Chapter 8 : Bulan Merah dan Asihira
PS : sekolah Naruto termasuk sekolah berstandar internasional dan memiliki luas setara atau bahkan lebih dari stadion GBK. Jadi jangan heran jika pergerakan Naruto dkk terasa jauh. foto Asihira juga sudah diubah biar lebih cakep. kalau soal penampilan Naruto bisa dilihat di foto prifil saya.
Sedih, marah, dan takut bercampur menjadi satu dalam hati Asihira.
Dia berlari sekuat tenaga, melewati lorong-lorong sekolah, menabrak dinding, bahkan menerobos jendela kelas, mencoba melarikan diri dari puluhan monster yang mengejarnya. Monster-monster itu terlihat sangat aneh dan tidak wajar—mata mereka bersinar merah dalam gelapnya malam, dan beberapa bagian tubuh mereka bengkak, ditumbuhi mata-mata kecil atau bahkan tangan-tangan kecil yang melambai.
Aura abu-abu mengepul dari tubuh monster-monster itu, membuat Asihira seolah-olah dikejar oleh kabut yang mengancam dari belakang.
Monster-monster itu, tanpa akal, terus mengejar Asihira.
Dinding-dinding kokoh yang menghalangi mereka dihancurkan begitu saja, dan tubuh beberapa monster yang lebih lemah pun ikut hancur saat menabrak rintangan. Namun, mereka tidak peduli—tidak ada yang dapat menghentikan mereka untuk mencapai Asihira.
Bulan merah menggantung tinggi dilangit, memancarkan cahaya memabukkan dan mencekam bagi siapa saja yang melihatnya. Khususnya bagi monster yang melihatnya.
Disetiap bagian dunia, selama monster tersebut tidak terbuat dari besi, mereka yang terkena cahaya bulan berdarah berubah menjadi gila dan aneh. Tubuh mereka mulai ditumbuhi tumor daging, puluhan mata, atau tangan kecil disetiap bagian tubuhnya.
Emosi mereka tidak stabil dan saling menyerang satu sama lain. Tapi manusia menjadi target favorit mereka. Setiap ada manusia yang terlihat, monster mutasi akan mengejarnya seolah jika mereka tidak mengejar dan memakannya maka mereka akan mati.
Entah sebuah berkah atau kutukan, distorsi waktu yang terjadi di Kota Suo membuat cahaya bulan merah terhambat penyebarannya. Hal ini membuat para monster dikota Suo dengan insting liarnya dapat mendeteksi bahaya yang akan terjadi dan bersembunyi dengan segala cara.
Ini juga yang membuat kota Suo sunyi.
Lalu bagaimana dengan monster yang mengejar Asihira?
Bukankah mereka seharusnya bersembunyi?
Jawabannya ada pada saat di Aula sekolah. Dimana pembahasan terpaksa terhenti sesaat akibat mayat manusia kadal yang tiba-tiba jatuh dari atap.
Setelahnya mereka yang ada di Aula sekolah bertarung bersama melawan puluhan monster yang tiba-tiba datang menyerang.
Setelah beberapa saat bertarung, dibelakang kerumunan monster muncul seseorang yang dikenali oleh semua orang disekolah.
Dia adalah penjaga sekolah, Miyamoto.
Kondisi Miyamoto terlihat segar tanpa kesan kotor atau semacamnya. Pada saat itulah semua orang di Aula tahu bahwa dalang dibalik penyerangan adalah Miyamoto, dimana Miyamoto mengendalikan monster dengan kemampuannya untuk menyerang semua orang di Aula.
Setelah berbicara singkat, diketahui bahwa tujuan Miyamoto melakukannya untuk merebut setiap gadis dan menjadikan mereka budaknya!
Yah, moral dan aturan telah hancur. Sifat gelap manusia telah muncul dan salah satu contoh dari itu semua adalah Miyamoto.
Dia memiliki kemampuan yang luar biasa, tapi dengan sifat jahatnya dia menggunakan kekuatannya untuk memuaskan rasa nafsunya.
Kemampuan pengendali monster sangat luar biasa, membuat para siswa dan guru kewalahan karena banyaknya musuh. Mereka kelelahan dan beberapa siswa yang tidak beruntung tumbang tak bernyawa, termasuk 5 teman Asihira.
