Tabrakan Dunia
Summary:
Pada tahun 2025, di kota Suo, negara Neotara, kehidupan berjalan normal hingga suatu pagi yang cerah di hari Senin. Sekelompok remaja berlarian menikmati hari, ketika tiba-tiba gempa dahsyat mengguncang seluruh dunia. Gempa ini diikuti dengan munculnya keretakan spasial yang memunculkan monster-monster mengerikan dan gelombang energi kosmik yang sangat kuat. Akibatnya, sebagian manusia mulai membangkitkan kemampuan unik dan tak terbayangkan, mengubah kehidupan mereka selamanya.
Genre: Pertarungan, Kepunahan, Tragedi, Psikologis, Fantasi dan sebagainya (kalau baca nanti tahu sendiri, males nulis semua🗿)
Chapter 3: Kebangkitan dan Perjuangan untuk Hidup
Cuplikan
Di sebuah planet yang seukuran Bumi, permukaan planet ini telah hangus dilalap api merah membara. Hanya ada satu daerah, seukuran kota Semarang, bernama [Ruga] yang masih utuh di bawah perlindungan perisai energi raksasa.
Di sekeliling perisai itu, sosok makhluk api yang tak terhitung jumlahnya terus-menerus menyerang, berusaha menghancurkannya. Salah satu sosok yang paling besar, setinggi ratusan meter, mengangkat tangannya yang diselimuti api dan menghantam perisai dengan keras. Sayangnya, serangan tersebut hanya menimbulkan riak tak berarti, dan dampak dari serangan itu justru menyebabkan ledakan energi yang memusnahkan semua makhluk dalam radius tiga kilometer di sekeliling kota [Ruga], termasuk raksasa yang sebelumnya menghantam perisai.
Namun, luar biasa, semua makhluk api yang seharusnya musnah itu bangkit kembali layaknya burung Phoenix yang terlahir dari api, dan terus menyerang perisai tanpa henti.
Sementara itu, di dalam kota [Ruga], bangunan-bangunan modern berdiri gagah dengan teknologi yang menakjubkan. Setiap bangunan di sini memancarkan cahaya mirip sirkuit elektronik, yang terus memasok energi pada perisai. Namun, jika diperhatikan dengan cermat, hanya 10 persen energi yang tersalurkan untuk menjaga perisai, sedangkan sisanya di transfer menuju pusat kota, di mana 10.000 makhluk mirip manusia dengan kepala burung duduk melingkar mengelilingi sebuah platform futuristik.
Di tengah platform itu, samar-samar terlihat bayangan tinggi, setinggi 10 meter, yang berusaha menembus penghalang berwarna biru dengan karakter Sanskrit rumit yang terus berputar mengelilinginya. Namun, usaha sosok itu sia-sia, karena penghalang tersebut tidak goyah sedikit pun.
"Hoaaaaa!"
Empat sosok manusia dengan kepala burung, yang duduk paling dekat dengan platform, mengangkat tongkat polos berwarna hitam dan berteriak keras. Mereka mulai menari dengan gerakan yang epik, sambil mengucapkan mantra-mantra. Suara hentakan kaki terdengar keras, dan setiap manusia berkepala burung yang lain mengangkat tangan mereka, melakukan gerakan mirip tari kecak.
Bersamaan dengan itu, karakter Sanskrit muncul di udara, membentuk rantai raksasa yang mengikat sosok tinggi di platform futuristik. Sebuah tablet batu berbentuk persegi dengan ukuran 30 cm muncul di atas platform dan mulai memancarkan cahaya biru yang semakin kuat dan menakutkan.
Cahaya itu menyebar ke segala arah, menembus dinding energi yang melindungi kota [Ruga], menyebar ke seluruh planet, disertai dengan suara para manusia berkepala burung yang semakin menggila dalam membaca mantra Sanskrit.
Hingga akhirnya, seluruh planet lenyap tak tersisa.
Belum genap satu hari sejak gempa mengerikan dan aneh mengguncang seluruh dunia, kekacauan telah menyebar ke berbagai belahan planet. Tidak ada tempat yang benar-benar aman, dan setiap negara menghadapi ancaman baru yang belum pernah mereka bayangkan sebelumnya.
Di Negara Eridu, salah satu negara terkuat di dunia, kekacauan besar terjadi tanpa henti. Monster serangga mekanik muncul dari retakan ruang dan waktu, menyerang dan menghancurkan apapun yang ada di jalannya. Kota-kota besar berubah menjadi medan perang yang mengerikan, dengan populasi manusia yang terus berkurang meski banyak dari mereka yang telah membangkitkan kemampuan super.
