Chapter 5: Ketegangan di Aula Sekolah
...
Aula sekolah yang luas itu, yang sebelumnya digunakan untuk upacara dan kegiatan penting, kini telah berubah menjadi benteng terakhir bagi 23 orang yang selamat dari kekacauan di Kota Suo. Cahaya dari luar hanya sedikit menembus jendela yang rusak, memberikan suasana temaram yang menciptakan ketegangan tersendiri. Di sudut-sudut aula, terlihat beberapa siswa yang terluka, duduk di lantai dengan wajah yang letih dan mata yang penuh kecemasan.
Empat sosok yang berdiri paling menonjol di tengah-tengah kelompok adalah para guru dengan kemampuan kebangkitan. Nanagami Rin, satu-satunya guru perempuan, berdiri paling mencolok dengan aura yang memancarkan keteguhan. Rambut panjangnya yang hitam menjuntai di bahunya, dan kilatan energi petir yang sesekali terlihat di tangannya menegaskan kekuatan luar biasa yang dia miliki. Rin tidak hanya kuat karena kebangkitan elemennya—petir—tapi juga karena keterampilannya dalam seni bela diri, yang membuatnya tidak terkalahkan bahkan oleh guru seni bela diri seperti Jin.
Di samping Rin, berdiri Katou, seorang pria besar dengan sorot mata tajam. Meskipun penampilannya terlihat tenang, ia selalu menyimpan ketidakpercayaan terhadap kekuatan yang terlalu besar, termasuk Rin. Kemampuan Katou adalah penguatan benda, yang memungkinkannya untuk memperkuat senjata atau objek yang dia sentuh hingga jauh lebih kuat dari biasanya. Di belakangnya, terlihat Shiki, seorang pria yang lebih pendiam dan tidak banyak bicara, yang memiliki kemampuan berubah menjadi anjing. Shiki biasanya berada di garis belakang, tapi ketika dibutuhkan, dia bisa menjadi senjata ampuh dengan kecepatan dan kelincahannya. Terakhir, Jin berdiri tegak dengan sikap yang penuh percaya diri, meskipun dia diam-diam mengakui bahwa Rin jauh lebih kuat dari dirinya.
Mereka berempat adalah guru yang selamat dalam bencana ini.
Di sudut aula yang lain, terlihat beberapa siswa yang telah membangkitkan kemampuan super mereka. Den, dengan peningkatan kecepatan yang memungkinkannya bergerak lebih cepat dari mata manusia biasa. Gin, yang bisa berubah menjadi singa dengan kekuatan dan naluri binatang yang menakutkan. Namun, di antara semua siswa, sosok yang paling ditakuti dan dihormati adalah Asihira Tsumori Koito. Koito, dengan penguatan seluruh aspek fisiknya, adalah sosok yang pernah membuat Naruto tak berkutik dalam pertarungan mereka sebelumnya. Koito tidak hanya kuat, tetapi juga cerdas dan tegas, membuatnya diikuti oleh sepuluh murid lainnya, yang sebagian besar adalah anggota ekstrakurikuler Kendo. Mereka mungkin tidak membangkitkan kemampuan super, tetapi ayunan pedang mereka sangat akurat dan mematikan, menjadikan mereka ancaman bagi monster-monster yang berkeliaran di luar.
(Cover story ini adalah Asihira Tsumori Koito)
Kelompok ini terbagi menjadi tiga kubu: kubu Rin, yang diikuti oleh mayoritas siswa, kubu Katou, yang terdiri dari para guru lainnya, dan kubu Asihira, yang independen tapi diikuti oleh para murid Kendo yang setia. Meski mereka semua selamat bersama di aula ini, dinamika di antara mereka mulai retak.
Diskusi Tentang Masa Depan
Di depan aula, sebuah diskusi serius sedang berlangsung. Semua orang tahu bahwa mereka tidak bisa terus bersembunyi di sini selamanya. Mereka tidak punya perbekalan apapun, dan monster-monster dari retakan ruang di luar terus berkeliaran di sekitar sekolah. Tiga retakan ruang utama masih aktif, masing-masing di taman depan perpustakaan, belakang gedung kelas 2 IPA, dan di tengah lapangan basket.
Rin, yang memimpin diskusi, berusaha untuk tetap tenang meskipun situasi semakin memburuk. "Kita tidak bisa tinggal di sini lebih lama lagi," katanya dengan tegas, matanya memandang setiap orang yang ada di aula. "Kita harus mencari cara untuk menghubungi militer. Pangkalan militer di utara kota mungkin masih beroperasi. Mereka bisa memberikan perlindungan dan bantuan."
Namun, suara protes segera datang dari Katou, yang berdiri dengan tangan terlipat di dada. "Itu terlalu berisiko," katanya dengan nada yang berat. "Jika benar dunia ini sedang dalam kekacauan seperti yang kita pikirkan, tidak ada jaminan bahwa militer akan membantu kita. Mereka bisa saja memutuskan untuk mengabaikan kita atau, lebih buruk lagi, melakukan sesuatu yang berbahaya. Ingat, saat situasi seperti ini, tatanan sosial bisa runtuh."
Kata-kata Katou membuat ruangan itu hening. Beberapa siswa yang tadinya ingin mendukung ide Rin terlihat ragu, ketakutan akan kemungkinan dikhianati oleh pihak yang seharusnya melindungi mereka mulai merasuki pikiran mereka.
