DISCLAIMER
Haikyuu! is belongs to Haruichi Furudate
THE RISE : Karasuno Female Volley Ball Club
©Longlive Author
Chapter 13 : Mempercayakan klub!
Entah bagaimana, tapi setelah kejadian menabrak Ushiwaka, Yuri berakhir satu bus dengan Daichi-san saat perjalanan pulang. Ternyata mereka berdua memiliki satu jurusan yang sama. Yuri memang sejak awal akan berpisah dengan mereka di halte bus pertigaan dan langsung pulang. Ia sempat mengajak Akira untuk pulang bersama, tapi Akira harus mengambil sesuatu yang tertinggal di sekolah, jadi ia duluan. Namun ia tidak menyangka jika Daichi-san juga berada disana sedang menunggu bus.
Lalu sekarang disinilah mereka berdua. Duduk bersebelahan di dalam bus yang sama. Bus tidak penuh tidak juga lengang. Yuri duduk terdiam tidak tahu apa yang harus ia katakan atau bagaimana harus bersikap pada mantan kapten klub voli putra itu. Ia hanya diam sambil menatap kakinya. Ia tidak mengganti celananya menjadi celana panjang karena udara menjelang musim panas terlalu hangat untuknya. Biasanya ia akan memakai earphone dalam perjalanan, tapi ia tidak enak karena ada Daichi-san.
Sedangkan Daichi sendiri biasa saja, ia hanya masih sedikit menganggap konyol apa yang baru saja terjadi. Menabrak Ushiwaka hingga mengakibatkan salah paham gara-gara hidungnya berdarah. Ia jadi ingat tahun lalu, ia dengar dari Suga jika Hinata dan Kegeyama berpapasan dengan Ushiswaka saat sedang lari sore. Kejadian yang sama terjadi pada klub voli putri tahun ini. Ia berpikir, apa klub voli Karasuno selalu mengalami kejadian-kejadian konyol seperti ini?
Lalu ia melihat Yuri, beberapa koyo menempel di tangan dan juga sepanjang leher. Faktanya bukan hanya Yuri, Daichi melihat anggota yang lain juga menempelkan beberapa koyo di sekujur tubuh mereka.
"Bagaimana klub voli putri?" Tanya Daichi tiba-tiba. Yuri tersentak kaget, ia tidak menyangka jika Daichi akan mengajaknya bicara.
"Eh, Yuri, kan?" Tanya Daichi memastikan lagi, ia hanya mendengarnya sekilas tadi. Yuri mengangguk, ia menoleh pada Daichi. Mantan kapten voli putra itu terlihat lebih besar dari yang ia lihat di siaran pertandingan.
"Klub voli baik-baik saja." Jawabnya, namun kemudian merengus karena tiba-tiba ingat mereka baru saja di hajar habis oleh tim Lady boys. Ah, seluruh badannya langsung terasa pegal.
"Ada apa?" Tanya Daichi lagi. Yuri memandang Daichi dengan lelah.
"Kami baru saja di hajar habis-habisan." Jawab Yuri. Namun tiba-tiba saja Daichi tertawa renyah. Jadi itu sebabnya badan mereka di penuhi koyo. Itu membuat Daichi jadi bernostalgia. Mereka juga sering sekali kalah dalam latih tanding. Ia jadi rindu, ia belum sempat mengunjungi Karasuno lagi sejak lulus.
"Tenang saja, tahun lalu, kami juga selalu kalah dalam latih tanding. Tidak terhitung pinalti yang kami dapat." Kata Daichi. Yuri menatapnya tidak yakin, karena yang ia tahu dari teman-temannya kalau klub voli putra Karasuno adalah salah satu klub yang di segani di Miyagi dan juga Tokyo. Mereka bahkan sampai ke delapan besar peringkat nasional.
"Itu benar, kejuaraan musim semi lalu adalah kemenangan pertama kali setelah beberapa tahun tidak pernah lolos kualifikasi." Katanya buru-buru setelah melihat tatapan tidak percaya Yuri. Namun alih-alih Yuri menyipitkan matanya semakin tidak percaya.
