.
PRESENTED
"Arr-Kansas!" the sequel of "The NEWS"
.
Natalia Arlovskaya : Reporter
Gilbert Beilschmidt : Leader
Antonio Fernandez Carriedo : Camera-man
Francis Bonnefoy : Driver
Airlangga Putra Brawijaya : Journalist
Characters
Indonesia, Prussia, Belarus, France, Spain
Germany, South Italy, North Italy, America
England, Scotland, Ireland, Wales
Turkey, Greece
Hungary, Austria
Denmark, Norway, Sweden
Mexico, Falkland Island, Argentine, Cuba
Netherlands, Belgium
Paris, Prancis
Di kantor The HEROES, yang penuh dengan kegembiraan dan keramaian dari pesta minuman alkohol, suasana mendadak kacau ketika sirine mobil polisi membelah hiruk-pikuknya. Lagu EDM yang keras dari pengeras suara terhenti sejenak, digantikan oleh teriakan dan kebisingan luar yang semakin mendekat. Alfred, yang masih mengenakan kaos kutang dan terlihat tenggelam dalam suasana pesta, melangkah keluar dengan rasa penasaran dan kebingungan.
Di luar, sorot lampu-lampu mobil polisi menyinari area dengan cahaya terang yang memancar ke segala arah, membanjiri Alfred dengan silau yang menyakitkan. Ia mengerutkan dahi dan mengangkat tangan untuk melindungi matanya dari kilatan lampu. "Apa-apaan ini?" teriaknya, suaranya teredam oleh kebisingan luar.
Seorang petugas polisi dengan seragam rapi dan wajah serius melangkah maju. "Alfred F. Jones dan seluruh anggota The HEROES," katanya dengan nada tegas, "Kalian ditahan atas dugaan penyebaran berita palsu terkait tersangka Airlangga Putra dari The NEWS. Berita yang kalian sebarkan di media tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya dan telah menimbulkan kerugian bagi korban. Dengan ini, kalian diminta untuk memberikan keterangan kepada kepolisian!"
Belum sempat Alfred merespons dengan benar, sekelompok polisi mendekat dan memborgol tangan Alfred dengan kasar. Beberapa dari teman-temannya, yang baru saja keluar dari gedung untuk melihat apa yang terjadi, langsung terjebak dalam situasi yang sama. Kekacauan melanda saat keempat anggota The HEROES didatangi oleh beberapa polisi.
"Hei! Yang benar saja–" Sejumlah polisi datang dan memborgol tangan Alfred. Beberapa temannya yang baru saja keluar untuk melihat apa yang sedang terjadi, juga ikut menjadi sandera.
Alfred dan ketiga orang anggota The HEROES lainnya digiring masuk ke dalam mobil polisi.
Monte Carlo, Monaco
Di kediaman Elizaveta yang sunyi dan tenang, suasana mendadak riuh oleh kehadiran mobil-mobil polisi yang tiba-tiba mengepung bangunan tua peninggalan keluarganya. Sirine-sirine mobil polisi meraung keras, menembus keheningan malam dengan suara yang menggelegar. Lampu-lampu mobil yang terang benderang menyapu area sekitar, menciptakan pola cahaya yang berputar-putar di dinding-dinding rumah yang antik.
Di salah satu mobil polisi, pintu terbuka dengan berisik dan seorang polisi berambut coklat melangkah keluar. Ia mengangkat pengeras suara dan berteriak dengan nada tegas dan penuh tekanan, suaranya terdengar keras dan jelas meskipun latar belakangnya penuh dengan deru sirine.
"Perhatian kepada semua penghuni bangunan ini!" teriak polisi itu. "Kami dari kepolisian. Kami memerlukan kerjasama Anda untuk situasi darurat yang sedang berlangsung. Mohon tetap di dalam bangunan dan jangan coba-coba keluar. Kami akan segera melakukan pemeriksaan."
Sementara itu, beberapa polisi mulai bergerak dengan cepat menuju pintu masuk utama dan bagian-bagian lain dari kediaman tersebut. Suasana di sekitar kediaman berubah menjadi penuh ketegangan dan rasa takut, seiring dengan kedatangan petugas yang sibuk memeriksa dan mengamankan area.
