Chapter 1 : Ujian Teori dan Persiapan Festival
Planet Novus
Sebuah planet yang awalnya merupakan tempat yang indah. Namun karena keserakahan para pendatang membuat planet ini menjadi rusak. Mereka adalah Accretia Empire, Bellato Union, dan Holly Alliance Cora. Entah sudah berapa ratus tahun ketiga bangsa ini berperang hanya untuk menguasai wilayah Crag Mine yang dapat memakmurkan mereka. Entah sudah berapa ribu nyawa yang menghilang karena perang. Tidak ada yang tahu pasti. Hanya satu yang mereka ketahui yaitu perang ini masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Crag Mine, 15 Mei 325 Novus Era 22:10 P.M.
"Hoh, jadi ini yang namanya Chip War?"
"Ya. Tempat perang merebutkan area tambang. Daerah ini kaya akan mineral tambang, maka jangan heran setiap 4 bulan sekali tempat ini menjadi rebutan tiga bangsa." Sosok dua orang pria terlihat berdiri diatas menara tertinggi di Crag Mine. Mereka sedang menyaksikan panggung berdarah yang berada dibawah sana.
"Ngomong-ngomong sudah 20 tahun kau meninggalkan bangsamu apa kau tidak rindu dengan bangsa yang melahirkan dan membesarkan namamu, Stratigos Leczna Szczecin?" kata sosok pria berarmor tebal berwarna biru gelap.
Sambil tersenyum sinis, sang lawan bicara berkata "Sedikit. Tapi biar bagaimanapun darah Cora hanya setengah yang mengalir didalam tubuhku. Selain itu aku tidak tertarik dengan bangsa munafik yang mengaku-ngaku sebagai bangsa tersuci dialam semesta. Saking munafiknya mereka bahkan enggan menerima yang namanya teknologi."
"Begitu rupanya. Jika dipikir ketiga bangsa yang saat ini sedang bertempur lahir dari garis keturunan yang sama yaitu manusia. Tapi mengapa mereka malah saling membenci?"
"Memang mereka terlahir dari keturunan yang sama. Hanya saja tempat mereka yang dilahirkan yang membuat perbedaan. Bellato dan Cora mengklaim kalau mereka adalah bangsa yang sudah lama ada. Kecuali Accretia yang masih sadar kalau mereka adalah bangsa yang selamat dari ancaman virus Arcane." Jelas Leczna sambil menatap bulan purnama yang bersinar terang.
"Lalu soal harta karun yang dulu kau ceritakan ada di planet Novus, apa itu benar adanya?"
"Berdasarkan perkamen yang pernah kubaca, harta itu ada di Novus bahkan informasi letaknya tidak jauh dari benua ini. Hanya saja petunjuk mengenai letak pastinya masih belum diketahui. Tapi rumornya diantara Haram dan Numerus peta itu ada disana. Dulu bangsa kita, Dranis Pollux pernah bertempur disini. Kita bahkan hampir saja menang melawan Aliansi tiga bangsa kalau saja si brengsek Yuan beserta Dranis Quasers dan Sirius tidak ikut campur. Pertempuran itupun dikenal sebagai Holy War of Sette."
"So karena si Yuan meninggalkan harta karunnya disini kau jadi berambisi untuk mengalahkan Quasers dan Sirius?"
"Salah satunya itu. Tapi untuk saat ini kita harus bisa menakhlukan ketiga bangsa disini. Kita jadikan tempat ini sebagai basis kedua. Kita bangun kekuatan disini dan kita hancurkan Quasers dan Sirius."
Holy Alliance Cora, Ruang Kelas
Perkenalkan Namaku Slask Wizarski. Aku adalah seorang Warrior Champion dari Bangsa Cora dan juga calon Templar Knight. Semenjak aku naik ke kelas pertama, segalanya menjadi berubah. Aku menjadi lebih sibuk dari sebelumnya seperti menyelesaikan misi atau belajar di kelas. Sebelum aku naik ke Champion aku lebih sering menghabiskan waktu di kelas. Namun setelah naik tidak hanya masih harus belajar dikelas, aku juga selalu disibukkan dengan kegiatan militer contohnya seperti menyelesaikan quest. Parahnya lagi sekarang memegang jabatan sebagai ketua kelas Warrior 5. Aku tidak tahu kenapa bisa aku yang ditunjuk? kenapa tidak yang lain saja toh masih banyak yang lebih hebat dari aku. Rasanya ingin cepat-cepat lulus terus ikut membela bangsa terjun di Chip War.
