyum, teringat Leeteuk sahabatnya yang selalu berkunjung setiap musim gugur. Namun sudah sepuluh tahun lebih ia tidak mendengar kabar apapun tentang sahabatnya itu. Tepatnya setelah suatu malam Leeteuk tiba-tiba muncul di dalam kamarnya dengan wajah tegang; Sangat berbeda dengan sahabatnya yang selalu tersenyum lembut dan menenangkan.

"Tolong sembunyikan kristal Baekho ini. Angin dan musim gugur berkaitan dengannya. Hal ini akan membantuku mengingat kalau kristal ini berada di tempat ini; Tempat yang paling aku sukai saat musim gugur. Tempat di mana petunjuk arah angin berbentuk Baekho ada."

"Bagaimana cara aku menyimpannya? Apa aku harus menyembunyikan kristal ini dari orang-orang tertentu? Kenapa bukan kau sendiri yang menjaganya, Leeteuk-ah?"

"Aku tidak bisa." Di mata dokter Jung, wajah Leeteuk malam itu bertambah suram. "Kau jangan berpikir terlalu keras. Lakukan saja apa yang menurutmu baik. Berilah kepada siapa kau ingin memberikannya. Aku mempercayakan benda ini sepenuhnya ke tanganmu."

Setelah itu, Leeteuk pergi dan tidak pernah muncul di hadapannya. Beberapa kali dokter Jung mencoba mencari tahu namun ia tidak mendapatkan informasi apapun. Selama ini Leeteuk tidak pernah membicarakan dirinya kecuali hal-hal umum. Ia hanya mengetahui bahwa Leeteuk berbahagia dengan kehidupannya meski sang istri sudah tiada sejak putra semata wayang mereka berusia 2 tahun. Mereka bersahabat dekat tanpa mempermasalahkan kerahasiaan Leeteuk. Dokter Jung menyukai pembawaan Leeteuk yang selalu optimis, lembut, namun tegar. Persahabatan yang sedikit aneh baginya, mengingat mereka hanya bertemu setiap musim gugur.

Dokter Jung bangkit berdiri, lalu berjalan menuju akuarium yang terdapat di sudut ruangan. Akuarium itu dialasi bebatuan dan kristal tiruan yang berwarna putih. Seekor ikan mas berenang dengan tenang di dalamnya. Namja itu tersenyum melihat kristal Baekho yang tersimpan rapi diantara kristal tiruan yang serupa.

Namja itu tercekat ketika kristal berpendar sekejap. Meski kejadian serupa telah terjadi beberapa kali, hal itu selalu menimbulkan perasaan tidak enak untuknya. Dokter Jung seketika bergidik ketika menyadari suasana di luar lebih sepi dari biasa.

Rumah sakit yang ia dirikan memang tidak terlalu ramai dan hanya dikenal dari mulut ke mulut. Rumah sakit ini didirikan untuk menampung orang-orang yang sudah sekarat yang tidak memiliki keluarga yang merawat mereka. Ia mencoba memberikan pengobatan sebaik mungkin, berharap apa yang ia lakukan bisa meringankan penderitaan para pasiennya yang sudah dianggap tidak memiliki harapan hidup oleh dokter lain maupun keluarga mereka. Hanya ada beberapa perawat yang membantunya. Mereka memiliki beban yang sama sehingga mau bekerja di sini dengan upah yang tidak begitu besar. Beberapa orang termasuk Leeteuk menjadi pendana operasional tempat itu.

Perasaan tidak enak yang semakin kuat membuatnya meraih kristal Baekho. Setelah mengeringkan tangannya, dokter Jung menyembunyikan kristal tersebut ke dalam saku jas putih yang ia kenakan. Ada kantung lain dalam saku itu yang ia tambahkan sendiri, sebagai tempat menyimpan kristal setiap perasaan resah menghinggapi dirinya; Sama seperti malam ini.

Dokter Jung kemudian membuka pintu yang menuju lorong tengah, tempat di mana kamar-kamar pasien berada. Keningnya berkerut semakin dalam. Tak ada suara sedikitpun di lorong yang berisi sekitar 16 kamar itu. Ia berjalan hingga ke tengah lorong, lalu membuka salah satu kamar. Kamar itu dihuni oleh seorang kakek yang menderita kanker stadium akhir. Seharusnya suster Wang menemaninya karena sang kakek baru saja kehilangan teman sekamarnya yang meninggal tadi siang.

"Suster Wang?" Dokter Jung memanggil dengan suara berbisik ketika melihat sang suster tertidur dalam posisi duduk dengan kepala rebah di atas tempat tidur.

"Suster Wang?!" Betapa terkejutnya Dokter Jung saat tubuh sang suster ambruk ke lantai setelah ia menepuk bahunya untuk membangunkan. Ia berjengit karena wajah suster Wang putih seperti mayat. Kedua mata yeoja itu terbeliak lebar seakan melihat sesuatu yang sangat menakutkan. Perasaan dingin yang dokter Jung rasakan ketika menyentuh suster Wang, membuatnya semakin yakin kalau nyawa suster kepercayaannya itu sudah lenyap.

Dokter Jung kini mengarahkan matanya ke arah ranjang. Tidak perlu untuk berpikir dua kali. Pasiennya juga tergeletak tidak bernyawa. Dengan cepat Dokter Jung berlari ke kamar lain, membukanya satu per satu dengan panik. Kakinya terasa lemas ketika mendapati semua yang berada di sana sudah tewas tanpa darah sedikitpun dalam tubuh mereka.

