Chapter 11: Kilas Balik dan Pertarungan
...
(Opening: Twilight-Brutal Legend Opening)
Source :
Music by : OTHOK OTHOK STUDIOS
Vocal by : BurexChannel and Amarynn_ (Youtube Channel)
Lyric : Amarynn_
Instrumental and Mix :haakun16
Music Arrangement : nickravela
(Music Starts: "Twilight – Brutal Legend Opening")
Layar perlahan memudar ke hitam, terdengar samar suara jeritan dan dentingan logam yang saling bertabrakan.
...
[In the darkness, I can't see the light]
[Painful screaming, blood runs down the knife]
Kamera menyorot ke sebuah kota yang hancur, diterangi cahaya bulan merah. Bangunan runtuh, dan bayangan Red Beast yang mengerikan bergerak di antara reruntuhan. Naruto berdiri di tengah-tengah kekacauan, menggenggam Necrocalibur yang bersinar merah, wajahnya penuh tekad.
...
[Echoes burning all throughout the night]
[Fighting for my life]
Kilatan adegan memperlihatkan Mika dan Asihira bertarung melawan gelombang Red Beast. Mika, dengan halo pink yang bercahaya, menghancurkan seekor makhluk raksasa dengan satu pukulan, menghempaskannya ke bangunan yang runtuh.
...
[Close to falling off the edge again]
[All this time we've failed to make amends]
Asihira menebas seekor Red Beast yang besar dengan katana berapi. Wajahnya tegang, namun penuh determinasi. Kamera memperlihatkan kilasan dirinya menatap refleksi di pedangnya, sejenak ragu sebelum kembali menyerang.
...
[What's all this? I wish to understand]
[As we reach the end]
Bayangan kabur [Angra] muncul dari kegelapan, auranya memancar energi gelap yang menakutkan. Kamera beralih ke Naruto, yang memejamkan mata, sementara Roda Rune di belakangnya memancarkan cahaya emas, menyingkirkan kegelapan di sekitarnya.
...
[Growing as we Sloth away, now we can't tell the fake from real]
[Envy, Lust inside their eyes for things they want fulfilled]
Adegan cepat menunjukkan ketiganya menghadapi berbagai bentuk monster: Mika menghantam tanah dengan kepalan tangannya, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan puluhan musuh; Asihira memotong makhluk menjadi dua dengan tebasan presisi; dan Naruto melompat ke udara dengan Necrocalibur yang menyala semakin terang.
...
[Take away our destiny, oh led by Greed and Gluttony]
[Their Pride still standing tall, and their Wrath will burn it all]
Kamera fokus pada Red Beast humanoid raksasa dengan mata bercahaya, menyerap makhluk lain untuk tumbuh lebih besar. Monster itu meraung dan menghancurkan bangunan dengan satu pukulan. Naruto, Mika, dan Asihira berdiri bersebelahan, bersiap menghadapi musuh yang menakutkan.
...
[So I'll fight with all the sins, drown in emptiness within]
[Now the curtains drop, let the show begin]
Naruto memimpin serangan, Roda Rune-nya berputar cepat di belakang. Mika melompat maju dengan energi pink berkilauan, sementara Asihira mengikuti dengan Totsuka-nya yang terbakar api. Ketiganya menyerbu, layar menjadi putih terang.
...
[Let us roll the dice tonight and dance upon the nightmares]
[Overwhelmed by darkness, faster and faster, hope begins to die]
Tulisan "Tabrakan Dunia" muncul di layar dengan efek api dan asap, diiringi raungan Red Beast dan dentingan pedang yang bergema.
...
...
...
Planet [GreenSeed] adalah planet biasa dengan sedikit keistimewaan, di mana kehidupan makhluk hidup tumbuh dan berkembang di permukaannya.
Planet ini dihuni oleh manusia dan dipimpin oleh ratusan negara, dengan tiga negara terkuat yang dikenal sebagai [3 Poros] mendominasi keadaan. Masing-masing dari ketiga negara ini memiliki kelebihan dan sistem pemerintahan yang unik.