Dari jendela-jendela rumah yang berdebu, Elizaveta dan beberapa anggota keluarganya mengamati situasi dengan wajah pucat, terkejut dengan kehadiran mendadak dari otoritas yang mengganggu ketenangan hidup mereka. Mereka saling berpandangan, mencoba memahami apa yang menyebabkan penggerebekan mendalam ini dan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Dari dalam rumahnya, Elizaveta menatap nanar melihat penyergapan itu dari jendela kamarnya. Roderich datang menghampiri dan menenangkannya dari belakang.
Dan tak lama kemudian, pintu kamar Elizaveta didobrak dan sekumpulan tentara yang bersenjata hadir mengepung Elizaveta.
"Elizaveta Hedervary dan Roderich Edelstein, kalian ditangkap atas usaha kerja sama penggelapan emas dengan buronan kepolisian, yaitu, Allistor, Dylan, dan Connor Kirkland, serta melakukan tindakan kerja sama dengan Arthur untuk melakukan penyerangan di kantor kepolisian Barletta yang menimbulkan banyak korban. Dengan ini kalian ditahan dan menjadi terdakwa kepolisian internasional!"
ARR-KANSAS
Chapter 9
written by Raputopu
.
Copyright
Hetalia: Axis Powers & Hetalia World Series © Himaruya Hidekaz
Mount Holly Cemetery Pemakaman Mount Holly
Di tengah kegelapan malam yang pekat, dengan cahaya lembut bulan purnama yang menerangi sekelilingnya, tampak sekelompok orang berdiri dalam diam mengelilingi sebuah kuburan. Bayangan mereka memanjang di atas tanah, menciptakan suasana misterius dan hening. Bulan purnama yang bersinar menerangi wajah-wajah mereka, menambah kesan dramatis pada momen yang penuh makna tersebut.
Di tengah-tengah kelompok orang yang berdiri mengelilingi kuburan, terlihat seorang individu yang dengan penuh konsentrasi menggali tanah. Gerakan tangan dan alat yang digunakannya menciptakan suara bergetar saat tanah digeser dan dikeruk. Di bawah sinar lembut bulan purnama, sosok tersebut tampak jelas, seolah ia adalah pusat dari perhatian mereka. Gerak-gerik dan ekspresi wajahnya menunjukkan konsentrasi dan ketegangan, menambah intensitas suasana malam yang sudah penuh misteri dan keheningan.
Saat sekopnya menghantam sesuatu yang keras, bunyi dentuman yang tajam membelah keheningan malam.
Dengan penuh rasa ingin tahu, orang-orang yang mengelilingi kuburan menatap dengan cermat saat tanah di sekitar benda yang ditemukan disingkirkan. Di bawah lapisan tanah yang lembab dan gelap, muncul sebuah peti mati yang usang namun kokoh.
Dengan hati-hati, peti itu akhirnya dibuka perlahan-lahan. Saat tutup peti terangkat dan terbuka, terlihatlah sesuatu yang bercahaya di dalamnya. Sebuah cahaya lembut dan berkilauan memancar dari dalam peti, menerangi ruang di sekelilingnya dengan sinar yang menawan.
Cahaya bulan yang lembut menerangi setiap helai emas, menciptakan permainan cahaya yang berkilauan dan menyilaukan mata. Koin-koin emas, batangan, dan perhiasan yang tersebar di dalam peti tampak seperti harta karun yang terpendam, bersinar dengan kemilau kemewahan dan keindahan. Kilauan yang memancar dari dalam peti menyinari wajah-wajah takjub yang yang menyaksikannya.
Ekspresi wajah para penonton berubah seketika, dan tawa riang mereka menggema di udara malam. Kegembiraan yang meluap-luap terlihat jelas, seolah seluruh malam itu menjadi saksi kemenangan mereka. Cahaya itu menyebar dan menari-nari wajah-wajah para Kirkland, memantulkan kilat kemenangan di ekspresi mereka yang bersemangat.
Ozark Saint Francis, National Forest
"Mount Holly. Mereka membawa Sadiq ke Mount Holly, Ned. Mereka akan mengambil emas-emas itu … " kata Heracles lirih.
Mendengar kalimat itu, ekspresi Ned segera berubah drastis. Wajahnya yang sebelumnya panik, kini digantikan oleh kemarahan yang jelas. Matanya menyala dengan bara yang mengubah suasana di sekelilingnya menjadi tegang.
