Haikyuu! is belongs to Haruichi Furudate
THE RISE : Karasuno Female Volley Ball Club
©Longlive Author
Chapter 22 : Intermezzo makan siang
Wajah Akira masih memerah seperti buah tomat bahkan hingga waktu makan siang. Bagaimana mungkin tidak, ia meneriakkan hal yang sangat memalukan ketika ia terperangkap di sebuah jebakan jaring setinggi lima meter. Di saksikan seluruh peserta kamp pelatihan dan alumni, lalu terjatuh menimpa teman-temannya. Intinya hanya satu. Karir dan imagenya di dunia voli sudah berakhir. Ia sangat ingin menjadi cacing dan menggali lubang yang dalam dan tidak pernah keluar lagi.
Misaki, orang yang paling bermasalah dengan permainan Akira sebelumnya tampak sudah terlihat biasa saja. Jawaban dari Akira yang berteriak-teriak sampai serak tadi sudah cukup untuknya. Malah ia sekarang menjadi iba pada sang setter. Anak itu sejak jatuh dari pohon bahkan tidak bisa melihat Kageyama. Akira terlihat seperti separuh jiwanya sudah di tarik ke nirwana karena saking malunya.
Lalu bagaiamana dengan Kageyama? Anak itu, cuek seperti biasa, dan tidak mengerti apa yang barusan terjadi atau kenapa namanya jadi terbawa.
"Pfftt, Kageyama kau benar-benar menakuti anak kelas satu! Sudah ku bilang kau harus belajar lebih ramah lagi." Suga tidak berhenti menggoda Kageyama sejak tadi. Ia bahkan sampai belum menyentuh makan siang yang di sediakan kantin. Sejak dulu Suga selalu tahu jika adik tingkat nya itu baik, namun wajahnya yang menyeramkan dan tidak ramah selalu menjadi kekurangan terbesar Kageyama.
"Ne Kageyama, sepertinya itu karena kau berteriak padanya tempo hari saat sedang latihan." Ujar Hinata mengunyah makanannya.
"Yang mana?" Tanya Kageyama. Tsukishima dan Yamaguchi menatap Kageyama malas. Anak itu benar-benar tidak bisa diharapkan.
"Dia sepertinya mau bertanya sesuatu padamu, tapi kau menjawabnya ketus sekali, dan kau malah memarahi aku." Jelas Hinata. Kageyama berpikir sejenak.
"Itu karena kau tidak benar menerima bola, aku masih terbawa suasana." Kageyama mengingatnya, anak kelas satu putri yang memanggilnya, namun tiba-tiba tidak jadi bicara.
Sementara itu di meja lain para tim putri juga sepertinya belum selesai membicarakan kejadian beberapa saat yang lalu. Mereka masih merumpi tentang Akira yang terkena jebakan milik tim pecinta alam Fukurodani. Seseorang dari klub pecinta alam mendatangi mereka tadi. Katanya Akaashi dari Fukurodani memberi tahu mereka jika ada seseorang yang terkena jebakan yang mereka pasang untuk latihan. Mereka meminta maaf secara langsung. Tim putri benar-benar Karasuno menarik perhatian semua orang dengan kelakuan konyol mereka, cara paling anen untuk di kenal tim lain.
"Aku pikir kau orangnya sangat percaya diri, kau tahu, terbiasa dengan para cowok." Komentar Mao menyantap semangkok besar salad.
"Kata siapa?" Jawab Akira ketus, ia masih berusaha untuk menghindari tatapan-tapan dari tim putra lain yang juga masih membicarakan mereka.
"Kau protes pada Yuri karena dia menghabiskan masa SD dan SMP nya dengan sekolah dirumah. Kau bilang dia harus cari pacar, kau ingat?" Timpal Misaki, Yuri mengangguk mengiyakan.
"Tapi ini beda, meskipun ku bilang begitu, cowok-cowok voli tidak bisa aku samakan. Rasanya frustasi sekali melihat orang-orang berbakat seperti mereka." Akira menyandarkan badannya ke meja, lemas.
Yuichi, setter putri tim Nekoma ikut menaruh perhatian pada pembicaraan mereka.
"Hei memangnya Kageyama-kun se menyeramkan itu ya?" Tanyanya dari meja sebelah. Mereka menoleh.
"Iya, ku pikir kau menganggap Kageyama-san aneh." Sambung Mao. Terdengar suara cekikikan dari meja putri Nekoma.
"Dia memang aneh kalau di luar lapangan, tapi siapa yang menyangkal kemampuannya saat sedang bertanding?" Kata Akira.
Yucihi mengangguk. Tentu ia tahu tentang kemampuan Karasuno terutama setelah mereka tampil di panggung Nasional.
"Kau benar, sepertinya masa kejayaannya Karasuno sudah kembali. Aku dengan dari Kuroo-san, kalau Nekoma dan Karasuno mati-matian mewujudkan 'Pertarungan di tempat sampah'." Ujar Yuichi yang menunjuk pria dengan rambut berantakan di meja putra Nekoma.
"Pertarungan di tempat sampah?" Tanya Yuri, tidak mengerti, tidak hanya Yuri, semua anak kelas satu pun menatapnya tidak mengerti.
"Kalian tahu, sejak zaman Nekomata Sensei, dan Head Coach Ukai dulu, Nekoma dan Karasuno adalah rival. Mereka pernah bertemu di pertandingan Nasional puluhan tahun yang lalu, dan baru bertemu lagi di panggung Nasional tahun lalu di era Daichi-san dan Kuroo-san." Jelas Rinkou, Kapten Karasuno. Yuichi mengangguk.
