RIVAL

2024© Peach Sundae

Rate: M

Cast: SehunxJongin

'Yak! Jangan berpikiran tidak-tidak tentangku. Maksudku... maksudku kau melepaskan kesempatan ini begitu saja?' ― Jongin


Memang memberikan kesempatan pada Sehun adalah kesalahan yang besar. Baru tujuh menit mereka berolahraga, tenaganya terkuras habis dengan peluh yang membasahi tubuhnya serta saliva yang hampir membuatnya tersedak.

Sehun mengecup pundak serta leher Jongin dengan lembut. Memberi jeda pada kegiatan olahraga mereka dan membiarkan Jongin mengambil nafas. Hampir saja ia membuat Jongin terbatuk-batuk akibat saliva mereka. Hehehe... mengulum bibir penuh Jongin begitu adiktif, bahkan tanpa ia sadari ibu jarinya terus menerus mengusap bibir bengkak itu. Seolah tidak mau membiarkan bibir itu tidak tersiksa setiap detiknya.

HAP

Tiba-tiba saja Jongin mengulum ibu jarinya, membuat Sehun ― "Yak, bisakah kau tenangkan adikmu itu?" Protes Jongin merasakan dirinya semakin penuh dan menghentikan Sehun bermain dengan lidah Jongin.

"Salah siapa kau menggodaku seperti ini," ucap Sehun sembari menempelkan dahinya pada dahi Jongin. "Ternyata kau bisa berbahaya juga, ya Jongin," bisiknya yang membuat tubuh Jongin menegang seketika dan memeperketat lubangnya. "Ternyata mimpiku bisa menjadi kenyataan."

"Kau memimpikanku seperti apa?"

"Menurutmu?" jemari Sehun menelusuri pinggang Jongin, mengelusnya hingga tubuh itu mengeluarkan desahan kecil nan panjang. Terlebih posisinya sedang memangku Jongin yang membuat penisnya masuk lebih dalam dari biasanya serta terasa 'fantastis' karena tidak menggunakan kondom.

Ngomong-ngomong soal kondom dan tingkah Jongin seperti ini rasa penasaran Sehun kembali muncul, "Tapi aku penasaran, kenapa kau tiba-tiba seganas ini... Apa kau menyembunyikan sesuatu padaku?"

Jongin langsung menggeleng cepat dan membuatnya terlihat salah tingkah, berharap Sehun tidak memikirkan hal macam-macam dengan apa yang ia lakukan hari ini. Kalau saja dia tidak mendapat 'golden ticket' dan tiba-tiba mimpi basah, tentu saja Jongin tidak akan bertindak jauh seperti ini – di luar kebiasaan Jongin yang pasif dalam hal serang menyerang.

Mengerti Jongin sedang memikirkan sesuatu, Sehun menggerakkan pinggulnya perlahan. Kembali merasakan tubuh 'polos' Jongin dengan tersiksa. Selama ia bisa mendapatkan jawaban, ia tidak akan menyerah menggoda Jongin sampai bibir yang terus mengalunkan desahan itu bisa berbicara dengan normal untuk menceritakan 'rahasia' yang tersembunyi.

Jongin berusaha bertahan di tengah hujaman Sehun yang semakin intens dan kasar, tanpa ia sadari juga kakinya semakin erat memeluk pinggang Sehun. Ingin rasanya memeluk tubuh lelaki putih yang kelewatan itu, tapi ia memilih mengundang Sehun untuk mencumbu putingnya yang keras, ereksi. Menyebabkan kepalanya begitu pusing dan percum mengalir dari penisnya.

BRUK

Tubuh Jongin yang ambruk gemetar sesaat, merasa kenikmatan pada tubuhnya hilang sejenak. "Ngh... Sehun, aku-aku..." Jongin langsung menutup wajahnya enggan meneruskan keinginannya.

SRET

Sehun menarik kaki Jongin, mulai memosisikan penisnya lagi pada lubang Jongin sembari menaikkan kaki kanannya. "Apa yang kau inginkan Jongin?" karena masih longgar, Sehun dengan mudah memasukkan kembali miliknya. Kedua jantung yang berdebar cepat menjadi lagu pengiring kegiatan mereka yang terhenti sejenak. "Katakan Jongin, kau ingin apa?" sembari menggodanya dengan mengocok pelan penis Jongin.