"Ternyata ada yang masih hidup. Bagus. Tenagaku akan bertambah besar setelah menghisap darah kalian semua."

Dokter Jung berteriak keras ketika sosok menyerupai manusia yang meleleh muncul di hadapannya. Ia mencoba berlari keluar menghindari sosok tadi yang ia yakini membunuh semua penghuni rumah sakitnya.

.

.

Sudah dua bulan lebih Zhoumi dan Siwon bekerja sebagai bodyguard Kyuhyun. Semua tidak semudah yang mereka bayangkan saat pertama kali datang. Latihan yang keras, pertarungan melawan gaekgwi yang wujud dan kemampuannya beragam, membuat keduanya seperti menghadapi pertarungan tanpa akhir setiap harinya. Mereka bukan menjaga Kyuhyun, melainkan masuk ke kancah peperangan yang kadang berada di luar akal mereka.

Sebenarnya tidak ada gaekgwi yang mengetahui lokasi kediaman 'pewaris perusahaan pengawalan dan keamanan' itu. Tetapi Kyuhyun selalu pergi ke berbagai tempat yang diperkirakan sebagai letak kristal Baekho. Hal itu membuat mereka berhadapan dengan para bawahan jenderal Agma yang memiliki tujuan serupa. Dan malam ini, mereka mengunjungi sebuah rumah sakit yang sangat terpencil; Rumah sakit yang didirikan oleh seorang dokter bermarga Jung.

"Jeonha, apakah setiap malam kita akan berkeliaran seperti ini?" Siwon merapatkan mantelnya. Korea mulai memasuki musim gugur. Cuaca di malam hari bisa mendekati titik nol derajat celcius.

"Kita tidak bisa membuang waktu. Siapa tahu kali ini kita berada di tempat yang tepat." Kyuhyun turun dari mobil yang Zhoumi parkir di depan sebuah bangunan tua. Rumah sakit milik dokter Jung. Di atas bangunan itu terdapat petunjuk arah angin berbentuk macan putih yang merupakan lambang Baekho.

"Karena benda itu Jeonha ingin mengecek tempat ini?" Zhoumi ikut menatap ke atas sebelum mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Daerah itu sangat gelap dan terpencil. Cukup aneh mengetahui ada rumah sakit sederhana di sana. Sedikit banyak Zhoumi mulai merasa ada yang tidak beres dengan tempat itu, tetapi ia ragu mengenai Kristal Baekho. "Jeonha, aku rasa usul Siwon-sshi agar kau bersekolah perlu kau pikirkan. Kemampuanmu memperkirakan letak kristal sangat parah."

"Jika bersekolah menyebabkan kemampuan otakku setara kalian, lebih baik aku tidak bersekolah." Kyuhyun melemparkan pandangan tajam kepada kedua bodyguard-nya yang meringis serentak. "Ini bukan masalah pengetahuan. Ini insting."

"Dan insting Jeonha selalu salah selama ini. Appo!" Siwon mengusap kepalanya yang dipukul keras oleh Zhoumi. "Yak! Zhoumi sshi! Kenapa kau selalu memukulku?"

"Jangan berisik! Lebih baik kita masuk." Kyuhyun melerai sebelum terjadi debat mulut yang lebih panjang. Waktu dua bulan cukup membuatnya tahu betapa berisiknya kedua namja itu jika sudah berdebat.

Zhoumi menatap Kyuhyun yang melangkah menuju pintu rumah sakit dengan kening berkerut. Jeonha tidak bisa merasakan letak kristal Baekho. Berbeda sekali dengan yang Shindong ajussi ceritakan. Ada apa sebenarnya? Kami menghabiskan waktu jika terus menerus salah seperti ini.

"Jeonha." Siwon menahan tangan Kyuhyun yang hendak membuka pintu. Setelah memastikan Kyuhyun berada di sisi yang aman, namja itu mulai mengetuk. Ketiganya menunggu beberapa detik, namun tak ada seorangpun yang keluar.

"Perasaanku tidak enak." Zhoumi berdiri di sisi pintu yang berlainan dengan Siwon. Ia mulai mencabut pistolnya dan melepaskan kokang. Siwon melakukan hal yang sama. Kyuhyun mengamati ketika kedua namja itu membuka pintu dan menyapu kedua sisi ruangan yang mereka masuki dengan sikap waspada. Kyuhyun masuk setelah keduanya memberi kode aman.

Zhoumi memberi kode agar Siwon masuk ke pintu selanjutnya secara bersama-sama. Ia kembali membentuk kode dengan tangan yang menandakan bahwa mereka akan masuk serentak pada hitungan ketiga. Jari Zhoumi mulai menghitung.

Satu…Dua…Tiga!

Bersamaan dengan hitungan ketiga, Zhoumi membuka pintu dan masuk. Ia sedikit panik ketika Siwon tidak bergerak seperti yang mereka sepakati. Karena itu ia berguling setelah memastikan sisi kanan aman, dan menyapu sisi kiri setelah tubuhnya berada pada posisi duduk. Siwon menyusul masuk di belakangnya dengan sikap waspada.

Sama seperti bagian depan yang berfungsi sebagai lobby rumah sakit, ruangan dalam tidak memperlihatkan satu sosokpun. Pintu tadi merupakan ujung koridor dari rangkaian kamar yang terletak berjajar di sisi kiri dan kanan. Penerangan yang minim membuat koridor itu lebih gelap dari yang seharusnya.

"Kenapa kau tidak bergerak tadi?" bisik Zhoumi kesal.

