Chapter sebelumnya :
.
Back to Team Naruto vs Team Xenovia.
Traning land 51
(di waktu yang sama)
.
Kembali ke tempat latihan sparing antara team Naruto dengan team Xenovia. Saat ini Naruto tengah bersiap di tengah lapangan dengan Luminas yang berdiri tak jauh darinya.
Untuk Luminas, dia berdiri diam sambil menunggu Naruto selesai peregangan, jujur saja dirinya merasa tegang berhadapan Naruto apa lagi ia masih mengingat kejadian tadi serta peringatan Azazel.
Naruto yang telah selesai lalu mengeluarkan rantai seperti biasanya dari lengan kedua bajunya lalu menggulungnya di kedua tangannya membuat tangannya terlapisi rantai, lalu kuda-kudanya, "Aku sudah siap," ucap Naruto penuh semangat, untuk Luminas dia menciptakan pedang Cahaya lalu memasang kuda-kuda bertarung.
Gabriel, serta Michella yang melihat itu tersentak karena Luminas memasang kuda-kuda bertarung, berbeda saat mereka melawannya di mana dia memasang posisi santai saja.
"Jadi dia mulai serius heh?" batin Azazel tersenyum karena dirinya yakin Luminas tidak bisa bermain-main atau terlalu santai melawan Naruto, "kalau begitu... Sparing berikutnya antara Uzumaki Naruto melawan Luminas Valentine... di mulai dari...,"
"Sekarang!"
.
.
.
Chapter sekarang :
.
.
Setelah mendengar itu, Naruto serta Luminas sama-sama melesat satu sama lain. Naruto melayangkan serangan tinju berlapis rantainya ke arah Luminas di balas olehnya yang juga mengayunkan pedang cahayanya.
Trank!
Serangan mereka pun saling berbenturan satu sama lain, karena jarak mereka yang sangat dekat, Naruto langsung melayangkan serangan uppercut ke arah Luminas.
Namun ia langsung memundurkan tubuhnya dan memunculkan dua lingkaran sihir kuning di belakangnya.
Swush!
Melihat itu, Naruto melompat mundur sambil menghindari pedang-pedang cahaya yang keluar dari lingkaran sihir Luminas.
"Reaksinya cepat...," gumam Naruto serta Luminas bersamaan, "lalu... Bagaimana dengan ini!" batin Naruto lalu memutar tubuhnya sambil melonggarkan rantai yang melilit di ke dua tangannya dan melesitkannya ke arah Luminas.
Srash!
Ke dua rantai itu pun melewati Luminas dan menancap keras di sebuah berbatuan, Naruto langsung menarik rantainya membuat berbatuan itu tertarik ke arahnya.
Luminas yang ada di antara kedua rantai itu, melihat ke belakang dan langsung melompat tinggi menghindari berbatuan yang di tarik olehnya.
Sring! Swush!
Selagi di lompatannya, Luminas langsung membelah batu yang di tarik oleh Naruto dan melesatkan sebuah pedang cahaya dari celah batu.
["Master awas!"] seru Jeanne memperingati, Naruto langsung memiringkan kepalanya menghindari serangan titik buta Luminas.
Setelah mendarat dari lompatannya, Luminas menatap serius Naruto yang bisa menghindari serangannya tadi.
"Arigato, Jeanne-chan," batin Naruto berterima kasih kepada Jeanne lalu memutar tubuhnya membuat rantai yang masih menancap di batu yang telah terbelah ikut berputar.
Twush!
Naruto langsung mengayunkan ke dua rantainya secara bergantian membuat rantai yang menancap di batu terlepas, dan batu itu terlempar ke arah Luminas.
Luminas yang melihat batu yang telah ia belah kembali ke arahnya memunculkan dua lingkaran sihir kuning di sampingnya menembakkan sihir bola cahaya membuat batu yang di lempar Naruto meledak di udara.
Swush!
Tak hanya itu, Luminas kembali melancarkan serangan bola-bola cahaya ke Naruto secara beruntun. Naruto yang melihat itu dengan cepat kembali menggulung ke dua rantai di tangannya dan melesat ke arah Luminas sambil menangkis serta menghindari sihir bola-bola cahaya Luminas.
"Hyah!" seru Naruto sambil meninju salah satu bola sihir cahaya Luminas kembali ke arah pemiliknya.
Luminas yang melihat itu memiringkan kepalanya lalu mengarahkan tangan kirinya ke arah Naruto.
["Master!"] seru Jeanne kembali, Naruto yang paham seruan Jeanne langsung berhenti melesat ke arah Luminas lalu melompat salto ke belakang menghindari rantai cahaya yang muncul dari bawah.
Trank! Trank!
Dengan lincah Naruto menangkis setiap rantai cahaya yang muncul dari mana saja, jika dirinya tertangkap maka ia pasti akan kalah karena dia tidak akan memberikan kesempatan padanya untuk melepas rantainya.
["Light Magic : Light Sword!"] seru Luminas menciptakan beberapa pedang cahaya lalu melesatkannya ke arah Naruto yang masih menghindari rantai-rantai cahayanya.
Naruto yang melihat itu langsung menangkap satu pedang cahaya Luminas dan menggunakannya sebagai senjata pinjaman untuk menangkis setiap rantai cahaya serta hujan pedang cahaya yang mengarah padanya.
"Dia selalu memangkas jarak ku dengannya, sepertinya dia tidak ingin bertarung jarak dekat denganku," batin Naruto sambil terus menangkis serangan Luminas.
Trank! Grep! Swush!
Setelah beberapa kali menahan serangan Luminas, pedang Cahaya di tangan Naruto pun hancur dan ia segera mengambil pedang cahaya lainnya lalu kembali melesat ke arah Luminas.
Luminas yang melihat itu bersiap, Naruto yang tahu dia akan kembali memunculkan sihir langsung mendorong kakinya sekuat tenaga membuatnya melesat dengan cepat ke arahnya.
["Light Magic : ..."] ucap Luminas menggantung nama sihirnya sambil menyentuh tanah di bawahnya. ["Light Thorn!"] seru Luminas seketika muncul beberapa lingkaran cahaya yang mengarah ke Naruto dari tanah sambil memunculkan duri-duri cahaya.
["One Sword Style : Snake Dance!"] ucap Naruto lalu mengayunkan pedang cahaya di tangannya dengan lincah sambil melakukan gerakan menghindar layaknya ular, membelah setiap duri-duri cahaya yang mengarah padanya.
Trash!
Setelah memotong setiap diri cahaya Luminas, ia melebarkan matanya ketika dia telah di depannya dengan tangan kiri mengarah ke wajahnya beserta lingkaran sihir kuning berukuran kecil.
["Light Magic : Flash."]
Seketika sebuah cahaya terang bersinar di depannya membuat Naruto langsung menutup matanya dan menyilangkan ke dua tangannya.
Melihat Naruto terkena serangannya, Luminas melompat ke belakang Naruto berniat menggunakan kesempatan itu untuk melumpuhkannya.
["Master! Dia ada di belakangmu!"]
Mendengar seruan Jeanne, dengan refleks Naruto mengayunkan tangannya yang masih memegang pedang cahaya ke arah Luminas dengan cepat.
Sementara Luminas yang yang berniat menangkap Naruto seketika harus melompat mundur menggunakan punggung Naruto sebagai pijakan membuat serangan Naruto hanya mengenai ujung rambutnya.
