DISCLAIMER
Haikyuu! is belongs to Haruichi Furudate
THE RISE : Karasuno Female Volley Ball Club
©Longlive Author
Chapter 4 : Latihan
"Hebat, mereka hebat sekali." Komentar Yuri ketika ia melihat tim voli putra berlatih. Hinata dan Kageyama menjadi kombo luar biasa di pertandingan musim lalu. Tsukishima dan Yamaguchi juga menjadi kombo yang tidak kalah mematikannya. Tanaka-san melatih straight dan cross spike nya setelah mencuri perhatian di pertandingan melawan SMA Inarizaki, lalu libero mereka lebih keren dari apa yang terlihat.
"Ya kan? Mereka hebat sekali." Ujar Aoki-san, middle blocker kelas tiga.
"Voli putra memang ada di kelas yang berbeda dengan kita. Mereka lebih kuat, dan tempo permainan lebih cepat." Sambung Rinkou.
Tim putra masih menggunakan lapangan saat mereka melakukan pendinginan hendak pulang.
"Kageyama! " Teriak Hinata.
BUAGH!
Lalu kedua kombo itu melancarkan serangan cepat. Mata mereka semua melebar.
"Dia melompat tinggi sekali." Seperti melayang di udara selama beberapa waktu. Yuri terkesima melihat Quick attack Hinata dari jarak dekat. Dalam skating, kecepatan, postur, dan juga putaran tubuh menjadi faktor penentu agar bisa menahan lompatan. Semakin akurat teknik dan kecepatan ketika hendak melakukan lompatan, makan akan semakin banyak seorang skater berputar di udara.
Tapi tidak dengan Voli, kecepatan seorang pemain voli tidak akan sama dengan kecepatan seorang skater. Ia kini berdiri di tanah yang solid dan tidak licin. Tidak ada pisau yang menancap di sepatunya. Yuri memperhatikan setiap kali Hinata melompat.
"Hianata-san berlari dari belakang, mengambil ancang-ancang, lalu melompat." Gumam Yuri secara tidak sadar.
Para anak kelas satu ikut memperhatikan tim putra yang sedang bermain.
"Block dari Tsukishima-san sangat tinggi, dan ia bisa mengarahkan tanganya ke depan melewati net, hingga bisa membunuh bola." Sambung Akira.
"Aku iri dengan power Tanaka san." Ujar Misaki.
"Hei power mu itu sudah kuat, kau harus belajar memukul bola yang benar." Balas Akira jujur.
"Tahun lalu aku gagal menjadi Libero terbaik. Aku akan menyerap semua ilmu dari Nishinoya-san dan menjadi Libero terbaik SMA hihihi." Mao terkehkeh seperti seorang penjahat di film-film. Sebenarnya agak menyeramkan. Mereka semua menatapnya agak ngeri.
Tiba-tiba Yuri menangkap wajah Rinkou-san kapten mereka terlihat sedih.
"Ada apa Rinkou-san?" Tanya Yuri.
"Eh tidak apa-apa." Jawabnya buru-buru menepuk-nepuk pipinya sendiri. Namun para anggota baru terlihat masih meminta jawaban. Anak kelas dua dan tiga yang bertanding di musim kemarin pun memiliki ekspresi yang sama. Sebuah ekspresi kecewa dan juga ragu.
"Aku bersyukur karena kalian terlihat sangat berambisi. Tapi tahun lalu kami kalah di putaran pertama babak penyisihan. Kuharap tahun ini kita bisa lolos hingga delapan besar." Katanya.
"Rinkou..." Gumam Aoki. Mereka tidak bisa berkomentar apa-apa. Tim Voli putri Karasuno memanglah bukan tim voli unggulan di Perfektur Miyagi. Bahkan jauh jika dibandingkan dengan Tim dari sekolah putri Niiyama. Mereka semua sudah tahu itu.
"Ibuku bilang.. " Ujar Yuri pelan, semuanya tampak menahan napas, setelah mereka mencari tahu latar belakang Yuri, mereka menghindari percakapan yang berhubungan dengan karir skating nya maupun latar belakangnya. Mereka pikir itu pembicaraan yang sensitif.