Ibukota Eridu, [Mesopotamia], juga tidak luput dari kehancuran. Di sana, robot serangga yang berasal dari dimensi lain bentrok dengan monster tumbuhan raksasa yang tumbuh dari portal misterius. Setiap sudut kota berubah menjadi arena pertempuran yang mengerikan, dan harapan manusia untuk bertahan hidup semakin tipis.
Di tengah kekacauan ini, seorang wanita berdiri di atas gedung tinggi, mengenakan pakaian tempur mekanis yang canggih. Wajahnya yang sebagian terbuka memperlihatkan kecantikan yang tak tergoyahkan, seolah-olah tetap anggun meskipun dunia di sekitarnya hancur. Wanita cantik itu berdiri di atas gedung tinggi, mengenakan pakaian tempur canggih yang merupakan hasil inovasi teknologi mutakhir. Anehnya dengan teknologi saat ini mustahil membuat peralatan seperti ini.
Wanita itu mengamati dengan penuh perhatian gerombolan robot serangga yang mendekat dengan sepasang mata merahnya. Wajahnya, yang sebagian tertutup oleh pelindung helm, menunjukkan ekspresi penuh kekhawatiran saat ia melihat ancaman yang semakin dekat.
"Semoga kamu bisa selamat, Yuuka," gumam wanita itu, suara penuh kekhawatiran mengalir dari bibirnya. Dalam benaknya, terlintas harapan agar orang-orang yang dikasihinya dapat bertahan di tengah situasi yang sangat sulit ini.
Dari alat komunikasi yang terpasang di armor canggihnya, terdengar suara seorang wanita yang jelas, "Semua sudah siap! Sekarang giliranmu, Dokter Rio. Sekarang atau tidak sama sekali!"
Rio, yang telah dipersiapkan untuk momen ini, tidak ragu. Dengan keberanian yang tak tergoyahkan, dia melompat dari gedung setinggi 134 meter, meluncur turun dengan kecepatan yang mengerikan, seolah-olah gravitasi tidak berarti apa-apa baginya. Dalam benaknya, satu pemikiran terus berulang, 'Terakhir kali aku melihatnya, dia bersama dengan anak itu. Aku harap kamu bisa menjaga Yuuka, Naruto.'
...
Sementara itu, kekacauan serupa melanda seluruh planet. Retakan ruang dan waktu yang muncul setelah gempa menyebabkan bencana global, dengan populasi manusia berkurang drastis hingga ke titik yang mengkhawatirkan. Namun, di tengah kehancuran ini, beberapa manusia yang selamat mulai membangkitkan kekuatan super.
Kekuatan super ini bervariasi dan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori utama:
1. [Elemen]: Kemampuan untuk mengendalikan elemen alam seperti api, air, angin, dan tanah. Para pengguna kekuatan ini dapat memanipulasi elemen-elemen tersebut untuk melawan ancaman yang datang.
2. [Fisik]: Kemampuan yang memperkuat fisik pengguna, seperti peningkatan kecepatan, kekuatan, atau daya tahan tubuh yang luar biasa.
3. [Pendukung]: Kemampuan yang memberikan dukungan kepada orang lain, seperti penyembuhan, perisai energi, atau memperkuat kemampuan rekan satu tim.
4. [Outer]: Kekuatan yang berada di luar kategori sebelumnya, seperti kemampuan memanggil makhluk atau entitas lain dari dimensi lain, atau mengendalikan objek dengan pikiran.
Meskipun kekuatan-kekuatan ini memberikan harapan baru bagi umat manusia, tantangan yang mereka hadapi tetap sangat besar. Para pahlawan baru ini harus belajar untuk mengendalikan kekuatan mereka dan bekerja sama untuk melawan kekacauan yang mengancam untuk menghancurkan dunia.
Tapi apakah benar semua orang dengan kemampuan super benar benar berniat menolong sesama? Atau benarkah manusia yang tidak membangkitkan kemampuan hanya akan tetap menjadi manusia biasa selamanya?
Di tengah semua ini, di suatu tempat di kota Suo, Yuuka, Serika, dan Naruto sedang menghadapi bahaya besar dalam hidup mereka.
Kota Suo saat ini berada dalam kondisi yang aneh dan mengerikan. Selubung transparan yang tak terlihat dengan mata telanjang mengisolasi kota ini dari dunia luar. Setiap makhluk yang mencoba masuk ke dalam kota akan mengalami pelambatan gerakan yang ekstrem, sementara mereka yang berusaha keluar akan hancur berkeping-keping seperti mie yang ditarik hingga putus.
Di berbagai sudut kota, retakan-retakan ruang muncul secara acak, mengeluarkan monster-monster menakutkan yang membawa kematian dan ketakutan kepada penduduk Suo. Sebagian besar dari monster-monster ini adalah kumbang raksasa dengan ukuran sebesar kerbau dewasa, Alien kecil dengan tangan berbentuk sabit, dan cacing besar yang bisa menelan manusia dewasa dalam sekali telan.
