Leadale's Heart: A Journey of Human and Elf
DISCLAIMER : Masashi Kishimoto dan CEEZ
GENRE : FANTASY
Happy Reading.
.
.
.
.
.
--
'Naruto, Bangun!'
Naruto dengan lemah membuka matanya pada cahaya terang yang mengalir masuk dan suara berat yang terdengar di kepalanya. Dia menatap langit langit yang terbuat dari kayu. Menggeser pandangannya ke samping, dia melihat jendela yang tertutup dengan cahaya yang menyelinap masuk di balik celah gorden. Dia melihat ke sekelilingnya, dia melihat pemandangan yang tampak asing.
"Dimana aku?"
'Hah? Apa yang kau katakan, tentu saja kita berada dalam penginapan.' suara itu terdengar lagi di kepalanya.
Rasa kantuk yang mulai mereda secara tiba-tiba, Naruto bangkit dari kasur dengan panik.
"Penginapan..., sejak kapan aku di penginapan seperti ini?"
Sebelumnya, Naruto ingat betul kalau dirinya berada di kamarnya sendiri memainkan game hingga tertidur. Tetapi lebih dari itu, Naruto tercengang dengan fakta kalau dirinya berada di penginapan asing ketika bangun.
'Apa kau baik-baik saja, Naruto?'
Naruto melihat sekelilingnya sekali lagi, tidak ada siapapun disana kecuali kasur, meja, dan lemari.
Membuka item box lalu mengeluarkan sebuah senjata, memasang kuda-kuda siap bertarung.
Setelahnya tidak ada yang terjadi, Naruto secara perlahan memasang ekspresi rumit merenungkan apa yang terjadi..., Item Box?
Ketika fikiran itu datang padanya, Naruto membuka gorden melihat dirinya sendiri di balik kaca jendela.
"Tidak..., mungkin..."
Penampilan Naruto saat ini persis seperti ketika dia berusia enam belas tahun, berbeda dengan tampilannya malam sebelumnya yang berusia dua puluh tiga tahun.
Melihat jubah hitam dengan corak awan merah, interior merah, dan kerah dagu yang tinggi. Ditambah tiga sayatan di masing-masing pipinya dengan ikat kepala seperti daun yang dicoret. Tidak salah lagi..., ini adalah karakter gamenya di Leadale.
Memukul dirinya sendiri adalah cara klasik untuk memastikan bahwa situasi yang saat ini dia hadapi bukanlah mimpi semata. Ya, ini bukanlah mimpi, dia merasakan rasa sakit itu. Tidak ada pilihan lain selain menerima keadaannya.
Setelah menerima keadaanya, Naruto membuka item window. Tampilannya sama persis seperti terakhir kali dia main Leadale. Mengklik tab Magic skill, Naruto pucat setelah membaca sesuatu yang di sebut, Kurama.
Naruto mengingat nama itu. Nama itu muncul ketika Leadale hendak membuat patch besar dengan menambahkan sembilan monsters kelas Raid boss. Pembaruan akhirnya dibatalkan setelah Naruto meminta kepada ayahnya yang merupakan developer game Leadale untuk memberikan salah-satu dari sembilan monster itu kepadanya.
"Namamu Kurama, bukan? Kamu tahu apa yang sebenernya terjadi?"
'Apa kau sudah mulai pikun. Ya bagaimanapun kau adalah pria berusia enam ratus tahun dengan penampilan anak remaja.'
Itu adalah deskripsi setting Avatar yang Naruto pakai. Cukup menyakitkan mendengar hal itu meskipun benar.
"Ceritakan saja apa yang kamu ketahui." Balas Naruto singkat.
'Semalam menyewa penginapan ini dan besoknya kau bangun dan bertingkah aneh seperti tadi.'
Ini buruk, sepertinya Kurama tidak mengetahui kenapa dia berakhir disini. Ia akan mencari tahunya di luar. Menuruni tangga yang curam Naruto menuju keruang makan. Di sana, Naruto melihat seorang gadis seusianya dan dua orang pria yang sedang makan. Seorang wanita paruh baya yang melihat Naruto tersenyum ramah.
"Ayo tuan, silakan duduk," desak wanita itu yang Naruto yakini sebagai pemilik penginapan.
Naruto duduk disamping gadis itu yang ragu dengan makanannya. Sedangkan wanita paruh baya tadi memberikan semangkuk sup dan dua buah roti kepada Naruto.
Ada beberapa hal yang cukup membingungkan dengan game Leadale yang Naruto kenal. Dia akan memeriksanya kembali setelah mengisi perutnya.
