Seperti biasa, saya akan merevisinya nanti, maaf jika banyak kesalahan kata/kurang optimal. Selamat membaca karya saya. [diupload acak:v] senang rasanya bisa kembali berkarya, semoga anda menyukai karya saya. Maaf jika saya jarang untuk upload. Diusahakan nanti. Terimakasih yang telah mendukung saya.

Cid: "Dengan bgini peranku sebagai sampingan sangatlah sempurna dan payah, selanjutnya aku ingin Shadow tiba-tiba muncul dengan keren, semuanya sudah terwujud, kalau saja ada manusia asing sejenis elf, atau ras lain yang tiba-tiba menentang, itu bakalan jadi dibutuhin sih" senangnya, tak habis pikir betapa bahagianya, atas beberapa aksi gila serta susunan dialek yg harus ia hafal dan siapkan.

Cid: "Aku jug sudah mempelajari semua jenis teknik mob (alias pencundang) apalagi teknik ngompol di celanaku saat ketemu orang (bodi doang gede) posisi lutut harus ditekuk, dan gemeteran sambil memasang ekspresi kaku, lalu pecahkan kembali kantong darah seolah mengenai (tepat sasaran), Tak sia-sia aku mengembangkannya"

Cid: "mantep juga ituuuh, ga habis pikir mereka bakalan bilang, 'shadow itu keren bangett'"

Cid: "bagus, selanjutnya aku pasti menemukan cerita penggambaran keren untuknya"

Cid menatap sebentar ke arah apartemennya. Ia menghela napas, merasakan hawa kehadiran tak asing, lagi-lagi ia naik menuju kamarnya baru saja ia menggenggam kenop pintu dn meliukannya ia mendorong sedikit, mendapatkan kamarnya sedang digeledah oleh kakaknya, Claire Kagenou dengan ekspresi dingin atau menunjukan apapun. Cid sudah tau, tapi tidak menemukan aura apapun, makanya ia berani menemui kakaknya meskipun menjengkelkan.

Claire: "Cid? Sepertinya suasanamu selalu gembira, betapa enaknya menjadi dirimu~"

Cid: "eh kak? Bukankah, tidak ada jadwal kunjungan dadakan apalagi aku sedang sibuk-sibuknya. Ini belum liburan kan? Masih padat.."

Claire: "Apa, karena ini?"

Claire menggenggam erat tengah dari buku dewasa, menunjukan wanita yang sedang berpose bergairah tanpa mengenakan sehelai kaitan benang-pun. Angin menerpa hingga menerangi bulan malam-malam. Ia menekankan empat jarinya yang mengatup dan membunyikannya.

Cid: "Sialan, siapa yang masukin ke kamar gua anjing! Pasti coli !" ekspresinya berubah, dengan mulut mengangga dn banyak garis lurus berjajar berjarak di matanya yg sudah berbentuk _.

Cid: "Tuduhan apa kak? Aku mana menyimpan barang begituan. Paling itu milik temanku, atau..ga sengaja kali barang papa ketinggalan.." belanya, smbil menapakkan kaki ke kasurnya duduk. Memberikan pesona senyumnya yg tulus.

Claire: "nilai pas-pasanmu juga, sini kuajari, jangan bodoh-bodoh banget! Lagian, nyimpen barang ginian pasti kamu suka beli di pasar gelap."

Cid malas mendengarkannya, ia memalingkan wajahnya ke arah lain dengan wajah yg setengah berubah menjadi pucat pasi menggelap kedua mata seketel dn fokus pada radar arah berlawanan. Tapi, ia paham akan perdiskusikan celotehannya.

Claire: "tunjukan mana barang lainnya!" tegasnya, dngan nada tinggi ia mengayunkan tapak tangannya dengan maksud memperoleh hasrat keinginannya.

Cid: "aku- aku ga pernah ke pasar gelap! Bahkan aku sja gatau, pas masa-masa awal aja aku ga ada di sana kan, k-kak?"

Claire: "benar juga"

Gerunyam Cid: "mampus, gampang ketipu seperti biasa"

Cid: "Sumpahh g-ga bohouung"

Claire: "jangan mengelak! Buktinya sudah jelas! Jangan-jangan kamu buat inisiasi PMOY" katanya, sambil menunjuk-nunjuk

Cid: "sialan.." gerutunya, karena dituduh terus.