"Sekali-sekali kalian harus tahu sejarah tim-tim voli kita kalian tahu?" Sambung Aoki. Para anak kelas satu dan Yuri mendengarkan seperti anak-anak TK yang di ceritakan dongeng.
"Yah, pertandingan mereka tahun lalu memang sangat luar biasa." Ujar Yuichi. "Jika bertemu di kompetisi Nasional, ayo kita bertanding seperti itu juga." Lanjut Yuichi.
Rinkou tersenyum, "tentu!"
Mereka tersenyum, bersemangat sambil sejenak melupakan rasa lelah mereka.
"Hmm.. Menarik..."
Kuroo yang melihat kedekatan tim putri Karasuno dan Nekoma bergumam rendah.
"Kenapa?" Tanya Kenma yang duduk di sebelahnya.
"Tidak apa-apa, habiskan sayur mu Kenma!" Balasnya.
...
Babak kedua latihan akan di mulai kembali setelah makan siang. Kini mereka bertukar lapangan. Tim Putri Karasuno akan melawan tim putri Nekoma di gelanggang timur. Selain itu tim putra Fukurodani dan juga tim putra Ubugawa akan bertanding di lapangan yang sama. Akira benar-benar lega karena mereka sudah tidak satu ruangan dengan tim putra Karasuno.
Sementara itu sebelum permainan di mulai Yamada, manajer tim putri Karasuno sedang mengambil galon air untuk di bawa ke gelanggang. Ia tak sengaja berpapasan dengan Yachi yang juga mengambil galon air di wastafel di luar.
"Yachi-san, kau membawa dua galon ini sendiri?" Tanya Yamada melihat Yachi sedang mengisi satu galon air yang sudah setengah penuh.
"Ya, tim putra tahun ini cukup banyak." Jawab Yachi ramah.
"Kemari biar ku bantu." Ujar Yamada.
"—tidak perlu, tidak perlu, mereka akan kemari dan membantuku nanti." Ujar Yachi cepat-cepat. Yamada yang rupawan dan juga badannya yang tegap dan tinggi sudah cukup untuk membuat Yachi berdebar-debar. Tidak hanya tim putri Karasuno saja yang menarik perhatian. Rupanya Yamada, manajer laki-laki di tim putri Karasuno juga menjadi pembicaraan hangat di kalangan para manajer dan juga tim putri lain. Entah Yamada menyadarinya atau tidak. Dia terlihat sangat fokus untuk membantu Miyama-san dan juga tim nya.
"Bagaimana Akira-san? Apa dia tidak apa-apa?" tanya Yachi, mencari topik pembicaraan selagi menunggu galon airnya penuh.
"Dia tidak apa-apa kurasa, tidak ada yang cidera, sepertinya karena dia tadi terjatuh menimpa teman-temannya yang lain." Jawab Yamada. Ia dan Miyama-san mengecek sendiri keadaan Akira setelah ia terjatuh tadi.
"Aku tidak terkejut kalau Akira takut pada Kageyama. Awalnya aku juga takut pada mereka, terutama pada pada para alumni. Tapi mereka semua baik." Kata Yachi.
"Yah, mereka hanya belum terlalu saling mengenal." Balas Yamada.
"Hei, manajer cowok tim putri! Kau mau ngapain dengan Yachan?"
Tiba-tiba saja Tanaka dan juga Nishinoya, muncul di belakang mereka dengan memasang wajah galak. Tanaka masih terlihat sangat sebal karena dilihat dari dekat, Yamada benar-benar tampan. Yachi memutar matanya malas.
"Tenanglah Tanaka-san, Nishinoya-san, Yamada-kun hanya mau membantuku membawa galon." Jawabnya.
"Tidak perlu..tidak perlu, karena Yachan adalah manajer kami, maka kami yang akan membantunya." Ujar Nishinoya. Ia sudah mengangkat satu galon.
"Itu benar, jika kau berniat sedikit saja menggoda manajer kami yang berharga, aku akan melabrakmu di kelas. Kami mengawasimu!" Ujar Tanaka galak. Sejujurnya mendengar itu Yamada ingin tertawa. Di samping kemampuan voli mereka yang hebat, ternyata tim voli putra lebih konyol dari yang ia kira.
"Sudah, sudah, pertandingan akan segera di mulai, ayo kita kembali, Tanaka-san, Nihsinoya-san." Ujar Yachi. Keduanya berbalik dan Yachi memberikan gestur meminta maaf pada Yamada yang di balas dengan sebuah lambaian tangan.
Tak lama kemudian pertandingan babak kedua di mulai, dengan perginya tim voli putra Karasuno dari pandangan Akira, ia tampak hidup kembali. Permainannya kembali stabil bahkan lebih stabil dari sebelumnya meskipun mereka cukup kelelahan karena sebelumnya menerima pinalti lima putaran akibat kelalaian mereka di latih tanding sebelumnya. Namun di pertandingan kali ini, mereka tampak lebih menikmatinya. Pertandingan mereka melawan tim putri Nekoma sengit dan memakan waktu lama seperti di hari sebelumnya. Hubungan kedua tim itu pun sudah tidak kaku. Mereka terlihat lebih bersahabat. Mungkin karena mereka sudah mengobrol bersama ketika makan siang tadi.
"Hmm...mereka tidak terlalu buruk seperti tadi, apa karena gugup?" Gumam Bokuto dari pinggir lapangan tempat Fukurodani bermain. Ia tidak sengaja melihat permainan tim putri Nekoma dan juga Karasuno.
"Yah, kau lihat rally-rally mereka? Mereka tampak menikmati permainan." Balas Konoha yang juga memperhatikan mereka.
Para alumni menunggu giliran untuk latihan dengan anak-anak setelah mereka menyelesaikan satu putran. Mungkin mereka akan selesai lebih awal hari ini.
