Air
Chapter 6
Disclaimer : It's not mine. It's 's Mrs. Rowling's
" Aku akan masuk bersamamu, Mione "
Gumpalan rambut hitam, merah, dan coklat berjalan beriringan menyusuri koridor panjang. Pemilik rambut merah menganggukkan kepalanya cepat menyetujui kata-kata si laki-laki berkacamata bulat. " Dan apa, Harry? Agar kita bisa sama-sama menyerang si pirang berengsek itu?" Hermione terus berjalan cepat menghiraukan kedua sahabatnya yang kesusahan menyamai kecepatan berjalannya.
" Er- hanya sebagai saksi? Mungkin ? " Harry mengangkat kedua bahunya, tidak terlalu yakin apa yang harus dikatakannya. Ia jelas tau apa pun yang keluar dari mulut mereka sekarang akan semakin membuat Hermione kesal. Namun ia tidak yakin pula Hermione akan senang jika mereka diam saja.
" Yeah, kau benar benar yakin Professor akan percaya jika kubawa saksi yang notabene seorang Gryffindor dan sahabat baikku?"
Mereka berhenti tepat di depan sebuah pintu coklat kayu yang tertera tulisan " Ruangan Prof. Spourt " diukir di sebuah papan yang melayang dan ditumbuhi tumbuhan kecil di kedua sisinya.
Hermione menghela nafas, " Baiklah. Ini tidak apa-apa. Aku akan masuk ke dalam. Tidak akan terjadi apa-apa, okay? Tidak ada masalah. " ucap Hermione, lebih kepada dirinya sendiri daripada kedua laki laki didepannya. Walau isi hatinya berkata sebaliknya dan sedari tadi ia berusaha menghipnotis dirinya sendiri dengan perkataan yang lain.
Ia menatap kedua sahabatnya yang terlihat khawatir. Well- lebih tepatnya wajah Harry yang berkerut karena khawatir, dan Ron- yang tidak jelas bagaimana ekspresinya karena matanya bengkak dan hidungnya patah dengan belumuran darah. Hermione merasa kasihan dan kesal terhadapnya secara bersamaan. Aku harap kau lebih pintar! Hermione meneriakkan itu dalam hatinya.
" Ini bukan apa-apa, "
" Ya, bukan apa-apa hanya Lavender yang patah tulang belakang, Neville yang kehilangan beberapa gigi bawahnya, Corney yang pingsan-oh aku tak tau sekarang dia termasuk pingsan atau koma, si Parkinson jalang yang robek lengannya, but its okay untuk yang satu ini karna aku tidak peduli malah berharap ia terkena robek di lebih banyak bagian lagi- " oceh Ron yang langsung menyulut api kemarahan Hermione. " Cukup Ronald ! Kau pikir kita akan disini? Berdiri di ambang pintu Professor gila tumbuhan beserta lumut-lumutnya itu jika kalian bisa menggunakan otak kalian untuk sesaat saja? Hentikan kebodohan ini dan aku- aku sudah cukup muak harus menjadi orang yang menerima tanggung jawab atas sikap bar-bar, penuh emosi, tidak berpikir panjang- atau boleh kusingkat keidiotan kalian !" Hermione menumpahkan kekesalannya dan menatap tajam Ron yang terkejut- atau apapun ekspresi yang ia tampilkan dibalik wajah babak belurnya. Harry kemudian memecahkan keheningan di koridor itu, " Erm, Mione itu sedikit kasar-" Hermione mengalihkan tatapan membunuhnya dengan cepat ke Harry , " – ta, tapi Ron pantas mendapatkannya, ya, " lanjutnya dengan cepat dan terbata bata.
Hermione menghela nafas, " Okay so… aku akan masuk, nanti kutemui kalian di Ruang Gryffindor, " kemudian ia membuka pintu itu dan menutupnya dengan cepat.
Hanya untuk mendapati si rambut pirang berengsek itu sudah duluan sampai.
Well- of course, dia kan penjilat.
" Professor, "
" Ms. Granger, silahkan duduk, " jawab Prof. Sprout dengan tangan mengarahkan ke kursi di samping Draco. Hermione berjalan kearah kursi kosong yang berada di samping Draco. Ia duduk dikursi itu sambil menatap tajam laki-laki disebelahnya. Kepalanya diperban, dan ada luka kecil berdarah di bibirnya.
Oh kenapatidak kau saja yang koma menggantikan Corney !
" Miss Granger, Mr Malfoy ; kalian tentu tau alasan mengapa saya memanggil kalian kemari, " Prof Sprout memulai pembicaraanya. " Kalian berdua tidak saja hanya telah mempermalukan Rumah kalian, namun juga nama baik sebagai Head Boy dan Head Girl. Kejadian tadi pagi, sangat mengecewakan saya, "
Hermione membuka mulutnya " Saya minta ma-"
" Saya sangat menyesal professor. Saya mohon maaf sebesar-besarnya, " Draco dengan cepat memotong kata-kata Hermione. " Walaupun bukan saya secara langsung yang menyerang Gryffindor tapi saya meminta maaf atas nama Rumah saya. Seharusnya mereka tidak begitu buru-buru dalam merespon serangan dari Gryffindor. Slytherin terkenal sebagai Rumah yang sabar, "
Hermione mengernyitkan keningnya. " dan manipulatif. Kau mau mencoba memutar balikkan fakta ?"
