Chapter 4 is here!


Way to Love You

Rated: T

Disclaimer: Bleach©Tite Kubo

Warning: possible OOC

"Tidak apa-apa, sayang!" sergah Rangiku, memberikan kembali kotak berisi telepon genggam mahal keluaran terbaru itu kepada Orihime. "Free upgrade dari telepon genggam lamamu. Jadi, terimalah!"

"Terima kasih banyak, paman Gin! Bibi Rangiku!" dia berdiri dan membungkuk sangat rendah kepada Gin dan Rangiku yang kelihatan puas.

"Anak baik," bisik Gin pada Rangiku.

Chapter 2 : "One Morning with Him"


"Orihime-chan, cobalah laptop barumu," Ucap Gin, sambil membuka laptop kerjanya. "Aku mungkin akan menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum tidur."

"Baiklah, Paman Gin," Orihime membkua tas biru kecil yang diberikan oleh Rangiku. Wow, pasti harganya sangat mahal, batinnya.

Dia menyambungkannya dengan Wi-Fi (karena sudah pernah diajari oleh Tatsuki). Karena tidak ada yang terlalu dimengerti Orihime, dia hanya mengutik-utik laptop itu sebentar, kemudian membiarkannya terbuka tanpa apa-apa. Satu jam kemudian, Orihime mempersilahkan Gin dan Rangiku untuk tidur di kamarnya, karena mereka sudah terlihat mengantuk. Dia membantu Toshiro dan Kenpachi menggelar futon di ruang makan.

Rangiku Ichimaru dan Gin Ichimaru baru saja pindah dari Amerika dan sedang menginap di rumah Orihime. Di dalam ingatan Orihime, Rangiku atau Bibi Rangiku adalah sepupu dari Sora, mendiang kakaknya, namun karena umurnya yang jauh lebih tua dari kakaknya, Orihime memanggilnya bibi saat kami pertama kali bertemu dan terus memanggilnya seperti itu. Rangiku dan Gin memiliki 2 anak; Toshiro Ichimaru, anak pertama mereka, yang berarti secara teknis adalah keponakan Orihime meskipun umurnya lebih mendekatinya daripada Rangiku. Walaupun umurnya masih belia yaitu 12 tahun-memiliki kecerdasan diluar anak sebayanya.

Pikiran Orihime kemudian beralih ke Yachiru Ichimaru, keponakannya juga yang merupakan anak kedua dari Rangiku dan Gin. Yachiru adalah anak yang unik, karena dia sangat tidak mau lepas dengan bodyguard keluarga Ichimaru, yaitu Kenpachi Zaraki. Pekerjaan Kenpachi yang pada awalnya hanya menjadi bodyguard pun, kemudian ditawari menjadi sitter, yang ia terima karena juga menyayangi Yachiru.

Strangely enough, Rangiku memiliki selera makan yang sama dengan Orihime; ia kerap berpikir mungkin saja karena genetik. Namun, sejak menikah dengan Gin, Rangiku merasa tidak tega melihat wajah tirus Gin tampak lebih kurus karena lebih memilih mencari alasan "Sudah makan diluar" atau "Ditraktir teman kantor" daripada makan makanan buatan Rangiku yang dinilai mereka berdua enak. Akhirnya, Rangiku memilih untuk mengikuti kursus masak dan berusaha memasak pada jalur yang dianggap orang lain yang menikmati masakannya, bisa disebut makanan yang rasanya 'normal'. Hal itu pula yang dilakukan oleh Orihime karena dia menyadari hal yang sama dan, berusaha memasak agar Ichigo dapat menikmati masakannya.

Orihime lalu berpikir tentang sepupu iparnya, Gin Ichimaru, yang merupakan suami Rangiku yang sangat ramah. Orihime menyukai wajahnya yang selalu menyunggingkan senyuman yang khas, sedikit mirip rubah. Namun Orihime pernah melihat beberapa tatapannya kepada orang yang mencoba menggoda Rangiku saat atau yang baru saja terjadi—Toshiro yang keras kepala—sangat menakutkan. Orihime juga kerap berpikir bahwa keluarga Ichimaru juga bisa dibilang sangat berkecukupan bahkan sangat amat berkecukupan karena pekerjaan Gin di Perusahaan Hueco Mundo, yaitu perusahaan konglomerasi yang didirikan oleh Sousuke Aizen dan menjabat sebagai Vice President.

Mereka kerap mengunjungi Orihime di Jepang selama hampir tiap tahun, dan ketika mereka berkunjung, Orihime bisa merasakan kebahagiaan memiliki keluarga.

