Robin sedang menyelesaikan laporan di ruang kerjanya saat Ultraking mengetuk pintu dan membukanya perlahan.

"Selamat pagi, Nona Manager. Tuan Crocodile tadi mencarimu, dia ingin kau ke ruang kerjanya sekarang juga" lelaki setengah baya berambut putih itu melongok sedikit dari balik pintu.

"Ini masih pagi, kenapa dia sudah memanggilku?" tanya Robin kesal, merasa pekerjaannya terganggu.

"Anu, kelihatannya ada hubungannya dengan tamu yang datang tadi. Tadi Tuan membawa tamu bernama Ivankov" jawab asisten manager itu.

"Ivankov? Ya sudah, aku segera ke sana" Robin akhirnya bangun dari kursinya, meninggalkan laporan yang masih setengah jadi di atas meja.

Bagi para pegawai Rain Dinners, wanita bernama Miss All Sunday itu adalah manager di kasino mewah milik Crocodile tersebut. Tapi di belakang layar, dia adalah Nico Robin, salah satu buronan yang saat ini bekerja sebagai tangan kanan ketua Baroque Works itu.

Tentu saja Robin pernah mendengar nama Ivankov. Ratu dari Kamabakka Kingdom itu memang salah satu buronan terkenal meskipun Robin belum pernah bertemu langsung dengannya. Karena Ultraking menyebut Crocodile sendiri yang membawa Ivankov sebagai tamu, berarti mereka berdua kenal satu sama lain. Mungkin dia ingin menggaet Ivankov untuk bekerja sama.

Robin berjalan menyusuri lorong menuju ruang kerja Crocodile. Semakin mendekati ruang kerja bosnya, dia mendengar keributan dari dalam ruangan itu.

"BRENGSEK KAU IVANKOV!"

Terdengar teriakan marah dari dalam ruangan tersebut sehingga Robin berjalan cepat menghampiri untuk mengecek ada keributan apa di antara Crocodile dan Ivankov.

"BRAGGHH!"

Belum sempat kaki Robin mencapai ruangan itu, pintu sudah dibuka dengan kasar oleh Ivankov yang melangkah keluar sambil berteriak marah, "MAKANYA JANGAN KURANG AJAR KEPADAKU! Sekarang renungkan kesalahanmu selama seminggu!"

Ivankov membanting pintu dengan keras lalu menyadari kehadiran Robin yang masih tercengang bingung. Penampilan Ivankov memang mengejutkan dengan proporsi kepala yang tidak sinkron dengan tubuh dan make up tebal di wajah.

"Oh, halo? Kau pasti Nona Manager. Untuk sementara waktu kelihatannya kau akan kesulitan menghadapi bosmu yang temperamental itu. HAHAHAHAHA…." ratu okama itu pergi begitu saja sambil tertawa terbahak bahak tanpa menunggu jawaban.

Robin hanya bisa menatap kepergian Ivankov sambil bertanya tanya dalam hati apa maksud perkataannya barusan. Akhirnya dia membuka pintu ruangan untuk mengecek keadaan Crocodile di dalam.

Begitu pintu terbuka, Robin melihat Crocodile duduk tergeletak di lantai tengah ruangan membelakanginya. Nafasnya terengah engah, terlihat dari pundaknya yang bergerak turun naik dengan cepat.

"Mr 0?" Robin memanggil untuk memastikan kondisinya.

"Masuk dan tutup pintunya, Miss All Sunday! SEKARANG JUGA!" teriak Crocodile dengan emosi tanpa menoleh.

Robin menurutinya tanpa bicara meskipun merasa ada yang aneh dari suara bosnya itu.

Selama beberapa saat, Robin hanya berdiri diam beberapa langkah di belakang Crocodile karena tidak tahu harus berbuat apa. Kelihatannya Shichibukai itu akan tersinggung jika dibantu berdiri, jadi lebih baik tetap diam saja.

Setelah beberapa kali menghirup rokok dan menghembuskannya, Crocodile terlihat sudah lebih tenang. Dia mulai berdiri pelan pelan sambil masih memunggungi Robin.

Entah kenapa Robin merasa bahwa Crocodile menjadi agak lebih pendek. Lelaki itu bertubuh tinggi besar mencapai dua setengah meter. Tapi rasanya sekarang dia menyusut jika dilihat dari mantel bulu yang dikenakannya. Biasanya mantel bulu itu menggantung pas sedikit di atas mata kakinya, sekarang mantel itu tampak seperempat menyapu lantai meskipun dia sudah berdiri tegak.

Crocodile perlahan membalikkan badan ke belakang, membuat mata Robin melebar kaget saat melihatnya dengan jelas.

Bagaimana tidak terkejut, wajah maskulin persegi dengan tulang rahang tegas itu berubah menjadi wajah tirus dengan tulang pipi tinggi bergaris feminin. Tubuhnya juga menyusut menjadi hanya sekitar dua meter saja, membuat Robin tidak perlu mendongak terlalu ke atas untuk menatap wajah bosnya. Rambut hitam yang biasa disisir rapi lurus ke belakang itu tampak berantakan dan bertambah panjang hingga melewati bahu sedikit dengan helaian rambut berjatuhan ke bagian depan wajahnya.

Pakaian yang menempel di tubuhnya terlihat kebesaran. Jas berwarna coklat muda bermotif kotak kotak dan celana panjang hitam yang biasa dia kenakan terlihat kebesaran sekarang, membuat tangannya harus merapatkan pakaian itu agar tidak membuat dirinya terlihat seperti layangan.

Setidaknya kait emas di tangan kiri dan bekas luka melintang di wajah itu masih tetap sama, membuat Robin yakin bahwa yang di depannya sungguh Crocodile meskipun dalam bentuk wanita.