"A-aku... ahhhh... nggghhhh..." tangan Jongin berusahan menahan tangan Sehun, tapi tentu saja Sehun tidak mau, karena lubang Jongin semakin menjepit miliknya semakin erat. "Hhhhnnggg... aku ingin... hahhh... ahh... sesentuh aku le-lebih dalam," pintanya tanpa sadar bermain dengan putingnya sendiri.

SIAL!

Jongin benar-benar menggoda Sehun sampai mati. Apa-apaan ini?

"Hei, Jongin. Sebenarnya apa maumu?"

Kepalanya serasa ingin meledak. Antara rasa malu dan horny membuat Jongin melupakan akal sehatnya. Tanpa malu-malu ia menarik tubuh Sehun dengan mengalungkan kaki kirinya pada punggung Sehun. Berusaha mengunci tubuh Sehun ketika Jongin berhasil mendekap Sehun. Nafas pendek itu dapat Sehun rasakan, begitu panas dan sensual, membuat dirinya kembali menggerakkan pinggul.

"Ahh... nghhh... ahh... engghh... enhg..."

SQUIRT

"Ah... Jongin, sial," upat Sehun mengocok penisnya. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk 'mengotori' tubuh Jongin dengan cairannya.

SQUIRT

Tubuh tan tersebut melengkung ketika merasakan cairan hangat Sehun yang kental mengalir di perutnya. Katakan saja dirinya berlebihan, namun dirinya masih belum puas dengan klimaksnya yang belum maksimal. Sehun meraih penis Jongin, mengocoknya bersama miliknya untuk mendapatkan klimaks yang kedua. Dua jemarinya bermain cepat pada lubang Jongin, lalu bercumbu hingga kehabisan nafas seolah ini kesempatan terakhir.

Saling berkedut, klimaks kedua ini tidak kalah menggairahkan dan melelahkan. "Masih belum puas?" tanya Sehun mengusap peluh dari wajah Jongin dan ditanggapi dengan gelengan serta kecupan singkat.

"Kalau begitu menungginglah."

PLAK

"Nghh... Yak, Sehun!"

Mau Jongin protes seperti apa, Sehun tetap menggoda pantat sintal Jongin tanpa ampun. Selama mereka bermain, Sehun tidak pernah menjelajah jauh tubuh seksi pacarnya ini. Mumpung kesempatan, bukankah lebih baik dirinya merealisasikan imajinasi liarnya ketika masturbasi?

Meraih tas ransel Jongin dan mulai menjatuhkan semua barang ke lantai, Sehun mengambil kondom yang tadi siang mereka gunakan. "Kau lebih suka kondom biasa atau yang ini?"

Seketika tubuh Jongin menegang sembari memeluk bantal untuk mempernyaman tumpuannya. "Ck... tentu saja yang ini bukan?" jemari panjang itu kembali bermain dengan lubangnya, melebarkan perlahan hingga akhirnya penis Sehun masuk. Sensasi aneh tadi siang kembali menghantam tubuh Jongin. Hanya desahan panjang yang mampu Jongin berikan sebagai pernyataan kalau dirinya memang menyukai jenis kondom bertekstur. Menyentuh tubuh dalamnya dengan rangsangan yang berbeda.

Salivanya mengalir tanpa Jongin sadari.

Gila! Semoga saja ia tidak menjadi maniak yang tidak bisa hidup tanpa milik Sehun.

"Tenang Jongin, selama hubungan kita sehat kita tidak akan jatuh begitu dalam... Kecuali – "

Dalam sekali hentakan, Jongin tersedak salivanya. Nafas panas Sehun dapat ia rasakan di tengkuknya. Membuat bulu kuduknya naik seolah sedang bermain dalam film horor – ah mengingatkannya dengan film alien yang membuatnya tak berselera.

"Kecuali ketika kita sudah resmi nanti. Mungkin setiap akhir pekan kita bisa bermain... atau... setiap malam?"

TUK

"Yak! Jangan pukul kepalaku!"