Negara pertama adalah [Negara Eridu, yang dipimpin oleh 12 dewan yang disebut [Da'at]. Negara ini memiliki perkembangan teknologi yang sangat pesat, terutama dalam bidang komunikasi, transportasi, pertanian, bahkan militer.
Ini adalah negara yang mengembangkan teknologi AI dan robotika.
Kemudian ada [Eden Kingdom, sebuah kerajaan yang dipimpin oleh satu raja dan enam bangsawan kelas berat. Meskipun banyak konflik terjadi, bahkan sampai menyebabkan dua keluarga bangsawan terkuat musnah, Kerajaan Eden tetap memiliki kekuatan besar berkat inovasi di bidang militer dan monopoli ekonomi dari penjualan minyak dunia.
Terakhir, yang paling misterius, adalah [Negara Alvarez]. Kondisi negara ini sulit dipahami karena sangat tertutup, namun diketahui bahwa mereka menganut sistem kerajaan yang sangat berbeda. Semua orang dianggap setara di mata hukum, terlepas dari status sosial mereka—entah itu orang miskin, kaya, pejabat, atau gelandangan, mereka sama di mata hukum.
Lebih mengejutkan lagi, di sini Raja memiliki perintah mutlak yang tidak dapat dilawan oleh aturan mana pun. Hal ini karena hukum pertama negara ini berbunyi:
"[Raja adalah orang terpilih memimpin manusia, perintahnya melebihi aturan dan undang-undang]"
Sungguh sistem yang luar biasa, bukan?
Yang lebih menakjubkan, semua penduduk di sana meyakini prinsip ini dan tidak ada pemberontakan atau perselisihan. Jika terjadi masalah, begitu Raja turun tangan, semuanya segera terselesaikan.
Di bawah kepemimpinan mutlak satu orang, semua sumber daya dikelola dengan baik dan stabil. Ekonomi, pemerintahan, pembangunan, dan aspek lainnya berkembang pesat, hingga muncul kecenderungan bahwa negara ini bisa menjadi satu-satunya negara terkuat di dunia.
Setidaknya, hingga kiamat ini terjadi.
...
"Kau… Naruto dan, emm?" Asihira menatap ke arah Mika dengan bingung, dan Mika membalasnya dengan senyuman.
"Mika! Kamu bisa panggil aku M-I-K-A. Salam kenal."
"Umm, terima kasih sudah menyelamatkanku." Asihira mengucapkan terima kasih pada mereka berdua, tetapi ekspresi wajahnya tetap datar, dan matanya tampak kosong.
Mika sejenak terdiam melihat ekspresi itu—menggugah kenangan saat ia baru saja pindah ke sini dan belum bertemu dengan Naruto. Ekspresi yang sama yang dulu ia lihat di cermin setiap hari.
"Mika, sembuhkan yang lain."
Naruto menarik Mika menuju Yuuka dan Serika, lalu memberikan satu tetes esensi kehidupan pada mereka masing-masing, membuat Mika langsung terkejut.
"Heh! Satu-satu!" seru Mika kesal. Apa Naruto pikir menetralisir energi itu mudah?
Naruto tampak mengabaikannya, lalu melemparkan bola cahaya ke arah Asihira.
Dung!
"Uh?"
Asihira tersentak ketika bola cahaya mengenai kepalanya dan terpantul ke depan. Secara refleks, tangannya terulur menangkap bola itu.
"Refleksmu payah sekali, Asihira." Naruto berdiri dan menepuk celananya, sementara Mika, merasa diabaikan, menggembungkan pipinya dan terus menetralisir energi di tubuh Yuuka dan Serika.
Tanpa berkata apa-apa, Naruto menghancurkan bola cahaya ketiga, dan sebuah pedang muncul di tangannya. Pedang itu besar, dihiasi rune Elf Danau, makhluk konseptual yang berada di atas eksistensi sekelas [God-Domain].