Namun, di tengah ketegangan yang mencekam, tiba-tiba terdengar suara berderak yang semakin mendekat dari dalam kegelapan hutan. Bunyi mobil yang reot dan bergetar memecah keheningan.
"Suara mobil badut dari mana itu?" ujar Natalia kesal berkacak pinggang.
Dari balik pepohonan rimbun, muncul sebuah taksi tua berwarna putih yang tampak kotor dan penuh debu. "Hei, Kawan-kawan! Kalian tidak apa-apa?"
Taksi milik Maximo bergerak lambat dan berisik, menggaruk jalanan dengan roda-roda yang sudah usang. Cahaya lampunya yang redup memberi perbedaan kontras dengan gelapnya malam.
"MAXIMO!" jerit Gilbert kegirangan. "Kau benar-benar penyelamat kami!"
"Kalian butuh tumpangan, Kawan?" Lalu, mata Maximo sedikit mengernyit ketika melihat Heracles yang amburadul di bawah.
"Err. Tapi, sepertinya kursi penumpang sudah tak bisa menambah satu orang lagi, maaf."
"Aku bisa duduk di atas." kata Gilbert spontan, entah dapat ide dari mana.
Mount Holly Cemetery Pemakaman Mount Holly
Maximo akhirnya ditugaskan untuk membawa Heracles ke tempat yang aman, sementara Ned dan anggota The NEWS lainnya menaiki mobil sewaan Ned yang–untungnya–masih selamat dari ledakan.
Mereka baru tiba di wilayah pemakaman setelah 4 jam berkendara. Dan di saat itu suasana langit sudah menjadi gelap.
Dan berada di pemakaman di waktu malam jelas merupakan sebuah kombinasi yang buruk.
"Kita sudah pernah berhadapan dengan penjahat, tukang begal, orang mesum, penjahat amatir, dan penjaga kasir galak di Jerman, tapi kita belum pernah berhadapan dengan hantu." kata Francis saat mereka mulai memasuki pekarangan pemakaman yang sepi, mengikuti Ned yang berjalan dengan cepat.
"Hush!" Gilbert berusaha mendiamkan Francis. Sesungguhnya ia juga takut.
Berada di Mount Holly Cemetery pada malam hari benar-benar mencekam. Kegelapan malam menyelimuti area tersebut, hanya ditembus oleh cahaya remang-remang dari lampu jalan yang jarang. Bayangan panjang dari pohon-pohon tua dan batu nisan juga menciptakan pola gelap yang mengerikan. Suara hembusan angin dan uhu-uhu burung hantu yang berdesir melalui dedaunan membuat suhu terasa semakin dingin.
"Asal tahu saja, pisauku tidak bisa menembus hantu." bisik Natalia di sebelah Gilbert.
"Berhenti menakut-nakuti, Nat!" jerit Gilbert tanpa suara.
"Kameraku mungkin saja menangkap fenomena paranormal di sini." kata Antonio sambil memutar kameranya ke sekitar, mengambil gambar nisan-nisan gelap yang bercahaya lembut akibat pantulan bulan.
"Tapi, aku akui menyembunyikan emas di sini adalah ide yang lumayan. Rata-rata orang kemari karena kesedihan dan rasa hormat, bukan keserakahan." Natalia mengangguk-angguk sambil melihat-lihat ke sekitar, menikmati suasana dingin yang mencekam, mengingatkannya pada suasana kelam di hutan liar Belarusia.
"Lagipula orang gila mana yang mencari masalah di pemakaman? Kecuali di Indonesia, sih. Aku pernah dengar kisah tentang orang-orang yang mengambil keuntungan dengan bersemedi di kuburan. Entahlah, aku tahu cerita itu dari Airlangga." kata Francis, memerhatikan langkah kakinya, takut tersandung makam-makam orang yang tak dikenalnya.
Tiba-tiba dari kejauhan, mereka melihat Ned berdiri kaku di depan sebuah bekas gundukan bekas galian tanah yang luas. Area yang digali itu itu mungkin seukuran area pekuburan yang akan diisi dengan peti mati.
