Shinobi of Tempest

Bab 19 : Mjormire

Rimuru, ia terdiam untuk beberapa saat dan akhirnya ia menampakkan wujud humanoidnya tersenyum, "Tak apa-apa, setidaknya aku sudah dapat petunjuk. Dengan begitu, aku bisa tenang dan mencari petunjuk mengenai lokasi para Roh. Lalu, Naruto jaga Tempest baik-baik selama aku pergi."

Naruto mengangguk tegas. "Itu sudah kewajibanku, ah iya, kalau boleh tahu, seperti apa kemampuan bocah-bocah itu, aku ingin membuatkan senjata yang sesuai dengan mereka."

Rimuru hanya tersenyum dan memberitahukan semua kemampuan dari anak didiknya di Ingrasia kepada Naruto. Naruto yang mendengar itu hanya tersenyum dan mencatat semuanya, ia menggunakan semua pengetahuan Orochimaru untuk membantunya membuat sesuatu yang bisa membantu nantinya.

Beberapa bulan berlalu.

Rimuru dan anak-anak kini sedang bersantai di perbukitan di dekat kota Ingrasia, mereka nampak sedang duduk dan menggerai tikar untuk piknik atau melakukan kegiatan refreshing.

Disaat ini Rimuru masih belum menemukan apapun, meskipun ia sudah mencari petujuk diseluruh Ingrasia, Rimuru sama sekali tidak menemukan petunjuk tentang dimanakah lokasi Ratu para roh.

"Nah sekarang, sebelum makan, aku ingin kita melakukan latih tanding lagi," ucap Rimuru yang merasa kalau ia harus menguras energi dari murid-murid Shizu, agar mereka bisa bertahan sedikit lebih lama, sampai ia bisa menemukan lokasi dari para roh tingkat atas,

"Eeeeeeeeh?" protes murid-murid Shizu yang merasa dijebak, karena setahu mereka, Rimuru mengaja mereka piknik bukan berlatih.

"Aku akan memberikan hadiah untuk anak yang berusaha keras," ucap Rimuru sambil mengambil manga dengan halaman yang sangat tebal.

"Itu?!" kaget Kenya.

"Volume terbaru!" seru Rimuru.

"Wohaaaaa! Lanjuan yang kemarin!" seru Kenya yang heboh dengan buku yang RImuru keluarkan, "Sekarang aku ingin membacanya!"

"Ya-ya! Ceritanya sedang seru-serunya!" seru Ryota yang nampaknya juga mulai ikut antusias.

"Aku akan mendapatkannya lebih cepat dari kalian!" seru Alice Rondo.

"Aku suka manga," ucap Chloe Aubert.

"Yah, aku ... sebenarnya tidak tahu apa-apa soal manga dan anime, jepang, tapi aku tertarik," ucap Gale Gibison.

"Baiklah, siapa yang pertama membacanya?" tanya Rimuru mulai memancing mereka untuk mau melakukan latih tanding dengannya.

Terlihat para murid langsung berebut karena ingin membacanya. Namun, tentu saja mereka harus menghadapi Rimuru dulu. Dan akhirnya, mereka jatuh lemas karena tdak bisa menangani Rimuru yang terlalu kuat.

"Hari ini masih belum bisa, ya," gumam kesal Kenya.

"Sensei lah yang terlalu kuat!" seru kesal Ryota.

Berbagai keluhan dikeluarkan muridnya soal kekalahan mereka. Namun, tanggapan Rimuru hanyalah, "Wahahaahaha! Hahahaha! Jangan harap bisa mengalahkanku semudah itu!" seru Rimuru sambil tertawa.

"Boooo!" balas para muridnya yang kesal karena Rimuru malah menertawakan mereka.

"Gyahahaha! Tapi karena kalan sudah berusaha keras, aku akan mengalah," ucap Rimuru sabil mengambil buku manga, tadi dan akan ia serahkan pada murid-muridnya. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya, indra sihirnya bisa mendeteksi sesuatu.

