RIVAL

2024© Peach Sundae

Rate: M

Cast: SehunxJongin

'Tapi aku penasaran, kenapa tiba-tiba kau seperti ini,' ― Sehun


Dengan gugup Jongin menunggu Sehun keluar dari kelas. Lima belas menit lagi Sehun harus ke lapangan basket untuk latihan dan dalam waktu yang sedikit itu Jongin harus pintar-pintar memanfaatkannya. "Ck… lama sekali mereka mengobrol," kesal Jongin masih menanti sosok Sehun yang saat ini masih asik berbicara dengan teman lainnya. Sepertinya membicarakan pertandingan sepak bola Liga Inggris tadi malam. Sembari memainkan handphonenya, Jongin membuka browsernya untuk searching bahan tugas sejarah sebelum berakhir begadang karena harus dikumpulkan besok.

"Wah, kesayanganmu sudah menunggu Sehun. Maaf ya Jongin, kita membuatmu menunggu lama," goda teman sekelasnya ketika membetulkan tali ranselnya. Jongin menatap datar temannya dan ditanggapi kata 'Maaf' dengan membungkuk beberapa kali. Kalau sudah melihat Jongin dengan tatapan dingin lebih baik menyingkir sebelum tidak dianggap selama 1 bulan.

"Ada apa?" tanya Sehun mendapati mata Jongin berbinar. Tanpa banyak omong Jongin menarik Sehun untuk naik ke lantai tiga, belok ke kiri menuju toilet, membuka salah satu bilik dan mengunci tubuh Sehun dengan kedua lengannya. Nafas Jongin menjadi tak beraturan dan sekilas Sehun melihat lengan Jongin bergetar. "Kalau ada yang mau dibicarakan kenapa tidak di―

Dengan cepat Jongin menutup bibir Sehun dengan kecupan ringan sebelum berubah menjadi ciuman yang agak berantakan. "Diamlah dan turuti aku," perintah Jongin menyelipkan kaki kirinya di antara kedua kaki Sehun, menaikkan sedikit lututnya hingga menyentuh sesuatu yang belum tegang untuk saat ini. Sama seperti yang dilakukan Sehun di belakang café waktu malam itu.

Wajah merahnya karena menahan malu dan tatapan memelas itu sedikit membuat Sehun luluh walau jantungnya berdebar kencang. Pikirannya lari kemana-mana mendapati Jongin secara tiba-tiba menyerangnya meski ia yakini Jongin malu sendiri. Dari dulu mana ada Jongin yang menyerang dirinya? Yang ada tingkah laku Jongin membuat dirinya menyerang duluan.

Menaruh tasnya di atas tutup tangki toilet Jongin mengeluarkan tas kecil untuk aksinya kali ini. Kotak kondom yang entah kapan Jongin miliki benar-benar membuat Sehun tercengang. Demi celana Neptunus! Sehun berusaha tidak bertanya-tanya melihat Jongin berusaha menggigit bungkus kondom dengan sensual. Seingatnya kondom yang dibawa Jongin bukan yang biasanya mereka gunakan (kecuali saat pertama kali mereka bermain).

'Ayo adikku jangan bangun dulu,' batin Sehun menenangkan diri setelah Jongin bersipuh untuk menurunkan celananya. Jemari-jemari lentik itu gemetar tak terkontrol dan Sehun hanya bisa menutup mulutnya tak tau harus berbuat apa. Tanpa ia sadari ia juga sedikit gemetar karena sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Bermain-main di tempat umum sama sekali bukan pilihan Sehun. "Kau yakin kita melakukannya di sini?" tanyanya menahan tangan Jongin, "Aku bisa izin―

"Jangan!"

"Baiklah..." Sehun angkat tangan.