Rin mengepalkan tangannya, matanya menyipit karena marah. "Kau menghina militer!" teriaknya dengan nada marah. "para tentara setiap waktu mempertaruhkan nyawanya menjaga ketertiban dinegara ini. Bagaimana bisa mereka melakukan itu!"
Tetapi Katou tidak terpengaruh oleh amarah Rin. "Ini bukan soal penghinaan atau semacamnya. Hanya saja alam situasi seperti ini, kita harus siap menghadapi kenyataan bahwa tidak semua orang akan bertindak dengan seharusnya."
Kata-kata Katou membuat suasana semakin memanas. Di sisi lain aula, Asihira dan teman-teman satu ekstrakurikulernya mulai terlihat tidak nyaman. Wajah mereka menunjukkan bahwa mereka juga merasa tidak nyaman dengan kata-kata Katou.
Namun, sebelum suasana semakin buruk, Asihira tiba-tiba berdiri. Suaranya tenang namun tegas saat dia berbicara. "Ada yang datang."
Suara Asihira membuat semua orang terdiam. Mereka semua menoleh ke arah pintu aula, tetapi tidak ada yang tampak.
Lalu, tiba-tiba, terdengar suara gemuruh dari atas. Sebuah bayangan besar jatuh menembus atap aula, menghantam lantai di tengah-tengah kelompok yang sedang berkumpul. Debu dan puing-puing beterbangan, membuat semua orang tersentak mundur.
Ketika debu perlahan menghilang, terlihat sosok mengerikan yang tergeletak di lantai—mayat seekor manusia kadal yang besar dan menjijikkan. Darah hijau kental mengalir dari tubuhnya, menandakan bahwa monster ini baru saja mati.
"Ada musuh!" teriak salah satu siswa, panik.
Semua orang bersiap. Mereka tahu bahwa ancaman yang lebih besar sedang mendekat, dan kali ini, mereka tidak akan bisa menghindari pertarungan.
Chapter 5: Pertarungan dan Peringatan Misterius
Wengg!
Naruto memejamkan matanya sesaat dan merasa kepalanya seperti dihantam palu. Sebuah tinju kecil datang dari arah samping, menyambutnya dengan kecepatan yang tak terduga. Refleks Naruto segera aktif bahkan dalam keadaan yang mengerikan. Dengan cekatan, dia menangkap tinju itu, mengubah lintasannya ke samping kanan, dan menghantamkan dahinya ke dahi lawannya.
Dang!
Suara benturan yang keras terdengar seperti besi yang saling beradu, membuat udara di sekitar mereka seakan berhenti sejenak. Pada saat kedua dahi itu berbenturan, garis biru layaknya sirkuit pada perangkat elektronik menyebar ditubuh Naruto sesaat dan mengalir ke tubuh gadis tersebut.
Gadis yang menyerangnya langsung tumbang, ambruk ke lantai dengan keras, namun sebelum tubuhnya menyentuh tanah, Naruto menangkap tubuhnya. Wajahnya tetap datar, meski darah segar mengalir dari dahinya akibat benturan yang keras tadi. Matanya kemudian beralih ke arah tubuh kumbang besar yang terbelah menjadi dua di kejauhan, masih hidup meskipun terpotong.
"Kamu ulet sekali ya," gumam Naruto, setengah mengagumi makhluk itu.
Dengan tenang, dia meletakkan tubuh gadis yang sudah pingsan itu ke lantai, seolah mengurusnya bukanlah prioritas utama. Perlahan, Naruto melangkah mendekati kumbang yang terbaring lemah, terbelah di bagian tengah. Setiap langkah yang dia ambil menggema di telinga sang kumbang, namun makhluk itu tidak menunjukkan rasa takut. Hanya mata dingin miliknya yang memantulkan Naruto yang mendekatinya dengan langkah pasti.
Naruto mengangkat tangan kanannya, dan tiba-tiba seekor ular mekanik kecil melingkar di pergelangan tangannya, bergerak cepat dan berubah menjadi sarung tangan mekanik canggih yang memancarkan sinar biru. Sarung tangan itu tampak seperti peralatan futuristik, sesuatu yang membuat siapa pun ingin memilikinya jika melihatnya.
Di saat yang sama, suara misterius muncul di kepala Naruto. (Apakah kamu yakin dengan yang akan kamu lakukan, anak manusia?)
Naruto tertegun sejenak, alisnya berkerut mendengar suara yang tiba-tiba masuk ke dalam pikirannya. Telepati? pikirnya. Satu-satunya makhluk yang bisa melakukan ini hanya kumbang didepannya. Lagi pula tidak mungkin Arona berbicara seperti itu padanya
Naruto menatap Kumbang didepannya dengan banyak pemikiran di kepalanya. "Kamu bisa bicara dengan telepati, huh? Tapi apapun itu, kamu tidak akan lolos dari kematian," balasnya dengan nada datar.
Telapak tangan berselimut sarung tangan mekanik diarahkan ke kepala kumbang.
Kumbang besar itu tetap diam, tatapannya tetap tak berubah, bahkan ketika Naruto berdiri tepat di depannya, siap untuk menghabisinya. Tidak ada rasa takut, tidak ada usaha untuk meminta ampun. Hanya tatapan dingin yang memandang Naruto seolah mengetahui sesuatu yang lebih dalam dari sekadar kematian.