Tap!
Luminas pun mendarat dari lompatannya sambil menyentuh ujung rambutnya, "Dia... Bagaimana dia bisa tahu aku ada di belakangnya? Padahal aku sudah mengganggu penglihatannya," batin Luminas sambil menatap punggung Naruto.
Perlahan Naruto membuka matanya kembali, lalu melihat sekelilingnya hingga ia melihat Luminas yang ada di belakangnya.
"Apakah tadi dia mengayunkan pedangnya berdasarkan instingnya...," batin Luminas kembali, perlahan pedang cahaya yang ada di tangan Naruto mulai menghilang sendirinya, begitu juga dengan duri-duri cahaya yang ada di belakangnya, "Saking semangatnya aku berhadapan dengan dia, aku lupa menonaktifkan sihirku."
"Arigato... Jeanne-chan, jika kau tidak memberitahuku, mungkin aku sudah kalah," batin Naruto sambil memutar tubuhnya berhadapan kembali dengan Luminas.
"Tadi itu curang sekali, Luminas-sensei. Walau sebenarnya jika di pertarungan sesungguhnya bisa saja terjadi," ucap Naruto dengan nada sedikit kecewa lalu kembali memasang wajah serius.
"Sejak tadi kau menjaga jarak dariku, Tapi... Jika boleh, aku ingin bertarung dengan serius langsung denganmu," lanjut Naruto sambil memasang kuda-kuda, "kau tidak takut melawanku bukan?"
Luminas yang mendengar itu terdiam dengan alis sedikit berkedut, "Kau cukup berani juga ya, menantang seorang guru yang punya pengalaman lebih banyak darimu."
"Dia terpancing," batin Azazel yang melihat itu dari jauh. "Oh, tentu saja... Bahkan aku berani menantang Ero-sensei, tidak sepertimu yang selalu menjaga jarak dariku seperti orang yang takut melawanku," balas Naruto membuat perempatan muncul di kening Luminas.
"Si Kuning kurang ajar ini, akan aku buat kau menyesal berkata demikian," batin Luminas juga bersiap, "Baiklah, jika kau yang minta... Aku hanya perlu fokus menghindari serta menahan serangan tinjunya itu, dengan memperkuat pertahananku serta meningkatkan regenerasiku, itu bukan masalah."
Melihat Luminas terpancing kata-katanya, Naruto menyeringai kecil, "Yosh... Inilah yang aku harapkan."
"Saa~ bersiaplah!" seru Naruto serta Luminas bersamaan penuh semangat.
.
.
.
Disclaimer
Naruto © Masashi Kisimoto
High School DxD © Ichiei Ishibumi
Summary : Uzumaki Naruto, Sosok pemuda yang tidak harus kehilangan ingatannya akibat benturan keras dari keluarga yang ingin membunuhnya, tetapi dia di selamatkan oleh sebuah keluarga dan membawanya ke kehidupan yang baru, bagaimana kah perjalanan hidupnya yang baru kali ini?
Naruto : The Magical Battle
Pair :
Naruto x ...
Genre : Alternative Universe, Adventure, Fantasy, Romance, Humor, Sci-Fi, Echhi, Incest, Harem, Future!Sett.
Rate : M
Warning : Typo, OC, OOC, AU, Multichap, Jutsu/Magic Buatan sendiri, Alur berantakan dan Lain-lain, Smart!Naru, Friendship!Vali.
"Naruto." berbicara
"Naruto." batin
["Naruto."] Beast/Sacred Beast berbicara
["Naruto."] Batin Beast/Sacred Beast.
.
AliA - Impluse
.
Drum sfx
Gambar memperlihatkan tanah yang bergerak cepat hingga akhirnya muncul sebuah cahaya terang.
Guitar & Piano & Violin sfx
Setelah itu muncul judul cerita Naruto : The Magical Battle
Kusatta
Gambar memperlihatkan team Naruto di mana Naruto berada di tengah dengan Gabriel di sisi kiri dan Michella di sisi kanan serta terdapat lambang Libra di belakang mereka melihat ke arah kemera.
Sekai ga boku wo mushibandeita tte
Lalu gambar di ganti dengan Team Sasuke serta Menma dengan lambang ular serta rubah di belakang mereka, dan gambar kembali berubah ke wajah Naruko yang menundukkan wajahnya yang lirih sambil memejamkan matanya.
Kattena
Gambar kembali berubah dengan gambar team Kiba dengan lambang anjing menyeringai.
Risou dake
Layar berubah kembali dengan Team Neji dengan Neji di tengah, Tenten di sisi kanan dan Rock Lee di sisi kiri yang tersenyum ke arah kamera dengan lambang kepalan tinju di belakang mereka.
Nani mo kikazu
Gambar berubah kembali menjadi Team Shikamaru di mana Shikamaru berada di tengah dengan Chouji di sisi kirinya dan Ino di sisi Kanannya serta lambang bunga lotus putih.
Oshitsukerarete
Layar kembali berubah dengan Team Uchiha di mana terdapat Shisui di tengah dengan Itachi di sisi kanan dan Naori di sisi kirinya dengan lambang Uchiha di balakang
Boku no nani wo
Gambar kembali berubah dengan Team Tenka di mana Tenka di tengah sambil tersenyum manis serta mengangkat tangannya ke arah kamera, Kyouka yang ada di sisi kirinya serta Arthuria di sisi kanannya dengan lambang Sebuah pedang dengan pusaran di belakang pedang.
Shitteiru nda?
Gambar kembali di ganti dengan Team Gremory di mana terdapat Rias berada di tengah, dengan Akeno di sisi kiri dan di sisi kanannya terdapat Shinoa dengan lambang Spirit api membawa Tombak petir serta cahaya merah.
Shinasadame sarete
Gambar kembali berubah dengan gambar ruangan Tsunade dan terdapat pembimbing masing-masing team yang menoleh ke arah kamera sambil tersenyum.
Tamaru mon ka?
Lalu gambar kembali berganti dengan kediaman ruang tamu kediaman Michella di mana terdapat Nei yang tersenyum senang ke arah kamera dengan Grayfia di sampingnya.
Nanakorobiyaoki kurikaeshite
Lalu gambar kembali berubah dengan gambar 3 bayangan wanita yang belum di ketahui.
Seikai ga nani ka wakaranai
Lalu gambar memperlihatkan gambar Jeanne, serta Inori dan Ophis yang berada di kegelapan dengan wajah kosong mereka lalu mereka menoleh ketika melihat sebuah cahaya terang menyinari mereka.
Damatte itanda hitei sareru no kowaku natte
Mereka pun mulai berdiri dan berjalan mendekati cahaya tersebut.
Boku no hangeki sutoorii
Setelah itu Jeanne menggenggam cahaya tersebut menggunakan tangan kirinya, Inori menggenggam cahaya tersebut dengan tangan kanannya, sementara Ophis menggenggam cahaya tersebut dengan kedua tangannya.
Ima ni mitero hora.
Seketika cahaya tersebut pun berubah menjadi sosok Naruto yang tersenyum sambil menarik tangan Jeanne, serta Inori dan Ophis yang memeluk erat leher Naruto dari belakang, Jeanne, Inori serta Ophis yang melihat itu tersentak.
Shoudou? Gensou? Stand up right now!
