D-Day
COUNTDOWN TO CRISIS

CHAPTER 21

.

.

Kyuhyun menurunkan telapak tangannya ketika samar-samar suara di sekelilingnya menariknya kembali.

"...Saya ingin meminta PM Yu, yang jauh lebih baik dalam pidato untuk menggantikan saya."

Ketika Kyuhyun membuka matanya, ia menangkap sosok PM Yu yang tengah tersenyum mendengarkan kata sambutan Rektor Universitas Sung. Kyuhyun menghembuskan napas lega. Ternyata semua itu halusinasinya saja. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan, mencoba fokus pada tugasnya hari ini dan tidak memberi cela sedikit pun pada pikiran gelap yang menyelusup masuk.

Kyuhyun mengerutkan keningnya ketika mengingat halusinasi yang baru saja muncul. Berdasarkan pengalaman yang lalu, meski sinkronisasi - Kyuhyun lebih suka menyebutnya karena itu bukanlah khayalan- yang muncul sedikit berbeda dengan kenyataan, namun tidak meleset terlalu jauh. Ia seakan bisa menyerap energi negatif yang ada dan mengubahnya menjadi sebuah ramalan peristiwa berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya mengenai pikiran seorang teroris.

Ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, mencoba melihat apakah ada orang yang bereaksi mencurigakan yang berniat menembak PM Yu.

"Sekarang, saya ingin meminta orang yang telah ditunggu-tunggu semua orang untuk naik ke panggung. Bintang acara hari ini, Perdana Menteri Yu Suk Won!"

Tepuk tangan meriah menyambut naiknya PM Yu ke atas panggung. Kyuhyun melihat sosok itu dengan senyum lega. Ia bersyukur PM Yu masih hidup dan tidak ditembak olehnya yang sempat terseret oleh pikiran gelapnya.

.

.

Di sisi lain, Ko Sang Jong berbaur dengan para mahasiswa dan warga sipil yang menonton. Berbeda dengan Kyuhyun sekarang, ia memandang PM Yu dengan penuh kebencian.

.

.

"Aku bukanlah murid yang benar-benar baik." PM Yu membuka pidatonya. "Ini yang sebenarnya, bukan karena aku bersikap merendah. Kalian bisa bertanya kepada teman-temanku dahulu."

Sekarang, Kyuhyun bisa mendengarkan pidato dan tawa PM Yu dengan tenang. Ia bahkan bisa tersenyum tipis mendengar candaan yang dilontarkan. Kondisi hatinya yang mulai membaik membuat kondisi tubuhnya ikut membaik.

Hal itu juga membuat kewaspadaan Kyuhyun kembali bekerja. Ia mendadak menangkap sebuah firasat buruk dari arah belakangnya. Ketika ia menoleh, sosok Kwon Sang Cheol berjalan lambat namun pasti ke arahnya. Pria bertubuh tinggi besar itu tidak memandangnya, tetapi ia tahu pria itu mengetahui keberadaannya dan tetap berjalan mendekat.

"Kyuhyun imnida," kata Kyuhyun yang sudah mendekatkan mike ke mulutnya. "Ada orang mencurigakan di area B2. Mohon konfirmasi. Ciri-cirinya adalah berkepala botak, tinggi besar dan berbahu lebar."

Leeteuk, Eunhyuk, Donghae dan Ryeowook mencari sosok yang disebutkan Kyuhyun di area B2. Melihat empat agen SP melirik ke arahnya, Kwon Sang Cheol berjalan menjauh. Kyuhyun mencoba mengikutinya tanpa tergesa, karena takut menimbulkan kekacauan.

.

.

Dari arah belakang PM Yu, sosok Ko Sang Jong sudah berdiri di lapisan kedua dari penonton yang bukan undangan.

.

.

SP Seksi-1 yang bertugas mengawal PM bersikap waspada karena mendengar pemberitahuan Kyuhyun tadi. Melihat hal itu, Heechul mencoba melihat sebatas pandangannya apa yang sedang terjadi. Ia berusaha tidak menoleh terlalu jauh sehingga tidak memancing kecurigaan kalau-kalau ada sosok yang tengah SP intai.

.

.

Melihat Kyuhyun terpancing oleh Kwon Sang Cheol, Pyo Sang Hoon tersenyum senang. Ia tahu itu pasti rencana Direktur Choi sehingga ia bisa melakukan tugasnya tanpa gangguan. Pyo Sang Hoon pun bersiap membidikkan senapannya.

.

.

