DISCLAIMER
Haikyuu! is belongs to Haruichi Furudate
THE RISE : Karasuno Female Volley Ball Club
©Longlive Author
Chapter 12 : Menabrak Ushiwaka, Daichi-san salah paham
Kembali dari latihan sore bersama Lady Boys ke delapan gadis tim voli Karasuno plus Yamada berjalan kembali menuju arah sekolah. Coach Miyama langsung pergi ke tempat lain karena ada urusan. Sebenarnya sore ini pemandangan cukup indah dan cuaca juga tidak terlalu panas karena menjelang malam. Namun tidak untuk para anggota klub voli putri Karasuno. Mereka sudah terlalu lelah untuk memperhatikan sekitar mereka. Yamada sendiri sang manajer jelas mengerti apa sebabnya. Ia yakin ketika pergi ia membawa beberapa perlengkapan untuk pertolongan pertama jika terjadi cidera. Tapi ketika pulang setelah latih tanding bersama Lady Boys, semua koyo yang ia bawa habis. Padahal ia membawa tiga bungkus salonpas.
Wajar saja, mereka babak belur di latih tanding pertama dengan Lady Boys. Latihan voli secara campuran, laki-laki dan perempuan itu tidak aneh di lakukan. Sekolah-sekolah voli juga melakukannya. Tapi latih tanding antara anak SMA dengan tim pria dewasa yang kemayu, tetap saja, tenaga mereka luar biasa. Mao paling banyak menghabiskan koyo, dia hampir melapisi seluruh tangannya dengan koyo. Anggota yang lain juga sama, mereka meminta koyo untuk bahu, tangan, dan juga kaki. Yuri meminta beberapa koyo untuk di tempel di leher dan bahunya karena setelah Head Shot dari Nont, Ace tim Lady Boys, ia mengeluh lehernya sedikit sakit. Menyebabkan kepanikan anak-anak untuk sesaat. Pendarahan di hidungnya juga sudah berhenti beberapa saat yang lalu. Jujur saja beberapa orang yang berpapasan dengan mereka banyak yang curi-curi pandang karena mereka seperti anak sekolah yang baru habis tawuran dengan koyo sebanyak itu,
"Yuri, kau lapar tidak?" tanya Akira lelah. Anak-anak lainnya hening, mereka sudah kehabisan tenaga untuk mengobrol.
"Iya aku lapar sekali." Jawab Yuri dengan mata mengantuk. Ia khawatir tidak bisa belajar karena rasanya sampai di rumah ia hanya ingin makan dan lalu tidur.
"Di mini market sana, biasanya ada Roti Yakisoba enak, diskon lima puluh persen kalau sudah jam lima." Akira menunjuk sebuah mini market dengan antrian yang cukup panjang di seberang setelah pertigaan jalan.
"Ya aku tahu, aku pernah beli, aku biasa pulang menunggu bus di halte di pertigaan depan." Jawab Yuri malas. Mereka menatap antrian di mini market itu masih sambil berjalan.
Antrian...
Roti Yakisoba yang enak...
Itu artinya mereka akan kehabisan jika tidak buru-buru...
Akira dan Yuri saling menoleh, baru sadar kalau antrian di mini market itu untuk membeli Roti Yakisoba. Mereka akan kehabisan. Seketika keduanya berlari agar cepat-cepat bisa mengantri.
"Hei jangan lari, nanti ada mobil!" Teriak Rinkou. Tetapi mereka masih berlari, namun tiba-tiba ketika mereka hendak menyebrang di pertigaan..
BRUAGH!
"Ugh!"
"Ugh! Eto bol'no! (sakit sekali)"
Keduanya terjatuh dan meringis, Akira mengumpat, dan Yuri tidak sengaja mengumpat dalam bahasa Russia. Mereka terjatuh karena menabrak, bukan menabrak mobil, namun bertabrakan dengan seseorang bertubuh besar di pertigaan.
"Akira, Yuri!" Teriak Rinkou. Ia menyusul mereka dengan sebal, sudah ia bilang jangan berlari, mereka bisa menabrak.
"Maaf, maafkan kami, Yuri, Akira minta maaflah cepat." Kata Rinkou. Akira dan Yuri masih terduduk di jalanan trotoar, tiba-tiba semua badan mereka lebih lemas dari sebelumnya.
"Oh.." Terdengar suara baritone dari orang itu, karena saking paniknya mereka belum melihat siapa yang mereka tabrak. Mereka menoleh dan menemukan seorang pria tinggi besar berambut gelap, memakai pakaian olah raga, dan juga sebuah earphone di telinganya.
"Itu..."
"Dia bukannya..."
"USHIWAKA?!"
...
Sawamura Daichi, sore itu berjalan pulang baru saja mengurus beberapa berkas dari kantor sipil untuk kualifikasi akademi kepolisian. Ya, sudah sekitar empat bulan ia lulus dari SMA, ia sudah memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Akademi Kepolisian Miyagi, dan akan berkarir di kepolisian. Semuanya berjalan lancar, teman-temannya juga saat ini sedang berjuang di jalannya masing-masing. Asahi, memutuskan untuk ambil ujian masuk universitas jurusan fashion design. Sugawara juga mengambil ujian masuk universitas untuk jurusan keguruan. Sedangkan Shimizu, Daichi dengar kalau Shimizu sudah bekerja di salah satu toko olah raga yang cukup besar. Ia juga mendengar dari Enoshita jika kegiatan klub di Karasuno berjalan lancar. Semuanya sempurna dan tidak ada yang mengkhawatirkannya—sampai saat ini.
