Homo et Daemon
…
…
…
Chapter 6: Am I hateful to you?
…
…
Sejak kejadiann dimana Chanyeol mengurungnya di dalam kamar, Baekhyun tidak ingin keluar meskipun pintu itu tidak lagi terkunci. Bahkan untuk pergi sekolah saja Baekhyun enggan. Ia hanya berbaring di tempat tidurnya, ia sangat merindukan ibunya dan juga kakak-kakaknya.
"Tuan Baekhyun."
"..."
"Apa Tuan Muda ingin terus berada di kamar ini? Tanpa makan atau minum?"
"..."
"Tuan…"
"B-biarkan saja Hyung, Aku tidak nafsu makan sekarang."
"Tapi Tuan—"
"Sudahlah Kim. Jangan paksa dia. Biarkan saja dia. Nanti jika dia lapar, dia akan makan dengan sendirinya" Sahut Chanyeol di depan pintu.
"Tapi Tuan Chany—" Belum sempat Junmyeon menyelesaikan kalimatnya, Chanyeol telah lebih dulu pergi sambil menutup pintu kamar Baekhyun kasar. Saat ini Baekhyun sangat takut untuk berhadapan dengan Chanyeol.
Junmyeon mengusap surai hitam Baekhyun lembut, "Terkadang ada sesuatu yang harus kita mengerti meskipun tidak diberitahu alasannya_" Baekhyun hanya diam sambil mendengarkan apa yang diucapkan oleh Junmyeon.
"_kenapa tidak diberitahu alasannya? Karena takut akan menyakiti hati orang tersebut jika diberitahu alasan yang sebenarnya." Baekhyun membalikkan tubuhnya menghadap Junmyeon dan duduk di depannya. Pria yang berumur 30 tahun-an itu hanya tersenyum dengan masih mengusap surai hitam Baekhyun.
"Apakah alasannya itu karena dia membenci Baekhyun?"
Junmyeon senantiasa menampilkan senyuman teduhnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Bukankah tadi aku sudah bilang, dia takut menyakiti hati orang tersebut jika dia tahu alasannya."
"Menyakiti hati itu seperti apa Hyung?" Balas Baekhyun sambil mengerjapkan matanya dengan binar polos yang menggemaskan.
Junmyeon bingung mau menjawabnya, "Itu... itu seperti rasanya lenganmu tersayat sebuah pisau yang sangat tajam. Sakitnya hampir setara dengan hal itu."
Baekhyun memiringkan kepalanya sambil matanya mengedip-ngedip bingung, "Baekhyun tidak mengerti."
"Suatu saat nanti Baekhyun pasti mengerti. Sekarang ayo turun dan makan, jangan buat Tuan Chanyeol semakin marah dan mengurung Baekhyun lebih lama di kamar ini." Junmyeon menjawab sambil berusaha membujuk lelaki mungil itu untuk makan.
Baekhyun akhirnya mau menurut setelah lebih 3 hari tidak keluar kamar juga tidak makan dan minum. Baru saja Baekhyun duduk di meja makan, Chanyeol yang memang telah memulai sarapannya terlebih dahulu langsung bergegas berdiri dan meninggalkan Baekhyun. Baekhyun yang melihatnya hanya mampu menunduk, terlalu takut untuk berinteraksi dengan Chanyeol.
"Kau tidak perlu berpura-pura di depanku. Tunjukkan saja dirimu yang sesungguhnya" Perkataan Chanyeol yang tiba-tiba tersebut tentu saja membuat Baekhyun terkejut.
"A-aku tidak bisa." Sahut Baekhyun lirih.
Chanyeol membalikkan badannya dan menatap tajam Baekhyun yang sedang menunduk takut, "Kenapa? Apa kau sudah terbiasa dengan sikapmu yang sekarang ini?" Tanya Chanyeol dengan intonasi nada yang datar.
"Bisa di bilang begitu. Dengan aku bersikap seperti ini, setidaknya aku tidak perlu merasakan sakit atau apapun yang akan membuatku sedih. Anggaplah ini seperti pertahanan diriku." Aku Baekhyun pelan namun masih bisa di dengar Chanyeol. Ya, Baekhyun memang selama ini hanya berpura-pura untuk bersikap polos. Semata-mata agar orang-orang tidak menatap iba kepadanya.
