Naruto milik Kishimoto-sensei

Highscool DxD milik Ishibumi-sensei

Mempersembahkan

The Journey of Chakra

Warning :

Mainstream! Bahasa tidak baku! Banyak kata umpatan, kasar, dan lain sebagainya

Rate :

M (Mature)

Pairing :

Raiser x Harem

Summary :

Ini pasti ada sebuah kesalahan. Aku seharusnya mati dan berkumpul dengan teman dan keluargaku, bukan bereinkarnasi menjadi bajingan kaya raya berengsek yang sifatnya berbanding terbalik denganku.

Yah, aku rasa aku akan mencari cara untuk mati.

.

.

.

Mihae dengan santai berjalan ke arah akademi Kuoh untuk bertemu dengan Rias untuk membahas pertemuan rajanya dengan pewaris keluarga Gremory.

Mengingat peraturan prefektur yang mengatakan bahwa para siswa harus selalu mengenakan seragam almamater mereka, membuat Mihae yang secara teknis berada pada kisaran SMA untuk mengenakan seragam akademi Kuoh sebagai penyamaran.

Mihae saat ini mengenakan seragam siswi akademi Kuoh versi musim panas, di mana dia mengenakan kemeja lengan pendek. Meski begitu, karena saat ini masih awal musim semi, Mihae mengenakan jaket biru navy kesayangannya.

Entah kenapa setelah mendengar cerita rajanya mengenai asal kekuatanya, Uzumaki Menma, Mihae jadi ingin meniru gaya Menma saat Raiser memberikan topeng sebagai simbolnya.

Menggelengkan kepalanya, Mihae kembali memfokuskan pikirannya. Mihae sekarang sudah berada di depan ruangan klub Penelitian Ilmu Gaib. Setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk, Mihae membuka pintu dan mengamati anggota peerage Rias yang saat ini berada di dalam ruangan.

Mihae bisa melihat Rias yang tengah duduk di kursi kebesarannya, Akeno yang terlihat sedang menyuguhkan potongan kue ke seluruhnya, Yuuto yang sedang duduk di salah satu sofa sembari membaca buku, bersebelahan dengan Koneko yang dengan tenang memakan kue yang dia terima.

Issei dan Asia yang duduk di sofa yang lain, dan terakhir adalah exorcist bernama Xenovia yang Mihae tahu sudah berubah menjadi iblis jika aura yang dia keluarkan benar.

"Selamat datang, Mihae. Aku menyambutmu secara resmi ke klub Penelitian Ilmu Gaib"

"Terima kasih, Rias-sama"

Setelah Rias mempersilahkan Mihae untuk duduk, dia memutuskan untuk duduk di sofa yang sebelumnya diduduki oleh Issei dan Asia, saat Issei berdiri dan memberikan gestur untuk membiarkan Mihae duduk di sana.

"Sebelumnya, izinkan aku mewakili keluarga Gremory dan Sitri untuk berterima kasih kepadamu karena sudah membantu kami dengan masalah Excalibur dan malaikat jatuh" Ucap Rias.

"Kami juga baru menyadarinya, ternyata kau sangat kuat. Apalagi teknik shikigami mu"

Mihae hanya mengangguk mengiyakan. Mata Mihae sedikit melirik gadis kecil berambut putih, Koneko. Rii dan Nii mengatakan bahwa mayoritas nekomata bisa mendeteksi chakra, tapi sepertinya Koneko tidak cukup ahli mendeteksi chakra. Mungkin itu juga karena Mihae yang tidak mengeluarkan chakranya sama sekali.

"Semua berkat latihan dengan Raiser-sama" Balas Mihae.

"Bicara soal Raiser. Aku mendapat kabar dari Sona bahwa Raiser mengadopsi hampir seluruh peeragenya, dan beberapa peeraganya ada juga yang meninggalkan Raiser. Apa itu benar?" Tanya Rias sekali lagi.

"Eh! Dia mengadopsimu!? Maksudmu sekarang kau secara teknis adalah anak dari Raiser?" Tanya Issei mewakili semuanya.