Seluruh tubuh Naruto tiba-tiba diselimuti oleh garis-garis biru, energi yang mengalir deras di dalam tubuhnya, berkumpul di telapak tangan kanannya yang dilapisi sarung tangan mekanik. Aura yang terpancar darinya melonjak drastis, menandakan bahwa Naruto siap melepaskan serangan yang mematikan.
"Selamat tinggal."
Namun sebelum Naruto bisa melepaskan serangannya, suara telepati itu kembali terdengar dengan lebih tajam dan mendesak. (Kematianku bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Tapi pilihanmu untuk menyelamatkan gadis itu akan membuatmu menyesal. Dia adalah sang malapetaka...)
Dzing!
Naruto tanpa menunggu kalimatnya selesai langsung melepaskan serangan, sinar laser yang terang benderang keluar dari telapak tangannya, menghantam kepala kumbang dengan kekuatan dahsyat. Kepala kumbang itu tertembus dan mengeluarkan bau gosong di udara. Tubuh kumbang yang terbelah pun akhirnya terkulai tak berdaya.
"Jangan bicara omong kosong, dasar kumbang jelek," gerutu Naruto sambil mendengus, mengabaikan kata-kata terakhir dari makhluk itu. Sang malapetaka? Naruto menggeleng. Hidup seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan oleh masa lalu atau takdir aneh.
Setelah itu, Naruto mengulurkan tangannya ke arah mayat kumbang dan menarik keluar dua benda yang bercahaya dari kepalanya: sebuah kristal yang terletak di dahi kumbang dan inti energi yang bersinar. Kedua benda itu tampak seperti artefak penting, dan Naruto tahu bahwa benda-benda ini bisa sangat berharga. Lagipula ini adalah hal yang lumrah di novel dengan tema Apocalypse kan?
Namun, sebelum Naruto mencoba menyerapnya, suara yang sudah dikenalnya terdengar lagi—suara imut dari kalung di lehernya, Arona.
{Selamat, Master! Kamu mendapatkan inti kristal pikiran dan inti kristal energi. Segera serap dan jadilah lebih kuat. Arona akan mencari tempat perlindungan yang aman. Tapi apakah Master yakin ingin menyelamatkan manusia itu?}
Naruto berhenti sejenak, mengernyitkan dahinya sambil menatap kalung di lehernya. Arona, kamu juga berpikir begitu? batinnya bertanya-tanya. Mengapa semua orang memperingatkannya tentang gadis yang baru saja dikalahkannya?
Naruto kemudian menoleh ke arah gadis itu. Tubuhnya masih tergeletak di lantai dengan luka-luka kecil di sekujur tubuhnya, tetapi yang paling mencolok adalah luka di dahinya. Darah menetes perlahan dari luka itu, namun alih-alih terlihat menyedihkan, luka itu malah menambah kesan cantik pada sosok gadis ini.
Penampilan wajahnya mengingatkan Naruto pada seseorang. Di punggungnya terdapat sepasang sayap putih mungil yang terlihat sakral, tidak ternoda sedikit pun oleh debu dan darah. Melayang di atas kepalanya, sebuah halo berwarna pink berkilauan dengan pola galaksi, memberikan aura ilahi yang sulit dijelaskan.
Naruto mendekat perlahan, matanya mengamati setiap detail dari gadis ini. Dia terlihat seperti makhluk dari dunia lain, bukan manusia biasa. Tapi... kenapa aku merasa aku pernah bertemu dengannya? pikir Naruto. Kata-kata kumbang tadi kembali terngiang di kepalanya: Sang malapetaka.
"Arona, kau yakin dengan yang kau katakan tadi?" tanya Naruto, suaranya lebih tenang sekarang.
{Arona tidak mengatakan gadis itu membahayakan Master. Hanya saja akan merepotkan jika membawanya bersama. Lagipula Master lebih menakutkan dari apapun!}
Naruto terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Arona. Mungkin memang ada sesuatu yang tidak beres dengan gadis ini, tetapi jika benar ada bahaya, menurut Arona dia bisa menangani apapun yang terjadi nanti?
Yah, Naruto mengabaikan ucapan Arona yang mengatakan dirinya lebih menakutkan dari apapun.
"Apapun itu, aku akan tetap menyelamatkannya terlebih dahulu," kata Naruto akhirnya, dengan nada yang tak terbantahkan. "Tapi apa kamu tahu siapa dia Arona? Aku merasa familiar dengan wajahnya."
{Arona baru bangung sepenuhnya semenjak retakan ruang terjadi. Sebelum itu, hanya ada fragmen ingatan tentang apa yang terjadi pada Anda. Arona tidak mengingat apakah Master pernah bertemu dengannya. Tapi jika Master merasa pernah bertemu, seharusnya memang pernah bertemu.}
Naruto menunduk dan mendekatkan tangannya ke arah gadis yang pingsan itu. Dengan hati-hati, dia menyentuh luka di dahinya, mengeluarkan seberkas energi biru dari tangannya untuk menyembuhkan lukanya. Perlahan, luka di dahi gadis itu mulai menutup, meski butuh waktu lebih lama dari biasanya.
'kalau dipikir-pikir, dia kelihatan seperti gadis itu.' Naruto membayangkan gadis yang lucu tapi sangat rendah diri. Sayangnya setengah wajah dan sebagian tubuhnya terkena luka bakar parah. Dia gadis yang merepotkan, tapi baik.