"Kau hanya perlu menunjukkan sifat aslimu di depanku. Kau tidak perlu menunjukkannya di depan orang lain. Di sini tidak ada siapapun yang akan menyakitimu." Sahut Chanyeol sambil tetap memperhatikan Baekhyun.
"Tapi kau baru saja menyakitiku." Ucap Baekhyun dengan nada sendu. Kepalanya masih ia tundukkan dengan jemarinya yang memilin ujung baju yang di kenakannya hingga terlihat semakin kusut.
Chanyeol hanya diam dengan kedua tangannya dia lipat di dada mendengarkan apa lanjutan dari kalimat yang akan Baekhyun katakan.
"Kau membiarkanku terkurung di rumah ini. Kau tidak mengizinkanku untuk bertemu dengan keluargaku. Kau tidak mengizinkanku untuk tinggal bersama mereka lagi. Apa itu tidak termasuk dalam menyakitiku?" Lanjut Baekhyun dengan mata yang berkaca-kaca, kepalanya tidak dia angkat sama sekali.
"Ada hal yang harus kau ketahui alasannya tapi ada juga hal yang tidak harus kau ketahui alasannya." Sahut Chanyeol.
"Kau memintaku untuk menunjukkan sifat asliku tapi kau tidak percaya padaku. Bagaimana aku mau menunjukkan sifat asliku, jika orang di dekatku tidak mempercayaiku?" Kali ini Baekhyun memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya dan menatap ke dalam mata Chanyeol.
"Aku bukannya tidak percaya padamu, tapi—"
"Kalau begitu beritahu aku alasannya. Aku benar-benar ingin tahu." Potong Baekhyun dengan bibir yang bergetar ketakutan, karena demi tuhan ia baru saja memotong pembicaraan pria menakutkan dihadapannya.
"Sudah kukatakan bahwa tidak semua hal harus kau ketahui alasannya, Baekhyun!" Balas Chanyeol dengan nada yang sedikit mulai meninggi.
"Kau egois. Kau benar-benar egois." Baekhyun menjawab dengan bulir-bulir air mata yang semakin banyak berjatuhan menuruni pipinya yang sedikit tirus.
"Iya. Aku memang egois! Kau baru menyadarinya eoh?! Sekarang, aku bertanya padamu. Apa kau menyesal tinggal bersama orang egois sepertiku?! Apa kau menyesal berada di sisi orang egois sepertiku?!" Teriak Chanyeol yang membuat Baekhyun terkejut karena Chanyeol yang tiba-tiba terlihat marah saat mengatakannya.
"Iya. Aku menyesal! Aku menyesali semuanya!" Balas Baekhyun berteriak di depan Chanyeol lalu pergi ke kamarnya. Dia menangis sejadi-jadinya.
"Tuan—"
"Aku tidak apa-apa. Sekarang kau perintahkan anak buahmu untuk menangkap pengacara itu. Aku tidak mau harta yang seharusnya milik Baekhyun, jatuh ke tangan ibu nya yang kejam itu." Perintah Chanyeol kepada Junmyeon yang mendekatinya tersebut.
"Apa yang harus saya lakukan terhadap pengacara itu?" Tanya Junmyeon pelan sambil melirik sepiring nasi Baekhyun yang bahkan masih utuh di atas meja makan tersebut.
"Pertama buat dia berhenti mengurusi hal itu. Berikan berapapun uang yang dia mau. Tapi ketika dia melanggar atau tidak mau, maka gunakan cara ke dua yaitu bunuh dia dan buat kematiannya seperti dia sedang melakukan bunuh diri." Sahut Chanyeol sambil memijat pelan pelipisnya yang terasa sedikit berdenyut.
"Baik, tuan. Akan segera saya laksanakan." Junmyeon langsung pergi dan menemui pengacara yang bekerja sama dengan Kim Heechul untuk memindahkan semua harta yang sudah di wariskan ayah kandung Baekhyun untuk Baekhyun menjadi milik Heechul seutuhnya.
Chanyeol menaiki anak tangga, tapi saat berada di anak tangga terakhir, dia mendengar jelas suara tangisan Baekhyun. Dia memang iblis yang tidak memiliki hati, tapi Baekhyun pengecualian. Chanyeol mendekati kamar Baekhyun dan membukanya. Mendengar suara pintu kamarnya terbuka Baekhyun langsung terduduk dan menatap sendu Chanyeol yang berada di depan pintu kamarnya.
