Sudah satu minggu berlalu sejak Raikage datang ke rumah Hinata. Dan selama itu pula Hinata tidak pernah lagi bertemu dengan lelaki itu. Alasannya karena memang Raikage tidak bisa sembrangan datang mengingat Hinata adalah istri Naruto. Tapi meski begitu bukan berarti mereka berdua tidak pernah berkomunikasi. Ada HP yang bisa mereka gunakan untuk saling berkirim pesan. Dan selama seminggu ini Hinata sering menghubungi Raikage saat tidak ada Naruto. Mereka juga saling berkirim pesan, yang isinya adalah pesan nakal dimana keduanya saling menggoda. Bahkan Hinata berani mengirim foto telanjang pada lelaki itu.

Satu pertemuan itu benar-benar mengubah Hinata menjadi wanita nakal. Dia tidak lagi merasa malu untuk berkata nakal pada Raikage malahan Hinata sering menggoda lelaki itu meski hanya lewat pesan.

Saat ini waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Baik Naruto dan kedua anaknya sudah terlelap tapi Hinata tampak masih terjaga di samping Naruto yang tertidur. Dia tengah memainkan hp nya yang jika di lihat Hinata tengah berkirim pesan dengan seseorang yang tidak lain adalah Raikage.

Alasan lain kenapa Hinata belum tidur karena di dalam pesan itu Raikage berkata pada Hinata bahwa lelaki itu akan datang menemui dirinya. Dan itu membuat Hinata berdebar kerena mengingat semua keluarganya ada di rumah.

'Keluarlah, aku sudah di depan.' Itu adalah pesan dari Raikage yang baru saja Hinata terima.

Hinata melihat sang suami, lalu memastikan kalau memang Naruto sudah terlelap. Setelah itu dengan hati-hati Hinata turun dari ranjang dan berjalan keluar.

Hinata mempercepat langkahnya setelah keluar kamar. Dia terus berjalan menuju pintu depan untuk menemui selingkuhannya. Dan saat Hinata membuka pintu depan, dia melihat Raikage berdiri di luar gerbang rumahnya. Hinata mendekat lalu membukan kerbang untuk Raikage.

"Kenapa datang malam-malam begini?. " Ujar Hinata penasaran.

"Bukankah sudah ku bilang kalau aku merindukanmu!." Jawab Raikage. Dia memperhatikan Hinata yang tempak seksi dengan gaun tidur tipis nya. Meski tidak transparan tapi Hinata sangat menggoda.

"Tapi keluarga ku ada di rumah!, bagaimana jika mereka tau?. "

"Tenang saja Hinata, mereka kan sudah tidur, jadi tidak akan ada yang tau." Jawab Raikage santai.

Raikage memeluk Hinata dan hendak melumat bibir wanita itu, tapi Hinata menolaknya.

"Setidaknya jangan lakukan di sini. Ikuti aku." Ujar Hinata. Dia menarik tangan Raikage dan membawanya menuju taman belakang, disini jauh dari kamar Naruto dan kedua anaknya jadi Hinata merasa lebih aman.

"Sekarang sudah boleh." Ujar Raikage menggoda.

"Ya!, aku sudah menahannya seminggu ini. Jadi sebenarnya aku juga sudah tidak sabar." Jawab Hinata nakal.

"Haha!.. Kalau begitu aku akan memuaskanmu malam ini!." Ujar Raikage.

Mereka berdua langsung saling berciuman dengan ganas tidak peduli jika mereka tengah berada di taman belakang. Lagipula mereka merasa aman karena kondisi gelap dan juga ada pagar tinggi yang menjadi penghalang.

Ciuman ganas itu terhenti dan di lanjukan dengan Hinata yang tiba-tiba berlutut di hadapan Raikage. Dia dengan lihai membuka celana Raikage dan mengeluarkan penis besar itu dari sangkarnya.

"Ini dia penis besar yang ku rindukan!." Ujar Hinata nakal. Dia langsung mengulum penis itu dan menggerakan Kepala nya maju mundur.

"Ohhh!... Hinata!. Kau sangat ahli menggunakan mulut mu. Ayo lebih cepat dan kau akan mendapatkan hadiah!. " Ujar Raikage sambil menyeringai senang.

Hinata menurut, dia mengulum penis besar Raikage dengan cepat dan beberapa saat kemudian Hinata merasakan penis di dalam mulutnya mulai berdenyut. Hinata semakin bersemangat saat tau kalau hadiahnya akan segera datang. Dan benar saja, tidak alama setelah itu Raikage menyemburkan seperma nya di dalam mulut Hinata.

"Ahhh!... Telah semua spermaku Hinata!, GHAAAAHHHHH!!!... " Ujar Raikage sambil menggeram nikmat.

Hinata sebisa mungkin menelan semua sperma Raikage, tapi tampaknya hal itu tidak mudah mengingat lelaki itu menyemburkan sperma nya begitu banyak. Sebagian sampai menetes karena Hinata tidak bisa menelan semuanya.

"Puah!... Banyak sekali Raikage-sama. " Ujar Hinata senang.

"Aku masih punya lebih banyak. Dan berikutnya akan kun masukan kedalam rahim mu Hinata!. " Jawab Raikage dengan seringai lebar.

"Kalau begitu silahkan Raikage-sama, aku siap menerima semuanya. " Jawab Hinata nakal. Dia mengambil posisi menungging di atas rumput sebagai tanda bahwa dia siap merasakan penis Raikage.

Raikage mengambil posisi di belakang Hinata. Dia menyingkap baju tidur Hinata ke atas dan menurunkan celana dalam wanita itu sampai setengah paha. Berikutnya, Raikage bersiap memasukkan penis nya dari belakang.

Slep!...

"AAHHHH!..." desah Hinata saat penis Raikage masuk sekaligus kedalam vagina nya. Dia langsung merasa nikmat sampai-sampai hampir klimaks hanya karena itu.

"Ayo Raikage-sama. Sodok aku dengan kuat!. " Ujar Hinata nakal.

"Hahaha!.. Baiklah, akan ku buat kau klimaks berkali-kali Hinata!. " Ujar Raikage semangat.

Dia mulai menggerakan pinggul nya maju mundur dan bersamaan dengan itu desahan nikmat mulai terdengar dari mulut Hinata.

"Ohhh!... Yah!... Ahhh!... Ahhh!... Ahhh!... Nikat sekali Raikage-sama!." Ujar Hinata dengan senyum nakal.

Desahan Hinata semakin membuat Raikage bersemangat. Dia menghentakan pinggulnya lebih keras sampai terdengar suara plak hasil dari benturan tubuh mereka.

"Ohhh!... Ya!.. Enak, nikmat sekali Raikage-sama!. Lagi!, aku ingin lagi!." Ujar Hinata.

Tak lama setelah itu, baik Raikage maupun Hinata merasa hampir sampai. Mereka berdua tampak sudah di selimuti nafsu dan tidak peduli apapun.

"Ohhh!... Ahhh!... Ahhh!... Ahhh!... Aku keluar Raikage-sama!... KYYYYYAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHH!!!!!!... " Desahan Hinata di taman belakang itu.

"Aku juga Hinata!. GHHAAAAAAHHHHHH!!!... " ujar Raikage. Dia menyemburkan spermanya di dalam vagina Hinata.

Setelah orgasme mereka reda, Raikage mencabut penis nya. Dia menatap Hinata yang juga menatap nya lalu berkata.

"Lanjut ronde dua!."

"Tentu, dengan senang hati!." Jawab Hinata senang.

Sebelum mereka memulai ronde ke dua, mereka melepas semua pakaian yang mereka kenakan dan setelah itu permainan panas itu mereka lanjutkan dengan lebih leluasa.

Kali ini mereka berdiri berhadapan. Raikage mengangkat satu kaki Hinata sampai ke pinggangnya dan Hinata merangkul leher Raikage.

Slep

"Ahhh!..." Sekali lagi desahan nikmat lolos dari bibir Hinata saat penis Raikage kembali masuk ke dalam vagina nya. Dan tanpa membuang waktu, Raikage langsung menggerakan pinggulnya dengan cepat.

"Ohhh!... Nikmat sekali!.. Ahhh!... Ahhh!... Ahhh!..." Ujar Hinata di tengah sunyinya malam.

Mereka bercumbu dengan begitu semangat, mereka juga beberapa kali berganti posisi dimana Hinata mengambil kendali.

Tidak beduli dengan dinginya malam karena aktifitas yang mereka lakukan membuat tubuh mereka terasa panas.

Hinata tidak ingat berapa kali dia mencapai orgasme, dia lupa karena setiap sodokan yang Raikage lakukan membuat nya merasa nikmat dan semakin membuat Hinata ingin lebih.

Waktu menunjukan pukul satu dini hari. Baik Hinata dan Raikage tampak tengah mengenakan pakaian masing-masing. Hinata merasa sangat puas setelah bercumbu selama berjam-jam.

"Malam yang hebat, aku tidak akan melupakan nya!." Ujar Hinata setelah selesai memakai pakaian nya kembali.

"Tentu saja kau tidak akan lupa. Karena memang tidak ada satupun wanita yang bisa melupakan permainan ku haha!."

"Hihi!.. Yanaku tau!. Sekarang pulanglah, ini sudah larut malam."

"Hem?.. Setelah di pikir lagi, rasanya aku mau menginap saja."

"Jangan bercanda, semua keluargKu ada di rumah." Jawab Hinata keberatan.

"Tenang saja, aku bisa menggunakan kamar tamu seperti terakhir kali. Aku yakin tidak akan ketahuan".

" Tetap saja aku khawatir."

"Tenang, aku tidak akan ketahuan, lagipula aku yakin Naruto tidak akan berfikir untuk masuk ke kamar tamu."

Memang benar apa kata Raikage, tidak ada seorangpun yang mau masuk ke ruang tamu. Bukan karena apa tapi memang tidak ada apa-apa di sana.

"Baiklah, tapi kau harus tetap diam di sana sampai Naruto dan anak-anak ku pergi."

"Hehe!.. Tentu!. Jawab Raikage senang.

Hinata memasuki rumah dengan hati-hati diikuti Raikage. Dia melihat kesana kemari untuk memastikan tidak ada orang. Dan saat merasa situasi aman. Dia membawa Raikage ke kamar tamu. Tapi setelah membukakan pintu untuk Raikage, Hinata malah di dorong untuk ikut masuk.

"Apa yang kaunlakukan?." Ujar Hinata atas apa yang Raikage lakukan.

"Aku ingin kau tidur di sini bersamaku!."

Lagi-lagi permintaan gila Hinata dengar dari lelaki itu.

"Aku harus kembali, bagaimana kalau Naruto terbangun dan menyadari aku tidak ada di kamar."

"Kau terlalu khawatir Hinata!, tenang saja semua akan baik-baik saja." Jawab Raikage. Dia mengunci pintu untuk memastikan Hinata tidak bisa keluar. Lalu menyeret Hinata ke arah ranjang dan membaringkan nya di sana. Tidak ada penolakan dari Hinata, dia justru tersenyum nakal sambil memandangi Raikage yang masih berdiri di sisi ranjang.

Dengan gerakan sensual Hinata menggoda Raikage dengan sengaja membuka sedikit baju yang menutupi pahanya. Dan itu di balas oleh Raikage dengan seringai senang.

.

.

.

.

.

Pagi ini Hinata merasa gugup dan cemas mengingat dirinya menyembunyikan seorang lelaki di rumah ini. Dari mulai suami dan anak-anaknya bangun sampai mereka mau berangkat ke sekolah dan kantor, Hinata tidak bisa berhenti merasa cemas. Dia takut kalau sampai Naruto tau di kamar tamu ada Raikage yang semalam tidur dengan nya.

Untung saja keluarga nya tidak menyadari kecemasan Hinata, jadi tidak ada pertanyaan yang mungkin keluar dari anak dan suaminya.

"Tou-san, ayo cepat." Ujar Boruto memanggil ayahnya. Dia sudah siap di teras rumah bersama adiknya.

"Iya sebentar. " Sahut Naruto yang masih di dalam rumah.

"Hinata, nanti kaa-san mau datang ke sini!. " Ujar Naruto berpesan pada sang istri yang membantu memakaikan dasi nya.

"Benarkah, kalau begitu akan ku tunggu." Jawab Hinata.

"Oh iya, semalam saat aku terbangun kau tidak ada di kamar!."

Hinata terkejut mendengar ucapan itu, tapi dia berusaha tenang.

"Aku ke dapur karena haus." Jawab Hinata berbohong.

"Oh begitu!." Ujar Naruto yang percaya begitu saja.

"Selesai. Kau bisa berangkat sekarang, anak-anak sudah menunggu di depan." Ujar Hinata setelah memakai kan dasi Naruto.

"Baiklah, aku berangkat sekarang."

"Hati-hati di jalan Naruto-kun. "

Hinata melihat Naruto pergi keluar, dan setelah memastikan mobil suaminya berangkat Hinata berjalan menuju kamar tamu dimana saat ini di sana ada laki-laki yang dia sembunyi kan.

Hinata membuka pintu dan berjalan masuk. Dia melihat Raikage masih berbaring di atas ranjang dengan tubuh bagian bawahnya masih tertutup selimut sementara tubuh bagian atasnya tidak mengenakan apapun. Lelaki itu sudah bangun dan sedang sibuk denga HP nya.

"Kau sudah bangun?." Ujar Hinata mendekat.

"Sudah daritadi!. Apa suamimu sudah pergi?. "

"Ya, dia baru saja berangkat bersama anak-anak."

Mendengar hal itu Raikage menyibak selimut dan turun dari ranjang dia menyeringai melihat wajah Hinata merona karena melihat tubuh telanjangnya.

"Sudah tidak sabar merasakan penisku lagi?." Ujar Raikage menggoda.

"Hihi!!.. Ya, rasanya aku langsung terangsang." Jawab Hinata nakal.

"Kalau begitu tunggu apa lagi hem?.." Ujar Raikage lagi.

Hinata langsung medekati Raikage dan berlutut di hadapan lelaki itu. Dan tanpa buang-buang waktu wanita itu langsung mengulum penis Raikage dengan penuh nafsu.

Kushina Uzumaki, wanita dengan rambut merah panjang itu tampak berjalan menuju teras rumah milik anak nya. Dia berjalan ke arah pintu yang tampak sedikit terbuka dan masuk sambil memanggil menantunya.

"Hinata!." Ujar Kushina memanggil.

Tapi Kushina tidak mendapat balasan sehingga dia memilih masuk lebih dalam. Ketika tiba di ruang tamu, Kushina kembali memanggil menantunya, tapi masih tidak ada jawaban sama sekali. Kushina berfikir jika mungkin Hinata berada di belakang, jadi dia melangkah kakinya lagi untuk mengecek apakah memang menantunya ada di belakang. Tapi langkahnya terhenti saat telinganya mendengar suara dari kamar yang Kushina ketahui adalah kamar tamu.

"Ahhh!... Ahhh!... Ahhh!... Lagi sayang!, genjot aku lebih cepat lagi, ohhh!... Ahhh!... Ahhh!... Ahhh!... "

Kushina mematung di tempat nya saat sadar bahwa itu adalah suara Hinata yang mendesah nikmat. Wajahnya merona karena menyadari sedang apa menantunya di dalam sana.

"padahal masih pagi, tapi mereka malah bercinta. Hah.. Sepertinya aku datang di waktu yang tidak tepat." Ujar Kushina pada dirinya sendiri.

Kushina berfikir untuk pergi saja daripada mengganggu mereka, tapi belum sempat mengambil langkah, Kushina tersadar kalau Naruto sudah berangkat ke kantor. Kushina menatap pintu kamar sambil berfikir sedang bersama siapa Hinata sekarang, dan rasa penasaran itu membuat Kushina memberanikan diri untuk mengintip.

Tepat di depan pintu yang tertutup rapat itu, suara desahan Hinata semakin terdengar jelas, dengan rasa penasaran Kushina lalu membuka pintu itu pelan-pelan.

Kushina melebarkan matanya saat melihat jika ternyata di dalam kamar Hinata sedang bercumbu dengan lelaki berkulit coklat dengan badan kekar yang Kushina yakin itu bukan Naruto. Dapat Kushina lihat dengan jelas bagaimana lelaki itu menggagahi Hinata dengan penuh nafsu sementara Hinata sendiri terlihat keenakan oleh genjotan lelaki itu.

"Ohhh!... Aku hampir sampai Raikage-sama, ahhh!... Ahhh!... Ahhh!... Lebih cepat lagi!. " Ujar Hinata sambil mendesah.

"Aku juga Hinata, kita keluar bersama!. "

Kushina masih mematung di tempat nya melihat adegan live di depan nya entah kenapa dia malah merasa bernafsu melihat mereka berdua bercinta.

"Ohhh!... Keluar raikage-sama sama, aku muncrat!... KYYYYYAAAAAHHHHHHHHHHHH!!!!!... " Ujar Hinata sambil mendesah panjang. Tubuh telanjangnya bergetar hebat di hantam kenikmatan.

"Aku juga sampai Hinata!." GHHAAAAAAAHHHHHHHH!!!!!!..." Ujar raikage setelah nya. Lelaki itu mencabut penis nya lalu menyemburkan sperma pada tubuh telanjang Hinata yang terbaring telentang di kasur.

Melihat semua itu, Kushina meneguk ludah nya sendiri. Dia terpana oleh banyaknya sperma yang Raikage semburkan di atas tubuh menantunya. Selain itu penis besar Raikage yang berdiri tegak juga semakin membuat Kushina bernafsu.

"Kita lanjukan lagi Hinata!," ujar Raikage sambil menyeringai.

Hinata membalasnya dengan senyum nakal lalu mengambil posisi doggy style, dan Raikage bersiap memasukan penis nha dari belakang.

SLEP!!...

"Ahhhh!!..." Desah Hinata terdengar nikmat.

Kushina masih mematung di tempatnya melihat mereka berdua kembali bercumbu dengan panas. Dia benar-benar terangsang sampai-sampai tangan kirinya mulai menyusup ke dalam celana dalam nya sendiri dan mulai memainkan vagina nya. Kushina menggigit bibir bawahnya sambil membayangkan jika dirinya yang berada di posisi Hinata.

"Ohhh!... Raikage-sama, lebih cepat lagi, genjot aku lebih kuat lagi! Ahhh!... Ahhh!... Ahhh!... "

Kushina semakin tak tahan melihat betapa panasnya permainan mereka, dia semakin bernafsu dan lebih intens memainkan vagina nya sendiri. Matanya terpejam gerakan jarinya juga semakin cepat, dan satu tangannya meremas payudaranya sendiri di sertai rintihan nikmat yang meluncur halus dari bibir nya.

"Kaa-san mau bergabung?, rasanya lebih nikmat daripada bermain sendiri!."

Kushina tersadar saat mendengar suara Hinata tepat di depanya. Dia terlena dengan fantasinya sendiri sampai tidak sadar jika Hinata mendekatinya.

"Ini akan menjadi rahasia kita bertiga kaa-san." Ujar Hinata lagi.

"Rahasia kita?."

"Ya! Dan kaa-san akan merasakan kenikmatan yang begitu dahsyat!. " Ujar Hinata membujuk.

Layaknya bisikan setan, kalimat Hinata membuat Kushina terbujuk. Dia tersenyum nakal lalu melihat menantunya yang berdiri telanjang di depanya.

"Baiklah, ini akan menjadi rahasia kita bertiga!." Jawab Kushina.

Dia masuk kedalam kamar menghampiri lelaki yang dia tau bernama Raikage yang tengah duduk bersandar di atas ranjang. Kushina menelan ludah nya melihat penis besar yang mengacung dengan gagahnya.

"Kalau kau memang ingin bergabung, kau bisa mulai dengan melepas semua pakaian mu!." Ujar Raikage sambil menatap Kushina dengan seringai lebar.

Dan tanpa di suruh dua kali, Kushina langsung melepas satu per satu pakaian dan naik ke atas ranjang. Dia menggenggam penis Raikage dengan takjub sambil menggerakan tangannya naik turun.

Tapi Raikage yang tidak sabar karena melihat betapa seksi nya Kushina langsung membaringkan wanita itu dan bersiap untuk bercumbu.

"Sekarang rasakanlah kenikmatan yang belum pernah kau rasakan." Ujar Raikage dengan seringai senang.

Kushina berdebar saat lelaki kekar itu berada di atas tubuhnya dan tengah bersiap memasukan penis besar itu kedalam vagina nya dan setelah itu, Kushina tidak bisa menahan desahannya saat merasakan penis Raikage masuk ke dalam vagina nya!.

"AHHHH!... "

Desah Kushina dengan ekspresi nnikmat. Dan setelahnya, desahan Kushina semakin menjadi saat Raikage mulai menggerakan pinggul nya.

Melihat Raikage sudah mulai mencumbui mertuanya, Hinata memilih untuk keluar, dia merasa lega karena Kushina bergabung, dengan ini semua masih aman.

Hinata sebenarnya sempat terkejut saat menyadari bahwa mertuanya menonton di ambang pintu, tapi melihat mertuanya menonton sambil bermain sendiri membuat Hinata berfikir untuk membujuk Kushina untuk bergabung, dan untungnya itu berhasil.

Hinata berjala menuju kamarnya sendiri meninggalkan Raikage dan Kushina bercumbu di kamar tamu. Dia ingin membiarkan Kushina merasakan kenikmatan yang akan membuat mertuanya itu kecanduan oleh penis Raikage. Dan dapat Hinata dengar desahan mertuanya yang begitu keras, dan Hinata yakin kalau mertuanya pasti sangat keenakan.

Waktu sudah menunjukan pukul dua belas siang, sudah waktunya untuk menyantap makan siang sehabis beraktivitas, Hinata baru saja selesai menata makanan di meja makan untuk makan siangnya sendiri dan juga untuk Raikage dan Kushina.

Hinata menatap ke arah kamar tamu dimana di sana masih terdengar suara desahan Kushina. Hinata tersenyum nakal saat mertuanya itu di cumbu oleh Raikage sampai siang begini, Hinata yakin jika sekrang mertuanya sudah kecanduan oleh permainan Raikage.

Hinata berjalan menghampiri mereka di kamar, dan benar saja, dia melihat Raikage masih menggenjot Kushina dengan begitu semangat. Hinata mendekat ke samping ranjang dan melihat mertuanya yang tampak begitu berantakan. Rambutnya acak-acakan, tubuh telanjangnya mengkilap oleh keringat dan sperma Raikage, selain itu tubuh Kushina terus terhentak karena Raikage terus menggenjot mertuanya.

"Ahhh!... Ahhh!... Ahhh!... Gila!, kau sangat perkasa Raikage-sama!. " Ujar Kushina sambil mendesah, meski dia sudah lelah, tapi wajahnya masih tersenyum nikmat saat Raikage terus menggerakan pinggulnya.

"Hahaha!.. Tentu saja. aku bahkan masih bisa mencumbumu lebih lama lagi Kushina." Jawab Raikage dengan seringai senang.

Kushina kembali merasa bahwa dirinya hampir sampai. Dia mendesah semakin cepat sambil meremaa sprei dengan kuat.

"Ohhh!... Aku sampai!, aku keluar lagi Raikage-sama!... KYYYYYAAAAAAAHHHHHHHHHH!!!!!!... "

untuk yang kesekian kalinya Kushina mencapai klimaks, tubuh telanjangnya bergetar hebat dengan dada membusung ke atas.

"Uhh!... Aku juga Kushina!, terimalah semuanya!, GHAAAAAHHHHHHHHH!!!!!!..." ujar Raikage sambil menggeram nikmat, dia menyemburkan spermanya di dalam vagina Kushina.

Kushina tersenyum puas sambil terengah-engah, dia menatap lelaki kekar yang masih berada di atasnya dengan pandangan sayu. Dia tidak menyangka kalau ada lelaki seperkasa ini.

"Waktunya makan siang, jadi sebaiknya kalian istirahat. Sudah berjam-jam kalian beruda bercita, jadi aku pikir kalian butuh makan untuk memulihkan stamina." Ujar Hinata sambil menatap mereka berdu.

Baik Raikage dan Kushina menoleh ke arah Hinata, mereka sadar kalau Hinata sudah di sini sejak tadi dan menonton.

"Kupikir itu ide yang bagus, kita memang butuh tenaga untuk permainan yang selanjutnya." Ujar Raikage dengan seringai senang nya. Dia mencabut penis nya dari dalam vagina Kushina dan turun dari ranjang.

"Ayo, kita biarkan Kushina istirahat sebentar." Ujar Raikage sambil merangkul Hinata.

"Kau tidak memakai bajumu dulu?."

"Untuk apa, toh nanti juka akan di lepas lagi, hahaha!... " Hinata tersenyum nakal atas jawaban Raikage, dia berjalan keluar bersama lelaki itu meninggalkan Kushina yang masih terbaring lelah di atas ranjang.

Tamat.