"Tadi kau bilang bergerak pada hitungan ketiga. Aku hanya mengikuti perintah."

"Maksudku pada hitungan ketiga itu, saat aku menyebutkan angka tiga, kau sudah bergerak."

"Eh? Aku selalu melakukannya begitu angka tiga selesai disebut."

"Mwo?!" Zhoumi terbelalak, namun Siwon juga bersikeras bahwa yang dilakukannya sudah benar.

Kyuhyun menghela napas mendengar percakapan keduanya. Padahal ia cukup puas dengan aksi Siwon dan Zhoumi tadi. Tanpa mempedulikan mereka, Kyuhyun mulai menyusuri koridor hingga ke ujung selanjutnya, sementara Siwon dan Zhoumi bergegas mengikuti sambil mengarahkan senjata setiap melewati pintu kamar yang tertutup. Apa yang dilakukan Kyuhyun menurut keduanya sangat berbahaya. Mereka terlatih untuk memeriksa pintu demi pintu hingga ke ujung berikutnya sebelum membiarkan Kyuhyun lewat. Tetapi kali ini mereka hanya bisa bersiaga.

"Jeonha!"

Siwon berteriak ketika Kyuhyun membuka pintu ujung lorong begitu saja. Zhoumi secara reflek berdiri di depan Kyuhyun saat sesosok mahkluk muncul. Setelah menghadapi gaekgwi dua bulan ini, Zhoumi dan Siwon sudah tidak heran melihat mahkluk semacam itu. Sosok gaekgwi kali ini seperti manusia yang meleleh. Tak ada kejelasan bentuk dan rangka yang terlihat, hanya sekumpulan daging yang memiliki tentakel yang berfungsi seperti tangan, kaki, ekor dan dua buah daun telinga yang sangat besar.

Tiba-tiba sebuah tentakel terjulur cepat ke arah ketiganya.

"AWAS!" Kyuhyun menarik Zhoumi dan mendorong Siwon hingga tubuh menreka bertiga merapat ke salah satu sisi dinding. Tentakel tadi meleset dan menghantam pintu di belakang mereka dengan keras, membuat pintu kayu itu berlubang seketika. Zhoumi dan Siwon terperanjat menyaksikan tentakel itu bisa menjulur begitu panjang, dengan kekuatan hantaman yang tidak bisa dianggap remeh.

"Lonowe, pemakan nyawa manusia dan hewan-hewan yang sedang sekarat. Mungkin itu sebabnya dia mengincar tempat ini." Kyuhyun meraba gagang pedang yang sedari tadi tergantung di pinggangnya. Pandangannya tidak lepas dari Lonowe sedikitpun. "Kalian berhati-hatilah. Dia memiliki banyak bawahan."

Baru saja Kyuhyun selesai berbicara, dari ujung lorong yang tadi mereka lewati, muncul sekitar 20 gaekgwi beraneka bentuk. Siwon dan Zhoumi saling berpandangan. Mereka tak tahu harus berfokus pada Lonowe yang ada di hadapan mereka, atau gaekgwi lain yang ada di belakang mereka.

"Kita harus keluar dari lorong ini. Usahakan kembali ke lobby. Jauh lebih bagus jika kita bisa tiba di halaman rumah sakit," bisik Kyuhyun kepada keduanya. "Aku akan menahan Lonowe."

Tentakel Lonowe yang berfungsi sebagai tangan, kembali menyerang dengan cepat. Kali ini Kyuhyun menangkap dan melilitkan benda lunak itu ke kedua lengannya sehingga jarak mereka semakin sempit. Begitu jarak memungkinkan, kakinya melayang menghantam Lonowe yang tidak berkutik karena tentakelnya terlilit. Tubuh Lonowe bergerak lentur ke belakang menghindari tendangan, kemudian berbalik maju untuk menghantam kepala Kyuhyun dengan bagian kepalanya sendiri. Kyuhyun segera menaikkan lengannya, menangkis kepala makhluk itu dengan siku yang terlindungi oleh lilitan tentakel. Lonowe meraung saat serangannya tadi menyakiti tentakelnya sendiri.

"Cepat buka jalannya!" seru Kyuhyun kepada Siwon dan Zhoumi yang masih sibuk menghadapi para gaekgwi.

"Siwon-ah, kita rubuhkan mereka bersama-sama. Setidaknya jalan terbuka untuk beberapa detik." Zhoumi melupakan bahasa formalnya.

Siwon mengangguk menyetujui usul Zhoumi. Keduanya kini saling memunggungi satu sama lain, mencoba menjatuhkan para gaekgwi yang menutup lorong.

"Jeonha! Sekarang!"

Mendengar seruan Zhoumi, Kyuhyun menghantamkan kepalanya kepada Lonowe, dan membanting makhluk itu dengan tentakel yang masih erat terlilit di kedua tangannya. Begitu Lonowe masih memulihkan diri dari serangan, Kyuhyun melepaskan pegangannya dan melompat mundur, bergegas ke luar lorong menuju lobby bersama Zhoumi dan Siwon.

"Kita keluar!" seru Kyuhyun sambil menuju halaman rumah sakit. Tanpa banyak bicara kedua bodyguard itu menurut. Kyuhyun menunggu para gaekgwi termasuk Lonowe berada di halaman sebelum membuat ruang dimensi. Siwon dan Zhoumi berjaga di dekatnya sehingga Kyuhyun tidak terkena serangan saat menggunakan kemampuannya itu.

Menahan gaekgwi yang lain tidak masalah bagi Siwon dan Zhoumi. Namun tentakel Lonowe membuat keduanya kewalahan. Tentakel itu bergerak sangat cepat seakan bisa membaca arah gerakan mereka.