"Apa kau membenciku? Apakah alasannya itu karena kau membenciku?" Tanya Baekhyun dengan airmata yang terus jatuh di pelupuk matanya.
Chanyeol hanya diam tidak menjawab pertanyaan Baekhyun.
"Aku rasa kau benar-benar membenciku." Ucap Baekhyun lagi lalu menelungkupkan wajahnya ke bantal.
Chanyeol memilih untuk pergi dan menutup kembali pintu kamar Baekhyun. Sepertinya Baekhyun membutuhkan waktu untuk sendiri dulu, begitu pikirnya. Sementara Baekhyun masih terisak. Entah mengapa dia merasa hidup ini begitu tidak adil baginya.
'Kenapa aku begitu sulit untuk bersama keluargaku? Kenapa hidup ini tidak adil padaku? Orang lain bisa bahagia dengan keluarga mereka tapi kenapa tidak denganku? Apakah aku tidak pantas untuk bahagia?' – Batin Baekhyun meratapi nasibnya yang tidak pernah bahagia -pikirnya-.
Suara batin Baekhyun bisa didengar oleh Chanyeol yang saat ini berbaring di kamarnya. 'Maafkan aku, Baekhyun. Aku melakukan ini karena aku tidak mau kau dimanfaatkan ibumu lagi. Maafkan aku.'
Sementara seorang wanita cantik yang sedang berada di ruangan merah milik Chanyeol mendengar semua batin mereka. Tangannya mengepal tanda bahwa emosi sedang menguasainya. Dia semakin membenci manusia lemah bernama Baekhyun tersebut.
"Aku bersumpah akan menjauhkanmu dari Chanyeol. Bagaimanapun caranya Chanyeol harus menjadi milikku. Hanya milik seorang Lim Bora." Ucapnya dengan penuh amarah. Dia mengeluarkan sayap hitamnya dan terbang menjauh dari rumah itu menuju kerajaan iblis. Dia akan menemui Jaejoong, ibu kandung dari Chanyeol. Hanya ini satu-satunya cara memisahkan Baekhyun dari Chanyeol.
"Saya Kim Junmyeon. Saya ingin meminta anda untuk berhenti membantu wanita bernama Kim Heechul untuk mendapatkan harta yang seharusnya memang bukan miliknya."
Pengacara Jang itu mengeluarkan smirknya, "Kalian berani membayarku berapa jika aku berhenti?"
"Berapapun yang kau mau."
"Jika begitu aku ingin uang 1 milyar won secara cash."
Junmyeon mengisyaratkan lewat matanya pada anak buahnya untuk mengambilkan uang itu dan membawanya kehadapannya. Setelah menunggu, salah satu anak buahnya membawa dua buah koper yang isinya uang senilai 1 milyar won.
Pengacara Jang itu tersenyum puas melihat tumpukan uang di depannya, "Baiklah, saya akan berhenti membantu nyonya Kim Heechul."
"Aku peringatkan padamu, jika sampai kau melanggarnya maka kau akan tahu sendiri resikonya." Ancam Junmyeon dan langsung pergi meninggalkan pengacara Jang yang sedang menikmati tumpukan uang di depannya.
.
Drrtt... drrttt... drrtt...
.
Ponselnya berdering dan di layarnya terdapat nama Kim Heechul.
"Hallo nyonya"
"..."
"Maafkan saya nyonya, tapi saya akan berhenti membantu nyonya dalam mengambil alih harta itu."
"..."
"Nyonya cari saja pengacara yang lainnya. Saya benar-benar minta maaf."
.
Tutt... tutt... tutt...
.
Pengacar Jang memutuskan panggilannya. Dia tidak cukup bodoh untuk melanggar peringatan seorang Kim Junmyeon yang tak lain adalah tangan kanan Park Chanyeol. Dia masih sayang dengan nyawanya dan keluarganya.
Sementara di langit, Bora sedang berada di kerajaan iblis hitam.
"Benar-benar tidak bisa di biarkan."
"Benar eomma, Chanyeol tidak seharusnya jatuh cinta dengan manusia yang lemah itu."
"Kau tenang sayang, eomma pastikan kaulah yang akan segera menikah dengan Chanyeol dan menyingkirkan lelaki sialan itu dari hidup Chanyeol. Tapi untuk saat ini, kita harus sabar dahulu untuk menunggu waktu yang tepat."
