Tabrakan Dunia

Summary:

Pada tahun 2025, di kota Suo, negara Neotara, kehidupan berjalan normal hingga suatu pagi yang cerah di hari Senin. Sekelompok remaja berlarian menikmati hari, ketika tiba-tiba gempa dahsyat mengguncang seluruh dunia. Gempa ini diikuti dengan munculnya keretakan spasial yang memunculkan monster-monster mengerikan dan gelombang energi kosmik yang sangat kuat. Akibatnya, sebagian manusia mulai membangkitkan kemampuan unik dan tak terbayangkan, mengubah kehidupan mereka selamanya.

Genre: Pertarungan, Kepunahan, Tragedi, Psikologis, Fantasi dan sebagainya (kalau baca nanti tahu sendiri, males nulis semua) .

….

Chapter 10 : Persiapan melawan [Angra] Part 1

...

[Kerajaan Eden]

...

Kabut abu-abu bergulung seperti ombak di sebuah kota bernama San Venganza. Di dalam kabut itu, raungan dan ratapan terdengar, namun beberapa jam kemudian, semuanya berubah menjadi sunyi, tak ada suara apapun yang terdengar.

Bahkan suara benda bergerak atau gesekan daun pun hilang sama sekali.

Tak lama, cahaya bulan merah di langit semakin menguat, membuat kabut abu-abu perlahan memudar. Saat kabut lenyap, kota itu terlihat dengan jelas—dan apa yang tersingkap sungguh mengerikan.

Hanya satu kata yang mampu menggambarkan situasi di kota ini, yang namanya persis seperti kota di film terkenal yang menampilkan tengkorak terbakar: mengerikan.

Tubuh-tubuh tak bernyawa berserakan di setiap sudut kota, baik itu manusia maupun monster. Tubuh-tubuh mereka terbujur kaku tanpa bekas luka yang terlihat, namun anehnya, semuanya sudah mati begitu saja.

Di tengah semua keanehan ini, sebuah bangunan di bagian selatan kota tetap berdiri kokoh tanpa sedikit pun tanda kerusakan. Di sekeliling bangunan itu, mayat berbagai makhluk menumpuk seperti kantong semen di gudang.

Tiba-tiba, nyanyian khidmat dengan nada rendah terdengar dari dalam bangunan.

Di dalam bangunan itu, suasananya sangat bersih dan rapi, tanpa setitik pun noda. Energi keemasan melayang di udara, disertai not-not musik yang bertebaran di sekitarnya.

Ruangan itu memiliki empat pilar putih polos, deretan bangku, dan sebuah Pipe Organ raksasa di bagian depan.

(Catatan: Pipe Organ adalah alat musik orkestra raksasa yang terdiri dari banyak pipa. Saya lupa nama pastinya, jadi menyebutnya demikian. Kalau penasaran, kalian bisa cari gambar Communio Sanctorum: Gregorius untuk melihat contohnya. Alat musik ini sangat besar. Sepuh BA pasti tahu alat musik ini. )

Setiap bangku dipenuhi oleh gadis-gadis berusia 16 tahun yang duduk dengan tangan saling mengatup didepan dada dan mata terpejam. Mulut mereka terbuka dan tertutup dengan irama, melantunkan nyanyian suci dengan suara lirih.

Tiga gadis berpakaian tertutup memimpin nyanyian itu dengan penuh khidmat—atau lebih tepatnya dua orang, karena satu di antaranya terlihat mengantuk, seolah-olah akan jatuh ke belakang jika tidak waspada.

Satu gadis berdiri di depan Pipe Organ, sementara dua lainnya berdiri di sisi kiri dan kanan alat musik itu, menunjukkan hierarki di antara mereka.

Di depan para gadis itu, tergantung di udara, terdapat sosok iblis mengerikan yang terikat dengan rantai emas. Setiap kali nyanyian dilantunkan, not-not musik dan aura keemasan menyelimuti iblis itu, membakarnya dengan api keemasan.

...

[Negara Edo]

...

Duaarrr!

Ledakan besar menggema di seluruh penjuru kota yang penuh dengan mayat. Di bawah cahaya bulan merah, seekor naga kayu mengangkat kepalanya dari balik asap ledakan, sebelum sebuah tangan energi raksasa meraihnya dan menghancurkannya hingga berkeping-keping.

"Mereka benar-benar gila," gumam salah satu dari lima sosok yang berdiri di kejauhan, di atas sebuah gedung. Mereka terdiri dari berbagai usia dan jenis kelamin, memperhatikan pertarungan sengit antara dua manusia super dengan kekuatan pengendalian kayu dan energi.