Sementara itu beberapa agen SP lain ikut mengawasi sosok yang disebutkan Kyuhyun, termasuk SP yang ada di lantai 2. Melihat gerakan samar yang terjadi dari para agen SP, Direktur Choi tersenyum tipis. Rencananya menggunakan Kwon Sang Cheol berhasil.

.

.

Kyuhyun mencari sosok Kwon Sang Cheol. Ia heran sosok yang sebelumnya berjalan dan bergerak sangat lambat itu, kini menghilang dengan cepat di antara kerumunan. Ia berjalan terus hingga mencapai area yang tertutup eskalator jika dari posisinya berdiri tadi. Benar saja, sosok tinggi besar itu berdiri di sana seakan menunggu Kyuhyun menemukannya.

"Kyuhyun imnida. Dia pindah ke A1." Kyuhyun melapor.

.

.

Leeteuk langsung mengawasi area itu dengan sedikit cemas. A1 cukup jauh dari tempat agen SP lain berada untuk memberikan dukungan. Namun jumlah personil yang sedikit tidak memungkinkan Leeteuk untuk mengirimkan agen lain.

.

.

Kwon Sang Cheol kembali berjalan perlahan mendekati Kyuhyun.

"Kyuhyun imnida. Jika dia menunjukkan tanda-tanda menyerang VIP, saya akan menangkapnya." Kyuhyun kembali melaporkan.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Kyuhyun tidak boleh menangkap seseorang hanya karena dia berbahaya. Orang itu harus terbukti sedang melakukan serangan sebelum ia bisa membekuknya. Bahkan agen SP dilarang menembak lebih dulu meski menghadapi teroris bersenjata. Mereka akan dianggap melanggar jika orang itu belum menggunakan senjatanya untuk menyerang mereka.

.

.

Pyo Sang Hoon mulai meletakkan jarinya di pelatuk, bersiap untuk menembak. Ia menarik napas untuk menahan kegugupannya. Ia tidak boleh meleset.

.

.

Kini jarak antara Kyuhyun dan Kwon Sang Cheol hanya terpisah oleh eskalator naik dan turun yang bersisian. Melihat Kyuhyun memandangnya, Kwon Sang Cheol yang masih menghindari tatapannya, menyentuh jaket berbulu, di mana Kyuhyun tahu banyak senjata tersimpan di sana.

.

.

Melihat gerakan Kwon Sang Cheol yang mengancam, beberapa agen SP memusatkan perhatian ke area A1.

"Semuanya, jangan kehilangan konsentrasi!" Leeteuk mengingatkan para agen yang terpecah oleh Kwon Sang Cheol. "Agen Kyuhyun akan menanganinya. Pertahankan pandangan kalian terhadap area yang kalian jaga."

Leeteuk melirik ke atas sepersekian detik. Ia tidak tahu kenapa Pyo Sang Hoon belum juga menembak. Pidato PM Yu bisa saja berakhir sewaktu-waktu.

Ketika Leeteuk memandang kembali ke depan, wajahnya memucat. Sosok Ko Sang Jong terlihat di area yang ada di seberang area tugasnya. Ia tidak bisa meminta agen SP terdekat untuk mengawasi karena pria itu belum melakukan apapun yang membahayakan. Namun Leeteuk tahu Ko Sang Jong sangat membenci PM Yu.

Leeteuk langsung meninggalkan area yang ia jaga, bergerak untuk ke arah seberang dengan menyusuri sisi samping area.

.

.

Melihat gerakan Leeteuk, Heechul mencari ke arah mana sebelumnya Leeteuk memandang. Heechul menemukan sosok Ko Sang Jong di antara kerumunan. Tanpa banyak bicara, Heechul bangkit berdiri dan bergerak menyusul Leeteuk.

.

.

Keduanya berjalan dengan sedikit cepat namun tenang agar tidak menarik perhatian yang lain, sesuai aturan yang mereka pelajari selama ini.

.

.

Melihat Leeetuk menerobos para penonton meski bukan dengan gerakan yang terlalu cepat, Eunhyuk, Donghae dan Ryeowook menyadari ada sesuatu yang terjadi. Itu adalah kecepatan maksimal yang diperbolehkan untuk mereka menghampiri target di saat semuanya belum jelas dan acara masih berlangsung. Tetapi tidak ada perintah apapun dan tidak ada keadaan darurat. Karena itu ketiganya tetap berada di posisi masing-masing.

.

.

Direktur Choi satu-satunya yang fokus ke arah PM Yu. Ia menantikan tembakan Pyo Sang Hoon.

