Halo, kita bertemu lagi! kali ini aku bikin fanfic yang terinspirasi dari salah satu film Korea favorit aku, a Frozen Flower. Untuk yang sudah pernah menonton, inti ceritanya sama, namun dengan banyak perubahan dan penyesuaian disana-sini. Yang belum pernah menonton, aku saranin untuk yang di bawah umur 21 tahun jangan menonton film itu dulu deh, hehehe.
Well, cerita kali ini agak berat dan cenderung dewasa ya, jadi yang masih berumur dibawah 21 tahun, disarankan untuk tidak membaca cerita ini ya, karena banyak adegan kekerasan, LGBTQ, dan seksual. Dan mungkin ada beberapa karakter yang agak OOC.
Disclaimer: Serial Naruto merupakan milik Masashi Kishimoto, tidak ada keuntungan material apa pun yang saya peroleh dari fanfiction ini. Gambar cover juga bukan milik saya.
Setting: Daratan China ribuan tahun yang lalu, tidak ada hubungannya dengan universe Naruto maupun dunia nyata.
Summary: Terinspirasi dari film a Frozen Flower, namun dengan banyak perubahan dan penyesuaian disana-sini. Kisah cinta segitiga yang rumit antara Neji, Gaara, dan Tenten.
Warning: Mengandung unsur kekerasan, LGBTQ, dan seksual. Tidak disarankan bagi yang berumur di bawah 21 tahun.
a Broken Glass
A fanfic of NejiTen
Derap Langkah kuda berlari terdengar menggema di hutan. Sepasang sejoli menunggangi kuda tersebut dengan wajah yang sangat ketakutan sambil sesekali menengok ke arah belakang. Di belakang, terlihat serombongan pasukan Kerajaan mengejar sepasang sejoli itu
Begitu kudanya mencapai jarak yang cukup dekat, pria tinggi berambut panjang pemimpin pasukan berkuda itu melepaskan anak panahnya ke kaki kuda sepasang sejoli itu, yang membuat kuda itu terjatuh dan sepasang sejoli itu terlempar ke tanah. Tidak lama kemudian, rombongan pasukan Kerajaan itu menghunuskan tombak mereka ke arah dua sejoli yang ketakutan itu.
"Lee, kau telah melakukan kejahatan besar dengan melakukan tindakan asusila dan menculik kepala pelayan Permaisuri, kau harus dihukum berat!" Kata suara bariton dingin itu dengan sangat tegas.
"Jangan salahkan dia, Jenderal Hyuga! Ini semua salah hamba, hamba yang memaksanya untuk membawa lari saya! Hukumlah saya!" Jerit wanita tersebut, berusaha melindungi kekasihnya.
"Jangan bodoh, Matsuri! Jangan dengarkan dia, Jenderal Hyuga! Ini semua salah hamba! Hamba yang memaksanya untuk kabur dari istana bersama hamba! Saya mohon, hukum saya saja, Jenderal!" Kata Lee, berusaha menyelamatkan kekasihnya.
Kedua mata amnethyst Neji menatap dingin pada kedua sejoli itu. Namun dibalik tatapannya yang dingin itu, terbersit rasa kasihan pada mereka. Sebenarnya secara pribadi, Neji tidak mempermasalahkan hubungan Lee dengan Matsuri dan dia bahkan senang jika sahabat dekatnya ini menemukan wanita yang dia cintai. Tapi aturan istana harus tetap ditegakkan. Seorang prajurit istana tidak boleh menjalin hubungan asmara dengan dayang istana dan jika ketahuan, maka mereka harus dihukum mati. Entah sejak kapan aturan ini berlaku, namun menurut Neji, aturan ini sangat merepotkan karena sering membuat Neji kehilangan anak buahnya.
"Hanya Yang Mulia Kaisar Gaara yang berhak memutuskan hukuman apa yang pantas untuk kalian. Naruto, Sasuke, ikat dan bawa mereka ke istana! Kiba, obati kaki kuda itu! Kita kembali ke istana." Perintah Neji dingin.
"Siap, Jenderal!" seru ketiga pria yang diperintah oleh Neji.
-0-
Sesampainya di istana, Lee dan Matsuri diseret ke hadapan Gaara untuk diberikan hukuman. Hal ini menimbulkan perdebatan yang cukup pelik karena Lee adalah salah satu prajurit terbaik istana dan merupakan kepala penjaga istana Permaisuri, sementara Matsuri adalah kepala pelayan istana Permaisuri sekaligus pelayan kesayangan Permaisuri. Gaara jelas ingin menghukum mati keduanya karena berani berbuat asusila di istananya, namun istrinya, sang Permaisuri, menginginkan agar mereka diberi hukuman yang ringan. Toh, mereka melakukannya atas dasar suka sama suka dan tidak sampai benar-benar berzina. Apalagi, mereka berdua adalah orang kepercayaan Permaisuri.
