Naruto Masashi Kishimoto

Goblin Slayer Kumo Kagyu

Highschool DxD Ichei Ishibumi

Crossover dengan beberapa anime atau game, yang mungkin kalian kenal dan pernah mainkan.

All Character OOC

S3 Episode 1

OPENING : Righthfully - Mili

Goblin Slayer opening Season 1

special Thank to RyujiBlast sebagai Beta Reader. Bagi sekalian yang tertarik menjadi Beta Reader dan membantu diriku dalam memperbaiki baik itu tanda baca ide. Bisa PM aja ya. Terima kasih

Ost Thirst of your Heart

Sebuah tangan dengan lihai dan ringan mengambil kudapan yang sudah dipersiapkan dengan baik. Meskipun nampak sederhana karena dibuat dengan seadanya.

Namun pelaku yang adalah seorang Sculptor tetap melahapnya dengan antusias. Baginya ini adalah sesuatu yang baru, karena bisa makan diluar tempat biasanya dia bekerja meskipun sudah berlalu tiga bulan saat dirinya memutuskan untuk ikut dalam Travel Quest.

Para seniornya mendukung penuh saat dia mendapatkan sesuatu seperti Travel Quest. Karena bagi seseorang yang berada di kelas Sculptor amat sulit mendapatkan kesempatan tersebut.

Apalagi yang mengajak dirinya Pergi adalah seorang Petualang yang baru-baru ini menjadi buah bibir karena langsung naik 4 peringkat sebab telah membantu Sword Maiden dari order of Freya.

Namun bagi Weed, orang yang saat ini sedang makan bersamanya adalah klien yang begitu berharga karena lewat dirinyalah. Sculptor muda itu mendapatkan kenaikan promosi di kelasnya.

Tidak pernah dia duga kalau petualang berwajah datar itu, langsung membeli patung Dewi Freya yang baru saja dia selesaikan. Lalu harga yang diberikan olehnya benar-benar fantastis.

Sebuah berlian Zamrud yang senilai ratusan Gold. Dan pemuda yang menyebut dirinya Rat Slayer sedang menikmati sarapannya, telah memberikan benda itu seolah tidak berharga sama sekali.

Namun dirinya dibuat jengkel karena Quest pemberantasan Giant Rat di desa pertama. Itu karena meskipun dia nampak masa bodoh, tapi Petualang itu bersikap sesuatu yang kurang nyaman untuknya.

"Kau kenapa?" Tanya Naruto yang bisa melihat ada rasa kesal di mata Weed saat menatapnya.

"Tidak apa-apa? Ngomong-ngomong sebentar lagi kita hampir sampai di tujuan. Kau masih belum memberikan penjelasan. Kenapa membuat patung kalajengking ini, meskipun aku adalah orang yang masa bodoan. Tapi sikapmu itu sangat tidak sopan tahu?" Jawab dan tanya Weed.

Naruto menatap wajah Weed dengan lekat, mempertimbangkan apakah Pemuda Sculptor yang telah menemani dirinya. Selama lebih dari tiga bulan ini bisa dipercaya atau tidak.

"Detailnya nanti kau akan tahu sendiri, tapi patung-patung itu akan menjadi sebuah Kunci." Balas Naruto.

"Kau selalu memberikan jawaban serupa, tapi sudahlah mungkin memang lebih baik aku tidak tahu." Balas Weed untuk mengejek Rat Slayer.

Namun reaksi yang tidak terduga diberikan oleh Rat slayer.

"Semakin sedikit yang kau tahu itu lebih baik, karena itu tidak ada sangkut pautnya dengan urusanmu." Ucapnya.

Pelipis Weed jelas berkedut-kedut dengan kasar. Jelas sekali kalau tujuan dia mengatakan kalimat itu untuk mengejeknya, namun dia mendapat jawaban yang diluar nalarnya.

"Benar-benar dah, penampilannya saja yang berubah. Tapi sikapnya benar-benar tidak bisa aku tebak." Batin Weed.

Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan, aura tempat yang awalnya menenangkan menjadi suram ketika mereka mendekati tujuan mereka.

"Oi tempat ini menjadi begitu suram. Apa tidak ada yang mengurusnya?" Ucap Weed.

"Entahlah, pokoknya kita harus masuk." Balas Naruto tegas dan dingin.

