Shinobi of Tempest
Bab 05 : Dryad.
"Maaf, maaf, maaf!" seru Shion yang terus membungkuk berkali-kali, Benimaru juga dibuat bingung karena Shion benar-benar sulit dikontrol ketika marah.
Rigurd sebagai Pemimpin suku Goblin di desa itu mulai mengambil perannya sebagai pemimpin para Goblin, "Ehem. Maaf, Gabiru- dono, Meskipun Anda meminta kami menjadi bawahan..."
"Astaga. Jadi aku harus menjelasnya, ya? Kalian harusnya sudah tahu, kan?" tanggap Gabiru pada Rigurd
"Apanya?" tanggap Rigurd.
"Pasukan Orc sudah mulai bergerak di Hutan Besar Jura," jawab Gabiru dan hal itu membuat tiga Kijin yang hadir di sana memberikan perhatian, karena mereka punya dendam pribadi dengan para Orc.
"Oho?" pikir Rimuru yang mulai tertarik dengan alur pembicaraan.
"Karena itu, kalian boleh menjadi bawahanku. Gabiru ini... akan menyelamatkan makhluk lemah seperti kalian, dari pasukan Orc!" seru Gabiru dengan penuh semangat sambil menatap anak buah Rimuru termasuk Naruto.
"Makhluk lemah!" serunya sambil menatap Rigurd yang penuh otot dan saat itu ia mulai ragu dengan penilaiannya, "Makhluk lemah," ucapnya lagi yang mulai meninjau ulang orang-orang di sekitar Rimuru, kali ini ia melihat ke arah Hakurou dan Benimaru yang sedang diam dan menatap dirinya, lalu Naruto yang sedang memejamkan mata karena sedang sibuk berdiskusi dengan banyaknya kesadaran yang dia punya. "Makhluk lemah..." kali ini Gabiru mulai mengucapkannya dengan pelan dan fokusnya teralih pada Kijin yang menggendong Rimuru dan itu adalah Shion dan fokus matanya ada dibelahan dada Shion. "Wow.."
Seketika Gabiru berdiskusi dengan bawahannya, "Kelihatannya, tidak ada Goblin." gumam Gabiru mulai berdiskusi ulang mengenai rencana kedepannya karena yang ia lihat bukan Goblin, melainkan Hobogoblin.
"Eh?" kaget anak buahnya.
"Seharusnya ini adalah Desa Goblin," ucap Lizardman yang terlihat seperti seorang ninja dari pakaiannya.
"Lagian, tak ada makhluk lemah selain Slime..." bisik yang lain lagi.
Naruto kali ini membuka matanya dan tampaknya, yang mengambil kendali atas tubuh Naruto kali ini, ialah—Hokage Pertama, yang tidak lain adalah Senju Hashirama, hal itu terlihat dari senyum positifnya dan tatapan berwibawanya, yah meskipun ada kalanya Hashirama mungkin akan bertingkah konyol.
Di alam bawah sadar Naruto.
"Maafkan aku Tuan Hokage pertama, bukan aku meragukanmu, hanya saja ... apa kau benar-benar bisa menangani masalah yang akan terjadi?" tanya Minato.
"Tenang saja, aku masih ingat rasnya menjadi Hokage, jadi harusnya tidak masalah kalau aku yang mengambil kendali saat ini," ucap Hashirama.
Seementara itu Naruto ia sebenarnya tidak begitu bisa percaya pada Hashirama. Apalagi saat jiwa mereka semua menyatu di satu tubuh yang sama(Tubuh Naruto), Naruto bisa melihat semua masa lalu mereka dan begitu juga yang lainnya, sehingga hal itu, membuat mereka semua bisa akrab karena saling kenal. Naruto tahu kalau Hashirama sebenarnya hampir sama saja dengannya dan soal kenapa pemerintahannya bisa sukses, itu semua tidak jauh karena peran dari Senju Tobirama.
"Haaah aku malah berahap yang ada di sini itu Tobirama, bukan kau," tanggap Naruto tiba-tiba.