Layar kembali berubah di mana Michella yang terbang dengan sayap apinya mengibas sabit apinya hingga memunculkan tornado api biru,.
Nantodemo ie kimeta no wa boku da
Lalu layar kembali berubah di mana Gabriel yang menyerang musuh dengan secara brutal hingga membuat ledakan besar dan dari balik ledakan keluar Naruto yang datang sambil berputar dan mengayunkan pedangnya ke arah para musuhnya.
We can be the change need it!
Gambar lalu berubah dengan gambar Azazel serta Kakashi yang saling bekerja sama mengalahkan banyak musuh.
Joutou janai kakugo wa dekita!
Gambar kembali berubah di mana Team Sasuke serta Team Menma melawan banyak musuh, lalu di ganti dengan wajah Naruko yang menoleh dengan ekspresi khawatir.
Kanjou kaihou stand up right now!
Lalu gambar kembali berganti dengan gambar seorang perempuan yang melayang di udara melayangkan sebuah serangan berwarna putih ke arah Naruto
Boku wa boku da hai agatteyaru
Gambar kembali di ganti dengan Naruto yang melesat ke arah serangan tersebut dan menerobosnya dengan menggunakan tangan kirinya.
We can be the change need it
Lalu gambar di ganti dengan wajah perempuan yang melayang menyeringai ke arah Naruto Lalu menghentikan serangannya dan melesat ke arah Naruto.
Kankaku juushi doko ga waruino?
Layar kembali diganti dengan Naruto yang berhasil menembus serangan perempuan tersebut lalu bersiap beradu tinju dengan perempuan tersebut lalu layar berubah menjadi putih
Zenbu uso ka? Kudaranai
Layar kembali berganti dengan gambar Naruto dari depan yang berjalan tenang
Rikutsudarake tsumaranaina
Lalu gambar memperlihatkan tangan Naruto yang menarik pedang di pinggangnya sambil memutar-mutarnya.
Boku wa boku da
Setelah itu Naruto mengangkat pedangnya setinggi dadanya dengan sisi pedangnya menutupi sebagian wajahnya.
It's none of your business.
Tangan Naruto yang menggenggam gagang pedangnya pun memutar gagangnya
Boku wa Boku da!
Seketika Naruto tertutupi oleh luapan Energi yang sangat terang.
Guitar, Piano & Violin sfx
Layar kembali di ganti memperlihatkan tubuh Naruto yang terlapisi armor putih lalu gambar kembali berubah wajahnya lalu membuka matanya yang berubah menjadi emas.
.
.
Chapter 20 : Training with another class Part 3
.
Swush! Trank! Trank!
Naruto serta Luminas pun melesat satu sama lain lalu saling beradu serangan dengan sengit, tidak seperti sebelumnya di mana Luminas menggunakan sihir untuk menjaga jarak dari Naruto, kali ini dia benar-benar beradu serangan dari dekat dengannya.
Swush! Duagh!
Melihat celah, Naruto memutar tubuhnya lalu melayangkan tendangan menggunakan tumit belakang kaki kanannya, namun berhasil di tahan oleh Luminas menggunakan sisi pedang cahayanya.
Swush! Duagh!
Melihat serangannya di tahan, Naruto lalu melompat dan memutar tubuhnya ke arah sebaliknya sambil melayangkan tendangan kaki diri dengan cepat, dan berhasil mengenai dada Luminas hingga membuatnya sedikit terseret ke belakang.
Namun Luminas tampak biasa saja setelah menerima tendangan dari Naruto. Melihat itu, Naruto terdiam sambil mengepalkan kedua tangannya yang terlilit rantai lalu kembali melesat ke arah Luminas.
"Tampaknya, Luminas-sensei berbeda dari biasanya," gumam Asia ketika melihat sparing Naruto melawan gurunya.
"Kau benar, Luminas itu orangnya sedikit sensitif ketika ada yang meremehkannya, padahal dia adalah orang yang bertarung dengan tenang, Karena tadi Naruto meremehkannya dia jadi terpancing, jadinya dia bertarung lebih serius," balas Azazel ketika mendengar gumaman Asia, ia menatap serius Naruto serta Luminas yang kembali saling beradu serangan dengan sengit.
Trank! Trank! Buagh!
Setelah beradu serangan secara terus menerus, Naruto mendapatkan celah kembali dan menghantamkan pukulan ke arah perut Luminas hingga membuatnya kembali terseret belakang, namun dia tampak biasa saja ketika menerima pukulan kuatnya.
"Pukulan yang benar-benar kuat," batin Luminas ketika menerima pukulan Naruto, dia bisa merasakan efeknya walaupun tidak seberapa karena dia sudah mengelilingi tubuhnya dengan sihir pertahanan, "jika tidak menggunakan sihir pertahanan, aku pasti sudah kesakitan," lanjutnya sambil mengingat perkataan Azazel di mana Naruto berhasil menjebol armor [Beast Breaker] nya dengan tangan kosong.
Naruto yang melihat Luminas masih baik-baik saja terdiam sambil menghembuskan nafas pelan, "Ada apa? Apa kau hanya bisa bertahan?" tanya Naruto membuat Luminas terdiam.
"Kau tadi sudah bersemangat bukan? Ayo tun..."
Swush! Blam!
Sebelum selesai bicara, Luminas mengayunkan pedang cahayanya hingga memunculkan gelombang cahaya yang melesat dengan cepat ke arah Naruto.
Melihat itu, Naruto langsung berlutut menghindari serangan tersebut, namun seketika ia melebarkan matanya ketika Luminas secara tiba-tiba telah di berlutut di depannya dengan lingkaran sihir di tangan kirinya.
"Cepat?!"
Twush!
Luminas lalu menembakkan energi sihir cahaya ke arah Naruto membuatnya terpental cukup jauh. "Ghh!" lenguh Naruto sambil mengendalikan tubuhnya yang terpental untuk berhenti dengan melempar ke dua rantainya untuk mengikat di dua batang pohon.
Blam!
Karena saking kuatnya terpental, Dua pohon yang di gunakan oleh Naruto menggunakan rantainya harus ikut sedikit tertarik hingga memunculkan akar-akarnya ke permukaan.
Setelah berhenti, Naruto menoleh ke tempat Luminas dengan serius. Melihat posisi Naruto yang terbuka, Luminas melesat dengan cepat ke arah Naruto dengan beberapa tombak cahaya di belakangnya.
Melihat itu, Naruto menggenggam kuat kedua rantainya lalu mengayunkan kedua tangannya ke kiri sambil ikut memutar tubuhnya membuat kedua pohon yang terikat rantainya tertarik lepas dari tanah terayun ke arah kiri mengikuti gerakan Naruto.
Luminas yang melihat itu melebarkan matanya lalu berhenti melesat ke arah Naruto. Setelah mengayunkan kedua pohon yang dia ikat di rantai, Naruto langsung mengayunkan ke dua rantainya ke bawah dengan kuat membuat dua pohon itu mengarah ke arah Luminas.
Swush! Blaaar!
Luminas lalu mengarahkan tangan kirinya ke atas membuat tombak-tombak cahaya di belakangnya melesat ke arah dia pohon di atasnya dan meledak setelah mengenainya.
Sring!
Naruto yang melihat itu terdiam sambil menarik ke dua rantainya hingga di ke dua sisinya lalu berlari dengan cepat ke sisi lain sambil menyeret ke dua rantainya.