Orihime membuka kotak berisi telepon pintar barunya dan mendapati sebuah telepon dengan layar yang besar. Besar dan Berat. Dia mengambil telepon genggam lamanya dan memindahkan kartu operatornya ke telepon barunya. Orihime bersyukur tidak memasukkan teleponnya ke dalam tas di pagi tadi, karena pasti akan tertinggal saat dia keluar dari kelas.

"Hmm... Di-charge dulu saja," gumam Orihime pelan sambil mengambil charger dari kotak telepon genggamnya. Orihime pun membuka telepon genggam lamanya, dan terdapat satu pesan tidak terbaca dari Ggio Vega.

Orihime... Kenapa ngeloyor pergi begitu aja!

Kita kan rapat Student Council! Besok pagi ada kerjaan buatmu, ambil diruang Student Council ya... hehe XD

Selesaikan sebelum istirahat, jadi datanglah pagi-pagi, akan ada anggota Student Counci lainnya yang juga bertugas

Salam sayang dari Grimmjow :P

Orihime bahkan lupa kalau hari ini ia seharusnya menghadiri rapat Student Council. Dan karena tidak mengadirinya, dia sekarang harus menyelesaikan tugas ini pagi-pagi dan sendirian. Terlarut dalam pikirannya, Orihime sekali lagi mematung didepan laptop berwarna biru langit yang masih dia biarkan menyala, yang entah mengingatkannya pada seseorang dan juga terhadap mendiang kakaknya, Sora.

Tok Tok Tok!

Orihime dapat mendengar pintu apartemennya diketuk. Sekilas memandang jam dinding dan mendapati bahwa jarum telah menunjukkan angka 11, Orihime berpikir bahwa berarti sudah diluar norma kesopanan seseorang untuk bertamu.

Tok Tok Tok!

Lagi-lagi pintu apartemennya diketuk. Sudah tinggal seorang diri sejak dia berumur sangat belia, Orihime mengetahui bahwa membukakan pintu hampir di tengah malam merupakan hal yang tidak seharusnya dilakukan. Namun, rasa penasarannya mengalahkan rasa waspadanya. Toh, bodyguard dari keluarga Ichimaru ada disini. Bisa juga petugas internet tadi, ada sesuatu yang tertinggal, pikir Orihime.

Orihime membuka pintunya dengan hati-hati. Dari balik pintu, dia dapat melihat sosok orang yang sangat dia sayangi, yang selalu membela Orihime apapun resikonya. Mereka bertatapan selama beberapa detik tanpa sepatah kata pun.

"Tatsuki-chan!" Orihime menghambur kedalam pelukan Tatsuki sambil menangis.

"Maaf..." mereke berdua berkata bersamaan.

Tatsuki membelai lembut punggung Orihime, "Tidak ada yang perlu dimaafkan darimu, Orihime. Akulah yang harusnya meminta maaf."

Orihime terdiam, dan Tatsuki menyahut pelan, "Ya sudah. Ini tasmu," dia memberikan tas Orihime yang tertinggal padanya, dan melongok ke dalam apartemennya.

"Hei? Apa-apaan ini?" dia menghambur masuk kedalamnya. "Koper? Dan..." Mata Tatsuki membelalak.

"Laptop? aPhone? Apa kau baru saja mendapatkan warisan tiba-tiba entah darimana, Orihime?"

"Hehe," Orihime meringis tanpa dosa. "Apa kau ingat Bibi Rangiku dan Paman Gin? Mereka baru datang dari Amerika, jadi mereka memberi semua ini. Dan jangan berisik."

Dia menunjuk Toushiro, Yachiru dan Kenpachi yang sedang tidur. Tapi Tatsuki sudah tidak peduli lagi. Dia sekarang sedang mengutak-utik aPhone Orihime yang ternyata keluaran terbaru, atau lebih tepatnya mengaguminya. "Iya, aku ingat... sepupumu yang jadi walimu, kan? aPhone ini baru saja keluar bulan lalu, Orihime! Mereka baik sekali."

"Hehe," lagi-lagi cuma bisa meringis, Orihime duduk di sebelah Tatsuki yang sedang melihat-lihat laptopnya.

"Oh iya, Orihime, kau tidak punya Anstagram kan? Sini biar aku buatkan," kata Tatsuki.

"Anstagram? Boleh! Pakai saja email yang kaubuatkan, Tatsuki-chan." kata Orihime.