'Oi bukankah itu kejam!" seru Hashirama yang kesal karena perkataan Naruto.
Kembali ke Realita.
Kali ini Gabiru menjaga egonya dan kembali bertanya tanpa mau mengukur kekuatannya sendiri, atau mungkin dia terlalu bodoh untuk itu, "Ahem! Aku dengar ada yang menjinakkan Monster dari ras Garou, di sini. Akan kujadikan dia sebagai petinggi pasukan. Jadi suruh dia kemari," ucap Gabiru dengan sombongnya.
Mendengar itu, Shion mulai marah dan tak sdar meremas Rimuru dengan sangat kuat. "Errrrrggggh!!!!"
"Gawat, Shion sudah mulai marah," batin Rimuru yang mulai cemas akan situasi yang akan terjadi.
Seketika, Benimaru tersenyum ke arah Rimuru, lalu menggunakan komunikasi batin atau telepati jarak pendek. "Apa aku boleh membunuhnya?"
Rimuru menengok dan menjawab dengan spontan, "Boleh."
Seketika itu juga Benimaru maju sambil menggemerutukkan jarinya bersiap untuk menyerang Gabiru yang menurutnya kurang ajar. Namun, Rimuru yang sadar dengan apa yang akan terjadi langsung menarik persetujuannya, "Eh.. Tidak-tidak tidak boleh!"
Benimaru pun, menghentikan langkahnya dan kembali ke barisan, lalu Rimuru pun berkata. "Em, bukan orang yang menjinakkan Garou, sih. Namun, aku adalah orang yang menjadikan para Garou sebagai teman."
"Slime? Heh Jangan bercanda," ucap Gabiru meremehkan Rimuru.
Hashirama yang ada ditubuh Naruto pun maju dan berkata, "Maaf sepertinya kami tidak tertarik bekerja sama denganmu, pergi sebelum aku membunuhmu," ancam Hashirama yang langsung memancarkan intimidasi dengan chakranya yang sangat besar. Tanah mulai bergetar udara berguncang dan menjadi berat, hal itu membuat orang-orang lemah di sekitarnya tertunduk dan tak bisa bernafas.
"I-Ini..." gumam Gabiru yang merasakan pancaran membunuh yang menakutkan dari Naruto yang kali ini dikendalikan Hashirama. Yah meskipun Hashirama adalah orang yang ramah. Namun, bukan berarti ia akan terus menahan diri jika terus diremehkan. Ya, meskipun yang diremehkan bukanlah dia, melainkan orang lain. Akan tetapi jika orang itu sudah dianggap sahabat baginya, maka jangan harap ia akan berbaik hati pada orang yang menghinanya.
"Pergilah dengan damai, selagi aku masih berbaik hati," tambah Hashirama.
Kembali ke alam bawah sadar.
"Hajar saja langsung Dattebane!" seru Kushina yang udah kelanjur jengkel dengan Gabiru.
Sementara itu Minato tak bisa berkata apa-apa, ia hanya berusaha menenangkan Kushina yang sedang marah-marah.
"Hashirama Ossan, cukup; biar aku saja yang bicara, kau membuat banyak orang ketakutan dan tidak sebaiknya kita pamer kekuatan di sini," tegur Naruto.
"Cih, baiklah jika kau bilang begitu," Hashirama kemudian menyerahkan kendali tubuh kembali pada Naruto.
"Naruto, apa kau punya cara yang lebih baik?" tanya Ashura sambil menatap datar keturunannya yang sudah sangat jauh itu, yah Senju dan Uzumaki adalah pecahan dari keluarga Ashura Otsutsuki, jadi bisa dibilang Naruto punya hubungan darah dengannya, meskipun sudah terlalu jauh.
Naruto hanya mengacungkan jempolnya. "Tenang saja, kau lihat saja keturunanmu ini!" seru Naruto sambil mengambil kembali kendalinya.
Realita.