Swush! Sring!
Selagi berlari ke sisi lain, Naruto yang melihat ada dua tombak cahaya melesat ke arahnya dari balik asap ledakan langsung melompat dan mengayunkan rantai di tangan kanannya ke arah balik asap dengan cepat
Luminas yang tidak sempat bereaksi harus terkejut ketika Rantai Naruto berhasil mengikat kakinya, merasa mendapatkan Luminas, Naruto langsung menariknya ke arahnya.
Sebelum tertarik, Luminas langsung memotong rantai yang mengikat kakinya lalu melesat kembali ke arah Naruto dengan cepat.
Naruto yang merasa rantainya di potong mendecih lalu dari balik asap ledakan keluar Luminas yang langsung menembakkan tombak-tombak cahaya yang ada di belakangnya ke arah Naruto.
Melihat itu, Naruto langsung melakukan gerakan menghindar sambil mundur dan berusaha secepat mungkin menggulung ke dua rantainya ke tangannya kembali.
Trank!
Setelah dekat dengan Naruto, Luminas mengubah pedang cahayanya menjadi tombak cahaya lalu mengayunkannya dengan cepat ke arah Naruto. Namun Naruto juga tepat waktu telah menggulung ke dua rantai di masing-masing tangannya dan menahan serangan Luminas.
Melihat serangannya di tahan, Luminas dengan cepat kembali Mengayunkan tombak cahayanya secara beruntun ke arah Naruto, namun secepat apa pun dia melayangkan serangan, dia berhasil menghindar serta menahannya.
Sret! Grep! Buagh!
Setelah menahan ayunan tombak cahaya Luminas, Naruto menangkap tombaknya dengan tangan kirinya lalu melayangkan tinju yang kuat ke perut Luminas.
Namun ketika memukul perut Luminas, ia merasakan sesuatu yang keras di perut Luminas. Karena memikirkan hal itu, Naruto harus terkena tendangan pada dagunya membuatnya melepaskan genggamannya pada tombak Luminas.
Tombak cahaya di tangan Luminas pun berubah menjadi bola energi berwarna kuning, Luminas lalu meremas bola energi itu membuat tangannya terlapisi aura lalu ia pun langsung meninju pipi Naruto membuatnya terpental dan berguling di tanah beberapa kali sebelum menabrak sebuah pohon hingga tumbang.
"Nii-chan!" seru Michela dengan ekspresi khawatir, Xenovia yang melihat Naruto dengan telak terkena serangan Luminas tersenyum.
Tap!
Perlahan Naruto mulai berdiri kembali dengan penampilan sedikit lusuh, ia menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya.
["Kau tidak apa, Master?"]
"Ya... Aku tidak apa," jawab Naruto lalu menatap ke arah Luminas yang memasang posisi santai sambil menatapnya, "Tadi itu... Sihir pertahanan, pantas saja semenjak aku berhasil mendaratkan serangan dia terlihat biasa saja," lanjut Naruto sambil mengingat kejadian saat dia berhasil memukul Luminas, tetapi dia tampak biasa saja.
"Apa kau masih bisa bertarung? Atau kau ingin menyerah?" tanya Luminas sambil tersenyum tipis. Naruto yang mendengar itu terdiam sesaat lalu memasang kuda-kuda bertarung kembali, "Tidak... Masih belum."
Luminas yang melihat itu sekarang mulai menciptakan dua pedang cahaya di masing-masing tangannya, di belakangnya juga muncul beberapa tombak cahaya.
"Kalau begitu, bersiaplah untuk menerima serangan berikutnya." Setelah mengatakan itu, tubuh Luminas terlapisi aura kuning dan menghilang dari tempatnya
"Cepat!" batin Naruto ketika melihat kecepatan Luminas.
Srash!
Seketika Naruto terbelak kaget ketika dia merasakan punggungnya terkena tebasan, ia pun menoleh ke belakang dan tidak melihat siapa-siapa.
Srash! Srash!
Dari arah lain, Naruto kembali menerima serangan hingga menyebabkan luka di bahu kiri serta pinggang bagian kanannya.
"Ugh!" lenguh Naruto sambil memegangi pinggang kanannya, lalu ia melebarkan matanya ketika Luminas telah di belakangnya dan menendang wajahnya hingga membuatnya terpental dan berguling beberapa kali di tanah sebelum akhirnya dia menghentikan dirinya menggunakan kakinya.
Twush! Grep!
Naruto yang melihat sebuah tombak cahaya melesat dengan sangat cepat memiringkan kepalanya membuat tombak itu meleset, namun berhasil melukai sedikit bagian kupingnya.
Sring! Grep! Swush! Blaaaar!
Belum sempat bereaksi, Naruto kembali terkejut ketika tangan kirinya terikat rantai cahaya dan langsung terayun dengan kuat hingga menabrak beberapa pohon hingga tumbang dan menyebabkan kumpulan asap.
"Azazel-sensei! Bukankah ini sedikit berlebihan?!" seru Gabriel kepada Azazel. Sementara Azazel terdiam mendengar itu, walau dirinya setuju dengan perkataan Gabriel, harusnya serangan seperti itu tidak akan berpengaruh besar kepada Naruto.
"Apa kau sudah selesai, Bocah?" tanya Luminas lalu menarik rantai cahayanya kembali, tetapi ketika dia menariknya, Rantainya telah terlepas dari tangan kiri Naruto.
Swush!
Dari balik asap, keluar batang pohon berukuran besar melayang ke arah Luminas. Ia yang melihat itu menciptakan cahaya yang sangat tipis dan membelah pohon itu.
Swush! Swush! Swush!
Begitu pohon itu terbelah, kembali dari kumpulan asap keluar batang-batang pohon secara beruntun ke arah Luminas.
"Hmph! Serangan seperti itu tidak akan berguna untukku," ucap Luminas sambil kembali menciptakan sihir cahaya yang tipis untuk membelah batang-batang pohon itu.
Srash! Buagh!
Begitu dia membelah satu pohon, Luminas melebarkan matanya ketika dia merasakan sebuah pukulan mendarat di perutnya.
Swush! Blam! Blam!
Luminas pun terpental karena pukulan itu dan setelahnya ia harus terkena hantaman beberapa batang pohon yang tidak sempat ia potong.
Jleb!
Luminas lalu menciptakan tombak cahaya dan menancapkannya di tanah untuk menghentikan tubuhnya yang terseret ke belakang.
Lalu ia menatap tajam ke depan dan terdapat Naruto yang tampak kacau berdiri dengan posisi memukul rendah.
"Jadi begitu... Dia mengikat rantainya pada batang pertama lalu menggunakan batang-batang pohon lainya untuk menutupi dirinya yang bersembunyi pada batang pertama, begitu terpotong dia langsung bergerak ke bawah lalu memukulnya, cerdas juga," batin Azazel cukup kagum dengan cara berpikir Naruto untuk melancarkan serangan.
Naruto lalu memasang posisi santai sambil melihat ke arah Luminas dengan tatapan serius, begitu juga sebaliknya. Xenovia yang menonton dari pinggir terdiam sambil melihat ke arah Naruto, orang sepertinya berhasil bertahan sampai sekarang melawan Luminas.
"Sekarang... Giliranku," ucap Naruto lalu berlari ke arah Lumimas dengan sangat cepat. Luminas yang melihat itu tersentak dan langsung menarik tombak cahayanya yang ia tancapkan ke tanah.