"Guru," gumam Kenya yang kaget dengan ekspresi dari Rimuru yang langsung menatap ke arah langit di belakangnya. Lalu Serigala besar milik Rimuru yang bernama Ranga juga menatap ke arah yang sama sambil menggeram marah.

"Tekanan macam apa ini?" gumam pelan Rimuru sambil menatap ke arah sesuatu yang akan datang, belum lagi hembusan anginnya terasa kuat dan tidak normal.

"Peringatan! Terdeteksi sejumlah Masoku, yang kuat, Reaksi ini ... dari Sky Dragon!"

"Sky Dragon?" gumam pelan Rimuru. Rimuru terlihat tenang, ia sudah tidak panik lagi dan tak lama kemudian sosok monster Naga yang terbang dengan kecepatan tinggi melewati mereka

"Huaaaaa!" seru kaget para murid-murid Rimuru.

"Naga!"

"Dia bahkan terbang menuju kota"

Rimuru yang mendengar itu langsung memberikan bukunya pada Kenya, "Aku akan mengatasi Naga itu, Ranga jaga anak-anak!" seru Rimuru yang berlari ke arah kota.

"Tapi... " para muridnya Rimuru hanya bisa terdiam melihat Rimuru tiba-tiba terbang di udara.

Sementara itu Rimuru terus melesat mengejar Sky Dragon. Rimuru juga terlihat mengepakkan sayap miliknya dan melesat dengan kecepatan tinggi, ia juga menatap ke arah bawah, dimana ia melihat ada beberapa orang berlarian untuk bisa masuk ke dalam benteng Ingrasia agar bisa selamat.

"Hem, sebaiknya aku mengubah sedikit penampilanku agar tidak mudah diketahui," gumam Rimuru sambil mengubah pakaian yang ia kenakan menjadi sebuah kimono yang hanya menutupi setengah badannya, lalu bagian dadanya dililit oleh kain perban, rambut panjang Rimuru berkibar dan di kepala kirinya rambutnya diikat bentuk bola oleh tangkai kertas yang terhubung dengan kuncup bunga yang terbuat dari kertas dalam bentuk mekar berwarna putih, pemberian Naruto Uzumaki.

"Bunga kertas ini terus menempel di rambutku tak peduli sudah berapa lama, bunga kertas ini tak rusak-rusak, bagaimana bisa terjadi?" gumam pelan Naruto.

"itu karena chakra dari tuan Naruto terus mengalir dan terhubung dengan bunga kertas itu, yang akan terus menjaga daya rekat dan kualitas dari bunga kertas itu," ucap Daikenja dari dalam pikiran Rimuru.

"Ah begitu, sepertinya Naruto memang bukan orang sembarangan. Menurutmu apakah aku bisa mengalahkan Naruto jika suatu saat ia menjadi musuh?" tanya Rimuru.

"Menjawab, Itu bisa-bisa saja, dengan segala resistensi yang Anda miliki serta Gluttony yang merupakan hasil penggabungan skill Pemangsa dan Yang Lapar, maka kesempatan Anda untuk mengaahkan Naruto saat ia berkhianat adalah 95%, Singkatnya itu bukan masalah besar" jawab Daikenja dari pikiran Rimuru.

Rimuru tersenyum kecil mendengar jawaban dari Daikenja. "95% ya...," gumamnya sambil menatap ke langit. Meskipun Daikenja meyakinkan dirinya bahwa Naruto bukan ancaman besar jika menjadi musuh, ada perasaan lain yang muncul dalam benaknya.

"Aku berharap itu tidak akan pernah terjadi," lanjut Rimuru dalam hati. Ia tahu bahwa kekuatan yang dimiliki Naruto bukan hanya tentang teknik atau kekuatan fisik, tapi juga tentang hati dan semangat yang membara. Naruto bukanlah seseorang yang mudah dikalahkan hanya dengan kekuatan mentah, ia memiliki tekad yang mampu mengubah jalannya pertempuran.

