DISCLAIMER
Haikyuu! is belongs to Haruichi Furudate
THE RISE : Karasuno Female Volley Ball Club
©Longlive Author
Chapter 18 : Cats vs Crows Pink Version
"YOIII!"
Tim putri Karasuno berlari menyebarangi lapangan hijau Akademi Fukurodani sepanjang 120 meter dan kembali lagi. Total 240 meter sama dengan panjang dua kali lapangan bola yang di penuhi jebakan tali karena tim pecinta alam Fukurodani sedang latihan untuk jambore nasional. Yap, mereka kalah dari Tim Putri Fukurodani di pertandingan pertama.
Sekembalinya mereka, masih ada waktu dua puluh menit untuk istirahat sampai pertandingan selanjutnya. Dari depan gelanggang timur mereka bisa melihat tim putra Karasuno yang juga baru selesai melakukan pinalti.
"Heh, mereka juga kalah..." Ujar Rinkou.
Tanaka yang menyadari tim putri baru selesai berlari berteriak pada Rinkou.
"Kalah juga?" Tanya Tanaka.
"Ya!" Jawab Rinkou, ia mengangkat jempol nya seolah itu sesuatu yang bisa di banggakan.
Tim putra terlihat cukup kewalahan sehabis melakukan lari pinalti. Hanya Hinata dan Nishinoya yang masih punya cukup tenaga untuk melompat-lompat. Sedangkan tim putri secara ajaib bisa mengatasi 240 meter lapangan Fukurodani lebih baik dari yang mereka duga.
Mao menatap tubuhnya sendiri aneh. Seperti ada sesuatu yang salah dan tidak bisa ia jelaskan.
"Ini aneh..." Gumam Mao tidak percaya.
"Kenapa Mao?" Tanya Aoki-san.
"Aku tidak capek, penalti nya tidak bikin aku capek." Katanya, terkejut dengan kesimpulan yang ia temukan sendiri.
Tsukishima dan Yamaguchi yang mendengar suara sama-samar Mao menatap mereka jijik. Bagaimana mungkin sprint 240 meter tidak melelahkan? Mereka tidak tahu jika pinalti tahun ini lebih berat dari lari pinalti tahun lalu.
"Haha," Miyama-san muncul dari balik pintu gelanggang, "itu karena kalian terbiasa lari menanjak di bukit di samping sekolah. Kalian bisa merasakan perbedaan stamina kalian kan?"
Mereka saling bertatapan baru menyadarinya. Yah bagaimana tidak? Setelah semua latihan berbasis militer itu. Mana mungkin mereka tidak berubah sedikitpun.
"Ayo masuk! Setelah ini kalian akan melawan Nekoma." Ujar Coach Miyama.
...
Selain tim putri Karasuno, tim putri Shinzen juga kalah dari Ubugawa dan harus melakukan lari pinalti. Nekoma, dalam pertandingan kedua ini mereka di untungkan dari segi tenaga. Nekoma mendapat giliran untuk latihan sebelumnya, jadi ini adalah pertandingan pertama mereka hari ini.
Nishida Yuichi Kapten tim putri Nekoma sekaligus setter itu bertubuh kecil dan ramping sekitar 165 cm. Ia menghampiri Miyama-san memberikan salam sebagai adik tingkat satu almamater.
"Miyama-san, kami akan mengalahkan mereka." kata Yuichi percaya diri.
Anak-anak yang mendengar itu terkejut. Belum apa-apa, tapi genderang perang, untuk pertandingan kedua mereka sudah di pukul.
"Ho, kalian percaya diri ya. Baiklah, kalau begitu coba hancurkan tim Karasuno." Ujar Miyama-san enteng pada Yuichi.
"Hah?!" mereka tidak mengerti kenapa Miyama-san malah menantang tim Nekoma. Apa ia mendukung, sekolah bekas almamaternya? Masih segar di ingatan mereka ketika Miyama-san mengizinkan Nont dari tim lady boys untuk menghancurkan mereka dalam latih tanding. Mereka benar-benar habis.
PRIIT!
Pertandingan kedua mereka di mulai. Starting player Karasuno masih sama seperti sebelumnya dan Coach Miyama masih tidak memberikan arahan apapun. Ia hanya berkata.