Trank!
Dengan sigap, Luminas mengarahkan batang tombaknya ke depan menahan sebuah tinju yang di layangkan oleh Naruto.
["Fist Style : Heavy Fist!"] seru Naruto sambil melayangkan tinju cepat menggunakan tangan kirinya dan berhasil mengenai perut Luminas hingga membuatnya terseret ke belakang.
Krak!
Sihir pelindung yang menyelimuti Luminas mengalami sedikit keretakan di bagian yang terkena tinju Naruto membuat Luminas kembali tersentak.
Swush! Trank! Buagh! Trank! Buagh!
Tidak memberi kesempatan kepada Luminas, dengan cepat Naruto memperpendek jaraknya dengan Luminas dan kembali melayangkan tinju secara beruntun ke arah Luminas hingga membuatnya harus bertahan walau beberapa pukulan Naruto berhasil mengenainya hingga membuat keretakan lain.
"Kuso! Jika begini, aku bisa terkena pukulannya secara langsung!" batin Luminas sambil terus bertahan, lalu ia kembali menahan serangan Naruto menggunakan tombaknya dan langsung mematahkan posisinya membuat posisi Naruto terbuka.
Lalu dari belakang dia menciptakan Tombak cahaya besar dan menembakkannya dengan sangat cepat, namun Naruto langsung memukul tombak itu membuat Luminas terkejut karena ia bisa melihat kecepatan tombaknya.
"Dia... Bisa melihat kecepatan tombakku," batin Luminas tidak menyangka dia akan bisa melihat kecepatan tombaknya.
Trank! Swush!
Naruto serta Luminas yang telah lama cukup beradu serangan langsung menjaga jarak satu sama lain sambil mengatur nafas mereka yang memburu.
Naruto yang melihat rantai yang menggulung di masing-masing tangannya tampak tidak layak pakai karena selalu berbenturan dengan [Magic] serta serangan pedang dan tombak cahaya Luminas akhirnya memutuskan menghancurkan rantai di kedua tangannya membuat kedua tangannya tidak terlindungi apa-pun.
Luminas yang melihat itu menciptakan sepuluh lingkaran sihir cahaya di belakangnya dan menembakkan hujan pedang Cahaya ke arah Naruto.
Swush! Pyarsh! Pyarsh!
Luminas yang melihat Naruto menghancurkan sihirnya dengan tangan kosong tanpa terlindungi apa pun melebarkan matanya, sementara Naruto yang melihat ekspresi keterkejutan Luminas menyeringai senang.
Swush!
Naruto dengan cepat kembali melesat ke arah Luminas bersiap melancarkan serangan berikutnya. Sementara Luminas yang melihat itu terdiam sesaat lalu memasang posisi santai sambil merentangkan kedua tangannya.
Azazel yang melihat itu tersentak, tak berselang lama sebuah salip cahaya keluar di belakang Luminas membuat Naruto menyipitkan matanya, setelah itu Luminas menyatukan kedua tangannya ke depan dan setelah itu tercipta lingkaran sihir cahaya yang langsung menembakkan cahaya laser dengan sangat cepat.
Srrrss! Twush! Blaam!
Naruto yang berlari ke arah Luminas seketika tersentak dan langsung menghentikan larinya dan terpental dengan sangat cepat ke belakang hingga menabrak beberapa pohon kembali.
Semua terkecuali Azazel yang melihat itu terkejut, Luminas yang telah selesai menembakkan laser itu kembali ke posisi santai, retakan sihir pertahanan di tubuhnya juga telah kembali seperti semula.
"Apa itu...," gumam Inori penasaran begitu juga Asia, Irina serta Xenovia karena belum pernah melihat guru mereka menggunakan kemampuan itu. "Itu adalah salah satu jurus andalannya," jawab Azazel memberitahu.
Luminas menurunkan kedua tangannya sambil memasang posisi santai ia menatap tajam ke arah kumpulan asap.
Setelah kumpulan asap menghilang, terlihat Naruto yang berdiri dengan posisi bertahan menggunakan pedangnya, jadi ia telah menarik pedangnya untuk membelah serangan Luminas.
"Huft..." Naruto menghembuskan nafas pelan sambil menegakkan posisinya, Luminas yang melihat itu terdiam sambil mendecih pelan.
["Master..."]
"Jeanne... Mohon bantuannya,"ucap Naruto sambil memasang kuda-kuda bertarung dengan pedangnya, Jeanne yang mendengar itu terdiam sesaat lalu membalas permintaan tuannya dengan semangat.
["Ha'i!"]
"Kau ini... Benar-benar keras kepala ya," ucap Luminas, dari salip cahaya di belakangnya keluar beberapa tombak cahaya dengan berbagai bentuk.
Naruto yang melihat dan mendengar itu menggenggam erat pedangnya, "Begitulah... Aku... Masih belum menyerah," seru Naruto lalu berlari ke arah Luminas.
Luminas yang melihat itu mengayunkan tangan kanannya ke arah Naruto membuat tombak-tombak cahaya di belakangnya langsung melesat ke arahnya.
Trank! Trank! Trank!
Sambil berlari, Naruto menangkis seluruh tombak cahaya Luminas. Namun ia menyipitkan matanya ketika tombak cahaya yang telah dia tangkis kembali ke arahnya.
Sret! Swush! Trank! Trank!
Naruto melompat ke arah lain dan tombak-tombak cahaya itu kembali mengikutinya membuatnya kembali menangkis tombak-tombak itu.
"Sepertinya harus di hancurkan, Jeanne... Mohon bantuannya" batin Naruto sambil semakin mempererat gegaman pedangnya.
["Ha'i!"]
Tap!
["One Sword Style : ..."] gantung Naruto ketika berhenti dari menghindar tombak-tombak Luminas.
["Elephant Swing."]
Pyaarsh!
Semua tombak cahaya Luminas langsung hancur begitu terkena ayunan pedang Naruto. Melihat itu Luminas tersentak karena tombak-tombak cahaya yang telah dia perkuat berhasil di hancurkan olehnya.
Naruto lalu memasang posisi berdiri dengan tenang sambil mengentakkan kedua tangannya ke bawah hingga menjatuhkan sebuah pemberat di masing-masing tangannya membuat Luminas terkejut.
"Dia... Sejak tadi menggunakan pemberat di tangannya."
"Baiklah, dengan begini... Aku bisa menggerakkan tanganku lebih cepat," gumam Naruto sambil memutar-mutar tangan kanannya yang memegang pedang sesaat.
Sret! Swush!
Setelah selesai Naruto langsung berlari dengan cepat ke arah Luminas, melihatnya berlari ke arahnya Luminas memunculkan bola-bola cahaya yang dia tembakkan dengan sangat cepat.
Blaar!
Luminas semakin melebarkan matanya ketika Naruto masih berlari ke arahnya dengan ledakan terjadi di belakangnya menandakan serangannya berhasil di belah oleh Naruto, namun dia sama sekali tidak melihatnya menebaskan pedangnya.
Trank!
Luminas yang melihat Naruto telah dekat memunculkan tombak-tombak cahaya yang menjadi perisai di sekitarnya dan langsung menahan tebasan pedang dari Naruto.
Trank! Trank!