Hari ini aku beruntung karena tidak banyak kegiatan yang harus dilakukan. Sekarang aku sendirian diruang kelas. Tidak ada pelajaran yang berlangsung karena para mentor sedang rapat. Bosen juga sih sebenarnya tapi kapan lagi bisa menikmati suasana selengang ini. Sesaat kualihkan pandanganku keluar jendela. Kulihat disana ada dua orang perempuan sedang membawa beberapa berkas. Mereka adalah anggota OSIS, yang kacamata berambut pendek bernama Mina Reisha si ketua dan satunya berambut panjang hitam bernama Seiren Veniard Summer sebagai wakilnya. Kudengar mereka direkrut oleh salah satu guild kehormatan. Menurut kabar yang kudengar apabila seseorang direkrut guild kehormatan dia bisa naik ke class selanjutnya tanpa harus mengikuti ujian teori dan praktek kelulusan. Mirip-mirip dengan kelas akselerasi.
"Yo, Slask. Sendirian aja disini? Lebih baik kau keluar saja." Aku bisa mengenali suara itu. Kulihat dari arah pintu masuk ada Cosmin yang menyapaku. Dibelakangnya ada Sonsane dan Sibirsk.
"Gak tahu kenapa rasanya malas mau keluar." Jawabku sekenanya.
"Aku setuju, Slask. Aku kadang merasa bingung ketika banyak kegiatan rasanya pengen cepet-cepet selesai tapi giliran gak ada kerjaan malah jadi bĂȘte gini. Hadeuh!" keluh Sonsane. Cosmin, Sonsane dan Sibirsk mereka adalah temanku meski berbeda kelas. Cosmin seorang warrior subclass Knight yang memiliki tinggi fisik jauh diatas pria Corite pada umumnya. Jika rata-rata pria Corite memiliki tinggi badan antara 175-190 cm maka tinggi Cosmin adalah 215 cm. Hampir sama dengan Accretia hingga Cosmin dijuluki sebagai Mr. tiang gawang atau tuan tiang listrik. Tinggiku yang hanya 178 cm Cuma sebanding dengan dadanya saja.
Sementara Sonsane dan Sibirsk keduanya adalah Specialist namun untuk kelas belajar mereka berbeda kelas. Sonsane dia ahli dalam membuat dan mereparasi segala senjata, sementara Sibirsk lebih prefer dalam mengurus armor.
"Yah mungkin kita termasuk ciri-ciri makhluk yang kurang bersyukur." Jawabku sekenanya.
"Eh, minggu depan ada ujian teori, lho!" mendegar Sibirsk mengatakan ujian aku beserta Cosmin dan Sonsane jadi kaget.
"Minggu depan!? Pantesan aja suasana jadi kerasa bebas gini. Sial, kenapa aku bisa lupa begini?" akupun memegang kepala tanda depresi.
"Alah, cuman ujian tertulis doang." Cosmin seolah tidak terlalu peduli padahal tadi dia cukup kaget.
"Cosmin, jangan sekali-kali kau meremehkan ujian tertulis. Kalau gagal kau harus mengulang lagi tahun depan. Aku, sih ogah banget." Kataku menasehatinya. Karena aku adalah teman yang baik.
"Tapi aneh juga kalau minggu depan mau ujian kok waktu aku ke perpustakaan disana masih sepi, ya?" kata Sonsane
"Karena sekarang hari tenang mana mau mereka dipusingkan dengan belajr, belajar dan belajar? Atau bisa juga karena mereka sudah merasa pinter jadi ngapain belajar lagi?" akupun mengeluarkan buku catatanku dan mulai belajar. Aku sadar sejatinya aku ini bukan murid yang pintar. Maka dari itu mulai detik ini aku harus serius belajar. Terutama dibidang matematika dan kimia karena 2 pelajaran itu yang selalu membuat nilaiku selalu merah.