Ned berdiri mematung di sana. Menyadari semua kerja kerasnya selama ini sirna dan musnah begitu saja.
Peti mati itu sudah terbuka dan emas-emas di sana sudah tidak ada.
" Ouch. Kosong." kata Gilbert bergidik ngeri usai melihat ke area peti mati yang tergeletak beberapa meter di bawah tanah. Masalahnya Ned sepertinya menggunakan peti mati sungguhan, sehingga itu nampak dua kali lipat lebih menyeramkan. "Yak. Kurasa sudah cukup melihat-lihatnya. Ini adalah waktunya kita pergi dari sini, kita bisa mencari Kirkland di luar saja. Ayo, kawan-kawan," Gilbert buru-buru bergegas dan berusaha menarik Natalia mundur.
"Tunggu sebentar," sergah Natalia.
"Apa lagi? Tidak ada apa-apa di sini!" Gilbert menggeliat gelisah. Gelagatnya seperti orang kebelet pipis. Ia sudah tak sabar ingin pergi dari sini!
"Selanjutnya apa, Ned?" tanya Francis, memandangi punggung kaku Ned yang masih berdiri di depan area lubang yang digali.
"Kita harus meminta bantuan–"
Di tengah suasana tegang tersebut, di tengah-tengah cengkraman tangan Gilbert yang begitu kuat di lengan Natalia, di tengah rasa takutnya yang membara, Gilbert merasakan keberadaan sesuatu yang bergerak di antara kaki-kakinya.
"YA, TUHAN! TOLONG!"
Jeritan Gilbert kontan memecah keheningan malam. Pria itu lari tunggang-langgang ke balik punggung Natalia dan bersembunyi di belakangnya, seperti menggunakan Natalia sebagai tameng. Kakinya gemetaran.
"Tanah di kakiku bergerak!"
Di titik tempat Gilbert tadinya berdiri, nampak gundukan tanah mencurigakan yang kembang kempis. Seperti ada sesuatu yang berusaha mendorong keluar dari dalam.
Ned langsung bergegas menggali-gali area tanah itu dengan tangan kosong, disusul Francis dan Antonio, yang langsung menitipkan kameranya pada Natalia.
Setelah digali hampir setengah meter, nampak sesosok tangan yang keluar dari dalam tanah dan berusaha merayap keluar. Ned, Antonio, dan Francis bergerak cepat membantu orang itu keluar.
Ketiga-tiganya menarik kedua tangan itu keluar dari bawah tanah, sementara Gilbert merengek ketakutan di balik punggung Natalia dan dibalas dengan sikutan keras Natalia di perut Gilbert.
Dari balik tanah yang masih basah, sosok Sadiq yang berselimut tanah dan lumpur, keluar dari balik tanah perkuburan seperti zombie yang bangkit dari kubur.
Pria Turki itu terbatuk-batuk dan tersengal-sengal, berusaha menarik nafas sebanyak-banyaknya. Wujudnya yang menyeramkan membuat Gilbert buang buka dan menolak untuk melihat, membuatnya makin meringkuk di balik punggung Natalia.
"Tadi Heracles, sekarang kau. Mengapa kalian selalu muncul dengan cara yang membuat orang-orang di sekitarku panik." kata Francis, berusaha membantu membersihkan sisa-sisa tanah di pakaian Sadiq dengan menepuk-nepuknya.
"Syukurlah– uhuk–syukurlah kalian di sini– uhuk-uhuk," Sadiq berusaha mengatur nafas.
Sadiq diketahui dikubur di tanah usai membantu Kirkland menemukan emas-emasnya. Ia merasakan pukulan keras di area kepala sesaat setelah mereka mengeluarkan emas-emas itu. Dan sesaat kemudian, tubuhnya diseret ke dalam lubang dan ditimbun dengan tanah. Namun, sebelum kesadarannya menghilang, ia masih bisa mendengar sisa-sisa percakapan Kirkland terakhir.
Suara Gilbert yang berisik di atas kepalanya membuatnya terus menggali dan memberontak di dalam tanah. Beruntung kaki Gilbert yang sensitif karena sedang ketakutan mampu menangkap sinyal-sinyal pergerakkan dari Sadiq.
Alasan bagi Kirkland untuk tidak mengubur Sadiq di bekas penggalian emas adalah agar teman-temannya mengira Sadiq tidak berada di sana dan membuat pria Turki itu mati sendirian di bawah tanah.
