Happy Reading
- My Little Family
ICHADRAY-
.
.
.
.
Hari Ini adalah akhir pekan yang cerah, dilihat dari sang surya yang menunjukkan kemilau riang disebalik awan-awan yang terbentuk.
Boboiboy tersenyum, mengecup pipi yang gembul sesudah merapikan baju Blaze yang sedikit kusut. Menggeleng pelan begitu ia selesai, dan anak kembarnya yang nomor empat itu kini berlarian, lalu berhenti, berbalik hanya untuk mengatakan terima kasih pada sang Ibu dan balas mengecup pipinya. Pancaran manik almond Boboiboy menatap hangat semua anak kembarnya yang berlarian memasuki kamar, membongkar beberapa mainan.
Ia beralih, berjalan menuju teras rumah dan mengambil air kran dari selang yang terdapat di samping rumah, berniat menyiram tanah yang terdapat dalam pot yang berisi beragam tanaman. Boboiboy bersenandung pelan, membiarkan dirinya santai untuk merasakan udara pagi sejenak. Ia sudah membereskan rumah dan anak-anak yang berisik di dalam cukup membuat hatinya merasakan kehangatan yang teramat.
Merasa cukup, ia mengembalikan selang, berjalan tenang menuju bagasi untuk menemukan Fang yang sedang memeriksa mesin mobil. Rambut keunguannya sungguh identik dan Boboiboy tersenyum begitu sang Suami menoleh padanya.
"Bagaimana?" Boboiboy bertanya, mendekat namun sedikit memberi jarak agar Fang bisa leluasa melihat semua alat mesin. Ia terkikik geli melihat pria tampan yang menjadi suaminya itu, kini mengelap tangan lalu melangkah mendekat, menarik pinggangnya untuk dipeluk longgar.
"Tidak ada komentar, kita bisa berangkat kapan saja." Fang menjawab, tersenyum tampan pada Boboiboy, sedikit mencuri ciuman di bibir manis sang Istri. Merasa gemas setiap kali ia menemukan pipi yang kemerahan itu menatapnya malu. Ia selalu menyukai itu, aroma cokelat lembut yang menguar dari Boboiboy selalu membuatnya nyaman.
Fang dan Boboiboy sudah memutuskan bahwa hari ini akan mengunjungi rumah Tok Aba, sang pria tua yang terkenal akan racikan cokelatnya yang begitu menggoda.
Boboiboy mengingat mereka sudah cukup lama tak bertemu Tok aba sejak setengah tahun yang lalu, akibat jadwal sibuk Fang dan Boboiboy tak dapat memberikan konfirmasi apakah anak-anak juga ingin bertemu saat mereka mulai sekolah. Mendapatkan hari libur di akhir pekan dengan menyempatkan waktu untuk sang Kakek melepas rindu dengan anak-anak terdengar bagus.
Mengangguk, Boboiboy bertanya-tanya mengapa ia selalu merona malu saat mereka bahkan sudah mempunyai tujuh orang anak. Ia hanya mendengus, melepaskan lengan Fang dan berjinjit mengecup pipinya.
"Baiklah, kita akan bersiap." Ucap Boboiboy setelahnya, tertawa saat Ayah dari anak-anaknya itu berbalik kembali menciumnya. Ia hampir akan menutup mata saat suara seseorang membuatnya menyadari bahwa mereka sedang berada di luar rumah.
"Ayolah... Anak-anak sedang melihat."
Fang dan Boboiboy menoleh, cukup untuk terkekeh menemukan seorang remaja berambut pendek pirang yang menutup mata Thorn dan Taufan menggunakan telapak tangannya. Setelan mocca dengan aksen hitam bersama manik hitam yang memutar malas membuat pasangan suami istri itu tertawa pelan.
Itu Ochobot, remaja cantik yang menjadi pengasuh para elemental. Seorang pemuda berusia sembilan belas tahun yang sudah mereka anggap sebagai keluarga.
Boboiboy tersenyum, mendekati Ochobot yang melepaskan tangannya dari wajah Thorn yang bingung, dan dari wajah Taufan yang cemberut.
"Selamat pagi, Ochobot!" Sapa Boboiboy, ia mengabaikan Fang yang mengangkat tubuh Gempa yang bersembunyi disebalik tembok dengan wajah lucunya. Boboiboy berasumsi jika Gempa telah melihat mereka sebelumnya. Mendengus, mengandalkan Fang untuk anak keduanya. Ia menyalakan pria mesum itu atas tindakan yang dilakukan.