'Sifatmu itu astaga, jika bukan karena bayaran begitu tinggi dan pengalaman yang sangat aku butuhkan. Malas sekali rasanya berpetualang bersamamu, aku penasaran bagaimana Nona Maiden melewati harinya ketika melakukan [Pilgrimage Quest] denganmu." Gerutu Weed dalam diam.

Ost Goblin Slayer Campaign Strategy

Ketika keduanya sampai di depan Ruin Of Heroes Temple. Banyak hal terlintas dibeak masing-masing, karena tidak percaya kalau tempat yang dianggap suci oleh para Petualang berubah menjadi reruntuhan.

Di masa lalu, tempat ini bahkan memiliki lagunya sendiri yang menggambarkan begitu megah dan agungnya. Sehingga banyak para anak muda begitu mendambakan untuk menjadi petualang agar setidaknya nama mereka bisa terukir di sana.

Namun saat ini tempat sakral tersebut, sudah menjadi reruntuhan dan hanya kata miris yang bisa terlintas dibenak siapapun yang melihatnya.

"Kejayaan dan keagungan bahkan tidak bisa tahan oleh kerasnya gusuran sang Waktu. Sudah kuduga, seberapa baik makhluk apapun membangun sesuatu. Itu pasti akan rusak oleh perubahan zaman." Ucap Weed mengomentari Ruin Of Heroes Temple.

Naruto tidak menanggapi perkataan Weed karena itu ada benarnya, dahulu ketika kakak perempuannya masih hidup. Dia sering mendengar cerita tentang tempat ini yang begitu besar, megah dan agung.

Ketika menceritakan tempat ini, dirinya dan adiknya Menma akan meneriakan dengan lantang.

Suatu saat nama kami akan terukir di Tugu Heroes Temple agar bisa dikenang oleh semua orang. Itulah sekelumit ingatan yang menari di kepala Rat Slayer ketika melihat tempat ini.

Sayangnya, tempat yang diceritakan oleh kakaknya dulu dengan begitu bersemangat dan senyum hangat. Malah berubah menjadi puing dan kini terasah mencekam, entah siapa yang telah membuat tempat ini menjadi seperti ini tapi yang jelas ini pastilah ulah para Kaum yang tidak berdoa dan tidak berbahasa*.

[Author Note bisa diartikan Iblis, monster atau semacamnya.]

Naruto memperhatikan dinding yang masih berdiri tegak, ada beberapa lukisan yang tercetak di sana. Lukisan-lukisan itu semacam gambar tentang apa yang terjadi saat pertempuran para Petualang dengan Iblis dan sekutunya.

Usia tempat ini sudah 500 tahun dan Rat Slayer yakin kalau apa yang terlukis di sana pastilah peristiwa Doomsday karena itu adalah hal yang lumrah diketahui oleh seluruh Ras yang ada di benua Alvarez.

Keduanya terus melangkah untuk menelusuri ruangan ini lebih dalam. Obor dinyalakan karena tempat yang akan di telusuri mengarah ke sebuah Dungeon.

Rat Slayer juga sedikit mempelajari tentang Ruin of Heroes Temple sebelum kemari. Dia kadang membaca buku tentang tempat itu disela-sela mengurus Ise selama empat Tahun.

"Kau nampak mengetahui seluk beluk tempat ini, apa kau pernah kemari?" Tanya Weed penasaran karena dari tadi langkah Naruto tidak pernah gugup atau bingung.

"Aku baru pertama kali kemari!" Ucapnya datar.

"Oi, yang benar saja. Kau baru pertama kali kemari. Tapi langkahmu tidak menunjukkan tanda-tanda keraguan saat memilih jalan." Keluh Weed dalam hati.

"Lalu kenapa kau berjalan dengan tenang, seakan mengetahui tempat ini?" Tanya Weed lagi.

"Menjaga ketenangan adalah hal penting bagi seorang Petualang. Itu yang dikatakan oleh Gadis Resepsionis." Balas Rat Slayer.

"Itu tidak menjawab pertanyaanku, Sialan!" Gerutu Weed lagi.

"Yah terserahlah, pokoknya semoga saja tidak terjadi hal-hal-"

Belum sempat Weed menyelesaikan ucapannya. Rat Slayer menjulurkan tangannya untuk memperingati agar berhenti melangkah.

