Naruto © Masashi Kishimoto
Goblin Slayer © Kumo Kagyu
Highschool DxD © Ichei Ishibumi
Crossover dengan beberapa anime atau game, yang mungkin kalian kenal dan pernah mainkan.
All Character OOC
S3 Episode 2
OPENING : Righthfully - Mili
Goblin Slayer opening Season 1
Special thanks to RyujiBlast dan BellaMacnolia sebagai Beta reader yang udah bantu memberikan masukan dan saran. Semoga kalian gak kapok ya, bantu penulis ini agar tambah semangat berkarya.
Kalian juga yang ingin ikut menjadi Beta Reader dan bantu aku dalam mengoreksi kesalahan menulis bisa join kok, tinggal PM aja ya. Oke enjoy the story.
--
Pandangan para Werewolf begitu bergembira sebab mangsanya sudah terjepit. Lidah mereka sudah bisa membayangkan betapa lezatnya rasa daging manusia di depannya ini.
Meskipun mereka mungkin agak kecewa karena tubuh dari mangsanya begitu kecil, namun itu tidak menjadi masalah, sebab sudah jarang ada manusia yang datang ke reruntuhan ini.
Salah satu di antara monster itu menerkam Weed ke arah lantai. Sculptor muda itu sudah pasrah dengan nasibnya yang akan menjadi santapan para Werewolf.
Sebuah batu menghantam mata kiri Werewolf yang hendak menggigit leher Weed. Monster itu meraung kesakitan sebab matanya hancur karena batu tersebut.
Weed, yang matanya sempat mati karena merasa putus asa, kini kembali bercahaya seraya melihat asal batu itu datang.
Di sana, berjalan dengan penuh percaya diri dan tanpa rasa takut, di sinari nyala obor yang dia taruh di lantai sebelah kanannya sebagai penerang dalam Dungeon ini.
"Satu," ucapnya dingin.
Keenam Werewolf menggeram melihat kedatangan sosok itu yang menurut mereka merupakan ancaman yang harus segera diatasi. Sementara bagi Weed, kedatangan sosok itu merupakan penghibur bagi jiwa yang rapuh.
"Rat Slayer!" gumamnya pelan.
"Woarrggh!" Raung Seekor Werewolf berseru lantang memberi perintah.
Kelima Werewolf sontak mengikuti instruksi tersebut. Mereka menunda rencana untuk memakan Weed dan beralih menyerang Rat Slayer, karena makanan akan tidak terasa enak ketika ada pengganggu.
Tiga Werewolf segera merangsek untuk membalas dendam teman mereka yang matanya hancur akibat serangan dari pendatang asing tersebut.
"Hati-hati, Rat Slayer! mere-"
Weed dibuat terkejut dengan begitu cepat dan presisi Rat Slayer menghabisi tiga Werewolf yang menyerang ke arahnya.
Pada serangan pertama, dia melemparkan batu dari slingshot membuat Werewolf yang di kanan mati seketika karena batu itu langsung menembus kepalanya.
"Dua," ucapnya.
Werewolf yang tengah melompat untuk menerjang Rat Slayer, tapi petualang itu hanya menggeser tubuhnya dan langsung menebas kepalanya hingga terputus dari tubuhnya.
"Tiga," tambahnya lagi.
Werewolf yang kiri mencoba mengambil kesempatan, berpikir kalau petualang itu lengah karena menyerang rekannya. Namun dia salah besar, karena Rat Slayer langsung menghujam pedang ke arah rahangnya tatkala itu hendak mengigit bahunya.
"Empat," ucap Rat Slayer sembari menendang tubuh Monster itu yang sudah tidak bernyawa.
Ketiga Werewolf yang tersisa semakin geram karena tiga teman mereka sudah dikalahkan dengan cepat. Segera mereka melaju untuk menyerang. Bagi mereka, ini merupakan sebuah penghinaan besar.
Awalnya Weed ketakutan, namun itu dientaskan dirinya. Ketika salah satu diantara ketiganya mendekat ke arahnya. Spontan dia bereaksi dan menghujamnya dengan Pedang.