Mungkinkah gadis cantik ini adalah gadis dengan luka bakar itu?
"Kalau begitu, kita lihat saja apa yang terjadi selanjutnya," bisik Naruto pada dirinya sendiri, dengan senyum samar di wajahnya.
...
Chapter 5: Kilas Balik – Pertemuan Pertama dengan Arona
...
Naruto kembali mengingat momen aneh saat ia pertama kali bertemu dengan Arona. Tempat itu mirip pantai, namun tidak seperti pantai yang ia kenal. Air hanya sebatas mata kaki dan membentang sejauh mata memandang. Pasir terasa dingin dikaki, dan langit biru tanpa awan di atas memiliki pola lingkaran dan garis-garis yang berputar, menciptakan suasana yang tak wajar.
Ditengah semua itu, terlihat 2 sosok manusia(?) yang eksis didunia aneh ini.
"Ma...ster..."
Sebuah suara sayup terdengar di kejauhan. Naruto merasakan dirinya perlahan-lahan kembali ke dunia nyata, suara itu semakin jelas.
"Master!"
Dengan erangan pelan, Naruto membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah wajah seorang gadis kecil berambut biru yang tersenyum ke arahnya. Matanya yang besar dan jernih menatap Naruto dengan penuh perhatian.
Pada saat ini Naruto menyadari bahwa dirinya sedang berada di pangkuan gadis ini. Dia melihat seorang gadis kecil dengan rambut biru, tersenyum manis kepadanya. Wajah gadis itu penuh keceriaan, menyambut Naruto dengan hangat.
"Syukurlah Anda bisa melewatinya, Master," kata gadis itu sambil tertawa kecil, suaranya ceria dan menenangkan.
Naruto hanya bisa menatap gadis itu dengan kebingungan, mencoba memahami situasi yang baru saja ia alami. Siapa gadis ini? Apa yang terjadi barusan? Dan mengapa ia memanggilnya "Master"?
Di tengah semua pertanyaan yang berputar di kepalanya, Naruto merasakan sesuatu yang hangat—perasaan aman dan terlindungi, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya bahkan dari almarhum kakek tua itu.
Naruto, masih bingung, buru-buru bangkit. "Siapa kamu?" tanyanya cepat. "Dan... kita di mana?"
"Watashi no namae wa Arona desu. Jangan meremehkan saya hanya karena badan saya kecil, ya! Saya akan selalu berada di samping Anda dan melindungi Anda, Master!"
Gadis kecil itu, masih tersenyum, berkata riang, "Saya adalah pelayan Anda, dan mulai sekarang, saya akan selalu berada di sisi Anda." Dia menunjuk liontin berbentuk tablet kecil yang menggantung di leher Naruto. "Saya bersemayam di dalam tablet batu yang sekarang adalah liontin ini."
Naruto mengernyit. "Pelayan? Liontin? Apa maksudnya ini?"
Arona hanya tertawa kecil. "Benar saya adalah pelayan Master dan saya tinggal di dalam liontin ini. Tugas saya adalah melindungi Anda."
Naruto menatap liontin di lehernya dengan tatapan bingung, Naruto masih tidak mengerti, tapi Naruto memaksakan diri untuk tenang dan menatap Arona untuk menanyakan hal yang lain.
"Melindungi saya? Kenapa? Dan tempat apa ini?"
Arona memandang sekeliling dengan senyum yang tetap ceria, tapi ia kemudian berkata dengan nada yang main-main, "Saya tidak tahu pasti di mana ini, Master. Namun, ini adalah tempat di mana kita bisa berbicara lebih leluasa. Mungkin... semacam ruang cinta kita?"
Naruto merasakan kepalanya berdenyut mendengar perkataan Arona. Bisakah lebih serius? Apa-apaan ruang cinta itu? Jangan bercanda disituasi aneh seperti ini. Apalagi mengatakan hal ambigu dengan tubuh anak kecil seperti itu.
Wajah imut, kecil, cantik, bah, fokus!
"Jadi, kenapa kamu jadi pelayanku? Apa yang terjadi?"
Arona tersenyum, meski kali ini ada keseriusan dalam matanya. "Master, saya telah kehilangan banyak ingatan. Tapi hal yang pasti adalah Anda dulu adalah seseorang yang sangat kuat. Anda memiliki banyak senjata dan kekuatan luar biasa. Saya mungkin adalah salah satu senjata yang Anda buat. Saya bertugas mendampingi anda dan mengelola persenjataan Anda."
Naruto memandangnya skeptis. "Musuh? Aku bahkan tidak ingat pernah punya musuh."
Arona mengangguk dengan tenang. "Itu wajar, Master. Sekarang Anda adalah orang yang berbeda, tetapi kekuatan dan takdir kehidupan sebelumnya masih ada. Saya di sini untuk membantu Anda mendapatkan kembali kekuatan itu, jika Anda membutuhkannya."
Naruto merasa aneh. Gadis aneh ini muncul secara tidak jelas dan berbicara tidak jelas, jika dia tidak imut sudah pasti Naruto akan memukulinya. Ekhm! Maksudnya jika Naruto tidak takut Arona tiba-tiba berubah menjadi monster kuat, Naruto akan langsung menghajarnya.
Yah, itu maksudnya.