"Lawanmu di sini!" seru Kyuhyun setelah memastikan ruang dimensi terbentuk. Ia melompat ke depan Siwon dan Zhoumi. Pedangnya terhunus ke arah Lonowe yang langsung menggigit bagian sisi pedang. Kali ini Kyuhyun yang terpaksa berada di dekatnya agar pedangnya tidak terlepas. Lonowe dengan cepat memendekkan tentakel dan menghantam ke arah perut. Kyuhyun menekuk tubuhnya sehingga hantaman tadi tidak mengenainya. Ia kemudian memutar tubuhnya dan menyerang Lonowe dengan siku yang menghantam sekitar mulut. Begitu Lonowe meraung kesakitan, Kyuhyun menarik lepas pedangnya dan melompat mundur.

Siwon dan Zhoumi tengah menghadapi gaekgwi terakhir ketika melihat Lonowe menyerang Kyuhyun dengan dua tentakel terjulur sekaligus.

"Jeonha!" Siwon dengan cepat menarik picu pistolnya, mencoba menembak salah satu tentakel. Ia tidak menyangka gaekgwi yang sedang mereka hadapi, mendorong tubuhnya hingga arah tembakannya berubah. Peluru itu melesat cepat ke arah Kyuhyun yang baru saja menebas salah satu tentakel. Menyadari peluru itu mengarah kepadanya, Kyuhyun mencoba menghindar.

"Lengah!" seru Lonowe kegirangan.

Sementara Kyuhyun menghindari peluru, Lonowe dengan kekuatan penuh menyerang Kyuhyun dengan kedua tentakelnya. Meskipun Kyuhyun mencoba menangkis, gerakannya sudah terlambat satu langkah.

Teriakan tertahan terdengar dari Zhoumi dan Siwon. Tubuh Kyuhyun terkena serangan hingga terlempar dengan keras ke udara, kemudian terjatuh setelah membentur ruang dimensi yang dibuatnya. Ia tidak mampu berdiri lagi. Kyuhyun memuntahkan darah segar dan pedangnya terlepas dari pegangannya.

"Jeonha!" Zhoumi hendak mendekat namun gaekgwi yang ia hadapi memaksanya berpaling.

"Jenderal Agma pasti akan menghargaiku jika berhasil membunuhmu, guardian Jujak. Ini kesempatan yang sangat bagus."

Tanpa menunggu Kyuhyun yang berusaha bangkit, Lonowe melancarkan serangan yang lebih keras lagi.

"JEONHA!" Siwon berlari secepat yang ia bisa, dan berhasil berada di depan Kyuhyun saat serangan itu datang. Tak ayal lagi kedua tentakel Lonowe menghantamnya hingga tubuh kekar itu mencelat ke belakang. Kyuhyun yang melihat hal itu langsung pucat pasi.

ANDWAE! Siwon sshi… Kyuhyun berusaha bangkit untuk melihat keadaan Siwon, tetapi sekujur tubuhnya terasa sangat sakit. Ia tidak bisa bergerak sama sekali.

"SIWON-AH!" Zhoumi menikamkan pisau ke jantung gaekgwi yang sedari tadi mengganggunya, kemudian berlari mendekati Kyuhyun dan Siwon yang masih terkapar.

Ketika Lonowe kembali mengarahkan serangan ke arah Kyuhyun, Zhoumi mencoba menahan serangan itu namun gagal. Tubuhnya juga terpental tidak jauh dari yang lain. Ia meringis kesakitan saat tubuhnya terbanting ke tanah.

Lonowe tertawa dengan sangat keras melihat ketiga lawannya terbaring tak berdaya. "Ini benar-benar hari keberuntunganku! Nyawa orang-orang tadi membuatku sekuat ini… Jika aku bisa menghisap nyawa kalian juga, apalagi kau, guardian Jujak… Mungkin saja aku bisa menggantikan posisi jenderal Agma."

"Jangan…bermimpi!" Meskipun tubuhnya terluka dalam, Kyuhyun mencoba menghimpun tenaganya kembali. Tangannya meraih pedang yang tergeletak tak jauh dari tubuhnya. Begitu ia berhasil, ditancapkannya pedang itu kuat-kuat ke tanah, untuk membantunya bangkit berdiri.

"Bangun!" desis Kyuhyun ditujukan kepada Siwon dan Zhoumi. "Seorang bodyguard, selama dia masih hidup, dia akan berusaha bangkit dan melindungi kliennya. Karena itu… BANGUN!"

Kyuhyun kembali memuntahkan darah segar karena berusaha berbicara dengan tubuh terluka dalam. Namun ia hanya menghapus darah itu dengan lengan kemejanya dan mulai bergerak. Dicabutnya pedangnya, dan berjalan terhuyung ke arah Lonowe yang tertawa melihat usaha Kyuhyun.

Zhoumi mencoba bangkit berdiri sambil meringis kesakitan. Ia terkejut ketika melihat Siwon tidak juga beranjak dari tempatnya. Berkali-kali Siwon tampak berusaha, namun tubuhnya tidak mau mengikuti keinginannya. Zhoumi bergegas mendekati Siwon dan berusaha membantunya bangkit.

"Tinggalkan dia!" hardik Kyuhyun tanpa melepaskan matanya dari Lonowe. Ia berdiri sambil menggenggam pedang dengan kedua tangannya di depan tubuh, bersiap seandainya serangan kembali datang. "Jika dia tidak bisa berdiri sendiri, kita tidak memerlukannya lagi!"