Naruto mengigit roti yang terlihat agak basi di mulutnya. Sangat kering dan lumayan susah untuk dikunyah, tidak ada rasanya sama sekali. Naruto mencobanya lagi, kali ini dia mencelupkannya kedalam mangkuk sup dan mulai memakannya. Tidak ada bedanya dengan roti tanpa sup, namun ada sedikit rasa yang membuat Naruto masih bisa memakannya.
"Enak"
Eh? Naruto melihat gadis di sampingnya yang makan dengan lahap. Apakah rasa enak yang di ucapkan gadis itu adalah satir akan hambarnya roti yang di sajikan. Tidak, melihat gadis itu makan dengan lahapnya bisa dipastikan apa yang gadis itu ucapkan benar.
"Nah, nona, bukankah kamu terlalu memuji?"
Wajah pemilik penginapan segera berubah cerah. Dia meletakan tangannya diatas meja mulai mengobrol dengan gadis itu.
"Jika makanan sederhana ini begitu enak sampai memakannya dengan lahap, aku penasaran makanan seperti apa yang biasa kamu makan? Huh?"
Naruto memuji pertanyaan pemilik penginapan itu. Meskipun tidak sopan mendengar pembicaraan mereka, ia juga penasaran dengan gadis itu.
"Hmm..., tidak banyak yang aku makan. Tablet, infus, dan bubur."
Naruto hampir memuncratkan air yang diminum nya. Melihat ekspresi bingung pemilik penginapan tentang makanan yang disebutkan, dapat dipastikan hal seperti itu tidak ada di dunia ini. Dengan kata lain gadis ini...,
"Tanpa makanan enak, kamu hanya menikmati setengah kehidupan! Ini, makan. Makanlah sebanyak yang kamu bisa."
"Ah aku akan memakannya. Terimakasih banyak." Pemilik penginapan menepuk bahu gadis itu dan pergi ke dapur dibelakang.
Melihat pemilik penginapan pergi, Naruto ingin berbicara dengan gadis itu untuk mengkonfirmasi sesuatu.
Bagaimana memulai percakapan dengan sebuah boneka yang memiliki kehidupan dan dapat berbicara yang satu jenis dengannya? Terlebih lawan yang akan diajak berbicara memiliki tampilan yang berbeda di bagian tengah dan bawahnya.
Naruto berfikir keras apa dirinya pernah berbicara dengan seorang wanita..., terakhir kali dia berbicara dengan wanita adalah ketika ia SMP.
Ini sangat buruk, gadis disampingnya merupakan sumber informasi berharga yang tidak ingin Naruto sia-siakan.
"Ada masalah, tuan?" Gadis itu menghentikan makannya melihat ke arah Naruto yang membeku.
Wajah gadis itu terasa tidak asing dimata Naruto. Dia memang belum pernah bertemu sebelumnya, tapi Naruto samar samar mengingat wajah itu di suatu gambar yang ditunjukkan ayahnya.
"P-player..., maksudku apakah kamu seorang player!?"
Hanya ada satu kesimpulan ketika Naruto melihat ekspresi gadis itu yang terkejut. Gadis itu, seperti dirinya seorang player.
Naruto menggeser kursinya agar cukup dekat dengan gadis itu.
"Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi pada kita? Apakah ini Leadale yang kita mainkan?" Naruto langsung melemparkan pertanyaan tanpa menunggu jawaban darinya.
Penjelasan gadis itu sama seperti yang Naruto alami. Dia tiba-tiba terbangun di penginapan ini. Semalam sebelum kejadian, ada pemadaman listrik di seluruh kota, dan dia hanya mengingat itu.
Pemadaman listrik, kah. Ketika bermain Leadale, tiba tiba listrik padam dan untungnya dia sudah savepoint di penginapan ini sebelum pemadaman terjadi. Tapi ketika itu terjadi, Naruto masih belum tertidur, ia melepaskan peralatan game nya pergi ke toilet lalu setelahnya minum obat tidur karena Naruto mengalami insomnia parah yang mengharuskannya meminum obat tidur dalam jumlah besar.
Namun kasus gadis ini cukup parah, dia terbaring di rumah sakit karena penyakit parah yang membuatnya tidak bisa bergerak dari ranjang. Ketika listrik padam, dia meyakini dia meninggal karena alat bantu kehidupannya tidak berfungsi.
Naruto mengambil segelas air dan meminumnya untuk meredakan rasa panik yang menyerangnya.