"Di atas kertas, namaku adalah Mihae Phenex, putri keempat dari Raiser Phenex. Dan anda benar mengenai anggota yang meninggalkan Raiser-sama. Untuk sekarang, anggota peerage Raiser-sama adalah aku, Ravel-sama, Rii, Nii, Mira, dan Xuelan" Jawab Mihae menjelaskan.

Mihae merasa dia tidak perlu merahasiakan hal tersebut. Mihae yakin beberapa petinggi seluruh fraksi sudah mengetahui mengenai masalah adopsi tersebut, yang jadi masalah adalah para gadis yang melepas ikatan dengan keluarga Phenex.

"Apa yang terjadi dengan para anggota yang lain?" Tanya Yuuto.

Tentu saja masalah mengenai mantan anggota peerage Raiser yang kembali menjadi ras awal mereka adalah rahasia yang mungkin hanya beberapa yang tahu dari seluruh fraksi.

"Mereka kembali ke keluarga mereka masing-masing. Jika yang kau maksud adalah apakah mereka menjadi iblis liar, maka jawabannya adalah tidak. Setelah berdiskusi dengan para Maou, mereka memutuskan untuk tidak melabeli mereka sebagai iblis liar" Jelas Mihae.

Mereka yang mendengarkan hanya menganggukkan kepala mereka puas dengan jawaban Mihae.

"Kalau begitu, mari kita bicara bisnis. Apa yang diinginkan Raiser sekarang?" Tanya Rias.

"Raiser-sama ingin membuat izin temu dengan Rias-sama. Raiser-sama meminta satu minggu dari perjanjian" Jawab Mihae.

"Biar kulihat jadwalku dulu"

Rias melihat ke arah Akeno.

"Satu minggu dari sekarang berarti bertepatan dengan hari kunjungan keluarga" Jelas Akeno.

Rias mengangguk dan kembali melihat Mihae.

"Aku rasa hari itu tidak apa-apa. Kita bisa bertemu setelah jam sekolah. Siapa saja yang akan datang?" Tanya Rias.

"Selain Raiser-sama, Ravel-sama sebagai queen akan hadir juga. Dan saya rasa saya akan menetap di Kuoh hingga pertemuan tiba" Jawab Mihae.

"Aku mengerti, jadi ada tiga orang yang akan menghadiri pertemuan"

"Terima kasih sudah meluangkan waktu anda, Rias-sama. Saya izin undur diri" Ucap Mihae sembari berdiri dari sofa dan berjalan ke pintu setelah membungkuk sedikit.

"Mihae"

Panggilan Rias menghentikan Mihae. Melihat ke arah Rias yang tersenyum kepada Mihae.

"Hingga waktu pertemuan, jangan sungkan untuk mampir ke klub"

Mihae membalas ucapan Rias dengan senyuman dan mengangguk sebelum akhirnya pergi meninggalkan ruangan klub.

Merasa sudah tidak ada yang perlu dikerjakan, Issei kembali mengambil tempat di sofa sembari membuang nafasnya.

"Wow, dari kemarin dia menunggu di Kuoh selama hampir seminggu hanya untuk menyampaikan itu?" Tanya Issei entah pada siapa.

"Politik, Issei-kun. Kau akan sering menemui hal itu juga jika kau menjadi iblis kelas atas" Jawab Yuuto.

"Jadi dia adalah putri keempat dari Raiser Phenex" Ucap Xenovia yang dari tadi diam.

"Jika dia putri keempat, siapa saja putri yang lain?" Tanya Asia memiringkan kepalanya.

"Xuelan adalah putri pertama, kemudian Rii dan Nii, lalu Mihae. Selanjutnya ada Mira dan Ravel" Jawab Rias mengingat informasi yang diberikan sahabatnnya.

"Untung saja dia tidak sempat mengeluarkan tekniknya pada saat rating game. Jika tidak, kita pasti sudah kalah" Gumam Issei.

Mereka yang mendengarnya, mau tidak mau mengangguk menyetujui. Dari seluruh anggota, hanya Asia dan Koneko yang tidak sempat melihat kekuatan Mihae karena mereka sedang tidak sadarkan diri saat itu.