Pada saat kritis, malam datang dan bulan darah bersinar dengan cerah. Monster yang dikendalikan seperti boneka oleh Miyamoto tertimpa cahaya bulan dan berubah total.
Mereka bermutasi menjadi mengerikan, memotong kendali Miyamoto atas pikiran dan tubuh mereka. Setelahnya mereka langsung menyerang Miyamoto dan memakannya tanpa sisa.
Pada momen itu, semua yang di Aula langsung pergi menyelamatkan diri mereka masing-masing. Tidak ada lagi sifat Ksatria saling menolong atau sejenisnya, bertahan hidup untuk melihat hari esok adalah prioritas!
Itu adalah alasan kenapa Asihira bisa dikejar oleh monster bermutasi.
"Ught."
Asihira terus berlari tanpa arah, tanpa sadar menuju perpustakaan. Pandangannya mulai kabur, dan suara monster yang mendekat semakin mengerikan. Tubuhnya, yang masih bergerak cepat, akhirnya kehilangan keseimbangan dan terguling di rerumputan. Sebelum kesadarannya hilang, pikiran terakhir Asihira tertuju pada lima anggota klubnya yang telah mengorbankan diri demi menyelamatkannya.
"Maaf... aku mengecewakan kalian. Aku memang tidak berguna..."
...
Kuromi Serika dan Hayase Yuuka
...
Sepasang mata merah bersinar di atas pohon, mengawasi Asihira yang terjatuh dan berguling di tanah. Mata merah vertikal, seperti milik kucing, menatap dingin pada sekelompok monster bermutasi yang melompat ke arah Asihira. Asihira yang sudah terbaring tak sadarkan diri jelas tidak bisa melakukan apapun dan hanya akan menjadi makanan bagi sekelompok monster itu.
"Sekarang!"
Sebuah teriakan aba-aba terdengar, dan kilauan benang berwarna biru muncul dari segala arah, menjebak semua monster yang ada tanpa terkecuali. Terlihat salah satu tangan pucat dan bengkok milik monster hampir berhasil meraih Asihira yang terbaring ditanah dengan tubuh penuh luka.
Sosok bermata merah melompat turun dari atas pohon, menggenggam salah satu benang energi dengan kedua tangannya. Seketika, aliran api merah darah menyebar dari lengan ramping itu, menjalar melalui benang energi, membakar hangus semua monster tanpa kecuali.
Api merah membumbung tinggi ke langit, disertai dengan teriakan memilukan dan bau terbakar yang menyengat.
"Serika! Ayo pergi!"
Yuuka tiba-tiba muncul, menggendong tubuh Asihira. Ia berteriak kepada sosok bermata merah, yang ternyata adalah Serika.
"Hmm!"
Serika mengangguk. Tanpa banyak bicara, keduanya berlari menjauh dari tempat itu, semakin jauh dari perpustakaan.
Tak lama setelah kepergian mereka, 4 monster mutasi setinggi tiga meter muncul dan melihat ke arah tumpukan tubuh monster mutasi yang masih terbakar hebat.
Grrhaaa!
Monster raksasa itu, yang terlihat seperti hulk berkepala kadal berwarna abu-abu, mengaum pelan. Pandangannya beralih ke arah perpustakaan, hidungnya mengendus sesuatu. Dengan mulut penuh air liur, 2 monster mutasi raksasa mulai berlari menuju perpustakaan dengan kecepatan tinggi. Setiap langkahnya terasa berat, meninggalkan jejak kaki dalam di tanah.
Sementara 2 yang lain terlihat mengejar Serika dan Yuuka.
...
Naruto dan Mika di Perpustakaan
...
Naruto mengelus lembut kepala Mika yang terbaring di pangkuannya. Wajahnya tampak masam, sementara matanya tertuju pada wajah damai Mika yang tertidur dengan jejak air mata masih mengalir di pipinya yang lembut.
Sejenak, Naruto mengingat kejadian beberapa saat sebelumnya, saat Mika mencurahkan semua kecemasan dan kesedihannya. Ketakutan, kepanikan, dan duka akibat kematian penjaga toko dicurahkan kepada Naruto, dan dia hanya bisa menjadi pendengar yang baik sampai akhirnya Mika tertidur di pangkuannya.