"Mwo?" Zhoumi terbelalak mendengar kata-kata Kyuhyun. Ia dengan kesal menarik Kyuhyun dari belakang, melupakan keberadaan Lonowe untuk sesaat. "Kau… Kau memang brengsek! Siwon-ah sudah melindungimu, dan kau bilang…kau bilang tidak memerlukannya?! Kau menyuruh aku meninggalkannya? Kau tidak pantas disebut Jeonha!"

Kyuhyun memandang tajam Zhoumi setelah memastikan Lonowe masih terlena oleh keadaan mereka bertiga. "Seorang bodyguard tidak memerlukan sikap ramah di saat seperti ini. Sikap ramah membuat kalian menjadi tidak berguna."

"APA KAU BILANG?!"

"Zhoumi-ah…." Panggilan lirih Siwon membuat Zhoumi yang hendak menghajar Kyuhyun, mengurungkan niatnya.

Kyuhyun sendiri menghampiri Lonowe, sedikit menjauh dari posisi Siwon dan Zhoumi. Lonowe tertawa meremehkan karena Kyuhyun terlihat lemah, dengan keringat yang bercucuran dan napas tersengal. Namun tawanya menghilang ketika Kyuhyun menyerang lebih dahulu. Lonowe terkejut. Ia tidak menyangka Kyuhyun masih memiliki kekuatan untuk melawannya.

"Jika ingin menghentikanku, kau harus membunuhku." Kyuhyun kembali menyerang. Ia mencoba mengabaikan rasa sakit yang menyerang sekujur tubuhnya.

Sementara itu, Zhoumi membantu Siwon berdiri. Ia hendak membawa Siwon ke tempat yang aman, namun rekannya itu menggeleng.

"Aku ingin melindungi Jeonha," kata Siwon lirih.

"Lebih baik kita berlindung! Buat apa kau melindungi orang seperti dia? Dia tidak pantas disebut Jeonha! Dia hanya…."

"Dia hanya berusaha melindungi orang lain," bisik Siwon sambil menunjuk ke arah Kyuhyun.

Sepasang mata Zhoumi memicing ketika Kyuhyun yang bergerak memancing Lonowe semakin jauh dari mereka, menarik seseorang dari balik sebuah pohon. Menilik dari pakaiannya, orang itu adalah seorang dokter. Kyuhyun memberi kode agar dokter itu berlindung kepada Zhoumi dan Siwon sementara ia menghadapi Lonowe; Mencegah makhluk itu membunuh sang dokter.

"Kita dilatih untuk melindungi orang lain. Otomatis kita harus bisa menjaga diri kita sendiri. Begitu kan, Zhoumi-ah?" Siwon memandang Zhoumi yang mencoba menyimak kata-katanya. "Jika kalian berdua sibuk mengurusiku, pasti dokter itu akan menjadi korban. Jeonha berusaha mencapai sang dokter lebih dulu sebelum Lonowe menyadarinya."

Zhoumi terdiam. Matanya mengamati Kyuhyun yang sibuk bertarung sementara sang dokter berlari ke arah mereka berdua.

"Sebagai bodyguard, melindungi orang yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri adalah prioritas utama." Siwon dengan tertatih-tatih mengantar sang dokter ke sebuah batu taman yang besar yang berada di dekat mereka. "Euisa nim, tunggulah di sini sampai keadaan aman. Percayalah, uri Jeonha pasti bisa mengalahkan makhluk jahat itu."

Meski menyetujui kata-kata Siwon tadi, tak urung Zhoumi terkejut ketika rekannya itu mengokang pistolnya. "Siwon-ah, kau ingin bertarung?"

"Tentu saja." Siwon tertawa dengan polosnya melihat Zhoumi tampak keberatan. "Aku tidak akan menyerah pada keadaan."

"Kalau begitu, kita pakai taktik yang pernah diajarkan Jeonha untuk kita. Sosok Lonowe masih kasat mata. Kita bisa menggunakan taktik itu." Zhoumi mengeluarkan sebutir peluru berwarna putih susu dari tas pinggangnya. Siwon tersenyum dan mengeluarkan benda yang sama dari tas pinggang miliknya sendiri. Keduanya dengan cepat memasukkan peluru itu ke dalam pistol. "Kita cari saat yang tepat. Jangan sampai Jeonha terkena senjata ini."

"Dia bisa mencincang kita jika itu terjadi." Siwon terkekeh geli, membayangkan raut wajah Kyuhyun ketika mereka mengenainya saat berlatih menggunakan peluru tersebut. Keduanya beranjak mendekati Kyuhyun dan Lonowe dari arah yang berbeda.

Kyuhyun tampak kepayahan menghadapi Lonowe akibat luka yang dideritanya. Gerakannya semakin lama semakin lambat. Ia lebih banyak menghindar dan bertahan, daripada melancarkan serangan. Kyuhyun tahu, jika ia memaksa menyerang dan terlambat bergerak mundur setelah melakukannya, itu sama saja dengan bunuh diri. Kondisinya saat ini hanya memungkinkannya melakukan serangan mematikan sekali saja. Jika gagal, ia terpaksa merelakan Lonowe kembali ke sungai Henggi, dengan kemungkinan kembali melakukan pembunuhan di tempat lain.

