Seorang wanita cantik tampak sibuk menyiapkan makanan di atas meja makan. Dia menata hasil masakanya dengan rapi mengingat masakan ini akan di suguhkan kepada orang penting. Hinata nama wanita itu. Masih dia ingat dengan jelas bagaimana sang suami yang menghubunginya lalu menyuruhnya untuk membuat hidangan yang spesial karena akan ada tamu penting. Yang Hinata tau bahawa orang penting itu adalah rekan bisnis baru dari sang suami, dan Hinata merasa harus menjamunya dengan baik.
tepat setelah dia selesai menata hasil masakanya, Hinata mendengar suar bel rumah berbunyi. Dia bergegas ke dapan untuk membukakan pintu. Dan pada saat itulah hinata melihat sang suami yang tidak lain adalah Naruto datang bersama lelaki yang memiliki badan besar dan tegap.
"Tadaima Hinata." Ujar Naruto saat melihat istrinya.
"Okaeri Naruto-kun. "
Pandangan hinata tampak terfokus pada lelaki di belakang suaminya. Dan sadar akan hal itu Naruto buru-buru memperkenalkannya.
"Hinata, ini rekan bisnisku, namanya Raikage." Ujar naruto.
"Salam kenal, aku Hinata, istri Naruto-kun." Ujar hinata sambil tersenyum.
"Ya salam kenal juga." Jawab Raikage ramah.
Sedar bahwa mereka masih di depan pintu, Naruto buru-buru Mengajak Raikage masuk ke dalam. Dia langsung mengajak nya ke meja makan mengingat Hinata sudah menyiapkan makan malam.
Mereka bertiga menikmati makan malam itu sambil sedikit bercanda, dan itu juga membuat mereka lebih akrab.
"Ngomong-ngomong, katanya kalian sudah punya anak. Tapi dari tadi aku tidak melihat nya." Ujar Raikage.
"Mereka sedang menginap di rumah kakeknya." Jawab Hinata.
"Oh.. Pantas aku tidak melihat nya. " Ucap raikage lalu menenggak sake di gelas nya.
Makan malam seperti ini memang paling pas kalau di temani sake. Apalagi untuk Raikage yang memang suka dengan minuman keras. Sayangnya Naruto bukan orang yang bisa meminum banyak sake jadi dia sudah mulai merasa mabuk.
Sadar bahwa suaminya memang tidak kuat minum, Hinata menyuruh nya berhenti tapi sang suami menolak.
"Ini adalah perayaan atas kerjasama kami berdua Hinata, jadi biarkan aku minum lebih banyak."
"Tapi kau sudah mulai mabuk Naruto-kun. "
"Biarkan saja Hinata, toh kita minum di rumah." Sahut Raikage.
Hinata mengangguk mengerti. Dia sadar jikalau suaminya mabuk, setidaknya tidak akan merepotkan siapapun. Dan benar saja, tidak lama setelah itu Naruto tumbang, dia tertidur di meja makan karena tidak kuat lagi dengan efek sake yang dia minum.
"Aku akan membawa Naruto-kun ke kamar dulu, Raikage-sama tunggulah di sini." Ujar Hinata yang di jawab anggukan oleh Raikage.
Sebenarnya sedari tadi Raikage selalu melirik ke arah Hinata, dia cukup tertarik pada wanita itu mengingat Hinata mempunyai tubuh yang seksi. Meski hanya memakai pakain rumahan tapi tubuh Hinata cukup memikat.
Tidak lama menunggu, Raikage melihat Hinata kembali ke meja makan. Wanita itu duduk berseberangan lalu menuangkan lagi sake ke gelas Raikage yang tampak sudah kosong.
"Silahkan Raikage-sama." Ujar Hinata sambil mengambil gelas milik nya.
Mereka minum sake berdua sambil mengobrol dan juga saling mengakrabkan diri. Raikage berdiri dan duduk di kursi yang ada di samping Hinata.
Hinata sendiri tidak merasa aneh sama sekali, dia mengangap hal itu biasa saja dan tidak keberatan sama sekali dengan Raikage yang berpindah tempat duduk di sampingnya.
"Ngomong-ngomong, kedatanganku yang mendadak ini tidak mengganggu mu kan?" Ujar Raikage sambil menuangkan sake ke gelas Hinata dan dirinya.
"Tidak kok. Aku justru merasa senang." Jawab Hinata.
"Benarkah?, padahal aku sempat berfikir mengganggu kalian. Maksutku, seorang suami istri yang di tinggal anaknya menginap pasti punya rencana yang untuk... Yah kau tau maksutku kan?. " Ujar Raikage dengan nada bercanda.
