Chapter 4 – Melupakan Rencana

Judul: I Love You My Bridegroom

Disclaimer: Masashi Kishimoto

I don't own Naruto, Masashi own Naruto T_T

Fic: Fannon

Semi AU

Dont like, Dont read tebane!

Pairing: Sasusaku

Just for 18+

No Flame onegai T_T

Awww ahhh awww sa sa sakuke kuun awwh aha arrh, wanita itu terus mendesis antara suara desahan nikmat dan kesakitan. Sasuke benar-benar menggila pada pagi ini. Sakura berdesah tiada henti, pedih bercampur nikmat pada selangkangannya. Jadi ini yang dilakukan sasuke setelah lama tidak mencumbui nya. Tak peduli dengan teriakan sakura, di terus melumati tubuh wanita yang sedang terengah-engah tersebut.

Mikoto ingin mengetuk pintu kamar anaknya, namun dari dalam terdengar suara desahan, ya suara orang yang sedang bercinta. Hm dalam benaknya, aku memang menginginkan hal ini terjadi. Dia urung mengetuk pintu takut menganggu Sasuke yang tengah asyik bercinta. Kemarin malam Mikoto sempat memasukan obat perangsang kedalam minuman Sasuke jadi wajar anaknya menggila seperti itu. Hal ini disebabkan Mikoto menyadari bahwa kerenggangan sasuke dan sakura. Itulah yang menjadi alasan mengapa mikoto memberi obat tersebut kedalam minuman anaknya.

"Sakura, kau masih sanggup atau tidak, aku tidak peduli sayang kau benar-benar membuatku gila" bisik sasuke sambil menjilati telinga Sakura.

"Sa sa sakuke kun ya massihh aahh, taapii boleh kah akkuu pindah ke posisi atas kau lumayan berat aaah" Pinta Sakura.

Dengan erat Sasuke memeluk tubuh sakura dan berbalik sehingga mereka bertukar posisi.

"Goyang sakura!" perintah Sasuke yang sekarang berada di posisi bagian bawah.

Dengan tenaga yang tersisa Sakura menggoyangkan pinggulnya naik-turun sehingga Sasuke mengeluarkan suara bentuk kepuasannya. Tidak hanya itu, dada mini sakura tampak meruncing dengan posisi woman on the top tak segan-segan dalam keadaan kejantanannya yang masih menancap di daerah sensitif wanitanya dia mengemut, menjilat, dan menghisap hebat niple kanan sakura sedangkan sebelah kiri ia remas dengan jari-jemari nakanlnya. Desahan Sakura terdengar lagi. Merasa laharnya akan keluar Sasuke mengembalikan posisi semula dan menghimpit Tubuh sakura.

"Sasuke kenapaa,, ahh terasa basah ummm ahhhhh ahh" desahan yang keluar dari mulut Sakura menandakan ia tak butuh jawaban mengapa sasuke menukar posisinya. Dengan posisi batangan yang tertancap sangat dalam hingga mentok ke rahim sakura. Membuat Sasuke enggan melepaskannya karena masih kuat walau sudah sangat puas. Keringat hasil lehanya bercinta tak mereka perdulikan lagi. Lorong hangat sakura sahbasah aah oleh crottt crott nya sasuke hikz.

Jam 9 pagi Sasuke dan Sakura keluar dari kamar. Dengan rambut yang agak basah, tentu saja beberapa saat yang lalu mereka mandi bersama. Bibir sakura tampak merah tanpa lipstip dan Sasuke menutupi leher dengan meninggikan kerah baju berbahan jeans yang ia kenakan.

"Kalian telat makan pagi, pasti kalian habis bercinta pagi ini mengaku saja hahaha" Konan memainkan telunjuknya ke dagu Sakura dan wajah wanita pink itu tampak merah karena malu.

"Sudahlah Konan Nee-San, Kamu juga sering telat makan pagi sama Itachi aku tak pernah membully kalian" Sasuke membela diri.

"Hmm mana mungkin kau membully kami Sasuke, karena saat itu kau tak ada pengalaman hikz" ejek Konan kakak ipar yang lumayan usil.

"Sakura kita makan di luar saja" Sasuke memegang tangan sakura dan pergi meninggalkan konan.

Walau selalu tampak misterius dan tak memiliki banyak ekspresi, Sasuke tetap tak bisa menyembunyikan ekspresi malunya ketika dihadapan konan tadi. Untuk pertama kali laki-laki bermata tajam ini mengajak istrinya makan di luar. Sakura tampak salah tingah ketika tangannya di pegang Sasuke di depan orang-orang saat di restoran.