Sedetik kemudian sebuah suara tembakan terdengar. Tubuh PM Yu yang ada di tengah podium terdorong ke belakang oleh kekuatan peluru. Warna merah membasahi jas yang ia kenakan, tepat di jantung.

.

.

Kyuhyun yang tengah mengawasi Kwon Sang Cheol yang sudah semakin dekat, berbalik karena suara itu. Matanya terbelalak melihat warna merah menghiasi jas PM Yu.

.

.

Eunhyuk, Donghae dan Ryeowook juga terkejut melihat hal itu. Ini adalah kondisi darurat. Mereka mulai bergerak ke arah panggung.

.

.

Hanya Leeteuk yang lebih mencemaskan Ko Sang Jong daripada peristiwa yang baru saja terjadi, karena ia tahu tidak ada yang membahayakan dari tembakan tersebut.

.

.

Reaksi Leetuk yang begitu tenang saat mendengar suara tembakan, tidak lepas dari perhatian Heechul.

.

.

Direktur Choi tersenyum puas.

.

.

Dengan gemetar PM Yu menyentuh cairan merah yang ada di jasnya. Ia tidak merasakan sakit apapun, hanya terkejut. Namun ia sudah terlalu tua untuk mendapat kejutan seperti ini. Jantungnya berdetak sangat cepat dan tubuhnya menjadi lemas.

Dua agen SP Seksi-1 menghambur ke atas panggung dan memaksanya membungkuk. Keduanya menutupi PM Yu dengan tubuh mereka kalau-kalau terjadi tembakan selanjutnya.

Salah seorang menutupi sambil memeriksa luka PM Yu. Ia terkejut menyadari itu hanya peluru cat yang bahkan tidak menimbulkan memar jika tertembak.

.

.

Kyuhyun menyaksikan dari tempatnya berdiri dengan perasaan was-was.

"VIP tertembak, tapi itu hanya cat. Kami akan mengungsi untuk berjaga-jaga." Salah satu agen SP Seksi-1 melaporkan.

.

.

Para tamu undangan dan penonton yang sempat membeku karena terkejut, mulai mendapati kesadaran mereka kembali. Jeritan dan tangisan terdengar di mana-mana. Mereka mulai berhamburan menyelamatkan diri.

Begitu pun para mahasiswa dan warga sipil yang berada di lantai 2 dan 3. Semua berhamburan turun untuk menuju pintu keluar.

.

.

Agen SP Seksi-1 yang lain langsung bergerak mengamankan keluarga PM Yu dan berusaha membawanya ke tempat yang aman. Karena banyaknya orang berlarian tanpa arah, mereka kesulitan untuk keluar dari area tersebut.

.

.

Dua agen SP Seksi-1 yang mengawal PM Yu, harus mengangkat tubuh orang tua yang lemas itu agar bisa berdiri dan mulai berjalan. Kerumunan orang yang berhamburan mempersulit gerakan mereka untuk keluar dari sana.

"Tolong jangan panik! Biarkan kami lewat!"

Namun tak seorang pun yang mendengarkan permintaan keduanya.

.

.

Pyo Sang Hoon menggunakan kesempatan itu untuk membereskan peralatannya dan melarikan diri sebelum ada agen SP yang naik ke atas atap untuk mencarinya. Sebelum pergi, ia meletakkan sebuah selongsong peluru kosong di atas jendela atap yang dibukanya. Itu merupakan pesan untuk siapa pun yang sampai di sana, bahwa bisa saja peluru sungguhan yang ditembakkan tadi.

Ia berharap setelah kejadian ini para atasan akan berpikir untuk menggunakan detektor logam dan pemeriksaan tubuh untuk acara yang berkaitan dengan VIP. Begitu juga jumlah agen yang bertugas untuk pengamanan.

.

.

Ko Sang Jong tidak terganggu oleh semua kehebohan itu. Ia terus mendekat ke arah PM Yu yang tengah dilindungi oleh dua agen SP. Ia menarik pistol dari belakang tubuhnya.

Melihat hal itu, Leeteuk mempercepat gerakannya menuju Ko Sang Jong namun orang yang berlawanan arah dengannya sangat padat. Ia kesulitan untuk mendekat, begitu pula Heechul yang terpaut tiga meter di belakangnya.

.

.

Eunhyuk, Donghae dan Ryeowook masih bergegas ke arah PM Yu untuk membantu pengamanan. Orang yang harus mereka tembus tidak sebanyak Leeteuk karena ketiganya tidak berada pada posisi pintu keluar seperti Leeteuk dan Kyuhyun.