"Mereka– uhuk-uhuk–berencana kabur, Ned," Sadiq terbatuk-batuk dan seperti kehabisan napas.
"Hei, tenanglah dulu, Sobat. Kau baru saja dikubur hidup-hidup." kata Francis menepuk-nepuk punggung Sadiq.
Tapi, Sadiq tetap melanjutkan. "Mereka akan menaiki kereta api ke Oregon … lalu menyewa kapal … dan membawa emas-emas itu ke London … " kata Sadiq di sela-sela nafasnya yang terputus-putus. " Mereka akan pergi malam ini … " Sadiq memandangi Ned dengan sorot penuh harap dan kilatan semangat. "Kita belum terlambat, Ned … Kita masih bisa mengejar … "
Hotel The Fontaine, Missouri
"Kau yakin mau merilis video ini segera?" tanya Lukas lagi untuk kedua kalinya, berusaha memastikan.
"Aku yakin. Aku sudah mendengar cerita dari orang-orang di sekitar dan melihat ledakan itu. Kurasa ini sudah saatnya."
Lukas masih ragu-ragu. Pria Norwegia itu menggeleng-geleng dan menghela napas. "Kau dan Ned sama-sama selalu memiliki ide yang gila."
"Kita sudah sepakat, Lukas."
"Yeah, baiklah, baiklah. Jadi mau kau taruh di mana video ini? Di billboard, di stasiun televisi?"
"Di mana pun, kalau bisa." Sorot mata Airlangga berkilat-kilat penuh semangat. "Di ponsel, di sosial media, di mana pun."
Little Rock, Arkansas
Sejumlah orang yang sedang memainkan ponsel mereka di ruang tunggu kereta api, di halte bus, di supermarket, dan di jalanan, tiba-tiba menemukan sebuah video yang sama di tiap-tiap sosial media yang sedang mereka buka.
Dalam video tersebut, nampak sesosok wajah seorang pemuda Asia Tenggara manis berkulit coklat yang sedang berbicara kepada para pengguna ponsel.
Pengumuman Penting untuk Semua Warga Arkansas
Begitulah judul video tersebut.
"Kepada seluruh warga Arkansas yang kami hormati, kami dengan senang hati mengumumkan bahwa telah ditemukan informasi mengenai adanya 1 ton cadangan emas yang tersembunyi di berbagai lokasi di kota-kota di Arkansas. Kabarnya, beberapa orang sudah mulai mencari emas-emas tersebut. Ini juga merupakan kesempatan yang sangat menarik bagi setiap orang yang ingin memiliki dan mengoleksi timbunan emas yang berharga di rumah kalian. Kami berharap pengumuman ini bisa membawa semangat dan memberi petualangan baru bagi Anda semua. Ayo, ajak teman-teman dan keluarga untuk ikut mencari! Jangan lewatkan kesempatan luar biasa ini! Kekayaan di depan mata! Selamat berburu dan semoga sukses dalam pencarian emas Anda!"
Kemudian di bawah video terdapat beberapa tagar seperti:
#PencarianEmas
#EmasDiArkansas
#KesempatanEmas
#CariHartaKarun
#TikTakArkansas
Awalnya orang-orang yang menonton video itu keheranan dan merasa itu adalah video penipuan. Namun, kemudian mereka mengingat beberapa kejadian yang terjadi di kota mereka. Kegaduhan dan keributan yang terjadi di Arkansas dalam beberapa hari terakhir mungkin ada hubungannya dengan peristiwa tersebut.
Lama-kelamaan, mereka semakin yakin bahwa memang sedang terjadi sesuatu di Arkansas. Dan penyebab utamanya adalah, karena ada sejumlah orang yang sedang melakukan perburuan emas di sini.
Dalam kurun waktu kurang dari satu jam, video Airlangga viral dan menjadi perbincangan warga Arkansas.
Mount Holly Cemetery
Di tengah bunyi hewan-hewan hutan, suara tenang pemakaman, Ned dan Gilbert yang berusaha mengeluarkan Sadiq dari pekuburan, dan musik dari video-video pendek dari ponsel Maximo, tiba-tiba langsung dikejutkan dengan sebuah video yang memekik nyaring di ponsel Maximo.