"Ibuku bilang, untuk mendapatkan hasil yang bagus, harus melalui proses yang bagus juga. Bakat memang hanya di dapatkan oleh orang-orang tertentu. Tapi usaha adalah faktor penentu terbesar." katanya.
"Bangun pagi, latihan, meningkatkan stamina, makanan yang bagus, dan istirahat yang cukup. Rutinitas kecil yang di bangun dan dilakukan setiap hari."
"Meneliti lawan dan mencari tahu kekuatan mereka. Aku melakukan hal itu di SMP dan itu sangat membantuku." Sambung Akira menyeringai. Yuri membalasnya dengan senyuman dan mengangguk.
"Kita bahkan tidak punya pelatih tetap." Rinkou benci mengatakan ini, tapi ia tidak ingin para anggota baru memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi disaat tim mereka masih banyak kekurangan. Matanya berkaca-kaca. Ia masih ingat bagaimana beban Michimiya Senpai berusaha tegar hingga akhir ketika ia masih menjadi seorang kapten. Kini Rinkou merasakannya.
"Tapi kita punya klub Voli putra terbaik di Miyagi yang lolos hingga perempat final Nasional." Tukas Akira, anak itu terlihat keras kepala.
"Aku tidak tahu banyak soal Voli, tapi kurasa voli putra dan voli putri tidak ada bedanya selain perihal tinggi Net. " Celetuk Misaki jujur.
Rinkou menatap tim barunya lalu mengelap matanya.
"Kalian benar-benar... " Ia tidak sanggup meneruskan kata-katanya. Mungkin kali ini, ia harus lebih percaya pada tim nya. Setiap tahun formasi tim mereka akan terus berubah, dan mungkin tahun ini mereka akan berkembang jauh lebih baik.
"Misaki, kau percaya diri sekali saat teknikmu masih sangat buruk. Jangan terlalu banyak menghabiskan waktu di gym. Sisihkan waktu lebih banyak untuk latihan." Timpal Mao.
"Heeh, lihat saja dalam sebulan aku akan menguasai teknik voli dan bisa melakukan spike." Katanya.
Mereka semua tertawa.
Para tim putra, dan pelatih menoleh ke arah mereka.
"Hmm tim Voli putri sepertinya sedang bersemangat." Komentar Yamaguchi.
"Ahh aku tidak bisa, lapangan voli ini ku kira akan hampa setelah kepergian Kiyoko-san, tapi kini mendengar tawa para wanita tempat ini menjadi lebih indah." Nishinoya berkaca-kaca.
Yamada, manajer dari voli putri sudah selesai meletakkan bola.
"Yuri benar, istirahat yang cukup jika ingin menjadi pemain voli yang baik. Sudah malam, waktunya kita pulang dan istirahat." Katanya datar.
"Hee, sepertinya Yamada-san yang ingin cepat-cepat pulang." Balas Akira. Yamada tidak menyangkalnya.
"Hei Yamada-kun, aku sering melihat mu di kelas sebelah, ku kira kau tidak ikut kegiatan klub apapun." Kata Ozomi.
Yamada mengalihkan pandangannya enggan menjawab, tapi mereka diam tidak bergerak
"Aku tidak ikut, itu kenapa sekarang aku di wajibkan untuk ikut, kalau tidak nilai ku akan di kurangi." Wajahnya seperti menahan malu.
"Yah lebih baik kau menjalankan tugas manajer dengan baik, kami tidak punya manajer sebelumnya, kau bisa belajar pada Hitoka chan disana." Aoki menunjuk manajer klub putra.
"Ya aku akan bicara padanya." Semuanya terkehkeh.
Begitulah, perjalanan baru klub Voli putri Karasuno. Mereka melakukan rutinitas lebih disiplin dari tahun sebelumnya. Kekalahan pada musim lalu membawa kekecewaan yang besar bagi anak kelas dua dan tiga yang bertanding, mereka tidak mau itu terulang lagi.