Koneko yang dari tadi mendengar hanya bisa memendam kekesalannya. Sekali lagi dia tidak bisa melindungi tuannya. Pada saat rating game melawan tunangan rajanya, Koneko tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Selain karena pertarungan itu bukanlah urusan hidup dan mati, tim mereka secara teknis juga tidak dikatakan kalah.

Berbeda dengan saat pertarungan dengan Kokabiel, Koneko tahu nyawa mereka bisa saja menghilang saat mereka kalah. Koneko tidak suka, dia tidak suka menjadi lemah, dia harus menjadi kuat demi majikannya, demi Rias.

'Bahkan jika itu harus menggunakan kekuatan terkutuk sekalipun'

.

.


.

.

Tidak terasa satu minggu sudah berlalu di Augen. Banyak yang terjadi, well, tidak banyak, tapi Raiser tahu dia harus optimis.

Seminggu sebelumnya Raiser sudah mendapat kabar lain dari Mihae di dunia atas, bahwa dia dan si Rias ini akhirnya bisa bertemu. Raiser sudah tidak sabar untuk bertemu dengan si rambut merah ini dan mengurus pembatalan pertunangan mereka.

Selain itu, dia juga sudah mendapat izin untuk melakukan pengeboran di Augen, dan seperti yang Raiser duga, air dalam yang berada di bawah permukaan Augen adalah air panas yang artinya dia bisa membangun infrastruktur baru, pemandian air panas Augen.

Setelah diteliti, ternyata air yang berada di bawah permukaan Augen adalah air yang bersumber dari wilayah Sitri, dan memanas saat memasuki wilayah Phenex. Saat tahu hal itu, langkah berikutnya yang Raiser ambil adalah membuat janji temu dengan pemimpin wilayah Sitri yang bersebelahan dengan Augen.

Setelah dua hari membuat janji temu, Raiser bertemu dengan salah satu keluarga Sitri yang mengelola wilayah itu yang dia tahu bernama Ultima Cauda.

Pertemuan Raiser dengan pemimpin Ultima Cauda bisa dibilang lancar. Faktanya Ultima Cauda adalah wilayah yang dikhususkan untuk mengelola pembangkit listrik, di mana di sana ada berbagai macam pembangkit listrik, mulai dari api, angin, air, hingga nuklir.

Air yang mengalir dari Ultima Cauda adalah air yang digunakan untuk menggerakkan kincir air sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air, jadi pihak Sitri tidak terlalu mempermasalahkan untuk apa Augen memerlukan air tersebut.

Untuk perizinan pembuatan bangunan ramen ichiraku versi 2 juga sedang dalam proses. Jika semuanya lancar, maka Raiser bisa mengharapkan izinnya akan diberikan setelah dia kembali dari dunia atas.

Mengenai tenaga kerja, Raiser sangat berterima kasih kepada para pensiunan yang bertinggal di Augen, mereka dengan senang hati mendaftarkan diri mereka untuk bekerja di lapangan pekerjaan yang akan disiapkan Raiser.

"Kau yakin tidak memerlukan yang lain, onii-sama?"

Pertanyaan Ravel membuyarkan Raiser dari pikirannya. Mereka saat ini berada di stasiun dunia bawah untuk menunggu kereta yang mengantarkan Raiser ke dunia atas. Alasan Ravel mengatakan itu karena Raiser meminta dirinya untuk tetap tinggal di Augen.

Ravel tidak terlalu mempermasalahkan dirinya tidak ikut kakaknya, karena dia percaya Mihae sudah lebih dari cukup untuk membantu kakaknya selama berada di dunia atas.

Ravel hanya khawatir kepada kakaknya. Sejauh yang Ravel tahu, berdasarkan ingatan barunya, kakaknya tidak pernah ke dunia manusia.

"Aku rasa aku tidak memerlukan yang lain lagi" Jawab Raiser sambil melihat keretanya sudah datang.

Ravel mengangguk mendengar jawaban kakaknya.

"Oh iya, beritahu yang lain jika mereka sudah selesai dengan latihan rutin mereka, selama aku di dunia atas aku akan meliburkan latihan rutin kita. Tapi jika dari kalian mau latihan sendiri tidak apa, ingat untuk tidak berlebihan saja selama kalian mau latihan" Jelas Raiser.