"Hal bagus kalian melakukan latihan rally."
Karasuno melakukan servis. Kapten Rinkou memulai nya dengan mengarahkan bola pada wing spiker mereka. Sedikit melenceng, namun cukup untuk memaksa Wing Spiker mereka menerima bola dan menahannya agar tidak kembali menyerang.
"Yuichi-san!" wing spiker berambut panjang itu memberikan bola pada setter.
"Hori!" Yuichi secara mengejutkan memberikan bola ke belakang dan memulai serangan dengan back attack yang bagus.
BAM!
Poin pertama milik Nekoma. Yuichi menyeringai ke arah tim Karasuno. Sebuah provakasi terbuka yang di tampakan jelas oleh setter Nekoma itu. Akira merengus, Tiba-tiba ia kesal sekali.
Bola kedua, Nekoma memberikan servis. Akira kembali mengulang strategi mereka sebelumnya, yakni dengan memberikan umpan-umpan pada anak kelas tiga dan juga melakukan banyak back attack. Namun timing block mereka bagus. Meskipun middle blocker mereka tidak setinggi Yuri, atau Misaki. Mereka mampu menyamakan waktu blocking dengan spike dari hitter Karasuno. Hasilnya bola sering terpental kebawah dan formasi Karasuno sering hancur karena banyak menyelamatkan bola-bola yang terpental.
"Yuri, berikan block terbaik mu. Block kita juga jangan sampai tertembus." ujar Aoki-san di tengah-tengah permainan. Aoki, Yuri, dan Misaki adalah perpaduan block yang bagus karena tubuh mereka yang tinggi. Tapi itu tidak cukup karena Nekoma juga cukup sering melakukan block out dan juga feint. Blocker Karasuno belum mempelajari read block. Mereka masih sering tertipu.
'Ini aneh. Ada sesuatu yang aneh.' pikir Akira dalam hati. Sesuatu mengganggu nya.
Namun sayang, ia terlambat. Akira menyadari ketika Nekoma sudah berada di Game Point dan set pertama menjadi kemenangan untuk Nekoma. Karasuno kalah di set pertama 24-26 melawan Nekoma.
"Mereka meniru strategi kita saat melawan Fukurodani." Ujar Akira serius. Anak-anak terkejut. Mereka memang merasa aneh selama permainan tapi tidak ada yang menyadari kalau strategi mereka di tiru oleh tim Nekoma.
"Sebelum kita sadari, kita jadi tidak bisa menjalankan rencana kita dan kesusahan karena strategi kita sendiri." Ujar Akira lagi.
Set kedua akan dimulai. Akira kesal sekali strategi nya di curi oleh tim lawan. Itu terlihat jelas di wajahnya. Melihat itu, Yuichi sangat kapten Nekoma kembali menyerikan. Baginya, menggemaskan sekali melihat setter anak kelas satu seperti Akira memasang wajah jengkel. Akira balik menatapnya. Kemudian Akira menarik napas.
"Kalian meniru strategi kami ketika melawan Fukurodani." Ujar Akira.
Semua anak-anak Nekoma terkejut, begitupun anggota Karasuno sendiri.
"Kau menyadarinya cukup lama ya?" Ujar Yuichi berkacak pinggang.
Rinkou bersumpah melihat aliran listrik besar diantara keduanya. Hari pertama kamp pelatihan, dan tim putri sudah terlalu banyak nyali untuk mencari gara-gara dengan tim lain.
"Aku tidak akan kalah." Ujar Akira. Ia sudah memantapkan hatinya untuk melakukan apapun agar memenangkan set ini.
Maka Akira mengubah strateginya. Ia memulai serangan dengan tipuan-tipuan dari Yuri, tipuan-tipuan itu cukup untuk mencetak beberapa angka sebelum tim Nekoma terbiasa dengan serangan mereka. Lalu menghajar mereka dengan serangan roket Misaki. Mungkin mereka bagus dalam menerima bola, mereka juga bisa dengan pintar meniru strategi strategi Karasuni di set pertama tadi. Tapi tidak semua spike keras Misaki bisa di kembalikan oleh mereka.