Naruto kali ini menurunkan intimidasinya, "Jika kau masih ingin mendapatkan bantuan dari desa kami, perbaiki sikapmu dan meminta maaflah pada Rimuru- sama, karena tingkahmu sudah sangat keterlaluan pada pimpinan kami semua!" seru Naruto melanjutkan kata-kata Hashirama, hanya saja dengan aura intimidasi yang dikurangi.
"Naruto bukankah kau berlebihan?" tanya Rimuru.
"Tidak, apa yang Naruto- dono lakukan itu sudah benar, memang seharusnya kadal itu meminta maaf pada anda," ucap Benimaru membenarkan.
"Hmm... itu memang sudah seharusnya," tambah Hakurou yang nampaknya juga setuju.
"Itu benar Rimuru- sama, anda jangan pernah mau direndahkan seperti itu," tambah Shion lagi.
"Keh... ahahahahaha!! Aku tidak tahu apa yang salah dengan kepala kalian. Tapi bukankah memang aneh kalau orang kuat seperti kalian tunduk pada slime rendahan!" seru Gabiru.
Seketika itu, Hakurou, Benimaru, Shion ketiganya memancarkan aura membunuh diikuti dengan tatapan tajam Rigurd.
Sementara itu Naruto dengan tenang memberikan ancaman."Pergi, anda terlalu merendahkan pemimpin kami, aku tidak akan menjamin kalian bisa keluar hidup-hidup jika tidak pergi atau meminta maaf pada Rimuru- sama."
" Naruto, apa kau pikir mereka mau pergi hanya dengan peringatan?" tanya Itachi yang sejak tadi hanya diam melalui mind scape.
Sementara itu Rimuru langsung bertanya pada Daikenja. "Daikenja, dalam situasi seperti ini apa yang harus kita lakukan?' tanya Rimuru melalui pikirannya.
" Jawab, Perintahkan bawahan anda untuk tenang dan panggil Rangga," jawab Daikenja dengan santai
"Naruto, Shion, Benimaru, Hakurou, Rigurd. Tenanglah, biar aku yang tangani," pinta Rimuru.
Naruto yang mendengar perintah Rimuru langsung berjalan mundur dan menjauh dari Gabiru, suasana hatinya saat ini sedang buruk, bahkan sampai ke tahap ia tetap tidak tenang meski sudah berdiskusi dengan kepribadian lain dari dalam dirinya. Hal ini karena Naruto dan orang-orang yang ada di alam bawah sadarnya saat ini sedang memiliki perasaan yang sama, yaitu jengkel jadi tidak ada yang bisa menenangkan Naruto.
" Kerja bagus Naruto, kau sudah seperti seorang Hokage yang tahu kapan harus memakai kekuatan dan berhenti," ucap Minato secara tiba-tiba.
Naruto langsung tenang dan tersenyum, ia senang karena dikatakan ia sudah bersikap layaknya hokage, yah meskipun itu hanya pujian sepihak dari sang ayah karena kesadaran lain di tubuh Naruto sama sekali tidak berpikir begitu.
Setelahnya, Rimuru pun memanggil Rangga. Rangga sang serigala raksasa akhirnya keluar dari bayangan Rimuru dan menampakan wujudnya yang sangat besar yang hampir setinggi Gajah itu menatap langsung Gabiru.
"Dengarkan dia dulu, seperinya ia ingin menyampaikan sesuatu," pinta Rimuru pada Rangga, monster serigala dari ras Garou.
"Baik!" seru Rangga sambil memejamkan mata sesaat, dan ketika matanya terbuka, Rangga menggeram memberikan hawa ntimidasi yang kuat.
Hal itu membuat para Lizardman mundur beberapa langkah kecuali Gabiru, Rangga kemudian bertanya pada Gabiru. "Tuanku bilang kau ingin bicara denganku, baik akan aku dengarkan."
"Eh?? Dia... apa tubuhnya memang sebesar itu?" tanya Benimaru, karena seingatnya, Rangga tubuhnya hanya sebesar serigala pada umumnya.
"Ya. Itu sebenarnya ukuran aslinya. Aku pikir ukuran aslinya sangat cocok dalam situasi semacam ini," ungkap pelan Rimuru.