"Selamat pagi, Boboiboy,.. Fang." Ochobot membalas senyum geli, membungkuk hormat, masih sedikit canggung untuk langsung menyebut nama mereka atas permintaan sang tuan rumah. Meski ia tahu bahwa Boboiboy dan Fang tidak terganggu oleh ucapannya, menjadi sebagian dari anggota keluarga yang menjaganya terdengar agak berlebihan. Ia memang menyukai kehangatan keluarga yang mereka berikan, tapi sedikit butuh waktu lama untuk Ochobot benar-benar menjadi seorang yang bergerak bebas walaupun Fang dan Boboiboy mengizinkan.
"Mom, ada apa? Apa yang terjadi?" Thorn menarik jemari Boboiboy guna diperhatikan sang Ibu, berkedip polos bertanya mengapa matanya ditutup sejenak. Ia berpikir mungkinkah ada monster jagung yang mempunyai mata menyeramkan sehingga Ochobot ingin menyelamatkannya.
Boboiboy tertawa canggung, mengusap surai coklat Thorn dan mengatakan tidak ada apa-apa, hanya suatu hal yang acak. Thorn berkedip bingung namun tetap diam, sebelah tangannya masih memeluk boneka dinonya, melihatnya Ochobot terkikik geli. Bukan salahnya begitu ia datang bertepatan dengan para si kembar yang keluar menuju bagasi untuk menemukan Boboiboy dan Fang yang sedang bermesraan. Ochobot speechless, berpikir apakah pasangan itu sebenarnya benar-benar memperhatikan sekitar untuk bermesraan di depan anak-anak. Sudah sekitar tiga tahun ia ada di keluarga ini dan mereka tetap sama.
"Mom, aku lihat! Aku lihat! Daddy menyelamatkan Mommy yang terjatuh!" Taufan menyela semangat, dengan bangga menyuarakan kebenaran yang ia lihat. Tangannya menarik ujung kaus Boboiboy, memperlihatkan deretan gigi putih dan senyuman manis.
Mau tak mau tiga orang dewasa yang mendengar ucapan Taufan seketika tertawa pelan. Ochobot mengacak surai Taufan yang tertutup topi di posisikan miring, gemas dibuatnya.
.
.
.
Boboiboy membawa Ochobot masuk, tak lupa mengajak Taufan dan Thorn yang merengek menolak hanya untuk di gendong setelah melihat Gempa yang tertawa diangkat Fang. Sang Istri menggeleng, membiarkan Fang bermain-main di halaman depan garasi bersama tiga anak kembar mereka yang lain.
"Ocho, kau sudah memberitahu pacarmu itu bahwa kita akan pergi?" Boboiboy bertanya sembari memasuki ruangan, memastikan anak-anak kembarnya yang di dalam tidak bertengkar memperebutkan mainan, ia tersenyum cerah melihat empat anaknya yang lain berada di ruangan dengan atensi pada media yang berbeda.
Halilintar sedang melihat televisi yang menyala, meskipun wajah datar itu lucu, manik ruby itu tidak berbohong, berbinar memperhatikan seni bela diri yang membuatnya terlihat seperti akan mengikuti gerakan semua orang yang tertampil di dalamnya. Entah kenapa, Boboiboy merasa bahwa anak kembar pertamanya memiliki minat untuk bidang ini.
Blaze tengah memainkan robot, bersemangat menyusun pasukan robot kecil untuk berbaris seperti akan berperang melawan kelompok penjahat hijau berkepala kotak, itu terlihat jelas bahwa musuhnya adalah alien. Blaze sangat menggemaskan saat sang anak menirukan suara antagonis yang tertawa kejam menggunakan suara cadelnya.
Beralih, Terlalu manis dan imut hanya untuk mengabaikan Ice, anaknya yang menyukai warna biru langit itu lebih memilih untuk berbaring di sofa, memakan cemilan dan meminum susu paginya yang tersisa, sesekali melirik Solar yang berada di sampingnya sambil menguap malas. Seperti tak tertarik pada apapun kecuali makanannya.
Sedangkan, Solar. Anaknya yang terakhir itu duduk tenang di samping Ice, fokus membaca buku pembagian bilangan yang Boboiboy ketahui diberikan Fang setelah sarapan tadi. Kacamata minus berwarna kuning modifikasi seperti milik Fang, buku yang terbuka dan tatapan fokus itu membuatnya tampak pintar.
Tersenyum, Ochobot merasa hatinya menghangat, fakta bahwa para elemental itu adalah kembar identik membuatnya masih merasa kagum. Akan selalu ada hal baru yang ia temui pada masing-masing anak yang ia ketahui. Para Boboiboy kecil itu benar-benar menggemaskan. Sudah cukup lama ia berada di keluarga ini sehingga ia terharu dalam kehangatan yang berarti.
