Attack on Titan milik Hajime Isayama

Fanfiksi oleh Kiryuu

.

.

"Heichou, aku masih bisa—"

"No."

Eren, yang terkulai di tanah dengan tangan dan kaki tidak utuh akibat penarikan paksa dari tengkuk titannya, memohon kepada sang kapten skuad untuk tetap diikutsertakan dalam operasi selanjutnya. Levi sudah membuat strategi tanpa menyertakan Eren, sedemikian rupa sehingga anak itu bisa istirahat sejenak dari misi yang baru saja berakhir.

"Aku bisa berguna, aku janji."

Levi tidak menanggapi. Sejujurnya dia bisa saja memberi Eren satu atau dua tendangan di wajah lagi—memastikan mulutnya yang terlalu bersikeras itu untuk diam.

"Heichou, please—"

Kesabaran Levi sudah habis, lantas ia menghampiri Eren. Eren memasang wajah ngeri, lalu menutup matanya rapat-rapat guna mengurangi efek entah-sakit-setingkat-apa yang sebentar lagi akan diterima tubuhnya.

Namun di luar dugaan, Eren merasa tubuhnya dibawa naik ke atas—digendong. Oleh Levi Ackerman. Bridal style pula.

"Heich—"

"Bicara lagi dan kau akan dapati mulutmu sakit sampai besok, bocah."

Eren mengatup mulutnya rapat-rapat.

Levi membawanya menuju barak. Proses penyembuhan Eren masih terus berjalan, asap mengepul dari tangan dan kakinya. Namun yang tidak siap Eren hadapi adalah orang-orang yang melihat dirinya digendong sang kapten, dengan tatapan yang macam-macam artinya.

Ia melewati teman-temannya. Connie memberi siulan nakal. Jean terbatuk-batuk. Kentang Sasha jatuh dari tangannya.

Wajah Eren rasanya seperti direbus.

Levi mendudukkan Eren di salah satu kasur barak. Kemudian ia berlutut di depannya, menggunakan jari telunjuk untuk menoel pipi Eren.

"Maaf."

Eren tidak tahu mau bereaksi bagaimana. Pandangannya di buang ke arah selain mata Levi.

Melihat tidak ada interaksi lanjutan, Levi memilih bangkit, mengacak sebentar rambut Eren, lalu meninggalkan barak itu untuk misi selanjutnya. Di dalam, Eren merebahkan tubuhnya dengan wajah menghadap bantal.

.

.

[FIN]


Terima kasih sudah baca :D

Aku bisa ditemui di twitter (usn: cheerstein)