"Yang Mulia, hamba mengerti jika mereka melanggar aturan istana. Tapi anda tidak perlu sampai menggantung mereka hanya karena masalah seperti ini." Kata Permaisuri mencoba membela mereka.
"Tidak, Permaisuri. Mereka sudah berani bermesraan di lingkungan istana, mereka harus dihukum berat atas kesalahan mereka!" Balas Kaisar dingin.
"Tapi itu tidak adil, Yang Mulia! Mereka tidak melakukan makar atau pun hal yang membahayakan posisi anda, hamba mohon pertimbangkan kembali Keputusan anda!" Pekik Permaisuri sambil menahan tangis.
"Diamlah Permaisuri! Jangan sampai kau melewati batas kewenanganmu, keputusanku sudah bulat. Pengawal, seret mereka dan bawa mereka ke tiang gantungan!" Perintah Gaara pada pengawalnya.
Namun Neji tiba-tiba mendekati Gaara dan berbicara padanya.
"Yang Mulia Kaisar, ampuni hamba karena lancang menyela anda. Tapi hamba rasa, Yang Mulia Permaisuri ada benarnya. Mereka hanya bermesraan di lingkungan istana dan tidak membahayakan posisi Anda, Tuanku." Kata Neji pada Gaara.
"Tapi mereka sudah bermesraan di lingkungan istana, Neji! Mau dibawa kemana wibawa istana ini jika para dayang dan pasukan bermesraan?" sergah Gaara.
"Hamba mengerti, Yang Mulia. Namun mohon pertimbangkan kembali, Lee adalah salah satu pasukan terbaik di Angkatan hamba dan dia juga adalah kepala penjaga istana Permaisuri. Kerajaan ini akan kehilangan salah satu pasukan terbaiknya jika anda menghukum mati mereka." Kata Neji berusaha membujuk Gaara.
"Lagipula, aturan melarang pasukan dan para dayang untuk jatuh cinta itu, menurut hamba terlalu berlebihan, Yang Mulia. Kita tidak bisa melarang atau mencegah sepasang manusia untuk jatuh cinta. Hamba mohon, revisilah aturan itu menjadi larangan untuk bermesraan di lingkungan istana. Di luar itu, terserah mereka. Hamba mohon pertimbangkanlah saran hamba, karena aturan itu telah membuat banyak pasukan mati sia-sia." Tambah Neji.
Gaara terlihat mempertimbangkan masukan dari Neji, dan menyetujuinya.
"Baiklah. Lee, Matsuri, kalian tidak akan kuhukum gantung dan hanya kuhukum cambuk 50 kali. Tapi Lee tidak boleh bekerja lagi di istana Permaisuri. Kau harus pindah ke istana Selir dan menjadi prajurit biasa disana. Posisimu di istana Permaisuri akan digantikan oleh Naruto dan kepala penjaga istana Selir sekarang adalah Sai. Matsuri, kau tetap menjadi pelayan bagi permaisuri. Namun jabatanmu harus dicopot dan akan digantikan oleh Shion." Perintah Gaara.
"Terima kasih atas kebaikan anda, Yang Mulia Kaisar." Ucap Lee dan Matsuri bersamaan sembari bersujud pada Gaara. Tetapi Gaara menolak rasa terima kasih mereka.
"Berterima kasihlah pada Neji, dia yang menyelamatkan kalian dari tiang gantungan." Kata Gaara sambil menatap Neji lembut.
"Terima kasih atas kebaikan anda, Jenderal Hyuga." Ucap Lee dan Matsuri bersamaan sembari bersujud pada Neji.
"Tidak perlu, sekarang pergilah kalian ke tempat baru kalian." Ucap Neji seraya menolak sujud mereka, yang membuat mereka semakin berterima kasih pada Neji.
Sementara Permaisuri yang melihat pemandangan itu, hanya bisa memendam rasa kesal dalam hatinya.
-0-
Keesokan harinya, Neji tidak sengaja berpapasan dengan Permaisuri beserta dayang-dayangnya di taman istana ketika pulang dari tugas patrolinya.
"Yang Mulia Permaisuri." Sapa Neji sambil membungkukkan badannya dan memberi hormat pada Permaisuri.
Namun Permaisuri hanya terdiam dan tidak memandang Neji sama sekali.
"Yang Mulia?" Tanya Neji karena Permaisuri tidak membalas sapaannya sama sekali. Padahal Permaisuri dikenal sebagai istri Kaisar yang paling ramah dan bersahabat dengan semua orang, bahkan dia dekat dengan semua selir serta para dayang dan pasukan pengawal yang berada di bawah naungannya.