Tentu Ochobot tak melupakan bagaimana akhirnya ia bisa menjadi pengasuh para elemental sekaligus menjadi bagian dari keluarga Fang dan Boboiboy. Ia mengingat saat itu adalah tahun baru, tahun terakhirnya berada di bangku sekolah, berpesta bersama beberapa temannya merayakan kelulusan. Euforia bahagia begitu terasa, setidaknya tepat dua jam sebelum ia menerima telepon dari pihak kepolisian yang mengatakan bahwa keluarganya telah mengalami kecelakaan. Ochobot hanya terdiam, tak berpikir sampai pada kesimpulan begitu kejam dan menakutkan, merasa bergetar hingga tangisnya pecah. Butuh satu menit untuk Ochobot sedikit berpikir jernih hanya untuk dikejutkan oleh fakta bahwa seluruh keluarganya meninggal dunia.
Ia tak mempunyai pegangan, semuanya terlihat sepi dan telinganya berdengung kuat. Ia terhuyung dan bangkit menuju rumah sakit dengan panik bersama wajah yang pucat. Tak peduli apakah ia perlu minta maaf pada semua orang yang ia tabrak demi menyeimbangkan langkahnya. Pakaiannya kusut, kotor, dan ia hanya bisa menangis menyaksikan mayat-mayat itu berjajar, tergeletak dengan bungkus kafan yang menutup semuanya.
Ochobot merasa hancur, terlihat nyata dengan tambahan pengetahuan keluarganya telah meninggalkan begitu banyak hutang demi menyekolahkannya. Tagihan itu terus bertambah hingga ia merasa tercekik tak bisa bernafas. Semuanya hilang, ia berpikir untuk menjual sebagian organ tubuhnya dengan putus asa, sampai pada seorang pria dewasa menemukannya. Pria manis yang menatapnya khawatir, membawa sekeranjang buah bersama tiga orang anak kembar identik yang mengikuti, menatapnya cemas. Bertanya apa yang salah dan memperkenalkan diri sebagai seorang Boboiboy.
Ochobot berkedip bingung, rasa lelahnya sedikit teralihkan oleh tiga anak kembar yang bertanya polos, kenapa ia ada di taman sendirian. Sungguh memalukan menunjukkan wajah kusamnya agar ditanyain demikian. Hingga akhirnya, Ochobot tersenyum, menerima uluran tangan Boboiboy. Dan sejak saat itu, entah sejak kapan, ia mulai bangkit, mengikuti keluarga yang mengejutkannya begitu hangat, ceria dan menyenangkan. Ia merasakan kerinduan, berterima kasih kepada keluarga ini karena telah mendukungnya sampai akhirnya ia memiliki tempat, mereka bahkan memberikannya apartemen kecil untuk privasi jika adakalanya Ochobot ingin sendirian saat para elemental sedang teralihkan.
Hatinya menghangat, Ochobot tak bisa mengungkapkan betapa ia enggan, bahagia dan berterima kasih akan kebaikan Fang dan Boboiboy. Rasanya seperti ia berada dalam keluarganya sendiri. Ia... Begitu menghormati mereka semua.
"Ochobot?"
Boboiboy memanggil Ochobot yang tersentak, menatap khawatir apakah ada yang salah saat melihat tatapan pemuda di sampingnya seperti menahan kerinduan.
Ochobot tersenyum, menggeleng pelan. Bahkan ia hampir lupa untuk menjawab pertanyaan. "Ah, ya... Tidak apa-apa. Aku juga sudah memberitahunya."
Boboiboy mengangguk maklum, ia dan Ochobot mulai memotong beberapa sayuran untuk membuat bekal.
..
...
Fang mengeluarkan mobil MPV mewah mereka dari bagasi. Membuka bagasi mobil untuk meletakkan beberapa barang. Tersenyum melihat semua anak kembarnya bersemangat keluar rumah.
"Kak Hali tidak membawa apa-apa?" Thorn bertanya polos, menggandeng sebelah jemari kakak kembar pertamanya sambil berjalan keluar. Manik emerald itu menunjukkan kilau peduli, bersama boneka dinosaurus yang ia peluk erat.
"Tidak," Halilintar menjawab dengan lirikan mata ruby ke arah boneka Thorn.
"Kenapa? Daddy bilang kita bisa menunjukkan sesuatu kepada Atok!" Thorn memiringkan kepalanya, berkedip bingung melihat sang kakak tidak membawa apa-apa untuk dibawa dan ditunjukkan begitu mereka sampai, karena ia sudah membawa boneka green dino di pelukannya.