"Sa...salah siapa berpikir terlalu jauh. Cukup bicaranya."

"Bukankah menyenangkan kalau kita bisa seperti ini tanpa harus bersembunyi?"

HUP!

Dalam sekali usaha, Sehun dapat memposisikan tubuh Jongin dalam pangkuannya. Berusaha menempatkan tubuh mereka duduk dipinggir kasur – menghadap sebuah cermin full body. Memperlihatkan tubuh mereka yang saling bertaut dan... argh! Jongin tidak mau menatap tubuhnya yang naked.

"Nggghhhh..."

"Lihatlah Jongin, adikmu berdiri seperti itu," tangan kiri Sehun meraba paha dalam Jongin sebelum memaksanya untuk melebarkan kakinya. Sedangkan tangan kanannya meraih dagu Jongin untuk menatap tubuh mereka yang bersatu. Erangan pelan dan keengganan untuk membuka mata menjadi pertahanan Jongin, jadi pada akhirnya Sehun mengulum bibir Jongin.

Kepalanya kembali pusing ketika tubuhnya terpantul kasar karena milik Sehun yang begitu dalam memasuki tubuhnya. Terserah, Jongin tidak mau memikirkan apapun. Hanya menikmati permainan yang entah kapan akan berhenti atau sampai sekujur tubuhnya sakit karena lelah. "Pelan-pelan Sehun," pinta Jongin yang berusaha melihat jam dinding tanpa melihat cermin besar itu. Namun, sialnya letak jam dindingnya berada di atas cermin. Jadi, ia mengurungkan niatnya untuk mengetahui sudah berapa lama mereka bermain.

Sehun menghentikan hentakannya, mengecup punggung Jongin sembari meletakkan bantal-bantal di lantai. Berusaha membuat Jongin melihat pantulan mereka di cermin dengan gerakan menungging. Jongin pasrah mau diperlakukan apa saja oleh Sehun, tapi jangan pikir ia akan membuka matanya. Jongin belum mau menerima kenyataan akan pantulan tubuhnya dengan desahan yang mengalun dari mulutnya.

Jongin menggeleng pelan memikirkannya, berusaha mengeratkan pejaman matanya meski ia merasa lelah sendiri. Ia tidak mau kecolongan. Ugh! Desain interior macam apa ini! Seharusnya Jongin saja yang memilih tempat untuk bercumbu. Ta-tapi bukankah semua motel cinta selalu ada cerminnya? Sepertinya perkataan Sehun ada benarnya, bermain-main di rumah kekasihnya terlalu aman hingga ia tidak perlu memikirkan hal seperti ini.

Apa perlu ia memberi tiket liburan untuk... Ah... tidak-tidak! Pikiran macam apa itu!

"Ayolah Jongin," Sehun menarik tubuhnya dan refleks Jongin menumpukan tangannya pada paha Sehun. "Kau tidak mau melihat ini?" kedua nipplenya dicubit dan ditarik dengan kasar, "atau ini?" lalu mengocok penisnya sebentar. "Atau... kau tidak penasaran seperti apa ekspresi yang kau tunjukkan padaku, hmm?"

Semakin 'kotor' pembicaraan Sehun, semakin ketat lubang Jongin dalam meresponnya. Menyebalkan sekali, Jongin kan sekilas menjadi penasaran. Berusaha mengindik dari ujung matanya meski tidak berguna, toh ia tidak dapat jelas melihatnya. "De-deskripsikan saja."

Tawa renyah terdengar seolah mengolok Jongin, "Sudahlah, abaikan saja," jawaban refleksnya membuat Jongin malu sendiri.

"Kau ingin aku mendeskripsikan seperti apa? Hemm... walau kita jarang melakukannya, tapi... wajahmu itu –"

BLUSH

"Ya.. yak! Ke-kenapa penismu tambah besar lagi, bodoh?!"

"Hah... mau bagaimana lagi Jongin. Wajahmu membuatku horny," kembali menggerakkan pinggulnya, Sehun mendekap tubuh ramping Jongin. "Matamu yang sayu, saliva yang –"

"Cukup, cukup," Jongin menepuk-nepuk paha Sehun menyuruhnya untuk diam. "Ge-gerakan saja pi-pi-pinggulmu"

"Sejak kapan kau berani menyuruhku seperti ini?"