Ketika lapangan di pakai okeh tim putra mereka akan melakukan berlari bersama setiap sore. Menanjaki Heart Break Hill, bukit menanjak di samping sekolah mereka untuk meningkatkan stamina. Tidak hanya itu, menonton dan menganalisis pertandingan menjadi kegiatan baru yang menyenangkan bagi mereka. Mao menyebutnya sebagai How to become volley ball intel 101, sedangkan bagi Akira menonton pertandingan terasa sangat menyenangkan karena ia merasa seperti seorang psikopat yang sedang menandai mangsanya di film-film.
Misaki si Gym Freak dan juga Yuri Atlet Skating yang vakum secara mengejutkan menjadi faktor kombo yang brutal sekaligus menarik bagi tim voli putri. Misaki merasa bertanggung jawab untuk latihan fisik tim. Ia bersi keras memperbanyak latihan otot core, bahu, dan juga kaki mereka agar bisa melompat lebih tinggi. Sedangkan semua ide tentang rutinitas mereka di dapatkan dari Yuri. Ia sangat disiplin dalam segala hal. Mereka mulai mengganti menu bekal makan siang dengan protein seperti daging dan ikan karena Yuri selalu makan daging ketika istirahat. Ketika di tanya mengapa, Yuri menjawab...
"Protein akan membuat kita lebih bertenaga, dan otot akan lebih cepat terbentuk jika kita makan protein."
Tiga minggu pertama, pada kegiatan klub mereka akan menyempurnakan teknik. Receive, passing, tossing, spiking, serving, dan blocking. Dari jam 4 sore hingga jam 7 malam mereka terus mengulangnya hingga tangan mereka bengkak dan terbiasa dengan tekniknya dan setiap kali, Yuri seperti kewalahan dengan latihan mereka. Wajah dan badannya memerah setiap kali mereka melakukan kegiatan klub.
"Yuri kau tidak apa-apa? Kau terlihat sangat kelelahan?" Tanya Aoki. Mereka pikir sekelas atlet seperti Yuri akan mempunyai stamina yang lebih besar.
"Panas, disini sangat panas, aku serasa mau meleleh." Jawabnya dengan rambut penuh dengan keringat.
"Ah..."
Mereka sampai pada satu pencerahan. Russia dan Jepang jelas memiliki perbedaan suhu yang cukup jauh. Terlebih dia sebelumnya atlet skating yang menghabiskan banyak waktu di atas es. Musim semi berakhir sebentar lagi. Di waktu mendatang menjelang musim panas suhu akan lebih panas, dan ini bukan Hokkaido.
...
Tim voli putra melihat tim voli putri yang sedang berlari bersama dari ruang klub.
"Aku merasa rutinitas mereka berubah menjadi lebih disiplin dari sebelumnya." Komentar Kinoshita.
"Bukannya itu bagus? Yamada-kun mendatangi ku beberapa kali untuk mengajarinya lebih dalam tentang voli. Dia cepat tanggap dan menanyakan banyak hal." Yachi bergabung dengan mereka.
"Yah apapun itu, aku senang karena mereka jadi sering berlatih bersama kita." Kata Tanaka. Tentu saja Tanaka dan Nishinoya adalah yang paling senang dengan penggabungan latihan voli putra dan putri.
"Apa kalian tahu anggota baru yang tinggi itu, Yuri-san dia seorang atlet dan bukan pemain skating biasa." Kata Yamaguchi yang tengah duduk di ruang klub sambil membuka ponselnya. Ternyata ia iseng mencari tahu tentang Yuri.
"Atlet?!" jerit Hinata. Sontak membuat mereka semua mendekat pada Yamaguchi.
"Namanya ada di Wikipedia." Kata Yamaguchi.
"Hee bahkan Ushiwaka namanya belum ada di Wikipedia." Kata Tokita, anak kelas satu.