Ia melihat segerombolan anak SMA dengan jaket voli Karasuno yang ia kenal berada di pertigaan jalan. Yap, dia tidak salah lihat, segerombolan gadis dengan jaket voli Karasuno, dua di antaranya terududuk di trotoar seperti habis terjatuh, seorang yang ia kenal, Rinkou sedang menunduk minta maaf, dan salah satu gadis yang jatuh itu hidungnya berdarah. Lalu hal yang paling mengejutkan...
"Ushiwaka?!" Gumamnya kaget.
Daichi berusaha berpikir jenih, tapi melihat pemandangan Ushiwaka yang tinggi besar dengan dua orang gadis Karasuno yang jatuh di hadapannya dan salah satu dari mereka mimisan. Sungguh membingungkan dan juga membuatnya tidak bisa berpikir positif.
Sementara itu di seberang jalan, Ushijima terkejut karena tiba-tiba saja ada yang menabraknya di pertigaan ketika sedang lari sore. Dua gadis yang langsung jatuh terpental jatuh.
'Oh, Karasuno?' Pikir Ushijima melihat jaket mereka. Tapi mereka para gadis, bukan tim Karasuno yang ia kenal, ia tahu manajer Karasuno permpuan, tapi tidak mungkin manajer klub voli sebanyak ini. Klub Voli Putri?
"Yuri, hidungmu..." Kata Akira. Darah sudah menetes ke bajunya. Ia buru-buru memegangi hidungnya.
"Ugh..." Erang Yuri.
Ushijima tersadar dari lamunannya dengan wajah terkejut. Matanya melebar melihat gadis yang baru saja menabraknya langsung mimisan. Ushijima tidak tahu Yuri jika Yuri mendapatkan head shot ketika latihan tadi, dan sekarang mimisan lagi karena baru saja menabraknya.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Ushijima ia membungkuk, tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia tahu jika ia kuat, tapi tidak pernah ada orang yang menabraknya dan langsung mimisan. Apa mungkin karena terlalu banyak latihan ototnya menjadi sekeras batu.
"Halo, Rinkou-san!"
Tiba-tiba seseorang dengan kemeja berlari menyebrang ke arah mereka.
"Sawamura-san?" Pekik Rinkou. Tidak mengerti apa yang dilakukan mantan Kapten Klub Voli Putra disini.
"Ada apa ini?" Tanyanya. Daichi sudah seperti seorang polisi yang memergoki anak-anak SMA sedang berkelahi.
"Ugh,ini.." Rinkou bingung menjelaskannya.
"Sawamura Daichi." Ujar Ushijima tiba-tiba. Sebuah pemandangan langka, mantan kapten voli Karasuno dan mantan kapten voli Shiratorizawa bertemu di pinggir jalan.
"Ushijima-san." Balas Daichi. Wajahnya menatap Ushijima seolah mengatakan 'Apa yang kau lakukan pada klub voli putri kami?'
Sedangkan Ushijima membalasnya dengan tatapan, 'Aku tidak tahu kenapa dia bisa sampai mimisan karena menabrak ku.'
Tapi sebelum terjadi perang dingin antar kedua kapten itu, Akira dan Yuri berdiri. Yamada memberikan tisu pada Yuri.
"Aku tidak apa-apa, mimisannya hanya keluar lagi." Ujar Yuri masih memencet hidungnya.
"Maafkan kami Ushijima-san, kami tidak sengaja menabrakmu." Kata Akira membungkuk. Yuri juga ikut membungkuk.
"Maafkan kami Ushijima-san." Katanya.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Ushijima pada Yuri. Yuri menatapnya berpikir jika orang ini benar-benar besar sekali. Lebih besar dari kakaknya yang merupakan atlet Sky Diving Red Bull. Apa dia benar-benar baru lulus SMA?
"Aku tidak apa-apa," jawabnya, "aku mimisan karena tadi baru saja kena head shot saat latihan, wajahku kena bola."
Baik Ushijima dan Daichi keduanya terlihat lega. Kedua orang itu berpikiran sangat jauh. Ushijima berpikir kalau seseorang bisa menabraknya hingga mimisan, dan Daichi berpikir jika Ushijima berkelahi dengan klub voli putri Karasuno. Sebenarnya keduanya terdengar konyol.
Sekali lagi, Akira dan Yuri meminta maaf. Lalu setelah sedikit berbasa-basi dengan Daichi, Ushijima pergi meninggalkan mereka.
"Rinkou, kalian baru saja latihan?" Tanya Daichi, ia tidak bisa menahan untuk tidak menanyakan kabar mereka.
"Iya, kami baru saja latih tanding." Jawab Rinkou. Daichi terkejut lalu tersenyum. Ia tidak pernah mendengar klub voli latihan tandang sebelumnya.
"Oh ya? Kalian latihan dengan sekolah mana?" Tanyanya bersemangat.
Ugh...mereka kembali menghela napas panjang.
"Um anggap saja, kami latih tanding dengan alumni Universitas Miyagi." Jawab Rinkou. Ia tidak mau mengingat bagaima si Nont, Ace dari tim Lady Boys , berpose setiap kali mendapatkan poin.
"Huh?" Daichi tidak mengerti. Sedangkan Akira dan Yuri sudah pasrah mereka tidak akan mendapatkan Roti Yakisoba nya karena kejadian ini.
