Detective Conan dan Magic Kaito milik Aoyama sensei.
Rate: Aman.
Warning! Ooc, pendek, gaje.
###
Hari ini Shinichi terpaksa terlambat pulang karena harus menangani kasus yang cukup serius.
Tentu saja ia sudah mengabari buah hatinya dan Kaito yang hari ini juga ikut pulang terlambat. Pertunjukannya sebagai magician tidak dapat dibatalkan.
Pria itu menghela nafas lelah, pekerjaannya tidak juga menemukan titik terang karena kurangnya bukti. Rekan-rekannya bahkan sudah menggeledah tempat-tempat yang memungkinkan.
Hatinya gelisah karena meninggalkan kedua buah hati di rumah sendirian.
"Kuroba-san! Kami menemukannya!"
Akhirnya! Shinichi dapat bernafas lega dan mendapatkan setitik semangatnya kembali.
"Dimana?" tanyanya tidak sabar. Seringai andalannya muncul saat melihat bukti terakhir yang menjadi kunci kasus mereka kali ini. Otaknya dengan cepat menyimpulkan segala kemungkinan dan menebak pelakunya dengan sangat akurat. "Kata-san, kaulah pelakunya!"
###
"Tadaima..." bisik Shinichi, menyalakan lampu ruang tengah rumahnya. Shappire-nya memperhatikan sosok berambut acak-acakan yang tidur telungkup diatas meja makan yang kini penuh dengan serakan kartu, pion catur, dan PS.
Lagi-lagi Shinichi menghela nafas lelah, setengahnya merasa bersalah. "Kai, bangun. Pindah ke kamar." ditepuknya bahu pria yang sudah menjadi suaminya itu dengan lembut. Sedetik setelahnya menemukan sesuatu di pangkuan suaminya.
Refleks ia menepuk jidatnya, bagaimana bisa Conan, Hirai, dan Kaito sampai repot-repot menunggunya begini?
"Kalian bertiga, ayo bangun! Pindah ke kamar!" dengan guncangan pada bahu Kaito, Shinichi berhasil membangunkan sang suami yang sangat tidak tegas menyuruh anak-anak mereka tidur di kamar dan tidak menunggunya pulang.
"Mmn... Shin-chan? Okaeri... Hoaam~"
"Kai, gendong Conan. Bagaimana bisa kau menyuruh mereka untuk ikut menungguku? Mereka bisa kedinginan!" karena sudah terbiasa menjaga kesehatan anak-anaknya dan pola makan mereka, Shinichi kini tak ubahnya seorang ibu-ibu yang suka mengomel.
Walaupun begitu, tak ayal tangannya mengambil Hirai dalam gendongan dan menyamankan posisinya dalam pelukan tangannya.
Kaito yang telah disembur istrinya langsung cemberut, "mereka yang memaksa. Aku tidak tega, Shin-chan. Lagipula ini pertama kalinya kau pulang terlalu larut."
Tatapan Shinichi tajam padanya, "lain kali jangan biarkan mereka seperti ini. Kalian bisa duduk di depan televisi dengan selimut. Tidak perlu sampai tertidur di kursi makan."
"Iya, Shin-chan... Maafkan aku. Lain kali aku tidak akan mengulanginya."
Shinichi tidak menanggapi hingga mereka keluar dari kamar Conan dan Hirai setelah menidurkan mereka. "Kau tahu, Kai? Aku khawatir dengan mereka."
Kaito mengerti Shinichi kelelahan dan perasaannya tertekan dengan ketidak nyamanan karena harus meninggalkan anak-anak mereka dan pulang malam, jadi ia maju dan memeluk belahan jiwanya dengan kehangatan.
"Tidak apa-apa, Shin-chan. Mereka anak-anak kita. Tidak akan terjadi hal buruk pada mereka."
Pelukan nyamannya disambut Shinichi hingga tubuhnya mendadak terangkat dan sudah berada diatas lengan Kaito.
"Nah, karena Shin-chan sudah pulang, ayo tidur. Kau pasti lelah."
Sungguh, Shinichi bersyukur memiliki suami seperti Kaito. Ia begitu pengertian. "Un."
End.
Catatan penulis;
Halo, apa kabar? Rasanya sudah lama aku tidak menyisihkan waktu untuk mengetik. Beberapa saat kedepan aku memiliki waktu luang dan... Yah, semoga saja aku dapat update beberapa bab baru.
Terimakasih sudah menunggu update dan membaca.
Jawa Timur, 21 September 2020