Hehehehe.
Tapi Naruto merasakan ketulusan di setiap kata yang Arona ucapkan, seolah ia memang benar-benar mengetahui masa lalunya. Namun hal yang paling aneh, dia merasa bisa mempercayai perkataannya tanpa syarat! Sesuatu yang sangat bertentangan dengan kepribadian Naruto dan akal sehat.
"Tunggu, tadi kamu bilang tentang musuh?" Naruto mengingat sesuatu. "Apa kamu tahu seseorang bernama Banaspati?"
Arona mengangguk cepat. "Benar, Master. Banaspati adalah salah satu antek dari musuh utama Anda. Ada banyak lagi yang seperti dia. Tadi Master telah melihat ingatan pertarungan melawannya kan?"
Naruto kaget di hatinya mendengar perkataan Arona yang mengindikasikan bahwa Arona mengetahui apa yang dia alami sebelumnya. Melalui perkataan Arona, Naruto juga mengetahui bahwa peristiwa aneh yang dia alami sebelumnya merupakan kilasan masa lalunya melawan Banaspati. Mungkin karena inilah Naruto hanya bisa menonton dan tidak bisa ikut campur.
"Mendengar dari perkataanmu, sepertinya kamu mengetahui apa yang terjadi di alam bawah sadarku. Bagaimana kamu bisa melakukannya? Kenapa aku bisa mengalaminya? "
Arona bisa melihat bahwa Naruto mulai meningkatkan kewaspadaan nya, tapi Arona tidak merasa tersinggung atau marah. Arona hanya tersenyum manis dan mulai menjelaskan.
"Hmm, jiwa kita terhubung, Master. Kematian Anda adalah kematian saya. Kehendak Anda adalah perintah untuk saya bahkan jika itu menyebabkan kematian." jawab Arona dengan penuh semangat. "Apa yang master alami, Arona akan tahu dan merasakannya juga. Apa yang terjadi pada Master sebelumnya karena mekanisme perlindungan diri Master terhadap ancaman dunia luar."
Naruto mengernyit. "Mekanisme perlindungan diri?" Kenapa dia merasa seperti robot setelah mendengar perkataan ini? Tapi pada saat yang sama memikirkan perkataan Arona yang mengatakan bahwa jiwa mereka terhubung itu sangat fantasi sekali, keren.
Arona mengangguk lembut. "Benar, Master. Akan saya bahas secara lengkap saja. Kemampuan fisik Master sangat kuat, tapi itu hanya otot Master saja. Kekerasan tulang dan organ tidak bisa menahan tekanan dari otot. Hal ini membuat Master selalu dilatih oleh manusia Hiruzen untuk mengeraskan tulang dan organ. Apakah Arona benar?"
"Benar." Itu memang benar, sejak kecil kekuatan ototnya sangat tidak normal. Hanya saja tulang, organ dan dagingnya masih normal hingga mengancam keselamatan dirinya sendiri. Jika Naruto secara tidak sengaja mengeluarkan kekuatan otot terlalu besar, ototnya bisa meremukkan tulang atau tubuhnya sendiri!
Tapi Naruto masih tidak mengetahui apa hubungannya dengan mekanisme perlindungan diri?
Arona senang mendengar perkataan Naruto dan meminum jus stroberi yang entah dia dapat dari mana.
"Pada saat pelatihan, Master pernah mengalaminya. Ancaman pelatihan bertarung dari manusia Hiruzen membuat Master mengaktifkannya. Begitu juga saat Master melawan kelompok geng motor untuk gadis itu."
Naruto terdiam. Memang Kakek Hiruzen pernah bercerita kepadanya tentang emosinya yang keluar kendali. Pada saat itu juga dia tak mengingat apapun yang dia lakukan. Seperti ada bagian hitam dalam menit tertentu pada film.
"Tapi kenapa saat itu aku tidak-hmp!" Arona menutup mulut Naruto dengan es krim yang entah di dapat dari mana.
"Jangan menyela, Master." Arona berkacak pinggang dan Naruto yang mulutnya di sumpal es krim berkeringat jatuh.
"Pada saat itu dunia belum memiliki energi luar bisa. Tapi semenjak kejadian gempa dan munculnya retakan ruang, energi mengalir dari retakan dan energi inilah yang membuat Master bisa sepenuhnya mengaktifkan mekanisme perlindungan diri. Pada saat mekanisme perlindungan diri diaktifkan, Emosi negatif dari ingatan pertempuran di kehidupan masa lalu akan menguasai tubuh Master dan bertarung untuk Master. Selama itu, Master akan tertarik ke dalam alam bawah sadar dan melihat ingatan kehidupan sebelumnya sekaligus menerima ingatan teknik yang pernah Master kuasai di kehidupan sebelumnya. "
Arona meminum lagi jus stroberi miliknya untuk membasahi tenggorokan setelah berbicara panjang lebar. "Tapi melihat ingatan masa lalu juga berbahaya bagi diri Anda, Master. Kekuatan jiwa Anda bisa hancur terbawa ingatan yang terlalu kuat."
"Jadi begitu." Naruto mengangguk dan mengerti. Dia memikirkan pada saat dia tenggelam, pada saat itu dia merasa firasat buruk jika terus tenggelam. Mendengar penjelasan Arona, sepertinya jika dia terus tenggelam saat itu, jiwanya akan hancur dan tercerai berai!
