DISCLAIMER
Haikyuu! is belongs to Haruichi Furudate
THE RISE : Karasuno Female Volley Ball Club
©Longlive Author
Chapter 6 : Rally!
Akhir bulan April, Golden Week sudah didepan mata. Begitupun pertandingan tandang melawan Dateko. Klub voli putra Karasuno hampir setiap hari menggunakan gelanggang Voli untuk latihan, di dua hari terakhir libur mereka, mereka berangkat ke SMA Dateko untuk bertanding disana. Dua hari yang tersisa digunakan oleh klub Voli perempuan dengan sebaik-baiknya.
"Huh, iri sekali, klub putra bisa latihan tandang." Akira mengeluh tak habis-habis sejak Takeda Sensei bilang klub voli putra mendapatkan undangan untuk pertandingan tandang.
"Yah, kenapa sampai sekarang kita belum mendapatkan pelatih?" Misaki merebahkan badannya di lantai gelanggang yang sejuk.
Hari ini panas mulai terasa menyengat, mereka telah berlari dua keliling sekolah dan badan mereka sudah basah karna keringat.
"Rinkou-san, kenapa kita tidak coba bertanding. Kita sudah sering latihan teknik." Yuri menyeka keringat nya yang bercucuran.
"Apa kalian menonton pertandingan Voli Putra Karasuno lawan Nekoma?" Tanya Mao.
"Yeah."
"Aku lupa."
"Itu rally yang gila." Komentar Mao.
"Bagaimana kalau kita latihan rally. Jangan sampai bolanya terjatuh." Mao memberi ide.
Siswa kelas dua dan tiga yang lain pernah melakukan latihan seperti itu beberapa kali. Depertinya akan seru jika di coba.
Maka akhirnya mereka membagi dua tim dengan setter dan libero di masing-masing tim. Karena jumlah mereka ada delapan orang makan sudah di putuskan bahwa anggota baru akan melawan anggota lama. Ini juga kesempatan bagus untuk melihat penampilan anggota baru dalam permainan.
Permainan di mulai. Di satu set pertama permainan mereka lebih berantakan dari yang mereka kira. Anggota lama lebih mahir menerima bola dan lebih baik dalam hal teknik, namun tenaga mereka kurang. Permasalahan utamanya ada di anak-anak baru. Misaki selalu tidak tahan untuk meng-spike sekuat tenaga. Sejak ia bisa melakukan spike. Ia selalu melakukannya padahal tak jarang tembakannya meleset karena terlalu kuat. Mao dan Akira adalah setter dan libero berpengalaman di SMP bisa di bilang keduanya memiliki permainan yang paling stabil diantara yang lain. Seperti yang ia bilang, Mao selama sebulan ke belakang terus menanyai bagaimana cara Nishinoya latihan. Ia melakukan diving receive lebih dari siapapun. Namun jika Rinkou perhatikan perbedaannya dengan Nishinoya adalah kecepatan. Secara natural Nishinoya memang memiliki gerak refleks yang cepat. Tapi Mao, ia tahu kelemahannya. Ia lebih kecil, tenaganya tidak sekuat Nishinoya, dan kecepatannya pun tidak bisa dibandingkan dengan Nishinoya. Itu mengapa Mao begitu minim bergerak, minim berbicara, ketika bermain. Jika ia ingin menerima receive se-efektif mungkin, makan gerakannya pun harus di gunakan se-efektif mungkin. Tidak boleh ada gerakan sia-sia yang menguras energi dan mengurangi kecepatannya dalam menerima bola. Teknik adalan senjata utama Mao.
Sedangkan Akira. Ia menghabiskan waktunya menonton semua video pertandingan voli dan terus berusaha meniru Kegeyama dan memberikan uman. A pass, C pass, back attack, set from the back, a feint. Ia coba semua hingga pinggang nya kini di penuhi dengan plester koyo karena terlalu banyak melakukan C pass. Sementara Yuri, sudah jelas yang memiliki lompatan paling tinggi di antara mereka. Terakhir mereka coba tas lompatan mereka, tinggi lompatan Yuri mencapai 287 cm. Akira juga mengakui jika sebenarnya memberi umpan pada Yuri terasa lebih mudah daripada ke yang lain. Yuri memiliki pijakan yang kuat dan ia anehnya bisa melompat dengan seimbang dan stabil. Setelah belajar teknik melompat yang benar, ketika Yuri melompat ia bahkan terasa mengambang lebih lama sepersekian detik. Terima kasih pada Hinata, memberitahu nya melakukan lompatan vertikal yang bagus.
Sore harinya, klub voli putra pulang dari Dateng Kogyo dengan skor imbang. Sembilan set, mereka bertanding sejak pagi dan mereka sadar Dateko jauh lebih hebat dibandingkan tahun lalu. Dinding bisi mereka jauh lebih kuat. Koganegawa pun sudah jauh lebih berkembang sebagai setter. Umpan yang ia berikan tidak lagi ceroboh seperti tahun lalu.