"Itu tidak bisa dibawa." Balas Halilintar pelan tanpa repot membalas dengan sedikit senyuman. Thorn hanya menoleh bingung dan Halilintar kemudian menarik sang adik yang hampir menabrak tiang akibat terlalu memperhatikannya. Merasa bangga sebagai seorang kakak yang menjaga adiknya begitu Thorn membalas dengan tawa riang, berterima kasih.
"Mom! Mom! Boleh Blaze membawa semua robot?!" Blaze bertanya ceria, berlari dan hampir jatuh tersandung jika saja Boboiboy kalah cepat. Dan tanpa peduli apakah ia jatuh, Blaze menunjukkan senyum lebarnya, membuat sang Ibu juga tersenyum.
"Sayang, bukankah robotnya terlalu banyak? Bagaimana jika mobilnya kelebihan berat?" Boboiboy merapikan rambut Blaze, meletakan topinya yang jatuh di atasnya. Memberikan pengalihan saat melihat robot-robot yang dimaksud terlalu banyak, ada sekitar dua kotak kardus untuk membawa semuanya. Mengatakan kata 'tidak' terdengar agak kasar mengetahui jika anak kembarnya yang nomor empat itu sangat menyukai mainan robot. Memberikan alasan sebagai pengalih perhatian bukanlah ide yang buruk.
"Dan jika kelebihan berat..?" Blaze mengedipkan matanya yang bulat, bingung melihat mobil mereka.
"Mobilnya tidak bisa bergerak." Lanjut sang Ibu tersenyum, mengedipkan sebelah matanya. Dengan gemas mencubit pipi Blaze yang menggembung.
"Bagaimana dengan membawa satu master robot dan satu penjahatnya? Blaze bisa bermain satu lawan satu bersama Atok, nanti." Ochobot muncul dengan Ice dalam gendongannya, mengantuk dan memeluk sebungkus roti isi yang dikemas cantik.
"Ice ingin berbagi makanannya di sana." Lanjut Ochobot menahan tawa gemasnya begitu melihat arti tatapan bertanya Boboiboy.
"Master robot?! Benar! Blaze akan membawa master robot!" Ucap Blaze cerah, berlari menjauh mengambil robotnya.
Ochobot menggelengkan kepalanya pelan, berjalan menuju mobil untuk mendudukkan Ice di dalamnya. Terkekeh akan reaksi si kecil yang mengerang agar ia diberikan bantal.
"Ocho! Ocho! Bolehkah Ufan duduk di atas mobil?!" Ochobot menoleh, terkejut lalu tertawa pelan. Mengacak rambut Taufan yang tertutup topi miring. Merasa lucu hingga ia hampir tertawa keras melihat Taufan dengan cengiran lebar mengatakannya tanpa beban.
"Bagaimana jika Taufan terjatuh?" Ochobot menggoda, tak bisa menahan perasaan gelinya.
"Maka akan ada Superman yang datang menyelamatkan! Seperti dia terbang lalu wuss... Ufan selamat!" Taufan membalas, bergerak memperagakan saat Superman akan terbang.
Jawaban Taufan membuat Fang tertawa, ia meletakan barang. Mengisyaratkan Ochobot untuk kembali mengangkut barang. lalu Fang mengangkat Taufan yang tertawa mendapati ia berada di udara dalam beberapa detik.
"Tidak bisa, gaya gerak dan gravitasi membuat jatuh! Dan Superman tidak ada." Solar menimpali, menaikan kacamata kuningnya sambil tersenyum bangga. Buku ensiklopedia yang biasanya dibaca oleh anak SD itu tergenggam di sebelah tangannya.
Taufan merengut masam, menatap sang Ayah yang menurunkan dirinya.
"Dad! Tapi Superman benar-benar ada!"
"Itu ada di TV!" Solar menyahuti.
"Tapi aku bertemu Superman! Dia juga memakai pakaiannya!" Taufan tak mau kalah, sama-sama cemberut. Sang Ayah hanya terkekeh gemas, ia akan menjawab saat Gempa mendekat mendahuluinya.
"Itu hanya fiksi, dan yang ada dinamakan kompleser." Gempa menengahi, tersenyum hangat. Memberikan pengetahuan yang ia dengar.
"Kompleser?" Taufan dan Solar bertanya bingung, ingin jawaban pada kata yang belum pernah mereka dengar. Membuat Gempa merona, ia juga tak mengerti apa artinya. Mereka bertiga memandang sang Ayah yang berjongkok menyamai tinggi. Manik bulat berbeda warna, berbinar ingin tahu.