Ihh takutnya.
Kemudian mengenai apa yang dia dapat setelah melihat ingatan masa lalu itu. Naruto memejamkan matanya dan informasi tentang teknik penguatan muncul dikepalanya. Ini adalah hal yang dia dapatkan setelah menerima ingatan kehidupan sebelumnya.
"Tunggu!"
Naruto berteriak dan membuka matanya seketika ketika menyadari sesuatu. Arona tidak terlihat terkejut dengan Naruto yang tiba tiba menjadi panik, karena dia tahu ini akan terjadi.
"Bukankah ini berarti tubuh asli ku masih bertarung!"
Pada saat Naruto panik, Arona yang meminum jus susu stroberi langsung mengayunkan lengannya dengan ringan. Seketika lingkaran cahaya biru muncul dibawah Naruto dan menelannya.
...
Chapter 5 : Pertarungan
...
Pukulan datang!
Dunia melambat dan seketika kepribadian Naruto berubah!
Secara tiba-tiba sebagian wajah dan badan atas bagian kanan Naruto dipenuhi corak api merah yang menyala. Mata kanan yang awalnya berwarna biru langit juga berubah menjadi merah ruby yang memancarkan rasa misteri dan kegelapan.
Luka di perut terbakar dalam nyala api ilusi dan sembuh seketika.
Tunju besok kumbang yang hampir mencapai wajah Naruto seketika meleset karena targetnya berpindah posisi dengan kecepatan yang meningkat drastis.
Naruto yang tubuhnya dikuasai kesadaran kehidupan masa lampau nya meningkat pesat dalam setiap aspek fisik. Kekuatan dan kecepatannya benar-benar meningkat diluar batas kewajaran.
Pukulan demi pukulan dihindari, tubuh Naruto terus mundur menghindari serangan. Pertarungan masih terlihat berat sebelah, sampai akhirnya Naruto melompat ke kanan dan mengambil barang besi yang tadi terbuang, ini adalah tujuannya terus mundur dan menghindar!
Wushu!
Energi merah membakar dari pola yang ada ditubuhnya, energi itu tersalurkan kedalam batang besi dan menjadikannya sebuah pedang api merah darah yang membara.
Serangan balik!
Tubuh Naruto bergerak gesit dan menerjang, menusuk menggunakan barang besi yang telah berubah menjadi pedang api. Ledakan kecepatannya sangat hebat dan dengan jarak ini, kumbang tidak bisa menghindar.
Rhaaa!
Mandibula kumbang terbuka mengeluarkan suara dan air liur menjijikkan. Energi kuning muncul dari kaki dan naik menutupi seluruh tubuh. Seketika, pedang api bertabrakan dengan pelindung.
Dashhh!
Bang!
Suara air yang menguap terdengar pertama kali saat energi api dan kuning bertabrakan sebelum akhirnya suara dentingan muncul akibat tabrakan barang besi dan cangkang kumbang.
Energi pedang telah dinetralkan dan barang besi yang kehilangan dukungan energi tidak mampu menembus pertahanan kumbang. Tapi benturan keras yang terjadi masih berdampak kepala Kumbang.
Tubuh kumbang terpental menembus pintu kayu jati kelas dan akhirnya menabrak tembok hingga retak parah. Bersamaan dengan itu, batang besi juga tiba-tiba berubah menjadi bubuk besi karena tidak kuat menahan dampak penyaluran energi dan benturan keras yang terjadi.
Tubuh Naruto terlihat agak limbung dan ingin terjatuh sesaat. Corak api di tubuhnya juga menyusut banyak.
Hal ini tak bisa lepas dari pandangan Alien kecil yang dari tadi mengamati pertarungan. Mereka langsung menyerang bersamaan kearah Naruto dengan tangan berbentuk sabit.
"Hehehe!"
Kepala Naruto yang agak tertunduk karena limbung tadi, terangkat dan memperlihatkan mata kanannya yang bersinar dengan cahaya ganas. Senyum ganjil dan gila terlihat diwajahnya disertai tawa tipis menyeramkan.
Sebagian corak api ditubuh Naruto menyusut lagi dengan cepat dan api keluar dari sekujur tubuh Naruto hingga membakar semua Alien yang menyerangnya.
Sekarang Alien beres!
Dari kelas, kumbang melesat dengan cepat berusaha menyerang Naruto yang masih ditutupi api. Keduanya bertabrakan dengan keras!
Darer!
Tinju kanan kumbang bertabrakan dengan kepalanya tangan Naruto yang diselimuti api kekuatan tabrakan itu membuat gelombang udara kecil dan membuat keramik pijakan keduanya hancur dan amblas ketanah sedikit.
Kaki Naruto lebih cepat dalam menangani dampak tabrakan dan membuatnya bisa langsung menendang dada(?) kumbang, hingga membuat kumbang sekali lagi terpental kebelakang.
Brakk!
Tubuh kumbang masuk kedalam kelas kembali dan menabrak dinding yang tadi pernah dia tabrak. Dinding itu seketika roboh tak kuat menahan dampak kuat 2 kali berturut-turut.
Sementara itu, tubuh Naruto berjalan kedalam kelas. Wajahnya masih memiliki senyum janggal, hanya saja corak merah ditubuhnya sudah menghilang, hanya menyisakan mata kanannya yang masih berwarna merah. Sedangkan mata kirinya terlihat tertutup rapat.