"Ada apa?" Tanya Weed.

Diam dan tajamkan pendegaranmu. Perintah Naruto.

Mendengar itu tentu saja Weed menurut, apalagi selama bersama pemuda berwajah datar ini. Dirinya selalu selamat dan satu hal yang Weed kagumi darinya adalah intuisinya yang tajam.

Saking tajamnya, Weed bahkan mengira kalau pemuda ini seolah mengetahui masa depan karena semua tindakannya berhasil menyelamatkan diri mereka dari bahaya.

Grr Grr Grr! Sebuah Geraman kecil menggema di kegelapan namun sosoknya tidak terlihat.

"Aku mendengarnya, ada sesuatu di tempat ini. Apa mungkin mereka monster?" Tanya Weed dengan suara kecil.

"Entahlah, tapi yang jelas kita harus memusnahkan mereka." Jawab Naruto sembari menyiapkan pedang dan perisai miliknya.

Ruang Dungeon ini bentuknya sederhana dan petualang amatir pasti tidak akan terkecoh bila menjelajahinya. Namun yang jadi masalah adalah banyaknya pilar yang berdiri tak beraturan, sehingga membuat pandangan mereka terbatas.

Tentu saja ini memberikan dampak signifikan bagi mereka, apalagi jika musuh mereka adalah monster yang bisa melihat dalam kegelapan. Hal tersebut akan membuat keduanya dalam bahaya.

Melihat rekannya bersikap waspada, Weed tentu ikut serta menyiapkan pedang besi yang hanya bisa digunakan oleh Sculptor.

Sebenarnya dia memiliki pedang yang kualitasnya lebih baik, namun dia tidak ingin memamerkannya. Sebab Rat Slayer saja, ketika selesai melewati desa pertama langsung menyimpan semua perlengkapan miliknya yang mencolok ke dalam sebuah kalung permata. Dan membeli perlengkapan petualang yang lebih realistis untuk tingkat petualang miliknya.

"Kita berpencar, ada tiga jalur di depan. Kita tidak tahu di mana mereka berada dan pandangan kita terhalang karena banyaknya pilar ini. Jika ada bahaya berikanlah sinyal, kau mengerti!" Ucapnya sembari berjalan ke arah kanan.

"Aku mengerti," balas Weed mengangguk mantap.

Naruto Side

Naruto mengambil jalur sebelah kanan, langkahnya tenang dan mantap Seolah siap menghantam siapa saja yang mencoba menyergap.

Di sela-sela menjelajah dia juga memperhatikan struktur bangunan dan lukisan-lukisan yang terdapat di dinding Dungeon. Meskipun dia tidak mengerti arti gambar tersebut, tapi dia meyakini kalau gambaran Itu adalah menceritakan kisah heroik seorang pahlawan atau peperangan di masa lalu.

Dia juga ingat kakaknya memberitahu kalau banyak para seniman yang disewa untuk menghiasi tempat ini dengan banyak sekali karya dan mungkin salah satunya adalah lukisan tersebut.

Dalam sketsa dinding terdapat gambaran seorang pemuda dengan armor legendaris lengkap sedang mengacungkan senjata miliknya di atas Naga Emas yang sudah dia kalahkan.

Lalu ada juga gambaran seorang bocah dengan gagah berani, bersama beberapa petualang bekerja sama untuk mengalahkan seekor naga hitam bermata satu yang mengeluarkan semburan api panas.

Ada juga lukisan seorang Elf yang nampak bersenandung namun dengan wajah penuh kesedihan dengan latar sebuah pemakaman seseorang.

Ada juga sebuah penampakan tentang Kota yang megah dan makmur luluh lantak akibat letusan gunung berapi.

Ada begitu banyak lukisan di tempat ini dan yang membuat dirinya terpaku adalah sebuah lukisan yang membuatnya ingat tentang leluhurnya dari pembicaraan rahasia yang diutarakan oleh Ayahnya pada Ibunya di suatu malam.

Lukisan-lukisan ini begitu spesial karena dibuat seolah bergerak, layaknya gambaran dari kehidupan sosok itu. Di layar pertama sosok ini melayani Tuannya dengan baik dan penuh pengabdian.

Lalu sketsa berikutnya menggambarkan sebuah kekacauan dan peperangan yang entah apa yang melatarbelakangi hal tersebut. Hal ini juga masih belum diketahui Naruto.