"Roaarrr!"

Raungan menggelegar terdengar dari arah barat, dari lokasi yang berbeda dari pertarungan dua manusia super tersebut. Sumber raungan itu adalah seekor monyet raksasa setinggi 10 meter. Tubuhnya tak berambut, kulit dan dagingnya berwarna abu-abu, sementara matanya bersinar ungu terang di tengah kegelapan malam.

….

[Percakapan]

...

Naruto menimbang belasan orb energi yang didapatnya dengan pandangan yang agak melankolis. Alasannya tidak lain karena perkataan 4 gadis yang saat ini ada disekelilingnya.

Naruto saat ini sedang berada di perpustakaan bersama dengan 4 orang gadis cantik, yaitu Serika, Yuuka, Asihira, dan Mika. Mereka sudah sadar kembali dan luka mereka terlihat sudah pulih sepenuhnya akibat perawatan dari Naruto.

Bagaimanapun mereka tidak terluka parah, 'hanya' mengalami sedikit kekurangan darah (Asihira) dan kehabisan energi akibat pertempuran berkelanjutan. Err kecuali Yuuka yang kalian sudah tahu kenapa dia sampai pingsan.

Kita kembali ke beberapa waktu yang lalu.

...

Kilas Balik

...

Mika masih terlihat menghadap kearah rak buku dengan kedua tanan terangkat diudara. Sementara itu, Naruto terlihat memasukkan setengah badannya kedalam lingkaran rune biru dan sesekali barang berbentuk aneh terlempar keluar. Anehnya, barang itu akan langsung memudar menjadi cahaya biru sebelum menyentuh tanah.

Sementara itu, di sudut ruangan, sosok ular mekanik terlihat bermain dengan bola rajut yang dia dapat entah dari mana. Bola rajut itu di dorong kekiri dan ke kanan dengan ekornya, terlihat mata kuning [Binah] mengamati gerakan bola rajut itu dengan penuh minat.

Naruto mengeluarkan badannya dari lingkaran Rune dan membawa 4 bola cahaya.

{Apa Master yakin dengan ini? Portal selanjutnya harus menunggu sampai Master mengupgrade hardware Arona. Jangan sampai menyesali pilihanmu, Master.}

Suara Arona bergema di kepala Naruto dan dijawab dengan anggukan mantap. "Aku yakin, ini akan sangat meningkatkan kemampuanku dalam bertahan hidup didunia sekarang."

{Baiklah jika itu saja yang Master butuhkan. Aku akan menutup portalnya.}

Seketika lingkaran Rune biru memudar diudara tanpa meninggalkan bekas apapun.

Naruto memecahkan salah satu bola cahaya dan seketika bola cahaya meledak menjadi untaian Rune tak terhitung jumlahnya. Kejadian ini sontak membuat Mika kaget karena melihat untaian Rune yang melayang di udara dan memenuhi seluruh perpustakaan.

Segera semua Rune itu berkumpul pada Naruto dan berubah menjadi pakaian baru. Sekarang Naruto terlihat mengenakan celana panjang berwarna coklat, sepatu kantor pantofel, kemeja hitam dengan dasi biru, dan jubah putih panjang sampai mata kaki.

Di bagian dada kanan jubah, terdapat simbol dengan tulisan S.C.H.A.L.E. Begitu juga dengan bagian belakang jubah, terdapat simbol yang sama.

Naruto dengan pakaian barunya tersenyum puas. Ini adalah pakaian yang 'kata Arona' selalu dia pakai di kehidupannya dahulu.

Fungsinya sekarang tidak bisa ditampilkan karena kekuatan Naruto yang terbatas, hanya ada satu fungsi OP yang masih aktif saat ini, yaitu [Kekebalan Kutukan].

Jubah ini adalah musuh dari segala kutukan. Bahkan kutukan yang dilemparkan oleh makhluk sekelas kosmik tak akan mampu menembus pertahanan jubah ini. Kemampuan ini membuat Naruto benar-benar merasa nyaman.

Dengan jubah ini, Naruto tidak akan merasa repot jika ada sesuatu yang ingin mengutuknya. Tentu selain itu, jubah ini memiliki beberapa fungsi lain, seperti tidak bisa dihancurkan, penyimpanan(tidak dapat diakses), perisai (tidak dapat diakses), pengatur suhu, dan sebagainya.