Naruto yang mendengar itu hanya diam saja, ia juga tidak mau memikirkan ukuran tubuh para monster. Karena, hal semacam itu, bukanlah urusan dirinya. Selain itu, menurutnya kalau soal ukuran tubuh, Kurama dan Gamakichi lebih besar dari Rangga saat ini.
"RImuru. Bolehkah aku pergi sekarang? Kurasa Rangga dan yang lain sudah lebih dari cukup mengurusi ini," ucap Naruto pada Rimuru.
Rimuru, yang mendengar itu menjawab. "Em, lagi pula aku tidak ingin merepotkanmu dengan melihat semua hal aneh ini."
Naruto yang dapat izin dari Rimuru langsung menghilang dalam kilatan cahaya kuning, hal ini karena jutsu Hiraishin milik ayahnya.
SIngkat cerita.
Dimalam hari, setiap orang penting berkumpul diruang rapat, salah satunya adalah Naruto yang dipersilahkan oleh Rimuru duduk di dekatnya, bukan karena mereka dekat, tapi karena Rimuru yakin kalau Naruto adalah orang Jepang, dari nama yang dimilikinya.
Naruto hanya diam, ia hanya menyimak isi rapat dan bahkan tertidur, untungnya dia punya banyak kesadaran, jadi saat Naruto tertidur, Minato, yang merupakan ayah dari Naruto langsung mengambil kendali agar bisa mengikuti rapat dengan benar, yah karena ingatan setiap kesadaran menyatu, jadi meskipun jiwa Naruto tertidur, ia akan tetap mengingat isi rapat dengan baik melalui ingatan kesadarannya yang sedang mengambil kendali.
"Saya, melihat kisaran dua ratus ribu pasukan Orc. Pasukan utama mereka bergerak ke utara di sepanjang sungai. Lalu, dilihat dari gerakan mereka dan kelompok mereka yang terpisah, mereka akan berkumpul di tanah rawa sebelah timur," ucap Souei memberikan informasi penting.
"Artinya, di wilayah Lizardman, ya?" gumam pelan Rigurd.
"Humu, itu menjawab alasan mereka datang ke desa-desa Goblin, hal ini demi mendapatkan bantuan untuk mengatasi penyerang," ucap Naruto yang kali ini tubuhnya dikendalikan Minato Namikaze.
Rimuru yang mendengar penuturan Souei yang didapat dari para bunshinnya yang mengawasi wilayah dekat rawa. "Dua ratus ribu kah? Itu jumlah yang sangat besar. Dilihat dari waktunya yang sangat singkat. Hmmm... sebenarnya apa tujuan Orc itu?"
Semua orang mulai berpikir keras mengenai apa yang sebenarnya para Orc itu pikirkan dan apa tujuan akhir mereka, hingga akhirnya Kaijin angkat bicara."Orc, pada dasarnya bukanlah monster yang pandai. Jika ada maksud dibalik ini semua, pasti ada seseorang yang bermain dibelakang mereka."
"Maksudmu mereka hanya bidak yang digerakan seseorang?" tanya Kurobe.
"Mungkin saja itu Raja Iblis," ucap Rimuru tiba-tiba.. "Kalau iblis bernama Gelmud yang datang ke desa kalian(para Kijin yang sebelumnya masih belum bernama dan berada dalam bentuk Ogre.) itu terlibat..." Rimuru menghentikan kata-katanya, dan berpikir kembali, lalu ia pun melanjutkan perkataannya dengan. "Yah, kita belum memiliki bukti untuk itu."
Benimaru yang medengar itu langsung menimpali, "Aku tidak tahu soal Raja Iblis. Namun, dengan ini aku rasa sudah jelas, kalau Orc Lord sudah muncul."
"Orc Lord, makhluk unik yang kemunculannya sangat langka rupanya," gumam pelan Rimuru.
"Itu cukup masuk akal, karena Orc biasa tidak mungkin bisa memimpin pasukan sebanyak itu," ucap Rigurd.