.

.

Ri Mu Yeok menyaksikan semua kejadian itu dengan bingung. Ia berdiri di tempatnya tanpa tahu apa yang harus ia perbuat. Kesetiaannya kepada PM Yu membuatnya tidak berpikir sedikit pun untuk lari dari sana.

.

.

Keluarga PM Yu berhasil dibawa keluar oleh agen SP Seksi-1 yang lain. Tetapi PM Yu yang baru saja berhasil turun dari panggung, masih kesulitan menerobos kerumunan.

.

.

Kyuhyun menangkap sosok Leeteuk yang berusaha menembus kerumunan dengan arah yang aneh, tidak seperti ketiga rekannya yang lain. Ia semakin bertanya-tanya ketika sosok Heechul tampak tak jauh di belakang Leeteuk. Mereka berdua menuju ke arah yang sama. Kyuhyun mengikuti arah pandangan Leeteuk untuk mencari siapa sebenarnya yang mereka incar.

Ternyata orang itu adalah Ko Sang Jong. Kyuhyun tidak mengetahui siapa nama orang yang sedang berjalan pasti ke arah PM Yu dengan memegang pistol itu. Tetapi ia ingat orang itulah yang ia temui tadi malam di bangku yang ada di depan stasiun kereta. Orang itu juga yang mengingatkannya pada sosok pembunuh kedua orang tuanya.

Baru saja Kyuhyun hendak bergerak ke arah Ko Sang Jong, terdengar suara pisau dicabut dari sarungnya. Kyuhyun berbalik; Ia sempat melupakan sosok Kwon Sang Cheol. Pria itu bergerak cepat untuk menikam jantungnya. Kyuhyun berusaha menangkis pisau itu namun kali ini pisau itu berbentuk lengkung. Tak ayal lagi pisau Kwon Sang Cheol menusuk bagian belakang lengan atasnya.

"ARRGHH!" Kyuhyun berteriak kesakitan ketika Kwon Sang Cheol menekan pisau itu lebih dalam hingga menembus lengannya di sisi depan.

Meski kesakitan, Kyuhyun menekan lengan kirinya dengan keras ke sisi tubuhnya sehingga Kwon Sang Cheol kesulitan mencabut pisau untuk melancarkan serangan selanjutnya.

Keadaan sedang genting dan Kyuhyun tidak punya waktu untuk melayani pria ini. Tangan kanan Kyuhyun menarik Kwon Sang Cheol yang masih tertahan sehingga jarak mereka menjadi dekat, lalu menendang selangkangan pria itu sekuat tenaga dengan lututnya.

Tubuh tinggi besar itu langsung roboh tak sadarkan diri.

.

.

Jumlah orang yang berlarian sudah menipis, hanya tersisa yang berasal dari lantai 2 dan 3. Kini Kyuhyun bisa melihat Ko Sang Jong dengan lebih leluasa. Pria itu mengacungkan pistol ke arah PM Yu.

Melihat itu, Kyuhyun hendak mendekat namun rasa sakit yang tajam mengingatkannya pada pisau yang masih tertancap di lengannya. Kyuhyun berteriak kesakitan saat mencabut pisau itu dengan sekali tarikan, lalu membuangnya ke lantai. Ia meraih pistolnya dan bersiap menembak, tetapi lengan kirinya yang terluka mulai gemetar dan mengeluarkan banyak darah. Masih adanya orang yang berlalu-lalang semakin menyulitkannya untuk membidik Ko Sang Jong.

.

.

PM Yu yang dikawal dua agen SP Seksi-1 akhirnya berhasil membuka jalan. Tapi Ko Sang Jong sudah menunggu di depan mereka dengan pistol teracung. Melihat itu, agen SP yang berada di depan langsung menutupi tubuh PM Yu.

Ko Sang Jong menembakkan pistolnya. Agen SP itu pun terjatuh dengan luka di dadanya.

Melihat temannya tertembak, agen yang berdiri di belakang PM Yu bergegas ke depan, memposisikan dirinya sebagai tameng di antara Ko Sang Jong dan PM Yu.

Sekali lagi Ko Sang Jong menarik pelatuknya dan agen SP itu tersungkur. Ia tersenyum melihat kini tinggal dia dan PM Yu yang hanya berjarak kurang dari 3 meter.

.

.

Leeteuk menerobos kerumunan lebih keras lagi, berusaha mencapai Ko Sang Jong.