Namja itu tengah mencari celah yang bagus untuk menyerang ketika ekor matanya menangkap dua gerakan di sekitarnya. Meski Kyuhyun sangat senang melihat Zhoumi memberinya kode bahwa mereka akan menggunakan peluru putih; Wajah Kyuhyun tetap datar. Ia berusaha mengalihkan perhatian Lonowe dengan melakukan serangan secara acak dan cepat. Pedangnya bergerak maju dan mundur tanpa tujuan yang jelas sehingga membuat lawannya kebingungan. Lonowe terpaksa bergerak menghindar terus menerus, terbebani oleh tentakelnya yang kalah cepat dari pedang Kyuhyun. Begitu Lonowe terhuyung mundur akibat kehilangan keseimbangan, Kyuhyun melompat sejauh mungkin ke belakang.

Saat itulah Zhoumi dan Siwon menembakkan peluru tadi ke area kosong di atas kepala Lonowe. Peluru itu pecah dan menebarkan jaring yang besar dan lengket. Lonowe meraung marah. Ia berusaha melepaskan diri dari dua buah jaring yang melekat erat menghalangi gerakannya. Kyuhyun bergegas menggesekkan kedua jarinya ke sekujur pedang sehingga api menyelimuti pedang itu. Tanpa menunggu lama, ia menebas kepala Lonowe hingga makhluk itu meraung sangat keras sebelum akhirnya lenyap dan musnah.

"Senjata buatan Kibum sshi memang hebat." Kyuhyun menyarungkan pedangnya setelah memastikan Lonowe sudah tidak ada. Perasaan lega membuat rasa sakit yang ditekannya sedari tadi muncul kembali. Kaki Kyuhyun terasa lemas dan tubuhnya limbung.

"Jeonha!" Zhoumi dan Siwon bergegas menopang.

Kyuhyun sedikit tertegun ketika Zhoumi mengeluarkan sapu tangan dan mulai membersihkan peluh di wajahnya. Zhoumi juga membersihkan bekas muntahan darah yang mengotori wajah Kyuhyun dengan hati-hati. Siwon tersenyum senang melihat hal itu. Meski tubuhnya juga terluka dalam akibat serangan Lonowe, Siwon berusaha berdiri di sisi Kyuhyun untuk menopangnya.

Dokter yang tadi mereka selamatkan, berjalan mendekat dan membungkukan tubuh sebagai tanda terima kasih. Ia memperkenalkan dirinya sebagai dokter Jung. Pria separuh baya itu kebingungan ketika Kyuhyun menjulurkan tangan ke arahnya, dengan telapak tangan menghandap ke atas.

"Berikan Kristal Baekho!"

"Eh?" Wajah dokter Jung memucat.

"Jeonha?" Siwon dan Zhoumi ikut terkejut dengan kelancangan Kyuhyun. Namun Kyuhyun tidak menarik mundur tangannya.

"Waeyo? Kristal itu milikku. Sudah seharusnya dia mengembalikannya," cetus Kyuhyun ketika Siwon dan Zhoumi menghela napas panjang.

"Aku…aku tidak tahu apa yang kau maksud…"

Kyuhyun menautkan kedua alisnya mendengar kata-kata dokter Jung. "Jangan berbohong, Euisa-nim. Kalau tidak ada kristal Baekho yang melindungimu, kau pasti sudah menjadi mangsa Lonowe sejak tadi."

Dokter Jung terdiam teringat pengalaman mengerikan yang ia alami tadi. Ketika Lonowe hendak menerkamnya, tiba-tiba ia sudah berada di balik pohon di mana Kyuhyun menemukannya. Jika memang kristal itu yang membuatnya berpindah tempat, mau tak mau kemungkinan itu menjawab semua keheranannya tadi.

"Berbahaya jika kristal itu jatuh ke tangan mereka. Dokter Jung lihat sendiri apa yang para gaekgwi itu lakukan. Aku memerlukan kristal Baekho itu. Jangan sampai aku merebutnya dengan paksa." Kyuhyun memandang tajam ke arah dokter Jung yang masih terdiam. Suasana menjadi tegang, apalagi Kyuhyun mulai terlihat hendak memaksa Dokter Jung.

"Dokter Jung, apakah tak ada lagi yang selamat selain Anda?" Zhoumi bertanya dengan cepat ketika kaki Kyuhyun hendak bergerak maju.

Dokter Jung menggeleng dengan raut wajah sedih. Diam-diam Kyuhyun menyadari ia terlalu memaksakan kehendak di tengah situasi yang kacau. Matanya memandang ke arah bangunan rumah sakit, memperkirakan berapa korban yang sudah jatuh malam ini. Rasa menyesal merayapi hatinya. Seandainya saja kami tiba lebih cepat….

"Aku lihat, rumah sakit ini salah satu yang menerima bantuan dari perusahaan kami. Apakah dokter Jung bersedia jika kita memindahkan rumah sakit ini ke tempat lain? Kami akan mendonasi secara penuh." Kyuhyun mencetuskan idenya. Ia tidak heran ketika dokter Jung menatap ragu ke arahnya. Sebagai namja berusia 17 tahun, ini bukan kali pertama orang meragukan kata-katanya. Kyuhyun memberikan sebuah kartu nama.

Dokter Jung tercekat melihat logo dan tulisan pada kartu nama tersebut. Itu kartu yang sama yang pernah dijatuhkan Leeteuk saat berkunjung ke tempatnya. Kartu nama yang hanya berisi nama perusahaan pengawalan dan keamanan, tanpa nama orang yang memilikinya. Dokter Jung tidak mengatakan kepada Leeteuk mengenai kartu itu. Ia menyimpannya dengan diam-diam. Saat Leeteuk menghilang, dokter Jung pernah mencoba menghubungi kantor tersebut, namun mereka tidak mengenal nama Leeteuk.