"Aku tidak mau hanya menjadi penonton saja, sialan." Ucapnya sembari menekan lebih kuat pedang miliknya. Darah segar terciprat ke wajahnya namun dia mengabaikan itu sepenuhnya.
Lebih baik membunuh satu daripada tidak sama sekali, itulah pikirnya. Karena dia akan merasa malu jika tidak berkontribusi sama sekali dalam pertarungan ini.
Berkat tindakannya itu kini tersisa dua Werewolf yang menerjang Rat Slayer. Tidak seperti sebelumnya yang hanya diam, kali ini si petualang menerjang ke arah dua Werewolf tersebut.
Kedua Werewolf membuat rahang lebar untuk mengigit Rat Slayer. Namun dengan satu Ayunan kuat mulut mereka terbelah menjadi dua. Darah segar mencuat dan membasahi lantai Dungeon. Tubuh Rat Slayer juga terkena sedikit di beberapa bagian.
"Enam," Ucapnya.
Weed hanya bisa tertegun melihat bagaimana mudahnya Rat Slayer menghabisi ke enam Werewolf yang mengepungnya. Yang membuat Weed kagum adalah sikap dan reaksi yang ditunjukkan Rat Slayer ketika melawan monster-monster itu.
"Dia bergerak dengan presisi dan tidak melakukan gerakan percuma. Sehingga stamina miliknya tidak terbuang sia-sia, seakan dia adalah petualang veteran." Batin Weed.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Rat Slayer.
Weed yang terkagum dengan aksi yang ditampilkan Rat Slayer barusan, segera menyadarkan diri dengan menggelengkan kepala dan merespon pertanyaan Rat Slayer.
"Iya aku tidak apa-apa!" Respon Weed.
Sculptor muda itu mencabut pedang yang tertancap ditubuh Werewolf yang telah dia bunuh. Setelahnya dia mengelap bilah pedangnya yang penuh dengan darah monster itu.
Pedang yang berlumur darah monster akan cepat rusak jika tidak segera dibersihkan. Akan sangat praktis jika membeli yang baru saja dari pada melakukan perawatan.
Namun hal itu hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki uang lebih, sementara bagi Weed yang notabene adalah seorang Sculptor dimana uang hanya bisa di dapatkan melalui penjualan hasil karyanya.
Melakukan hal itu adalah tindakan ceroboh dan mungkin terlarang. oleh sebab itu biasanya dia akan melakukan perawatan terhadap senjata miliknya agar bisa menghemat uangnya sedikit.
"Ya ampun, aku tidak menyangka akan ada monster Werewolf. Apa nanti bakal ada lebih banyak monster yang lebih merepotkan dari ini?" Ucapnya sembari menaruh pedang yang sudah dia Smite ke dalam sarungnya dan membereskan alat pengasahnya.
"Entahlah, tapi sepertinya tujuan kita sudah dekat." Ucap Rat Rat Slayer sembari melihat dinding yang berisi banyak bait-bait syair yang ditulis para Peri dan Dwarf.
"Syukurlah kalau gitu, gimana kalau kita istirahat dulu. Aku kehabisan tenaga karena pertarungan tadi." Pinta Weed.
"Aku setuju," balas Rat Slayer.
Keduanya menyalakan api unggun kecil untuk penerangan dan beristirahat. Weed memiliki keahlian Survival yang dilatih keras oleh Ketua Guild Sculptor.
Langsung menguliti seekor Werewolf dan mengambil sebagian dagingnya. Dia mempelajarinya setelah melewati pelatihan hidup dan mati dari ketua Guild Sculptor yang merupakan seorang Dwarf.
Weed ingat jika dia hampir menyerah dan hendak lari dari ujian akhir itu, tapi demi mengikuti jejak Sculptor yang dia kagumi sejak kecil. Akhirnya Weed berhasil melewati ujian tahap akhir dan lulus serta di terima sebagai seorang Sculptor.
