"Apa ini?" Kushina melihat sebuah botol yang ada di genggamannya. Botol itu berisi cairan berwarna merah jambu. "Hei, kau tak sedang meneliti hal yang aneh-aneh, kan?" tanya Kushina pada sosok wanita di depannya.

"Tidak, itu hanya parfum kok."

Kushina memandang wanita di depannya itu dengan tatapan tajam. "Aku tak percaya jika ini parfum."

"Ayolah Kushina, itu hanya parfum biasa."

Kushina memasang wajah remeh, dia terus menatap tajam wanita di depannya itu. "Tsunade, terakhir kali kau memberikan aku sesuatu, kau malah membuatku terangsang seharian penuh hingga aku tak keluar dari kamar."

"Janda sepertimu bisa memikat lelaki seksi diluar sana." Ujar Tsunade.

"Aku tak ingin lelaki seperti mereka."

Tsunade tertawa pelan, dia pun beranjak dari duduknya, dan mengambil jas laboratorium miliknya. "Kalau kau tak mau, berikan saja ke seseorang, parfum itu lumayan bagus untuk lelaki dan perempuan."

Kushina hanya menghela napas, kemudian memasukkan 'parfum' itu ke dalam tasnya. "Terserah deh."

"Baiklah, aku pergi dulu, sampai jumpa!"

Kushina hanya memasang wajah tak suka saat Tsunade melambaikan tangannya.

...

..

.

Parfume

Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto, & Honkai Star Rail by Hoyoverse.

Warning: OOC, AR, Incest/inseki, Lemon, Lime, Rape.

...

..

.

Chapter 1:

Enjoy it!

Kushina sebenarnya tak butuh parfume yang diberikan oleh Tsunade, dia bahkan punya beberapa parfum lain yang dia simpan.

Kushina yang sedang duduk di sofa apartemen pun mengambil parfum yang diberikan Tsunade, dia tak berencana untuk memakai parfum itu.

"Oh, kaachan sudah pulang?" Naruto baru saja keluar dari toilet. "Apa itu? Parfum? Buatku?"

"Oh, ah, ya, buatmu." Kushina tak tau harus mengatakan apa, jadi dia dengan sukarela memberikan parfum yang diberikan Tsunade itu, siapa tahu akan cocok ke Naruto.

"Oh, terima kasih!" Naruto menerima parfum itu dengan suka cita. "Apa kau sudah makan?"

"Sudah, sepertinya kau juga sudah makan, Naruto?"

Pemuda itu hanya mengangguk kecil tanpa menoleh pada Kushina, dia pun berpamitan pada Kushina untuk tidur.

Kushina sendiri kembali menghela napas, dia pun langsung mengganti pakaiannya tanpa mandi terlebih dahulu, dia sudah terlalu lelah untuk melakukannya.

Jarum jam menunjuk ke angka dua pagi, Kushina yang tadinya tertidur pun mulai bangun, dia haus.

Wanita itu berjalan keluar kamarnya, dan kakinya membawa dirinya berjalan melewati kamar Naruto, anak semata wayangnya.

"Ahh..."

Kushina mengerutkan dahinya mendengar sebuah suara, dia menduga bahwa suara itu berasal dari kamar Naruto.

"Hnngg... Sial...

Kushina melihat pintu kamar Naruto yang tak tertutup dengan rapat, wanita itu pun mengintip melalui celah pintu kamar.

Kedua mata violet itu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Naruto, kedua pipinya merona hebat saat melihat sebuah benda besar yang tengah digenggam oleh Naruto.

Kushina meneguk ludahnya kasar melihat penis ereksi milik Naruto, dia tak pernah melihat benda sebesar itu, bahkan lebih besar daripada milik mantan suaminya dulu.

Kushina menggigit bibir bawahnya melihat Naruto terus mengocok penisnya itu.

Kushina segera pergi meninggalkan tempat itu, dia mengambil segelas air untuk dia minum, hal itu benar-benar membuatnya terkejut, dia juga merasa bahwa bagian bawahnya sudah mulai basah akibat memikirkan hal tersebut.

'Sial.' Kushina mengumpat di dalam hati, dia masih tak percaya jika pemuda pirang yang dia adopsi itu punya benda besar seperti itu.

Kushina tak yakin jika dirinya bisa menahan diri untuk tak menerkam pemuda pirang itu.