Video itu sepertinya langsung menarik perhatian Maximo karena ia tidak langsung menggulirkan jari untuk mencari video baru selanjutnya.
"Kepada seluruh warga Arkansas yang kami hormati, kami dengan senang hati mengumumkan bahwa telah ditemukan informasi mengenai adanya 1 ton cadangan emas yang tersembunyi di berbagai lokasi di kota-kota di Arkansas–"
Francis yang berusaha membereskan sisa-sisa pasir dari tubuh Sadiq, tiba-tiba mengangkat kepala dan mengerutkan alisnya. "Aku seperti mengenal suara itu."
" Kabarnya, beberapa orang sudah mulai mencari emas-emas tersebut–"
Gilbert langsung melupakan Sadiq. "Hei! Tunggu sebentar!"
" Ini juga merupakan kesempatan yang sangat menarik bagi setiap orang yang ingin memiliki dan mengoleksi timbunan emas yang berharga di rumah kalian–"
Antonio duduk tegak. "Bukankah suara ini … "
Suara familiar itu menyertai video yang ditonton Maximo dan membuat kepala-kepala para anggota The NEWS mendekat dan berkumpul di sekitar ponsel pemuda Kuba tersebut.
Suara jeritan nyaring langsung memekik keras di sebelah kuping Maximo.
"AIRLANGGA!" teriak mereka bersamaan, membuat kuping Maximo tuli pada saat itu juga.
Ned langsung menoleh begitu mendengar nama itu disebut.
" Ayo, ajak teman-teman dan keluarga untuk ikut mencari! Jangan lewatkan kesempatan luar biasa ini! Kekayaan di depan mata! Selamat berburu dan semoga sukses dalam pencarian emas Anda!"
Gilbert langsung merebut ponsel itu dari tangan Maximo.
"Hei!" Pria Kuba itu bangkit berdiri protes, tapi Gilbert langsung memutar ulang video tadi sebelum berganti ke video selanjutnya. Suara Airlangga kembali bergema di keheningan hutan. Mata Gilbert menyala-nyala, ekspresinya terkejut, dan mulutnya menganga saat menonton video itu kembali.
Di tengah hutan seperti ini, di tengah negara orang yang tidak mereka kenali, di saluran utama sosial media wilayah Arkansas yang tidak pernah mereka jelajahi, sesosok wajah yang mereka kenal dengan baik muncul di sebuah video yang tengah membahas masalah yang sedang mereka hadapi sekarang.
"Apakah ini teknologi AI?"
"Tidak, ini terlihat asli,"
"Benar, ini potongan rambut baru Airlangga,"
"Cara berbicaranya juga mirip,"
Ponsel itu langsung berpindah tangan ke tangan Ned yang menyambar dengan ganas hingga terlepas paksa dari jari-jari Gilbert. "Berikan padaku." katanya dingin. Ia tidak percaya dengan yang mereka bicarakan.
Namun, semua itu benar adanya. Sosok itu kini ada di hadapannya.
Matanya berkilat-kilat memandangi wajah di dalam video tersebut. Bagaimana bisa? Mengapa mereka membawanya kemari? Siapa yang membawanya? Kirkland? Elizaveta? Mathias?
"Video itu baru di-upload satu jam yang lalu dan sudah viral. Teman-temanku yang mengirimkannya. Tapi, hei, bukankah itu seru? Perburuan emas di Arkansas. Hehe. Aku yakin seratus persen bahwa kalian pasti bisa mendapatkannya juga, Kawan."
"Jika video itu viral di Arkansas bukankah artinya dia juga sedang berada di sini?" tanya Gilbert bersemangat.
"Lihat! Penanda lokasinya benar ada di Arkansas!" Sahut Francis sambil menunjuk penanda nama lokasi di dalam videonya.
"Jika Airlangga berada di sini, tandanya personil kita kembali lengkap ," kata Natalia sambil menarik leher pria-pria di sebelahnya dalam satu rangkulan keras.
"Aku tak percaya anak itu selalu ada dimanapun kita berada …" kata Antonio terharu.
Jauh dari ekspresi bersemangat Maximo dan reaksi gembira para anggota The NEWS yang berisik ketika melakukan perayaan seperti tarian hujan dengan semangat, tampak Ned yang akan meledak sebentar lagi.