Weed langsung menusukkan potongan daging yang telah dia bersihkan ke sebuah tusukan yang sudah dia siapkan. Rat slayer juga ikut nimbrung untuk membantu.
"Kau cukup terampil." Ucap Rat Slayer.
"Kemampuan seperti ini harus dimiliki, apalagi jika kau tersesat ditengah hutan. Semua hewan adalah makanan bahkan monster sekalipun, itu jika kau ingin tetap bertahan hidup. Itulah ajaran yang kuterima dari pemimpin Guild Sculptor." Ucap Weed dengan bangga seraya menaruh tusukan yang penuh daging itu di dekat api unggun.
"Begitu ya, akan kuingat." Balas Rat Slayer seraya menaruh tusukan daging miliknya juga.
Keduanya menyantap makanan yang sudah dibuat. Bertarung dengan 8 Werewolf cukup melelahkan, apalagi waktu sudah berlalu begitu cepat, perut mereka minta diisi.
Ketika itu, Naruto mengamati dinding yang bertuliskan cerita menggunakan bahasa Sindarin. Dia pun beranjak dan memperhatikan lebih dekat dinding tersebut.
Weed yang melihat itu segera berkomentar, "Apa kau mengetahui arti dari tulisan itu? Nampaknya kau cukup antusias?"
"Tidak juga, tapi entah kenapa aku malah merasa tulisannya seperti berubah menjadi bahasa yang bisa ku baca," balas Rat Slayer.
"Jangan bercanda, mana mung—" Weed tidak melanjutkan perkataan sebab sesuatu yang aneh terjadi pada Naruto.
"Woi, kenapa mata kirimu bercahaya?" tanya Weed panik.
Si empunya melihat ke arah Weed dan kembali menatap dinding lagi. Sementara Weed masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihat olehnya.
"Jangan terlalu dipikirkan dan jangan beritahu orang lain," balas Rat Slayer.
Sculptor muda itu merasa situasi ini begitu absurd, sebab banyak sekali hal-hal ganjil yang berada di sekitar pemuda ini. Seorang petualang yang hanya ingin membunuh monster Rat.
"Ya, jika itu keinginanmu, apa boleh buat," respon Weed tidak ambil pusing.
Rat Slayer tidak menimpali jawaban yang dia berikan. Dia malah makin tenggelam lebih dalam untuk mengetahui cerita apa yang dituliskan di dinding tersebut.
Tentu saja, ini mengundang rasa penasaran Weed juga. Karena baru pertama kali dia bertemu orang yang bisa membaca tulisan aksara Sindarin. Apalagi mata miliknya menyala dengan cara misterius.
"Apa kau tahu cerita apa yang dituliskan di dinding tersebut?" tanya Weed lagi.
"Hanya sedikit," ucap Rat Slayer.
"Jadi apa yang tertulis di sana?" tanya Weed antusias.
"Di sini tertulis tentang sejarah seorang pahlawan terkenal bernama Harmuth. Perjalanan hidup selama mengembara, petualangannya untuk mendapatkan hak waris dari pedang milik Pahlawan Legendaris Roland yang merupakan kakeknya. Juga ada beberapa tentang pertempuran yang dia ikuti dan kematiannya, serta pewarisan Pedang miliknya pada anaknya, yaitu Al, yang ternyata dia adalah Half Dragon. Sebab ibunya adalah seorang Dragon," ucap Rat Slayer.
Weed memeras otaknya untuk memahami apa yang baru saja disampaikan oleh Rat Slayer. Dia merasa ada yang aneh dengan semua yang telah diutarakan oleh rekannya itu.
"Tunggu sebentar, kau bilang kalau tulisan Sindarin yang ada di dinding ini menceritakan sejarah Pahlawan Harmuth yang merupakan cucu dari Pahlawan Legendaris Roland si Pemegang Pedang Champion?" tanya Weed memastikan.
"Memang begitu yang tertulis," balas Rat Slayer.