Drtt!
Puing tembok jatuh berlahan dari tubuh kumbang. Tadi mata Naruto yang berubah menjadi merah, sekarang mata kumbang yang menjadi merah!
Energi kuning menyelimuti tubuh kumbang dan sayap di punggungnya terbuka. Suara kepakan sayap intensitas tinggi terdengar dan tiba-tiba mengeluarkan semburan energi seperti Nos!
Broom!
(A/N: suaranya kayak montor )
Jika Naruto sadar saat ini, dia pasti akan mengumpat keras.
Apa-apaan kumbang dengan Nos? Apa dia transformer? Atau kumbang ini adalah varian siput balap?
Ekhm! Kembali ke topik utama.
Tubuh kumbang melesat cepat dengan dorongan kentut kuning-maksud saya dorongan energi dari energi kuning. Kumbang itu terlihat ingin menabrak Naruto dengan tanduknya. Dia tidak lagi ingin bermain tinju, mungkin karena telah terkena counter berkali-kali.
Situasinya buruk!
Tubuh kumbang melesat cepat, dengan jarak yang begitu pendek, tanduk kumbang sudah siap menyeruduk perut Naruto dan menembusnya untuk dijadikan donat.
Tapi sebelum itu terjadi pada perut Naruto. Mata kanan Naruto yang berwarna merah berubah menjadi biru lagi dan mata kirinya terbuka!
Kesadaran Naruto kembali!
Apa yang pertama kali Naruto lakukan saat melihat kumbang roket ingin menjadikannya donat?
Pertanyaan yang bagus.
Jawabannya adalah :
"What the F-. "
Sebelum ucapan mulia yang bisa membuat iblis kegirangan keluar sepenuhnya dari mulut Naruto. Perisai hexagonal muncul didepan Naruto dan sesaat menahan dampak tabrakan nya.
Walau hanya sesaat, Naruto dengan pengalaman berlatih kemampuan bela diri berhasil memanfaatkannya dan menghindar kesamping menggunakan gaya berguling.
Hal itu membuat kumbang yang telah tertahan sesaat oleh perisai energi gagal menabrak Naruto dan terus melesat. Menabrak beberapa dinding kelas di depan hingga tak terdengar lagi suaranya.
"Apa-apaan itu! Kenapa kumbang petinju tiba-tiba berubah menjadi kumbang balap? Oh iya, perisai tadi dari dirimu? Berarti perisai yang muncul saat itu dibuat olehmu?"
Naruto berdiri dengan susah payah sambil merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Liontin di leher Naruto mengeluarkan cahaya berkedip beberapa kali dan suara imut yang familiar terdengar dipikiran Naruto.
{Jangan buang banyak waktu untuk bertanya Master! Segera kalahkan kumbang itu dan dapatkan kristal di dahinya. Dia bukan kumbang biasa. Hati hati dan jangan sampai melepaskannya. Jika tidak, Master akan menderita. }
Wajah Naruto berubah mendengar ucapan Arona. Kesampingkan masalah apakah harus mempercayai ucapan Arona atau tidak. Itu adalah masalah nanti, kumbang itu harus diurus dulu!
Bagaimanapun sebagian ucapan Arona memang terbukti benar. Kumbang itu aneh dan tidak biasa. Walau Naruto belum melihat kumbang monster selain kumbang tersebut, Naruto yakin bahwa kumbang monster biasa tidak mungkin bisa mengeluarkan kemampuan Nos seperti itu.
Apalagi kristal di kepala kumbang itu, menurut novel yang dibaca Naruto diwaktu luang, biasanya monster dengan kristal dikepala adalah kasus khusus. Belum lagi tingkah kumbang yang bisa tinju dan seterusnya, membuat Naruto yakin kumbang ini beda dari yang lain dan harus disingkirkan.
Kumbang ini cukup pintar melakukan tinju. Maka dia juga cukup pintar untuk membalas dendam jika mengalami kerugian ditangan Naruto.
Setelah pikiran singkat, Naruto mengingat informasi yang dia dapatkan tentang sebuah teknik yang disebut [Penguatan]. Fungsinya sangat luas dan menurut Naruto nama [Penguatan] tidak cocok untuk teknik ini.
Energi biru berkobar tipis dari seluruh tubuh Naruto. Sementara itu, potongan Rune tak berujung memenuhi alam bawah sadar Naruto membentuk satu kesatuan huruf Rune yang bersinar cemerlang.
Bersamaan dengan itu, garis biru muncul di setiap bagian tubuh Naruto, garis biru itu terlihat seperti garis pada papan PCB.
Mata Naruto terbuka dan hal pertama yang dilihatnya adalah serudukan kumbang dengan nos di pantatnya! Atau lebih tepatnya di punggungnya? Yah terserah lah pokoknya itu.
Naruto tertabrak dengan keras dan terseret kebelakang. Luar biasanya, Naruto menahan serudukan kumbang tanpa kerusakan.
Bukan hanya sampai disitu, Naruto juga berhasil menahan gaya dorong dari serudukan kumbang dan menghentikannya sebelum menyeret tubuhnya menghantam tembok.
"Luar Biasa!"
Naruto menyeringai merasakan perasaan luar biasa ditubuhnya. Bukan perasaan energi aneh yang terus meluap. Tapi perasaan dimana sekarang Naruto bisa mengeluarkan 100 persen kemampuan ototnya!