Mereka tidak hanya latihan di Kyoto. Setelah kembali ke dunia bawah, para gadis meminta (memaksa) Raiser untuk tetap melatih mereka. Tentu saja dia dengan senang hati menyetujuinya, karena memang masih banyak teknik dasar yang belum mereka kuasai.

"Tentu, onii-sama"

Kereta Raiser sudah sampai, pintu kereta terbuka. Raiser menepuk halus kepala Ravel.

"Oke, aku pergi dulu"

"Hati-hati di jalan, onii-sama"

.

.


.

.

Selama seminggu terakhir, Mihae juga cukup sibuk di dunia atas. Selain latihan rutinnya, dia secara berkala mengunjungi ruang klub saat Mihae ada waktu.

Pada kunjungan pertama, mereka hanya bicara hal-hal normal, baik itu tentang dunia atas ataupun dunia bawah. Pada kunjungan Mihae yang kedua, mereka mulai berdiskusi mengenai strategi, porsi latihan masing-masing anggota. Pada saat kunjungan ketiga, Rias mengajak Mihae untuk sparing bersama.

Tentunya Mihae sebisa mungkin tidak menggunakan [Nine Masked Beasts], [Raseringu], ataupun teknik lain yang menggunakan chakra karena Mihae masih belum ingin membeberkan masalah chakra ke mereka, mengingat ada nekomata di antara mereka.

Sementara itu di sisi klub penelitian ilmu gaib, mereka sedikit banyak terkejut saat melakukan sparing dengan Mihae. Niat Rias adalah membiarkan peerage mereka bekerja secara tim untuk melakukan sparing dengan Mihae dan para shikigami bertopengnya.

Akan tetapi saat Mihae menyarankan untuk melakukan sparing satu lawan satu, Rias kembali dikejutkan saat melihat bagaimana Mihae bisa mengimbagi semua peeragenya.

Saat sparing dengan Issei atau Koneko, Mihae hanya menggunakan teknik bela diri tangan kosong untuk mengimbangi mereka. Mihae mengalahkan Issei yang terbengong saat dirinya dengan mudah terbanting ke tanah. Sementara saat melawan Koneko, Mihae hanya menepis setiap serangan Koneko dan membiarkan staminanya habis hingga akhirnya menyerah.

Saat sparing dengan Yuuto atau Xenovia, setelah meminta dibuatkan salah satu katana oleh pengguna Sword Birth, Mihae juga dengan lihai menggerakkan tubuhnya untuk menangkis serangan Yuuto atau Xenovia dan menggunakan taktik yang sama saat sparing dengan Koneko.

Saat sparing dengan Rias atau Akeno, baru Mihae tahu bahwa dia masih kurang ahli dalam bertarung menggunakan sayap dan sihir semata.

'Setidaknya aku tahu apa yang perlu kulatih' Pikir Mihae saat dirinya kalah sparing dengan Rias atau Akeno.

Jika menggunakan chakra, Mihae tahu dia pasti dengan mudah menang melawan mayoritas makhluk supranatural, tapi dia tahu dia tidak boleh terlalu bergantung dengan chakranya. Oleh karena itu Mihae meminta Raiser untuk melatihnya menggunakan senjata dan tangan kosong.

Kembali ke masa sekarang, Mihae saat ini sedang menungu di stasiun kereta Kuoh untuk menunggu Raiser. Ngomong-ngomong soal transportasi, rajanya masih belum bisa menggunakan sihir teleportasi, entah karena Raiser kesulitan atau memang karena dia tidak ada niatan belajar, Mihae tidak tahu.

Mihae melihat kereta sudah sampai dan berhenti di depannya. Saat pintu kereta terbuka, Raiser dengan santai keluar sembari membawa satu ransel kecil.

"Selamat datang, Raiser-sama"

"Ah, terima kasih, Mihae"

Mihae mengajak Raiser untuk menginap di penginapan Himejima hingga pertemuannya besok. Tentu saja ada sedikit kecanggungan antara Raiser dengan Akeno pada awalnya, tapi setelah sedikit penjelasan mengenai amnesianya dan setelah melihat sikap Raiser yang baru secara langsung, Akeno dengan cepat menurunkan kewaspadaanya.