Hinata merasa sedikit malu karena menyadari maksud ucapan Raikage. Memang dia cukup senang karena anak-anak nya pergi menginap, dan dia sebenarnya sudah berencana untuk bersenang-senang dengan suaminya malam ini. Tapi karena kedatangan Raikage semua itu harus dia tunda.
"Tidak apa, kami masih bisa melakukannya lain kali. " Jawab Hinata jujur.
"Hahaha!.. Kalau begitu aku memang mengganggu ya?, apa aku pulang saja."
"Eh?!. Bukan itu maksutku. Kau bisa tinggal lebih lama. Lagipula aku hanya bercanda. "
"Begitukah?. Baiklah, aku juga masih mau menikmati sake ini! Haha!. " Ucap nya sambil tertawa.
Mereka berdua kembali minum bersama sampai Hinata mulai merasa sedikit mabuk. Wajah nya sudah mulai memerah karena minuman yang dia minum.
"Ngomong-ngomong, kenapa Raikage-sama memilih untuk tidak menikah?. " Tanya Hinata.
"Aku hanya ingin bebas. Bukan berarti aku tidak tertarik dengan wanita loh ya!. "
"Benarkah?, Bukan karena tidak ada wanita yang mau denganmu kan? " Ujar Hinata bercanda.
"Heh!.. Kau meremehkanku?. Asal tau saja, Begini-begini aku ahlinya menaklukkan wanita. Tidak ada satupun wanita yang tidak puas setelah tidur denganku! " Jawab Raikage frontal.
Hinata sedikit terkejut dengan jawaban itu. Tapi dia penasaran apa memang Raikage sehebat itu?
"Benarkah?, aku jadi penasaran, hihihi... " Jawab nya bercanda.
"Mau coba?." Ucap Raikage sambil tersenyum miring.
"Hihihi... Aku sudah punya suami!. " Jawab Hinata tenang. Bagaimanapun orang ini adalah rekan bisnis suaminya yang sangat penting jadi hinata merasa tidak boleh membuatnya tersinggung.
"Aku bisa memuaskanmu lebih dari suamimu. Dan aku yakin penisku juga lebih besar dari suamimu." Ucap Raikage berani.
Ucapan itu membuat Hinata melihat ke arah selangkangan Raikage. Dan dia melihat gundukan di sana yang memang tampak besar. Raikage memegang pergelangan tangan Hinata dan mengarahkan tangan wanita itu menuju penisnya. Hinata terkejut saat tangannya menyentuh penis Raikage meski dari luar celana.
"Peganglah!. " Ujar Raikage pada Hinata. Meski ada keraguan tapi rasa penasaran membuat Hinata dengan berani menyentuh penih Raikage dengan sendirinya. Dia memcoba menggenggam penis itu yang terasa sangan keras.
"Besarnya." Ujar Hinata pelan. Tampak nafas Hinata memberat pertanda bahwa dia merasa bernasu. Dia seolah lupa bahwa lelaki di sampingnya bukanlah sang suami.
"Bukalah Hinata. Kau boleh melihat nya!."
Seperti di tuntun oleh nafsu Hinata dengan rasa penasaran membuka kancing celana Raikage, dan setelah dia sedikit menurunkan celana itu, Hinata terbelalak saat penih besar Raikage mencuat di hadapan wajahnya.
Raikage hanya diam membiarkan Hinata mengamati penisnya, dan kemudian dia merasakan tangan lembut Hinata menggenggam penis besar nya dan menggerakkan nya naik turun.
Dapat Raikage lihat selimut nafsu pada wajah Hinata. Dia menyeringai senang sambil menikmati han job dari Hinata.
Hinata terpana pada penis besar di hadapannya, rasanya dia ingin merasakan penis itu masuk ke dalam dirinya, dia penasaran akan senikmat apa rasanya.
"Gunakan mulutmu Hinata!." Ujar Raikage.
Setelah ucapan itu Hinata melepaskan penis Raikage dan tiba-tiba berdiri. Raikage berfikir bahwa Hinata tersadar atas apa yang dia lakukan barusan itu salah, tapi hal berikutnya yang Hinata lakukan membuat Raikage tersenyum senang.
"Aku tau cara yang lebih nikmat." Ujar Hinata sambil tersenyum nakal. Dia melepas baju atas nya berikut dengan bra miliknya, lalu wanita itu berlutut di hadapan Raikage dan langsung menjepit penis besar itu di antara payudaranya.