Seminggu Kemudian
TENG! TENG! TENG!
Bel masuk berkumandang di pagi hari. Hari ini merupakan penentuan untuk diriku apakah aku layak atau tidak untuk menjadi prajurit Cora. Yap, Ujian Akhir Akademi. Aku masuk kedalam kelas sesuai divisiku. Di akademi ini satu kelas terdiri dari 40 siswa. Tempat dudukku paling belakang. Rata-rata siswa disini adalah anak yang orang tuanya adalah prajurit Cora. Bahkan, ada juga anak dari bangsawan Cora yang sangat berjasa bagi kejayaan Cora. Hal itu berbeda 180 derajat denganku. Aku hanyalah orang biasa yang memiliki orang tua bukan prajurit. Ayahku hanyalah pekerja kantoran biasa dan ibuku hanya ibu rumah tangga. Kedua orang tuaku tinggal di planet cora. Hal itulah yang membuatku jadi tidak punya teman meski aku adalah ketua kelas.
"Hari ini kita akan mulai ujian tertulis. Bapak akan bagikan kertas soal dan jawaban. Yang didepan harap mengoper kebelakang." kata mentor itu sambil membagikan kertas.
"Semua sudah mendapat kertasnya?".
"Sudah, pak?"
"Ujian akan dimulai...Sekarang"
Hmmm, tiga materi dalam satu kali ujian? oke tidak masalah. Singkat cerita Ujian ini akhirnya selesai juga dalam waktu 6 jam. Katanya, hasil ujian akan keluar besok pagi. Jadi para murid diberi waktu bebas. Aku sendiri lebih memilih untuk duduk ditaman sambil minum minuman bernergi dan menenangkan pikiran.
"Slask, sendirian aja nih di taman"
"Cosmin, Sonsane, Sibirsk. Bagaimana ujiannya?" tanyaku pada mereka.
sambil duduk Cosmin berkata "Pusing. Apalagi soal essainya. Bikin kepala mau pecah."
"Setelah ini kita mau bagaimana?" giliran Sonsane yang bicara.
"Kalau kita lulus ujian teori, berikutnya adalah ujian praktek quest dilapangan. Setahuku setiap divisi memiliki ujian praktek yang berbeda-beda. Apalagi Specialist sepertimu." kataku menjelaskan.
"Yah, kesampingkan soal itu. Setidaknya dengan ini kita semakin dekat untuk menjadi prajurit andalan Cora.'' kata Cosmin mantap.
Aku, Sibirsk, dan Sonsane hanya tersenyum mendengar ucapannya barusan. Benar, menjadi andalan bangsa Cora merupakan impian kami sejak kecil apalagi aku bukanlah dari kalangan keluarga elit Cora. Tapi setidaknya akan kubuktikan kalau orang biasa juga bisa menjadi hebat dimasa depan.
"Ngomong-ngomong setelah ujian teori aka nada festival akademi 'kan?" Ucap Sonsane.
"Maksudmu festival perayaan tahunan hari jadi Holy Alliance Cora?" tanyaku menatap Sonsane.
"Ya. Mau ikutan, gak?"
"Gimana, ya? Biasanya kalau festival begituan selalu wakil ketua kelasku yang mengurusnya. Lagian males juga kalau jadi ." jelasku sedikit kurang berminat.
"Memang kita mau buat pertunjukkan apa?" giliran Sibirsk yang nanya.
"Gimana, ya? Aku juga gak ada ide, sih." Sonsane Cuma garuk-garuk kepala.
Dasar, dia yang ngajakin tapi gak tahu mau buat pertunjukkan apa. Disaat kami disibukkan untuk ikut festival atau tidak, datang seorang gadis berambut hitam panjang berwajah ceria bernama Yuki.
"Wah,wah, wah kalian kenapa pada bengong? Lagi ngelamun yang jorok-jorok, ya?"
"Sembarangan kalau ngomong. Kita-kita ini lagi pada galau, tahu!" sialan nih cewek. Bisaan aja dia mikir kita lagi mikir gituan.
"Emang galau kenapa? Duit bulanan udah mau abis?" kata Yuki sedikit menyindir.