Di restoran. Sakura tampak lahap menyantap makanan yang sudah mereka pesan. Sasuke tampak kebingungan dengan tubuh sekecil itu istrinya makan tak beraturan. Seperti orang yang sangat kelaparan.

"Sakura apa kau biasanya makan sebanyak itu?" sasuke mengerenyitkan keningnya.

"Ini semua gara-gara ulahmu pagi tadi Sasuke-kun, aku kelelahan lalu merasa sangat lapar" protes sakura lalu melanjutkan makan pagi nya.

Sasuke tertawa kecil mendengar ocehan sakura, baru kali ini ia terawa dihadapan istrinya. Seperti pasangan yang baru saja dilanda asmara. Romantis dan penuh kebahagiaan~

Seminggu kemudian..

"Sasukeeeeee, sasukeeee!" Teriak konan memanggil adik iparnya.

Sasuke datang dari area fitnesnya dengan baju basah dengan keringat.

~Sakura pingsan

Dengan sigap sasuke melarikan sakura ke rumah sakit, baru tadi malam sakura mengatakan bahwa dia memiliki penyakit maag yang lumayan kronis.

Dokter keluar dari ruangan dengan wajah tersenyum, selamat anda akan jadi seorang Ayah Tn. Uchiha. Serasa ingin menampar dirinya sendiri. Aku akan jadi seorang ayah, aku tak mungkin menginggalkan sakura lagi. Tapi bagaimana bila hinata kembali. Sekumpulan pertanyaan dalam benak sasuke. Disisi lain dia senang akan bersama sakura selamanya, dia terseyum kaku.

"Sasuke-kun aku hamil" ungkap sakura sambil memegang perutnya.

"Ya baguslah kita akan menjadi orang tua" Sasuke mengecup bibir sakura lalu sakura memeluk nya.

Keluarga uchiha melakukan sykuran kecil-kecil atas berita kehamilan Sakura. Disisi lain tampak wajah asam konan memandang Sakura. Bagaimana tidak ia sudah 2 tahun menikah dengan Itachi tapi belum juga hamil.

Sakura telah melupakan rencananya, dia benar-benar telah mencintai keluarga barunya. Bukan terlena dengan kekayaan, namun dia jatuh cinta pada suaminya. Hari ini dia mendapatkan pelajaran yang amat berarti. Tak bisa ia gunakan pernikahan sebagai jalan untuk mencari harta dan bertingkah layaknya penghianat. Bagai buah simalakama, tetap disini dia telah menghianati Naruto yang telah bersamanya sejak kecil. Namun dia takkan sanggup menepati janjinya pada pria pirang tersebut jika harus melukai keluarga baru yang sangat menyayanginya.

Hari berganti hari, bulan pun terkupas menjadi butiran pasir, usia kandungan sakura menginjak 4 bulan. Selamat tinggal kehidupan yang keji, matahari tampak merah, daun tampak biru dan bumi tampak seperti permukaan emas. Mengapa ia tak temukan kehidupan seindah ini sejak dulu. Rambut pink menampar wajahnya yang tertiup angin di bagian teras belakang rumah ia berdiri. Di cek smarphone tak ada lagi email dari naruto. Sakura menarik nafas lega. Aku sudah bebas sepertinya ia sudah mengerti.

Dalam sebuah gudang..

"Naruto Aku bosan, izinkan aku main keluar. Lama-lama aku bisa mati dikurung selama setengah tahun" Protes gadis berambut hitam semi biru tua.

"Gak, nanti kamu kabur lagi dattebayo. Aku gak percaya sama kamu Hinata!"

"O ne gai Na Ru To Kun..."

"Apa kau mencoba menggodaku, apa tak puas kamu kemarin malam haah"

"Cukup itu aja lah, aku gak mau lagi melakukannya cintaku hanya untuk Sasuke-kun. Aku bosan lepaskan aku"

"Baik, aku lepaskan kamu gak ada gunanya lagi menahanmu. Tapi bersumpahlah tak pernah mengadukan aku kepada Polisi atau aku akan membunuhmu Hinata!"

"Aku bersumpah Naruto-kun, terima kasih"

Hinata dilepaskan dan Naruto pindah tempat perssembunyian. Walau hinata telah berjanji takkan mengadukan dia. Tak tertutup kemungkinan lokasinya akan ditemukan oleh polisi.