"Oke, mengenai sejarahnya kurasa tidak ada yang berubah. Tapi soal ibu atau bisa dibilang istri dari pahlawan Harmuth yang merupakan seorang Dragon. Ini tidak pernah disinggung dalam buku Densetsu no Yusha. Apakah cerita tersebut mengada-ada atau dari sumber yang lain?" ucap Weed sembari mengetuk-ngetuk jarinya ke dagu.
Jika Weed memikirkan kalau kemungkinan adanya konspirasi dari cerita tersebut, Rat Slayer malah teringat ucapan Al Harmuth yang mengatakan kalau dirinya masih memiliki hubungan darah dengannya.
"Sejak kapan persatuan darah itu terjadi. Siapa sosok yang menjadi cikal bakal bertemunya Clan Namikaze dan keturunan Pahlawan Roland?" pikir Rat Slayer.
"Oi Rat Slayer, bukannya Pedang ini sangat mirip dengan milikmu itu?" ucap Weed seraya menunjuk gambar pedang yang ada di dinding.
Rat Slayer lalu tersentak kembali pada kenyataan setelah termenung, memikirkan di masa apa Keturunan Namikaze dan Keturunan Pahlawan Harmuth bertemu.
Dia melihat gambar yang ditunjukkan oleh Weed.
"Itu adalah Dragon Tongue. Pedang Legendaris yang diberkati oleh Dewi Athena kemudian diberikan pada Emperor Roland. Asal pedang itu dari Dewa Kagutsuchi yang secara ceroboh menurunkannya ke bumi hingga ditemukan oleh seorang Petualang bernama Rivan. Setelah itu petualang ini malah berbuat keonaran hingga akhirnya Emperor Roland yang saat itu masih seorang petualang bergabung dengan empat Holy Maiden untuk menghadapinya. Pedang itu hancur dan hanya tersisa gagangnya, Dewi Athena lalu membuat ulang pedang itu dan memberkatinya sebelum akhirnya diserahkan pada Emperor Roland." Jelas Naruto mengenai sejarah pedang itu yang diberitahu oleh Pemilik pedang sebelumnya yaitu si pahlawan Legendaris Al Harmuth.
"Jadi begitu, ternyata pedang yang kau gunakan itu memiliki sejarah yang kelam juga ya," ucap Weed.
Naruto kembali memperhatikan dinding tersebut, dia perlahan mulai bergerak untuk mencari tulisan yang mengandung cerita yang dia ingin ketahui lebih dalam.
"Kuharap mereka juga menulis sejarah dari Ras Night Elf," harapnya dalam hati.
Melihat tingkah Rat Slayer yang terus membaca tulisan di dinding dan tidak memberitahu informasi apa yang ingin dicari membuat Weed merasa kesal. Bukannya dia minta perhatian atau apa pada petualang aneh tersebut, tapi sifatnya yang terlalu dingin dan tidak bisa dimengerti membuat dia hampir mati.
"Bahkan ketua Guild Sculptor tidak sekaku dirimu," batin Weed.
Rat Slayer mendadak berhenti berjalan dan tangannya menyentuh Dinding dengan kata-kata yang Weed tidak mengerti artinya sama sekali. Didorong rasa penasaran, akhirnya dia bertanya terus terang.
"Apa kau sudah menemukan apa yang kau cari?" tanya Weed.
"Tidak juga, maksudku mungkin hanya sedikit," balas Rat Slayer.
"Demi jenggot ketua kami yang panjangnya sampai perut. Jika ada kesempatan aku akan memukulmu di kepala agar otakmu gegar," teriak Weed dalam hati.
Sementara itu, di Guild Sculptor sang ketua yang disinggung sedang memberikan arahan pada seorang pemula yang baru mendaftar. Tatapan mata milik ketua begitu tajam dan menusuk.
Anggota baru yang baru mendaftar begitu takut, seolah dirinya akan dipukul dengan martir yang selalu ada di tangannya. Namun sebuah kejadian tidak terduga terjadi.
"Achooo!!!"
Ketua itu bersin cukup kuat hingga membuat beberapa alat di sekitarnya mental kemana-mana. Para Sculptor yang merupakan muridnya segera mendekat dan berkata.