"Jika boleh tahu, apa yang ingin anda bahas dengan Bucho, Rias-sama?" Tanya Akeno saat menyajikan makan malam ke Raiser dan Mihae.

Raiser mengajak Akeno untuk makan bersama mereka, yang pada akhirnya diterima oleh Akeno.

"Aku ingin membahas masalah pertunangan kami" Jawab Raiser di sela makannya.

"Hmm?"

Akeno berhati-hati berusaha mencari informasi dari Raiser, tentunya Mihae yang tahu akan hal itu hanya diam karena dia juga ingin mengetahui apa yang ingin dilakukan rajanya.

"Mengingat aku tidak tahu apapun tentang pertungan ini dan melihat bagaimana sikap Rias saat rating game, aku rasa aku berhak membatalkan pertungan kami" Jawab Raiser lagi.

Tentu saja Akeno dan Mihae yang mendengarnya sangat kaget. Akeno tidak menyangka dia akan mendengar ucapan itu keluar dari mulut Raiser itu sendiri, dia tidak sabar memberitahu hal ini kepada Rias.

Mihae juga tidak kalah kagetnya dengan Akeno. Mihae bisa menebak sifat Raiser yang baru bukanlah orang yang suka memainkan perempuan, tapi dia tidak menduga akan mendengar rajanya dengan santai mengatakan akan membatalkan pertungangannya dengan pewaris keluarga Gremory, meskipun secara kasta keluarga Gremory berada di bawah keluarga Phenex.

"Anda yakin, Raiser-sama?" Tanya Mihae memastikan setelah selesai dengan kekagetannya.

"Hm? Tentu saja aku yakin, aku tahu secara politik keluarga kami mencoba menikahkan kami, apa kalian tahu kenapa kami dijodokan?" Tanya Raiser kepada Akeno dan Mihae.

"Untuk tetap menjaga kemurnian keluarga bangsawan?" Tebak Akeno. Dia selalu mendengar Rias mengatakan hal itu.

"Aku yakin itu hanyalah salah satu tujuannya, dan juga bukan merupakan tujuan utamanya"

"Lalu apa yang kau pikirkan, Raiser-sama?" Tanya Mihae.

"Setelah aku membaca beberapa buku di dunia bawah, aku menebak kedua pihak setuju karena punya tujuan masing-masing. Pertama Pihak Phenex aku yakin tidak menjodohkanku dengan sembarang Gremory, mereka sengaja menjodohkanku dengan Rias Gremory karena kekuatan Absolute Destruction milik keluarga Bael" Jelas Raiser.

Akeno dan Mihae mendengarkan dengan seksama penjelasan Raiser.

"Tapi berdasarkan peringkat, keluarga Bael berada di atas keluarga Phenex, jadi ada kemungkinan keluarga Bael menolak proposal keluarga Phenex. Sebaliknya, karena keluarga Gremory berada di bawah keluarga Phenex, mereka tidak bisa menolak" Sambung Raiser.

"Jadi keluarga Gremory dipaksa menerima perjodohan ini?" Tanya Akeno.

Raiser menggelengkan kepalanya.

"Aku rasa keluarga Gremory juga mendapat dampak tertentu. Contohnya, dengan perjodohan ini, peringkat keluarga Gremory bisa saja naik beberapa tingkat" Jawab Raiser.

"Tapi bukankah keluarga Gremory tetap berada di posisi merugikan?"

Mihae memiringkan kepalanya.

"Tidak juga. Dari yang kubaca, Absolute Destruction bisa saja menghancurkan tubuh penggunanya jika digunakan secara berlebihan. Tapi dengan tubuh seorang Phenex..."

"Mereka bisa menggunakan Absolute Destruction sebebas mereka karena regenerasi tubuh mereka" Ucap Akeno mengerti.

Raiser mengangguk.

"Jadi kemungkinan keluarga Gremory tidak hanya ingin tetap mewariskan kekuatan yang awalnya hanya milik keluarga Bael, tapi juga meningkatkannya ke level yang melebihi Absolute Destruction milik keluarga Bael itu sendiri. Dengan begitu, keluarga Gremory bisa saja merebut peringkat keluarga Bael, yang berada di atas keluarga Phenex"

Akeno dan Mihae kembali terkaget mendengar penjelasan akhir Raiser. Jika tebakan mereka benar,

"Intinya keluarga Gremory setuju menikahkan Rias dengan keluarga Phenex, sebagai investasi untuk menaikkan peringkat mereka hingga mengalahkan keluarga Phenex itu sendiri" Gumam Akeno yang masih bisa didengar oleh Raiser dan Mihae.