"Aku berterima kasih karena kau telah membela Lee dan Matsuri serta membebaskan mereka dari hukuman mati, Jenderal. Tetapi pandanganku padamu tidak akan berubah selamanya. Bagiku kau hanyalah lelaki biadab, yang telah merebut suami dari istrinya. Seharusnya aku yang tidur dan menemani Kaisar setiap hari, bukan kau!" Kata Permaisuri dengan nada penuh kebencian dan dendam yang membara. Setelah itu Permaisuri dan dayang-dayangnya pergi dari tempat itu.
Neji terpaku dan terdiam mendengar kata-kata menusuk dari Permaisuri dan menatap sedih pada sosok Permaisuri yang menjauh darinya. Sebagai seorang Jenderal, Neji sudah terbiasa dengan beberapa orang yang membencinya dan dia tidak pernah ambil pusing dengan hal itu. Namun entah kenapa, hatinya terasa sakit mendengar kata-kata Permaisuri yang begitu membencinya dan jijik padanya. Dia paham dan bisa menerima kenapa Permaisuri begitu membencinya, tapi entah kenapa, dia selalu sedih dengan sikap Permaisuri yang seperti itu…
-0-
Beberapa hari setelah pertemuan Neji dan Permaisuri di taman, Permaisuri mampir ke istana selir untuk menemui teman-temannya disana. Mereka berkumpul di tempat selir Hinata untuk minum teh Bersama sekaligus, ehem, bergosip.
"Hei Hinata, apa kau tidak pernah menegur kakakmu itu? Hubungannya dengan Kaisar itu tidak wajar! Dia membuat Kaisar tidak pernah ke istana selir, bahkan ke istana kak Tenten pun tidak pernah!" Kata Sakura jengkel.
"Aku sudah berkali-kali menasehati kak Neji, Sakura. Tapi dia hanya menjawab 'iya'. Entah apa dia mendengarkan nasehatku atau tidak." Jawab Hinata sabar.
"Jujur aku tidak mengerti, kenapa kau tidak mencari lelaki lain saja seperti kami kak? Kaisar tidak akan keberatan, toh dia tidak tertarik pada wanita!" Sahut Ino gemas, karena hanya Tenten, satu-satunya istri Kaisar yang benar-benar setia pada Kaisar dan tidak memiliki pria simpanan, berbeda dengan para selir yang memiliki pria simpanan, entah di dalam istana maupun di luar istana.
"Aku tidak mungkin melakukan itu, Ino. Kau tahu, aku adalah Permaisuri Kaisar. Seorang Permaisuri adalah pakaian dan juga lambang kehormatan Kaisar, jika aku berselingkuh atau memiliki simpanan, itu sama saja aku menodai kehormatan Kaisar dan Kerajaan ini! Selain itu, ibu dan ayahku akan sangat kecewa padaku jika aku tidak melakukan tugasku sebagai seorang istri dengan baik." Kata Tenten pilu.
"Tapi apa Kaisar menganggapmu sebagai seorang istri kak? Jika dia tidak menganggapmu seorang istri, kau tidak perlu melaksanakan kewajibanmu sebagai seorang istri." Balas Hinata dengan nada prihatin.
Tenten meneguk tehnya dan terdiam sejenak, lalu menjawab pertanyaan Hinata.
"Seandainya aku bisa seperti itu, Hinata. Namun masalahnya tidak sesederhana itu, statusku berbeda dengan kalian. Kalian hanya selir dan berasal dari kalangan rakyat jelata, kalian bisa bebas menjalin hubungan dengan siapa pun tanpa merusak nama Kaisar dan Kerajaan. Sementara aku harus menjadi pendamping Kaisar dan menjaga nama baik Kerajaan sebagai seorang Permaisuri." Kata Tenten dengan suara tercekat dan mata berkaca-kaca. Melihat Permaisuri yang sudah mereka anggap sebagai kakak mereka sendiri menangis seperti itu, sontak mereka memeluk Tenten dan menghiburnya.
Tiba-tiba suara keras Lee yang memberitahukan kedatangan Neji, mengejutkan mereka semua. Belum sempat Tenten menghapus airmatanya, Neji sudah masuk ke tempat mereka dan tentu saja, Neji melihat Tenten menangis. Tenten segera membalikkan tubuhnya untuk menghapus airmatanya dengan dibantu oleh Hinata, sementara Sakura dan Ino mengajak Neji mengobrol.
"Hai Jenderal Neji yang tampan! Tumben kau kesini, mau menengok Hinata ya?" Tanya Ino basa-basi.