"Huft..."
{Hari yang berat, Master.}
Suara Arona terdengar di kepala Naruto, membuatnya tersenyum pahit. Baginya, ini bukan hanya hari yang berat, tapi hari penuh kegilaan. Bertemu monster, melihat kematian, mengetahui bahwa dia adalah reinkarnasi sosok menakutkan, dan banyak hal tak masuk akal lainnya!
Naruto merasa sangat lelah dan ingin tidur. Meskipun teknik [Penguatan] membuatnya tidak perlu tidur lagi, informasi yang begitu banyak membuatnya merasa sangat lelah dan ingin tidur.
"Arona, tolong pantau area sekitar menggunakan [Binah]. Aku sangat lelah dan ingin istirahat."
Naruto memejamkan matanya, mencoba merilekskan tubuh dan pikirannya. Sementara itu, Arona dengan cekatan mengendalikan [Binah] yang saat ini berada dalam bentuk jam di tangan kiri Naruto.
Arona mengubah bentuk [Binah] menjadi semacam antena parabola yang berputar 360 derajat. Dalam sekejap, data mengenai berbagai jenis energi makhluk hidup muncul di hadapan Arona.
{Master! Arona khawatir ini bukan saatnya beristirahat. Arona mendeteksi energi monster yang selaras dengan frekuensi radiasi bulan merah. Selain itu, ada jejak energi Yuuka dan Serika. Sepertinya mereka sudah mengalami [Awakening] dan membangkitkan kemampuan khusus. Mereka saat ini sedang bergerak keluar dari sekolah.}
Mata Naruto terbuka lebar mendengar laporan Arona. Ia menunduk, melihat Mika yang masih tertidur lelap, lalu dengan hati-hati menyingkirkan dirinya tanpa membangunkan gadis itu.
Dengan langkah pelan, Naruto menuju pintu perpustakaan, diikuti oleh [Binah] yang kembali berubah menjadi ular sepanjang satu meter. Seiring peningkatan kemampuan Naruto, [Binah] juga menjadi lebih kuat dan besar.
Namun, sebelum [Binah] bisa mengikutinya, Naruto memberi perintah.
"Jangan ikut. Jaga Mika dan jangan biarkan dia terganggu oleh gangguan eksternal."
[Binah] tampak linglung sejenak. Ia menatap Naruto, lalu menatap Mika yang tertidur. Mata ular logam itu menunjukkan ekspresi lucu, seolah-olah ingin mengikuti tuannya, namun perintahnya jelas: menjaga Mika.
Setelah Naruto menghilang di balik pintu perpustakaan, [Binah] dengan ekspresi lesu mendekati Mika dan berbaring di sampingnya. Mata kuningnya menatap sekeliling dengan waspada.
...
[Awakening]
...
Naruto keluar dari pintu perpustakaan, langsung berlari sekuat tenaga ke depan. Di kejauhan, dua monster raksasa berlari ke arahnya dengan kecepatan dan momentum yang menakutkan. Semakin dekat, tanah bergetar akibat langkah kaki mereka. Namun, Naruto tidak gentar sama sekali. Dia terus maju, dan saat jarak mereka hanya lima meter, lingkaran Rune muncul dari tangan kanannya, menarik sesuatu dari dalamnya.
Jreettt, jreettt!
Suara tipis menggema di udara, diikuti oleh dua tubuh besar yang kehilangan kendali dan berguling-guling melewati sisi kiri dan kanan Naruto.
"Lumayan," gumamnya.
Tanpa berhenti, Naruto menyimpan kembali pistol hitam yang menyerupai Beretta 92FS ke dalam lingkaran Rune. Pistol itu berwarna perak dengan kilauan Rune serta lambang aneh bertuliskan S.C.H.A.L.E.
"Roarrr!"
Namun, sebelum Naruto bisa berlari lebih jauh, kedua monster yang sebelumnya tumbang akibat peluru magis di kepala bangkit dan mulai mengejarnya lagi. Wajah Naruto berubah sedikit tegang. Serangannya tadi jelas mengenai kepala, tapi mengejutkan bahwa monster-monster itu tidak mati.
