Detective Conan dan Magic Kaito milik Aoyama sensei.
Rate: Aman.
Warning! Ooc, pendek, gaje.
###
Bola sepak dengan warna khas—hitam dan putih yang membentuk pola persegi lima yang rapi melambung tinggi sebelum jatuh dan disundul oleh kepala yang tertutupi topi.
"Shuruya-nii!"
"Serahkan padaku!"
Bola sepak kembali menggelinding, kali ini dibawa oleh Akai Shuruya yang memang jago bermain sepak bola sejak kecil.
Gawang didepan mata, dengan satu tendangan kuat Shuruya berusaha mencetak gol.
Sayangnya bola itu malah menabrak tiang gawang dan memantul kearah semak-semak.
"Yaah! Nggak jadi gol!" Saguha merengut, tapi tetap melangkah ke arah semak-semak untuk mencari bola yang bermain petak umpet.
"Gomen! Akan aku bantu!" Shuruya cepat-cepat mengikuti Saguha bersama Conan yang turut serta bermain.
Mereka mencari-cari bola sepak itu—tapi entah berada dimana bola hitam-putih yang dimaksud, seolah-olah bola itu menghilang!
"Aduh, apakah tadi benar-benar kearah sini?" Conan mengusap peluh di dahinya dan melepas jaket yang dari awal dipakainya untuk diikatkan ke pinggang.
"Bola itu seakan menghilang! Kita sudah mencarinya dari tadi loh?" Shuruya ikut bingung. Punggungnya cukup sakit karena sejak tadi harus membungkuk-bungkuk dan mencari diantara daun-daun.
"Aku lelah, bagaimana kalau kita istirahat dulu?" Saguha melepas topi yang dipakainya, menggunakannya sebagai kipas dadakan. "Ayo beli minuman! Lalu setelahnya lanjut mencari."
Dua yang lain menyetujui usulnya. Mereka juga sudah lelah dan hari ini cuaca cukup panas.
###
"Shuruya-nii, kau selalu bermain bersama kami dan terlihat santai. Apa sekolahmu tidak memberi pekerjaan rumah?" Saguha bertanya sebelum meneguk sekaleng sodanya, ia mendesah lega saat kerongkongannya basah.
Shuruya meminum teh rasa leci miliknya sebelum menjawab, "aku memilikinya. Tapi tugas-tugas itu sudah selesai."
Conan yang menyedot isi susu kotak stroberi tertawa kecil, mengejek Saguha dengan bercanda. "Aku juga selalu menyelesaikannya lebih awal. Saguha, kamu harus mulai mengatur waktu atau Keta-sensei akan memberimu hukuman tambahan."
Saguha mendelik pada teman sebangkunya itu, terlihat jelas kesal. Ia mencibir hingga Shuruya dan Conan tertawa karena wajah menggemaskannya.
Setelah menghabiskan minuman mereka masing-masing, Shuruya melihat jam tangan yang melingkar di pergelangannya, sedikit terkejut karena jam yang sudah mengarah ke angka sebelas. "Sudah hampir jam sebelas. Kita harus pulang."
"Bolanya bagaimana?"
"Kita cari dulu, nanti sore lanjut main? Sekalian ajak Heigu dan Hirai." Conan mengusulkan.
"Aku pass, ayah pulang hari ini. Ibu dan aku ingin menjemputnya." Shuruya melambaikan tangan, membentuk gestur bersalah.
"Aaa, Shuu-otou san pulang ya? Sampaikan salamku padanya! Apakah dia akan membawa berbagai cerita tentang kasusnya diluar sana?"
Shuruya mengangguk antusias. Akai Shuuichi sudah sebulan lebih tidak dapat kembali ke Jepang karena pekerjaannya sebagai FBI. Kali ini dia pulang, Shuruya dan Rei harus menghabiskan waktu mereka bersama!
"Nee, nanti ceritakan kembali pada kami, ya!" Saguha tersenyum lebar, terlihat penasaran dan bersemangat.
"Sip! Tentu saja akan kuceritakan!"
"Oi, oi, apa kalian melupakan bola kita? Ayo segera cari dan kita bisa pulang untuk makan siang! Aku lapar." Conan memasang tampang menyebalkan dan memegang perutnya yang mulai keroncongan.
"Oh, benar juga. Ayo kita cari!"
Mereka mulai mencari, kembali menyibak semak-semak, bahkan merunduk untuk mencari barang kali ada di bawahnya.
"Tidak ada!" Saguha mengeluh, ia memang mudah sekali menyerah kalau bukan soal buku atau kasus yang menarik.
Conan dan Shuruya mengabaikannya. Mereka fokus mencari hingga...
Bola itu ditemukan di balik semak-semak yang cukup tinggi. Hingga tertimbun daun-daunnya yang lebat.
"Akhirnya!"
###
End.
Catatan:
Apakah kalian menyadari bahwa mereka memanggil orang tua yang lainnya dengan sebutan 'okaa-san' atau 'otou-san'?
Ya, karena pasangan Kuroba dan Akai memang meminta anak-anak mereka untuk memanggilnya begitu. Keluarga Hakuba mengikuti setelah Saguru dipaksa oleh Heiji yang juga ingin dipanggil okaa-han oleh anak-anak pasangan Kuroba.
"Biar lebih akrab." katanya.
Okay, terimakasih sudah membaca.
Jawa Timur, 24 September 2020