"Ini si Sonsane. Mau ngajak ikut festival hari raya tapi gak tahu mau bawain apaan. Kan aneh." Jawabku.
"Hoh, Festival ya? Aku ada ide bagaimana kalau bikin pertunjukkan music ringan saja. Selama ini festival kan sedikit yang menampilkan acara band." Ucap Yuki dengan mata berbinar penuh semangat.
"iya, ya? Kenapa aku tidak kepikiran? Ide bagus, tuh." Sonsane menyetujui ide Yuki persis seperti orang yang baru dapat pencerahan.
"Tapi kita dapet bayaran gak ya. Pasti kita butuh biaya dong meski Cuma beli snack dan pendaftaran.?" Sibirsk agak ragu dengan ide Yuki.
Yuki dengan semangat mengacungkan tiga jarinya kearah kami "Tenang! Tentu saja ada keuntungannya kalau kita ikut. Pertama andaikata pertunjukkan itu laris pasti penjualan tiket akan melonjak. Kedua kalau penampilan kita memuaskan kita bisa dapat honor dari hasil penjualan tiket. Ketiga kita dapat makanan gratis dari panitia jadi gak bingung lagi soal konsumsi."
Aku, Cosmin dan Sonsane Cuma bisa bersweetdrop mendengar celotehannya. Sementara Sibirsk hanya bertepuk tangan.
"HEI, KALIAN! APA-APAAN EKSPRESI ITU!? LEBIH MERIAH SEDIKIT, DONG!"Teriak Yuki yang kayaknya kesal dengan reaksi kita-kita.
"Oke-oke lalu soal personil bagaimana?" Tanya Cosmin.
"Ya kita berlima ini. Nanti aku juga akan minta tolong Milia untuk jadi Vokalis, Celica sebagai Keyboardist dan Darko untuk dibalik layar." Jawab Sonsane.
"Yah, kau atur-atur sajalah." Kataku sambil berdiri dan membuang kaleng bekas minumku. "Kalau begitu aku pulang dulu, ya. Aku harus bersih-bersih rumah dulu." Ucapku sambil beranjak pergi.
"Oke besok kita kumpul diruang music, ya?" kata Sonsane setengah berteriak. Aku pun hanya mengangkat jempol tanda setuju.
Keesokkan Harinya
Kringgggg!
Suara alarm pagi membangunkanku dari tidur nyenyak semalam. Ah, rasanya malas sekali untuk bangun pagi. Tapi aku sadar kalau hari ini adalah hari dimana hasil ujian teori akan keluar. Tidak pakai lama aku langsung mandi, pakai seragam plus jaket dari akademi kelas warrior. Merasa sudah lengkap, langsung kukunci pintu rumah lalu kuraih sepedaku dan berangkat menuju akademi. Sepanjang perjalanan aku lihat banyak prajurit yang berangkat. Ada yang berjalan santai, ada juga yang lari terburu-buru. Sesampainya di akademi kulihat sudah banyak orang berkumpul. Kebanyakan wajah mereka tegang menunggu hasil ujian. Menurutku itu wajar karena seperti yang sudah dijelaskan kalau gagal di ujian teori berarti harus mengulang di tahun depan. Dari info yang kudapat ternyata hasil ujian akan dikirimkan via email dari ponsel masing-masing tepat pukul 9 pagi. Itu berarti masih ada waktu sekitar 15 menit lagi.
Tidak terasa 15 menit sudah berlalu dan ponselku bordering tanda ada pesan yang masuk. Begitu kubaca isi emailnya, wajahku langsung berubah sumringah melihat nilai yang kuraih.
"Yess, nilai rata-rataku 8,5." Kataku sambil mengepalkan tangan ke udara.
"Oi Slask, nilai rata-ratamu berapa?" Tanya Cosmin yang datang bareng kedua temanku.
"8,5 dong. Kalian sendiri berapa." Akupun penasaran dengan nilai mereka.
"Ah, sial ternyata kau lebih tinggi dari kami. Kita bertiga Cuma dapat 7,5." Katanya kecewa.
"Setidaknya itu sedikit diatas nilai minimal." Akupun coba menghibur mereka. "Mending kita langsung latihan saja, daripada berlama-lama disini. Festival kan tinggal 4 hari lagi."