"Guru, apa kau tidak apa-apa?"
"Guru, anda sedang masuk angin?"
"Sebaiknya kau istirahat saja guru."
"Benar, lagipula Anda kelihatan sedang tidak enak badan?"
Itulah ucapan manis yang dilontarkan oleh beberapa muridnya, namun pada kenyataannya mereka mengharapkan agar gurunya pulang dan tidak mengajar, supaya mereka bisa bermalas-malasan.
"He, libur adalah hal tabu bagi Dwarf. Selain itu, aku juga bisa membaca niat sesungguhnya dari wajah kalian. Karena itu, kuberikan kalian pekerjaan yang lebih banyak dari kemarin," ucap Si Dwarf sambil melosor pergi.
Keempat murid itu memaki dalam hati mendengar apa yang diucapkan oleh gurunya tersebut. Tidak disangka niat mereka sudah diketahui oleh ketuanya.
Dengan gairah yang seakan nyawa mereka sekarat, keempatnya melakukan pekerjaan seperti biasanya. Sementara si Dwarf memikirkan kenapa dia bisa bersin seperti.
"Menurut pengetahuan dari manusia, bersin itu adalah pertanda ada seseorang yang sedang menjelekkan diri kita atau membicarakan tentang diri kita. Berarti ada muridku yang sedang kesal atau membicarakan tentang diriku. Tapi sudahlah, lebih baik aku melanjutkan pekerjaan saja hari ini," ucapnya seraya pergi ke tempat biasanya dia memahat patung.
Kembali pada Weed dan Rat Slayer.
"Lalu apa yang tertulis di sana?" tanya Weed penasaran.
"Di sini tertulis kalau ternyata Pasukan yang dipimpin oleh Illidan Stromrage sebenarnya berkontribusi besar terhadap kemenangan yang diraih oleh pasukan Alliance dan Horde ketika Doomsday terjadi," ucap Rat Slayer.
"Apa maksudnya itu?" tanya Weed yang begitu antusiasnya.
"Hal tersebut kabarnya hanya diketahui oleh beberapa orang dan salah satunya adalah High Elf King Malfurion Stromrage."
"Hah, apakah informasi di tempat ini bisa dipertanggung jawabkan? Maksudku banyak sekali penyelewengan sejarah dari buku Densetsu no Yusha. Sedangkan menurut para Pelajar Buku tersebut mencatat sejarah paling konkret Benua Alvarez selama ribuan tahun yang lalu. Kenapa sejarah yang ditulis di tempat ini tidak sinkron dengan buku tersebut?" ucap Weed yang dibuat bingung lagi dengan penulisan sejarah di tempat ini.
"Entahlah, aku tidak begitu yakin," ucap Rat Slayer.
Keduanya membisu ketika mengetahui fakta yang tertulis di dinding tersebut. Rat Slayer kini mengerti kenapa Night Elf King itu tidak mau menceritakan kisahnya dengan lengkap dari sudut pandang Night Elf.
"Sebaik apapun bangkai di simpan, baunya akan tercium juga," ucap Naruto yang kembali mencari informasi lagi.
"Jika ucapanmu di dengar oleh para sarjana, kepalamu akan melayang. Mereka punya otoritas untuk menghilangkan pribadi yang mengancam jalan mereka," ucap Weed.
"Begitu, lalu kenapa cerita ini bisa tetap tertulis?" tanya Rat Slayer.
"Kemungkinan tempat ini dibangun sebelum mereka membentuk dewan Konsili Natrea. Jadi otoritas itu belum di berlakukan, hingga cerita tersebut bisa tertulis di dinding ini," jawab Weed.
Suasana Dungeon yang dingin dan gelap ini perlahan mulai bertambah, sebab sejarah gelapnya benua Alvarez mulai dikorek oleh Rat Slayer dengan bertanya.
"Memang apa yang sebenarnya terjadi dengan Kelas Sarjana sebelum Konsili Natrea diresmikan?" tanya Rat Slayer.