"Datanglah ke tempat itu. Pegawai di sana akan membantu dokter Jung untuk urusan selanjutnya." Kyuhyun kembali mengatakan kalimat yang sering ia sampaikan saat seseorang tidak mempercayainya. Ia tidak ingin menjelaskan secara panjang lebar. Jika orang itu mau berusaha sedikit, mereka akan memperoleh apa yang Kyuhyun janjikan setelah mendatangi kantor Direktur Kim.

Melihat dokter Jung hanya terdiam menekuri kartu nama itu, Kyuhyun mengajak Zhoumi dan Siwon pergi. Ia memutuskan akan mencari dokter Jung di kesempatan yang berbeda, saat dokter itu sudah merasa tenang.

Mereka baru berjalan beberapa langkah ketika dokter Jung berlari dan menghadang. Dokter itu kembali membungkukkan tubuh sebelum meraih tangan Kyuhyun dan menggenggamnya erat dengan kedua belah tangannya.

"Mianhamnida… Aku tidak tahu harus memanggilmu dengan panggilan apa. Kartu tadi tidak memiliki nama… Karena itu aku terpaksa menghadang."

Zhoumi dan Siwon saling berpandangan. Bagi mereka, kartu nama yang disebutkan dokter itu terdengar aneh. Siwon dan Zhoumi, bahkan Direktur Kim sendiri mencantumkan nama pada kartu namanya. Kyuhyun menimbang untuk beberapa saat.

"Kyuhyun. Panggil saja aku Kyuhyun."

"Ah, Kyuhyun sshi." Dokter Jung mengangguk senang. "Kyuhyun sshi, aku rasa, benda ini bisa kuberikan kepadamu." Dokter Jung melepaskan genggamannya, meninggalkan kristal Baekho di tangan Kyuhyun yang langsung menggenggamnya dengan hati-hati.

"Ini kristal Baekho?" gumaman itu membuat wajah dokter Jung tersenyum.

"Itu yang dikatakan Leeteuk sshi. Aku pikir yang kau benar, Kyuhyun sshi. Kristal ini telah menyelamatkanku." Dokter Jung mulai merasa lega dengan keputusannya. "Aku mendapatkan benda ini dari sahabatku Leeteuk sshi. Sayang, dia menghilang setelah menitipkan benda ini. Aku mencoba mencarinya, tetapi…."

Appa…? Dokter Jung sahabat Appa?

Kyuhyun tidak mendengar apa yang dikatakan dokter Jung. Ia mencoba mengalihkan perasaan sesaknya dengan memandang kristal Baekho. Tanpa berkata apapun, namja itu meneruskan langkahnya menuju mobil, sehingga dokter Jung terpaksa menyingkir. Siwon dan Zhoumi bergegas mengikuti langkah Kyuhyun.

"Kyuhyun sshi!"

Teriakan itu membuat ketiganya berhenti melangkah. Dokter Jung berlari menghampiri, dan menarik tangan Kyuhyun, kembali menggenggam kedua telapak tangan itu dengan erat. Kyuhyun nyaris menarik lepas tangannya, namun pandangan dokter Jung membuatnya mengurungkan niatnya.

"Kyuhyun sshi, apakah kau mengenal Leeteuk sshi? Kau pasti mengenalnya bukan?"

Dokter Jung memandang sedih saat Kyuhyun hanya terdiam. Sorot mata Kyuhyun sudah memastikan kekhawatirannya selama ini. Kekhawatiran bahwa sahabatnya itu sudah tidak ada lagi di dunia yang sama dengannya.

"Kyuhyun sshi, selama melihatmu malam ini, kau mengingatkanku kepada sahabatku itu. Kalian berdua sangat mirip."

"Wajah kami?" Baru kali ini Kyuhyun mendengar hal itu. Biasanya, orang mengatakan ia lebih mirip dengan sang eomma.

"Aniyo… Ini mengenai karakter…." Wajah dokter Jung menjadi muram. "Kalian berdua seperti orang yang selalu berusaha untuk hidup, namun sekaligus siap untuk mati."

"Dokter Jung!" Kyuhyun menatap dengan tidak senang. Ditepiskannya tangan dokter itu dengan kasar.

"Aku tidak bermaksud lancang." Dokter Jung tidak mempedulikan reaksi Kyuhyun. "Aku hanya ingin mengatakan kepadamu, bahwa semua orang memiliki orang yang mencintainya. Jika memungkinkan, berusahalah untuk hidup. Setidaknya untuk orang-orang yang mencintaimu. Aku betul-betul menyayangi Leetuk sshi… Kami menghabiskan banyak waktu yang menyenangkan. Namun mengingat aku tidak bisa menemuinya lagi di manapun, itu sungguh membuatku sedih. Aku tidak tahu mengapa tidak seorangpun mengenalnya. Aku ingin mengatakan kepadanya bahwa bagiku, dia adalah seseorang yang istimewa…."

Tanpa menunggu tanggapan Kyuhyun, dokter Jung berjalan ke arah rumah sakit.

Kyuhyun memandang punggung dokter Jung yang menjauh.

Dokter Jung, aku yakin, bagi Appa kau juga orang yang istimewa… Itu sebabnya dia menitipkan barang sepenting ini kepadamu. Kyuhyun tersenyum getir. Aku tidak ingin membuat sedih siapapun… Aku tidak akan bersahabat dengan siapapun… Sehingga jika saat itu tiba, tidak ada seorangpun yang akan menangisiku seperti dokter Jung.