[Cross-Calibur: Twin Black Dragon Sword of Promised Victory]
Naruto tiba-tiba mengayunkan pedangnya, atau singkatnya, Necrocalibur, ke arah Asihira. Serangan itu memancarkan niat membunuh yang cukup untuk membuat kesadaran Asihira kembali fokus. Pada mata crimson miliknya terpantul bayangan Necrocalibur yang terayun mendekatinya.
Ayunan itu terasa lambat—terlalu lambat untuk bahkan memotong ranting pohon. Namun, bagi Asihira, serangan itu tampak mematikan.
Adrenalin dalam tubuhnya mengalir di bawah tekanan. Jantungnya berpacu, mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Kedua tangannya refleks menggenggam bola cahaya hingga hancur.
Dalam cahaya yang menyilaukan, tangan Asihira kini menggenggam sebuah katana yang terbakar api. Tubuhnya yang masih duduk segera berguling ke belakang untuk menghindar.
"Wah! Tidak adil! Kenapa kamu memberinya senjata, bukan aku?!"
Naruto mengabaikan teriakan Mika di belakangnya dan kembali mengayunkan pedangnya. Kali ini, Necrocalibur berubah menjadi pedang rantai, yang berayun seperti cambuk ke arah Asihira tanpa ampun.
Asihira yang diserang tidak tinggal diam. Dia bergerak cepat, memperpendek jarak ke arah Naruto sehingga serangan Naruto meleset dan hanya menghantam buku dan rak di belakang.
Srett.
Asihira melesat dan tiba di depan Naruto, lalu mengayunkan pedangnya. Dengan jarak yang begitu dekat, Naruto tidak bisa menghindar—atau lebih tepatnya, tidak perlu menghindar.
Set.
Katana Asihira berhenti tepat sebelum menyentuh Naruto. Naruto menunduk, menatap Asihira.
"Sudah?"
Setelah perkataan Naruto selesai, Asihira secara tak terduga melepaskan katananya dan dengan cepat memeluk Naruto. Tangis pecah dari Asihira dan membuat Mika yang melihat ini ternganga.
"Apa yang terjadi?" gumam Mika, bingung. Sementara itu, Serika dan Yuuka mulai bangun dan juga terkejut melihat Asihira menangis.
...
"Tak kusangka ratu kendo yang menjadi juara nasional punya hubungan dengan berandalan terkuat di Kota Suo. Benar-benar tak terduga. Aku baru tahu."
Serika mencibir dengan nada yang tak mengenakkan. Tapi, bukannya membuat orang marah, hal itu hanya membuatnya tampak seperti gadis yang sedang cemburu.
Naruto tertawa mendengar perkataan Serika. "Kamu tidak pernah bertanya. Lagipula, kenapa aku harus memberitahumu soal hubungan kami?" goda Naruto.
"Huh!" Serika mendengus, tampak kesal dan memilih memalingkan wajahnya, sementara telinga kucing di kepalanya bergerak-gerak.
"Memang mengejutkan Asihira ternyata adik juniormu dalam bela diri. Pantas saja kalian berdua sama-sama punya kemampuan bertarung yang kuat," ucap Yuuka sambil mengunyah makaroni, matanya melirik Naruto yang berdiri dengan Asihira menempel padanya.
"Asihira belajar seni bela diri tangan kosong dari Kakek Hiruzen, sebelum akhirnya keluar karena merasa tidak cocok. Aku tidak tahu di mana dia belajar kendo, tapi kemampuannya luar biasa—berbanding terbalik dengan kemampuannya dalam pertarungan tangan kosong," jelas Naruto.
"Ekhm, bisakah kamu melepaskanku sekarang, Asihira? Situasinya cukup serius."
Naruto berdehem, mengingatkan Asihira yang masih memeluknya erat. Namun, Asihira hanya menggelengkan kepala dan memeluk lebih erat.
Naruto dan yang lainnya saling memandang dan memutuskan untuk membiarkannya. Asihira jelas sedang tidak baik-baik saja, jadi lebih baik begini dulu.
'Aku tidak tahu apa yang terjadi hingga membuatnya seperti ini,' pikir Naruto, mengelus kepala Asihira dengan lembut. Asihira pun tampak lebih tenang, dan pelukannya sedikit mengendur.