Naruto berhenti mendadak dan berbalik menghadapi mereka. Lingkaran Rune biru kembali muncul, dan dia mengambil lagi senjata yang tadi dia simpan.
Ini adalah salah satu teknik dalam [Penguatan] yang kini dikuasai Naruto. Sebuah 'trik kecil' yang membuatnya mampu menciptakan penyimpanan ruang layaknya kantong Doraemon, hanya saja Naruto tidak membutuhkan benda fisik sebagai perantara. Dia bisa mengakses penyimpanannya dengan bebas, dan ukurannya akan bertambah seiring kemampuannya meningkat.
Pistol yang dibuat Naruto juga adalah hasil dari kemampuan [Penguatan] di mana ia mampu melakukan dekonstruksi benda dan membentuknya kembali sesuai keinginannya. Dengan bantuan Arona dan bahan dari cangkang kumbang yang mengendalikan Mika, Naruto berhasil menciptakan pistol ini.
Sekilas pistol itu tampak biasa, namun mekanisme di dalamnya dipenuhi Rune dan teknologi aneh. Pelurunya dibuat khusus dan membutuhkan dorongan energi dari Naruto untuk ditembakkan. Tanpa energi tersebut, pistol tidak akan berfungsi.
"Rhoarr!"
Monster pertama di sebelah kanan mengayunkan lengan berototnya untuk memukul Naruto. Namun, pukulan itu meleset karena Naruto memperpendek jarak dengan cepat dan memanjat tubuh monster yang mirip hulk tersebut.
"Makan ini!"
Dengan kaki bertumpu di bahu monster, Naruto menempelkan pistolnya ke kepala monster yang berbentuk kadal. Rune di senjata bersinar biru, dan dengan infusi energi dari Naruto, peluru melesat, menembus kepala monster hingga ke tanah. Namun, monster kedua langsung menyerang Naruto dengan semburan energi abu-abu, mirip kabut.
Melihat bahaya datang, Naruto berusaha menghindar. Namun, tangan monster pertama, meski tubuhnya sudah berlubang akibat peluru, tiba-tiba bergerak dan memeluk tubuh Naruto erat-erat.
Wajah Naruto menunjukkan keheranan sebelum dia dan monster tersebut ditelan kabut abu-abu. Tak lama kemudian, kabut energi yang menyelimuti mereka bergetar dan meledak dengan dahsyat. Ledakan itu cukup keras untuk membangunkan Mika yang tertidur di perpustakaan.
Untungnya, [Binah] sudah mengantisipasi gangguan suara dan memasang pelindung kedap suara, sehingga suara ledakan tidak membangunkan Mika.
Wushu!
Dari kobaran api akibat ledakan, Naruto muncul dengan tubuh berselimut api. Dia menerjang monster kedua dan dengan kasar mencengkeram kepala kadal tersebut, kemudian membantingnya ke tanah. Energi biru mengalir dari lengan Naruto, menyebar ke seluruh tubuh monster, menghancurkan organ dalamnya menjadi bubur.
"Masih belum selesai!"
Rune [Penguatan] di alam bawah sadar Naruto bersinar cemerlang, menerangi seluruh ruang alam bawah sadarnya. Ribuan rantai Rune saling terkait di sekitar Rune [Penguatan] hingga akhirnya sebuah Rune kecil terbentuk dari gabungan rantai dan melayang di depan Rune [Penguatan].
Itu adalah Rune [Ledakan].
Seketika, tubuh monster kedua diliputi tulisan Rune yang menjalar melalui tangan Naruto. Setelah Rune [Ledakan] menyelimuti tubuh monster, cahaya biru berubah menjadi merah. Ledakan besar kembali terdengar.
Duaarrr!
Tanah amblas, puing-puing beterbangan, dan api ledakan menyebar ke segala arah, menghancurkan lantai di sekitarnya. Di pusat ledakan, Naruto berdiri tegak tanpa mengalami kerusakan sedikit pun.
"Luar biasa... makhluk ini benar-benar aneh dan merepotkan. Aku harus segera menyusul mereka."
Naruto melihat tangan kanannya yang menggenggam dua benda bulat berwarna bening. Inilah kunci kemenangan Naruto melawan makhluk abu-abu, atau Red Beast, yang bermutasi karena cahaya bulan merah.
