[Baekhyun POV]
"Hei. Lihat! Kenapa dia masih ada di kampus? Masih punya wajah rupanya? Memang pada dasarnya dia ini lelaki murahan. Perebut suami orang, hamil di luar nikah, di usir dari kampus. Wow! Sungguh luar biasa sekali penderitaannya? Anak haram! Nama panggilan itu cocok sekali untuk bayinya, karena beruntung terlahir dari lelaki murahan seperti dia. Ups!"
Aku, sudah biasa di jadikan objek perundungan olehnya ... Tapi, bayiku tidak bersalah! Aku yang bersalah di sini! Hatiku semakin panas saat dirinya menyebut bayiku! Bagaimana bisa, dengan gampangnya dia mengatakan itu padaku?
"Ruby. Jaga ya omonganmu!"
"Kenapa? Apa kamu nggak suka? Itu memang pantas untukmu!" Dalam khayalku, kedua telapak tanganku menggenggam sebuah gunting dan bersiap untuk menikamnya dari belakang.
Tapi, aku ingat perkataan ibu. "Jangan kamu balas perlakuan buruk orang lain terhadapmu, berdoalah dengan hati yang tulus ikhlas pada Tuhan dan berharap dia tau. Seberapa sakit luka yang sudah tergores ini!" Ibuku, memang bekerja sebagai pijat panggilan untuk mencukupi semua kebutuhan hidupku.
Sering sekali para tetangga menyebut dia sebagai wanita murahan, aku masih kecil pada saat itu dan dia mengatakan padaku jika besar nanti jadilah pria yang baik serta jalani hidup ini dengan normal. Karena, dia tidak ingin putranya ini sama sepertinya.
Di kampus ini, Ruby serta kawan-kawannya selalu bersikap kasar padaku karena dia merasa paling berkuasa atas segalanya.
"Kamu memang cantik, tapi mulutmu busuk! Tidak jauh berbeda dari sampah sepertiku! Bahkan, kotoran anjingpun lebih berharga daripada kamu! Kenapa? Sakit? Baguslah kalau kamu paham."
Aku teringat pesan ibu. "Jika kakimu tertancap paku, obatilah lukamu perlahan-lahan. Sakit memang? Itulah hidup! Sebesar apapun rasa sakit itu, orang lain tidak perduli! Hanya dirimu sendiri yang bisa meyembuhkannya. Karena aku tau, putraku tidak mungkin pernah menyerah pada hidupnya!" Kedua kaki pendekku, berjalan melewati setiap ruang kelas dengan air mata yang terus mengalir dan membasahi kedua pipiku.
Ingin rasanya aku peluk tubuh hangat ibuku, tapi sayang! Dia sudah tidak lagi ada bersamaku, yang ada hanya ayah dari bayi di dalam kandunganku.
"Sayang, kamu kenapa?" Langsung saja, aku menerjang tubuh besarnya itu tidak lama kemudian air mataku turun semakin deras.
"Bawa aku pergi kak! Aku ingin tinggal yang jauh, asalkan tidak di sini lagi!"
"Hei. Tenanglah! Baby sedih nanti melihat ibunya menangis."
"Untuk apa aku perduli dengan baby? Di saat semua orang tidak ingin baby ini lahir. Apa aku begitu buruk menjadi seorang ibu?"
"Dengar! Kamu tenang dulu ya? Coba jelaskan padaku, ada apa sebenarnya?" Kedua telapak tangannya yang besar itu, meraih lengan kurusku dan menuntunnya ke arah sofa besar di pojok kanan tembok.
Kita saling menatap satu sama lain, sampai jempol dan jari telunjuknya meraih dagu runcingku. Aku, menatap kedua bola matanya dengan tatapan sendu mengantarkan semua rasa sakit hati ini ke dalamnya seolah mengatakan jika aku membutuhkannya saat ini juga.
"Semua orang mengatakan, aku lelaki murahan yang tidak tau malu! Hamil di luar nikah, bahkan. Mereka mengatakan bayiku ini anak haram!"
"Anak kita, bukan anak haram! Dia punya ayah dan ibu di sisinya, mereka hanya melihat sisi buruk dari seseorang dan menjadikannya sebagai bahan gunjigan. Kamu yang sabar ya? Kakak selalu ada untukmu dan baby."
Jika saja dunia tau, betapa aku mencintai pria ini? Mungkinkah semua berjalan dengan penuh suka cita? Aku harap, suatu saat nanti hidupku seperti pelangi yang indah di langit.
Walaupun dia datang setelah hujan, membuat siapapun yang melihatnya merasa terkesan dengan warna indahnya.
.
.
.
.
TO BE CONTINUED
.
.
.
.
Hei ... Apa kabarnya? Jujur! Ini, adalah fanfict ChanBaek pertama aku buat ... Sudah lama sekali punya akun ffn, cuma diriku tak sempat lah untuk membuat ff di sini /sigh/ aneh nggak sih chapter ini? Kritik dan saran dari kalian dong biar semangat nulisnya /blink eye/ see you on next chapter bye bye ...