Lalu sketsa selanjutnya, menggambarkan kalau Tuan yang dilayani sosok itu sekarat dan sudah tidak bisa diselamatkan.

Gambar berikutnya membuat Naruto terpaku karena sosok itu ternyata dengan tega membunuh Tuannya dan mengambil sepasang bola matanya untuk dirinya sendiri dan melarikan diri. Meninggalkan Tuannya yang sudah tidak berdaya dan terbakar bersama istananya.

"Jadi begitu, ternyata itu sejarah dari dirimu Namikaze Kazuto. Pantas saja kau disebut sebagai The Traitor, ternyata kau mengkhianati kepercayaan dari Tuan yang telah merawat dirimu dengan tulus," gumamnya.

"Apa mungkin mata biru shapire ini adalah kutukan yang kau wariskan pada kami anak keturunanmu?" tambahnya lagi.

Desir angin perlahan menghembus seakan mencoba menepis apa yang sudah digumamkan oleh pemuda tersebut. Namun apa daya, kenyataannya memang sudah seperti itu.

Anehnya, dia masih ingat ucapan terakhir ayahnya pada sang ibu sebelum mereka tertidur. Itu adalah sesuatu yang mendorong dirinya untuk mengetahui lebih dalam mengenai masa lalu dari leluhurnya.

"Sejarah dari Kakek buyutku memang buruk dan tak termaafkan, tapi setiap generasi dari ayahku terus hingga ke atasnya selalu mengatakan hal seperti ini. Jika kebimbangan menyelimuti hati kecilmu ketika mendengar ini semua, maka galilah lebih dalam mengenai sejarahnya dengan baik. Karena sejujurnya, aku juga merasa tidak yakin dengan kebenaran dari kisah yang disampaikan oleh pendahuluku. Sebab banyak kejanggalan dalam penyampaian kisahnya. Aku harap kalian menemukan kisah sesungguhnya dari leluhur kita Namikaze Kazuto."

Ketika kesadarannya kembali, Naruto bahkan masih belum bisa menerima kenyataan bahwa kisah kakek leluhurnya. Sama seperti yang terlukis dalam lukisan di Ruin Of Heroes Temple yang sakral ini.

"Bahkan aku masih ragu dengan kisah yang ditawarkan oleh lukisan seniman terbaik di tempat sakral ini. Sepertinya aku memang harus mencari tahu lebih dalam kisah asli dari Leluhurku," gumam Naruto yang memantapkan niatnya untuk terus menggali informasi terkait masa lalu leluhurnya.

Dia masih belum bisa menerima fakta kalau leluhurnya adalah seorang pengkhi-

"Rat Slayer-san!"

Sebuah teriakan menggema, membuat Naruto mengentaskan semua pikiran yang menari di kepalanya.

Weed Side!

Kita berpencar, ada tiga jalur di depan. Kita tidak tahu di mana mereka berada dan pandangan kita terhalang karena banyaknya pilar ini. Jika ada bahaya berikan sinyal, mengerti!"

Itulah pesan yang disampaikan oleh Naruto sebelum dia melangkah menuju sisi kanan. Karena Dungeon ini begitu besar dan banyak sekali tiang yang menghalangi penglihatan.

Sculptor muda itu menjelajahi sisi kiri, berbeda dengan sisi kanan yang terisi banyak sekali lukisan yang menggambarkan sejarah yang terjadi di Benua Alvarez ratusan atau mungkin ribuan tahun yang lalu.

Dinding sebelah kiri justru berisi banyak sekali tulisan-tulisan kuno yang tersusun dengan rapi. Sebagian teks kuno itu ditulis dengan gaya bahasa para Sindarin.

Sindarin sendiri adalah para Elf yang cukup ramah terhadap manusia. Karena mereka juga masih berbagi banyak hal pada manusia seperti ilmu pengetahuan dan syair.

"Woah, Alfabet para Sindarin memang indah tapi sayang sekali aku tidak bisa mengetahui artinya. Aku sangat yakin kalau isi tulisan itu adalah sejarah para petualang hebat atau mungkin saja pahlawan yang sedang bertarung dengan para Iblis."