"Tutup matamu. Aku... Aku malu..." ucap Jongin jujur menundukkan kepalanya ketika bersipuh. Rasanya malu sekali melakukan 'ini' untuk pertama kalinya. Aksi yang hanya berada di imajinasi liar Jongin ketika ia mimpi basah atau merasa bosan― hasrat untuk masturbasi tiba-tiba. Demi apa pun yang Jongin alami semasa hidupnya, kejadian hari ini tidak akan pernah terhapus dari ingatannya, mungkin akan masuk dalam kategori memori memalukan yang akan terputar ketika ia akan tidur. Tapi sebelum memasang kondomnya, apa perlu ia memberi service lainnya? Ngomong-ngomong Jongin teringat dengan service gratis dan tak sengaja pada Baekhyun hyung.

'Sudah lah lakukan saja,' tanpa pikir panjang Jongin kembali menurunkan celana Sehun beserta dalamannya perlahan. Tidak mau kaget melihat penis Sehun yang sudah pastinya tegang, Jongin segera memasangkan kondomnya, mengendusnya sebentar, dan mulai mengulum pucuknya. Rasa strawberry dan tekstur tak rata dari kondomnya membuat Jongin semakin tidak tahan. Jadi ia berhenti sejenak untuk melepas ikat pinggangnya untuk menurunkan celananya sembari mengulum adik Sehun. Melirik ke atas, Jongin mendapati muka horny Sehun yang tersiksa dengan kulumannya. Maklum, ia tidak begitu ahli dalam hal ini.

Kedua jemarinya berusaha masuk ke dalam lubangnya yang tadi pagi sudah ia longgarkan, jadi ia tidak kesusahan untuk melonggarkannya kembali dan dengan perlahan menggerakannya. Apa pun yang terjadi Jongin berharap tidak ada yang masuk ke dalam toilet lantai tiga. Info dari Niel, toilet ini jarang digunakan dan paling terakhir untuk dibersihan jadi ini kesempatan emas untuk Jongin. "NGH!" pekik Jongin merasa sakit karena Sehun sengaja menjambak rambutnya, memaksanya untuk mengulum lebih dalam hingga ia ingin muntah karena ujungnya berhasil mengenai bagian dalam tenggorokannya. "Ngh~ Sehun!" terpaksa melepas kulumannya, Jongin menahan tangan Sehun.

"Sialan kau Jongin," maki Sehun keceplosan. Dengan nafas ngos-ngosan Sehun menarik tubuh Jongin untuk berdiri, kembali untuk mengulum bibir. "Kau dapat inisiatif dari mana?" tanyanya menjilat leher Jongin dan mengigitnya tanpa meninggalkan bekas.

Jongin mendorong tubuh Sehun dan langsung menungging memamerkan lubangnya yang berkedut. "E-entahlah, yang pasti aku tidak kuat menahannya."

Dengan perlahan Sehun membungkuk hingga penisnya masuk sepenuhnya ke dalam lubang yang selalu membuat Sehun pusing. "Ahhh... rileks Jongin, kau mau adikku tidak bisa keluar dari lubangmu?" Mati-matian mereka berdua menahan desahan mereka. "Sudah kubilang lebih baik... ahhhhh... Seharusnya kita melakukannya di kamarku saja," protes Sehun yang sibuk memaju mundurkan pinggulnya.

"Kau... gila," Jongin balik protes. "Kau mau eommamu memergoki kita?"

"Ck... kau lupa kita 'hampir' melakukannya di setiap sudut rumahku? Rumahku terlalu aman untuk bermain. Lagi pula eommaku selalu pergi ke tempat temannya sebelum pulang untuk makan malam."

"Annnggg... Sehun jangan terlalu cepat. Haahh... ngghh... tu-tunggu."

Masih ada 9 menit.

Sehun terus menggerakkan pinggulnya meski rasa penasaran berkeliling di kepalanya. Jongin kerasukan apa sih sampai punya keberanian seperti ini? Rasanya menyenangkan bisa melihat sisi liar Jongin seperti ini, sisi yang selalu Sehun impikan ketika ia ingin tidur. Tangannya meraih pinggul Jongin supaya miliknya bisa masuk lebih dalam dan ia bisa merasakan kalau Jongin sampai pada klimaksnya. "Desahkan namaku Jongin, sebut namaku ketika kau ingin keluar," bisiknya sembari menjilat daun telinga Jongin.