"Oh iya. Benar juga tuh. Kebetulan tadi aku sudah bilang ke mereka bertiga. Kurasa mereka sudah ada diruang music." Kata Sonsane.
Kamipun langsung menuju ke ruang music. Festival hari jadi Holy Alliance Cora hanya tinggal 4 hari lagi. Waktu yang terbilang sangat singkat, tapi aku harap diwaktu yang singkat ini kami bisa membuat pertunjukkan yang hebat. Setidaknya untuk kenang-kenangan karena setelah itu kami akan dihadapkan dengan medan perang yang ganas. Entah apakah aku siap atau tidak kubiarkan hanya waktu yang akan menjawabnya.
To Be Continued
"Yah, kesampingkan soal itu. Setidaknya dengan ini kita semakin dekat untuk menjadi prajurit andalan Cora.'' (Cosmin Roty in Chapter 1)
A/N:Fanfic ini adalah Fanfic Remake milik Slask Wroclaw dan sudah mendapatkan izin untuk dibuat versi ulangnya. Kedepannya akan ada sedikit perbedaan dengan fanfic sebelumnya. Mungkin bagi yang sudah baca akan sedikit kaget dengan ceritanya. Untuk author Slask saat ini dia sedang hiatus karena sibuk nyari pekerjaan. Kita doakan saja semoga dia dapat pekerjaan yang layak. Oke sebelum berpisah kita kenalan dulu dengan karakternya.
Slask Wizarski: Tokoh utama cerita ini. Warrior class Templar yang memiliki cirri-ciri berambut coklat belah pinggir. Memiliki mata kanan Blue Ice dan kiri amber. Ahli dalam menggunakan pedang. Makanan favoritnya adalah mie instant dengan sayuran gunung. Skill andalannya adalah Supercharger, Art Of Templar dan Infinity Superfall.
Cosmin Roty: Salah satu sahabat dekat Slask. Memiliki tinggi 215 cm. Paling tinggi diantara teman-temannya. Berambut cepak berwarna pirang. Dia bercita-cita menjadi seorang Black Knight paling tangguh sepanjang sejarah.
Stefano Sonsane Sansuo: Teman Slask berikutnya. Memilih job Specialist karena sangat tertarik dengan perakitan senjata. Merupakan andalan bagi teman-temannya dalam hal support perbekalan. Sedikit agak pendiam dan dia juga sedikit tertarik membaca buku.
Sibirsk Novosibirsk: seperti halnya Sonsane, Sibirsk juga seorang prajurit. Bedanya jika Sonsane ahli senjata, Sibirsk lebih suka dalam mendesain armor. Dulunya dia orang yang kerap dibully dan dijadikan bahan ledekkan. Tapi semenjak ibunya meninggal perlahan masyarakat mulai bersimpati kepadanya. Berdasarkan data kependudukkan, Sibirsk diketahui berasal dari Cora wilayah Timur jauh.
Milia Aldren : Teman wanita Slask sejak diakademi. Cukup periang dan tidak pernah mengharapkan imbalan ketika diminta tolong.
Yuki Setsuni: Wanita ranger yang juga periang seperti Milia. berambut hitam panjang dan cukup cantik. Sayang otaknya yang pas-pasan bisa membuat orang lain menjadi ilfeel.
Novaya Celica : Teman dekat Milia. Gadis berambut perak berjob Acher. Sama-sama benci Darko Volkovic. Lebih pendiam dari Sonsane. belakangan diketahui kalau dia menyukai Sonsane.
Darko Volkovic: Prajurit Cora etnis Bisk. merupakan rival Slask dan Cosmin. Seperti Cosmin dia juga memiliki tinggi badan tak wajar yakni 212 cm. Sifatnya sangat keras kepala dan mudah terpancing emosi. Yang membuat dirinya terkenal adalah dia merupakan juara beladiri nasional 6 kali beruntun. Jobnya ranger namun sering bertempur ala tawuran. Jangan heran jika banyak yang tidak suka padanya.
Oke segitu dulu perkenalan para karakter. Terima kasih atas reviewnya. Semoga bias menghibur untuk anda semua. Terima kasih.
Leczna Szczecin