"Bagaimana kalian bisa dikendalikan?" Mika yang asyik mengunyah keripik kentang tiba-tiba melontarkan pertanyaan.
Serika dan Yuuka saling berpandangan, kemudian memalingkan pandangan ke arah Naruto, mengabaikan Mika yang bertanya. Mika menggembungkan pipinya, kesal melihat mereka mengacuhkannya.
Serika mulai berbicara, "Kami tak begitu ingat apa yang terjadi. Tapi yang jelas, kami ditangkap oleh makhluk abu-abu dan dibawa ke ruang bawah tanah kantor polisi. Selain itu, aku tidak ingat. Mungkin Yuuka ingat lebih banyak?"
Yuuka mengangguk. "Ada, aku ingat beberapa murid juga ditangkap. Tampaknya dari klub kendo…."
"Hah?!"
Asihira tersentak dan melepaskan pelukannya pada Naruto. Wajahnya tampak buruk akibat sisa-sisa air mata dan kesedihan, tapi matanya bercahaya dengan harapan kuat.
"Kamu tidak bohong, kan?"
Suara Asihira bergetar, membuat yang lain merasa tak nyaman. Serika mengerutkan kening, curiga bahwa Yuuka mungkin berbohong untuk menenangkan Asihira.
"Itu benar!" jawab Yuuka tegas, yang membuat yang lain mulai percaya. Serika masih tampak ragu, tapi dia diam saja dan membiarkannya, ada kemungkinan apa yang Yuuka katakan benar.
Asihira menoleh menatap Naruto dengan penuh harap. "Senpai…."
Naruto yang ditatap segera mengerti maksudnya. "Aku tahu. Tanpa kamu minta, kita akan menghancurkan makhluk itu. Dia terlalu berbahaya untuk dibiarkan hidup."
Mika mengerjapkan mata mendengar ucapan Naruto. "Naruto, kamu tahu makhluk apa itu?" tanya Mika, membuat yang lain penasaran.
Naruto mengangguk. "Namanya [Angra, eksistensi aneh yang tercipta dari distorsi roh senjata kuat. Biasanya, dia hanya akan melahap makhluk hidup di sekitarnya tanpa kecerdasan tinggi. Sungguh aneh jika dia melakukan hal seperti mengendalikan orang dan menculik mereka."
Naruto menjelaskan kepada mereka semua, dan mereka tampak terkejut sekaligus heran. Baru sehari bencana terjadi, tetapi Naruto sudah tahu banyak soal makhluk dunia lain. Ini benar-benar mengejutkan.
Naruto melihat keraguan mereka dan sempat terdiam. Pada saat Naruto hendak mengungkapkan identitasnya sebagai reinkarnasi dari makhluk kuat, Serika mendahuluinya dengan pertanyaan.
"Itu memang aneh. Jadi, bagaimana menurutmu, Naruto? Apakah ada kelemahan atau semacamnya? Kamu yang paling tahu tentang [Angra] aneh itu."
"Hmm, benar. Jangan menyimpan informasi sendiri. Kamu tidak akan gemuk jika menyimpan informasi," celetuk Yuuka setuju.
Naruto terdiam sejenak, menatap keempat gadis itu. Sikap mereka menegaskan bahwa mereka tidak begitu peduli soal keanehan di dirinya dan tetap mempercayainya. Naruto tertawa ringan karena merasa privasinya dihargai, lalu mulai menjelaskan.
"Seperti yang kubilang tadi, [Angra] adalah roh senjata terdistorsi, tanpa kehendak atau kecerdasan standar. Dia bergerak sesuai naluri membunuh dan berevolusi dengan melahap makhluk hidup. Namun, kali ini, [Angra] tampaknya berbeda, terlihat memiliki kecerdasan dan kehendak untuk melakukan sesuatu. Dia bahkan mengendalikan Yuuka dan Serika untuk mengumpulkan manusia di suatu tempat. Aku punya dugaan mengenai alasannya."