"Sehun... Sehun... Sehun..." Jongin menggila, tentu saja niatnya adalah membuat Sehun keluar duluan tapi libido yang ia tahan semenjak tadi pagi membuatnya menyerah. "Nghh! Sehun!"

SPURT

Cairan putih menetes pelan dari ujung penis Jongin dan Sehun mengeluarkan miliknya. "Ahhh… sial!" Jongin lupa memakai kondom supaya ia tidak perlu repot-repot membersihkan tubuhnya. Namun sebelum meraih kotak berwarna hitam itu, pinggulnya ditarik oleh Sehun ke pangkuan kekasihnya yang sudah tidak sabar menghajarnya habis-habisan, "Kau harus tanggung jawab Jongin, jadi aku ingin kau berusaha membuatku klimaks," perintah Sehun meremas penis Jongin.

Warna merah yang menghiasi pipi Jongin membuat Sehun terkekeh. Malu-malu duduk di pangkuan Sehun, Jongin merasa enggan untuk memasukkan milik Sehun lalu menaik turunkan pinggulnya. Selama ini ia belum pernah melakukan gerakan uke on the top meski penasaran dengan rasanya. Apa perlu ia melakukan hal yang sama seperti di video yang ia tonton tadi pagi? "Ayolah, aku tidak pernah melihat kau punya inisiatif seperti ini. Lagi pula berada di atas juga enak lho," entah itu sebuah pujian atau semacam dirty talk, Jongin terangsang mendengarnya. "Ck, kau malu memasukkannya? Baiklah angkat pinggulmu."

Menurut, Jongin mengangkat pinggulnya, merasakan rasa hangat dari ujung penis Sehun sebelum sepenuhnya merasa panas dan penuh.

KRIET

Secara refleks Jongin menekuk kakinya ke atas ketika suara derit pintu disusul dengan suara siulan mengganggu kegiatan mereka, berharap suara detak jantung mereka tidak terdengar kencang. Untung saja ia bisa menahan desahannya ketika penis Sehun benar-benar menusuk dirinya begitu dalam saat orang asing yang tidak diinginkan mulai masuk ke dalam bilik toilet sebelah. Sial! Kenapa harus di sebelah mereka sih? Mau tak mau mereka harus menunggu orang itu selesai yang entah kapan selesainya.

Iris Jongin bergetar menatap dinding di sebelahnya, terlalu khawatir untuk menurunkan kakinya. "Tenang Jongin," bisik Sehun berusaha menenangkannya, menyelipkan tangannya di bawah lutut Jongin berusaha untuk mengangkat tubuhnya tanpa menimbulkan suara.

Jongin segera menggeleng sembari perlahan melepas satu per satu kancing kemejanya dan menurunkannya hingga pundak mulusnya terlihat. Nipple yang tegang itu menggoda Sehun untuk menjilatnya dan mengulumnya. Rasanya benar-benar pusing menghadapi tubuh Jongin di tempat seperti ini dan mati-matian Jongin menutup mulutnya dengan punggung tangannya sembari berusaha mendorong kepala Sehun untuk menjelajahi tubuhnya dengan lidah panas itu. Terserah lah, selama Sehun bisa merasakan tubuh Jongin ia tak masalah kalau harus diam-diam seperti ini. Mengatur nafas senormal mungkin meski penisnya berkedut ingin sesuatu yang lebih. Semoga saja udara di sekitar mereka tidak begitu panas, ya... kau pasti tau... mungkin?

"Kau sudah dari tadi?" Tanya orang sebelah yang sepertinya asik memainkan ponselnya.

"Iya... sepertinya aku salah makan," bohong Sehun kembali merasa kesal karena kegiatannya terhenti sebentar.

"Oh kau to Sehun."