"Inikah rasanya tidak menahan diri?!"
Naruto membanting kumbang kebawah dengan keras hingga menyebabkan rantai keramik pecah, hancur berkeping-keping.
Tangan kanan Naruto terangkat keatas dan dengan kejam jatuh ke tubuh kumbang hingga membuat suara tabrakan besi yang merdu disertai goncangan tanah kecil.
Bang! Bang! Bang! Bang!
Naruto dengan gembira memukuli kumbang seperti anak kecil yang bahagia memukul permukaan air hingga beriak. Sementara itu, Arona yang melihatnya dari proyeksi sambil makan es krim tak bisa berkata-kata.
{Master selalu menderita karena menahan diri setiap saat agar tidak melukai dirinya sendiri. Sekarang teknik [Penguatan] digunakan Master untuk memperkuat struktur tubuhnya sehingga Master dapat dengan bebas menggunakan 100 persen kekuatan ototnya tanpa khawatir akan mengakibatkan hal buruk pada tubuhnya.
Arona menjilat es krim ditangannya.
{Tapi mengalahkan kumbang jelek itu tidak akan mudah. Bagaimanapun dia bukan tipe petarung jarak dekat.}
Menurut persepsi Arona, ada sumber energi besar yang bergerak kearah Naruto dengan cepat.
Arona memakan corn es krim nya dan menepuk kedua tangannya sejajar dengan dada. Dibelakangnya, sebuah rangkaian Rune emas tersusun membentuk lingkaran yang menggemakan sesuatu dari kehampaan tak berujung.
...
Kehampaan
...
Kehampaan tak berujung, seperti namanya tak memiliki ujung yang bisa diukur. Disini sebuah planet raksasa mengambang dengan kilauan cemerlang yang tak terukur. Didalamnya terlihat berbagai keajaiban terjadi.
Tanpa suplai cahaya matahari dan bulan, terjadi siang dan malam!
Tumbuhan raksasa tumbuh subur dan terdapat gelembung-gelembung di langit yang didalamnya berisi ruang lain dengan luas bervariasi. Mulai dari seluas planet bumi hingga seluas benua Asia.
Di bagian ujung utara, planet raksasa ini tidak terdapat wilayah dingin seperti yang seharusnya, akan tetapi terdapat kota raksasa dengan berbagai bangunan canggih dan makhluk robot yang bekerja lalu lalang dengan tertib.
Sampai,
Sebuah lingkaran Rune emas raksasa muncul diatas kota. Bersamaan dengan itu, sirine darurat bergaung diseluruh penjuru membuat para robot yang bekerja dengan tertib langsung meninggalkan pekerjaan mereka dan menuju berbagai posisi.
Segera seluruh kota baja itu bersinar dengan terang dan ditengah kota sebuah lubang raksasa terbuka. Sebuah kepala ular mekanik ilusi muncul dari lubang itu dan langsung menabrak lingkaran Rune raksasa.
Ketika ular itu menabrak lingkaran Rune raksasa, ular itu menghilang dan sirine yang berbunyi menghilang.
Seketika suasana hening sejenak dan,
"Master telah kembali! Roda takdir terlahir berputar. Semoga keabadian dan kebahagiaan menyertai!"
Suara menggelegar terdengar dari para robot secara bersamaan dan menyebar keseluruhan planet. Hingga akhirnya seluruh makhluk di planet raksasa mengeluarkan kalimat secara bersamaan.
"Master telah kembali! Roda takdir telah berputar. Semoga keabadian dan kebahagiaan menyertai!"
...
Bumi
...
{Master! Hati-hati dan gunakan ini!"}
Suara Arona terdengar di kepala Naruto dan membuat Naruto yang sedang mengalami perasaan gembira tersadar kembali. Ini adalah masa apocalypse! Bukan waktunya untuk bersenang-senang.
{Master! Tendang kumbang jelek itu.}
Naruto kemudian menendang kumbang dengan keras sesuai arahan Arona dan sebuah portal dari Rune emas muncul disampingnya, memuntahkan ular mekanik kecil yang mengeluarkan leser.
Leser itu kecil dan terlihat seperti sinar senter mainan anak-anak. Tetapi leser itu dengan mudah memotong tubuh kumbang menjadi dua dibagian pinggang.
Ular itu kemudian terbang dan berubah menjadi gelang yang melilit tangan Naruto.
"Ini?"
Naruto terkejut melihatnya tapi hanya sesaat. Naruto melihat gelang ditangannya dan teringat sesuatu yang absur.
"Arona, jangan bilang ini adalah [Binah]?"
Tapi Arona tidak sempat membalas Naruto karena dinding disamping kanan Naruto jebol dan sebuah tendangan mengenai kepalanya dengan keras.
{Master!Sudah kubilang jangan banyak bertanya!}
TTB
Maaf kalau lama. Gk usah basa-basi atau banyak alasan. Saya Cuma mau bilang. Semoga terhibur dan jangan lupa tinggalkan jejak jika kalian merasa terhibur atau jika merasa ada yang janggal dan aneh di cerita ini.
Do'akan saja kerjaan ini cepet selesai biar bisa fokus nulis ffn ini.
Oke, akhir kata dari saya.
Semoga kita bisa bertemu lagi di chapter selanjutnya.
Adios!