"Tapi, mengingat hubungan kita sejauh ini, sepertinya dia tidak akan pernah berkhianat, kan?" Rimuru berbicara pelan, lebih kepada dirinya sendiri. Naruto telah menjadi sekutu yang sangat berharga dan Rimuru sangat menghargai kepercayaan serta persahabatan di antara mereka.

"Jawaban: Berdasarkan analisis perilaku dan sejarah Naruto Uzumaki, kemungkinan dia berkhianat sangat rendah, kurang dari 1%. Ikatannya dengan Tempest dan Anda sebagai istrinya, mungkin lebih kuat dari motivasi pribadi atau ancaman eksternal yang mungkin muncul," jelas Daikenja dengan suara datar namun meyakinkan.

Rimuru mengangguk kecil, puas dengan penjelasan Daikenja. "Ya, Naruto bukan tipe orang yang akan mengkhianati temannya," pikir Rimuru sambil menghela napas lega. Meskipun ia selalu siap menghadapi segala kemungkinan, hatinya merasa tenang mengetahui bahwa Naruto ada di pihaknya.

Dan sesampainya di benteng Kerajaan, Sky Dragon, mulai ditembaki dengan anak panah oleh para prajurit penjaga gerbang lalu orang-orang yang tadi melarikan diri dari Sky Dragon menata dengan penuh putus asa ketika melihat anak panah tidak mempan.

"Apakah hidupku akan berakhir di sini?" gumam tanya seorang pria gemuk berambut hitam dengan jambul berwarna pirang.

Petir pun menyambar dan akhirnya menghancurkan sebagian besar batuan penyusun benteng dan melukai banyak penjaga Gerbang. Lalu saat Sky Dragon, kembali mencoba menembakkan sihirnya, Rimuru muncul dan menggunakan skill Gluttony, petir itu menghilang dan membuat kagum orang-orang, selanjutnya Rimuru, mulai menggunakan Gluttony untuk memakan Sky Dragon, yang terbang di udara.

Setelah Sang Naga menghilang dan diserap tubuhnya untuk dianalisa semua kemampuannya, Rimuru pun pergi kembali menemui anak-anak didiknya di perbukitan yang sedang dijaga oleh Ranga. Setelah Rimuru mendarat ia mulai menyapa murid-muridnya, "Yo aku kembali!" seru Rimuru.

"Rimuru-sensei!" seru para-para murid yang berlari dan melompat ke arah Rimuru karena mereka sangat khawatir dan senang saat Rimuru sudah kembali.

"Ah, kalian semua, sepertinya baik-baik saja," ucap lembut Rimuru sambil mengelus kepala mereka semua.

"Kami khawatir kalau Sensei, terluka karena hal itu!" seru Kenya dan yang lain.

"Syukurlah karena, sensei baik-baik saja," ungkap lembut para muridnya.

Tak lama kemudian, ratusan ribu bangau kertas berterbangan di sekitar mereka, hal itu membuat murid-muridnya Rimuru kaget dan waspada akan penomena tak wajar itu. Sementara Rimuru ia hanya tersenyum dan berkatam "Kalian semua tenang, itu merupakan orang yang paling aku kenal dan juga... Naruto, mau sampai kapan kau seperti itu?"

Setelahnya, bangau-bangau kertas Origami itu melepaskan lipatannya dan menjadi lembaran-lembaran kertas origami 4x4 cm dan berkumpul membentuk tubuh seseorang dan jadilah Uzumaki Naruto yang tersenyum ke arah Rimuru.

"Naruto, kenapa kau datang kemari? Bagaimana keadaan Tempest?" tanya Rimuru.

"Keadaan Tempest baik-baik saja, dan juga aku yang ada di hadapanmu hanyalah bunshin, aku ditugaskan kemari untuk memberikan senjata pada anak-anak didikmu sesuai janjiku yang asli padamu," ucap Naruto sambil mengeluarkan gulungan ninja dari sakunya.

"Senjata?" gumam tanya Kenya sambil berdembunyi di belakang Rimuru.

"Kami tidak harus membayarnya kan?" tanya Ryota yang khawatir kalau mereka akan dipalak suatu saat nanti.