"Um... Mau pakai username apa?" tanya Tatsuki, yang rupanya sudah ada di jendela pendaftaran untuk pengguna baru Anstagram.

~Way to Love You~

"Nah, sekarang follow aku." kata Tatsuki begitu akun Anstagram Orihime sudah berhasil dibuat.

"Banyak foto-foto kita bersama ya, Tatsuki-chan"gumam Orihime.

"Tentu saja," kata Tatsuki sembari melirik jam yang menunjukkan angka 12. "Aku pulang dulu ya, Orihime, sudah larut."

"Hati-hati di jalan, Tatsuki-chan!"


Orihime sedang duduk di meja makannya, karena sofanya dipakai oleh keluarga Ichimaru. Tatsuki sudah beberapa waktu yang lalu kembali, dan waktu sudah menunjukkakn pukul 12 malam. Namun, rasa kantuk tidak menghampiri Orihime sedikitpun.

Mata cokelat Orihime kembali menyusuri halaman Anstagram yang baru saja ia jelajahi, dan mencoba untuk lebih familiar. Orihime mengetahui bahwa hampir semua orang di sekolah memiliki akun Anstagram; bahkan mungkin lebih sedikit yang tidak memilikinya daripada yang memilikinya. Untuk melihat siapa saja yang sudah bergabung di dalamnya, Orihime membuka followers Anstagram Tatsuki.

1.076 followers

Orihime secara perlahan scrolling untuk melihat siapa saja yang ada di followers Anstagram Tatsuki, dan sebuah nama menarik perhatiannya.

Kurosaki Ichigo

"Ah..." desah Orihime sedih, dan membuka Profilnya.

Kurosaki Ichigo_Follow

This account is private. Follow this account to see their photos and videos.

"Baiklah, follow," Orihime menggumam pelan dan menekan tombol follow.

Kemudian Orihime menghabiskan beberapa puluh menit untuk mengikuti nama-nama yang dia kenal. Betul saja, Orihime bisa menemukan hampir semua orang. Namun, ada satu nama lagi yang menarik perhatiannya-dan Orihime sedikit malu untuk mengakuinya.

Namun Orihime tetap membuka profilnya juga.

Grimmjow J_Follow

This account is private. Follow this account to see their photos and videos.

Sedikit sangsi, Orihime juga mengikutinya. Hey, kami berada di organisasi yang sama, no biggie! pikir Orihime.

Orihime mematikan laptopnya dan memasukkannya kembali ke dalam tasnya. Orihime melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua pagi, dan Orihime sekarang benar-benar mengantuk. Orihime membawa telepon genggam lama dan barunya ke kamarnya dan menggambil futon lalu menggelarnya di lantai dekat meja makan.


"Bibi! Aku berangkat dulu ya!" kata Orihime, yang sedang memakai kaus kaki kepada bibinya yang sedang memasak.

"Tidak sarapan dulu?" sahut Gin, yang sedang memangku Yachiru.

"Tidak apa-apa paman! Aku bisa sarapan di kantin!"

Secepat kilat dia sudah sampai di sekolah, yang untung masih sepi. Dan sudah tentu, tujuan utamanya.

Ruang Student Council.


Grimmjow berada di ruang Student Council pada pagi hari, mengutuk dirinya sendiri karena meninggalkan rapat kemarin. Karena absen dari rapat, sekarang dia mendapatkan tugas untuk mengarsipkan hasil rapat, yang merupakan tugas yang dia nilai menjengkelkan karena beberapa siswa Student Council bisa sangat ceroboh dan meninggalkan kertas dan dokumen rapat di seluruh ruangan, yang harus dia ambil dan dokumenkan. Grimmjow melihat sekeliling sambil memegang daftar cek dokumen, dan mendengar suara berlari diikuti oleh seseorang yang berkata,

"Aaah! Sampai juga! Aku harus selesai sebelum bel-!"

Grimmjow mendongak, dan melihat seorang gadis dengan rambut auburn panjang yang sepertinya baru saja berlari setengah marathon, dan mereka berdua membeku saling menatap.

Keduanya berpikir hal yang sama meskipun mereka tidak mengetahui pikiran satu sama lain.

Ggio Vega, we will kill you.

Hening. Tidak ada suara yang terdengar kecuali engahan nafas gadis itu; Orihime Inoue.

"Kau..." kata mereka berdua bersamaan, membentuk harmoni antara suara sopran dan bass.

"Grimmjow-kun," kata Orihime tanpa beban.