Kyuhyun memasuki mobil dan meninggalkan tempat itu.

.

.

"Ajussi!" Kyuhyun berteriak keras karena kedua bodyguardnya bertengkar tentang siapa yang akan menyuapinya. Shindong dengan cepat berlari mendekat dan berlutut di sisi pembaringan Kyuhyun. Sudah dua hari ini Kyuhyun terbaring karena luka dalam akibat pertarungan dengan Lonowe. Namun hari ini, Kyuhyun sudah bisa kembali duduk, meski belum boleh banyak bergerak. Karena Siwon dan Zhoumi mendesak, Shindong mengijinkan keduanya masuk ke dalam kamar. "Bisakah ajussi menyuruh mereka keluar?"

"Jeonha, hampir dua hari aku menunggu Jeonha muncul dengan cemas. Karena kesalahanku maka Jeonha sampai terluka. Mana mungkin aku diam saja?" Siwon mencoba menarik bubur yang ada di tangan Zhoumi.

"Tidak bisa! Kau itu ceroboh dan kasar! Aku jauh lebih pandai menyuapi Jeonha!"

"Jangan meremehkanku, Zhoumi-ah! Kalau sekedar menyuapi, aku juga bisa!"

"Kau juga terluka! Seharusnya kau beristirahat di kamar!"

"Aku ini sekuat singa! Hal seperti kemarin tidak berarti untukku! Kemarikan mangkuknya!"

Keduanya tarik menarik dengan keras, tak satupun yang mau mengalah. Tiba-tiba mangkuk itu terlempar karena tangan mereka tergelincir dari permukaan mangkuk yang halus. Keduanya hanya bisa membisu ketika mangkuk tadi menimpa kepala Kyuhyun. Bubur panas yang untungnya sudah mulai menghangat akibat pertikaian mereka; mengalir menuruni wajah Kyuhyun. Karena dalam posisi duduk, sebagian bubur juga jatuh ke pangkuannya.

"AJUSSIIII! Suruh mereka keluar!" Kyuhyun meraung marah. Dengan kasar ditepisnya bubur yang mengotori rambut dan wajahnya. Ia kemudian melemparkan mangkuk bubur ke arah Zhoumi dan Siwon sehingga keduanya berjengit.

Shindong dengan wajah bercampur antara kasihan dan geli, mencoba membersihkan bekas tumpahan bubur dengan tangannya.

"Tapi, Jeonha…."

"Tidak ada tapi-tapi, Siwon shhi! Keluaaaaaaaar!" Kyuhyun meraih cangkir teh yang ada di dekatnya dan melempar ke arah Siwon yang tidak mau beranjak.

Melihat hal itu, Zhoumi bergegas menarik rekannya agar meninggalkan kamar Kyuhyun. Ia akhirnya menyeret Siwon hingga ke pintu karena rekannya itu bersikeras tetap di tempatnya. Tiba-tiba terdengar bunyi ringtone. Shindong langsung meraih HP yang ada di dalam durumagi-nya (*pakaian tradisional untuk pegawai). Melihat wajah Shindong tampak tegang, keributan di sekitarnya langsung mereda.

"Jeonha, Jeonha mencari… Jeonha." Suara Shindong tercekat ketika mengatakan apa yang didengarnya tadi di telepon.

"Apa maksudmu? Bicaralah yang jelas, Ajussi." Kyuhyun menautkan alisnya.

"Dia… Jeonha…" Shindong tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

"Jeonha?" Kyuhyun semakin bingung dengan kegugupan Shindong.

"Ajussi, katakan yang jelas."

"Ne, Ajussi membuat Jeonha bingung."

Siwon dan Zhoumi menepuk punggung dan pundak Shindong, berharap hal itu akan menenangkannya. Shindong menepuk tangannya sendiri dengan kesal. Ia berharap Kyuhyun mengerti maksudnya, namun tampaknya Kyuhyun saat ini tidak dalam kondisi bisa berpikir dengan baik.

"Jeonha, ah…maksudku, Sungmin sshi mencari Jeonha."

Kyuhyun langsung terdiam mendengar nama itu. Wajahnya berubah tegang, sama seperti Shindong tadi. Zhoumi dan Siwon memandang keduanya dengan heran.

"Apa ada sesuatu yang Sungmin sshi katakan?"

Shindong mengangguk lemah. "Ia menginginkan Jeonha mengambalikan posisinya sebagai pemimpin keluarga."

"Jeonha, siapa Sungmin sshi?"

"Ani." Zhoumi menggeleng. "Ajussi juga memanggilnya Jeonha. Bukankah begitu?"

Kyuhyun melempar pandangan tajam ke arah Zhoumi dan Siwon, memberi perintah agar keduanya menutup mulut. Ia mengambil waktu beberapa saat untuk berpikir.

"Ajussi, katakan kepada Direktur Kim bahwa aku tidak ingin menemui Sungmin sshi. Sampaikan juga kepada Sungmin sshi bahwa aku adalah pemimpin sah keluarga ini. Dia bermimpi jika ingin merebut posisi ini dariku!"

"Jeonha!" Shindong ingin membantah, namun Kyuhyun mengibaskan tangannya, pertanda keputusannya sudah bulat.

.

.

TBC

.

Mianhe di chapter kemarin terjadi kesalahan.

Seharusnya usia Kyuhyun (6+11)thn = 17 tahun
Gomawo buat semua yang sudah membaca dan mereview ff ini.

Mianhe tidak bisa membalas review satu per satu.

Semoga masih berkenan memberi review (*bow)

Kamsahamnida