Gempa dan gelombang kosmik yang terjadi sebelumnya juga menyebabkan mutasi mengerikan pada flora dan fauna di kota ini. Pohon-pohon dan hewan-hewan yang selamat dari bencana tersebut berubah menjadi lebih ganas. Bahkan kucing yang sebelumnya jinak, kini menjadi ganas dan tubuhnya membesar drastis, sementara beberapa pohon ikut bermutasi, meski jumlahnya sangat sedikit dan jarang ditemukan di dalam kota.
Manusia yang tinggal di kota Suo, yang terbiasa hidup damai, kini tak berdaya menghadapi keganasan monster-monster ini. Mereka yang masih bertahan di tengah kehancuran kota hanya bisa berharap untuk selamat, namun satu per satu berubah menjadi korban. Kota Suo terlihat hancur dalam waktu singkat akibat gempa, serangan monster, dan kematian manusia yang jatuh seperti daun di musim gugur, menciptakan pemandangan yang mengerikan.
Namun, tidak semua monster dari dunia lain berhasil menembus retakan ruang. Beberapa monster yang mencoba masuk telah lebih dahulu hancur akibat tekanan badai ruang angkasa yang sering terjadi. Ini memberikan sedikit napas lega bagi manusia yang tersisa, meski tidak banyak.
Di SMA Negeri 1 Suo, tiga orang siswa, Naruto, Yuuka, dan Serika, terlihat berlari menyusuri lorong-lorong sekolah yang sudah hancur. Di belakang mereka, lima belas Alien kecil mengejar dengan kecepatan yang mengerikan.
"Kalian belok ke kiri. Aku akan memancing mereka bersamaku menuju lorong kanan! Aku akan menemui kalian nanti di Aula Sekolah," seru Naruto sambil terus berlari. Rencananya adalah mengalihkan perhatian monster-monster itu agar Yuuka dan Serika bisa mencapai aula sekolah, tempat di mana mereka mendengar dari speaker sekolah bahwa para guru dan siswa yang selamat berkumpul.
"Apa kau gila! Kami tidak akan meninggalkanmu!" Yuuka langsung menolak rencana tersebut. Namun, tanpa diduga, Serika yang berlari di sampingnya dengan cepat menggenggam tangan Yuuka dan menyeretnya ke lorong kiri, tidak mempedulikan protes Yuuka.
"Jangan menahan diri lagi! Aku tidak bisa mengumpulkan mayatmu jika kamu mati, Naruto," ucap Serika dengan tegas sambil menarik Yuuka menuju aula. Naruto menyeringai mendengar ucapan itu dan menghentikan langkahnya. Dia berputar dengan luwes dan dengan satu ayunan kaki, dua Alien kecil yang mengejarnya langsung hancur menjadi daging busuk. Meskipun monster-monster itu cepat dan berbahaya, tubuh mereka rapuh di hadapan kekuatan Naruto.
Yuuka, yang awalnya berusaha melawan tarikan tangan Serika, tiba-tiba terhenti dan sadar akan sesuatu. Dia menyadari bahwa Naruto sebenarnya mampu menghadapi monster-monster itu tanpa masalah, hanya saja keberadaan mereka membuatnya kesulitan. Dengan penuh tekad, Yuuka akhirnya berlari bersama Serika menuju aula tanpa lagi melawan.
"Jangan mati! Jika kita bertemu lagi aku akan memberikanmu ciuman," teriak Yuuka dengan nada yang tidak diketahui apakah dia bercanda atau tidak. Serika hampir terpeleset mendengar ucapan itu, sementara Naruto, yang terkejut, hampir kehilangan fokus dan nyaris tertebas oleh serangan Alien kecil dari arah kiri.
"Tidak, terima kasih!" balas Naruto dengan semangat, sebelum mengguling ke samping dan mengambil dua batang besi yang entah bagaimana berada di dekatnya. Dia membenturkan kedua batang besi itu hingga menimbulkan suara nyaring, menarik perhatian Alien kecil yang hampir saja mengejar Serika dan Yuuka kembali kepadanya.
Tanpa membuang waktu, Naruto berlari ke arah yang berlawanan dari Serika dan Yuuka, mencari tempat yang cocok untuk menghabisi Alien kecil tersebut. Dia merasa cukup percaya diri karena hanya ada sekitar dua belas Alien kecil yang mengejarnya, dan dia yakin bisa mengalahkan mereka semua.
Namun, baru saja Naruto berlari sekitar dua puluh meter, jendela kelas di samping kirinya tiba-tiba hancur, dan sebuah monster kumbang sebesar anak sapi menerjang ke arahnya seperti kilat. Dalam situasi berbahaya itu, hanya satu pikiran yang melintas di benak Naruto: "Nama hewan guk guk!"