Mengapa dia bisa berada di sini? Bukankah kesepakatannya adalah menjaga Airlangga? Mengapa mereka mengekspos Airlangga di tempat berbahaya seperti ini?
Hotel The Fontaine, Missouri
"Satu juta penonton dalam satu jam? Wow, itu adalah jumlah yang tidak sedikit. Warga Arkansas benar-benar punya waktu luang, ya," kata Lukas mengangkat kedua alisnya.
"Secara statistik kau mengunggahnya di jam-jam saat penggunaan sosial media sedang aktif. Aku bisa mengkonfirmasi jika video itu muncul di waktu yang tepat dan di momen yang tepat." kata Berwald tenang sambil mencicipi kopi hotelnya.
Mathias menggeleng-geleng kepala tidak percaya. "Pertama kita menuruti saran si Belanda itu untuk menyembunyikan emas di benua lain dan sekarang kita mengikuti perintah bocah ini untuk membuat video perburuan emas."
"Tapi, itu lumayan efektif, Mathias, karena sebentar lagi pergerakkan apapun yang Kirkland lakukan di sini akan jadi lebih mudah untuk diawasi. Mereka akan jadi jauh lebih berhati-hati dan tidak bisa bertindak sebebasnya, karena orang-orang sudah mulai waspada dan mengawasi sekitarnya. Kita membutuhkan pasukan besar untuk menangkap penjahat besar di saat-saat seperti ini. Aku akui itu ide yang brilian, Brawijaya." kata Lukas tulus.
Airlangga hanya tersenyum singkat.
Dia hanya tak sabar untuk bertemu dengan teman-temannya.
"Sial, mereka sampai membuat pesan peringatan seperti ini." Connor tersenyum sinis melihat ponselnya.
"Orang-orang itu tak pernah berhenti menghalangi kita," kata Arthur kesal.
"Mereka benar-benar berniat membuat satu kota menjadi kacau," kata Dylan setelah menonton video itu berulang kali.
Tidak seperti adik-adiknya yang gelisah, Scott hanya memantik api untuk membakar cerutunya dengan tenang. "Tapi, mungkin ini adalah keuntungan untuk kita, saudara-saudaraku." kata Scott sambil menghisap cerutunya.
Ketiga saudaranya menatap kakak sulungnya dengan heran dan meminta penjelasan.
"Setidaknya kita tahu bahwa anak itu sedang berada di sini sekarang." kata Scott tersenyum dingin.
Mereka bertiga tersenyum dan paham dengan apa yang dimaksud Scott.
Perjalanan Menuju Kansas City Southern Railway
"Misi pengejaran Kirkland dalam misi perburuan emas sudah hampir mendekati babak akhir! Malam ini, Kirkland dikabarkan akan menaiki kereta api menuju Chicago dan Oregon, dan sebelum itu terjadi, kami akan menghalangi perjalanan mereka. Pasti akan seru! Apakah kalian penasaran kira-kira siapa yang akan berhasil merebut emas-emas Kirkland? Apakah kami, para anggota The NEWS yang awesome ini? Apakah justru Kirkland itu sendiri? Atau justru warga Arkansas yang ikut berpartisipasi? Apakah akan terjadi pertempuran sengit di kereta api? Saksikan liputan kami hanya di–" PLAK! "Ouch!" Gilbert merasakan tamparan keras di pipinya dari telapak tangan Natalia yang dingin.
"Gil, jika kau tidak diam sekarang, aku bersumpah akan melemparmu ke jalanan."
"Ugh, baik, baik!" gerutu Gilbert.
"Jadi kalian akan menangkap penjahat-penjahat itu, Kawan?" tanya Maximo bersemangat.
"Belum, Max. Tapi kami pasti akan menangkapnya. Lihat saja." kata Gilbert percaya diri sambil meraup setengah badan ikan dalam satu gigitan.
"Lalu, bagaimana dengan penjahat di restoran atau di bandara itu? Apa kalian akan menangkapnya juga?"
"Yeah, kita lihat saja nanti. Kalau bisa semuanya, mengapa hanya Kirkland?"
"Juan Carlos memiliki kelemahan dalam berlari, asal tahu saja. Karena tubuhnya yang besar ."