Saat sudah tenang, Naruto mengamati lantai pertama penginapan.
Tidak salah lagi, ini adalah penginapan terakhir yang Naruto kunjungi ketika di dalam Leadale. Penginapan ini terletak di desa kecil yang berbatasan dengan kerajaan putih Felstes dan kerajaan hijau Gruskeilo. Meski di daerah terpencil, desa ini berada di kawasan jalur utama kedua kerajaan.
Lalu mengapa tempat ini sepi? Terakhir kali dia datang, tempat ini sangat ramai oleh NPC dan soundtrack yang memberikan suasana penginapan yang terasa hidup. perbedaannya sekarang adalah NPC tidak menggunakan dialog dalam perkataanya, malah menggunakan ekspresi dan perasaan emosi yang sebenarnya. Saat itulah Naruto sadar, ini bukanlah lagi game, ini adalah dunia nyata.
Setelah mencapai kesimpulan, Naruto menatap gadis disampingnya sekilas, lalu memanggil pemilik penginapan.
Naruto mengambil uang dalam item box nya, tentu saja ini mata uang dalam game yang Naruto dapatkan dari server developer ayahnya. Jumlahnya tidaklah banyak, hanya 12 digit.
"Permisi, aku ingin membayar makanannya. Sebelum itu, aku ingin memastikan apakah uang ini masih bisa dipakai atau tidak?" Kata Naruto memberikan satu keping emas yang diukir dengan semacam desain bunga di bagian depan dan belakang.
Nama mata uang game adalah Gil, ya Naruto tidak terlalu memperhatikan nama mata uangnya.
"A-apa!?"
Reaksi terkejut datang dari pemilik penginapan dan seorang gadis kecil yang berada didekatnya, mungkin itu adalah putrinya mengingat wajahnya hampir mirip dengan pemilik penginapan. Wanita itu mengembalikannya dengan takut kepada Naruto.
"Kamu bisa menggunakan uang ini, tuan, tapi jumlah ini terlalu besar untuk kami. Satu koin perak sudah cukup untuk membayar makanan dan penginapan selama sehari."
"Maaf...,"
Ini sangat konyol, semua uang yang Naruto miliki adalah kepingan emas. Sejujurnya, dia tidak pernah membeli apapun dalam game, itulah kenapa Naruto tidak tahu harga seperti apa yang harus dibayarkan. Ketika dia menginginkan item atau apapun di dalam game, Naruto tinggal meminta kepada ayahnya dan segera dikabulkan. Naruto harus mempelajari penilaiannya akan keuangan. Beruntung pemilik penginapan merupakan NPC yang terhormat.
"Aku ingin menginap sementara di sini, berapa harganya?"
Pemilik penginapan menjawab empat koin perak cukup untuk menginap selama sepuluh malam. Gadis disampingnya mengerti dan mengeluarkan delapan koin perak untuk dirinya dan Naruto.
Naruto menunduk berterima kasih karena kebaikannya.
"Aku berjanji akan mengembalikan uangnya kepadamu.., e-tto...,"
"Cayna, namaku Cayna." Cayna segera membalas ketika Naruto kebingungan.
"Terimakasih, Cayna. Namaku, Uzumaki Naruto." Naruto memperkenalkan namanya menggunakan Id game.
Cayna mengangguk dan beralih ke pemilik penginapan yang tersenyum penuh arti kepada mereka berdua.
"Oh ya. Terakhir kali aku kesini tempat ini sangat ramai, bukan?"
Cayna mengatakan pertanyaan yang Naruto fikirkan sebelumnya.
"Sudah beberapa generasi tempat ini kehilangan masa kejayaannya ketika negara Felskeilo didirikan. Tidak ada yang membutuhkan kami lagi."
Naruto dan Cayna membeku sesaat mendengar negara asing bernama Felskeilo. Apa-apaan negara yang memiliki gabungan dari kerajaan putih Felstes dan kerajaan hijau Gruskeilo. Sekali lagi pertanyaan muncul di benak Naruto, ini bukanlah game. Pemilik penginapan melanjutkan ceritanya.
"Sejak dia ratus tahun yang lalu, tujuh negara sering berperang satu sama lain, memicu pergolakan dimanapun dan kapanpun. Para dewa sangat marah dengan pertempuran mereka yang terus menerus timbul sehingga mereka memilih pemimpin diantara umat manusia untuk memimpin rakyat. Mereka yang terpilih bekerja keras untuk menyatukan dunia menjadi tiga negara, seperti saat ini."