"Itu adalah hal yang mengerikan, aku hanya mengetahui garis besarnya dari buku berjudul sejarah kelam seluruh Kerajaan di Benua Alvarez," ucap Weed memulai cerita.
Mendengar nama buku yang diutarakan Weed sebagai sumber rujukan, Rat Slayer ingat pernah dibacakan isinya oleh Sword Maiden ketika dia belum berangkat untuk mendidik Ise.
Namun dia tidak sempat membaca secara utuh, karena berduel dengan waktu sebab ada sesuatu yang akan terjadi di Benua ini. Yang diberitahu oleh Sai sebelum dia tertidur pulas, untuk menyatukan kekuatan dengan Guardian of Nordrasil.
"Kelas Sarjana awalnya adalah kelas yang tidak begitu diperhitungkan, karena fokus mereka hanya terpusat pada pengetahuan. Meskipun ada diantara mereka yang bisa memiliki sihir dan bisa bertarung, namun jumlah mereka bisa dihitung jari. Karena itu, seorang Sarjana Jenius di zaman itu bernama xxx melakukan konspirasi besar," ucap Weed.
"Konspirasi seperti apa?" tanya Rat Slayer yang kali ini antusias dengan apa yang diketahui oleh Weed.
"Kau pasti pernah mendengar tentang Wabah Death Scythe bukan?" tanya Weed untuk memastikan.
Sikap Rat Slayer tidak ada yang berubah, dia masih seperti biasa tenang dan kokoh seperti batu karang. Weed yang melihat itu berpikir kalau rekannya ini sudah kehilangan hati nurani karena tidak tersentak sedikitpun ketika mendengar Wabah Death Scythe.
Padahal itu adalah Wabah yang sangat mengerikan dan bahkan paling mematikan sepanjang sejarah dari Benua Alvarez. Jumlah survivor yang selamat selama wabah itu adalah sepertiga dari keseluruhan Ras Yang ada di benua.
Sebuah wabah yang mengambil korban yang sama seperti Doomsday. Namun Weed tidak begitu jeli memperhatikan Rat Slayer, sebenarnya genggaman tangan miliknya pada obor begitu menguat sebab menahan kesal.
"Jadi maksudmu—"
"Iya, para pelajar yang membuat itu terjadi."
"Lalu kenapa semua kerajaan di benua tidak mengeksekusi setiap orang dari mereka?" ucap Rat Slayer dingin.
Weed menggeleng, "itu tidak mungkin bisa, karena selama wabah itu terjadi mereka bermanuver dengan baik. Memberikan bantuan dan pertolongan serta makanan yang dibutuhkan, bahkan diakui oleh seluruh orang kalau kelas pelajar begitu besar kontribusinya melawan wabah Death Scythe dan melakukan penelitian untuk menciptakan obat untuk mengatasi wabah itu tanpa tahu kalau merekalah yang menciptakan wabah tersebut. Intinya mereka sudah merencanakan itu dengan sangat sempurna, hingga akhirnya persatuan antar Ras Alliance dan Horde memberi otoritas untuk para Pelajar dan mereka membangun sebuah Konsili bernama Konsili Natrea," jelas Weed dengan wajah menyiratkan begitu ironinya cerita yang baru dia sampaikan.
"Natrea, kalau tidak salah itu adalah sebuah tempat yang dulu pernah menjadi lautan api karena menentang otoritas keagamaan." Ucap Rat Slayer.
"Kau benar, mereka memilih nama itu karena di sana banyak lahir pelajar yang namanya sudah masyhur. Namun karena takut kalah saing, akhirnya otoritas gereja mulai menghasut pengikutnya. Kalau para pelajar telah melakukan bidaah dan dengan keputusan sepihak sebuah Inkuisi di resmikan dan akhirnya tempat itu menjadi lautan api."
"Untuk selanjutnya, kau pasti sudah tahu apa yang dilakukan oleh para pelajar bukan. Karena itu dari dulu aku selalu merasa ada yang aneh dengan buku Densetsu no Yusha. Apalagi ada klaim kalau itu adalah yang paling konkret dan sebagainya. Tapi pada kenyataannya ada sejarah yang tidak sama, seperti yang kita temui di sini."