"Tapi eomma, kalau tidak segera bertindak. Lelaki sialan itu akan terus menempel pada Chanyeol-ku."
"Eomma tahu sayang. Tapi kita harus sabar dulu. Kalau kita bertindak gegabah dan langsung menemui Chanyeol, eomma takut Seunghyun akan menemukan Chanyeol dan membunuhnya saat itu juga. Eomma tidak mau kehilangan putra eomma."
"Baiklah eomma Bora akan bersabar. Bora juga tidak mau kehilangan orang yang Bora cintai."
Jaejoong langsung memeluk gadis cantik di depannya, "Kau tenang saja, Chanyeol akan menjadi milikmu. Hanya kau yang pantas untuk menjadi ratu di kerajaan iblis hitam ini."
Bora tersenyum dan menganggukkan kepalanya, dia memeluk wanita paruh baya yang masih kelihatan anggun dan cantik itu, "Tentu saja eomma. Karena gelar ratu hanya pantas disandingkan untukku bukan untuk lelaki bumi itu."
Sementara itu di kerajaan iblis merah...
"Aku telah menemukan kelemahan dari anak itu."
"Katakan padaku apa kelemahannya!"
"Seorang lelaki lemah bernama Byun Baekhyun. Dia adalah seorang manusia bumi."
Yongguk tertawa kecil, "Tenyata kelemahan Lucifer Park ada pada lelaki itu. Tidak ku sangka. Youngjae, turunlah ke bumi dan bawa lelaki itu ke kerajaan ini!"
"Baik ayah."
"Dapatkan lelaki itu bagaimana pun caranya. Kita harus melumpuhkan Lucifer Park terlebih dahulu sebelum menyerang kerajaan iblis hitam."
"Perintah ayah akan aku laksanakan. Aku akan membawa manusia itu ke sini."
"Kalau begitu turunlah ke bumi dan bersikaplah seperti manusia pada umumnya."
Youngjae menganggukkan kepalanya. Dia membuka sayap merah menyalanya dan langsung turun ke bumi.
Kembali ke bumi~
Baekhyun benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan. Apa salahnya dia kembali ke ibunya dan datang ke sini, toh dia juga tidak akan melepaskan tanggung jawabnya tapi kenapa Chanyeol begitu ingin menahannya disini?
"Kau benar-benar jahat, Chanyeol. Kau jahat" Gumamnya yang masih terus menangis.
"Apa sebegitu bencinya kah dia denganku hingga menyiksaku seperti ini? Apa salahku? Hiks... kenapa kau begitu membenciku? Hiks..." Gumamnya lagi.
Sementara Chanyeol yang berada di kamarnya, mendengar gumaman Baekhyun tentangnya.
"Aku sama sekali tidak membencimu, Baekhyun-ah. Aku melakukan ini semua untuk kebaikanmu. Aku memang iblis dan tidak memiliki hati, tapi aku benar-benar tidak bisa untuk kehilanganmu dan melihatmu tersiksa lagi dan dimanfaatkan oleh orang tua kandungmu sendiri." Ucap Chanyeol pelan entah kepada siapa.
"Kau jahat, Chanyeol!" Gumam Baekhyun di kamarnya.
"Iya, aku jahat. Aku jahat juga untuk kebaikanmu." Sahut Chanyeol di kamarnya seakan membalas untaian kalimat yang diucapkan oleh Baekhyun.
"Walaupun begitu, kenapa aku tidak bisa membencimu?" Ucap Baekhyun lagi.
Chanyeol tersenyum di kamarnya, "Jangan pernah membenciku, Baekhyun. Karena aku akan melindungimu."
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku harus kabur?" Ucap Baekhyun dengan pemikiran bodohnya.
"Aku tidak akan membiarkanmu kabur dariku. Seberapa jauh pun kau berusaha kabur dariku, aku akan tetap menemukanmu. Karena kau adalah calon ratu kerajaan iblis hitam." Sahut Chanyeol dengan alis mengerut pertanda ia tidak setuju dengan rencana kabur Baekhyun yang sungguh gegabah.
Saat Chanyeol merasakan pergerakan Baekhyun yang ingin kabur, dia langsung bangun dari berbaringnya dan keluar dari kamarnya.