"Selanjutnya."

Naruto kemudian menghancurkan salah satu bola lagi. Sama seperti tadi, bola bercahaya pecah menjadi untaian Rune sebelum akhirnya menyatu menjadi sebuah botol kaca reagen transparan.

Didalamnya terlihat cairan putih kental yang bisa membuat orang dengan otak c*bul memasang wajah mupeng. Ini adalah cairan kehidupan yang diekstrak dari makhluk batu bernama [Stintone, kalian jangan berpikir macam macam -_-".

Fungsinya sangat bagus, berupa penyembuhan atau lebih tepatnya regenerasi. Layaknya air mata Phoenix di anime kebanyakan gunung raksasa sebelah, cairan ini bisa meregenerasi anggota badan yang copot atau hancur.

Tentunya ada ketentuannya yang membuat cairan ini lebih buruk dari pada air mata Phoenix. Setelah meminum cairan ini, jika seseorang tidak memiliki energi yang kuat, maka tubuhnya akan membantu dan menjadi [Stintone].

Naruto segera menuju kearah 3 gadis cantik yang terlihat terbaring ditumpukan buku berbentuk kasur. Bagaimanapun juga Naruto tidak bisa membiarkan mereka bertiga berbaring dilantai. Jadi dengan kebijaksanaannya yang luar biasa, dia membuat kasur dari tumpukan buku untuk mereka bertiga.

"Mika, bantu aku menyembuhkan mereka."

"Hmm?!"

Mika yang mendengar perkataan Naruto tidak langsung membantu. "Kakiku sakit, jadi aku tidak bisa membantu, aduuhhh sakitnya!"

Naruto: -_-'

"Jika kamu membantu, kamu bisa meminta 1 hal padaku. Bagaimana? Mau membantu?" tawar Naruto kepada Mika. Sebagai orang yang dekat dengan Mika, Naruto tahu jika dia tidak membuat tawaran ini, Mika tidak akan membantunya apapun yang terjadi.

'Seharusnya aku menghukumnya setelah selesai menyembuhkan mereka.' batin Naruto. Tapi dia tahu bahwa ini tidak akan terjadi, karena dia mendapatkan barang cairan kehidupan ini setelah menghukum Mika.

Mika yang mendengarnya langsung tersenyum. "Oke, janji ya?" Mika tiba-tiba muncul didepan Naruto dan menjulurkan jari kelingkingnya. Naruto yang melihat tingkah Mika mau tidak mau tersenyum.

Walau kadang merepotkan dan menjengkelkan, bagaimanapun tingkahnya yang lucu dan polos(selalu mengikuti perasaannya) membuat Naruto tidak bisa marah padanya. Naruto merasa memiliki adik perempuan setiap kali melihat Mika.

"Janji!" Naruto mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Mika, menandakan perjanjian mereka berdua telah dibuat. Tanpa disadari oleh Naruto, pola rantai merah muncul dipunggung tangannya dan Mika.

Aroma yang melihat itu tertawa pelan dan bergumam. "Master kena tipu."

Tapi walaupun melihat ini, Aroma tidak mengingatkan Naruto dan lebih memilih bermain ayunan sambil memakan melon ditangannya. Rantai janji pengikat seperti ini, tidak akan bisa mengikat janji pada eksistensi sekelas Naruto bahkan jika 1000x lebih kuat.

Mika tersenyum licik dan jauh dialam bawah sadarnya, bola energi berwarna crimson bercahaya redup. Di dalam bola itu, terpantul sebuah Rune yang jika diartikan berupa [Kontrak].

Naruto terlihat tidak memperdulikan senyum licik Mika, bagaimanapun Mika selalu memasang wajah ini ketika mereka berjanji. Sekarang lebih baik fokus dengan penyembuhan 3 gadis cantik itu.

"Baiklah. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus memukul mereka agar bangun? Atau menyalurkan energimu dengan 'wush' dan 'wish' kemudian 'wesh'."

Naruto menggelengkan kepalanya melihat tingkah Mika. "Aku akan memberikan cairan ini kepada mereka. Kamu cukup mengalirkan energimu keseluruhan tubuh mereka satu persatu, jika ada energi yang mencoba mengikis tubuh mereka, segera netralkan."

Mika memiringkan kepalanya dengan bingung. "Bagaimana cara menetralisir nya? Energiku memiliki karakteristik kehancuran dan gravitasi, aku tidak yakin bisa melakukannya. "

Naruto menyentuh tangan Mika dan membuat Mika mengedipkan matanya 2 kali dengan ekspresi bingung. Tapi dalam sepersekian detik, ekspresi Mika berubah bahagia dan nyosor ke Naruto.