"Aku tidak bohong, apa kau tidak pernah dengar? Dulu julukan Karasuno adalah 'Gagak yang tidak bisa terbang.'" Tanya Daichi. Yuri dengan jujur menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu, ia hanya sempat menonton pertandingan Karasuno vs Shiratorizawa dan juga pertandingan mereka di nasional. Selebihnya, mungkin ia masih berada di St, Petersburg, belum pindah ke Jepang.
"Yah, itu tidak penting, memangnya siapa yang mengatur latih tanding? Kudengar pelatih klub voli putri pensiun mulai tahun ini? Apa Takeda-sensei?" Tanya Daichi lagi.
"Bukan, Miyama-san yang mengaturnya. Ia pelatih baru kami." Jawab Yuri, matanya mulai mengantuk, ia hampir tidak bisa mencerna pertanyaan Daichi dengan jelas.
"Miyama-san?" Daichi tidak tahu jika klub voli putri kini memiliki pelatih baru. Belum lagi ia tidak pernah mendengar namanya.
"Miyama Ruri-san, Takeda-sensei yang mengenalkannya pada kami. Dia mantan kandidat pemain Timnas U-19 dari Nekoma." Jawab Yuri lagi.
"Eh?" Daichi terkejut mendengar hal itu. Seorang mantan kandidat pemain U-19 dari Nekoma.
Sore itu di bus perjalanan pulang Yuri berakhir mengobrol beberapa hal dengan Daichi. Ia sudah sangat mengantuk, lelah, dan lapar, sejujurnya ia hampir-hampir tidak mendengar ucapan sang mantan kapten itu karena sudah tidak fokus.
Sampai di rumah setelah makan malam dan bersantai, Daichi masih mengingat kejadian yang tadi. Tiba-tiba saja ia terpikirkan sesuatu. Daichi mengambil ponselnya dan mencari nomor Michimiya, mantan kapten voli putri Karasuno lalu mengetik sesuatu.
[Sawamura Daichi]
Hei Michimiya, apa kabar? Kau tahu, sore ini aku tidak sengaja bertemu dengan Klub Voli Putri.
[Michimiya Yui]
Kabar ku baik! Hah? Benarkah?
[Sawamura Daichi]
Yeah, aku bertemu dengan mereka di jalan pulang, sebenarnya aku hampir salah paham karena mereka tidak sengaja menabrak Ushiwaka yang sedang lari sore.
[Michimiya Yui]
Ushiwaka?! Ushiwaka dari Shiratorizawa?!
[Sawamura Daichi]
Yap, kau tahu, dua anak baru yang menabrak Ushiwaka hidungnya berdarah setelah mereka bertabrakan. Ternyata ia mimisan karena kena Head Shot di latih tanding sebelumnya. Benar-benar bikin salah paham kan? Hahaha
[Michimiya Yui]
Apa?! Tunggu? Mereka latih tanding?
[Sawamura Daichi]
Iya, aku sempat mengobrol dengan salah satu anggota baru mereka. Setelah Muriyama sensei pensiun, ternyata Takeda sensei membawakan mereka pelatih baru, dan kau tahu? Pelatih baru mereka, mantan kadidat Timnas U-19 dari Nekoma. Ia juga mengatakan, kalau pelatih baru mereka mengatur latih tanding dengan tim alumni mahasiswa. Sepertinya mereka berlatih dengan keras..
[Michimiya Yui]
...
(Ia tidak membalas selama beberapa menit)
[Michimiya Yui]
Ugh! Bagaimana ya, aku benar-benar senang sekali. Aku yakin mereka sekarang berkembang jauh lebih baik.
[Sawamura Daichi]
Aku juga yakin begitu. Ku rasa kau tidak perlu lagi khawatir, dan bisa mempercayakan klub pada mereka sekarang.
[Michimiya Yui]
Kau benar..
Daichi tersenyum sambil menatap ponselnya. Satu lagi hari yang baik telah ia lewati. Ia rasa ia bisa tidur dengan nyenyak malam ini.