.

.

Eunhyuk tiba di sana lebih dulu. Melihat PM Yu tanpa pengamanan siapa pun, ia langsung berdiri di depan PM Yu dengan kedua tangan terentang.

Ko Sang Jong kembali menarik pelatuknya tepat mengenai perut Eunhyuk. Seketika itu juga Eunhyuk jatuh terlentang tak sadarkan diri.

Donghae yang sudah berada tak jauh di belakang Ko Sang Jong, membeku melihat rekan timnya tertembak. Dengan teriakan marah ia menyerbu ke arah pria itu, berusaha merebut pistolnya. Namun Ko Sang Jong langsung berbalik dan menembak tanpa pikir panjang. Donghae pun tersungkur dengan tembakan di perutnya.

.

.

Leeteuk yang masih berada di kerumunan orang, hanya bisa melihat semua itu dengan putus asa. Kali ini ia bertindak lebih keras dengan mendorong orang-orang yang menghalangi jalannya.

.

.

Kyuhyun terlalu jauh dari jarak tembak dan masih ada orang-orang yang berlarian di antara dirinya dan Ko Sang Jong. Lengan kirinya terus mengalirkan darah. Ia mulai merasa lemas.

.

.

Teralihkannya perhatian Ko Sang Jong karena serangan Donghae, memberi Ryeowook waktu untuk menarik PM Yu ke balik punggungnya.

Ko Sang Jong yang mulai mengamuk karena nyaris diserang dari belakang, berbalik dan langsung menembakkan pistolnya ke arah PM Yu tanpa berpikir sedetik pun. Tembakan itu mengenai dada kiri Ryeowook yang sudah ada di antara mereka.

PM Yu pucat pasi ketika tubuh Ryeowook yang sempat mengenainya akibat dorongan tembakan, terkulai di bawah kakinya. Kini ada 5 agen SP yang tergeletak di sekitar PM Yu dan 1 yang ada di belakang Ko Sang Jong.

.

.

Direktur Choi yang berdiri tak jauh dari sana, hanya menyaksikan dengan senyum tipisnya, sementara Leeteuk berjuang mati-matian untuk mendekat. Akhirnya Leeteuk berhasil menembus kerumunan. Ia berlari secepat mungkin ke arah PM Yu.

.

.

PM Yu berdiri diam memandang Ko Sang Jong yang menodongkan pistol ke arahnya.

"Apakah Anda ingat?" tanya Ko Sang Jong dengan dingin, persis seperti yang Kyuhyun bayangkan sebelumnya.

PM Yu mengerutkan kening. Pikirannya melayang pada kejadian 20 tahun lalu yang sampai saat ini menghantuinya. Ia teringat sosok Ko Sang Jong dan sepasang suami istri yang menjadi korban. Setetes air mata mengalir dari mata PM Yu. Entah itu air mata penyesalan, atau air mata karena tahu hidupnya akan berakhir.

.

.

Kyuhyun memilih menyarungkan pistolnya dan berlari mendekat.

.

.

Ko Sang Jong menembakkan pistol di tangannya lagi, namun tidak ada peluru yang keluar. Pria itu mencobanya lagi, dan ternyata pistol itu telah kosong. Ia mengalihkan perhatiannya kepada para agen SP yang tergeletak di sekitarnya.

.

.

Kyuhyun berlari menaiki kursi-kursi yang tersusun untuk mencapai Ko Sang Jong, agar ia tidak terjebak kerumunan orang yang masih berlarian. Namun tangan kirinya yang terluka parah mulai sulit digerakkan, akibatnya ia kehilangan keseimbangan saat melompati kursi-kursi itu. Tubuh Kyuhyun limbung dan ia jatuh bersama kursi-kursi yang berserakan.

.

.

Ko Sang Jong mendekati Donghae yang tergeletak paling dekat darinya, lalu mengambil pistolnya.

.

.

Dengan tangan kanannya yang masih berfungsi, Kyuhyun menyingkirkan kursi-kursi yang menghalangi jalannya. Ia berhasil mencapai PM Yu lebih dulu meski dengan langkah yang terseok-seok. Ditariknya leher belakang jas PM Yu untuk memaksanya bergerak menjauh sambil melindungi PM Yu dengan tubuhnya sendiri yang berlari di belakang.

.

.

Melihat targetnya dibawa lari, Ko Sang Jong menembakkan pistolnya, namun tidak ada peluru yang keluar.