(Author : . Author juga mw)

Tapi sebelum berhasil, Naruto yang tidak sadar ingin di sosor mengalirkan energinya lewat tangan Mika dan membuat Mika terkejut. Energi Naruto menginvasi tubuh Mika dan membuat Mika secara reflek melawannya. Mika mengerutkan dahinya karena jika dia melawan dengan keras, Naruto pasti akan terkena serangan balik yang hebat dan membuatnya terluka parah.

Mika tidak berpikir Naruto mencoba menyakitinya. Alasan Naruto melakukan ini jelas agar Mika dapat secara langsung menemukan cara untuk menetralisir energi. Setelah berpikir dan bereksperimen Mika akhirnya bisa menetralisir energi Naruto tanpa menyakiti Naruto.

Setelah itu, Mika memasang ekspresi sebal. "Tidak perlu sampai seperti itu kan? Kamu bisa terluka parah jika aku tidak bisa melakukannya."

Naruto yang mendengar ucapan kesal Mika tersenyum dengan acuh."Karena Mika yang melakukannya maka aku berani seperti ini. Aku yakin kamu tidak akan menyakitiku."

Perkataan Naruto sukses membuat ekspresi Mika menjadi linglung sejenak. Hal ini jelas dilihat oleh Naruto dan membuatnya menaikkan alisnya.

"Ada apa? Mika? Kamu baik-baik saja kan?"

Mika yang mendengar panggilan Naruto tersadar dari linglung nya dan segera tertawa. "Ada apa dengan ekspresi khawatir mu itu? Aku baik-baik saja."

Naruto yang melihat Mika baik-baik saja dan tertawa menghela nafas lega. Tapi pikirannya masih memikirkan penyebab perubahan Mika tadi yang tidak biasa.

'Apakah perkataanku mengingatkannya pada seseorang atau keluarganya?'

Mengingat Mika selalu sendiri dan kondisinya yang unik, Naruto tak pernah bertanya dan mendengar Mika membicarakan soal keluarganya. Jadi dapat dilihat situasi keluarga Mika tidak begitu baik walau kelihatannya Mika bisa menghamburkan uang seenaknya.

"Baiklah, ayo kita mulai. Lagipula banyak 'tikus abu-abu' yang bergerak kesini."

Naruto yang mendengar ucapan Mika terlihat tidak terkejut dan mengangguk pelan.

"Siapa yang harus kita sembuhkan menurutmu, Mika?"

Pertanyaan Naruto sukses membuat Mika memiringkan kepalanya sambil menusuk pipi kanannya dengan jari telunjuk. Membuat pipi chubby itu tenggelam sedikit, menambah keimutan nya lebih tinggi.

(Author: Diabetes aku wak.)

"Menurutku kita harus menyembuhkan gadis merah itu."

Naruto yang mendengar jawaban Mika segera menuju kearah Asihira. Kemudian menanyakan pertanyaan iseng.

"Memangnya kenapa dia dulu?"

Mika yang mendengar perkataan Naruto menunjuk kearah Serika dengan ekspresi khawatir.

"Jika Serika dulu, dia pasti akan marah-marah padaku jika dia ingat aku menendang wajahnya. Kalaupun tidak ingat. Dia cerewet sekali, aku tidak akan bisa konsentrasi."

Naruto mengeluarkan keringat sebesar bola pingpong mendengar perkataan Mika yang begitu jujur. Jika Serika mendengarnya, Mika pasti akan mendapat omelan sampai pagi.

"Serika akan menyemprot mu dengan kata-kata nya jika dia mendengar apa yang kamu katakan."

Mika yang mendengarnya menjadi cemas."Hei! Jangan mengadu! Aku akan menciummu. Tapi jangan mengadu oke?"

Naruto: ...

"Sudahlah. Jangan bercanda lagi. Ayo sembuhkan mereka."

"Yah~." Mika kecewa berat mendengarnya.

Naruto dan Mika menghampiri tubuh Asihira. Keduanya bersimpuh disamping Asihira dan dengan lembut, Naruto membuka mulut Asihira dan meneteskan 1 tetes cairan kehidupan.

Mika yang melihatnya segera memasang wajah serius dan mengalirkan energinya ketubuh Asihira melalui kontak telapak tangan. Tapi tanpa disadari oleh siapapun, bahkan Mika sendiri, aura crimson terlihat tercampur dalam energi Mika dan masuk kealam bawah sadar Asihira.