Weed menjadi bersemangat dengan pikirannya sendiri. Sembari terus melihat dengan kagum tulisan-tulisan tersebut dan berharap ada Tulisan yang bisa dia baca dan mengerti karena semua tulisan rata-rata menggunakan bahasa Sindarin.

Hal itu terjadi karena gaya tulisan Alfabet Sindarin memiliki keunikan tersendiri. Dimana susunan katanya mampu dibuat kaligrafi yang bernilai seni dan sedap di pandang mata.

Berkat itu di masa lalu terciptalah komunitas yang mulai mempelajari bagaimana membuat tulisan Alfabet Sindarin memiliki nilai tersendiri yang juga melambangkan arti sesungguhnya dari kata itu sendiri.

Dari komunitas itu kemudian muncul istilah Kelas Pelajar yang nantinya akan memberikan kontribusi besar dalam penciptaan Buku Legendaris Densetsu no Yusha yang sudah tersebar ke penjuru benua Alvarez.

Setelah cukup lama berjalan, akhirnya Weed terhenti di depan sebuah dinding yang menggunakan bahasa para Kaum Dwarf.

"Tidak kusangka selain para Elf ternyata mereka juga dulu mempekerjakan para Dwarf untuk berkontribusi menulis cerita di tempat ini. Memang aku akui Tulisan Sindarin sangat bagus, tapi aku sama sekali tidak familiar. Namun lain cerita kalau itu adalah alfabet Dwarf, aku jelas memahaminya karena ketua dalam guild kerajinan adalah seorang Dwarf yang tidak akan menerima muridnya jika tidak memiliki pengetahuan tentang alfabet kaum Dwarf," gumamnya sembari membaca isi dari rangkaian tulisan di dinding tersebut.

Dalam tulisan dinding yang ditulis dengan huruf kaum Dwarf itu berisi hal ini:

Dengan Kuasa Agung Illuvatar [Our Father]

Setiap kali ia melantunkan nada

Darinya tercipta kumpulan makhluk lain

Makhluk ini pun melantunkan Pujian

Yang membuat Illuvatar gembira

Lalu saat Illuvatar melantunkan irama

Darinya tercipta satu kumpulan makhluk lain

Makhluk ini pun melantunkan penyucian

Yang membuat Illuvatar senang

Lalu Dia menamai kumpulan makhluk itu

Dengan kebijaksanaan-Nya yang Agung

Kelompok yang memuji bernama Valar

Kelompok yang menyucikan bernama Maiar

Setelah itu Illuvatar mengilhami keduanya

Untuk membuat lagu persembahan

Kedua kelompok makhluk itu menyanggupi

Dan membuat alam kekosongan bergemuruh

Setelah puas dengan persembahan mereka

Illuvatar membuka tirai ma'nawi

Yang memperlihatkan wujud setiap lagu

Dari persembahan yang mereka buat.

Para Valar dan Maiar amat takjub

Saat melihat wujud dari lagu mereka

Sehingga meminta kepada Illuvatar

Agar diberi perkenan tinggal di sana.

Namun diantara para Valar terjadi perselisihan

Manwe dan Melkor soal siapa terbaik

Karena mereka sama-sama begitu tulus

Dalam memberikan lagu penyembahan

Melkor yang memiliki suara paling merdu

Merasa dirinya yang terbaik

Sedangkan Manwe merasa kalau putusan itu

Ada ditangan Illuvatar sebagai pendengar.

Sikap Manwe mendapat perkenan Illuvatar

Karena itu melambangkan rendah hati

Sehingga Illuvatar menganugerahkan rahmatNya

Membuat setiap Valar memandang takjub

Namun tidak berlaku untuk Melkor

Karena itu sama saja seperti penghinaan

Dirinya merasa lebih unggul

Soal melantunkan lagu persembahan.

Namun Melkor dengan baik menyimpan dendam

Dan bertekad untuk membuat kekacauan

Dia bersumpah untuk membuat Manwe

Beserta sekutunya membayar penghinaan ini.

Bait-baitnya terus berlanjut hingga terjadilah peperangan para Dewa, lalu muncul invasi dari makhluk asing. Kemudian kisah kebangkitan Lich King, dan bait itu masih belum menunjukkan akhir cerita.

Karena begitu banyaknya cerita sehingga Weed merasa otaknya tidak cukup kuat untuk menyimpan informasi terlalu banyak. Jadi dia memutuskan untuk mengetahui sebuah kalimat yang ada di akhir karena terpisah dari susunan bait syair cerita itu.