Dalam benaknya tak ada guna lagi mengurung Hinata, Sakura telah menjadi istri permanent laki-laki manja itu. Aku tak memiliki tempat lagi dihati Sakura-chan.

Hinata kembali kerumah dan keluarganya pun pulang dari beijing. Walau hinata di tanya habis-habisan oleh ayahnya dia tak mau mengungkap identitas Naruto. Karena dia tak tega melihat Naruto tambah menderita. Dalam benaknya dia harus merebut kembali Sasuke.

Dalam perjalanan menuju perusahaan, seorang wanita denga topi pantai berbulu menghentikan mobil Sasuke. Wajah yang tidak asing dia adalah hinata kekasihnya. Sasuke membuka pintu mobil dan membiarkan hinata masuk.

"Oh Sasuke-kun, aku sangat merindukanmu" Hinata memeluk erat tubuh Sasuke.

Urat-urat cinta yang sempat mengering basah kembali. Sasuke menciumi bibir hinata dengan lembut dan mesra.

"Hinata kemana saja kau menghilang selama ini?"

"Aku dipaksa berlibur ke luar negeri, maafkan aku telah melewatkan hari pernikahan kita"

"Tapi kenapa kau tak menolak saja" Sasuke dengan nada kecewa.

"Maafkan aku Sasuke" Hinata kembali memeluk.

Sasuke memutar mobilnya, dia urung berangkat ke perusahaan. Dan membawa hinata ke rumah. Sejenak dia lupa bahwa ia telah memiliki istri.

Mikoto tetap menyambut hinata dengan ramah dan percakapan hangat. Sakura mengintip dari atas terasa sakit didadanya. Tapi dia tak berhak menyalahkan Naruto yang telah menyerah dan melepaskan Hinata.

"Okaa-sama, jadi kapan aku bisa meneruskan kembali pernikahan ku dengan Sasuke-kun yang sempat tertunda beberapa waktu lalu"

Mikoto dan Sasuke saling pandang, tak tau mau menjawab apa.

"Hinata, Aku sudah menikah dan istriku sedang mengandung. Jadi aku tak bisa menikah lagi denganmu maafkan aku"

"Oh ya sudah lah, kita memang tak berjodoh Sasuke-kun" Hinata memasang kembali topi nya dan pergi meninggalkan ruang tamu.

"Aku antar kau kerumah ya"

"Baiklah"

Di perjalanan...

"Sasuke, apa kau tak cinta lagi padaku" Tanya Hinata.

"Tentu saja masih, aku sangat mencintaimu"

"Kalau begitu walau ku tak bisa memilikimu, ayolah menginap beberapa malam denganku hanya untuk menghabiskan waktu bersama"

Sasuke menyetujui permintaan hinata. Mereka memesan hotel selama 3 hari.

Sakura nelangsa, Sasuke tidak dirumah selama dua hari. Bayangan buruk mulai bergelayut dalam benaknya. Tapi aku yang sebenarnya salah telah merusak hubungan mereka. Aku pantas mendapatkan ini.

"Sasuke-kun sudah 2 hari kita disini tapi kau hanya menciumku saja, maksud mu apa? Katanya masih cinta"

"Aku masih cinta tapi aku tak bisa melakukan hubungan seperti dulu lagi hinata, istriku sedang hamil muda, aku tak tega menghianatinya"

"Apakah kamu mencintainya?"

"Ya aku mencintainya" jawab sasuke tegas.

"Ya sudah lah lupakan aku, aku pulang saja percuma berlama-lama disini" jawab hinata kecewa.

"Aku antar ya"

"Tak usah, aku naik taksi saja"

Sasuke pulang ke rumah dengan bau parfum hinata. Mikoto tak berkata apa-apa dia tak menegur anaknya. Sakura tampak terbaring di atas kasur namun tidak tidur. Sasuke berniat memegang bahu Sakura tapi tidak jadi. Dia memutuskan untuk tidur saja tanpa mengucapkan sepatah kata. Dalam benaknya Sakura pasti telah berpikir jauh tentang yang ia lakukan dengan hinata. Memang benar, Sakura sedang menangis tanpa suara.

Bersambung~

Wuah tidak, Sakura telah berburuk sangka. Gara-gara sangkaannya membuat hatinya sakit sendiri. Padahal sasuke setia huhuhuhu. Nantikan kelanjutannya minna

Jangan lupa preview yang mebangun yach

Jaa ^^