Berniat melancarkan serangan, Luminas tersentak ketika terjadi serangan di sisi lain membuatnya tidak fokus, dan serangan itu terus terjadi dengan sangat cepat hingga membuatnya melebarkan matanya.
["One Sword Style : Cannon?!"] seru Naruto mengayunkan pedangnya dengan sangat kuat dan ketika membentur perisai tombak cahaya Luminas, ia seketika langsung terdorong ke belakang bersamaan dengan beberapa tombak cahayanya yang hancur.
"Kuat sekali?!" batin Luminas lalu mengatupkan kedua tangannya ke depan hingga memunculkan lingkaran sihir merah di sekitarnya dan langsung menembakkan bola-bola energi berwarna merah ke arah Naruto.
"OI! Luminas?! Ini hanya sparing?!" seru Azazel ketika melihat sihir yang di keluarkan Luminas. Naruto yang melihat itu menggenggam erat pedangnya lalu berlari dengan cepat ke arah Luminas sambil menebas setiap bola energi merah Luminas membuat sihir-sihir itu meledak di belakangnya cukup dahsyat membuatnya terpental ke depan.
Mengendalikan tubuhnya dari terpental, Naruto lalu berlari ke arah sisi dan mulai memilih menghindari serangan Luminas, Naruto terus berlari hingga ia berhenti di aliran sungai yang dekat dengan mereka lalu melaju ke arah Luminas dengan sangat cepat dan kali ini ia mematahkan serangan Luminas lebih cepat membuat bola sihir Luminas meledak dengan jarak yang agak berjauhan dengan tubuhnya.
Melihat serangannya berhasil di patahkan kembali, Luminas menarik rantai yang menggulung di tubuhnya membuat Salip cahaya yang di punggungnya terlepas, lalu ia mengarahkan tangannya ke salib cahaya itu dan seketika Salib itu menyusut menciptakan lingkaran sihir kuning berukuran sedang membuat Naruto langsung menghentikan larinya.
["Light Magic : Divine Punishment!?"] ucap Luminas menembakkan laser cahaya ke arah Naruto. Untuk Naruto yang melihat itu, ia memasang kuda-kuda sambil menggenggam pedangnya dengan erat, ["One Sword Style : Deffends Style : Tori no Gate!"] lalu mengangkat gagang pedangnya ke atas membuat ujung pedangnya di bawah dengan sisi mata pedang mengarah ke depan.
Swush!
Serangan Luminas terbelah menjadi dua ketika membentur mata pedang Naruto, semua yang melihat itu melebarkan mata mereka termasuk Luminas.
Naruto yang menahan dorongan serangan Luminas, menggenggam erat pedangnya dan memasang ekspresi serius ke arah Luminas yang cukup jauh di depannya.
["Master jika begini terus..."]
"Ya, aku tahu... kita akan menyerangnya secara langsung!" balas Naruto lalu menyeringai dengan ekspresi serius.
"Aku datang, Luminas-sensei!" ucap Naruto membuat Luminas tersentak, ["One Sword Style : Rhino Ramming!"] lanjut Naruto mengubah posisi pedangnya ke atas lalu berlari ke arah Luminas sambil terus membelah serangannya.
Luminas yang melihat itu semakin terkejut, "Dia berhasil melawan kekuatan [Magic] ku?!" batin Luminas tidak percaya, melihat Naruto semakin dekat membuatnya menghilangkan sihirnya dan melompat mundur.
Naruto yang melihat itu menggenggam erat pedangnya lalu mengambil kuda-kuda sambil terus berlari, ["One Sword Style : Demon Fox Slash?!"] seru Naruto lalu mendorong kakinya sekuat tenaga membuatnya langsung di depan Luminas.
"Sial?!" batin Luminas tidak sempat bereaksi untuk menciptakan sihir pelindung ataupun sigir balasan.
Srash!
Dengan cepat Naruto menebaskan pedangnya ke arah Luminas hingga melukai pinggangnya. Semua yang melihat Naruto berhasil melukai Luminas terkejut terkecuali Michella dan Inori.
Setelah terkena serangan Naruto, Luminas jatuh ke tanah karena dia terkena serangan di saat melompat mundur. Lalu Naruto langsung berdiri di atasnya sambil mengarahkan pedangnya ke wajah Luminas.
"Checkmate... Luminas-sensei," ucap Naruto membuat Luminas terdiam sambil mengatur nafasnya serta menahan sakit pada pinggangnya yang terkena tebasan Naruto.
"Baiklah sudah cukup?!" seru Azazel menghentikan sparing mereka. Naruto yang mendengar itu menjauhi Luminas lalu jatuh ke tanah mendudukkan dirinya sambil mengatur nafasnya yang memburu.
Sementara Luminas, ia juga perlahan mulai bangun dari terbaringnya dan melihat ke arah Naruto yang mendudukkan diri di depannya. Dirinya tidak menyangka akan di kalahkan oleh orang tanpa [Mana] serta di buat kewalahan seperti ini, dirinya berpikir akan bisa mengalahkannya dengan mudah seperti teman-temannya, namun ternyata tidak.
"Sensei! Kau tidak apa?" tanya Asia ketika telah berada di sampingnya. "Ya... Aku tidak apa, aku bisa menyembuhkan lukaku ini... Ini tidak seberapa, yang lebih penting..." jawab Luminas lalu melihat ke arah Naruto.
"Aku... Tidak apa-apa..." jawab Naruto dengan nafas masih sedikit memburu, lalu dari belakang Azazel menjitak kepalanya membuatnya mengaduh kesakitan.
"Apa yang kau lakukan Ero-sensei...," geram Naruto sambil memegang kepalanya. "Apanya yang tidak apa-apa bodoh, kau itu terluka parah," balas Azazel lalu memukul pelan punggung Naruto.
"Itte?!"
"Kau itu sudah terluka parah sejak tadi dan bertambah parah karena terkena sihir terakhir Luminas ketika kau membelahnya," ujar Azazel lalu melihat Luminas, "lalu kau Luminas, kau juga sedikit berlebihan hanya untuk sparing hingga kau menggunakan sihir kuatmu."
"Hah? Aku tidak mau mendengar itu dari orang yang sparing hingga menggunakan [Beast Breaker]?!"
Naruto yang mengelus kepalanya seketika tersentak ketika merasakan aura tidak enak di belakangnya dan begitu ia menoleh ke belakang ia bisa melihat Michella duduk di kursi rodanya yang menatap kesal dirinya dengan mengembungkan pipinya, sementara Gabriel berdiri di belakang Michella memegangi kursi rodanya dan Inori ada di samping Gabriel.
"Ahahaha..." tawa Naruto dengan canggung. "Dasar Baka-niichan! Selalu saja membuat khawatir?!" seru Michella mendekati Naruto di bantu Gabriel.
Lalu ia menyentuh kedua pundak Naruto dan seketika muncul lingkaran sihir orange di bawah Naruto. Lingkaran sihir itu pun mengeluarkan api orange yang langsung membakar tubuh Naruto membuat Xenovia, Irina, Asia dan Luminas terkejut.
"Oi?! Apa yang kau lakukan?!" seru Xenovia berniat menghentikan Michella. "Jangan khawatir, ini salah satu sihir penyembuhan milik Michella-chan," jawab Naruto menenangkan Xenovia.
