Hari keenam…

Ini adalah hari terakhir Crocodile berwujud wanita, seharusnya Ivankov akan datang lagi besok untuk mengubahnya kembali menjadi lelaki. Diam diam Robin berpikir, bagaimana jadinya jika Ivankov tidak muncul besok? Lady Crocodile pasti marah besar.

Hari ini ketua Baroque Works itu terlihat sudah lebih santai. Mungkin karena besok dia akan kembali menjadi lelaki sehingga suasana hatinya jauh lebih baik.

Robin masih fokus ke pekerjaannya ketika Crocodile memanggilnya.

"Miss All Sunday, kau temani aku berjalan jalan ke luar sebentar"

"Jalan jalan ke luar? Bagaimana dengan penampilanmu?"

"Justru itu. Jika aku berjalan jalan dengan wujud lelaki, akan terlalu mudah dikenali. Tapi tidak akan ada orang yang mengenaliku dalam wujud wanita begini. Bawakan aku perban untuk menutupi bekas luka di wajahku dan jubah untuk menutupi kait tanganku. Seharusnya itu cukup untuk menyamarkanku" Crocodile bicara santai sambil menghembuskan asap rokoknya.

"Akan segera kucarikan" Robin berjalan ke luar ruangan sambil berpikir mungkin Ultraking punya perban dan jubah yang bisa dia pinjam.

Dalam beberapa menit saja, Robin kembali membawa perban dan jubah. Dengan cepat, bosnya menukar mantel bulu yang biasa dia kenakan dengan jubah hitam yang lebih tipis itu untuk menyembunyikan kait emasnya. Dia melilitkan perban di tengah wajah, menutupi bekas luka melintang yang menjadi ciri khasnya. Tangannya juga bergerak mengubah alur sisiran rambut yang biasa ditarik lurus semua ke belakang menjadi belahan di tengah dengan beberapa helaian rambut dibiarkan turun ke depan wajah dan diikat ekor kuda di belakang.

Sekarang dia lebih terlihat seperti nyonya kaya yang berkunjung ke kasino Rain Dinners untuk berjudi.

"Penyamaran yang bagus, Mr 0. Tidak akan ada yang mengenalimu sebagai Sir Crocodile selama kait emasmu tetap tersembunyi" komentar Robin.

"Ayo jalan. Lewat pintu belakang, tidak usah pintu depan" Crocodile berjalan membuka pintu sementara Robin mengikuti saja dari belakang.

Keduanya berjalan melewati lorong menuju pintu belakang Rain Dinners yang mengarah ke dekat pasar Rainbase. Untunglah lorong sedang sepi sehingga tidak akan ada pegawai yang curiga kepada wanita misterius di samping Nona Manager.

Pasar Rainbase terlihat ramai. Kota itu memang tidak mengalami kekeringan separah kota lain di Alabasta, membuatnya menjadi salah satu tujuan para pengungsi dari kota lain dan juga wisatawan kaya yang ingin mencoba berjudi di Rain Dinners.

Crocodile berjalan menyusuri pasar, mengamati bagaimana keramaian transaksi jual beli berjalan lancar. Dia tidak berbicara apa apa, hanya berjalan terus tak tentu arah sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling. Entah apa yang ada dalam pikirannya.

Sebenarnya Robin sudah ingin bertanya mereka akan berjalan ke mana, saat ada keributan yang menarik perhatian.

"BAYAR UANG SEWAMU SEKARANG JUGA! Kalau tidak, kucincang anakmu!"

Seorang lelaki berbadan besar dengan wajah garang yang kelihatannya preman pasar itu mengobrak abrik lapak buah buahan. Tangan kanannya membawa sebuah pedang panjang sementara tangan kirinya mencengkeram seorang bocah laki laki yang menangis ketakutan. Si penjual buah terlihat panik karena anaknya disandera oleh preman itu sementara orang orang hanya berkerumun menonton.

Robin melirik partnernya yang diam menonton sambil menghembuskan asap rokok. Biasanya Crocodile akan menggunakan saat saat seperti ini untuk tampil sebagai pahlawan dalam upaya mendongkrak citra dirinya di mata rakyat Alabasta.

"Kau tidak mau menjadi pahlawan hari ini?"

"Aku tidak berminat, Miss All Sunday. Tidak ada yang mengenaliku dalam wujud ini. Menyelesaikan keributan ini sama sekali tidak membantu menaikkan reputasiku"

Jawaban yang membuat Robin memutar mata diam diam. Seharusnya memang dia jangan mengharapkan kerja sosial dari Shichibukai ini.