Draco akhirnya memutar kepalanya menatap Hermione, " Itu semua fakta, Granger ,"
Hermione baru saja mau menjawab tapi segera disela Prof. " Apakah maksudmu, yang dikatakan Mr. Malfoy barusan adalah sebuah kebohongan, Ms. Granger ? Apakah Gryffindor tidak menyerang Mr. Malfoy duluan di tempat kejadian ?"
" Uh,.. itu " Hermione kehilangan kata-katanya sedetik. " Ya, itu benar. Tapi ada alasannya Professor. Harry dan Ron tidak akan menyerang Malfoy jika ia tidak terus-terusan menganggu saya, "
" Ms, Granger, " Professor mengatupkan kedua telapak tangannya di atas meja , " Kau harus bisa memahami, perbedaan antara kekerasan secara verbal dan non verbal. Kata-kata bisa menyinggung kita. Namun tindakan bisa mencelakakan kita. Itu bisa membunuh kita. Kau harusnya bisa paham. Kami memilihmu sebagai Head Girl, karna kau cerdas dan bisa berpikir dengan kepala dingin. Alasan yang sama kami memilih Mr. Malfoy sebagai Head Boy. Tapi disini, pada kejadian ini; saya tidak melihat kalian berdua sebagai Head Girl dan Boy. Sangat disayangkan, tidak adanya kekompakkan diantara kalian. Kalian sama saja seperti murid murid kelas 2 yang bar-bar. Terutama kamu Ms. Granger. Karna kamu menyerang salah satu murid Slytherin juga, "
" Maksudmu Parkinson? Dia hendak meng-crucio Ron ! " sahut Hermione dengan nada sedikit lebih tinggi. Ia mendengar Draco tertawa kecil sambil mengelengkan kepalanya, " Aku tak tau jamur apa yang kau makan di hutan Granger, tapi kau sangat delusional, "
" Ya itu benar! Buktinya Ron babak belur dibuatnya. Dan jangan pura-pura tidak tahu, dia yang membuat Luna terikat lehernya di pohon, jika bukan aku yang melepaskannya dia mungkin sudah mati tergantung. Aku tau Slytherin sangat licik dan bisa melemparkan kejadian mengerikan ini seolah perbuatan salah satu anak Hufflepuff. Tidak ada anak Hufflepuff yang sekejam Slytherin. Jadi itu pasti perbuatan kalian," tuding Hermione.
" Tidak ada data, tidak ada bukti. Lagi lagi semua hanya omong kosong, " jawab Draco santai. " Benarkah? Aku yakin banyak murid yang bersedia bersaksi untuk kejadian tadi, Hufflepuff, Ravenclaw, Gryffindor- " Hermione menjelaskan dengan buru-buru namun dipotong Draco, " Ya..ya.. para murid yang tergabung dalam Potter Fans Club, tentu saja. C-mon Granger, kamu terlalu cerdas untuk tau saksi tidak bisa dijadikan bukti, "
" Dan kau terlalu picik untuk- "
" Cukup! Mr Malfoy, Ms Granger ! " suara Mrs. Sprout memenuhi ruangan. Namun tidak dapat membuatnya menggema, well- itu ruangan kayu. " Saya menyesal untuk memberitau ini, namun Ms. granger, semua saksi hanya mengatakan hal yang sama. Yaitu, Mr. Weasly yang pertama menyerang Mr. Malfoy menggunakan mantra Stupefy. Dan untuk Mr. Malfoy, dia tidak pernah menggunakan tongkat sihirnya. Kemudian kejadian setelah itu dia pingsan sebelum dibawa Mr. Goyle dan Mr. Crabbe ke klinik,"
Hermione mendengkik, " Dia tidak pingsan- "
" Dengan begitu, saya sebagai professor yang bertanggung jawab atas pelajaran yang sedang berlangsung, memutuskan Ms. Granger, kamu dinyatakan bersalah atas kejadian ini karna sebagai Head Girl, kamu tidak dapat mengatur Rumahmu sehingga terjadi kekacauan seperti ini. Mr. Weasly juga akan mendapatkan detensi namun yang lebih ringan sebab dia sebagai tanggung jawabmu," dari nada suara professor terdengar sedikit lesu. " Sekian pertemuan ini, kalian bisa kembali ke asrama kalian, " lanjut professor segera sebelum sempat disela Hermione.
Hermione masih syok. Ini tidak mungkin. Si pirang itu lagi lagi menang?
" Professor.. " hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Hermione karna ia tak tahu harus membuat pembelaan apa lagi. Ia dapat merasakan Malfoy bangkit dari kursinya, mengucapkan salam pisah kepada professor dan berjalan kearah pintu keluar. Sedangkan ia masih terduduk kaget dan tidak dapat menerima kenyataan itu.
Pikir Hermione. Pikir !
Malfoy berjalan mebelakangi mereka. Di balik itu mereka tidak melihat senyuman kepuasan atas kemenangannya. Tangannya baru saja menyentuh gagang pintu ketika..
" Mudblood,"
Langkahnya terhenti.
" Malfoy menyebut saya mudblood professor. Saya kira itu sudah menjadi pelanggaran berat yang dilarang untuk diucapkan semenjak setahun yang lalu?" Hermione menjelaskannya dengan lancar, dan dalam suaranya, Malfoy dapat mendengar ia belum menyerah.
Draco membalikkan badannya. Matanya bertatapan dengan bola mata hazel itu.
Jalang.