Asia yang melihat itu ikut mendekati Naruto lalu mengulurkan kedua tangannya ke arahnya, "Izinkan aku ikut membantu menyembuhkan lukamu," ucap Asia lalu seketika dari tangan Asia keluar lingkaran sihir kuning bersamaan dengan tubuh Naruto yang terselubung aura kuning.
Luka yang ada di tubuh Naruto pun langsung menghilang dengan cepat berkat dua sihir penyembuhan sekaligus. Merasakan lukanya sudah hilang, Naruto mencoba menggerakkan tubuhnya sesaat lalu tersenyum kepada Asia serta Michella secara bergantian.
"Arigato, Michella-chan, Asia-chan," ucap Naruto lalu berdiri dari duduknya. "Lalu... Sekarang bagaimana, Azazel-sensei? Apa kita melanjutkan latihannya?" tanya Gabriel sambil melihat Azazel.
"Tidak... Hari ini cukup sampai di sini, kau bisa lihat sendiri keadaan tempat ini!" seru Azazel sambil menunjuk tempat latihan yang awalnya tenang menjadi kacau karena pertarungan Naruto serta Luminas.
.
.
Konoha Gakuen
16.00 PM
.
"Kerja bagus kalian semua!"
Setelah selesai melakukan Sparing, Team Naruto dan Team Xenovia pun kembali ke sekolah dan melaporkan hasil misi latihan mereka kepada Tsunade.
"Tapi... Jika kalian ingin sparing, usahakan untuk tidak melakukan kerusakan besar, Naruto-kun, Valentine-sensei," ucap Tsunade sambil menatap tajam Naruto serta Luminas, dirinya sudah mendengar hasilnya dari Azazel dan ia tidak menyangka mereka akan membuat tempat latihan kacau balau.
Naruto yang mendengar itu menggaruk belakang kepalanya, sementara Luminas melipat tangannya di dada sambil mengalihkan pandangannya.
"Yang jelas itu bukan salahku... Karena aku tidak menggunakan sihir sama sekali," celetuk Naruto membuat Luminas melirik tajam ke arahnya.
"Huh? Jadi ini semua salahku?"
"Bukannya begitu?"
"Sudah cukup," ucap Tsunade menghentikan mereka, Luminas yang mendengar itu mengembungkan pipinya sambil mengalihkan pandangannya kembali, "Azazel dan Valentine tetaplah di sini, sementara yang lainnya kalian boleh bubar dan beristirahat lah untuk misi besok."
Naruto serta yang lain mendengar itu pun menurut dan keluar dari ruangan itu, "Hah... Sayang sekali kita tidak bisa melanjutkan latihan kita, padahal aku ingin sekali melawanmu," ucap Naruto sambil menoleh ke arah Xenovia.
Xenovia yang mendengar itu terdiam, dirinya masih mengingat kejadian sebelumnya di mana ia bisa melukai Luminas bahkan dirinya saja tidak bisa melakukannya.
"Ada apa?" tanya Naruto ketika melihat Xenovia tidak merespons sama sekali. Xenovia pun tersadar lalu membalikkan badannya dari Naruto, "Tidak... Mungkin memang lebih bagus seperti ini, karena aku... Tidak mungkin bisa mengalahkanmu."
Semua yang mendengar itu terdiam hingga Naruto menyeletuk secara gamblang, "Kenapa kau tidak bilang saja kalau kau takut, Gorilla-onna?"
Twitch!
Perempatan muncul dari kening Xenovia, rasanya dia ingin menghunuskan pedangnya secara langsung ke arahnya.
"Hahaha! Maaf, itu kebiasaan burukku...," ucap Naruto meminta maaf lalu juga membalikkan badannya dari Xenovia, "tapi... kau itu kuat, jadi kau tidak boleh terlalu pesimis terhadap dirimu sendiri."
"Jaa... Kami pulang duluan, sampai jumpa!" lanjut Naruto melangkah pergi sambil melambai pelan tanpa menoleh. "Kami pamit duluan, Quarta-san, Shidou-san, Argento-san," ucap Michella sedikit membungkuk di ikuti Gabriel lalu mengikuti Naruto.
"Jaa... Asia-chan," ucap Inori melambaikan tangannya ke arah Asia. Melihat itu, Asia tersenyum dan membalas lambaian Inori, lalu dia pun langsung menyusul Naruto.
Xenovia yang mendengar perkataan Naruto menoleh ke belakang dan melihat Naruto yang telah jauh darinya.
"Dasar... Kau itu mudah sekali memancing emosi orang, Nii-chan" ucap Michella setelah cukup jauh dari Xenovia dan yang lainnya. "Begitukah?" tanya Naruto sambil tersenyum canggung.
"Tapi... Apa yang kau bilang tadi kepadanya itu..."
"Ah, aku mengatakan itu dengan serius, dia terlalu merendahkan dirinya dan aku tidak suka melihat itu," balas Naruto sambil melipat tangannya di dada, "karena dia melihat pertarunganku dengan Luminas-sensei, dia menjadi pesimis dan merasa tidak bisa mengalahkanku."
"Bukankah itu hal wajar?" tanya Gabriel dan di balas gelengan oleh Naruto. "Tidak juga, jika kau yakin dengan kekuatanmu kau pasti bisa mengalahkan lawanmu sekuat apa pun itu, jadi jangan merendahkan dirimu, karena pasti ada celah untuk mengalahkan lawanmu... Itu adalah prinsipku," jawab Naruto menjelaskan prinsipnya.
Dirinya menetapkan prinsip itu setelah berlatih bersama Kyouka dan Tenka. Ia tidak memiliki [Mana], namun dirinya meyakinkan dirinya akan bisa mengalahkan lawannya sekuat apa pun itu karena dirinya percaya dengan kemampuannya dengan hasil latihan selama bertahun-tahun.
Walau mungkin saja ada kemungkinan dia akan kalah dan mati suatu saat jika melawan orang kuat sekalipun, dirinya tidak merendahkan dirinya karena baginya itu menghina dirinya sendiri serta ajaran para gurunya yang membuatnya menjadi sia-sia.
Semua yang mendengar itu terdiam termasuk Jeanne serta Ophis yang ada di dalam dirinya. Ophis yang duduk di kursi kebesarannya sambil membaca buku tersenyum tipis, "Kau benar-benar orang yang menarik, Naruto," batinnya.
.
.
Ruangan Tsunade
.
Kembali ke ruangan Tsunade, saat ini Tsunade tengah menatap serius ke arah Luminas. "Jadi... Bagaimana pendapatmu tentang latihan tadi, Luminas-sensei?" tanya Tsunade, Luminas terdiam sesaat lalu menatap serius ke arah Tsunade.
"Menurutku... Latihan tadi sangat luar biasa," jawab Luminas, "Michella-san serta Gabriel-san cukup kuat, mereka memiliki kerja sama yang sangat bagus, kemampuan [Magic] mereka juga luar biasa terutama pada Michella-san, jika mereka di latih ke tingkat lebih atas, mereka akan sangat berbahaya... dan untuk Naruto..."
Luminas menghentikan perkataannya sambil mengingat kejadian barusan di mana Naruto melawannya dengan sungguh-sungguh, "Untuk Naruto... pendapatku Dia berada di tingkat yang berbeda untuk orang yang tidak memiliki [Mana], dia memiliki kemampuan fisik serta kecepatan yang luar biasa untuk manusia biasa pada umumnya,walau aku menyerangnya dengan sihir kuat... Dia masih bisa bertahan dan memberikan perlawanan..."
