DISCLAIMER

Haikyuu! is belongs to Haruichi Furudate

THE RISE : Karasuno Female Volley Ball Club

©Longlive Author

Chapter 17 : Karasuno Rocket & Gagak penipu

Set kedua di mulai, dan lagi Miyama-san tidak memberikan arahan apapun pada anak-anak. Ia hanya bertanya, "Kalian tahu apa yang harus kalian lakukan". Coach Miyama ingin mengasah insting anak-anaknya dalam membuat strategi. Maka Rinkou mengarahkan mereka untuk menjalankan strategi yang sama seperti ketika mereka melawan lady boys.

PRIIITTTT!

Peluit berbunyi. Servis pertama dari Fukurodani di terima dengan baik oleh Rinkou. Di berikan pada Akira ia mengumpan pada Misaki.

"Misaki, half!" Ujar Akira, sebuah kode yang mereka buat sendiri agar Misaki memakai setengah powernya, membuat itu menjadi spike biasa. Misaki gagal menembus blocker, bola terpental ke bawah dan di tangkap oleh Yuri, di kembalikan ke Akira. Akira kembali mengumpan ke arah Misaki.

"Rocket!" kata Akira.

BAM!

Block out keras dari Misaki. Bola terpental jauh keluar lapangan tidak bisa di kembalikan oleh tim Fukurodani. Rocket juga salah satu kode lain untuk Misaki melancarkan block out.

Rin setter Fukurodani yang ikut memblock spike dari Misaki meringis, tangannya perih kena pukulan bola dari Wing Spiker Karasuno itu. Ia melirik Akane, keduanya mengangguk. Sepakat kalau block Misaki selama set pertama bukan spike nya yang paling keras.

"Half!"

"Full power!"

"Rocket!"

Akira terus mengarahkan Misaki untuk bergantian mengubah seranganya dari spike biasa, spike, keras, dan block out. Akane sudah menyadari kode-kode yang Akira berikan pada Misaki. Di pertengahan set, ketika tim Fukurodani sudah bisa menyesuaikan pertahanan mereka dengan kode-kode yang Akira berikan pada Misaki. Tiba-tiba Akira berhenti memberikan kode pada Misaki. Hal itu membuat tim Fukurodani terkejut. Mereka tidak tahu spike seperti apa yang akan Misaki berikan. Karena kebingungan mereka, ritme mereka sedikit berantakan. Misaki memberikan block out tiba-tiba dan mencetak poin dengan itu.

Fukurodani meminta time-out.

"Setter itu sengaja, mengerjai kita." Kata Akane.

Mereka sadar, jika Akira membuat mereka terbiasa dengan kode-kode yang ia berikan pada Misaki, dan mereka menjadi lengah karena itu. Sementara itu, Akira tidak bilang apa-apa pada Misaki. Misaki mengerti, sejak Akira memberikan kode secara bergantian berulang-ulang, itu tandanya ia harus secara bergantian mengganti serangannya.

Tim out selesai. Ace Fukurodani itu menahan amarahnya, ia tidak sudi di tipu dua kali oleh gagak-gagak dari Miyagi. Ia dan timnya tidak tahu banyak tentang klub voli putri Karasuno. Mereka juga tahu jika serangan-serangan dari Karasuno tidak ada yang istimewa. Tapi mereka tidak bisa menyangkal jika Karasuno bukan lawan yang bisa mereka anggap remeh.

Fukurodani melawan di pertengahan set, Akane memberikan cross spike dan juga straight tajam, dan secara konstan meningkatkan lompatan-lompatannya. Ia sadar kalau ia lebih tinggi dari semua anggota tim Karasuno, ia bahkan mencetak poin dengan memasukan bola lebih tinggi dari blocker Karasuno. Fukurodani mengejar ketertinggalannya. Mereka terlihat sangat senang bisa mengatasi serangan Karasuno.

Sementara itu Misaki tidak mengubah strategi serangannya. Ia terus melakukan serangan bergantian, spike biasa, spike keras, dan block out. Tapi Akira belum memberikan kartu As ketiganya. Begitu Fukurodani terbiasa dengan spike Misaki, dan merasa nyaman dengan ritme serangan mereka. Akira tiba-tiba meberi bola pada Yuri. Yuri melihat Akira menyeringat ketika memberikan bola padanya.

'Dasar Akira..' Pikir Yuri. Ia tahu maksud Akira. Maka ketika mendapatkan bola dari setter Yuri memberikan feint net in. Rinkou bergidik melihat itu, ia sangat benci feint dari Yuri. Yuri mengarahkan bola tipis masuk ke dalam net, melewati blocker dan jatuh tepat di tempat yang tidak dijaga oleh receiver.

"Hah?! Apa-apaan?!" Pekik Yoshino, Wing Spiker Fukurodani itu, tidak menduga Yuri akan melakukan tipuan ke tempat yang sulit. Akira tidak tahan untuk tidak tertawa. Suasana hatinya benar-benar sangat bagus kali ini. Menyenangkan sekali mempermainkan orang-orang.

"Akira benar-benar mempermainkan mereka." Ujar Coach Miyama. Yamada mulai mengerti permainan yang di jalankan oleh tim Karasuno. Akira memimpin jalannya permainan. Suatu hari, Coach Miyama mencari tahu tentang Akira dan juga Mao. Karena mereka berdua sudah berkarir duluan di SMP, ia penasaran bagaimana mereka bertanding di lapangan, dan sejak saat itu Coach Miyama sadar jika keduanya adalah pemain yang memiliki intelejensi tinggi dalam permainan.