Coach Miyama tersenyum di pinggir lapangan. Yamada meliriknya diam-diam namun gagal. Lirikannya di sadari oleh sang pelatih.
"Kau penasaran kenapa aku tersenyum?" Tanya Coach Miyama. Si manajer voli putri Karasuno itu penasaran kenapa Coach Miyama sama sekali tidak memberi satupun arahan pada anak-anak. Tapi ia lupa Coach Miyama bilang kalau terlalu dini untuk memberikan mereka arahan.
Yamada adalah lelaki yang pintar. Ia memang tidak atletis, dan mungkin sangat awam dengan voli. Namun ia juga bermain game. Instingnya dalam permainan cukup untuk memberitahunya jika yang ia lawan adalah orang kuat atau bukan. Sejak kehadiran Coach Miyama, ia merasa gaya melatihnya sangat berbeda dengan pelatih Ukai-san di tim voli putra. Namun Yamada mempunyai perasaan jika Coach Miyama adalah orang yang kuat. Berbahaya, jika ia menggunakan istilah dalam game. Setelah beberapa lama tim putri mendapatkan pelatihan darinya, Yamada yang notabene memperhatikan mereka dari luar lapangan bisa melihat perubahan mereka yang drastis.
"Semua orang mempunyai bakat alami mereka masing-masing Yamada-kun. Aku ingin melihat sejauh mana bakat mentah mereka bisa mendorong mereka." Ujar Miyama-san. Yamada menatap ke arah tim voli putri. Mungkin ia sedikit mengerti apa yang Miyama-san katakan. Saat kau baru memulai game dan tidak tahu apa yang harus di lakukan. Itu akan memaksamu untuk bertahan. Melawan jika perlu, meskipun mungkin kau melakukan serangan-serangan ceroboh. Coach Miyama sedang menguji mereka.
"Depan..depan!"
Yuri berguling berusaha memantulkan bola kembali. Akira menerimanya, lalu melemparkan umpan panas pada Misaki. Si Karasuno Rocket menembak kan bola ke lapangan lawan namun masih di kembalikan oleh Nekoma. Bola keras itu hampir terjatuh hingga mereka tidak bisa melakukan serangan dan terpaksa mengembalikan bola ke lapangan Karasuno.
Begitulah, rally-rally panjang terus berlangsung, hingga pertengahan set kedua. Di bandingkan dengan Nekoma yang memembalas bola-bola liar dari Karasuno dengan cukup terampil, tim Karasuno memang jauh lebih berantakan. Mereka berguling, dan terjatuh. Akira mengubah ritme permainan dengan kasar. Permainan yang tadinya di pimpin oleh Nekoma dengan anggun jadi ikut berantakan karena Karasuno mengubah ritme permainan.
"Keras kepala sekali." Komentar Yuichi setelah memberikan umpannya dengan susah payah pada Hori, wing spiker nya. Yuichi bisa membaca jika Yuri akan memberikan feint. Namun Yuri yang sudah biasa memberikan berbagai macam tipuan di beberapa bulan kebelakang, tidak memberikan kesempatan untuk Yuchi membaca kemana arah bola akan jatuh, dan itu membuat formasi Nekoma selalu berantakan ketika mendapatkain feint dari Yuri.
BAM!
Hori memukul bola dengan keras dengan sengaja mengarahkannya pada ujung-ujung jari Aoki yang membuat dinding block bersama Yuri dan Misaki. Bola terpental jauh, membuatnya menjadi serangan block out. Tapi Mao yang jeli melihat bola mengenai jari Aoki langung mengikuti bola.
'Ugh, tidak sampai, tidak sampai!' Mao berlari ke luar lapangan mengejar bola yang hampir terjatuh. Jika ia melakukan diving receive, ia akan terlambat setengah langkah. Maka ia memajukan kakinya berusaha meraih bola dengan kakinya, menjatuhkan badan dan..
DUG!
Mao menendang dengan kakinya seperti seorang stiker sepak bola.
"HAH?!" Misaki kaget sendiri melihat Mao melakukan gerakan seperti barusan.
Bola melambung tinggi.
"Depan! Akira!" teriak Mao begitu bernafsu.