"Dia... Memiliki bakat yang luar biasa."
Tsunade yang mendengar itu terdiam, namun dalam hatinya dia senang ketika mengetahui itu. "Jika saja dia memiliki [Mana] dan bisa menggunakan [Magic], dia... Akan menjadi orang yang mungkin saja berada di atas 'orang itu', itu pendapatku," lanjut Luminas membuat suasana ruangan kembali hening.
"Ngomong-ngomong... Aku penasaran... Apakah ada yang mengajari Naruto sebelum Azazel-san melatihnya? Atau apakah dia melatih dirinya sendiri seperti sekarang?" tanya Luminas penasaran.
"Dulu dia pernah di latih oleh Tenka serta Kyouka saat sekolah menengah selama dua tahun, sisanya dia melatih dirinya sendiri," jawab Tsunade sambil membaca laporan-laporan di mejanya.
"Bagaimana Anda tahu?"
"Dia sendiri yang memberitahuku."
Luminas yang mendengar itu terdiam sesaat, "Hanya dalam dua tahun...". Azazel yang sejak tadi diam melirik ke arah Luminas, "Ada apa Luminas? Kau sepertinya tampak tertekan karena hal itu?"
Luminas yang mendengar itu mendesis kesal, "Diamlah, kau tidak tahu apa-apa!"
"Ya karena itu aku bertanya, Baka."
.
.
Naruto side
.
Beralih ke sisi Naruto, serta yang lainnya, mereka baru saja keluar dari sekolah dan bersiap untuk pulang. Ophis yang ada di tubuh Naruto tengah membaca buku seketika melirik dengan serius.
["Naruto! Ada serangan dari belakang atasmu?!"]
Naruto yang mendengar itu pun tersentak dan secepat mungkin menarik pedangnya dan langsung menebas pedangnya hingga ia merasakan serangannya mengenai sesuatu. Michella, Gabriel serta Inori yang melihat itu juga terkejut ketika ada yang menyerang mereka dari belakang.
"Kristal?" batin Naruto ketika melihat terdapat pecahan kristal berwarna pink. ["Serangan dua arah?!"]seru Ophis membuat Naruto yang melamun tersentak dan melihat dua anak panah kristal es datang dari arah kiri dan kanan.
"Gabriel, Inori! Lindungi Michella?!"
Jleb! Pyarsh!
Kedua panah itu pun menancap di setiap sisi bawah Naruto dan langsung mengeluarkan kristal es pink yang meluas membuat Gabriel serta Inori langsung membawa Michella menjauh, "Nii-chan?!" seru Michella. Kristal yang keluar dari dua anak panah itu pun membekukan tubuh Naruto terkecuali kepalanya.
"Sial?! Aku tak bisa bergerak," batin Naruto, seketika ia tersentak muncul lingkaran sihir berwarna Pink dengan motif bunga di atasnya yang langsung membentuk kubah berwarna pink berukuran besar.
Naruto melirik sekitarnya dan tidak ada serangan susulan yang datang ke arahnya, merasa sudah berhenti Naruto kembali mencoba menggerakkan tubuhnya yang membeku namun masih belum bisa.
"Tsk! Siapa pun di sana... Tunjukkan dirimu dan hentikan ini... Jika kau memiliki urusan denganku, bicaralah secara langsung denganku!" seru Naruto sambil melirik sekitarnya namun tidak ada siapa pun.
"Fufufufu, Uzumaki Naruto."
Naruto yang mendengar suara di belakangnya tersentak dan ingin menoleh, namun seketika ia merasakan sebuah tangan menahan pipinya. "Ah-Ah, kau masih belum boleh melihatku," ucapnya dengan nada merdu.
"Dari suaranya... Seorang perempuan?" batin Naruto. "Maaf ya, aku harus melakukan ini padamu, anggap saja ini salamku untukmu," ucapnya meminta maaf.
"Kau... Apakah kau di utus seseorang?" tanya Naruto mencoba menggali informasi. "Fufufu, tentu tidak... Aku melakukan ini atas kemauanku sendiri," jawabnya sambil tertawa halus.
"Kau orang yang menarik, Naruto-kun... Aku sudah melihat sparingmu sebelumnya, namun sepertinya kau masih menahan dirimu."
Perkataannya tentu membuat Naruto terdiam, namun dalam hatinya dia terkejut karena perempuan di belakangnya sepertinya mengetahui rahasianya.
"Jangan khawatir, aku tidak akan menyebarkannya... Rahasiamu aman bersamaku," ucapnya, "itu saja yang ingin aku katakan... Jika kau ingin berbicara denganku lagi, kita akan bertemu lagi di suatu tempat, itu pasti."
"Kalau begitu, aku undur diri dulu... Naruto-kun, Jaa na~," Naruto bisa merasakan tangan yang menahan pipinya menjauh, dia ingin menoleh kembali namun seketika ia terdiam membatu ketika lawan bicaranya itu mencium pipinya.
Begitu bibirnya menjauh dari pipinya, Kubah pink di sekitarnya pun menghilang bersamaan kristal es yang membekukan tubuhnya. Michella, Gabriel serta Inori yang melihat kubah pink telah menghilang, langsung mendekati Naruto yang terdiam membatu.
"Nii-chan! Kau tidak apa-apa?"
"..."
Mereka yang melihat Naruto masih terdiam saling melempar pandangan satu sama lain, "Naruto-san?" panggil Inori membuat Naruto tersentak dengan pipi merona.
"A-Ah! Ya?" tanya Naruto sambil melihat ke arah mereka lalu sekitarnya dan ia tidak menemukan siapa pun selain mereka. "Kau tidak apa?" tanya Michella mengulangi pertanyaannya.
"A-Ah, aku baik-baik saja," jawab Naruto sambil tergagap, "ng-ngomong-ngomong, apa kalian tidak melihat yang melakukan serangan tadi?"
"Tidak... Kami tidak melihat ada orang lewat sama sekali."
"B-Begitu...," gumam Naruto lalu melirik sekitarnya kembali, "kalau begitu ayo kita lanjutkan," ucap Naruto berjalan mendahului mereka kembali sambil menyentuh pipinya yang di cium oleh orang yang belum dia ketahui.
"Ophis... Apa kau bisa melihat wujud orangnya tadi?"
["Tidak... Aku hanya bisa melihat dari sudut pandang matamu saja, tapi aku bisa merasakan [Mana] orang itu di belakangmu tadi, begitu dia menciummu... Dia benar-benar menghilang... Energi [Mana] nya jauh dari kita."]
"Tapi... Dengan begitu, kau bisa mengingat [Mana] orang itu... Jadi jika kita bertemu dengannya... Kita bisa mengetahuinya," batin Naruto sambil terus mengelus pipinya yang di cium orang asing, mengingatnya wajahnya semakin merona.
["Kau sepertinya benar-benar mudah sekali memikat banyak perempuan untuk menyukaimu."]
"Be-Berisik?!"
.
Other Place
.
Dari kejauhan, tampak seorang perempuan rambut pink tengah melihat ke arah Naruto yang berjalan pulang bersama teamnya, melihat itu ia tersenyum sambil menyentuh bibirnya.
"Aku tidak sabar untuk pertemuan kita berikutnya, Naruto-kun."
.
.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
FCI. 4kagiSetsu