Kyuhyun terus mendorong PM Yu untuk berlari sementara Ko Sang Jong memeriksa pistol Donghae. Ternyata pengaman pistol itu masing terpasang. Ketika Ko Sang Jong berhasil membukanya dan menembak, Kyuhyun dan PM Yu sudah berada di luar jarak tembak. Tembakan itu meleset.

Ko Sang Jong yang sudah menyerahkan seluruh hidupnya untuk hari ini, tidak memiliki ketakutan apapun. Dengan tenang ia mengikuti Kyuhyun dan PM Yu yang melarikan diri dari dalam gedung.

.

.

"Hentikan!" Seorang agen SP menghadang.

Tanpa pikir panjang Ko Sang Jong kembali menembakkan pistolnya. Agen SP itu langsung terlempar ke arah tiang bangunan dan tergeletak tak bergerak.

Mendekati pintu keluar, seorang agen SP kembali menghadangnya dengan pistol teracung. Ko Sang Jong menembak agen itu lebih cepat. Korban bertambah satu.

.

.

Leeteuk yang sudah sampai di tengah area tidak mengejar Ko Sang Jong. Ia memilih memeriksa para agen SP yang tertembak. Dihampirinya Eunhyuk dan membuka kemejanya untuk memeriksa lukanya. Ia menghela napas lega melihat ada rompi anti peluru di sana. Ia langsung menepuk kedua pipi Eunhyuk untuk menyadarkannya.

Begitu Eunhyuk mengerang dan membuka matanya, Leeteuk langsung memeriksa kondisi Donghae, Ryeowook, dan para agen SP lainnya. Ia mendapati ada beberapa agen SP yang tertembak di area yang tidak dilindungi oleh rompi anti peluru.

"Seseorang! Panggil ambulans!" seru Leeteuk.

.

.

Direktur Choi yang sedari tadi hanya berdiri menikmati peristiwa itu tersadar. Ia segera meraih ponselnya untuk memanggil ambulans.

.

.

Enam orang agen SP yang bertugas untuk akhir acara memasuki ruangan dan bergegas mendekati Leeteuk yang baru saja selesai memeriksa semua agen yang tertembak.

Leeteuk merasa lega melihat Ryeowook mulai sadarkan diri. Eunhyuk masih terbaring karena rusuknya yang memar akibat kekuatan tembakan.

"Kalian berdua, tinggallah dan rawat yang terluka." Leeteuk memberi perintah kepada 2 agen SP lain yang selamat dari penembakan.

"SIAP!"

Ia menoleh kepada agen-agen SP yang baru datang." Kalian semua akan ikut denganku untuk mencari Perdana Menteri Yu."

"SIAP!"

.

.

Donghae tersadar. Ia terbatuk karena rasa sakit yang menghantam perutnya. Matanya melihat sekeliling dengan cemas.

"Gwenchana?" tanya Eunhyuk sambil mendekat.

"Gwenchana," sahut Donghae. Ia bersyukur melihat Eunhyuk tidak terluka.

Ryeowook mendekati mereka sambil memegang dadanya yang terasa nyeri. "Di mana Kapten dan Kyuhyun?"

"Kapten sedang mengejar mereka," sahut Eunhyuk. Ia meringis karena perutnya masih terasa sakit akibat tembakan jarak dekat. Ia yakin perutnya memar besar saat ini.

"Kita akan menyusulnya?" tanya Donghae sambil mencoba bangkit berdiri dibantu oleh Ryeowook.

"Tentu saja." Ryeowook menyahut cepat.

"Tapi di luar banyak sekali bangunan lain, kita tidak tahu ke mana mencarinya," gumam Eunhyuk.

"Agen Kyuhyun terluka parah. Kalian bisa mengikuti jejak darahnya." Salah satu agen SP menunjuk sesuatu di lantai.

Eunhyuk, Donghae, dan Ryeowook mengikuti arah yang dituju. Mereka melihat tetesan darah yang ada di lantai.

"Itu bukan darah agen SP yang terluka?" tanya Donghae pelan.

"Bukan. Tetesan itu terus berjalan hingga ke sana." Ada suara cemas dalam suara Ryeowook ketika melihat tetesan darah itu tidak berhenti.

Mereka tahu apa yang terjadi jika seseorang terluka dan terus mengeluarkan darah. Pertama-tama orang itu akan merasa lemas, pusing, lalu sakit kepala. Jika tidak segera diberi pertolongan pertama, orang itu akan mulai mengalami nyeri dada dan kesulitan bernapas. Hal yang tidak boleh terjadi jika mereka kekurangan darah karena lukanya adalah kehilangan kesadaran. Jantung dan organ-organ lainnya bisa berhenti bekerja karena kurangnya oksigen yang biasa dibawa oleh darah.