Fang tersenyum, menaikkan kacamatanya. "Yang benar adalah Cosplayer, artinya mereka yang meniru suatu karakter, mulai dari penampilannya, hingga sifatnya." Jelas Fang, merasa hatinya menghangat melihat anak kembarnya yang kembali damai bahkan tanpa bantuannya. Jelas bahwa sifat tenang Gempa, bisa menjadi pilihan.
Boboiboy tak bisa menahan senyumnya, memperhatikan dari jauh. Ia berjalan mendekat untuk meletakkan keranjang perbekalan ke dalam mobil.
"Baik anak-anak, apa sudah selesai? Kita akan mulai berangkat." Boboiboy berucap ringan, mengangkat anak-anak masuk ke dalam mobil sembari mencium masing-masing pelipis mereka. Boboiboy dihadiahi kembali kecupan singkat di pipi, hanya untuk mendengarkan anak-anaknya mengatakan mereka menyukai wangi manis sang Ibu. Ia tertawa, memasang slefbet terakhir, Gempa. Mencium dahi Ice yang sudah tertidur bersandar di bantal, lalu menutup pintu. Ia menyarankan agar Ochobot berada di tengah-tengah para si kembar, mempermudah jika salah satu kembaran ada keperluan.
"Tidak ada yang tertinggal?" Fang bertanya, masuk kemudian menutup pintu mobil, manik ungu disebalik kacamata modifikasi itu memeriksa bagian belakang, bergulir memastikan anak-anak mereka duduk dengan nyaman. Posisi kursi yang dikhususkan memanjang membuat para si kembar cukup untuk berbagi tempat. Empat orang berada di kursi paling belakang, dan empat orang lain di kursi pertengahan.
Halilintar berada di dekat jendela sebelah kanan, masih saja datar melihat keluar. Di sampingnya ada Thorn, sibuk mengajak sang kakak tertua bicara tentang mainan.
Lalu di sebelah Thorn ada Solar, duduk tenang membaca buku dengan judul pembilangan, fokus dan sesekali ia mencoret-coret jemari kecilnya seperti menghitung.
Berbeda dari Solar, Blaze tampak tak bisa diam di sampingnya, memainkan robotnya menyerang jendela sambil menirukan suara tembakan.
Di belakang Blaze ada Taufan, sibuk memainkan video game instan, ia akan cemberut, lalu tertawa memiringkan game mainannya, terbawa suasana. Sesekali Taufan berbicara pada Ochobot di sebelahnya, mengatakan dengan bangga bahwa ia bisa menamatkan semua levelnya.
Di belakang Halilintar terlihat Ice yang tertidur, di dampingi Gempa yang tersenyum memperbaiki posisi Ice agar sang adik tidak terantuk jendela.
Fang dan Boboiboy saling menoleh sebentar, tersenyum hangat mendengar celotehan anak mereka yang berisik.
Mobil itu mulai berjalan dan masih ada tiga jam sebelum mereka sampai ke tempat tujuan. Daerah Pulau Rintis yang menjadikan mereka membangun cerita, Tok Aba pasti merindukan para elemental.
.
Tbc
..
)))) CATATAN AUTHOR ((((
Icha akan menjelaskan beberapa hal agar para pembaca tidak keliru.
1. Urutan para elemental di fic ini
- Halilintar
- Gempa
- Taufan
- Blaze
- Ice
- Thorn
- Solar
/Icha ambil dari urutan para elemental muncul di animasinya kecuali Taufan dan Gempa. Icha hanya suka jika Gempa jadi kakak kedua. Semoga bisa dipahami _ _ ')
2. Bahasa para elemental.
Umur para si kembar sudah 5 tahun, dan beberapa di antaranya masih cadel.
Icha tidak akan membuat percakapan para elemental tertulis cadel. Jujur, Icha tidak suka menggunakan bahasa bayi. Jadi, sesuaikan bayangan kalian mengenai perkataan mereka.
3. Tidak akan ada adegan fic lemon antara Fang dan Boboiboy. Fokus icha di sini adalah bagaimana kehangatan keluarga mereka dan kegiatan para elemental. (Ada satu fic terpisah untuk bagian FangBoy di profile ica)
4. Jika responnya memungkinkan, Icha akan mengadakan dribble khusus keluarga besar Boboiboy setiap lima chapter sekali. Semua karakter boleh ikut, tergantung komentar.
Ps : posisi duduk
Depan
-belakang
( Boboiboy. | Fang. )
Blaze. |. Solar. |. Thorn. | Hali
Taufan |Ochobot |. Gempa | Ice
Silahkan Jejaknya jika berkenan..