Raikage melebarkan senyumnya melihat apa yang Hinata lakukan. Siapa sangka dia bisa menikmati servis dari istri rekan bisnisnya. Terlebih mereka baru pertama kali bertemu.
"Ahhh!... Nikmat sekali Hinata!. Kau tampak sangat ahli! ".
" Tentu saja, aku sudah punya pengalaman soal ini." Jawab Hinata.
Hinata tersenyum nakal melihat ekpresi nikmat pada wajah Raikage dan itu membuat Hinata semakin bersemangat. Kali ini Hinata tidak hanya menjepit penis Raikage di antara payudaranya, tapi dia juga mengulum ujung penis Raikage.
Tak lama setelah itu, Raikage merasa bahwa dirinya hampir sampai. Harus dia akui bahwa servis Hinata memang benar-benar hebat.
"Ahhh!.. Aku keluar Hinata!, telan lah spermaku!. GUUUHHHHH!!!!... "
Hinata terkejut merasakan tembakan sperma raikage di dalam mulutnya. Itu sangat banyak sampai-sampai mulut nya tidak mampu menampung semuanya.
"Puahh!... " Banyak sekali Raikage-sama!. " Ujar Hinata. Dia melihat beberapa sperma yang tumpah pada payudaranya dan merasa takjub karena ada laki-laki yang bisa menyemburkan sperma sebanyak ini dalam satu kali klimaks. Hinata merasa semakin bernafsu saat membayangkan jika semua seperma itu menyembur di dalam vagina nya.
"Sekarang giliranku membuatmu keenakan Hinata. " Ujar Raikage sambil menyeringai. Dia berdiri lalu menggendong Hinata dan membawanya ke kamar tamu. Dan setelah itu desahan nikmat dari Hinata mulai terdengar.
.
.
.
.
.
Pagi ini Naruto tampak buru-buru bersiap ke kantor. Dia sudah telat akibat bangun kesiangan. Mungkin karena semalam terlalu banyak minum sehinga dia bangun kesiangan. Dia menyambar tas kerjanya lalu berlari keluar kamar. Dia melihat sang istri tengah memasak di dapur lalu berkata.
"Hinata!, aku akan sarapan di kantor. Aku sudah terlambat!. " Ujarnya sambil buru-buru keluar.
"Hati-hati di jalan Naruto-kun!. " Jawab nya sambil melihat suaminya pergi begitu saja.
Hinata merasa sedikit bersalah karena tidak membangunkan Naruto, tapi mau bagaimana lagi, dia juga bangun kesiangan. Makanya dia buru-buru menyiapkan sarapan, tapi orang yang di buatkan sarapan malah pergi begitu saja. Hinata memasak dengan lebih santai, toh Naruto juga sudah pergi, jadi untuk apa buru-buru.
"Hem?.. Aku mencium aroma masakan yang harum!. " Ujar seseorang yang baru saja masuk ke dapur.
Hinata menoleh dan mendapati seorang lelaki berbadan besar. Dia adalah Raikage orang yang semalam membuat Hinata mendesah keenakan sampai harus bangun kesiangan. Naruto tidak tau kalau lelaki itu masih di rumahnya karena Raikage sengaja menunggu di kamar tamu sampai Naruto pergi.
Hinata tersenyum pada lelaki yang semalam tidur dengannya. Masih terbayang bagaimana semalam dirinya di buat melayang dalam kenikmatan oleh lelaki itu.
Raikage berjalan menghampiri Hinata, dia berdiri di belakang wanita itu dan memeluk pinggangnya dari belakang, dan Hinata tidak keberatan sama sekali dengan apa yang Raikage lakukan. Hanya saja pelukan itu berubah menjadi lebih berani karena Raikage mulai meraba tubuh Hinata.
"Hey!, aku sedang memasak!." Ujar Hinata.
"Tapi aku mau lagi Hinata!." Ujar Raikage sensual.
"Mau lagi?, memangnya yang semalam belum cukup? " Jawab Hinata nakal.
"Aku tidak akan pernah merasa cukup menikmati wanita seksi sepertimu Hinata!."
"Hihihi.. Kalau begitu silahkan nikmati aku tubuhku Raikage-sama!. "
Tanpa buang-buang waktu, Raikage langsung menyingkap rok hinata ke atas, dia juga langsung menurunkan celana dalam Hinata dan mengeluarkan penis nya, bersiap menggenjot Hinata dari belakang.
SLEP!!!..
"AAHHHH!!!... " Desah Hinata saat penis Raikage masuk kedalam baginya. Dalam posisi berdiri mereka berdua mulai bercumbu dengan penuh nafsu di dapur.
"Ohhh!!... Raikage-sama!, Ahhhh!... Nikmat sekali!. " Ujar Hinata sambil merasakan penis Raikage yang bergerak keluar masuk.
"Hahaha!... Vaginamu sempit sekali Hinata. Rasanya penisku di jepit sangat kuat. " Ujar Raikage sambil tertawa senang.
Selagi menggenjot Hinata dari belakang, Raikage juga melumat bibir Hinata. Tidak lupa kedua tangan nya meremas payudara besar Hinata menambah rangsangan pada wanita itu.
Belum ada tiga menit mereka bercumbu tapi Hinata sudah merasakan bahwa dirinya hampir sampai.
"Ohhh!... Ahhh!... Ahhh!... Ahhh!... Keluar Raikage-sama, aku muncrat, KYYYYAAAAAAAAAAHHHHHHHHH!!!!... " ujar Hinata dengan tubuh bergetar hebat.
Dan pada momen itu Raikage menyeringai senang karena bisa membuat Hinata klimaks dengan cepat.
"Kita ganti posisi. " Ujar Raikage.
Sebelum kembali memulai percumbuan mereka, Raikage menelanjangi Hinata terlebih dahulu. Lalu dia menggendong Hinata dengan posisi di depan. Hinata hanya bisa merangkul leher Raikage dengan kedua kaki yang melingkari pinggang lelaki itu, Dan setelah itu.
SLEPPP!
"AHHHHH!!!!... "
Hinata kembali mendesah saat penis Raikage kembali masuk kedalam vagina nya.
Raikage mulai menggerakan pinggulnya membuat tubuh Hinata yang dia gendong terhentak. Dan setelah itu hanya ada desahan yang terdengar dari dapur tempat biasa Hinata memasak.
Dengan tubuh terkulai lemas, Hinata melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan lebih. Sudah hampir dua jam dia dan Raikage bercumbu di pagi ini. Tapi Raikage masih terlihat kuat tanpa menunjukan sedikitpun rasa lelah.
"Ahhh!!!... Ahhh!!... Ahhh!... Raikage-sama!. Ohhh... " Ujar Hinata sambil berbaring di atas meja makan. Dia hanya pasrah menerima sodokan lelaki di atasnya.
"Ahh!.. Sial!.. Enak sekali Hinata." Ujar Raikage keenakan. Dia begitu bersemangat menikmati tubuh seksi di bawahnya.
Tak berselang lama keduanya merasa hampir sampai. Raikage mempercepat gerakan pinggul nya membuat tubuh montok Hinata semakin terhentak dalam kenikmatan. Dan setelah itu mereka berdua mencapai klimaks di mulai dari Hinata.
"Ohhh!... Aku keluar lagi Raikage-sama! Ahhh!... Akun sampai!... KYYYYYYYAAAAAAAAAHHHHHHHHH!!!!... " ujar Hinata di lanjutkan dengan desahan panjang. Tubuhnya tampak menegang saat sensasi nikmat itu dia rasakan.
"Uhhh!... Aku juga Hinata!.. Terimalah semuanya!, GHAAAAAAHHHHHHHH!!!!... " ujar Raikage sambil menyemburkan spermanya pada tubuh Hinata.
Hinata tersenyum nakal melihat penis Raikage menyemburkan permanya pada tubuh telanjangnya. Dapat dia lihat jika sekarang tubuhnya tampak di penuhi oleh sperma Raikage. Dari mulai perut payudara bahkan wajahnya juga tidak luput dari muncrat tan sperma Raikage.
Keduanya tersenyum setelah orgasme itu reda. Hinata bangkit mendudukan dirinya sambil di bantu Raikage.
"Sepertinya kita harus mandi." Ujar Hinata sambil mengamati tubuhnya sendiri.
"Mau mandi bareng." Ucap Raikage menggoda.
"Hihi!.. Boleh, sekalian nambah satu ronde lagi!." Jawab Hinata dengan senyum nakal.
Raikage menyeringai senang, dia tidak menyangka kalau Hinata bisa sekuat ini dalam urusan bercumbu.
"Hahaha!.. Tentu, saja!. Mau sampai sore pun akan ku layani Hinata!." Jawab Raikage dengan senyum lebar.
Dia langsung menggendong Hinata dan membawanya ke kamar mandi. Dan di sepanjang perjalanan bibir mereka saling melumat dengan penuh nafsu.
"Ohhhh!... Nikmat nya!.. Ujar Hinata dari dalam kamar mandi.