"Tunggu apa lagi, ayo bergerak!" Seruan Eunhyuk menyadarkan keduanya. Mereka bergegas mengikuti jejak darah tersebut.

.

.

Mendorong seorang pria yang sudah berusia lanjut dan baru saja shock karena tertembak bukanlah hal yang mudah, apalagi Kyuhyun hanya mengandalkan salah satu tangannya untuk terus mendorong PM Yu bergerak. Akan lebih mudah jika ia menariknya, namun itu berarti tubuh PM Yu sama sekali tidak terlindungi dari serangan. Mereka selalu diajarkan untuk menempatkan posisi di antara VIP dan penyerang.

Karena itulah jarak mereka dengan Ko Sang Jong tidak terlalu jauh meski Kyuhyun selalu berusaha agar mereka berada di luar jarak tembak. Ko Sang Jong sendiri tampaknya sudah menyadari pistol SP tidak berisi banyak peluru. Ia tidak mau menyia-nyiakannya. Ia hanya mengacungkan pistol itu untuk bersiap menembak jika ia rasa jarak mereka memungkinkan.

.

.

Ri Mu Yeok mendekati salah satu agen SP yang masih tertelungkup tak sadarkan diri.

"Gwenchana?" tanyanya sambil duduk di sisi agen itu. Tanpa sepengetahuan agen SP yang lain, ia mengambil pistol yang ada dan bergerak menyusul PM Yu berpatokan darah yang menetes.

.

.

Berdasarkan peta yang dihafalnya, Kyuhyun membawa PM Yu keluar ke area yang memiliki bangunan terbanyak. Dengan demikian mereka memiliki peluang untuk bersembunyi jika saja jarak bisa diperlebar dan mereka bisa lolos dari pandangan Ko Sang Jong.

Upaya Kyuhyun membuahkan hasil. Akhirnya sosok Ko Sang Jong tidak terlihat. Dengan cepat Kyuhyun mengajak mereka melintasi tangga untuk bersembunyi di gedung yang ada di sisi kiri, yang tampaknya memiliki struktur lebih rumit.

Namun PM Yu yang sudah kepayahan karena berlari, terjatuh sebelum mereka berhasil memasuki pintu terluar gedung.

Kyuhyun sedang menariknya bangun ketika suara tembakan terdengar. Tetapi tembakan itu meleset 30 cm dari mereka, menembus plakat kaca yang menunjukkan apa saja ruangan yang ada di gedung yang mereka tuju. Kyuhyun langsung menutupi tubuh PM Yu dengan tubuhnya sendiri.

Ko Sang Jong yang belum tahu berapa jumlah peluru yang tersisa, berhenti untuk membuka pistol dan menghitungnya. Ia tidak ingin membuang-buang peluru seperti yang baru saja terjadi.

Kesempatan itu dipergunakan oleh Kyuhyun untuk beralih ke gedung yang lain. Ia bersyukur Ko Sang Jong tidak melihat ke arah mana mereka berlari.

Namun tak lama kemudian sosok Ko Sang Jong muncul di belakang. Mereka kembali berada di jarak pandang Ko Sang Jong. Kyuhyun bingung kenapa pria itu selalu tahu ke mana mereka pergi.

Sebelum Ko Sang Jong lebih dekat, Kyuhyun kembali menarik PM Yu yang lagi-lagi terjatuh untuk bangun dan mendorongnya terus berlari.

.

.

Leeteuk yang sudah sampai di bagian luar gedung, sempat kebingungan karena di sana banyak sekali pilihan. Mungkin itulah yang Kyuhyun pikirkan juga, agar mereka bisa lolos dari pengejaran.

Mata Leeteuk menemukan plakat kaca yang pecah. Itu bekas tembakan. Ia berjongkok dan menyentuhkan jarinya pada tetesan darah yang ada. Masih terasa hangat. Berarti Kyuhyun belum lama ada di sana. Dari jumlah darah yang keluar, Leeteuk yakin itu luka Kyuhyun. Berarti PM Yu masih dalam keadaan aman.

Meskipun begitu, Leeteuk tetap mencemaskan jumlah darah yang sudah keluar sampai saat ini, apalagi tidak ada tanda-tanda Kyuhyun berhenti untuk membalutnya. Ia mencari tetesan darah lainnya. Begitu menemukannya, ia mengajak agen SP yang bersamanya untuk bergegas.

