CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA
Dislaimer
Naruto : Masashi Kishimoto
Oshi no Ko : Aka Akasaka
Warning : Alternate Reality
Saito Ichigo merasa ketakutan.
Satu-satunya penyebab ketakutannya adalah idol di bawah naungannya, sumber penghasilan perusahaannya, harus terkena skandal yang mengejutkan.
Hoshino Ai, member idol grup dinaungi perusahaannya bernama B-Komachi sedang berbadan dua, dengan kata lain hamil.
Saito benar-benar tidak bisa untuk tidak panik. Ai, merupakan leader sekaligus pemimpin B-Komachi hamil di usia muda, belum lagi debutnya di dunia idol sedang panas-panasnya.
Jika media dan para netizen mengetahui hal ini, puncak karir B-Komachi akan menurun dratis, belum lagi perusahaannya akan terkena imbas dari masalah ini.
Dan lebih mengejutkan lagi, diperkirakan usia kehamilan Ai sudah mencapai 20 minggu, Saito hampir terkena serangan jantung karena hal ini.
"Ai, kenapa bisa jadi seperti ini?" tanya Saito frustasi.
"kenapa kau tidak diskusi denganku? siapa sebenarnya pria yang melakukan ini padamu?" Saito benar-benar dibuat kalang kabut.
"itu..." Ai menundukkan wajahnya dan memejamkan matanya. sebelum dia membuka matanya dan tersenyum meledek.
"itu rahasia, tehee~" Ai memeletkan lidahnya pada Saito yang frustasi
"Gahhhhh!" Saito benar-benar terkena serangan jantung jika seperti ini.
Ai melewati beberapa prosedur dalam pemeriksaan kehamilan, memastikan bahwa kehamilannya tidak berdampak bagi kesehatannya dan calon bayinya tentunya.
"hasilnya sudah keluar. hamil 20 minggu, anak kembar"
"anak kembar?" Ai dan Saito terkejut mendengar hasilnya.
"anak kembar..." Ai benar-benar speechless mendengar ini, dia merasa takjub.
Saito menatap Ai cepat.
"Ai, apa kau benar-benar mau melahirkan mereka? kalau sampai masyarakat tau kau melahirkan di usia 16 tahun.." Saito tidak bisa berpikir jernih, "..karirmu sebagai idola dan perusahaan kita, akan hancur bersamaan" tambahnya lagi dengan nada berat.
Saito berharap bahwa Ai memikirkan masa depannya.
Ai terdiam, sebelum dia menatap dokternya.
"Dokter, bagaimana menurutmu?"
Saito menatap dokter itu.
Hoshino Ai, idola yang mengenal kebohongan sebagai cinta, idola yang egois ingin menjadi ibu dan idol secara bersamaan.
Ai tidak ingin melepaskan dua peran penting yang sangat diinginkannya, baginya dia akan mendapatkan semuanya.
Pada akhirnya, dokter yang merawatnya tetap membantunya. Ai sudah siap untuk menyembunyikan masalah ini sampai waktunya tiba.
Ai benar-benar gugup, hari ini telah tiba waktunya untuk melahirkan. Saito bersamanya, tapi dokternya tidak kunjung tiba, dia bertanya-tanya tapi tidak ada yang tau di mana dia berada.
"ruangan operasi sudah siap" suster yang membantu bersalin dan dokter pengganti sudah bersiap.
"Ai, kuharap kau kuat" Saito ikut merasa gugup dan panik.
Ai malah tersenyum meledek, dia memeletkan lidahnya.
"aku merasa baikan..." walau Ai mengatakan itu, wajahnya tidak bisa berbohong menahan rasa konstraksi di perutnya.
Saito menghela nafas, sepertinya Ai akan baik-baik saja.
"baiklah kalau begi-"
"Ai, kau baik-baik saja?!"
Belum sempat Saito menyelesaikan ucapannya. Seorang laki-laki datang, nafasnya nampak tersengal-sengal, sepertinya dia habis berlari.
Semua perhatian tertuju padanya, mereka sangat terkejut, bahkan Saito. Ai kemudian tersenyum.
"aku mendengar kau akan segera melahirkan, maaf baru bisa menemuimu"
Laki-laki itu menggenggam tangan Ai, dia mengelus perut besarnya.
"aku kira kamu tidak akan datang" Ai merasa sedikit lega dengan kedatangan.
Laki-laki menggaruk pipinya, "maaf seharusnya aku datang lebih awal"
"kau...!" Saito menunjuk laki-laki itu dengan tubuh bergetar, terkejut dengan kehadiran tiba laki-laki itu.
Laki-laki itu tersenyum kikuk dan menggaruk belakang kepalanya.
"ehm, maaf, sebenarnya aku ayah dari bayi ini" laki-laki itu menunjuk perut Ai.
Ai hanya menyengir.
Saito menatap Ai dan laki-laki itu bergantian, dia benar-benar merasa shock dengan fakta ini.
"Apaaaaa?!"