"Tidak kok, kalian murid dari istriku, jadi mana mungkin aku memungut uang pada murid kesayangan Rimuru," jawab Naruto sambil mengeluarkan beberapa senjata yang tersimpan di dalam scroll ninja miliknya.

Rimuru yang mendengar perkataan Naruto barusan, hanya diam saja, meskipun pipinya sedikit bersemu tipis.

"Sensei, apakah dia bisa dipercaya?" tanya Gale Gibison

"Kalian tenang saja, Naruto ini orang yang sangat baik," ucap Rimuru dengan nada santai, "Mah seperti katanya aku dan dia juga sudah menikah," ucap Rimuru sambil memperlihatkan cincin kawinnya.

"Eeeeh!?" kaget mereka semua

Naruto kemudian membuka gulungan ninja di tangannya, dan dalam sekejap, berbagai senjata muncul dari dalam gulungan tersebut. Ada Uchigatana dan Wakizashi, sarung tangan tempur dengan cakar, sarung tangan dengan kristal sihir di punggung telapak tangannya, 5 jubah dari benang khusus yang memiliki resistensi sihir, lalu Naruto juga memberikan fungsi tersembunyi pada jubah itu, sebuah pedang yang ditutupi perban, dan dua boneka tempur dengan senjata Nodachi dan Panah sihir yang tampak dirancang dengan sangat baik. Masing-masing senjata memiliki aura unik, mencerminkan karakter dan kemampuan murid-murid Rimuru.

"Ini dia, senjata-senjata ini sudah aku sesuaikan dengan kemampuan kalian berdasarkan penjelasan dari Rimuru," ucap Naruto sambil tersenyum.

Kenya, dengan matanya yang berbinar-binar, maju pertama kali. "Ini untukku?" tanyanya penuh semangat. Naruto mengangguk dan memberikan Sepasang, Uchigatana dan Wakizashi yang dipasangi magatama api yang ringan namun terlihat sangat tajam.

"Dua Nihon-tou itu kuberikan Magatama Api dan berisikan elemental spirit yang membantu pengendalian apimu, Uchigatana itu kuberinama Agni sedangkan Wakizashinya kuberi nama Kagutsuchi," jelas Naruto sambil memperhatikan Kenya yang terlihat sangat antusias.

Ryota juga maju dengan agak ragu, tapi Naruto hanya tersenyum dan menyerahkan sepasang sarung tangan yang dibuat dari benang demon spider dan cakar kuat dari bijih sihir. "Kata Rimuru, kau memiliki skill : Berserker, kemampuan yang meningkatkan kekuatan fisikmu dengan mengambil kesadaranmu. Itu adalah sesuatu yang hebat. Namun, dalam pertempuran Raw Power yang lebih besar tidak selamanya membantu, jadi dengan bantuan Kaijin dan orang-orang di Tempest, aku memberikan Cakar Kehancuran. Senjata ini berfungsi menjaga kewarasanmu dan menstabilkan energi yang kau punya dan meningkatkan ketajamannya hingga bisa merobek dimensi ruang, jadi hati-hati karena saat kau mengatifkan kekuatanmu, cakar ini menjadi sangat tajam."

Alice, yang tampak sangat penasaran, menerima sepasang boneka yang terlihat lebih kokoh dan misterius dibandingkan boneka kain yang biasa ia kendalikan, penampilan boneka itu terlihat seperti kesatria tampan dengan armor baja dan Gadis Kuil cantik bersenjata busur panah. "Aku dengar dari Rimuru soal kemampuan mengendalikan boneka darimu, Rimuru juga bilang kalau saja yang kau gunakan bukan boneka mainan maka kau bisa jadi petualang hebat suatu saat nanti, jadi aku buatkan boneka tempur dengan senjata terbaik, yang laki-laki namanya Ren dan boneka perempuan namanya Jun" jelas Naruto sambil tersenyum.

Gale dan Chloe pun menerima senjata masing-masing, Gale mendapatkan sarung tangan dengan batu magis untuk memperkuat sihirnya dan meningkatkan kontrol energi yang ia punyadan Chloe menerima Pedang besar dengan perban yang tampak sangat misterius.