Penghujung set kedua, Akira mengatur serangan Misaki dan Yuri bergantian, dan membiarkan kelas tiga fokus pada penerimaan. Tiga kemungkinan serangan Misaki, dan tipuan-tipuan Yuri yang tidak bisa ditebak kapan datangnya, mencetak banyak poin untuk Karasuno. Set kedua berakhir dengan Karasuno menang tipis dari Fukurodani.

Di set ketiga pertandingan baru benar-benar di mulai. Karasuno sudah membuka semua kartu As nya. Fukurodani juga menyerang Karasuno bertubi-tubi. Mereka mengambil keuntungan dari fisik mereka yang lebih tinggi dan juga pengalaman mereka yang lebih matang dari Karasuno. Tapi Akira yang keras kepala, tidak mau kalah. Ia menggabungkan semua serangan yang telah mereka lancarkan sebelumnya. Back attack dari kelas tiga, spike dari Misaki, dan tipuan dari Yuri. Sebuah strategi brutal untuk melawan balik tim Fukurodani yang atletis. Jujur saja, di pertandingan pertama Karasuno dan Fukurodani, mereka sudah menarik banyak perhatian. Tim putri Nekoma, Ubugawa, dan Shinzen tidak tahan untuk curi-curi pandang ke arah pertandingan mereka. Berusaha untuk mengambil sebanyak mungkin informasi mengenai lawan mereka selanjutnya. Terutama Karasuno yang merukapan tim pendatang entah berantah.

Set ketiga berlangsung lebih lama dari set sebelumnya. Skor mereka imbang, di 25-25. Kedua tim tampak keras kepala. Yuri sudah basah dipenuhi keringat. Ia sudah mulai tidak tahan dengan hawa panas di dalam gelanggang.

"Yuri!" Akira memberikan bola tinggi pada Yuri, memaksa Yuri melakukan lompata vertikal tertingginya.

"ARGH!"

BAM!

Sebuah spike keras mendarat di lapangan Fukurodani. Yuri berteriak jengkel karena dia mulai lelah. Wajahnya berubah galak.

"Yo! Nice Kill!" Misaki memberikan high five, dan beradu bokong dengan Yuri. Tanpa sadar mereka meniru tim lady boys ketika mencetak skor.

"Kau bisa spiking?!" Teriak Akane saking terkejutnya. Well, selama tiga set kebelakang, Yuri belum memakai spike nya.

"Errmm—ya?" Yuri bingung di tanya seperti itu, apa dia terlihat seperti orang yang tidak bisa melakukan spike? Tiba-tiba Akane tertawa. Membuat bingung orang-orang. Siapa yang sangka Karasuno sesulit ini untuk di hadapi? Kemana saja mereka, kenapa mereka belum pernah mendengar tim putri Karasuno? Belum lagi part yang paling menyebalkan, mereka tidak terlihat hebat, tidak ada senjata-senjata pamungkas brutal khas sekolah-sekolah unggulan, tapi mereka sulit untuk di kalahkan.

Akira bergidik heran, melihat Akane tertawa. Apa Ace Fukurodani itu kehilangan akalnya?

"Maaf...maaf, ayo kita lanjutkan." Kata Akane.

Set ke tiga berakhir dengan kemenangan Fukurodani di skor 28-26.

Saat pertandingan pertama mereka berakhir, Coach Miyama tidak memberikan komentar apapun. Ia hanya bilang kalau permainan mereka sudah mulai berkembang. Terlalu dini untuk Coach Miyama mengarahkan mereka, ia ingin memberikan anak-anak waktu untuk menganalisis semua tim dengan pemahaman mereka sendiri.

Tim Fukurodani, duduk di lapangan menyeka keringat mereka dan beristirahat. Latih tanding melawan Karasuno terasa seperti pertandingan resmi untuk mereka. Tidak ada waktu untuk mereka bermalas-malasan. Mereka melihat ke arah tim Karasuno, mereka memang terlihat lelah, tapi tidak ada tanda-tanda mereka kesal atau sedih karena kalah dari Fukurodani.

"Sial sekali, mereka terlihat biasa saja." Komentar Yoshino.

"Yeah, padahal setelah ini mereka akan melakukan lari pinalti. Aku sih akan kesal sekali." Ujar Rin. Mendengar itu, tiba-tiba Akane berdiri, menghampiri Tim Karasuno yang sedang bersiap-siap melakukan pinalti. Ia berjalan mendekati Rinkou, sang kapten.

"Aku terkejut dengan tim Karasuno." Kata Akane tiba-tiba. Rinkou terkejut di datangin Ace Fukurodani itu dan tiba-tiba mengatakan hal itu.

"Err—ya, aku juga terkejut (?)" Balas Rinkou kikuk. Tidak tahu apa yang harus ia katakan. Akane terkekeh.

"Kalian hebat." Komentar Akane. Sesuatu seperti menyengat hati Rinkou. Ia tidak pernah mendapatkan pujian seperti ini. Rasanya ia ingin menangis.

"Shomei Akane.." Akane mengulurkan tangannya. Rinkou menyambut uluran tangannya.

"Sudou Rinko.." Mereka berdua tersenyum.