"Ugh Dateko sangat mengerikan, dalam sembilan set aku hanya bisa melewati block mereka beberapa kali." Keluhan Yuji anak kelas satu.
"Ya, dinding mereka jauh lebih kuat, read block mereka juga semakin hebat. Mengesalkan sekali." Ujar Hinata tak kalah frustasi.
"Tapi block kita juga sangat hebat tahu, kita punya Tsukishima!" Tanaka menunjuk Tsukishima.
"Tanaka-san tolong jangan membandingkan ku dengan middle blocker Dateko, itu membuatku ngeri."
"Err.. Apa itu klub voli puteri?" Tanya Shun, anak kelas satu yang menunjuk gelanggang voli yang terdengar ramai.
Ya, mereka kembali ke sekolah lebih dulu untuk melakukan briefing. Namun tak disangka, klub voli putri masih latihan meskipun sudah sore.
~Let me introduce you, to my party people in the club...~
~If you go hard you gotta get on the floor~
~If you're a party freak the step on the floor~
~If you're an animal the tear up the foor~
Terdengar musik pop kencang dari dalam gelanggang dan juga teriakan-teriakan dari dalam. Mereka semua mengintip dari pintu dan jendela.
"Akira!"
"Misaki!"
Akira memberikan umpan pada Misaki dan ia menembakkan cross shot dengan kencang. Tapi di Terima oleh Rinkou-san menggunakan badannya.
"Misaki pelankan powermu! Ini sakit sekali!" Jerit Rinkou.
Rinkou mengoper bola pada Ozomi dan disambungkan dengan umpan pada Aoki, anggota tertinggi kelas tiga untuk di gebuk.
" Mao!" Jerit Misaki.
"Got it!"
Ia melakukan split step menerima bola lurus dari Aoki-san dengan sempurna dan efektif lalu memberikannya pada Akira.
"Yuri!"
Yuri berlari dari belakang ke tengah dan melompat. Menggebuk bola dengan pelan namun melebar, ia melakukan feint yang aneh. Alih-alih menggebuk bola dengan pelan hingga melewati blocker lawan ia menggebuk bola ke pinggir blocker. Tipis sekali dari net, ke tempat dimana blocker tidak mejaga dan receiver jauh. Bola terjatuh. Semuanya ambruk kelelahan. Baju mereka sudah basah di penuhi dengan keringat.
"Yuri, apa-apaan feint yang tadi?" Tanya Aoki gemas. Ia terengah-engah.
"Tanggung, aku belum bisa spike dengan baik, jadi ku pukul ke kanan ke tempat yang tidak ada orang." Jawabnya jujur. Wajahnya Yuri memerah seperi buah tomat, dan dia berkeringat lebih banyak dari yang lain.
"Lelah...Lelah, aku lelah sekali." Mao sudah membaringkan badannya di lantai.
"Berapa menit Yamada?" Tanya Aoki. Yamada sang manajer meraih ponselnya.
"Dua belas menit."
"Wah ini rally yang lama, lelah sekali." kata Ozomi.
Musik masih berbunyi dengan kencang. Aoki menyadari bahwa klub voli putra sedang mengintip mereka dari pintu gelanggang.
"Hei kalian sudah pulang?" Tanya Aoki. Ia dan beberapa yang lainnya segera menghampiri mereka.
" Yah, begitulah." Jawab Enoshita.
"Bagaimana hasilnya?" Tanya Rinkou.
"Hasilnya imbang, Dateko tahun ini benar-benar sangat kuat." Jawab Enoshita.
"Rinkou-san apa yang kalian lakukan?" Tanya Tanaka.
"Kami latihan rally 4-4. Dua bulan kebelakang kami hanya melatih teknik tanpa benar-benar bertanding."
"Tadi dua belas menit apa itu maksudnya?" Tanya Hinata.
"Waktu Rally." Jawabanya.
"Hah?" Semuanya sedikit kaget. Dua belas menit mempertahankan rally tentu saja waktu yang lama.
"Pantas saja mereka seperti mau meninggal." Ujar Yamaguchi.
"Kalian melakukan ini dari pagi?" Tanya Enoshita.
"Yeah begitulah, setelah bertanding berkali-kali mereka lumayan juga. Meskipun masih berantakan. Aku hampir tidak bisa menyamai stamina mereka." Kawab Rinkou.
"Waah aku juga mau latihan rally! " Teriak Hinata.
"Aku ingin latihan sambil memasang musik!" Sambung Nishinoya.
" Haha, itu ide Akira. Anggota baru kami cukup eksentrik" Kata Aoki.
"Oh ya, apa kalian sudah mendengar dari Takeda Sensei?" Ujar Enoshita tiba-tiba.
"Ada apa?" Tanya Rinkou.
"Katanya ia sudah mendapatkan pelatih untuk grup voli putri."
Musik berhenti, anggota lain yang tadinya masih berbaring kelelahan di lantai menatap ke arah Enoshita. Kemudian berteriak.
"Yeaaahhh!"
Akhirnya mereka mendapatkan seorang pelatih baru. Anak-anak terlihat sangat bersemangat.
...