Karena kurang ajar, Claire mencekram kemejanya dengan penuh disulut sambaran emosi. Matanya membersit memberi seribu makna terisyarat, Cid mengerutkan alisnya.

Cid: "Mati.."


Dengan skillnya ia sudah retrospeksi memprediksi cekatan, serangan yang akan ditelontarkan.

Claire: "aku sudah menggali kuburan khusus untuk adikku tercinta,"

Claire menghantamnya keraske tembok sampai berdarah tanpa melawan, ia menyeka bibirnya yang mengeluarkan cucuran darah segar. Pemandangan yang sudah biasa baginya.

Claire: "dengar, Adikku yg bodoh, tidak bisa apapun, mempermalukan nama saja. Kau sangat membuatku kepikiran."

Cid: "huh? Kau tidak perlu memikirkan aku, toh aku sudah bilang ada rahasia yg harus kujaga dalam cita-citaku meskipun aku mendapat nilai kurang memuaskan, aku selalu mencoba menghafal, dan kadang sihirnya tidak cocok untuk pengunaanku, manaku tidak ada peningkatan"

Cid: "Cakep banget boongnya, emang, gua"

Claire menaruh tapak tangannya di kontur tubuhnya, mengirimkan sensorik sensitif signal-signal reseptor stimulasi stimulan yg tidak bisa dibantah, tangannya mulai menjamaah ke bawah dan tepat mengusap daerah intim, penis yang masih terbalut rapi oleh celana biru.

Claire: "kau pasti sudah melakukannya sendiri, jadi biar kubantu."

Cid: "hee.. Sebaiknya kau pulang, ibu nanti marah loh kalau tau..kau selalu melakukan hal tak terduga"

Claire: "akan kubunuh beneran kamu kalau diberitahu"

Cid memutar bola matanya malas.

Gerunyam Cid: "Kadang wanita itu menakutkan dan tidak bisa kupahami,"

Claire masih ambisius mengusap luarnya, dan melepaskan perlahan sampai terlihat cdnya yang sudah menunjukan barang yang paling tertutup dan menunggu.

Cid: "kak, maaf?"

Claire terus menyibukkan diri, tanpa memperdulikan bahwa dia adalah adiknya sendiri, terlarut dalam cinta yang obsesi menyimpang. Cid ingin melepaskan, sihirnya dn menyadarkan dirinya namun apa daya, nanti identitasnya terbongkar justru ia memilih diam. Jemari liukan yg ramping bertindak nakal, dengan

Claire mengeluarkan lidahnya. Cid bisa saja memberontak dan mengeluarkan jurus pamungkasnya itu sama seperti hal perkara, ia lakukan saat menyamar. Cid menurut, Claire membelitkan lidahnya memberikan transfer dari air saliva, ia terpaku mengunci pada fokus kerentanannya dengan sedikit mengerutkan kelopak mata bawah dan pupil yg sejajar, dengan suam atmosfer yg menyeruak. Claire mengatur napasnya sejenak. Cid tercekat.

Karena, Cid berakting berpura-pura setiap kali, menjadi pecundang ia langsung mengatur napas berat dn melakukan teknik yang sudah susah payah dihafal.

Claire: "kita masih akan berlangsung loh, Cid"

Cid: "Walah.."

Sentuhan dari sapu menggebu dengan halus di lidahnya membuat Cid merinding, membeliak.

Claire: "kamu harus mengetahui rahasia menjadi dewasa, kau sudah memasuki fase pubertas."

Cid: "Sepertinya tidak perlu, pemikiran kita cukup bersekolah dan apa ke-"

Claire tetap menyulitkannya menyudutkan dirinya, sampai mengencangkan cengkraman di prehensi tenggorokannya yang menyumbat akses jalur pernapasannya. Tapi, Cid permisif tetap tenang dn memberikan tatapan santai, meskipun keduanya pengalaman pertama. Ia mengeluarkan erangan namun palsu,

Claire: "bukankah, memang tak mungkin, tpi kalau aku menemukannya"

Cid: "...huh"

Cid tidak tahan, banyak di mulutnya ia mengelus kepala Claire, meskipun tanpa perlawanan, Cid benar-benar tidak mengendalikan diri, sengaja menggetarkan tubuhnya dengan banyak cairan kental pekat langsung ke esofagusnya.