"Jadi ini hadiah dari Naruto-sensei?" tanya Chloe dengan wajah polosnya, dan terlihat gagang pedangnya memanjang dan mengelus wajah Chloe yah itu adalah senjata hidup, "Eh?" Chloe kaget dengan pedangnya tang bisa bergerak dan menempel di punggungnya.

Naruto mengangguk sambil tersenyum hangat. "Nama pedang itu Samehada, dia terbuat dari sisik Charybdis dan ego serta keinginanku untuk melindungi semua orang, pedang itu bisa memakan energi sihir musuh dan membuatnya menjadi lebih kuat, ia juga bisa mentransfer energi yang ia makan ke tuannya. Selain itu ketika kau sudah membentuk ikatan yang spesial dengannya, kau bisa bergabung dengannya dan menjadi manusia setengah hiu yang bisa mengontrol air sesuka hati dan bernafas di dalam air," jelas Naruto lagi

Rimuru mengamati dengan tenang, merasa lega bahwa murid-muridnya kini memiliki senjata yang bisa membantu mereka. "Terima kasih, Naruto. Senjata-senjata ini akan sangat berguna bagi mereka," ucap Rimuru dengan tulus.

Naruto hanya tertawa kecil. "Tidak perlu berterima kasih, Rimuru. Lagipula, aku tahu betapa pentingnya mereka bagimu. Selain itu jubah ini juga bisa digunakan untuk menjaga energi dari tubuh anak-anak agar tidak melebihi kapasitasnya, dengan menyebarkan kelebihannya ke udara." Setelah selesai, Naruto pun memberikan salam singkat kepada mereka semua, lalu bunshinnya menghilang menjadi lembaran kertas yang berterbangan di udara.

Melihat semua ini, murid-murid Rimuru merasa semakin semangat. Mereka tahu, meskipun tantangan di depan masih panjang, dengan bantuan senjata dan bimbingan dari Rimuru, mereka bisa tumbuh lebih kuat.

"Sensei, tak aku sangka kau sudah menikah, dan juga ... apakah dia sangat kuat?" tanya Kenya.

"Dia kuat, tapi Sensei lebih kuat," jawab Rimuru sambil tersenyum bangga pada dirinya sendiri.

Singkat cerita, kali ini Rimuru berbicara dengan Yuuki Kagurazaka di ruangannya, "Rimuru-shisou, seorang pedagang yang bernama Mjormire katanya ingin bertemu denganmu."

"Eh? Kenapa begitu tiba-tiba dan ada urusan apa?" tanya Rimuru yang merasa tidak mengenal orang bernama Mjormire itu.

"Entahlah, dia bilang dia ingin mengundang Anda untuk makan malam bersama, di Restorannya, ia juga mempersilahkan anak-anak didikmu untuk ikut.

"Kenapa dia mengundangku?" tanya Rimuru rada penasaran.

"Dia bilang, seorang pejuang misterius, telah menyelamatkan hidupnya hari ini. Yang mengalahkan Sky Dragon itu kau, 'kan Rimuru?" tambah Yuuki.

"Entahlah, siapa yang tahu... Jadi, Mjo..." Rimuru nampak penasaran dengan Mjormire yang mengundangnya untuk makan malam itu.

"Mjormire," ucap Yuuki mengingatkan.

"Yah itulah, apakah dia bisa dipercaya?" tanya Rimuru.

Yuuki mendengar pertanyaan dari Rimuru, langsung menjawab sesuai dengan apa yang ia ketahui, tanpa menambah ataupun mengurangi informasi apapun dari Rimuru. "Dia memiliki sertifikat pedagang resmi yang dikeluarkan oleh Kerajaan Blumund. Serta Serikat Bebas. Ya, dia juga seorang yang dikenal sebagai, Rentenir. Akan tetapi, karena aku sudah menyelidiki latar belakangnya, ia adalah orang yang bisa dipercaya dalam urusan bisnis dan uang."

Bersambung