"Iya Nyonya Yamanaka, saya ingin menengok Hinata." Jawab Neji tersenyum sambil menunduk hormat pada Ino.
"Kaisar tidak apa-apa kau tinggal? Beliau kan selalu menjaga kau agar tetap disisinya." Sindir Sakura, yang tidak disadari oleh Neji.
"Tidak Nyonya Haruno, sekarang Yang Mulia sedang rapat bersama Perdana Menteri dan para Menteri." Jawab Neji sambil menunduk hormat pada Sakura.
Tenten yang sudah berhasil menghapus airmatanya, akhirnya berdiri.
"Aku pergi dulu, Hinata. Terima kasih untuk tehnya ya. Ayo Ino, Sakura." Kata Tenten pada Ino dan Sakura.
"Yang Mulia Permaisuri." Sapa Neji sambil menunduk hormat pada Tenten, namun Tenten langsung keluar dari tempat itu Bersama Ino dan Sakura, tanpa mempedulikan Neji sama sekali dan bersikap seolah-olah Neji tidak ada disitu.
Neji merasa tertusuk melihat sikap Tenten yang lagi-lagi mengacuhkannya.
"Sepertinya Yang Mulia Permaisuri benar-benar membenciku, Hinata." Ucap Neji lirih.
"Tentu saja kak Neji! Wanita mana yang tidak akan benci dan jijik melihat pria yang setiap hari tidur bersama suaminya? Untung kau kakak kandungku dan aku punya Naruto, coba jika tidak, aku tidak akan mau bertemu lagi denganmu!" Sergah Hinata kasar. Neji hanya terdiam mendengar adiknya yang biasanya kalem dan sopan, sekarang berkata kasar kepada dirinya.
"Tetapi Yang Mulia Permaisuri tidak memperlakukanmu dengan buruk kan, Hinata? Aku hanya khawatir dia bersikap buruk padamu, mengingat kebenciannya kepadaku." Tanya Neji.
"Tenang saja kak, Permaisuri benar-benar baik padaku. Dia sering kemari dan mengundangku ke istana Permaisuri untuk merajut dan memasak bersamaku. Dia bukan tipe wanita yang akan membenci seseorang hanya karena kakaknya tidur dengan suaminya." Jawab Hinata dingin.
"Syukurlah." Balas Neji lirih yang kemudian terdiam. Hinata menggunakan kesempatan ini untuk menasehati kakaknya.
"Kak Neji, kenapa kakak melakukan ini? Kakak paham kan, bahwa hubungan kakak dengan Kaisar itu adalah hubungan yang sangat tidak wajar? Naruto bercerita padaku, banyak orang yang mengira posisi Jenderal yang kau dapat saat ini bukan karena kekuatanmu dan keahlianmu, namun karena ketampananmu dan juga keahlianmu melayani Kaisar di ranjang! Apa kau tidak berpikir betapa malunya aku? Apa kau tidak memahami perasaanku ketika bertemu dengan Permaisuri yang begitu baik padaku, padahal aku adalah adikmu?" cecar Hinata pada Neji.
"Kau tahu kan Hinata, Kaisar sangat berjasa besar dalam hidup kita! Jika bukan Kaisar yang mengajakku untuk bergabung ke akademi militer dan melatihku menjadi seorang pasukan handal, saat ini mungkin kita sudah hidup terlunta-lunta di jalan sejak ayah dan ibu tewas karena kebakaran di istana. Kau juga tidak akan menjadi selir dan menikmati semua fasilitas ini tanpa harus melakukan tugasmu sebagai istri pada Kaisar. Bersyukurlah Hinata, anggap saja ini adalah bentuk rasa terima kasih dan pengabdian kita pada Kaisar dan Kerajaan. Bersabarlah." Kata Neji menenangkan Hinata, yang membuat Hinata terdiam cukup lama, sampai akhirnya Hinata mengajukan pertanyaan yang tidak sanggup dijawab oleh Neji.
"Apa kau betul-betul mencintai Kaisar dan Bahagia dengan hubungan tidak wajar seperti ini, kak?" Tanya Hinata. Mendengar pertanyaan Hinata, Neji hanya terdiam dan termenung, sekaligus terbayang wajah Permaisuri yang menangis tadi. Hal yang membuatnya merasa begitu sedih dan terpuruk, bahkan lebih buruk daripada sikap Permaisuri yang menganggapnya tidak ada dan membencinya…
-0-
Jadi penasaran kan? Hubungan macam apa yang dijalani oleh Neji dan Gaara hingga sang Permaisuri, yaitu Tenten, menjadi sangat membenci Neji yang notabene adalah pria paling tampan di kerajaan Suna? Yuk kita lanjut ke bab berikutnya ya!