Terlihat luka ditubuh Asihira mulai sembuh dengan kecepatan tidak wajar. Semua luka luar dan dalam menghilang seolah tak pernah ada. Semua luka itu sembuh dan tidak menimbulkan bekas.

"Ughh."

Suara mengerang terdengar dari mulut mungil Asihira ketika Mika telah menarik kembali energinya. Merasakan semuanya lancar, Mika dan Naruto menghela nafas lega.

...

Pusat Kota: Rumah Sakit Cahaya

...

Rumah Sakit Cahaya adalah rumah sakit terbesar dan paling lengkap di Negara Neotara, dengan luas dua kali lapangan sepak bola dan ribuan tenaga medis profesional. Rumah sakit ini juga dilengkapi dengan robot AI.

Robot-robot ini tidak hanya digunakan untuk menghibur pasien tetapi juga membantu dalam operasi. Rumah Sakit Cahaya termasuk dalam lima besar rumah sakit tercanggih di dunia.

Namun sekarang, Rumah Sakit Cahaya terlihat kosong. Ini sangat aneh, mengingat tidak ada kerusakan atau mayat dalam jarak 200 meter dari bangunan.

Dalam situasi kacau seperti ini, pemandangan ini seharusnya tidak mungkin. Rumah sakit yang biasanya ramai dan sibuk seharusnya dipenuhi mayat atau setidaknya berantakan. Tapi kini, seluruh ruangan benar-benar bersih dan sunyi. Dinding dan lantainya berkilau seolah baru dipel dengan teliti. Tak ada setetes darah atau sosok tak bernyawa di mana pun.

Keheningan yang sangat tidak normal.

"Arrrggghhh!"

Jeritan menyakitkan tiba-tiba menggema dari dalam Rumah Sakit Cahaya, memecah kesunyian yang tidak wajar itu.

Sumber suara tersebut berasal dari sebuah ruang operasi. Di dalam ruangan itu, delapan sosok manusia diikat erat di atas ranjang rumah sakit.

Salah satu dari mereka dikelilingi kabut abu-abu, dan jeritan mengerikan tadi datang darinya. Kabut abu-abu berangsur-angsur memudar, memperlihatkan tubuh mungil seorang gadis yang tampak pingsan karena rasa sakit.

Di sudut ruangan, tampak bayangan humanoid dengan rambut panjang menjuntai hingga menyentuh lantai. Sosok itu tertutup bayangan gelap, menampakkan sepasang mata merah yang memandang dengan acuh tak acuh.

Anehnya, meskipun ruangan itu terang benderang dari segala sisi karena lampu, bayangan tetap menutupi tubuh sosok tersebut.

{Igusa Haruka, 18 tahun, Status: Awakening [Penguatan Ledakan, Tubuh: Sehat tanpa kontaminasi, Pikiran: Skizofrenia.}

Sosok humanoid itu berjalan mendekati gadis yang terbaring di ranjang, menyebutkan identitas dan informasi tentang dirinya. Seluruh tubuhnya tetap tertutup bayangan gelap, bahkan di bawah sinar lampu yang terang.

{Pasien masih membutuhkan penyembuhan. Persiapkan penyembuhan untuk pasien lain hingga kondisi Pasien Igusa Haruka stabil.}

TBC

Yo, gimana kabarnya? Semoga sehat semua. Terimakasih sudah mau menunggu update fic ini yang gk tentu. Sejujurnya saya sudah membuat ini hingga Arc Suo City selesai dan masuk Arc lain. Kalian juga liat cuplikan disetiap chapter kan? Sebenarnya sudah sampai sana. Tapi masih saya tahan karena bisa saja ada perubahan ditengah-tengah. Ini saja sudah mengalami 2 perombakan besar-besaran karena saya menambahkan beberapa karakter lagi.

Jika ada yang bertanya-tanya soal jadwal update. Saya masih mengatakan "tidak menentu". Mengingat saya masih sibuk kerja sama kuliah kali ini. Mungkin saat desember akhir sampai januari bakalan sedikit longgar. Mungkin bisalah fast up saat itu. Tapi untuk sekarang tidak bisa dulu, maaf ya.

Ok, itu dulu untuk A/N kali ini. Saya mau mandi dan kuliah.

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita sederhanaku.

Semoga terhibur.

Sampai jumpa dichapter selanjutnya!