Ada gejolak aneh di dalam tubuh Kushina saat ini, bisa dibilang jika dia sedang terangsang karena penis besar Naruto. Wanita itu menggigit bibir bawahnya menahan birahi yang ada di dalam dirinya.

'Sial, aku benci jika sedang horny!'

...

..

...

Keesokan harinya, Kushina bangun dengan kedua matanya yang berkantung, dia tidur hanya satu jam saja karena memikirkan penis Naruto yang besar.

Wanita itu pun mulai bangun dari tempat tidurnya, dan dia sadar jika saat ini dirinya sedang telanjang bulat.

Kushina mengusap wajahnya, dia masih tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya tadi malam.

Pintu kamar Kushina terbuka, wanita itu terkejut saat pintu kamarnya dibuka tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Dari sana Naruto muncul, dia terlihat lesu saat masuk ke dalam kamar Kushina.

Wanita itu sontak menutupi bagian tubuhnya yang telanjang dengan selimutnya.

"Kaachan..."

"Naruto, ada apa?"

Kushina terlihat khawatir saat melihat Naruto yang tertunduk lesu. "Aku mau minta tolong."

"Minta tolong?"

Naruto mengangguk kecil, dia kemudian berjalan mendekati Kushina yang tengah ada di tempat tidurnya. "Aku minta tolong..."

"Hm?"

" Punyaku tak bisa tidur." Ujar Naruto sambil menunjuk ke gundukan celana boxernya.

Wajah Kushina langsung merona hebat saat dia menatap apa yang tengah ditunjuk oleh Naruto. "A-apa?!" Wanita itu meneguk ludahnya kasar saat Naruto mulai menarik boxernya karena terlalu sesak. "He-hei, pa-pakai kembali!"

"Uhhh..."

"Kita ibu dan anak!"

"Tapi tak sedarah."

Kushina kembali meneguk ludahnya mendengar fakta tersebut, dia tak memungkiri hal tersebut.

"Tolonglah..."

"Uhhh... Ha-hanya kali ini saja, oke?" Naruto mengangguk cepat mendengar persetujuan dari Kushina. "Berdirilah!" Naruto mengikuti perkataan Kushina barusan, pemuda pirang itu berdiri tepat di sebelah tempat tidur Kushina. Kemudian, wanita itu menyibak selimutnya, membuat Naruto meneguk ludahnya, serta penisnya semakin keras.

Kushina melihat betapa menyeramkannya penis Naruto saat ini, tangan kanan Kushina bergerak menyentuh penis Naruto, wanita itu membasahi bibirnya saat dia mulai menggenggam penis Naruto.

Kushina dengan lembut menggerakan tangan kanannya maju mundur, napasnya begitu memburu saat dia mulai mengocok pelan penis Naruto.

Wanita itu merasakan bahwa suhu tubuhnya mulai meningkat disertai dengan kedua pipinya yang merona hebat, ia meneguk ludahnya dengan susah payah, lidah Kushina menjulur keluar.

Jilatan pertama Kushina berikan pada penis Naruto, wanita berambut merah itu terus menjilati ujung penis Naruto yang mengeluarkan cairan.

Tubuh Naruto merinding merasakan benda lunak itu menjilati penisnya, libidonya semakin naik tatkala Kushina memasukkan penisnya ke dalam mulut. Naruto menggigit bibir bawahnya merasakan hal tersebut.

Naruto sontak memegangi kepala Kushina, meremas rambut merah Kushina.

Blowjob yang diberikan Kushina pada penis Naruto semakin cepat. "Kaachan! A-aku keluar!"

Kushina menarik dirinya, dia pun mengocok penis Naruto hingga pemuda itu mengeluarkan spermanya tepat di wajah wanita itu. Naruto langsung terduduk di atas lantai kamar Kushina, dia mengambil napas sebanyak yang dia bisa setelah klimaksnya yang pertama.

Kushina terdiam sejenak, wajahnya merona setelah sperma Naruto keluar dan membasahi wajahnya, dia segera mengambil beberapa tisu untuk membersihkan wajahnya.

Kedua mata Kushina melihat Naruto yang terduduk di atas lantai, dia melihat bahwa penis pemuda itu masih ereksi setelah klimaksnya yang pertama. Wanita itu menggigit bibir bawahnya, dia sebenarnya terangsang setelah melihat penis Naruto, dia sudah lama tak berhubungan badan dengan seorang lelaki.

'Ah, sial... Aku terangsang setelah memberikannya blowjob dan handjob pada Naruto.'

...

..

.

TBC