"Miss All Sunday, carikan aku pakaian yang kira kira ukurannya pas untukku. Kemeja dan celana panjang saja cukup, jangan bawakan pakaianmu atau pakaian wanita lainnya" Crocodile berbicara dengan nada kesal.

Bahkan suaranya juga ikut berubah. Suara yang biasanya bernada bariton itu masih tetap berat, tapi terasa bahwa nadanya lebih tinggi dibandingkan suara saat berwujud lelaki. Pantas saja Robin merasa ada yang aneh dari suara Crocodile barusan.

"Mr 0? Apa yang terjadi denganmu?" Robin berusaha tetap tenang meskipun terguncang juga melihat perubahan mendadak dari ketua Baroque Works itu.

"Ini gara gara kekuatan Horu Horu no Mi milik Ivankov sialan itu! Tadi aku berdebat mengenai suatu hal dengannya lalu dia tersinggung dan mengubahku menjadi wanita. Kau tadi dengar dia bilang seminggu kan? Dia berencana menghukumku dalam wujud ini selama seminggu" sambil memaki Ivankov, Crocodile berjalan menghempaskan diri ke sofa. Dia terlihat tenggelam dalam pakaian dan mantel bulunya yang kebesaran.

"Aku akan pergi mencarikan pakaian dulu untukmu" Robin berjalan menuju pintu, masih bingung oleh kejadian aneh itu. Dia tidak menyangka Ivankov punya kemampuan seperti itu.

"Pastikan tidak ada orang yang bisa masuk ke ruang kerjaku. Untuk sementara, aku tidak mau keluar dari sini. Kau saja yang bawakan semua makananku, jangan suruh pelayan atau Ultraking" Crocodile menghembuskan asap rokoknya dengan kesal.

"Baik, aku segera kembali" balas Robin sambil menutup pintu di belakangnya.


Robin kembali sambil membawakan beberapa kemasan belanjaan dari berbagai toko pakaian. Wakil ketua Baroque Works itu kurang paham ukuran baju lelaki sehingga membeli pakaian wanita tapi memilih yang potongannya cukup maskulin.

Sekarang dia duduk di sofa, menunggu bosnya yang tengah berganti baju di ruang istirahat kecil yang terletak di pojok ruangan.

"Bagaimana menurutmu?"

Crocodile keluar dari ruang istirahat sambil mengenakan setelan yang dibelikan wakilnya tadi. Kemeja hitam dengan kancing paling atas terbuka, memperlihatkan belahan gunung kembar yang tadi tersembunyi tenggelam dalam pakaian kebesaran. Rompi berwarna abu gelap terlihat berpadu pas dengan celana panjang dan jas hitam yang dikenakannya. Di pinggangnya terlilit ikat pinggang kulit berwarna cokelat yang berwarna senada dengan sepatu pantofel di kakinya.

Dia juga sudah menyisir ulang rambut sebahunya kembali ditarik rapi ke belakang semua. Mantel bulunya tetap dikenakan meskipun jadi menyapu lantai. Bekas luka melintang dan rokok yang terselip di bibir justru menambah daya tariknya secara aneh .

Wanita arkeolog itu tidak tahu harus menjawab apa. Bosnya terlihat cantik sekaligus juga tampan dalam setelan tersebut. Dia adalah contoh wujud nyata dari istilah androgini.

"Untunglah ukurannya pas" akhirnya Robin memutuskan untuk memberikan jawaban netral saja daripada memicu kemarahan Crocodile.

"Yah, harus kuakui kalau selera fashionmu memang bagus"

Satu hal yang bisa dianggap poin plus dari Crocodile adalah dia tidak segan untuk memuji jika merasa anak buahnya melakukan pekerjaan dengan baik.

"Terima kasih untuk pujiannya"

"Bawa semua dokumenmu ke sini. Sementara ini, kau bekerja di ruangan ini bersamaku saja"

"Baik, aku akan segera memindahkan dokumenku" meskipun mengiyakan, sebenarnya Robin menggerutu dalam hati "Padahal dia tinggal menghubungiku lewat den den mushi saja kalau ada keperluan. Kenapa harus menyuruhku siaga berhari hari di sini?"


Hari ketiga…

Selama tiga hari ini, Robin terpaksa memindahkan semua dokumen pekerjaannya ke ruang kerja Crocodile agar dia bisa siaga kapanpun bosnya perlu bantuan. Untunglah ada satu meja lagi di ruangan itu yang bisa dia gunakan sebagai meja kerja sementara.

Robin melirik sedikit ke Crocodile yang tengah fokus mengerjakan tumpukan dokumen di mejanya sendiri. Meskipun dalam suasana hati buruk, secara ajaib bosnya itu masih bisa bekerja. Mungkin sebagai bentuk pelarian untuk menunggu waktu seminggu.

Tangannya mengangkat selembar kertas agar bisa membaca dengan jelas sambil mulutnya menggigit rokok. Sebagai perokok berat, bibirnya dalam wujud lelaki berwarna gelap. Tapi dalam wujud wanita sekarang, bibir itu berwarna merah menggoda walaupun dia tidak memakai lipstik.

Tidak berani melirik terlalu lama, Robin kembali fokus ke pekerjaannya sendiri sambil membatin dalam hati "Kalau begini jadinya Lady Crocodile, bukan Sir Crocodile. Tapi dia pasti mengamuk jika kupanggil begitu. Yah, setidaknya ada pemandangan menarik yang bisa kulihat selama seminggu ini"


Author's Notes

Ada teori bahwa Crocodile dulunya wanita lalu diubah menjadi lelaki oleh Ivankov. Sebenarnya Author kurang sreg dengan teori itu, tapi ada ide terlintas untuk seminggu saja mengubah Crocodile menjadi wanita.