"Mau kemana kau?!" Ketus Chanyeol dengan memasang wajah seperti psikopat yang siap membunuh orang di depannya
Baekhyun bergetar ketakutan, dia tidak berani membalikkan tubuhnya. Setelah terdiam cukup lama, dia langsung lari. Dengan kecepatan kilat, Chanyeol sudah berada di depannya. Wajah Chanyeol sangat menyeramkan. Ia maju selangkah tapi Baekhyun mundur selangkah begitu seterusnya. Sampai tubuh Baekhyun terpentok ke dinding. Chanyeol mengurung tubuh Baekhyun dengan ke dua tangan nya yang berada di sisi kanan kiri Baekhyun.
"Ini peringatan terakhirku, jangan pernah kau berusaha kabur dariku atau kakakmu yang bernama Byun Yuri itu akan kehilangan pekerjaannya dan dipecat secara tidak hormat di salah satu perusahaanku di daerah Gangnam." Ancam Chanyeol dengan wajah dinginnya.
Baekhyun menggelengkan kepalanya, dia sangat tahu betul kakaknya sangat suka bekerja di sana. Karena selain tempatnya yang cukup dekat, gajinya juga lumayan besar. Hingga dia bisa membayar uang kuliah kakaknya yang keempat dan kelima, Seohyun dan Jinyoung.
"J-jangan pecat Yuri Noona. Kalau tuan memecat Yuri Noona, siapa yang akan membayar uang kuliah Seohyun Noona dan Jinyoung Hyung. Aku mohon tuan jangan pecat Yuri Noona. Aku janji tidak akan berusaha kabur lagi. Aku janji." Ucap Baekhyun cepat dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Chanyeol menurunkan tangannya, "Aku pegang ucapanmu. Tapi kalau sampai kau berusaha kabur lagi, kakakmu Yuri bukan hanya kehilangan pekerjaannya tapi juga kehilangan nyawanya." Ancam Chanyeol dingin tanpa melepaskan tatapan tajamnya dari manik mungil Baekhyun yang bergetar ketakutan.
Baekhyun sangat ketakutan saat ini. Dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang. Dia sangat menyayangi kakaknya yang satu itu. Dia tidak mau kehilangan kakaknya itu.
"A-a..aku mengerti." Sahut Baekhyun terbata-bata tanpa menatap Chanyeol.
Chanyeol langsung meninggalkan Baekhyun yang saat ini tengah terduduk lemas sambil menangis.
"Ayah… hiks… hiks… kenapa ayah meninggalkan Baekhyun sendirian di tempat seperti ini? Kenapa ayah tidak membawa Baekhyun bersama ayah? Baekhyun benar-benar ingin ikut ayah hiks… Baekhyun tidak betah berada di sini sendirian hiks… hiks.." Tangisnya tanpa tahu bahwa diam-diam Chanyeol mendengarnya lalu menghela napas kasar setelahnya.
.
.
.
TBC
Hai haii apa kabar kalian semuanya? Ada yang masih nungguin cerita ini nggk sih?;))
Haloo aku akhirnya memutuskan untuk kembali meneruskan cerita ini /tepuk tangan meriah/ setelah kurleb 5 tahun gw menghilang dari peradaban bumi /nggk deng/ yah gitulah pokoknya, alasan gw ngilang adalah karena gw sibuk bgt ama rl gw gais;( dan skrng gw (mudah2 an aja) banyak waktu luang karena telah menamatkan dunia perkuliahan itu /malah curhat/ yaudah lupain bacotan gw muehehe.
Sekian yak.. yuk monggo diriview biar gw semangat buat lanjutin, klo nggk ada yang riview berarti gw anggap udh gk ada lg yang baca cerita ini /huwee sedih/ buat yang lupa bisa baca ulang lg yak pai pai gais aku menunggu komen kalian * muahh
Oh satu lagi (janji terakhir hehehe) untuk judul dr cerita ini gw memutuskan untuk menggantinya jd 'Homo et Daemon' yang dari bahasa latin klo diterjemahin 'manusia dan iblis' gmn estetik nggk wkwk, gk ada bedanya sih ama judul sblmnya yaitu 'The Human and Demon: Lucifer' wkwk pengen ganti suasana baru aja /ceilah/ yaudah yah beneran saya pamit wkwk pai paii