"Oh, ya?" Gilbert menyimak.
"Dan walaupun terlihat mengerikan, tapi sebenarnya dia sangat lambat dan tidak bisa melakukan gerakan gesit."
Gilbert mengernyitkan kening. Terus menyimak. "Oke, lalu?"
"Dan tidak bisa mengatasi banyak serangan sekaligus. Dia bahkan terkadang tidak fokus dengan apa yang datang menyerangnya dari belakang."
Gilbert memandangi Maximo dengan heran. "Hei, ngomong-ngomong, kau paham sekali dengan kebiasaan si Juan Carlos ini. Apa kau mengenal dia sebelumnya?"
Maximo terkekeh malu-malu. "Ah, aku lupa memberitahu. Aku adalah sepupunya. Kami selalu bermain bersama sejak kecil."
Senyuman malu-malu Maximo disambut tatapan horor orang-orang di sekelilingnya.
Keheningan canggung menyelimuti suasana. Gilbert membelalakkan mata. Natalia memicing seram. Antonio mengerutkan alis. Dan Francis menganga.
Maximo menatap keempat kawan-kawan barunya dengan heran. Memang apa salahnya kalau dia adalah adik salah satu penjahat yang menyerang mereka?
"Toh, aku tidak menyerang kalian, kan?" kata Maximo santai, sambil menggigit potongan ikan pertamanya. "Aku berbeda dengan saudaraku, kok. Kami memang sama-sama suka aksi dan olahraga fisik, hanya beda profesi. Dia penjahat, aku pengemudi taksi. Ah, ngomong-ngomong di sini tidak ada sinyal, ya? Bulls sedang bertanding sekarang."
Maximo menggulirkan jari-jarinya di layar ponsel dengan santai seolah-olah tidak baru saja membuat orang-orang di sekelilingnya terkena serangan jantung.
Hotel The Fontaine, Missouri
Dari Brussel, Berlin, lalu Monte Carlo, dan sekarang Arkansas. Petualanganku belum berakhir. Masih ada misteri yang harus dikuak. Masih ada pertempuran yang harus dilalui. Dan masih ada perjalanan yang harus diselesaikan. Di satu sisi, aku juga harus menyelamatkan tunanganku dan sahabat-sahabatku yang sedang berjuang di sini.
Terkadang aku bertanya-tanya, mengapa mereka selalu terlibat dalam masalah seperti ini?
Dan yang lebih mengherankan lagi, kenapa aku juga bisa selalu terlibat?
"Kau siap untuk menyerbu musuh lamamu, Brawijaya?" tanya Lukas sambil membersihkan ujung-ujung senjatanya, melihat Airlangga yang sedang menulis sesuatu di catatan hariannya. "Malam ini kita harus menaiki kereta menuju Oregon. Kita akan meringkus para Kirkland itu di sana."
Airlangga menoleh dan melihat senjata Lukas yang mengkilat. Terkadang Airlangga heran bagaimana para polisi-polisi dan mafia itu bisa bebas keluar masuk bandara dan berpindah negara dengan persenjataan lengkap di koper mereka.
Mathias dan Berwald sudah tidur. Hanya Airlangga dan Lukas yang masih terjaga. Keduanya saling memantau satu sama lain karena sama-sama tidak bisa tidur.
"Apakah ini semua benar-benar rencana Ned?" tanya Airlangga.
"Ya. Dia memberikan semua ide ini. Pemindahan emas dari Eropa ke Amerika, memancing Kirkland keluar dari persembunyiannya, dan penjebakan Kirkland di Arkansas. Walau memakan banyak waktu dan tenaga, tapi kurasa hasilnya setimpal. Kurasa dia satu-satunya orang yang bisa membaca jalan pikiran Kirkland. Sama seperti kau, memberikan ide aneh untuk mewujudkan suasana mengancam bagi para Kirkland."
"Bukan itu maksudku." Airlangga menggeleng. "Maksudku, apakah benar dia juga ingin melibatkan aku dalam misi ini?"
"Kami sudah bilang, kau memiliki peran paling besar di dalam misi ini, Brawijaya." kata Lukas, menatap matanya dingin. "Kau akan lihat sendiri saat di sana nanti."
To be Continued