.

.

Kyuhyun akhirnya memasuki salah satu pintu. Ternyata itu adalah Gedung Opera tempat pertunjukan musik dan drama dimainkan. Ia mendorong PM Yu menaiki tangga marmer, namun PM Yu kembali terjatuh dengan napas tersengal. Meski Kyuhyun berusaha menariknya untuk bangkit, pria itu tetap meringkuk di tangga.

Saat itulah Kyuhyun melihat tetesan darahnya yang jatuh dari pintu hingga ke anak tangga. Ternyata ia meninggalkan jejak untuk diikuti Ko Sang Jong.

Karena semua peristiwa tadi, baru sekarang Kyuhyun memeriksa lukanya. Lengan jasnya sudah penuh darah, bahkan telapak tangan kirinya sudah berubah merah oleh darah yang mengalir dari lukanya. Darah itu menetes cukup deras ketika tiba di ujung jarinya. Kyuhyun meringis menahan sakit saat berusaha menekan luka tersebut. Tidak ada waktu untuk mengikatnya. Lukanya terlalu besar karena menembus dari bagian belakang ke depan. Dan ia membutuhkan tangan kanannya untuk membawa PM Yu.

Kyuhyun kembali menarik PM Yu untuk bangkit. Melihat pintu kaca di depan, Kyuhyun berlari lebih dulu dan menendangnya terbuka, agar tidak menggunakan kedua tangannya yang sudah bernoda darah. Setelah itu ia kembali menarik PM Yu dan mendorongnya untuk bergerak.

Ia berharap kali ini Ko Sang Jong tidak mendapat petunjuk. Kyuhyun menekuk tangan kirinya dan menekannya kuat-kuat ke sisi tubuhnya, berharap darah yang mengalir akan membasahi jasnya dan bukan jatuh ke lantai.

.

.

Ko Sang Jong berhenti di pintu yang tadi ditendang Kyuhyun karena tidak tampak tetes darah selanjutnya. Namun saat ia mencari di sekitar, sesekali jejak itu masih ada meski sangat sedikit, tidak begitu jelas seperti sebelumnya.

.

.

Kyuhyun dan PM Yu tiba di bagian koridor mewah yang menuju Ruang Opera. Kondisinya yang sedang tidak fit, luka yang parah dan kehilangan banyak darah mulai membuat kesadarannya menurun.

Di salah satu belokan, Kyuhyun nyaris jatuh pingsan. Ia menempelkan tubuhnya yang semakin lemas ke tembok marmer sambil terus mendorong PM Yu. Ia berusaha tetap berdiri sehingga membutuhkan tangan kirinya untuk menahan tubuhnya. Akibatnya terbentuk goresan noda darah yang besar dan sangat panjang dari lukanya di tembok marmer yang putih itu.

.

.

Ko Sang Jong melihat jejak darah kembali menghilang. Ketika ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, pria itu tersenyum. Satu-satunya tempat yang dituju setelah tangga naik ini adalah Ruang Opera. Baik ke kiri maupun ke kanan nantinya, ujungnya hanya akan ke tempat tersebut.

Pria itu menaiki tangga dengan tenang sambil menyenandungkan lagu anak-anak yang berjudul Hide and Seek (permainan Petak Umpet). Ia menyanyikan lagu itu dengan mengubah liriknya.

"Meskipun kamu bersembunyi dengan sangat baik, darah merah masih terlihat..."

Ko Sang Jong terus bernyanyi.

.

.

TBC

Akhirnya... chapter terakhir sebelum sekolah di mulai besok hehehe
Mungkin aku akan update lebih lambat dari sebelumnya
karena harus mengajar dan penyusunan rapor sudah mulai dicicil.

Pasti banyak yang lega karena chapter 20 kemarin hanyalah
sinkronisasi dari energi negatif yang dikeluarkan Ko Sang Jong dan pengetahuan Kyuhyun tentang teroris ya.
Tapi tidak bisa dipungkiri sebenarnya ada keinginan terpendam seperti juga
di dalam hati Kyuhyun itu sendiri.
Semua kembali pada pengendalian diri.

Bagaimana menurut kalian?
Apakah PM Yu berhasil diselamatkan?
Apakah dampak hal ini kepada kondisi Kyuhyun sendiri?
Akhir kata, selamat membaca.
Aku sangat menunggu review kalian sebagai penyemangat hehehe

Kamsahamnida