Rat Slayer terdiam sebentar untuk mengolah informasi menarik yang baru dia dapat. Setelah itu dia mengambil kertas dan menulis semua yang dia dengar dari Weed ke dalam buku miliknya
"Aku mengerti sekarang," ucap Rat Slayer sembari menulis ulang cerita yang disampaikan oleh Weed dengan antusias.
"Oi apa yang kau lakukan?" Tanya Weed.
"Tentu saja, menulis semua yang telah kau ceritakan. Sebab, ingatanku buruk," Ucapnya polos.
"Kau bercanda bukan?" Batin Weed.
"Tidak, aku memang berencana menulisnya. Ini juga menjadi kebiasaanku." Balas Rat Slayer.
Alis Weed berkedut ketika mendengar jawaban Rat Slayer, tidak pernah dia duga kalau rekan petualangnya ternyata memiliki berbagai hal aneh.
Setelah puas mencatat Rat Slayer lalu menaruhnya di tas belakang.
"Ayo kita ke tujuan utama datang kemari, di catatan dinding itu. Terdapat pesan kalau jalan lurus yang tengah merupakan arah menuju ruangan Heroes Hall Tomb." Ucap Rat Slayer yang langsung bergerak tanpa menengok ke belakang
"Baiklah, mari kita berangkat!" Balas Weed sembari mengikuti.
To be Continued.
Bagaimana dingin dan kejam bukan? Hal-hal gelap di benua Alvarez akhirnya muncul ke permukaan. Mulai sekarang, aku mungkin akan sedikit sekali menarasikan nama tempat atau kejadian penting suatu wilayah.
Dan tugas itu akan menjadi karakter yang mengetahui sejarah tempat tersebut. Oke, apa chapter kali ini menarik bagi kalian. Hai para pecinta konspirasi.
Tidak hanya para Dewa yang memanipulasi Benua Alvarez, ternyata tangan-tangan dingin dan kotor manusia yang mengatasnamakan keadilan juga berkontribusi menciptakan sejarah di tempat ini.
Sekarang jawab ini dengan Nurani kalian. Apa itu Keadilan? Kenapa Keadilan itu harus ditegakkan? Lalu apakah keadilan menguntungkan semua pihak?
Author nanya karena belum menemukan jawaban yang tepat, karena itu bagi kalian yang berminat silahkan di share pendapat pribadi kalian.
Pendapat yang menurut author memiliki kesan kuat, akan author copy paste sebagai jawaban Naruto. Ketika menghadapi suatu entitas yang akan menebarkan teror ke benua Alvarez.
See ya Next Time.
Saatnya merespon Review, akhirnya aku dapat review dari beberapa pembaca.
FCI. Racemoon.
Perihal musuh yang mirip-mirip Sauron akan ada tapi mungkin tidak dalam waktu dekat, mungkin akan kuberikan clue di storyku yang Rat Slayer itu tepatnya di bab terakhir. Karena aku berencana untuk mengganti statusnya menjadi complete. Akan kutaruh di sana clue-nya.
Untuk Lore-nya seperti yang kau tahu, memang sedang aku building perlahan semoga gak bikin bosen ya. Dan ya, di tiap chapter nanti akan selalu ada sesuatu yang terungkap mengenai sejarah dari Benua Alvarez. Dinantikan saja dan jangan bosan-bosan review ya.
Lang0874
Terima kasih dukungan dan doanya, saya sangat senang dengan itu. Tapi kalau bisa sedikit egois saya minta Anda selalu Hadir di kolom review ya. Biar saya merasa kalau cerita yang saya buat ada penggemarnya.
Untuk Reader lainnya juga jangan pelit ya memberikan review, karena itu merupakan sebuah tombol yang memicu diriku untuk semangat menulis cerita ini.
Segitu aja jawab reviewnya, mohon maaf jika ada kekurangan. Jinchuriki Shukaku out!