Panik!

"Kau..." Sehun berusaha menebak pemilik suara itu, "Siapa?" dengan bodohnya melempar pertanyaan.

"Ck, kau ini ingatannya jelek sekali. Aku Guanlin dari kelas sebelah."

Rasa nikmat dari lubang Jongin sedikit mengalihkan perhatian Sehun dari pembicaraan absurd ini. Tanpa sadar tangannya sudah mengocok pelan milik Jongin dan membuat kekasihnya sedikit terperanjat sembari mengalungkan salah satu tangannya pada leher Sehun. Lubang Jongin kembali berkedut-kedut membuat Sehun semakin tak sabaran. Kedua tubuh yang terbakar oleh gairah merasa sudah tidak sabar untuk saling mengeluarkan hasrat, tapi tentunya Jongin tidak menginginkan hal itu.

Ia merasa gagal dalam misinya sendiri. Meski Jongin berusaha menahan libido pada tubuhnya dengan melengkungkan tubuhnya, Sehun meraih ponselnya dan mengetik sesuatu.

Dengan mata sayu, Jongin membaca deretan kata itu dan mengangguk pelan. Dirinya berusaha bangun meski lubangnya merasa enggan untuk melepaskan penis Sehun. Ck... sial sekali hari ini. Kaki kirinya menumpu berat badannya seraya dibantu Sehun supaya Jongin tidak jatuh.

Secepat kilat Jongin memasukkan kembali barang-barangnya, namun dengan jahilnya Sehun membersihkan ujung penis Jongin. Tentunya Jongin terperenjat kaget dan memukul pelan lengan Sehun sebelum ia mengenakan kembali celananya. "Sudah siap?" bisik Sehun bersiap-siap untuk mengangkat tubuh Jongin setelah menekan flush toilet.

Tanpa babibu Sehun langsung menggendong Jongin tanpa membuat Guanlin bertanya-tanya walau kenyataannya tidak. Perlahan Sehun menurunkan tubuh Jongin setelah keluar dari toilet – semoga saja tidak ada yang melihat mereka – lalu menyeret Jongin untuk buru-buru pergi dari sekolah. Sepertinya ia harus pergi ke suatu tempat untuk melepas hasrat mumpung besok adalah hari minggu.

"Minta izin kepada orang tuamu. Aku ingin 'bermain' di suatu tempat," perintah Sehun sembari menyeringai. "Pokoknya hari ini aku mau bolos latihan. Jangan ganggu gugat atau kau tidak akan merasakan penisku untuk waktu yang lama," membisikkan ancamannya Jongin hanya mengangguk patuh dan berlari mendahului Sehun untuk menunggunya di parkiran.

Sehun pura-pura sakit perut dan dengan bodohnya ketua timnya mengizinkannya begitu saja – melihat badan Sehun yang berkeringat sepertinya terlihat parah, batin ketua timnya. Tentu saja Sehun senang bukan kepalang dan segera berlari kesakitan menuju parkiran supaya tidak terlihat mencurigakan. Hatinya berdebar kencang hanya karena memikirkan kegiatan panasnya yang akan dilanjutkan sebentar lagi. "Hehehe," tawanya senang.

.

.

.

Masih merasa horny, Jongin terpaksa menunggu Sehun yang terasa lama walau hanya 4 menit Sehun sudah terlihat di matanya berlari dengan semangatnya. Tanpa percakapan yang berarti kedua sejoli itu mulai berjalan menuju rumah masing-masing untuk meminta izin menginap ke rumah seorang teman yang tidak pernah didengar oleh kedua orang tua mereka. Tanpa menaruh curiga pada Sehun dan Jongin, mereka berhasil keluar rumah dengan barang bawaan mereka.

Senyuman Sehun sedikit mengganggu Jongin yang merinding melihat tingkah kekasihnya. Mungkin apa yang ia lakukan adalah 'kesalahan besar', namun ia harus berlapang dada menerima konsekuensinya. Ia juga tidak tau ke mana Sehun membawanya pergi, namun begitu mendekati daerah asing dengan gedung-gedung mencurigakan membuatnya semakin mengeratkan pelukan pada tubuh Sehun.