Anak yang disandera itu berusaha melawan dengan menggigit lengan si preman, membuatnya menjerit kesakitan tapi masih tetap mencengkeram erat anak itu. Dalam kondisi emosi, preman itu langsung mengangkat pedangnya untuk ditebaskan ke bocah tersebut, membuat penonton menjerit ketakutan "AWASSS!"

Melihat adegan berbahaya itu, Robin berniat menggunakan kekuatan Hana Hana no Mi diam diam untuk menghentikan si preman. Sebelum dia sempat beraksi, ternyata ada hal lain yang terjadi.

"Arghh! Apa ini?"

Ada debu pasir yang tiba tiba menerpa wajah si preman hingga gelagapan karena matanya perih kemasukan debu. Terpaksa tangan kirinya melepaskan bocah itu agar bisa bergerak bebas membersihkan mata.

Belum selesai rasa terkejutnya, tiba tiba dia jatuh ambruk. Tubuhnya tergeletak di tanah dan kejang secara aneh sambil memuntahkan pasir dari mulutnya. Selama beberapa saat, dia masih kejang disaksikan seisi pasar sebelum akhirnya diam tak bergerak lagi.

"Eh, kenapa dia?"

"Serangan jantung?"

"Kenapa memuntahkan pasir?"

Robin tercengang dengan kejadian mendadak itu. Dia menoleh mencari Crocodile dan melihatnya sudah berjalan agak jauh. Terpaksa arkeolog itu harus setengah berlari menyusul ketua Baroque Works itu.

"Mr 0, tadi itu ulahmu kan?" bisik Robin begitu berhasil menyusul bosnya.

"Apa maksudmu, Miss All Sunday? Aku hanya menonton saja dari tadi. Mereka bilang dia kena serangan jantung kan? Karena keributannya sudah selesai, ayo pulang ke Rain Dinners" jawab Lady Crocodile dengan acuh tak acuh sambil terus berjalan.

Tentu saja Robin tidak percaya dengan jawaban itu. Mengendalikan pasir adalah kekuatan Suna Suna no Mi milik Crocodile. Mustahil orang bisa mati mendadak memuntahkan pasir seperti itu jika bosnya tidak ikut campur.

Akhirnya arkeolog itu memutuskan untuk diam saja. Meskipun dalam hati yakin bahwa keributan tadi diselesaikan oleh Crocodile, nampaknya ketua Baroque Works itu tidak mau mengakui kalau dia habis melakukan kerja sosial.


Hari ketujuh…

Pegawai Rain Dinners masih sibuk bersih bersih sebelum kasino buka. Beberapa menyapa Robin saat dia berjalan melewati mereka menuju ruang kerja bos besar.

Hari ini seharusnya Ivankov akan datang mengubah kembali Crocodile menjadi lelaki. Robin berpikir sebaiknya dia bekerja sambil menemani Lady Crocodile sampai Ivankov datang entah jam berapa nanti.

Pintu ruang kerja Crocodile tidak tertutup rapat sehingga Robin hanya perlu mendorongnya sedikit agar bisa terbuka dan berjalan masuk. Terlihat Shichibukai itu sedang duduk merokok membelakanginya di balik meja kerja.

"Mr 0?"

"Kau datang pagi sekali, Miss All Sunday"

Suara bernada bariton menjawab Robin bersamaan dengan pemilik suara itu menoleh sambil memutar kursi ke arahnya.

Sudah mulai terbiasa melihat Lady Crocodile selama seminggu membuat Robin terkejut saat melihat kembali wajah maskulin persegi yang dikenalnya selama empat tahun itu. Entah sejak kapan, bosnya itu telah kembali menjadi lelaki.

"Mr 0? Ivankov sudah mengubahmu kembali?"

"Hmm? Apa maksudmu dengan mengubahku? Dan ada apa dengan Ivankov? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya"

Robin ternganga, masa semua kejadian seminggu bersama Lady Crocodile hanya mimpi belaka?

"Adakan pertemuan besok malam dengan agen Baroque Works yang lain. Pastikan semuanya hadir, Miss All Sunday"

"Baik. Akan segera kuhubungi mereka" Robin undur diri, bersiap untuk melakukan perintah bosnya.

Sebelum menutup pintu ruang kerja, Robin sempat melihat sekilas di pojok ruangan dekat pintu ada tumpukan kemasan dari toko tempat dia membelikan pakaian untuk Lady Crocodile seminggu yang lalu.

Dia langsung paham, ketua Baroque Works itu terlalu malu dengan kejadian Ivankov mengubahnya menjadi wanita sehingga memutuskan untuk menganggap kejadian itu tak pernah ada.

Setelah menutup pintu, Robin tersenyum kecil. Kelihatannya dia harus menghapus ingatan selama seminggu ke belakang dan tidak boleh mengungkitnya lagi di hadapan bos yang sudah berubah kembali menjadi "Sir".