Claire: "baunya amis.." katanya, dengan lega, ia meraup oksigen, untuk memenuhi yang sudah mengurang menjadi stabil, melepas perlahan meninggalkan saliva bujut yang masih tersisa di lubang penisnya.

Cid: "k-kakak" lrihnya.

Claire memposisikan dirinya meskipun ragu karena ini baginya, Cid sedikit iseng, mempermainkannya den gan memberi kata-kata yang cukup hampir mencuci otaknya, agar demakrasi retoris berkecamuk, tetapi kanjang kanjaran ia langsung memasukan sekali sentakan, namun terhalang oleh selaput daranya.

Cid: "... Ya...aku akan membakarnya, jadi, jangan lakukan ..."

Claire: "jangan merendahkanku dasar lemah!"

Cid: "...ho..ok" (aku ga begitu justru, insting tajamnya memang sangat peka)

Claire terus berusaha bersahabat dengan rasanya, semakin menjulang tubuhnya pada penempatan teritorial mutlaknya ia menahan perih luar biasa, sampai berhasil dan terlihat darah mengucur deras Cid tetap hanya diam, katapleksi.

Claire perlahan bergerak sesuai kehendaknya, tidak dengan langsung mempertahankan kedua potensi kenyamanannya, apalagi dia sadar betul, bahwa tidak memakai pengaman. Claire cukup melendot.

Gerunyam Cid: "pengalaman pertamaku di renggut olehnya..boleh lah setelah banyak bermain-main dengan urusanku, memang tidak terduga."

Gerunyam Cid: "Gerakannya masih lemah sekali, tadinya aku ingin mengeluarkan tenagaku, tpi 'jika shadow tiba-tiba muncul seperti ini bukankah tidak keren? Atau, sosok shadow yang kuat hanya datang untuk mencapai kekuatasan batasan yg tidak mungkin.'

Cid memejamkan mata dan berpikir.

Gerunyam Cid: 'bagaimana kalau aku berakting layaknya kesakitan?'

Cid mencoba menjalnkan lalu lintas yang dikirimkan otaknya, tangannya meremas spreinya dengan berdiri kuat, dan mengeluarkan matanya dng pilu smbil memelas ia mengerutkan.

Cid: "k-kakak aku abis latihan banyak kemarin, maaf tak bisa menemuimu,"

Claire: "aku tau kau berpura-pura tpi,"

Claire menambah gerakannya dn semakin mencekiknya lebih serius. Ia menggerakkan pinggulnya makin jadi maju dan mundur sampai tak tersisa. Penis Cid sudah sangat mengeras dan berdenyut di dalam akses jalur ruang serviks ovariummnya yg sembab memberikan internalisasi gelombang signal endorfin, yg membuat napas Cid tercekat.

Cid: "hoo?."


Bagi cid ini adalah hal merepotkan mudah saja ingin keluar dri situasi begini tpi ia membiarkannya.

Claire: "jangan-jangan kau sering melakukannya sendiri!"

Tanpa henti, 5 jam lamanya pergerakannya benar-benar memasuki sampai titik sensitif lemah terdalam, yg sangat peka aliran responsif, Cid mengatur napasnya dn sedikit kesulitan karena aliran udara yang begitu mengikis.

Cid: "...sendiri? Bukankah itu yang sedang kau lakukan, sekarang?" katanya, sambil dipertahankan tekanan, dicekik sampai mengeluarkan air liur.

Claire: "sendiri, sampai kau menghabiskan tisu berserakan ngaku, aku belum check di kamar mandi, sabunnya ga bolong"

Cid: "kak!"

Claire: "kau tidak perlu menderita sendirian, atau adikku yang selalu menemani tak terasa sudah banyak tahu dan nakal."

Claire: "sebagai kakak aku akan membantu segala cara dan memenuhimu"

Gerunyam Cid: "ya kau lah yang paling menggodaku, tahu aku sudah tidak heran lagi,..eh..pasti mungkin terjadi"

Cid: "akh, oh ya..kak aku punya penyakit kelainan di punyaku.. Sangat tidak baik, kau tau kak aku sedang merasakan ketidakpastian.. Aku tidak pernah bilang bahwa aku menderita sesuatu pada alat vitalku-"

Cid terus berakting melancarkan aksinya, memasang wajah pucat pasi 'agar menyakinkan' ia mengerutkan alis, menjadi pria korban malang.

Claire: "riwayatmu, tidak pernah mengatakan hal nihilll, jangan sampai nanti di sekolahan, kubuat kau boneka hidup. Aku sudah mengecek rumah sakit. Kau berani sekali, menentangku. Bahkan ingkar janji pertemuan kita!"

Claire terus menggerakkan tubuhnya, dalam kesunyian hanya lantam persatuan deru kulit mereka yanh bertumbuk berdua. Claire sampai pada puncaknya, mencondongkan tubuhnya dan meliukan kepalanya ke belakang (menggelinjang kejat)

Cid mengangkat sedikit bahunya.

Gerunyam Cid: "bodoh kau bisa hamil tau."

Claire: "kita lakukan sampai pagi"

Cid: "hah? Besok aku harus siapin diri biar tidak memotong tidurku!"

Claire: "sudah, kau cukup tiduran dan menerima semua hukumanmu"

Cid: "kak.., ampuni aku, sudah mencapai batasku.."

Claire: "mengemislah lagi, kita mencoba berbagai banyak pose, sesuai yang tertulis di buku"

Cid: "E-ehhh, bukankah itu hanya sekedar..berisi wanita saja?"

Claire: "kalau begitu kita buat yang baru."

Claire memaksanya untuk berdiri sedangkan Cid menekuk lututnya menumpu di kasur memposisikan dirinya beberapa inci darinya, ia benar-benar ogah memasukannya, Claire langsung mencekram batang penisnya dan memasukannya paksa.

Cid: "AKH! KAU EMANG ADA NIATAN GTU MAH!" gerundelnya, mukanya menjadi setengah pucat dn membeliak jika lengah sedikit saja "barangnya mungkin copot seperti lego"

Claire menggerakkan pinggulnya dengan sangat cepat hingga memasuki titik paling sensitif mentoknya, Cid terus mengerang dan kakinya gemetar (pura-pura).

Cid: "ah? K-akak! Kakiku gemetar, aku ingin pipis!" lirihnya dengan nada yg dibuat-buat.

Claire: "H-heh?! Tidak apa, keluarkan semua"

Gerunyam Cid: "sialan, dengan begini kamu keliatan sangat bergantung padaku, dan...aku akan jarang pulang saja deh."

Penisnya makin menegang mengeras pada setiap sentakan, yg memenuhi sampai tak tersisa pada dinding-dinding otot vaginanya yg mengetat yang lembab dan di desain khusus untuknya. Pikirannya juga masih tetap konsisten, hanya napas tidak teratur memburu yg dibuat-buat, dan juga keringat derai pada suhu 68 (sebenarnya keringanan, krna Cid aslinya Shadow). Mereka orgasme bersama.

Claire setelah puas, beringsut dengan mengerahkan sisa tenaga, memperlihatkan vaginanya, yang menserdih, tampak begitu bisai, ia langsung melintup kedua tapak tangannya di wajahnya, masih banyak cairan merembes keluar. Namun milik Cid masih tetap seolah tak mau, dan masih berdenyut kedut kejat kejar.

Cid: "kak.., kenapa dilepaskan ?" bodohnya, malah memelas, dan tetap ingin menyatu tanpa sadar.

Claire: "kau, memang nakal.."

Claire membalikkan badannya, ia mempercepat gerakannya sedikit demi sedikit, membuat semakin dalam intensitas impulsif gelombang endorfin makin fisibilitas primal, penisnya menerima sirkulasi siklus cukup. Alat vital mereka terdengar lantam, membuat kasurnya berderit.

Cid: "ah.mmh...nhh.mm..." dengunya, .

Claire: "mmmhhm...C-cid"

Claire menggelinjangmengeluarkan simfoni-simfoni bagai irama di telinganya, langsung terbaring lemas di atas tubuh six-pack Cid dengan mengelus pakaian putihnya sensual.

Claire: "Aku sudah bilang bahwa hari ini aku akan memantau-mu seharian!"

Cid: "haa? Jangan bilang, bahwa kau juga tak luput memasang beberapa, atau orang sewaan hanya untukku? Berhentilah memanjakan, itu memalukan!"

Claire: "Kau selalu merepotkan, biar aku tak selalu kehilanganmu."

Cid: "Hei aku tidak mengizinkanmu tidur seenaknya! Apalagi dalam wilayahku"

Cid: "di sekolahku, aku juga sudah punya banyak teman, meskipun mendapat kesalahpahaman tentang masa lalu, hidupku sudah jauh lebih baik,."

Claire: "Pakaianmu sudah sangat kotor, kau jorok sekali besok sekalian aku cucikan lagian kau juga harusnya tak keberatan kalau kita tidur berdua"

Cid: "Ceritanya, kamu mau gantiin Ibu gtu? (Sebenarnya, aku ga masalah juga sih, jadi ga perlu repot lagian yang cuci ini Beta) Tpi, aku ga bilang, kalau menanggung berdua. Lebih baik aku di luar sja deh"

Claire: "Kau emang beneran minta dibunuh ya?"

Claire menahannya buih-buih gejolak keinginan untuk menghabisinya.

Cid: "uhh-hmm"

Claire: "Kenapa sih? Kita juga sudah lama tidur misah! Tpi, turuti kemauanku kali ini"

Cid: "cih. Malas banget "

Mereka berbaring seranjang, seperti masa lalu, namun atmosfernya terasa tidur dengan penantian pembantai.

Cid: "gila penyakitnya udh ga ketolong lagi, aku hrus mencari cara agar dia bisa disembuhkan.."

Claire: "pasti perutmu kosong, sudah kubawakan bekal masakanku"

Cid: "aku barusan be-" terpotongnya,

Claire membeliak tajam ke arahnya, memberikan intimidasi gencatan mencekam, Cid hanya memberikan ekspresi datarnya.

Claire: "ekspresi dikit kek, bilang makasih dan senang atas pemberian kakakmu! Kalau ketauan membuangnya, tnpa sisa aku akan beneran membunuhmu, dan menggantungmu dengan banyak buku begini."

Cid: "Haik, pemberiannya akan kumakan."

Cid mengambilnya, ia sudah mengantarkan kakaknya kembali, selagi masih sempat, ia buru-buru berendam air panas, dan melihat miliknya yang masih sama.

Cid: "...barang ini butuh lagi ? Aku jadi penasaran harus melakukan apa agar bisa memuaskannya, yah lumayan lah, ga kusangka sampai segila dn senekat itu sakitnya." paraunya dengan suara shadow smbil mengelus barang kebanggaannya

Setelah memakai busana sipilnya, ia berteriak memanggil Delta. (Dengan suara Shadownya)

Delta: "ada apa boss?"

Cid: "Nah, ini makanan"

Delta mengendusi bossnya seluruh badan, memeluknya manja dan bergantung.

Delta: "boss, bau wanita lain! Namun, mirip sekali dengan baumu!"

Cid: "cukup makan saja, kali ini tugasmu adalah menghabisi makanannya"

Cid: "Selama aku tidak ada, apakah ada seseorang yang menaruh benda mencurigakan?"

Delta: "ada, tadi ada dua teman bos"

Cid: "Bangsat, oke deh laporannya"

Delta menyelesaikan tugasnya, ia langsung menghilang dri sna, Cid mencucinya tak luput ia akan kembalikan tempatnya.

[Keesokan harinya, saat Cid berangkat sekolah namun terlambat]

Teman 1: "sepertinya kamu berak lagi di celana dn tak berhasil menahannya kamu ambien? Mukamu bener-bener nunjukin betapa kerasnya tidak bisa kesulitan?"

Cid: "antar aku ke uks. (Brengsek, aku benar-benar merasa kalah oleh tantangan yg menguras energi yg sudah kusimpan, masa pakai cadangan buat Shadow. Dia beneran lakuin gila...medan pertempuran yang lebih ...hhh)"

Teman 2: "Eh? Tumbenan kali, mau obat gratisan?"

Cid: "sudahlah jangan banyak menelontarkan pertanyaan, aku tidak apa, hanya butuh pemulihan krna beneran sudah lamaa sekali ngeden"

Temen: "makanya, makan sayur biar kek gua, ganteng dengan kemaksimalan cewek-cewek semuanya bakalan noleh ke gua, jangan makan yang susah dicerna mulu!"

Cid: "sekarang gua mau muntah, tolong, plastik dong yang besar." lirihnya, memeluk erat peluknya dengan pipi menggembung, mukanya sudah berubah menjadi hijau dengan mengerutkan kedua alisnya menempel setengah dan kedua mata yang memutih berbentuk O.

Temen: "Gausah request juga, bahkan sampai irinya dirimu, aku paham perasaanmu aku bukan pecundang di bawahmu lagi, mereka akan mengakuiku juga krna aku punya bakat terpendam" gesek hidungnya, mengambil plastik entah punya siapa. Ia bersiap mencubit hidungnya.

Cid: "dripada lu ngebacot mulu mending buruan deh dripada gua berak d..i s...i..n...i" parahnya, ia memenuhi kantung muntahannya sambil menyeka bibir yang masih tersisa saliva.

Temen: "banyak banget muntahannya ada.."

Cid: "Udah buang aja lu gausah diliatin gitu, jijik gua..menghayati bener, penasaran banget apa aja yang udah gua cernah.."

Mereka akhirnya mengantar Cid, namun suster menyuruhnya untuk meninggalkan dan membiarkan istirahat. Namun, selagi ada kesempatan tidak dalam pengawasan suster, mereka kekeh, berada di depan ranjang Cid.

Cid: "Lu berdua emang sejoli (padahal tinggal biarin gua tidur, lu gatau energi sihir gua emang masih banyak tapi,.. Gua udah keluarin beberapa, dan nyesuain..)

Temen 1: "Cid sebelum lu mengucap kata terakhir mending liat ini"

Cid: akhirnya, aku bisa tenang- (skeptisnya menatap langit-langit menggantung)

Teman 1: "Kita punya buku baru, Cid mau liat?"

Cid: "tidak, untuk kalian saja"

Teman 2: "padahal kami udh menyelundup dn berniat mengajakmu,"

Teman 1: "edisi ini masih sangat baru, d

Cid: "jadi...kalian ya? "

Cid: "dari mana?!"

Cid dengan kesal bangkit sedikit, tanpa meninggalkan kasurnya, melempar buku tepat mengenai ke wajahnya.

Sfx: "Plaaakk..street."

Teman 1: "Eh! Jangan dihancurin muka ganteng maksimal pakai skincare rahasia ini."

Cid: "Apes banget hari ini, gegara dua orang gendeng itu, lagian besok diem-diem kusobek di rumah maupun gambar haram yg merusak otaknya full brainrot. Kapan-kapan dah cari solusi biar bisa di atasi."

[Di lain sisi]

Claire: "Adikku, aku akan terus berada di sisimu, melindungi dirimu." senyum-senyum sendiri dengan muka memerah, apalagi di pelajaran menjadi tidak fokus dan mereka terpana

Claire: "aku juga msih belum mengecek beberapa bagian dari kamarmu, pasti masih tersimpan lebih!."

Cid: "anjiir..gua kok merinding, keknya menetap nginep atau tidur di luar juga engga masalah dah. Besok, bisa alesan sakit gegara di palak atau apa kek."

Claire: "kapan-kapan aku sogok lagi deh, biar Cid mau"

Temen 1 2 : "Enak banget ni kita bisa pesta jajan, tanpa Cid!" senang mereka, yang langsung ke kantin membeli barang yg disukai. (Dasar pengkhianat)

Cid: "cih kampret kampret, harusnya gua porotin pas balik uks, bukannya terimakasih sma gua karena gua pura-pura nerima"

Perusahaan Mitsugoshi: jangan sampai deplesi, kita harus menjual lebih banyak."

Cid: "Waduh, Kuharus deportasi deponir, dan ikut depolitasi..apa Alpha Kronisme lagi buat ..."

#End