Naruto menarik napas dalam setelah berbicara panjang lebar. Setelah beberapa saat, dia melanjutkan, dengan kata-kata yang kini sudah tersusun di benaknya.
"Kita susun dulu informasi yang kita punya. Pertama, [Angra] bisa mengendalikan makhluk hidup dan mengubah ingatan mereka untuk bertindak sesuai keinginannya. Saat aku bertemu Serika dan Yuuka, kalian pernah bilang sedang menunggu di gerbang karena aku sudah menunggu kalian, padahal jelas tidak."
Naruto menatap Yuuka dan Serika. "Kedua, [Angra] tampaknya mampu mengendalikan seseorang sepenuhnya tanpa perlu mengubah ingatannya. Ini agak aneh, kenapa harus repot mengubah ingatan jika dia bisa langsung mengendalikan sepenuhnya? Mungkin ada alasannya. Bisa jadi dia punya banyak makhluk lain yang dikendalikan sehingga tak bisa mengontrol semuanya, atau kontrol penuh menghabiskan banyak energi dan hanya bisa bertahan sebentar."
"Benar. Selain itu, kekuatan Serika meningkat drastis saat dikendalikan sepenuhnya. Lihat saja, pakaiannya berubah karena sebelumnya terbakar habis oleh apinya sendiri." Mika tiba-tiba menyela seenaknya.
Ucapan Mika sukses membuat Serika, Yuuka, dan Asihira tertegun. Ketiganya memandang ke pakaian Serika, yang ternyata berubah dari seragam sekolah menjadi seragam olahraga yang kedodoran. Terlebih lagi, di dada kanannya tertera nama lengkap Naruto.
Naruto terdiam saat suasana tiba-tiba menjadi dingin. 'Firasatku buruk!' pikir Naruto dengan keringat dingin.
"Kyaaaa!"
Bam!
...
"Kemudian, ada hal lain yang kita ketahui: [Angra] tampaknya berusaha mengumpulkan manusia, entah untuk tujuan apa. Itu semua informasi yang kita punya. Apa ada yang ingin ditambahkan?"
Naruto, dengan stempel biru berbentuk telapak tangan di wajahnya, bertanya serius, tanpa menghiraukan Serika yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca serta Asihira dan Yuuka yang memandangnya seolah sedang melihat seorang bajingan.
'Aku bersih, oke? Kecuali waktu pertama, aku bahkan tidak melihat apa pun karena Mika yang membawanya. Kenapa aku disalahkan?' batin Naruto meratap. Namun, dia tetap diam, hanya berfokus pada topik tanpa memberikan kesempatan pada para gadis untuk melanjutkan percakapan soal pakaian Serika.
'Ini semua gara-gara Mika. Dasar anak bandel!'
Sementara itu, Mika menikmati adegan di depannya sambil terus mengunyah keripik kentang.
"Huft, ehm... Kami berdua sempat tertangkap oleh makhluk abu-abu itu sebelumnya. Tampaknya, [Angra] juga bisa mengendalikan makhluk abu-abu," Yuuka menambahkan, berdehem pelan untuk mengalihkan suasana. Bagaimanapun, mereka sedang dalam situasi genting, dan prioritas utama adalah menyelesaikan masalah di depan mereka.
Mendengar tambahan dari Yuuka, Naruto terdiam. Kemampuan untuk mengendalikan makhluk lain, terutama makhluk abu-abu, jelas akan menambah kerumitan dalam pertempuran mendatang. Makhluk [Angra] ini benar-benar harus dihadapi dan dimusnahkan secepat mungkin.
"[Angra] memiliki dua tubuh: tubuh utama dan tubuh Spirit. Untuk mengalahkannya, kita harus menemukan tubuh utamanya, yang merupakan senjata tempat dia berasal. Kita mungkin tidak bisa menghancurkannya, tapi aku bisa memurnikannya," jelas Naruto.
"Lalu tunggu apa lagi? Kita langsung saja serang," seru Asihira penuh semangat, ingin segera menyelamatkan anggota klubnya. Semakin lama menunggu, semakin beresiko situasi mereka.