Dengan refleks yang terlatih dari pelatihan kakeknya dan penguatan energi aneh yang mengalir di tubuhnya sejak gempa terjadi, Naruto berhasil berguling ke depan, menghindari serangan kumbang itu.
Monster kumbang itu menghantam lantai dengan keras, menghancurkan tiga Alien kecil dalam prosesnya. Lantai keramik juga hancur di bawah kekuatan monster kumbang tersebut, yang gagal mengenai Naruto.
Naruto segera bangkit dan berdiri waspada di hadapan kumbang raksasa yang kini berdiri seperti manusia. Mata merah besar kumbang itu menatap Naruto dengan tatapan lapar dan penuh nafsu. Bentuk kumbang itu menyerupai kumbang badak dengan kristal segi enam di kepalanya, dan setiap tangannya yang bersinar mengkilap menunjukkan kekuatan yang luar biasa.
Naruto menyiapkan kuda-kuda bertarung dengan kedua batang besi di tangannya. Sementara itu, Alien kecil yang tersisa menunggu di kejauhan, mengincar momen yang tepat untuk menyerang Naruto. Mereka seolah menunggu pertarungan antara Naruto dan kumbang tersebut selesai, agar mereka bisa mengambil keuntungan dari perrtarungan Naruto dan kumbang tersebut.
Kumbang tersebut mulai bangkit dan berdiri seperti manusia, mata merah besar kumbang itu menatap Naruto dengan penuh rasa lapar. Cangkangnya terlihat keras dan tangannya bersinar mengkilap, menandakan kekuatan destruktif yang luar biasa. Badannya juga terlihat ramping dan cekatan yang terasa aneh. Layaknya karakter animasi yang menjadi nyata. Ukuran tubuhnya juga setinggi 181 cm seperti Naruto.
Mandibula kumbang itu bergerak, menimbulkan suara mengganggu dan menjijikkan disertai air liur yang menetes ke lantai. Cangkang di punggungnya tiba-tiba terbuka, mengeluarkan sayapnya yang langsung mengepak dengan cepat, mendorong tubuhnya meluncur ke arah Naruto.
Naruto dengan gesit tiarap menghadap tanah, membiarkan kumbang itu melesat di atasnya. Namun, Alien kecil yang bersembunyi muncul dari atas, menyerangnya saat Naruto dalam posisi rentan.
Naruto merasakan bahaya datang dari atas dari teriakan Alien kecil, dan dengan cepat membalikkan tubuhnya menghadap langit. Tangan kanannya yang memegang batang besi terayun, menghancurkan Alien kecil yang menerjangnya.
Tapi pertarungan belum usai. Kumbang yang meleset tadi kini berdiri di depan Naruto, menyerang dengan keempat lengannya yang kuat. Naruto, dengan seluruh konsentrasinya, menggerakkan tubuhnya ke samping dan menendang kumbang itu dengan sekuat tenaga, membuatnya terhuyung ke belakang.
Melihat kesempatan ini, Naruto melakukan roll belakang dan berdiri dengan mantap. Tiba-tiba saja teriakan khas Alien kecil muncul dari belakang dan sisik kanan Naruto. Dengan kemampuan yang luar biasa, Naruto berhasil membunuh keduanya.
Namun, Naruto tidak bisa sepenuhnya menghindari serangan. Salah satu Alien kecil berhasil mendaratkan serangan, menorehkan luka sobek di perutnya, membuat darah segar menetes.
"Gah!" Naruto meringis kesakitan. Luka itu tidak dalam, tetapi cukup untuk memperlambat gerakannya.
Kumbang itu kembali menerjang, kali ini dengan lebih agresif, mengayunkan lengannya dengan kekuatan destruktif. Di saat krisis hidup dan mati ini, Naruto tiba-tiba merasakan seluruh dunia melambat di matanya. Tanpa disadari, corak merah seperti api menyebar dari dadanya menuju tangan kanannya. Mata kanannya berubah menjadi merah darah, dan senyum mengerikan terukir di wajahnya.
Sisi kejamnya telah muncul!
TBC
Gimana? Done ya?
Kali ini lebih panjang dari yang sebelumnya dan semoga kedepannya bisa lebih panjang lagi. Soal apa yang terjadi di chapter kali ini, aku rasa kalian sudah paham dengan jelas. Juga untuk kalian yang bingung dengan karakter di cerita, kalian bisa browser aja di Google dengan embel-embel Blue Archive.
Sedikit pertanyaan dari saya, ada yang tahu makhluk apa yang dikurung pada platform?
Sampai jumpa di chapter selanjutnya!
Jika ada pertanyaan dan saran silahkan berkomentar. Setiap komentar kalian say abaca dan menjadi semangat saya dalam menulis cerita ini .