"Saat kau mengatakan itu, aku jadi kasihan dengan Rias-sama karena secara kasar dia hanyalah batu loncatan keluarga Gremory" Ucap Mihae merenung.

"Tunggu, lalu apa yang terjadi jika pertunangan keduanya gagal?" Tanya Akeno panik.

Mihae hanya diam. Karena sekarang Raiser Phenex memiliki kekuatan chakra yang lebih langka dari Absolute Destruction, kemungkinan keluarga Phenex tidak terlalu memedulikan jika perjodohan mereka gagal.

Sebaliknya, keluarga Gremory sangat dirugikan jika perjodohan ini gagal. Kemungkinan terburuk adalah keluarga Gremory akan kehilangan harga diri mereka, membuat mereka akan kesulitan mencari jodoh baru untuk Rias yang berdampak pada putusnya kekuatan Absolute Destruction.

'Jika mereka tahu kalau Raiser-sama juga memiliki kekuatan chakra, mereka juga pasti akan berusaha sebisa mungkin agar perjodohan ini tidak gagal' Pikir Mihae.

"Aku tidak tahu. Kita hanya bisa berharap apa yang kita bicarakan ini hanyalah teori dan tebakan semata, lagipula aku dengar keluarga Gremory dikenal sebagai keluarga yang baik hati, bahkan pada iblis reinkarnasi"

Setelah mereka menyelesaikan makan malam mereka, mereka semua kembali ke kamar masing-masing, dan menunggu hari esok. Dari mereka bertiga, hanya Akeno yang tidak bisa tenang saat mendengar tebakan dari Raiser.

.

.


.

.

Hari dengan cepat berganti.

Hari ini adalah hari kunjungan keluarga dan pertemuan antara Rias dan Raiser.

Tentu banyak hal yang terjadi selama hari itu. Bagaimana ricuhnya keluarga yang datang, terutama saat Serafall datang sebagai perwakilan keluarga Sona. Dari keluarga Gremory, selain kakaknya, Rias harus menanggung malu dua kali lipat karena ayahnya juga datang.

Selama seharian itu juga Akeno berusaha memberitahu teori mereka semalam, sayangnya dia tidak menemukan waktu yang tepat untuk memberitahu Rias.

Waktu berjalan, jam sekolah sudah usai dan akhirnya seluruh anggota penelitian ilmu gaib berkumpul di ruangan klub menunggu Raiser dan Mihae.

Rias melihat jam dinding, dia hanya berharap urusan mereka cepat selesai dan akhirnya dia bisa pulang ke kediaman Hyodou. Rias tidak ingin ayahnya memalukan dirinya lebih dari yang sudah dia lakukan saat di sekolah.

"Rias, sebelum mereka datang, ada yang ingin kusampaikan lebih dulu-"

*tok tok tok*

Suara ketukan memotong ucapan Akeno. Dia hanya bisa mengumpat dalam hati.

Saat Rias mempersilahkan mereka masuk, Raiser dan Mihae masuk dengan mengenakan pakaian kasual mereka masing-masing. Rias sedikit bingung kenapa Ravel tidak hadir, tapi itu tidak terlalu penting.

Semuanya kecuali Akeno sedikit menegang saat melihat sosok Raiser masuk ruangan, entah kenapa aura Raiser di depan mereka sangat berbeda dengan Raiser yang mereka lawan lebih dari sebulan yang lalu.

"Silakan duduk...Raiser"

Ugh, Rias tidak pernah bermimpi akan mempersilahkan Raiser untuk duduk di ruangan klubnya.

"Terima kasih"

Seperti biasa, semua peerage berdiri di sisi ruangan sementara Rias dan Raiser duduk di sofa saling berseberangan.

Akeno menyuguhkan teh kepada keduanya.

"Terlepas dari rasa terima kasihku kepada Mihae, aku masih tidak menyukaimu, Raiser" Ucap Rias memulai.

Raiser tersenyum.

"Aku bisa melihatnya"

Rias membuang nafasnya. Amnesia atau tidak, Rias tidak bisa merubah pandangannya terhadap Raiser semudah itu. Setidaknya Rias bukan satu-satunya, dia melihat hampir semua budaknya masih tidak menurunkan kewaspadaan mereka. Rias bahkan melihat tubuh Koneko yang bergetar sembari sedikit maju, melebihi barisan budak yang lain.

"Langsung saja, apa tujuanmu ke sini?"

"Aku ingin membatalkan pertunangan kita"

"..."

"..."

"..."

Tentunya semuanya terdiam kecuali mereka yang sudah mendengar hal tersebut. Rias sendiri tentunya kaget bukan main saat mendengar tunangannya mengatakan ingin membatalkan pertungannya.

Rias menggelengkan kepalanya, mencoba tidak meninggikan harapannya. Rias memberikan tatapan tajam kepada Raiser yang duduk di hadapannya.

"Tapi?" Tanya Rias menggantung.

"Tidak ada, aku menawarkan, kau menerima, dan kita akan langsung mengurus pembatalan ini hingga selesai" Jawab Raiser.

Rias diam selama beberapa detik sebelum akhirnya membuka mulutnya.

"Itu tidak akan mudah, kau tahu itu kan?"

"Aku sudah menduganya. Karena itu juga memikirkan beberapa cara"

"Jelaskan"

Raiser memulai penjelasannya.

"Aku tahu rating game kita yang terakhir adalah bentuk taruhan di mana jika kau menang maka tunangan kita batal, dan jika aku menang kita akan langsung menikah"

Rias mengangguk.

"Aku menyarankan kita melakukan rating game ulang, tapi kita akan memanipulasi pertandingannya" Sambung Raiser.

"Kau ingin sengaja mengalah?" Tanya Rias memastikan.

Raiser mengangkat bahunya.

"Entah aku yang mengalah, atau kau yang mengalah. Yang penting adalah kita mengalah sesuai dengan siapa yang harus kalah agar pertunangan ini batal"

"Hmm, aku mengerti. Aku akan mengabari Sirzechs onii-sama dan mengatakan kita akan melakukan rating game ulang. Kau akan sengaja mengalah dan membiarkan aku menang" Jelas Rias.

"Ah, tapi jangan salah paham, Rias. Jangan pikir aku dan para gadis akan langsung sengaja kalah, kau juga harus menunjukkan kekuatan tim mu agar tidak ada yang tahu"

Rias berdiri dan mengibaskan rambut merahnya.

"Tanpa kau sengaja mengalahpun, peerage ku akan menang"

Raiser juga ikut berdiri.

"Setidaknya kau percaya diri" Ucap Raiser tersenyum

Raiser dan Rias saling berjabat tangan.

Para peerage yang menonton dari sisi ruangan hanya bisa membuang nafas mereka saat melihat raja mereka sudah selesai dengan bahasan mereka.

"Karena urusan kita sudah selesai, aku rasa sudah saatnya kami kembali ke dunia bawah. Kabari saja jika kau sudah mendapatkan izin dan tanggal rating game kita"

Raiser dan Mihae kemudian pergi dari ruangan klub, meninggalkan para anggota klub sendirian.

"Akhirnya kau bisa terlepas dari pertunanganmu, Buchou" Ucap Issei memulai.

"Yah, aku masih sedikit tidak percaya dengan sifat Raiser yang baru. Berharap saja dia tidak memiliki tipuan lain"

Hampir mereka semua mengangguk, kecuali Koneko yang masih menunduk.

"Buchou, ada yang harus kudiskusikan denganmu" Ucap Akeno.

Belum sempat Rias menjawab, Koneko yang dari tadi diam langsung berlari keluar dengan cepat, meninggalkan anggota yang lain dalam kebingungan.

Mereka saling pandang.

"Ada apa dengan Koneko?"

.

.


.

.

Raiser dan Mihae baru saja keluar dari gedung klub, mereka berjalan dengan santai.

"Raiser-sama" Panggil Mihae.

Raiser melihat ke arah putri adopsinya.

"Jika semisal yang anda katakan di penginapan benar, apa yang akan terjadi dengan Rias-sama?"

Mihae sebenarnya tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi kepada Rias, sebaliknya dia malah senang karena akhirnya rajanya terlepas dari pertunangan. Mihae hanya sekedar penasaran.

"Aku hanya bisa menebak dua kemungkinan yang terjadi"

"Jika keluarga Gremory memang sebaik yang terlihat, maka seharusnya Rias tidak akan kenapa-kenapa. Antara mereka akan membiarkan Rias mencari pasangan yang dia inginkan, atau kemungkinan lainnya"

"Kemungkinan lainnya?" Beo Mihae.

Ekspresi Raiser menggelap.

"Mereka akan memaksa Rias untuk berjodoh dengan pria lain yang setidaknya mereka yakini bisa sebanding atau lebih kuat dari seorang Phenex"

'Siapa yang bisa lebih kuat dari Raiser-sama yang secara dia adalah iblis bangsawan kelas atas? Setidaknya orang itu harus sekuat pengguna longinus-!'

Raiser mengangguk seolah tahu apa yang dipikirkan Mihae.

"Tinggal bagaimana pihak Gremory ingin melakukannya. Antara mereka akan secara gamblang memaksa Rias untuk menikah dengan Issei, atau mereka akan membiarkan Rias dan Issei berdekatan, seolah hubungan mereka adalah murni kehendak Rias" Ucap Raiser.

"Walau kenyataanya, Rias hanya menari di atas telapak tangan keluarga Gremory" Sambung Mihae sedikit kasihan dengan Rias.

Mereka hanya diam dan tetap melanjutkan langkah mereka.

"TUNGGU!"

Sebuah teriakan dari belakang mereka menghentikan langkah Raiser dan Mihae. Saat mereka berdua berbalik, mereka melihat Koneko yang juga terhenti di pintu gedung.

"...pa?" Gumam Koneko.

Raiser menunggu Koneko, dia bisa menebak apa yang akan diucapkan Koneko. Raiser bisa merasakan Koneko.

"...Kenapa iblis bangsawan bisa memiliki chakra?" Gumam Koneko.

"Tidak! Kenapa kau bisa memiliki chakra setenang itu, sehangat itu, secerah itu!?" Teriak Koneko pada akhirnya.

Pengalamannya dengan chakra tidaklah baik. Satu-satunya chakra yang pernah dia rasakan adalah chakra, gelap, dingin, dan menusuk seluruh hatinya. Chakra dia.

"Sudah kuduga, chakramu terlalu kotor" Ucap Raiser tiba-tiba.

"Ko-kotor?"

Koneko terduduk mendengar hinaan Raiser. Mihae hanya diam mendengarkan, tahu ini adalah salah satu pelajaran ayah angkatnya.

"Chakra adalah gabungan energi fisik dan psikis. Kau terlalu banyak memikirkan emosi negatif membuat chakramu tercemar dan kotor. Membuatmu kesulitan mengeluarkan chakramu" Sambung Raiser.

"!"

"Alih-alih emosi negatif, pikirkan kenangan bahagia. Lakukan itu dan aku yakin chakramu akan lebih baik dari sebelumnya" Jelas Raiser singkat dan berbalik bersiap jalan kembali.

"Aku menantikan pertarunganmu, pengguna senjutsu dari Rias Gremory"

Dengan itu, Raiser dan Mihae kembali berjalan meninggalkan Koneko yang terdiam membatu mendengar ucapan Raiser.

'Kenangan bahagia?'

'Lebih baik?'

'Senjutsu!?'

Koneko dengan pasti berdiri dan melihat punggung Raiser dan Mihae dari kejauhan.

'Aku akan menerimanya!'

.

.

.

Selesai juga chapter ini.

Wow, cepat juga ya dari chapter sebelumnya.

Mari kita bahas beberapa review.

Semoga Raiser jarang bertarung dan fokus ke putrinya? Iya, itu niatku.

Semoga 2 minggu sekali? Gak janji :v

Tombol next mana? Nih.

Raiser ngasilin cuan? Yoi.

Silahkan kembali menunggu.

Magus, Out.