Namun, Serika segera menenangkan Asihira dan berkata, "Kita tidak bisa langsung menyerang begitu saja. Ada beberapa masalah yang harus dipertimbangkan. Pertama, jumlah kita lebih sedikit. Kedua, kita tidak tahu seberapa kuat [Angra]. Ketiga, kita belum tahu pasti di mana lokasi tubuh utamanya. Keempat, kita tak yakin pemurnian bisa berlangsung cepat, dan jika ada gangguan saat prosesnya, itu bisa menjadi masalah besar."
Serika dengan tenang menyampaikan analisisnya, meski dalam hatinya ia sudah bertekad untuk menagih Naruto soal kejadian tadi. Naruto yang melihat Serika tenang justru merasa dingin di punggungnya. 'Setelah ini selesai, dia pasti akan menghajarku,' pikirnya.
Arona, yang dari tadi memantau, tertawa sambil terus mengunyah kuaci, menikmati pertunjukan dari layar monitor yang memperlihatkan sudut pandang Naruto.
"Kalau soal lokasi, kalian tak perlu khawatir. Aku sudah menemukannya. Aku melacaknya dari sisa energi yang ada di tubuh Serika," ujar Mika, kali ini dengan nada serius, yang langsung mengurangi ketegangan di antara mereka.
Asihira menggenggam pedangnya erat-erat, berkata dengan suara tegas, "Berapa pun banyaknya musuh, aku akan menebas mereka semua!" Cengkeramannya semakin kuat, dengan kobaran api menyala redup di bilah katana.
Dengan pedang ini, kepercayaan diri Asihira melonjak. Pedang ini bukan hanya senjata kuat, tapi juga menyimpan warisan teknik berpedang yang luar biasa. Teknik itu langsung tertanam di benaknya sejak ia menggenggam pedang ini, [Totsuka no Tsurugi].
Naruto lalu mengulurkan tangannya dan memperlihatkan belasan inti energi yang ia peroleh dari Red Beast, "Untuk pemurnian, aku butuh tambahan energi. Aku ingin minta izin untuk menggunakan inti-inti ini."
Semua inti energi ini diperoleh dari Red Beast yang dikalahkan oleh Yuuka, Serika, dan Mika. Jadi Naruto meminta izin terlebih dahulu. Jangan sampai ini menyebabkan kesalahpahaman dan perpecahan.
Yuuka, Serika, dan Mika segera menyetujuinya tanpa ragu. Serika menambahkan, "Semakin kuat kamu, semakin cepat proses pemurnian, dan tugas kita jadi lebih mudah. Tapi apa yakin kamu bisa meningkatkan kemampuan secepat itu?"
Naruto tersenyum dan menarik tangannya kembali. "Jangan khawatir, aku cukup kuat untuk menanganinya."
Memperkuat diri bisa dilakukan dengan cepat menggunakan sumber daya energi kristal kekuatan, dan sebagainya. Tapi tubuh dan jiwa butuh waktu istirahat setelah peningkatan, tapi ada beberapa kemampuan khusus yang dapat terus berkembang tanpa batas selama sumber daya ada. Dalam kasus Naruto, dia saat ini bukan sedang berevolusi, tetapi sedang memulihkan diri. Jadi batasan jeda bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh Naruto.
Selama sumber daya mencukupi, kekuatan Naruto akan terus pulih. Sebenarnya, bahkan tanpa sumber daya Naruto bisa pulih seiring berjalannya waktu. Tapi itu akan memerlukan waktu yang sangat lama.
Selain itu, umur yang dulu Naruto bakar saat melawan Mika terakhir kali telah terisi dan bahkan meningkat hingga [Infinity].
...
Kilas Balik-Selesai
...
TBC
Bertemu lagi dengan saya, Author gk jelas dengan banyak imajinasi aneh. Bagaimana menurut kalian chapter kali ini? Bahkan udah ada openingnya itu loh wkwkwkwk.
Ok, saya gk akan banyak ngetik. Itu saja kyaknya.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya
