Kasamatsu membungkukkan tubuhnya tepat di ambang pintu keluar ruangan tata usaha, sebuah map coklat didekapnya erat di depan dada.
"Semoga kau nyaman dengan lingkungan sekolah ini, Kasamatsu-kun," ucap seorang wanita paruh baya sambil tersenyum ke arah Kasamatsu.
"Terima kasih atas bantuannya Kurumi-sensei," Kasamatsu sekali lagi membungkukkan tubuhnya sebelum pergi meninggalkan ruangan tata usaha.
Suasana sekolah sudah mulai sepi. Terlihat beberapa siswa berlalu-lalang dengan pakaian olah raga atau pakaian club estrakulikuiler yang mereka ikuti. Kasmatsu jadi ingat dengan sebuah folmulir yang diberikan Kurumi-sesei tadi, folmulir minat dan bakat.
Terlitas di dalam pikirannya untuk megikuti club penulisan artikel ilmiah atau club yang tidak terlalu menguras tenaganya. Namun pikiran itu segera buyar ketika sebuah benda besar dan tumpul menghantam kepalanya dengan keras.
"AHH!" teriak kasamatsu sambil berjongkok. Map di tangannya jatuh bersamaan dengan kaca mata yang ia kenakan.
Masih dengan posisi berjongkok dan mengelus kepalanya yang berdenyut, suara langkah kaki yang berat dengan cepat berjalan ke arahnya. "Maaf, apa kau baik-baik saja?" tanya orang itu sambil ikut berjongkok di depan Kasamatsu.
"T—tidak. Maksudku, aku baik-baik saja," jawab Kasamatsu dan segera berdiri.
Orang didepannya sudah merapikan map dan kertas yang berceceran di tanah, lalu memberikannya kepada Kasamatsu. "Maafkan kami…" ucap orang itu kembali dengan suara lirih.
"Hn," balas Kasamatsu sekiranya sambil sibuk membersihkan kacamata yang kotor terkena debu saat jatuh tadi. Ada sedikit rasa lega di hatinya ketika tahu kacamatanya tidak pecah.
"Aku tadi tidak sengaja melihat kertas folmulit bakat dan minta saat membereskan mapmu," orang yang berdiri di depan kasamatsu menggaruk tengkuknya dengan gugup. Kasamatsu menatapnya sambil menaikkan sebelah alis, menunggu pemuda yang lebih tinggi darinya selesai bicara.
"Ah maaf, aku lupa memperkenalkan diriku," ucap pemuda itu lagi. Tangannya yang basah karena keringan terulur ke arah Kasamatsu, "Namaku Moriyama, ketua tim basket SMA Kaijo, kelas 3C"
Kasamatsu membalas jabat tangan pemuda bersurai hitam itu. "Aku Kasamatsu Yukio, kelas 1B," balas Kasamatsu singkat.
"Mengenai yang tadi, apa kau sudah memutuskan untuk bergabung ke club esktrakulikuler? Kami—"
"HEI MORIYAMA! APA YANG KAU LAKUKAN? CEPAT OPER BOLANYA KE LAPANGAN!" suara keras yang berasal dari tengah lapangan berhasil menghentikan ucapan Moriyama.
Kasamatsu mengikuti arah suara itu berasal. Seorang pemuda dengan surai pirang acak-acakan dan keringat yang megalir deras dari pelipisnya kini berlari kearahnya dan Moriyama.
"Ah, lihat siapa yang menjadi korban dari bolaku," ucap pemuda itu yang tidak lain adalah Kise Ryota. Senyum miring di bibirnya menambah kesan jika pemuda itu sedang mengejek Kasamatsu terang-tengan.
"Hah, orang ini lagi," Kasamatsu membuang wajahnya ke samping, engan menatap Kise yang kini berkacak pinggang di depannya.
"Apa yang kau lakukan di sini Moriyama? Kau sedang menggodanya, hah?" Kise mengalungkan lengannya ke leher Moriyama. "Ah, seleramu lumayan juga," ucap kise lagi dengan semyum miring yang masih setia bertengger di wajahnya.
"Jika aku hanya menjadi bahan olokan kalian, aku izin untuk pergi dan bersedia melupakan semua kejadian ini." Kasamatsu sedikit membungkukkan tubuhnya. Walau disituasi seperti itu ia tetap ingat jika masih ada Moriyama yang secara tidak langsung juga seniornya.
"E-eh! Tunggu sebentar!" Moriyama melepas tangan kise yang merangkul bahunya kemudian berlajan menyusul Kasamatsu, "banyak orang bilang aku punya mata yang bagus. Aku bisa melihat kalau kau punya potensi!" ucap Moriyama sambil menyamakan langkahnya dengan kasamatsu.
"Mata bagus dan mata mesum berbeda tipis!" Kasamatsu melirih Moriyama dengan tatapan jijik.
"Hehehe…" Moriyama terawa garing sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Hei Moriyama, kau sedang berushana mengajak bocah itu bergabung di tim?" teriak Kise sambil berlajan ke tengah lapangan.
Jarak antara Kise dan Kasamatsu tidak terpaut jauh, jadi mereka bisa dengan jelas mendengar ucapan satu sama lain.
Kasamatsu yang sudah berdiri di pinggir lanpangan menghentikannya langkahnya dan menoleh ke arah Kise. Pemuda pirang itu tersenyum sambil mendrible bola basket di tangan kanan dan kirinya secara bergantiann.
"one-on-one—" Kise tersenyum miring sambil menatap balik Kasamatsu, "—atau jadi pacarku?"
tbc
Thanks banget deh buat yang masih mau baca, pokoknya love you sekebonnnn
Btw yang masih bertahan di kapal kikasa ayo kita saling menguatkan satu sama lain huhuhuuuu secinta itu aku sama kapal ini sampe rela obok2 akun biar ketemu password aku inii.
See you on the next chapter!