"Tenang Jongin, aku tidak membawamu ke tempat aneh. Chanyeol pernah mengenalkan padaku tempat 'aman' untuk 'bermain'," Jongin menatap Sehun tak percaya, tapi ia tambah tidak percaya lagi dengan nama yang disebutkan tadi. "Ya karena dia seorang DJ wajar kalau dia tau tempat-tempat seperti ini." Sehun mencoba meluruskan sebelum menjadi kesalahpahaman besar, ya walau Chanyeol sendiri adalah saingannya untuk mendapatkan Jongin...

Memasuki sebuah gedung tingkat 3 yang ternyata adalah motel, Sehun berbicara sebentar dengan resepsionis sebelum mendapatkan kunci kamar untuk bersenang-senang.

Begitu masuk ke dalam Sehun langsung menjatuhkan tubuh Jongin ke atas kasur sembari melepaskan pakaian Jongin. Tubuh kecoklatan itu bergetar kecil ketika ia merasakan kembali sensasi saat di toilet sekolah. "Tu-tunggu!" Jongin mencoba membangunkan tubuhnya, meraih tubuh Sehun dan mengubah situasi.

Mata yang berbinar-binar itu semakin membuat Sehun tidak karuan, entah karena Jongin ini polos ingin tau atau emang sudah termakan nafsu. Ahhhhh... Sehun tidak mau memikirkannya melihat Jongin menurunkan ziper dan mencoba mengambil penisnya tanpa melepas celananya. "Kau sudah tidak sabar ya?"

Jongin hanya diam dan perlahan memakan penis Sehun lagi pada lubangnya. Jantungnya kembali berdebar kencang merasakan penis tersebut sudah sepenuhnya masuk, terasa penuh dan panas. Tubuhnya semakin gemetar untuk menaik turunkan tubuhnya. "Eugh...aaahhh," erang Jongin merasa enak, namun dengan seenak jidat Sehun bangun untuk memangku tubuhnya. "Akh! Jangan bergerak tiba – eugh – tiba. Ahhhhhhh... Sehun... tu-tunggu..." pinta Jongin ketika Sehun membantu menggerakkan pinggulnya. "Ahhh... ahhhh... ahhh..." desanya di telinga Sehun yang semakin semangat untuk memakan Jongin.

"Tapi aku penasaran, kenapa tiba-tiba kau seperti ini," Sehun sengaja memperlambat pergerakannya untuk membuat Jongin semakin tersiksa. "Ini hukumanmu karena kau tidak jujur padaku."

"Aku menonton... video porno tadi pagi. Jujur karena aku bangun terlalu pagi dan bosan, jadinya aku... kau tau lah."

Sehun masih enggan mempercepat gerakan pinggulnya, malah terlintas, "Lebih enak secara raw atau pakai kondom?"

Ahhhh... Sehun benar-benar membuat Jongin malu tidak karuan. Tentu saja ia menyukai penis Sehun tanpa menggunakan kondom. Urat-urat penis yang tegang itu selalu membuat Jongin horny saat memikirkannya. Seperti apa rasanya ketika lubangnya menjepit erat penis yang sepenuhnya tegang itu dan bergesekan dengan bagian dalam tubuhnya?

Tanpa Jongin sadari cairan precum mengalir pelan keluar dari penisnya. "Tentu saja penisku tanpa kondom bukan?"

Dasar si Sehun pervert!

.

.

.

TBC


Aigoo yaaa! Astaga ternyata aku lupa update chapter 6 di sni. Tapi apakah masih ada yang nongkrong di sini? Aku lebih fast update di wattpad walau lebih suka ffn karena lebih simple dan enggak problem banyak.

Akhir kata selamat menikmati special chapter bagian satu ini~

12/10/2024

21:36 WIB