Bola energi murni ini hanya muncul setelah tubuh Red Beast hancur lebih dari 50 persen. Tanpa kerusakan sebesar itu, Red Beast akan terus beregenerasi, tak peduli seberapa parah luka yang diterimanya.
Naruto menggenggam kedua bola energi bening itu erat-erat. Garis biru muncul dari telapak tangannya dan menyebar ke seluruh tubuh serta jiwanya. Energi murni dari bola-bola itu terserap ke dalam tubuh Naruto melalui [Penguatan, memperkuat setiap bagian tubuh dan jiwanya.
Krak!
Pikiran Naruto terasa melayang ketika suara retakan terdengar di dalam pikirannya. Rune [Penguatan] di alam bawah sadarnya bersinar lebih terang, memuntahkan berbagai pengetahuan baru. Tubuh dan jiwanya kini menembus batas dan menjadi 'luar biasa' menandakan bahwa Naruto telah mencapai [Awakening].
Namun, tanpa disadari oleh Naruto, auranya mulai berubah menjadi semakin aneh dan menakutkan. Sebuah halo hitam muncul di atas kepalanya, dan tubuhnya memancarkan cahaya crimson redup yang menelan cahaya di sekitarnya. Aura ini bahkan memadamkan sisa-sisa kobaran api.
Sementara itu, di dalam liontin tempat Arona bersemayam, dunia yang tadinya dipenuhi pasir putih dengan genangan air dangkal dan langit cerah, kini berubah mengerikan. Langit berubah menjadi gelap dan dipenuhi retakan yang memancarkan cahaya crimson menakutkan. Matahari terbenam berubah menjadi warna ungu dan air yang sebelumnya jernih menjadi hitam pekat.
Sosok Arona duduk di ayunan dengan ekspresi menyeramkan. Matanya tertutup bayangan poni, sementara bibirnya tersenyum janggal. Lebih anehnya lagi, di belakang Arona tampak bayangan sosok wanita dewasa dengan luka menganga di perut, wajahnya terlihat menyerupai Arona, namun dalam versi dewasa.
Di perpustakaan, [Binah] juga berubah drastis. Tubuhnya kini berwarna gelap dengan kilauan cahaya kecil seperti bintang di langit malam. Halo kuning di atas kepalanya berubah menjadi ungu gelap.
[Binah] merayap ke arah Mika dan menyentuh dahinya dengan moncongnya. Aura crimson segera meresap ke dalam alam bawah sadar Mika yang terdalam.
Di alam bawah sadar Mika, terdapat gumpalan aura kehancuran yang terus merusak dan mengasimilasi kesadaran Mika. Di dalam gumpalan itu, tampak sosok dengan sayap malaikat berdiri dengan angkuh. Namun, tak lama kemudian, energi crimson muncul dan menghantam aura kehancuran. Tanpa perlawanan, aura itu ditelan oleh energi crimson.
Setelah menelan aura kehancuran, energi crimson membentuk bola energi yang kemudian pecah menjadi gelombang energi kuat. Setiap tempat yang dilewati gelombang itu segera diperbaiki dan diperkuat.
Alam bawah sadar Mika, yang tadinya penuh lubang dan erosi, kini menjadi megah dan indah, menyerupai pemandangan luar angkasa dengan bintang-bintang kecil yang terus-menerus mengalami proses pembentukan dan kehancuran.
Prok!
Suara tepukan terdengar di kepala Naruto, membangunkannya dari ekstasi akibat loncatan tingkat kehidupan yang baru saja dia alami. Bersamaan dengan itu, semua fenomena aneh yang sebelumnya terjadi kini menghilang, seolah tak pernah ada. Arona terlihat kembali bermain ayunan, [Binah] menjaga Mika dengan patuh, dan Mika masih tertidur dengan tenang.
Sebenarnya, apa yang terjadi pada Naruto?
TBC
Sedikit penjelasan buat Naruto. Sebelumnya Naruto itu walau kuat dan bisa menggunakan energi misterius yang muncul dari retakan, Naruto masih belum mengalami [Awakening] baru setelah menelan kristal pikiran dan energi kumbang disertai 2 manik energi Red Beast Naruto akhirnya mengalami [Awakening].
Dah itu saja.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.