"pak, tolong jangan berisik, ini rumah sakit"
Hoshino Aquamarine dan Hoshino Ruby. bukanlah bayi kembar biasa. mereka mengingat seperti apa mereka sebelumnya.
Dan kali ini, mereka berada dipelukan orang yang mereka idolakan, Hoshino Ai, sebagai ibu mereka.
Ruby menangis.
"ada apa denganmu, Aqua?" Ai terlihat bingung.
"hey, itu namanya Ruby. kau ibunya, bukan sih?" celetuk Saito heran, dia membawa seorang wanita bersamanya masuk ke apartemen Ai.
"apa boleh buat kan, aku tidak pandai mengingat nama orang" Ai menatap kedua bayinya, "sungguh menyebalkan, pria Jepang berimajinasi tinggi terhadap seorang ibu"
Saito berdecak sebal.
"jangan mengguruiku layaknya orang asing di saat kau tidak punya paspor. Yang terpenting jangan sampai media mengetahui soal anakmu!"
Ai menatap Saito dengan senyum tak bersalahnya.
"tapi bisa mengingat jika orang itu hebat, Sato-shachou"
Mata Saito berkilat.
"namaku Saito, dasar idol kampret!"
Saito berusaha menahan amarahnya.
PLAK!
"intinya, hari ini idola Ai akan bekerja hari ini. kita bicarakan rencana kegiatan sekarang" Saito menepuk papan tulis berisi rancangan mengenai karir Ai kedepannya.
"pekerjaan pertama setelah kembali adalah acara musik malam ini. itu siaran langsung. kau tidak masalah, kan?"
Ai mengangguk senang.
"tidak masalah"
"saat Ai bekerja, istriku yang menjaga anak-anak"
Seorang wanita yang di bawa Saito menghela nafas berat. Namanya Saito Miyako.
"istri Dirut muda sekali. masalah Dirut yang menyukai wanita yang lebih muda mengejutkan seluruh perusahaan, karena hal ini banyak yang membencimu karena dianggap pilih kasih" Ai secara gamblang membeberkannya
"aku gak sadar, aku akan berhati-hati"
Ai memperhatikan kedua anaknya bergantian.
"apa aku tidak bisa membawa mereka ke lokasi"
Saito tampak berapi-api.
"tentu saja tidak bisa. dengar ini, jika masyarakat tau idola berusia 16 tahun menjadi ibu dari dua anak, karir idolmu akan tamat, aku sebagai direktur akan dimintai pertanggungjawaban. jika itu terjadi, semuanya akan hancur, perusahaan maupun karirmu!" Saito menggunakan ibu jarinya melintang di lehernya.
"kau bahkan tidak boleh membawa anakmua ke tempat umum. jika terlanjur seseorang melihatmu, kau berpura-pura seolah-olah anak itu di titipkan padamu!"
"eh... merepotkan sekali yah, Ruby" Ai mengusap kepala Aqua.
"itu Aqua"
Ai hanya tertawa. Miyako membantu Ai menggendong Ruby.
Aqua menatap ibunya dengan tatapan intens, dia baru melihat sifat Ai yang baru. dia tidak kompeten sebagai seorang ibu.
Aqua bersyukur ada Direktur utama yang menjaganya dengan baik. mungkin mereka bisa membesarkannya dengan baik.
"kita gak punya banyak waktu, ayo kita segera berangkat"
Namun sebelum mereka pergi, seseorang baru saja tiba. dia mengenakan topi dan masker serta pakaiannya serba tertutup.
"maaf aku baru datang"
"oh..."
Ai dan Saito sedikit terkejut.
Saito sedikit kikuk, "aku tidak menyangka kau datang kemari"
Laki-laki itu mendekat, dia belum membuka maskernya. Aqua, Ruby dan Miyako penasaran dengan laki-laki itu.
"aku punya waktu luang, aku kabur dan pergi ke sini"
Laki-laki itu sudah berdiri bersama mereka.
Ai tersenyum.
"aku tidak akan memaksamu jika kamu sibuk"
"tidak, tidak begitu" laki-laki menatap Aqua yang juga menatapnya dari gendongan Ai.
"aku ingin menggendongnya"
"boleh"
Aqua tidak lepas memandang laki-laki itu, dia bisa melihat dia sedang tersenyum melalui matanya.
"ehm, uhm aku lupa, mungkin kau akan menjaganya bersama istriku, biar ku kenalkan"
Laki-laki tersadar, dia menatap Miyako dan perlahan membuka topi, kemudian dia melepas maskernya. dia tersenyum manis.
"senang bertemu denganmu, saya ayahnya Aqua dan Ruby"
BUFT!
Aqua, Ruby, dan Miyako tersedak. terkejut dengan kehadiran laki-laki itu.
"N..."
Miyako terbata-bata.
"Naruel Davis"
Laki-laki itu tertawa kaku.
"ehm, sebenarnya aku lebih senang dipanggil Naruto"
Aqua dan Ruby memucat, tidak menyangka bahwa...
"aktor ternama jadi ayahku!!!!" pekik mereka dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
lanjut or end?