"Catatan kaki : Cih, aku sebenarnya tidak tertarik pada sejarah dari penciptaan. Apalagi referesni ini berasal dari kaum Elf. Aku lebih suka menulis sejarah kaumku juga yang diciptakan oleh Maiar Aule yang menciptakan kami."

"Gauberg The SilverBeard"

Weed mengernyit ketika membaca itu, dia sepenuhnya paham bagaimana rasanya menjadi Dwarf yang harus melakukan pekerjaan yang tidak diinginkannya.

"Aku cukup menaruh hormat untukmu Kakek Gauberg the SilverBeard yang meskipun tersiksa dalam menulis bait-bait ini tapi mampu di selesaikan. Kuharap bisa bertemu denganmu dan belajar sedikit kebijaksanaan darimu," ucap Weed.

Sculptor muda itu ingin mempelajari sedikit hal dari Dwarf yang telah menuliskan bait ini. Sehingga dia bi-

"Gorg gorg gorg!" Geram segerombolan makhluk yang langsung menerjang ke arah Weed saat dia sedang berkhayal ingin bertemu dengan Gauberg the SilverBeard.

"Bagaimana bisa ada were wolf di sini!" Ucapnya panik.

Segera dia keluarkan pedang dan dihunuskan ke arah mereka. Berkat obor, Weed bisa menghitung jumlah dari Monster yang menyerangnya.

"Ada Tujuh Werewolf! Sialan, jangan bercanda denganku!" Keluhnya dengan keringat menetes di pipi.

"Rat Slayer-san!" Teriaknya sekuat mungkin yang membuat riak gema menyebar ke seluruh Ruang Dungeon.

Namun monster Werewolf seakan mengejek Sculptor muda itu dengan ikutan menggeram. Seolah mengatakan, "Teriak sekeras mungkin, tidak mungkin ada orang bodoh yang akan menolongmu."

Satu dua monster itu mulai menerjang, taringnya hampir menggigit bahu Weed. Namun Sculptor muda itu memukul dengan obor dan membuatnya mengerang kesakitan.

Melihat itu dua yang lain juga ikutan menerjang ke arah Weed. Kali ini Weed ayunkan pedang miliknya, satu Werewolf tertebas namun Werewolf satunya berhasil menggigit pergelangan tangannya.

"Argh!" Erang Weed kesakitan.

Beruntung Weed berhasil menusuk mata Werewolf itu, sehingga tangannya bisa lepas. Werewolf yang tertusuk melonglong kesakitan karena matanya sudah hancur.

Pedang Weed jatuh di lantai dan menghasilkan bunyi nyaring yang menambah kelam situasi Weed saat ini. Ditengah dirinya berjuang melawan rasa sakit akibat gigitan itu, kini hawa dingin mulai menjalari punggungnya.

"Apa aku akan berakhir di tempat seperti ini?" Ucapnya dalam keadaan putus asa, saat memandang para Werewolf yang menatapnya dengan mata penuh hasrat.

Author Note

Akhirnya, Rat Slayer kembali aku lanjutkan. Mohon dukungannya teman-teman. Semoga diberikan kelancaran untuk melanjutkan Kisah ini.

Untuk chapter-chapter selanjutnya, ditunggu aja ya. Pasti bakal muncul dan aku pasti akan menamatkan cerita ini, jadi harap bersabar jika aku ada kendala dan gak update.

Kali ini, konflik akan menjadi lebih serius. Hal-hal yang tidak terungkap di dua season sebelumnya, perlahan akan mulai kubuka satu persatu.

Di chapter ini juga aku udah kasih sedikit spoiler dari Namikaze Kazuto yang merupakan leluhur Clan Namikaze. Serta mengapa keturunannya mendapat Julukan Traitor.

Lalu ada juga, mitos penciptaan Dunia. Aku ambil referensi dari buku Tolkien yang judulnya The Silmarillion. Tapi kubuat versiku sendiri agar sesuai dengan World Build ceritanya.

Bicara nggak update aku mau minta maaf gak kasih kabar kalau bakal Hiatus, Pokoknya aku mau liat seberapa banyak dari kalian antusias untuk melihat kelanjutan dari kisah ini. Jangan lupa komen di kolom review ya.