Tanpa aba-aba Sehun mendorong tubuh Jongin untuk menungging, namun begitu tangannya hendak bertumpu pada bantal yang empuk, kedua tangannya ditarik paksa. Menghentakkan tubuhnya begitu kasar sampai-sampai bahunya sakit. Penis tegangnya mulai terasa sakit, tapi sama sekali tidak mengeluarkan cairan semen. "Wah lihat, siapa yang mengalami dry orgasm?"

Menatap miliknya sebentar, wajah Jongin merasa panas mengetahui dirinya tidak bisa mengeluarkan cairannya. Mau bagaimana lagi, jarak orgasmnya terlalu dekat. Tapi sensasi pada tubuhnya tidak bisa ia tahan – gejolak libido yang membakar tubuhnya. "Tenang Jongin," bisik Sehun sensual, "kau bisa mendapatkannya," tangan itu kembali bermain pada putingnya, yang mau tak mau membuat Jongin menegakkan tubuhnya dan menubruk tubuh Sehun. Tangan kanannya meraih tengkuk leher Sehun, sedangkan tangan kirinya meremas paha Sehun.

"Ah! Ah! Sehun~," Jongin tidak mau tersiksa, tapi ia juga agak malu meminta tolong pada Sehun untuk lebih menyentuh tubuhnya – tidak hanya putingnya saja. Penisnya mulai berkedut-kedut lagi dan terasa sakit. Sehun juga tidak ada niatan untuk menyentuh miliknya, membiarkan Jongin mengerang kesakitan karena orgasmnya yang tidak maksimal. Kepala sintingnya memang berusaha menyiksa Jongin untuk menunjukkan sisi barunya yang sama sekali belum pernah ia lihat dan tentu saja jawaban atas kegiatan mendadak ini.

Memikirkan gerakan yang dapat menyiksa Jongin selanjutnya, Sehun tersenyum nakal sembari melihat kedua tubuh mereka yang sudah sangat basah oleh peluh dan cairan mereka. Lihat saja tubuh Jongin yang dulunya hanya ia bisa puja dan bayangnya sudah bisa ia peluk bahkan bercinta secara brutal. Pinggangnya yang begitu ramping dan pas sekali untuk ia peluk, kulit tan yang begitu halus dan kenyal, otot-otot perut yang berkontraksi akibat rangsangan, nipplenya mencuat tegang yang semakin membuatnya gemas untuk memainkannya, dan lihatlah wajah tersiksa itu!

Begitu indah karena tersiksa. Bulu mata yang lentik meski tidak lebat, bibir penuh yang terluka dan bengkak karena dirinya terlalu bersemangat, dan suara desahan dan erangan yang mengalun terus menerus di telinganya. Argh! Sehun tidak bisa mendiskripsikan keindahan Jongin dengan benar – dilaur imajinasinya sebelum akhirnya Jongin jatuh ke dalam pelukannya. Leher yang indah, tulang selangka yang tak terlalu cekung.

Katakanlah dirinya bajingan, tapi mau bagaimana lagi? Tidak mungkin bukan ia menolak kesempatan emas ini dengan berpura-pura tidak minat? Menolak untuk melihat sisi lain dari seorang Kim Jong In yang malu-malu dalam masalah percintaan tapi malah memberikan servis kepada orang lain. Oke untuk masalah terakhir itu kesalahan, tetap saja Sehun tidak terima. Apalagi yang menerima adalah si cerewet Baekhyun.

Mencoba menggendong tubuh Jongin, Sehun memiliki ide untuk menjahili – tidak, menyiksa Jongin sekali lagi. Dengan memposisikan tubuh Jongin berada di ujung kasur hingga kepalanya hampir jatuh dan tentu saja menghadap cermin tadi, Sehun menumpukan kedua kaki Jongin pada bahunya setelah secara mendadak memasukkan miliknya pada lubang Jongin. Lalu dengan cepat menggerakkan pinggulnya hingga Jongin tersedak salivanya sendiri. Meski begitu kekasihnya sama sekali tidak membuka matanya.