Minato yang mengontrol tubuh Naruto, kembali angkat bicara, "Apakah sosok yang bernama Orc Lord ini sangat berbahaya? Jika iya, kenapa tidak coba untuk mencari bantuan pada seseorang?"
"Bantuan seseorang? Memangnya siapa yang bisa dimintai bantuan?" tanya Hobogoblin yang berkacamata.
"Aku tidak mengenal siapapun di sini. Namun, jika awalnya ini desa Goblin, bukankah Kaijin dan teman-temannya berasal dari negara lain, kenapa tidak minta bantuan pada Raja dari kerajaan tempat Kaijin berasal?" tanya Minato.
"Itu rasanya agak sulit Naruto, karena kami keluar dari Kerajaan tidak dengan cara yang baik-baik," ungkap Kaijin yang merupakan pimpinan Dwarf di desa itu.
"Huh!" Souei nampak kaget dan membuat semua orang memperhatikannya.
"Ada apa Souei?" tanya Rimuru penasaran.
"Ada seseorang menemui bunshinku dan meminta untuk bertemu dengan anda," jawab Souei.
"Siapa? Jika dia orang aneh maka lupakan saja, aku sudah cukup lelah dengan Lizardman bernama Gabiru itu," ungkap Rimuru.
"Aku tidak bisa bilang aneh, hanya saja sosok ini adalah sosok yang sangat jarang dan bahkan terbilang langka untuk bisa ditemui," ungkap Souei, "Ia adalah... Dryad."
"Dryad?!" kaget Rimuru mengetahui sosok yang ingin bertemu dengannya.
Sementara Minato dan kesadaran lain di tubuh Naruto hanya diam saja, mereka sudah melihat dan mengetahui sedikit tentang Dryad dari ingatan Ogre Merah(Benimaru) di bab pertama atau kedua.
Semua orang di ruangan itu tampak terkejut mendengar bahwa sosok yang ingin bertemu adalah seorang Dryad. Dryad adalah entitas mistis yang dikenal sebagai penjaga hutan dan sangat dihormati oleh banyak makhluk di Hutan Besar Jura. Kehadirannya di desa ini pasti membawa berita penting.
"Kalau tidak salah, sudah sepuluh tahun lamanya, Dryad-sama tidak menunjukkan dirinya," gumam pelan Rigurd
Rimuru, yang penasaran namun juga khawatir, memutuskan untuk menyambut tamu tersebut. "Em Tak masalah, bawa dia masuk!"
Souei mengangguk dan dalam hitungan detik, sosok wanita cantik dengan aura mistis berambut hijau panjang memasuki ruangan. Tubuhnya dipenuhi dengan tanaman merambat yang berkilauan dengan cahaya lembut. Dia melangkah maju dengan anggun, memancarkan rasa tenang yang luar biasa. Semua orang yang berada di dalam ruangan itu merasakan kehadiran kuat dan murni dari Dryad, yang membuat mereka sadar bahwa dia bukan makhluk biasa.
"Wahai Penguasa Monster, dan semua orang yang setia kepadanya, maaf atas kunjungan mendadak ini. Saya Dryad, Treyni. Senang bertemu dengan Anda" sapa Treyni sang Dryad.
"Aku Rimuru Tempest. Ano... Treyni- san. Ada urusan apa Anda datang kemari?" tanya Rimuru, yang nampak dijaga ketat oleh Shion, Benimaru, Reika dan Souei.
Sementara Minato(Naruto), bersiap dengan batu kecil yang dipasang segel Hiraishin level dua, yang suatu saat akan ia lemparkan jika sosok Treyni ini mempunyai maksud buruk.
"Saya datang untuk meminta tolong," ungkap Treyni sambil menatap Rimuru.
"Permintaan?" tanya Rimuru yang mulai penasaran, mengenai hal apa yang diinginkan Treyni darinya.
Mendengar pertanyaan dari Rimuru. Treyni hanya tersenyum lembut dan memberikan penjelasan. "Rimuru Tempest, Penguasa para Monster, saya ingin meminta Anda untuk mengalahkan Orc Lord."
Bersambung