"Orihime Inoue," kata Grimmjow juga.

Seakan hanya bertemu seorang rekan kerja di ruang yang sama, Orihime langsung melesat masuk menuju meja bendahara umum, menutup pintu ruang Student Council, dan menghadapi paperworks yang lumayan 'bertumpuk'. Dia mengeluarkan alat tulis dan mulai bekerja.

"Hei, onna," sahut Grimmjow pada Orihime. "Tahu tidak dimana Ggio menaruh dokumen rapatnya?"

"Ggio biasanya menaruh catatan rapatnya di meja dekat lemari alat, maaf, Grimmjow-kun, aku juga tidak mengikuti rapat kemarin," jawab Orihime, tidak mengalihkan pandangannya sama sekali dari kertas dan terus menulis.

"Huh, alright," Grimmjow menanggapi singkat, menuju ke meja dekat lemari alat, namun anehnya, kertas catatan Ggio tidak kunjung ditemukan. Lalu Grimmjow mencari ke meja ketua, wakil ketua, bahkan sampai lemari arsip.

Namun hasilnya nihil, Grimmjow tidak bisa menemukan catatan Ggio.

"Grimmjow-kun," kata Orihime melihat Grimmjow sudah terlihat marah dan desperate. "Catatan itu tidak mungkin jauh-jauh dari meja-meja disini, sepertinya tidak mungkin dia membawanya sampai ke toilet."

Ternyata Grimmjow juga mencoba mencari catatan Ggio ke toilet.

Sedikit merasa malu, Grimmjow kembali ke salah satu meja dan kini duduk di atasnya, menatap Orihime dengan tatapan menuduh.

"Where the fuck is it then?"

"Yah, mungkin di laci?" kata Orihime tenang meskipun Grimmjow sudah mengumpat—menunjuk laci meja dekat lemari alat yang dia yakin belum diperiksa Grimmjow.

"Ugh," sahutnya sambil lalu, kemudian membongkar laci itu.

Orihime tertawa kecil, tangannya masih menari lincah di atas kertas-kertas, mencatat laporan peserta untuk beberapa event. Setelah beberapa lama, Orihime memanggil Grimmjow.

"Grimmjow-kun," sahutnya, mengernyit pada satu lembar kertas.

"What?" terdengar respons samar-samar dari Grimmjow, yang masih tenggelam pada laci meja.

"Kenapa dengan peserta lomba kelas 1-6? Kekurangan satu orang," Orihime menuding kertas yang tidak bersalah dengan nada sedikit judgemental.

"Oh," Grimmjow ber-ooh ria. "Masukkan saja nama Chihiro Ogawa."

"Chi.. hi.. ro... O... ga... wa.." eja Orihime saat menulis. "Kenapa sih registrasi kelasmu sering bermasalah?"

"Mana kutahu."

"Kenapa jawabanmu seperti itu sih?"

"Because I don't give a shit, that is."

"Dasar."

"Hehe. Hei, Princess."

"Hmm?"

"Apa gosip itu benar?"

"Tentu saja tidak, Grimmjow-kun. Aku tidak menyukaimu seperti itu."

"Not that dumb gossip. Kau putus dengan Kurosaki?"

Orihime berhenti menulis.

"Ya. Grimmjow-kun tahu darimana?"

"Insiden pemukulan itu sudah menyebar luas, tahu tidak," jawab Grimmjow.

"Oh..."

Dia memaksakan suaranya agar tidak bergetar, dan sebisa mungkin menahan airmatanya tidak keluar. Namun airmatanya kini menetes di kertas administrasi kelas 3-6.

"Hei, hei. Kau menangis, onna?" Grimmjow mulai sedikit panik melihat Orihime yang sedang menyeka airmatanya.

"T-tidak, Grimmjow-kun," sahut Orihime. "Mataku cuma keculek."

"Hmm... Kau sudah selesai?" tanya Grimmjow yang entah mengapa-sekarang menghilang dibalik kursi.

"Sudah selesai. Aku duluan ya, Grimmjow-kun!" seru Orihime sambil mengemasi alat tulisnya.

"Oh god, here it is," Grimmjow akhirnya menemukan catatan rapat Ggio, yang entah mengapa bisa ada di bawah kursi.

"Grimmjow-kun. Eh..." Orihime memutar-mutar kenop pintu.

"Kenapa?"

"Grimmjow-kun... PINTUNYA TERKUNCI!"

"APA?" Grimmjow keras, lalu menghampiri Orihime dan pintu, kemudian mengambil alih memutar kenop.