Akira menegadah melihat kemana jatuhnya bola. Terlalu dekat ke net, bolanya akan jatuh di wilayah lawan. Akira menyeringai, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Kemudian setter Karasuno itu melompat vertikal, berusaha mendapatkan postur sebagus mungkin. Ia mengangkat kedua tanganya dengan posisi mengumpan. Blocker Nekoma sudah waspada, menunggu ke arah mana Akira akan mengumpan.
Dug!
Alih-alih mengumpan, Akira hanya menyentuh bola itu sedikit tanpa mengubah kecepatan maupun arah bola yang akan melewati net di wilayah Nekoma. Blocker tidak sempat bereaksi pada tipuan Akira. Memberikan poin untuk Karasuno. Akira menyeringai puas.
'Keras kepala!' umpat Yuichi dalam hati.
Akane sang kapten Fukurodani berusaha menahan kekehannya ketika melihat hal itu dari lapangan sebelah.
Set kedua berakhir dengan Karasuno memenangkan pertandingan 27-25.
Set ketiga di mulai dengan rally-rally panjang. Nekoma juga bersi keras tidak mau kalah dari Karasuno. Seperti yang di harapkan dari Nekoma, pertahanan mereka berevolusi seiring berjalannya permainan. Sangat sulit untuk Karasuno mencetak satu poin saja.
Yuri bertumpu pada kedua lututnya. Keringat mengucur deras dari pelipis dan punggungnya. Ia frustasi. Pertandingan ini lebih membuatnya frustasi dari pada melawan tim Fukurodani dan juga tim Lady boys. Terlalu banyak serangan darinya yang dikembalikan lagi oleh tim lawan. Ia merasa harus melakukan sesuatu.
"Akira," panggil Yuri di tengah-tengah jeda mereka, "umpan lebih tinggi!" pintanya. Akira menatapnya sebentar, kemudian ia mengangguk.
Maka di pertengahan set, Akira mulai menaikan umpan yang ia berikan pada Akira. Tidak banyak, Akira hanya menaikannya sedikit, agar tidak tidak terlalu sulit di pukul. Namun masih terkena blok.
"Lebih tinggi!" Pinta Yuri lagi. Maka di serangan selanjutnya ia menaikan umpannya lagi lebih tinggi. Yuri berhasil memukulnya tapi masih juga terkena blok.
"Lebih tinggi!" ia coba lagi.
"Lebih tinggi!" ia coba lagi.
Yuri mencobanya lagi. Ancang-ancang, itu lah yang Hinata katakan. Jika ia ingin lompatannya lebih tinggi ia harus mengambil ancang-ancang yang bagus.
"Yuri!"
Sekali lagi, Akira masih mempercayakan bola padanya untuk mencoba titik pukul yang lebih tinggi. Yuri mundur beberapa langkah, dan berlari ke arah bola. Pikirannya fokus, ia mengingat teknik yang di ajarkan Coach Miyama, form bahu, posisi tangan, posisi kaki, dan pertahankan otot core!
BAM!
Sebuah spike keras dan tinggi dari atas melewati para blocker Nekoma yang keras kepala. Yuri mendarat di kaki-kakinya yang kuat. Menoleh ke arah Akira. Keduanya tersenyum lebar dan saling memberikan tos. Tujuan Yuri sejak awal adalah untuk mencoba memukul bola di atas blocker Nekoma. Akhirnya setelah beberapa percobaan ia berhasil melakukannya.
Setelah Yuri berhasil melakukan hal itu, ritme permainan berubah. Karasuno memimpin pertandingan. Otak kreatif Yuri mulai mengombinasikan titik pukulnya yang lebih tinggi dengan feint menciptakan tipuan yang sangat menyebalkan bagi Nekoma.
PRIIIITT!
Berkat serangan baru dari Yuri di tengah-tengah permainan, mereka bisa memimpin menjelang game point. Nekoma kehabisan waktu sebelum mereka bisa terbiasa dengan serangan baru Yuri. Karasuno berhasil menang melawan Nekoma dengan skor 2-1.
Pertandingan kedua mereka, meskipun tidak mendapatkan pinalti, tubuh mereka sangat kelelahan. Pertandingan melawan Nekoma berlangsung selama dua jam sepuluh menit. Waktu yang lama untuk pertandingan tiga set tingkat SMA.