"Dia bermain skating dari umur empat tahun dan memenangkan kompetisi pertamanya di umur lima tahun." Yamaguchi membaca info di Wikipedia. Membawa mereka mengingat-ingat apa yang mereka lakukan ketika berumur lima tahun.
Hinata, lima tahun baru bisa memanjat pohon jambu yang pendek sedangkan Kageyama bahkan belum bisa menangkap bola voli dengan benar.
"Woah, dia memiliki banyak medali emas, dan turnamen terakhirnya di Grand Prix Junior dia memenangkan medali perak." Kata Yamaguchi.
"Mengerikan, pantas saja rutinitas tim voli putri berubah, sepertinya itu ide Yuri-san untuk menerapkan rutinitas latihan atlet." komentar Tsukishima.
"Tapi dia atlet skating bukan atlet Voli." Celetuk Kageyama tanpa berdosa.
"Kageyama, kau sudah kelas dua kupikir kau akan lebih pintar. Atlet tetap saja atlet. Latihan fisik yang mereka lakukan di dampingi pelatih profesional. Lebih keras di bandingkan latihan untuk anak SMA biasa seperti kita." Jawab Tsukishima judes. Kageyama hampir memukulnya tapi tidak kena.
"Tapi kalau dia bisa se berprestasi seperti itu kenapa dia pindah ke Jepang dan bermain voli? Kenapa tidak main skating saja." Tanya Hinata lugu.
"Disini ada berita nya. Yuri gagal mendapatkan medali emas di Grand Prix Junior dan mengalami mental breakdown setelah turnamen." Yamaguchi mengklik sebuah video.
Menampilkan Yuri yang tampak lebih muda sedang menangis seusai meluncur.
["Почему я единственный, кто не получил золотую медаль? Hiks... Hiks.. Hiks.. "]
("Mengapa hanya aku yang tidak mendapat medali emas? Hiks... Hiks.. Hiks..)
["Я устал, я больше никогда не буду кататься на льду.. "]
("Aku lelah, aku tidak akan pernah berseluncur di atas es lagi...")
"Dia pakai bahasa Rusia, aku tidak mengerti." Kata Hinata.
"Itu ada artinya bodoh." Timpal Tsukishima.
"Artinya berbahasa Inggris,aku juga tidak mengerti."
"Dia menangis karena tidak mendapatkan medali emas dan bilang tidak mau meluncur lagi." Jawab Yamaguchi.
"Tapi kalah menang dalam pertandingan itu biasa." Ujar Tanaka.
"Kalau disini tertulis, pelatih Yuri sangat keras. Selain medali emas, atletnya akan dianggap kalah. Lalu tak lama dari situ, Yuri cedera saat latihan. Ia terjatuh hingga lehernya patah." Kata Yamaguchi.
"Hih...patah leher?" Hinata dan Kageyama menjerit berbarengan sambil memegangi leher mereka.
"Itu kenapa dia vakum dari dunia skating dan pindah ke Jepang pasca pemulihan. Kakek neneknya orang Jepang." Balasnya.
"Ano, ibuku sering menonton turnamen Figure Skating di TV." Ujar Yachi. "Russia memproduksi atlet skating tingkat dunia dari usia sangat muda dan Figure Skating adalah olahraga yang sangat kompetitif. Pelatih Russia sangat keras pada atlet mereka dan berbeda dengan voli yang terdiri dari tim. Atlet Figure Skating, latihan dan bertanding sendiri di atas es. Potensi cidera nya pun sangat tinggi. Aku pernah terjatuh ketika bermain skating, dan itu sakit sekali, jatuh di lapisan es tidak seperti jatuh di lantai biasa." Jelas Yachi.
"Mengerikan sekali... " Komentar Narita.
"Sudah-sudah kita tidak perlu mencampuri urusan Yuri-san, dia mungkin mempunyai alasannya tersendiri. Ayo semuanya bersiap-siap pulang." Enoshita menepuk tangannya seperti mengarahkan anak SD. Meski begitu mereka masih menonton beberapa penampilan Figure Skating Yuri di internet dan terkagum-kagum sendiri.
...