"Ukh. Ada kunci cadangan di lemari dekat jendela, cepat ambilkan," kata Grimmjow sambil tetap memutar-mutar kenop.

Orihime mencari kunci di lemari yang ditunjuk Grimmjow, seingatnya, memang ada kunci cadangan di dalam ruang Student Council untuk mencegah hal seperti ini terjadi. Namun setelah beberapa lama mencari di tumpukan barang-barang dan berkas, kunci itu tidak ditemukan.

"Grimmjow-kun... aku tidak bisa menemukan kuncinya..."

Grimmjow beralih ke lemari yang kini terbuka lebar, turut mencari kunci itu. Sama seperti Orihime, dia tidak dapat menemukannya.

"Ggio sialan. Pasti dia yang mengunci kita disini. Aku bisa saja sih menendang pintunya sampai rusak, tapi aku sedang malas bertemu dan menjelaskan ke Ukitake," kata Grimmjow penuh dengan nada sarkatis.

"Dia kepala sekolah kita, Grimmjow-kun, setidaknya panggil beliau Ukitake-sensei," sahut Orihime yang masih bersikeras mencari kunci cadangan di seluruh penjuru ruangan.

Bunyi bel bergema diseluruh sekolah, menandakan jam pelajaran segera dimulai dan siswa-siswi untuk segera masuk kedalam kelas. Dimana Grimmjow dan Orihime masih terkunci di dalam ruangan Student Council.

"Orihime Inoue, fuck this, kita lompat dari jendela!" seru Grimmjow menghampiri jendela.

"T-tapi Grimmjow-kun... ini kan lantai dua!" seru Orihime juga, dengan nada protes.

"Don't be such a pussy. Aku akan menangkapmu dari bawah," kata Grimmjow tidak sabar, menarik tangan Orihime sekaligus pemilik tangannya makin dekat ke jendela.

Tangannya hangat sekali... pikir Orihime, namun segera membuang jauh-jauh pikiran itu. "A-apa? Baiklah, tapi..."

Tapi Grimmjow sudah bertengger di jendela, siap melompat.

"Apa Grimmjow-kun tidak apa-apa?" tanya Orihime.

"Ini bukan apa-apa. See you on the other side," sahut Grimmjow dari jendela, langsung melompat.

Orihime memekik kecil, berlari ke arah jendela dan melihat ke bawah. Grimmjow sudah ada di daratan dengan selamat.

"Onna! Cepat naik!" teriak Grimmjow tidak sabar dari bawah. "Not that I care, tapi jam pertamaku Kusaka-sensei!"

Dengan gugup, Orihime naik ke jendela.

"Aku hitung! Pada hitungan ketiga.. LOMPAT!"

"I-IYA!" teriak Orihime gugup.

"SATU.. DUA... LOMPAT!"

Ya Kami-sama... desah Orihime dalam hati, lalu melompat pasrah dari lantai dua.

Pluk!

Orihime mendarat luwes di dalam pelukan Grimmjow. Rona merah muncul dari kedua pipi mereka. Untuk beberapa lama mereka tetap mempertahankan posisi itu, namun ketika tersadar Orihime cepat-cepat turun dari pelukan Grimmjow.

"Eh.. terima kasih banyak, Grimmjow-kun!" Orihime membungkuk pada Grimmjow dan segera berlari ke kelas.

To Be Continued


Hime: Ya udah. Sekarang kita jawab aja review-review dari para readers, ok!

Shuei samehachi : Yup, ini udah diupdate kok ^.^

aRaRaNcHa : Emang sengaja Hime buat baik disini. Hehe. Ini updatenya :P

ruki4062jo : Haha, ini updatenya :D

: Haha, makasih Hina-chan. Kadang-kadang iri bisa buat kita berjuang lebih keras, lho.

ayano646cweety : Iya tuh, Tatsuki... Sabar ya... Tapi Tatsuki ama Orihime udah baikan kok, hehe.

Makoto-Kitty-Jeagerjaquez : Ini udah ada GrimmHime kok :D. Oh iya, yang susumu-susumu itu ceritanya Rukia salah lirik. Jadi suzume jadi susumu.

Riztichimaru : Grimm udah muncul di chapter ini kok, walaupun keadaannya memprihatinkan (?).

.

.


Akhir kata, Hime selaku author meminta maaf kalau ada salah dalam fanfic Hime.

Dan Hime mohon review-nya, agar Hime bisa bikin fanfic ini jadi lebih baik.