Bukankah tujuh negara itu adalah setting utama dari VRMMORPG Leadale yang mereka mainkan?
Tidak ada class tertentu seperti penyihir, Priest, atau Prajurit. Sebagai gantinya kamu memperoleh empat ribu skill yang berbeda. Game ini memiliki tingkat kebebasan tinggi yang memungkinkanmu bermain sebagai avatar dengan ras, equipment, dan skill yang sepenuhnya disesuaikan dengan spesifikasimu.
Sejujurnya Naruto hanya mengerti setting awal game Leadale, atau tujuh negara yang disebutkan pemilik penginapan. Naruto tidak menyukai hal seperti leveling atau event apapun di dalam game, dia tinggal mengotak-atik server developer dan menyesuaikan apapun sesuai kemauannya.
Saat kecemasan melanda mereka berdua, pemilik penginapan bertanya.
"Jika bercerita tentang masa lalu, menurutku kamu pernah kesini sebelumnya?"
"Umm., yah." Jawab Cayna ragu sesaat.
Naruto hanya menganggukkan kepalanya. Tidak mungkin dia menjawab kemarin aku baru saja logout dari sini.
"Kamu seorang Elf kan, Nona Cayna?" Pemilik penginapan bertanya kepada Cayna, lalu melihat sesaat kepada Naruto.
Naruto yang mengerti itu segera menjawab, "aku manusia, lebih tepatnya Immortal Human."
"Ya, aku seorang Elf. Aku datang kesini ketika desa ini di masa jayanya. Balas Cayna dengan jujur karena tidak ada alasan untuk berbohong.
Eh! Naruto mengira Cayna adalah seorang manusia sepertinya. Dia memang memiliki paras yang cantik, rambut pirang sebahu, mata biru kehijauan. Melihatnya lebih dalam, Naruto melihat Cayna memiliki telinga lancip yang disembunyikannya di balik rambutnya. Telinga itu adalah ciri khas dari seorang Elf di Leadale.
Wajah pemilik penginapan berseri-seri.
"Aku mengerti. Jadi nona, aku senang bagaimana kamu tahu desa ini dulu. Berfikir kamu kembali ke desa ini ratusan tahun yang lalu membuat hangat hatiku."
Cayna tersenyum canggung membiarkan pemilik penginapan menganggap dia sering mengunjungi penginapan.
"Oh benar, aku Marelle, dan ini putriku Lytt. Bersantailah dan nikmati masa tinggalmu." Pemilik penginapan memperkenalkan namanya.
Setelah Cayna dan Marelle memperkenalkan diri masing-masing, Naruto kemudian berbicara.
"Panggil saja aku Naruto. Nah..., Marelle, apa kamu tahu tentang desa Konoha?"
Konohagakure atau yang lebih sering dipanggil Konoha merupakan sebuah tempat dimana pengembangan pembaruan patch sebelum dirilis ke publik. Tempat ini ada di dalam Leadale dan tidak memiliki akses masuk bagi player manapun karena berada di server uji. Konoha dirilis ke publik dan lokasinya diketahui oleh semua player. Beberapa player nakal pernah mencoba mebobol server untuk memasuki tempat ini namun tidak pernah berhasil menemukan informasi yang berguna.
"Aku tahu desa itu. Setelah pembentukan negara Felskeilo, Konoha dihancurkan setelah pemimpin desa tersebut yang dinamakan hokage keempat menolak untuk bergabung dengan negara Felskeilo. Itu adalah cerita yang mengerikan, semua penduduk desa dibunuh tanpa tersisa dan hanya cerita cerita yang mengerikan dari desa Konoha yang tersisa hingga sekarang."
Wajah Marelle tampak sedih menceritakan hal tersebut kepada Naruto. Desa Konoha dijadikan legenda bagaimana kejamnya pergolakan dua ratus tahun yang lalu.
Naruto mengelakkan tangannya erat. Dia berusaha menahan amarah yang menguasai. Pembuatan Konoha dan perilisannya kepublik adalah idenya agar membuat player lain penasaran dengan tempat itu. Membuka tampilan status dan memperlihatkan kepada Cayne. Status itu hanya dapat dilihat oleh sesama player.
NAMA : UZUMAKI NARUTO
LEVEL : 1100
RAS : IMMORTAL HUMAN
TITLE : FIRST HOKAGE
Setelah memperlihatkan statusnya kepada Cayna, Naruto pergi ke kamarnya di lantai atas meninggalkan Marelle dan Lytt yang kebingungan. Sedangkan Cayne menatap Naruto dengan kasihan.
#TBC.