"Cu-cukup Sehun! Aaaahhh... enguh... "

Sehun terdiam mendengarnya, lagi pula Jongin mana mau berhenti? Kalaupun iya, pastinya milik Jongin tambah tersiksa. Toh mereka belum keluar lagi dengan permainan kasar ini. Ck... sepertinya Sehun harus minta maaf pada Jongin telah berbuat kasar. Ia harus berlatih menahan libidonya nanti.

Kepala Jongin terasa berat karena semua darahnya mengalir ke bawah. "Sehun, tarik tubuhkan ke atas sedikit," pintanya yang langsung dituruti.

"Maaf," Sehun menarik tubuh Jongin hingga kekasihnya merasa nyaman. "Setelah ini kita selesai. Kau pasti lelah."

"Hah!" tiba-tiba Jongin membuka matanya dan melototi Sehun.

"Kenapa? Jangan bilang kau – "

"Yak! Jangan berpikiran tidak-tidak tentangku. Maksudku... maksudku kau melepaskan kesempatan ini begitu saja?"

Kedua matanya menyipit. Kan, pasti ada sesuatu yang lebih dalam permasalahannya. "Jujur, Jongin. Apa yang kau sembunyikan."

"Astaga..." Jongin jadi jengah, "Harus berapa kali aku katakan kalau tadi pagi aku menonton video porno? Apa perlu kujelaskan genre yang kucari? Baiklah, aku mencari video tentang..." terdiam sebentar. Tidak mungkin kan dia mencari video seorang seme yang memiliki ukuran besar? Bisa-bisa Sehun ngambek mengetahuinya.

Sehun menatap Jongin curiga, jadi Sehun buru-buru meraih handphone Jongin di lantai. Membuat kekasihnya mendesah kecewa, namun buru-buru merebut handponenya walau kalah tenaga.

Tidak! Tidak! Batin Jongin merana ketika mendapati Sehun sudah menelusuri handphonenya. Sial sekali Jongin tidak menutup semua tab hasil video yang ia tonton tadi pagi. Tapi, ia juga terlalu eman kalau menutup tabnya. Lagi pula videonya sesuai dengan kemauan Jongin, hehehe

"Oh..." akhirnya Sehun menemukannya! Nama yang tercantum di judul video juga tidak asing di mata Sehun. Seorang porn star di aplikasi hanya kipas yang memiliki ukuran besar, namun terlalu stagnan dalam mengeksplorasi gerakan bercinta. "Tapi... bukankan milikku lebih besar darinya? Ayolah Jongin! Dari sekian banyak porn star yang ada, kau menonton videonya? Videonya saja kebanyakan membosankan. Gerakan apa yang kau suka dari dia ini?" cerocos Sehun hanya ditanggapi wajah menyedihkan dari Jongin.

Mau bagaimana lagi, melihat salah satu video dari seme itu membuat penisnya perlahan bangun. "Karena miliknya hampir mendekati milikmu... makanya... aku... aku... memikirkanmu..."

Argh! Sudah lah! Jongin sudah tidak ada harga dirinya!

"Kalau begitu..." Sehun menatap Jongin intens dan tiba-tiba menyeringai.

Tamatlah riwayatku, pemikiran sekilas Jongin sampai tidak bisa berjalan sepertinya akan terkabulkan.

Yah, setidaknya mari kita doakan Jongin tidak sampai seperti itu.

.

.

.

TBC


Aku merindukan diriku yang rajin nulis fanfic :')

Hah... jadi dewasan menyebalkan. Andai aja gosok daun beneran jadi uang, sudah berapa banyak miliader di dunia ini, lol.

5 bulan baru update, astaga maafkan aku :') walau kerja sudah sesuai dengan keinginan tapi nyatanya menyita waktu demi cari uang. Mau gimana lagi, ya sudah lah hadapi saja.

Semoga puas dengan chapter spesial edisi kegiatan panas HunKai~

Setelah chapter Jaehyun selesai beneran bakal ada special story dari Jongin. Semoga bisa cepet selesai :')

Akhir kata selamat menikmati special chapter bagian satu ini~

12/10/2024
20:42 WIB